Deskripsi Lokasi
Bendung tetap yang dimiliki oleh aliran sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL merupakan
bending bertipe bending tetap yang mengairi bangunan bagi saluran srengseng hulu. Bangunan
bagi srengseng hulu mengaliri tujuh Saluran Sekunder (SS) yaitu SS Srengseng Hilir, SS Pulo
Sirih, SS Balong Tua, SS Kali Butek, SS Gamprit, SS Karang Getak dan SS Kedung Ringin.
Permasalahan yang sering terjadi di salam pemberian air irigasi adalah kehilangan air irigasi
akibat peresapan air kedalam tanah di mana tanah dalam keadaan jenuh atau disebut perkolasi.
Hal ini menyebabkan terjadinya kekurangan debit untuk pemenuhan air irigasi akibat adanya
kehilangan air di saluran sekunder.
Penelitian dilakukan di Wilayah Operasional Sub. Seksi Irigasi Sukatani. Dimana lokasi
melewati 3 Desa yaitu Desa Suka Karya, Desa Suka Indah dan Desa Suka Mulya serta 2
Kecamatan yaitu Kecamatan Suka Karya dan Kecamatan Sukatani Adapun peta lokasi penelitian
terdapat pada Gambar X
Arahan Konstruksi
Saluran Sekunder Srengseng Hilir mempunyai 34 bangunan yang berfungsi untuk mengaliri
petak sawah di wilayah kecamatan Sukatani, Sukakarya, Sukawangi,Cabangbungin dan Muara
Gembong. Saluran sekunder ini juga berpengaruh pada efisiensi irigasi terutama tingkat efisiensi
saluran. Saluran baru yang akan dibangun menggunakan tipe saluran irigasi ferrocement.
Menurut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (2021) Saluran irigasi ferrocement
adalah tipe saluran irigasi yang dibuat dengan dinding tipis beton bertulang yang dibuat dari
mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan kawat anyam/kawat jala (wiremesh) yang menerus
dan lapisan yang rapat serta ukuran kawat relatif kecil. Gambar tampak dan potongan saluran
ferrocement dapat dilihat pada Gambar X berikut
Efisiensi Pengaliran
Tingkat efisiensi saluran ini bergantung pada besarnya kehilangan air yang disebabkan oleh
penguapan, perkolasi, kebocoran, dan sadap liar. Menurut standar perencanaan irigasi saluran
irigasi sekunder dikatakan sudah efisien apabila tingkat efisiensi pengairan diatas 80%(Bahri et
al. 2019). Besar nilai efisiensi dinyatakn dengan persen, perhitungan dilakukan dengan
mempresentasekan hasil perbandingan Asa dan Adb. Berikut data efisiensi pengaliran untuk
setiap kode saluran disajikan pada Tabel X.
Tabel X Efisiensi pengaliran
Efisiensi
No Kode Saluran Adb (lt/detik) Asa (lt/detik)
pengaliran (%)
1 S1 1840 105 5,7
2 S2 1735 106 6,1
3 S3 1629 137 8,4
4 S4 237 50 21,2
5 S5 1887 71 38
6 S6 116 74 63,8
Dapat diketahui dari tabel diatas bahwa semua saluran sekunder Srengseng Hilir tidak ada
yang memenuhi standar efisiensi pengaliran sebesar 80%. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor
seperti Rembesan air, penyadapan air secara liar, banyaknya sampah dan rumput liar pada
saluran, endapan lumpur.
Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
Dalam meningkatkan nilai efisiensi saluran, maka perlu dilakukan pembangunan dan
perbaikan saluran sekunder. Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan biaya suatu
konstruksi berdasarkan gambar dalam persyaratan terlampir. Di dalam menentukan rencana
anggaran biaya dibutuhkan perhitungan volume galian dan timbunan, volume pekerjaan, upah
dan harga satuan pekerjaan, dan analisis harga satuan pekerjaan yang nantinya digunakan
sebagai acuan di dalam perhitungan rencana anggaran biaya (RAB). Berikut estimasi RAB yang
diambil dari biaya pembangunan lining ferrocement saluran sekunder cidukuh yang di
implementasikan kepada kondisi saluran sekunder Srengseng.
Tabel X Estimasi biaya pekerjaan lining ruas saluran sekunder Srengseng
SIMPULAN
Parameter yang pertama dihitung adalah kecepatan aliran (V) pada saluran sekunder.
Kecepatan aliran (V) diukur menggunakan current meter diatas jembatan sehingga dalam
pendataannya dilakukan pembagian section. Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan aliran,
ditemukan kecepatan rata-rata untuk P1 mencapai 22,9 cm/detik; P2 mencapai 20,9 cm/detik; P3
mencapai 17,5 cm/detik; P4 mencapai 24 cm/detik; P5 mencapai 19,9 cm/detik; P6 mencapai
20,7 cm/detik. Besar debit aktual pada P1 mencapai 2714 lt/detik; 1560 lt/detik; 175 lt/detik; 180
lt/detik; 274 lt/detik; 411 lt/detik. Semua saluran sekunder Srengseng Hilir tidak ada yang
memenuhi standar efisiensi pengaliran sebesar 80%. Hal ini disebabkan oleh banyak factor
seperti Rembesan air, penyadapan air secara liar, banyaknya sampah dan rumput liar pada
saluran, endapan lumpur.
Daftar Pustaka
Bahri FF, Yulius E, Setyowati A, Gunarti SS. 2019. Evaluasi pemberian irigasi Saluran Sekunder
Srengreng Hilir dari Bendung Tetap Cikarang Bekasi Laut. Jurnal Teoritis dan Terapan
Bidang Rekayasa Sipil. 7(1) : 19-36.
Fajrin M, Komar S, Handayani RHE. 2018. Desain saluran terbuka untuk lokasi penelitian
Underground Coal Gastification (UCG) di Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal
Pendidikan. 2(1):62–70.