Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PERENCANAAN DRAINASE DAN

SAWERAGE PERUMAHAN GRIYA ASRI


CIKARANG, KAB. BEKASI

Disusun Oleh :
Fathor Rohman
NIM : 331510135

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA
BEKASI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perumahan merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai


aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada
sistem saluran buangan yang memadai, misalnya drainase dan sawerage. Dengan
adanya drainase dan sawerage tersebut genangan air hujan dan limbah air kotor dapat
disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan limbah-limbah perumahan tidak akan
menimbulkan dampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat
tidak akan terganggu.
Air merupakan sumber daya alam yang paling berharga, karena tanpa air tidak
mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan manusia,
hewan, dan tanaman, tetapi juga merupakan media pengangkutan, sumber energi, dan
berbagai keperluan lainnya. Pada suatu saat dalam bentuk hujan lebat dan banjir, air
juga dapat menjadi benda perusak, menimbulkan kerugian harta dan jiwa, serta
menghanyutkan berjuta-juta ton tanah subur.
Distribusi air baik yang diatur oleh alam atau hasil rekayasa manusia, dapat
terdistribusi dengan tidak merata seperti jumlah air yang terdistribusi terlalu banyak
atau sedikit. Ketersediaan air yang berlebih atau terlalu banyak membutuhkan
penanganan tersendiri dalam suatu sistem perencanaan komprehensif yang disebut
sistem drainase.

Drainase berasal dari kata drain (mengeringkan) adalah prasarana yang


berfungsi mengalirkan air permukaan akibat hujan ke badan penerima air dan atau ke
bangunan resapan buatan. Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang
berfungsi mengendalikan air permukaan akibat hujan, sehingga tidak mengganggu
baik aktifitas serta harta benda milik Negara maupun masyarakat dan dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Sistem Drainase Perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi


kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air
yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah
permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat
dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan manusia.

Sistem off-site adalah sistem pembuangan air limbah dimana air limbah
disalurkan terlebih dahulu ke saluran pengumpul air buangan dan
selanjutnya disalurkan secara terpusat kebangunan pengolahan air buangan
sebelum di buang ke badan perairan (Fajarwati, 2000). Sistem off-site sama
seperti jaringan sewerage.

Sewage adalah cairan buangan yang dibawa melalui Sewer. Sewerage System
adalah suatu sistem pengelolaan Air Limbah mulai dari pengumpulan (sewer),
pengolahan (treatment) sampai dengan pembuangan akhir (disposal).

Gambar 1.1. Lay-out umum dari sistem drainase perkotaan

Dari sudut pandang yang lain, drainase sawerage adalah salah satu unsur dari
prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan
kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air dan banjir.

1.2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan penyusunan Perencanaan Jaringan
Draenase dan Sewerage dalam Pengelolaan Air limbah WWTP Graha Cikarang
Bekasi dalam rangka menanggulang banjir didaerah tersebut.
Fungsi Drainase Perkotaan

a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya lebih rendah dari
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan
infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.

b. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar


tidak membanjiri atau menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda
masyarakat juga infrastruktur perkotaan.

c. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan


untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.

d. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.


BAB II

KRITERIA PERENCANA

2.1 Kondisi Umum Daerah

Perumahan Graha Cikarang merupakan salah satu Perumahan yang ada di lemah
abang, kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang
terletak pada koordinat 1070 10’50” – 106010’42” BT dan 06016’42” – 06016’71”
LS.

Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Rel Kereta Api Lemah Abang-
Tambun,

Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Jend. Urip Sumoharjo, Tanjungsari.


Cikarang Utara

Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Raya Lemah Abang, sedangkan

Sebelah Selatan berbatasan dengan Simpang, Cikarang Utara.

Perumahan Graha Cikarang mempunyai luas wilayah sekitar 1120.800,82 m² yang


terdiri dari 499 rumah dan 34 ruko. Jumlah penduduk 2495 Jiwa.

Gambar 2.1 Peta Perumahan Graha Cikarang (Google map)


2.2 Intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah derasnya hujan yang jatuh pada luas daerah tadah hujan
tertentu. Ukuran deras hujan yaitu akumulasi tinggi hujan pada jangka waktu
(menit) tertentu dinyatakan dalam satuan mm per menit.

Data curah hujan di Indonesia dikumpulkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi


dan Geofisika (BMKG). Jika dikaitkan dengan perencanaan drainase, maka
penggunaan data curah hujan adalah untuk :

a. Perhitungan dimensi saluran drainase

b. Perhitungan dimensi bangunan-bangunan drainase

Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, menguap dan sebagian lagi
dialirkan ke permukaan yang lebih rendah. Hal ini tergantung dari porositas tanah
tadah hujannya (kondisi geologi setempat), disamping kerapatan vegetasi/tanaman.
Besarnya aliran dinyatakan dalam istilah debit air (Q) dalam satuan volume per
satuan waktu.

Perumahan Graha Cikarang sebagai daerah perencanaan mempunyai iklim


panas dengan suhu berada pada kisaran 28oC-32oC dan kelembaban udara berkisar
antara 80%-90%. Curah hujan rata-rata tiap bulan dengan data lima tahunan
berkisar antara 1405.8 mm dan jumlah rata-rata hari hujan selama 5 tahunan
berada di angka 117.15 hari setiap tahunnya.

Dibawah ini merupakan tabel curah hujan periode lima tahunan yang
bersumber dari Bapan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi yang di susun selama
periode lima tahunan yang diambil dari beberada stasiun pantau curah hujan yang
tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten Bekasi.
Table 2.1 jumlah curah hujan Kabupaten Bekasi.

Curah Hujan mm
Bulan
2010 2011 2012 2013 2014
Januari 304,1 138.5 228.8 351.6 560.22
Pebruari 187.0 99.9 156.3 199.7 291.23
Maret 108.5 50.4 145.2 125.5 105.57
April 80.7 138.7 134.7 180.4 119.75
Mei 95.4 92.2 33.0 145.9 80.82
Juni 103.0 41.7 47.0 52.5 111.29
Juli 62.3 44.5 1.6 108.0 96.7
Agustus 49.3 4.5 - 22.5 16.32
September 196.0 2.1 12.6 8.3 4.25
Oktober 292.2 43.9 12.0 71.0 12.64
November 149.4 110.1 157.4 82.0 146.21
Desember 112.3 152.1 154.6 263.9 132.39
Jumlah total 1739.9 918.5 1083.2 1611.3 1676.86
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2015

Sedangkan untuk jumlah hari hujan setiap bulan untuk periode ulang lima

tahunan yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.2 Rata-rata hari hujan setiap bulan


Hari Hujan
Bulan
2010 2011 2012 2013 2014
Januari 13 9 17 14 15
Pebruari 8 8 9 11 13
Maret 6 6 10 9 10
April 5 7 6 11 10
Mei 6 7 5 10 9
Juni 6 4 3 8 11
Juli 5 2 - 8 7
Agustus 4 - - 5 1
September 9 - 1 6 3
Oktober 10 4 2 7 1
November 10 7 9 9 9
Desember 9 10 10 14 10
Jumlah 92 64 74 112 98
total
Sumber : Kanupaten Bekasi dalam angka 2015
2.3. Perhitungan Perencanaan

Dalam perhitungan perencanaan ini kelompok 5 menggunakan berbagai

metode, pendekatan serta rumus-rumus sesuai dengan referensi yang didapat

oleh kelompok 5 mulai dari perhitungan drainase sampai perhitungan sewerage,

secara lebih lengkap perhitungan perencanaan dapat dijelaskan dibawah ini.

A. Perhitungan drainse yang meliputi :

 Analisa Data curah hujan selama lima tahun daerah Kabupaten Bekasi,

lihat tabel 2.1).

 Frekuensi Curah Hujan

Dalam menghitung frekuensi curah hujan kelompok 5 menggunakan

metode Log-Person III yang mencakup tiga parameter penting yaitu:

a. Menghitung harga rata-rata curah hujan

n
∑ logXi
Log X = i-I
n

b. Menghitung harga simpanan baku (standar deviasi)

n
∑ ( log Xi – log X )2
S = i-I
n–1

hitung koefisien kemencengan

∑ ( log Xi – log X )3
G = i-I
2
(n – 1) (n-2)s

c. Menghitung periode ulang 5 tahunan (logaritma hujan/banjir)

Log XT = Log X + K.s

Dimana K adalah variabel standar untuk X yang besarnya

tergantung koefisien kemencengan G.


 Analisa intensitas hujan.

I = R24 24
24 t

Dimana : R24 = tinggi hujan maksimum dalam 24 jam

t = lama waktu konsentrasi

I = instensitas hujan

 Koefiesien Run Off/Limpasan (C).

C = C1.A1 + C2.A2 + C3.A3 + Cn.An


A1 + A2 + A3 + An
Dimana :
C1 C2 C3 = koefisien pengaliran sesuai kondisi
permukaan (lihat tabel 3.3.)

A1 A2 A3 = luas daerah pengaliran

 Waktu Konsentrasi.

Tc = t1+t2

2 nd 0.167
t1 = 3 X 3.28 X lo is

L
t2 = 60 x V

Keterangan :
Tc = waktu konsentrasi (menit)
t1 = waktu untuk mencapai awal saluran dari titik terjauh (menit)
t2 = waktu aliran dalam aliran sepanjang L dari ujung saluran (menit)
lo = jarak titik terjauh ke fasilitas drainase (m)
L = panjang saluran (m)
nd = koefisien hambatab (lihat tabel)
is = kemiringan saluran memenjang
V = kecepatan air rata-rata pada saluran drainase (m/detik)
Tabel 2.6 koefisien hambatan (nd) berdasarkan kondisi permukaan

No Kondisi lapisan permukaan Nd


1 Lapisan semen dan aspal beton 0.013
2 Permukaan licin dan kedap air 0.020
3 Permukaan licin dan kokoh 0.100
4 Tanah dengan rumput tipis dan gundul sedikit kasar 0.200
5 Padang rumput dan rerumputan 0.400
6 Hutan gundul 0.600
7 Hutan rimbun dan hutan gundul rapat dengan 0.800
hamparan rumput jarang sampai rapat
Sumber : Pd. T-02-2006-B Departemen Pekerjaan Umum

 Perhitungan debit banjir.

Q = CxIxA

Dimana : Q = debit rencana dengan masa ulang T tahun (m3/detik)

C = koefisien pengaliran

I = intensitas curah hujan (mm/jam)

A = luas daerah aliran (km2)

 Perencanaan penampang

Dimensi yang ekonomis adalah saluran yang dapat melewatkan debit

maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran, dan kemiringan

dasar tertentu. Dalam perencanaan ini kelompok 1 merencanakan

penampang berbentuk segi empat.

 Kecepatan aliran.

1
V= n R2/3 .S1/2

Dimana : V = kecepatan aliran (m/detik)


R = jari-jari hidrolik (m)
n = koefisien kekasaran manning
S = kemiringan dasar saluran (%)

 Perhitungan Diameter/luas penampang basah.


B. Perhitungan Sewerage meliputi :

 Analisa kebutuhan air.

 Analisa average air limbah (80%).

 Analisa debit puncak.

 Debit infiltrasi.

 Kecepatan dan elevasi.

 Diameter pipa.
BAB III

PERENCANAAN DRAINASE

3.1. Analisa Saluran Drainase


Saluran drainase merupakan saluran yang dibuat pada sisi kanan dan kiri
jalan yang berfungsi untuk menampung dan mebuang air yang berasal dari
permukaan jalan dan daerah pengaliran sekitar jalan. Dalam merancang saluran
samping jalan harus diperhatikan pengaruh material untuk saluran tersebut
dengan kecepatan rencana aliran yang ditentukan oleh sifat hidrolis penampang
saluran (kemiringan saluran). Dalam merancang saluran samping pada suatu
jalan harus sesuai dengan kriteria dalammerancang suatu infrastruktur keairan
dari segi analisis hidrologi dan hidrolika.(Riskiana, 2013)
Sedangkan untuk sistem drainase sendiri menurut Pedoman Konstruksi dan
Banggunan Perencanaan Sistem Drainase Jalan Departemen Pekerjaan Umum
Tahun 2006 yaitu merupakan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air
atau ternpat peresapan buatan. Bangunan sistem drainase dapat terdiri atas
saluran penerima, saluran pembawa air berlebih, saluran pengumpul dan badan
air penerima.

Saluran drainase secara umum berfungsi untuk:

1. Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan


dan selanjutnya dialirkan lewat saluran drainse; menuju saluran pembuang
akhir.
2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan
masuk ke daerah perkerasan jalan.
3. Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.
Dalam garis besar, perencanaan saluran drainase samping mencakup (tiga)
tahap proses sebagai berikut:
a. Analisis hidrologi
b. Perhitungan hidrolika
c. Gambar Rencana

Analisis hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topografi


daerah,
karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana.
Hasil analisis hidrologi adalah besarnya debit air yang harus ditampung oleh
saluran. Selanjutnya atas dasar debit yang kita peroleh maka dimensi saluran
dapat kita rencanakan berdasarkan analisa/perhitungan hidrolika

3.2. Analisa Daerah Tangkapan


Dalam merencanakan desain drainase ini daerah tangkapan berada di
elevasi yang relatif datar yaitu berada diantara 18-21 meter diatas permukaan
laut sehingga dalam perencanaanya tidak terlalu sulit, di elevasi terendah yaitu
18 mdpl terdapat saluran drainase primer yang merupakan sungai Cilemah
Abang yang berada sebelah timur daerah perencanaan.
Selain daerah yang relatif datar jumlah dan layout perumahan juga relatif
tersusun dengan rapi sehingga dalam perencanaannya tidak mengalami banyak
kendala dimana dalam perencanaan drainase pada umumnya daerah
perencanaan terlampau menyebar dan tidak efisien sehingga mengakibatkan
biaya yang lebih tinggi dalam perencanaannya.
3.3. Analisa Perencanaan
A. Analisa Curah Hujan
Perhitungan analisa frekuensi curah hujan dapat dilihat pada tabel 3.1
dibawah ini yang mana perhitungan menggunakan data curah hujan lima
tahunan daerah Kabupaten Bekasi sesuai dengan tabel 2.1 dan menggunakan
metode Log Person III.

Tebel 3.2 Tabel perhitungan curah hujan dengan metode Log Person III

(Log(Xi)-Log (Log(Xi)-Log
Tahun Xi Log(Xi) Log(Xi)-Log X
X)2 X)3
2010 145 2.161 0.106 0.011 0.001
2011 77 1.886 -0.169 0.028 -0.005
2012 90 1.954 -0.101 0.010 -0.001
2013 134 2.127 0.072 0.005 0.000
2014 140 2.146 0.091 0.008 0.001
n=5 586 10.275 0.0000 0.063 -0.003
Sumber : Hasil perhitungan

a. Harga rata-rata curah hujan

n
∑ logXi
Log X = i-I
n

= 10.275 = 2.055
5
b. Harga simpangan baku

n
∑ ( log Xi – log X )2
S = i-I
n–1

= 0.063 = 0.125
4

c. Koefisien kemencengan

∑ni=1 ( log Xi – log X )3 - 0.003


G = = = - 0.016
2 2
(n – 1) (n-2)s 4x3x0.125

Dengan nilai G -0.016, selanjutnya menetukan koefisien kemencengan


(K) menggunakan tabel koefisien Log-Person III dengan cara interpolasi ke
angka 5 dikarenakan kelompok 5 akan menggunakan periode ulang hujan 5
tahunan dan K 5 didapat sebesar 0.845.

B. Periode Ulang

Perhitungan periode ulang menggunakan rumus LOG XT = LOG X + K.s dan


hasilnya didapatkan sebagai berikut:
Log X5 = 2.055 + (0.845 x 0.125)
Log X5 = 2.16
X5 = 144.544

C. Intensitas Curah Hujan

Sebelum menghitung Intensitas curah hujan sebelumnya menghitung terlebih

dahulu waktu konsentrasi aliran (tc), dengan menggunakan kecepatan aliran (V)

standar yaitu 0.2 m/s dan sloop sebesar 0.008 % untuk mengetahui waktu

konsentrasi dapat menggunakan rumus seperti yang telah dipaparkan di bab

sebelumnya yaitu:
Tc = t1+t2
2 nd 0.167

t1 = 3 X 3.28 X lo is
L
t2 = 60 x V
2 0.013 0.167

t1 = 3 X 3.28 X 30
0.008

= 1.457 menit
125
t2 = 60 x 0.2
= 10 detik = 0.17 menit
Jadi Tc = t1+t2

= 1.457 + 0.17 = 1.627 menit


Tc = 0.0271 jam
Jadi intensitas curah hujan dapat dihitung sebagai berikut.

144.544 24
I= X[ ] 2/3
24 Tc

144.544 24
I= X[ ] 2/3
24 0.0271

= 555.418 mm/jam
D. Koefisien Pengaliran
a. Menetukan Luas daerah perencanaan yang dapat disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3.5 perhitungan luas daerah perencanaan
Luas Area unit total LUAS luas jalan tanah total luas area
NO DARI KE
skala 1:100 m2 beton kosong (A)

1 B1 B5 3750 3750 450 750 4950

2 B2 C1 2500 2500 450 240 3190

3 B3 C2 3200 3200 450 200 3850

4 B4 C3 2450 2450 450 150 3050

5 B5 C4 2475 2475 450 125 3050

6 A2 C5 4700 4700 1300 1050 7050

7 A3 C6 6800 6800 1300 0 8100

8 A4 C7 6680 6680 1300 0 7980

9 A5 B10 1850 1850 250 0 2100


10 E1 C8 2380 2380 250 0 2630

11 A6 C9 6200 6200 1300 960 8460

12 D1 D2 1800 1800 250 130 2180

13 B11 B12 1750 1750 250 100 2100

14 D3 D6 4400 4400 450 0 4850


15 D4 F4 4300 4300 450 0 4750

16 D5 E3 1100 1100 250 0 1350

17 E2 E4 1800 1800 250 200 2250

18 F1 F2 5400 5400 250 2500 8150


Sumber : Data perhitungan

Hasil lengkap seluruh perhitungan dapat dilihat dilampiran.

b. Menentukan nilai koefisien C yang dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Harga koefisien pengaliran (C).


Sumber : Pd. T-02-2006-B Departemen Pekerjaan Umum

Keterangan :
 Harga koefisien pengaliran ( C ) untuk daerah datar diaml rilnilai C
yang terkecil dan untuk daerah lereng diambil nilai C yang terbesar.
 Harga faktor limpasan (fk) hanya digunakan untuk guna lahan sekitar
saluran selain bagian jalan.

Sesuai dengan rumus yang telah di paparkan pada bab sebelumnya maka
diperoleh hasil sebagai berikut.

C = C1.A1 + C2.A2 + C3.A3 + Cn.An


A1 + A2 + A3 + An
Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.7 perhitungan Koefisien Run off (C)


Luas Area total
koefisien luas jalan koefisien tanah koefisien total luas koefisien
NO DARI KE unit skala LUAS jumlah jumlah jumlah
run off beton run off kosong run off area (A) run off ( C )
1:100 m2
1 B1 B5 3750 3750 0,5 1875 450 0,7 315 750 0,1 75 4950 0,458
2 B2 C1 2500 2500 0,5 1250 450 0,7 315 240 0,1 24 3190 0,498
3 B3 C2 3200 3200 0,5 1600 450 0,7 315 200 0,1 20 3850 0,503
4 B4 C3 2450 2450 0,5 1225 450 0,7 315 150 0,1 15 3050 0,510
5 B5 C4 2475 2475 0,5 1237,5 450 0,7 315 125 0,1 12,5 3050 0,513
6 A2 C5 4700 4700 0,5 2350 1300 0,7 910 1050 0,1 105 7050 0,477
7 A3 C6 6800 6800 0,5 3400 1300 0,7 910 0 0,1 0 8100 0,532
8 A4 C7 6680 6680 0,5 3340 1300 0,7 910 0 0,1 0 7980 0,533
9 A5 B10 1850 1850 0,5 925 250 0,7 175 0 0,1 0 2100 0,524
10 E1 C8 2380 2380 0,5 1190 250 0,7 175 0 0,1 0 2630 0,519
11 A6 C9 6200 6200 0,5 3100 1300 0,7 910 960 0,1 96 8460 0,485
12 D1 D2 1800 1800 0,5 900 250 0,7 175 130 0,1 13 2180 0,499
13 B11 B12 1750 1750 0,5 875 250 0,7 175 100 0,1 10 2100 0,505
14 D3 D6 4400 4400 0,5 2200 450 0,7 315 0 0,1 0 4850 0,519
15 D4 F4 4300 4300 0,5 2150 450 0,7 315 0 0,1 0 4750 0,519
16 D5 E3 1100 1100 0,5 550 250 0,7 175 0 0,1 0 1350 0,537
17 E2 E4 1800 1800 0,5 900 250 0,7 175 200 0,1 20 2250 0,487
18 F1 F2 5400 5400 0,5 2700 250 0,7 175 2500 0,1 250 8150 0,383

Sumber : hasil perhitungan (hasil perhitungan secara keseluruhan dapat dilihat dilampiran)
E. Debit Banjir Rencana

Q = CxIxA

Perhitungan dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Pengolahan data curah hujan


Tahun Xi Log(Xi) Log(Xi)-Log X (Log(Xi)-Log X)2 (Log(Xi)-Log X)3
2010 145 2.161 0.106 0.011 0.001
2011 77 1.886 -0.169 0.028 -0.005
2012 90 1.954 -0.101 0.010 -0.001
2013 134 2.127 0.072 0.005 0.000
2014 140 2.146 0.091 0.008 0.001
Jumlah 586 10.275 0.0000 0.063 -0.003
2.05506681
Sumber : Data perhitungan

(Data terlampir.)

F. Perencanaan Penampang

Diketahui data sebagai berikut:


koefisien Intensitas Curah Debit Q =
NO DARI KE
run off ( C ) Hujan ( I ) C.I.A
1 B1 B5 0,458 555,4180000 0,349450492

Q = 0,349450492 m3/detik

Kemiringan dasar rencana = 0.008


Bentuk saluran rencana adalah Persegi panjang yang dapat menggunakan rumus
persamaan meaning dengan perhitungan sebagai berikut:

n = 0,015 Q = 0,349 m³
So = 0,008

A = 2b.b =2b² w
P = b+b+2b = 4b b

2b
Jadi perhitungannya dapat diterapkan sebagai berikut :

Q = 1/n x R2/3 x Sₒ½ x A

0,349 = 1/ 0,015 x ( b/2 )2/3 x 0.008 ½ x 2b²

0,349 = 66,667 x ( b2/3/1,58 ) x 0,089 x 2b²

0,349 = 5,93 x ( b2/3/1,58 ) x 2b²

0,0589 = b2/3 x ( 2b²/1,58)

0,0589 = b2/3 x 1,26b²

0,047 = b2/3 x b6/3

0,047 = b8/3

0,047 = b2,66

b = 0,0471/2,66

b = 0,316 (dibulatkan) b = 0,4 m

A = 2(0,4 x 0,4 ) = 0, 32 m w
P = 0,4+0,4+2(0,4) = 1,6 m b = 0,4

2b = 0,8 m

Menentukna tinggi jagaan


W = 0.5 x b
W = 0.5 x 0,4
W = 0.45 m (dibulatkan)
W = 45 cm
Menentukan jari-jari hidrolis
R = A/P
R = 0,32/1,6
R = 0,2 m
Menentukan kecepatan aliran
V = Q/A
= 0,349/0.32
= 1,090 m/s
BAB IV

DATA DAN PERHITUNGAN

3.1 Deskripsi Wilayah


Batas wilayah yang akan dilayani di perumahan Graha Cikarang yang terdiri dari 503
rumah yang setiap rumahnya terdiri dari 4 (empat) orang dengan kebutuhan air 120
liter/orang/hari.
3.2 Data
Dalam perencanaan sisitem pengolahan air buangan ini diperlukan beberapa data.
Adapun data yang diperlukan adalah:
1. Peta wilayah perencanaan system pengolahan air buangan
Peta terlampir
2. Garis kontur tanah wilayah perencanaan system pengolahan air buangan
Garis kontur terlampir
3. Denah instalasi pengolahan air buangan
Gambar denah terlampir
3.3 Perhitungan
Tabel 3.1. Perhitungan Jaringan Pipa Sewerage (Pipa Skunder)

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


1 1-A 18 0.000080000 61.8 2.865385529 0.008090615 0.5 2.131846834
3.75261E-05
0.033479425 m
33.47942543 mm
1.318087615 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


2 2-B 19 0.000084444 86.8 2.41778366 0.005760369 0.5 1.798831043
4.69441E-05
0.036073939 m
36.07393926 mm
1.420233829 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


3 3-C 18 0.000080000 36.6 3.115198881 0.009562842 0.35 2.317707967
3.45169E-05
0.032559452 m
32.55945232 mm
1.281868202 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


4 4-D 23 0.000102222 98.9 2.265057102 0.005055612 0.5 1.685202484
6.06587E-05
0.039291422 m
39.29142162 mm
1.546906363 inchi
No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter
5 5-E 19 0.000084444 86.6 2.420573948 0.005773672 0.5 1.800907017
4.689E-05
0.036060073 m
36.06007266 mm
1.4196879 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


6 6 -F 19 0.000084444 86.2 2.170044608 0.004640371 0.4 1.614513188
5.23033E-05
0.037397551 m
37.3975509 mm
1.472344524 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


7 7-G 19 0.000084444 86.8 2.162531448 0.004608295 0.4 1.608923397
5.24851E-05
0.03744081 m
37.44081024 mm
1.474047647 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


8 8-H 18 0.000080000 81.7 2.229006147 0.004895961 0.4 1.658380573
4.82398E-05
0.03640284 m
36.40283958 mm
1.433182661 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


9 9-I 20 0.000088889 119 2.064922803 0.004201681 0.5 1.536302565
5.7859E-05
0.038677368 m
38.67736753 mm
1.522731005 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


10 10 - J 20 0.000088889 121 2.047786217 0.004132231 0.5 1.523552946
5.83432E-05
0.038784957 m
38.78495651 mm
1.526966792 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


11 11 - K 19 0.000084444 115 2.100527543 0.004347826 0.5 1.562792492
5.40343E-05
0.03780564 m
37.80563951 mm
1.488411004 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


12 12 - L 18 0.000080000 106 1.956903282 0.003773585 0.4 1.455936042
5.49475E-05
0.038017413 m
38.01741322 mm
1.496748552 inchi
No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter
13 13 - M 18 0.000080000 54.9 2.543549235 0.006375228 0.35 1.892400631
4.22743E-05
0.034835788 m
34.83578763 mm
1.371487702 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


14 14 - N 18 0.000080000 31 2.860760207 0.008064516 0.25 2.128405594
3.75868E-05
0.033497459 m
33.49745907 mm
1.318797601 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


15 15 - O 25 0.000111111 129.2 1.981737119 0.003869969 0.5 1.474412416
7.53596E-05
0.042238923 m
42.23892309 mm
1.662949728 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


16 16 - E 22 0.000097778 94.4 2.073654016 0.004237288 0.4 1.542798588
6.33769E-05
0.039869762 m
39.86976201 mm
1.56967567 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


17 17 - F 19 0.000084444 89.8 1.988786451 0.00389755 0.35 1.479657119
5.70703E-05
0.038500822 m
38.50082168 mm
1.515780381 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


18 18 - G 19 0.000084444 91.2 2.109720268 0.004385965 0.4 1.569631879
5.37989E-05
0.037750649 m
37.75064915 mm
1.48624603 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


19 19 - P 18 0.000080000 46.1 2.345912667 0.005422993 0.25 1.745359024
4.58358E-05
0.035787806 m
35.78780567 mm
1.408968727 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


20 20 - Q 19 0.000084444 59 2.45358052 0.005932203 0.35 1.825463907
4.62592E-05
0.035897644 m
35.89764382 mm
1.413293064 inchi
No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter
21 21 - R 19 0.000084444 73 2.23708311 0.004931507 0.36 1.664389834
5.0736E-05
0.037020193 m
37.02019279 mm
1.457487905 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


22 22 - S 19 0.000084444 71 2.138642108 0.004507042 0.32 1.591149728
5.30713E-05
0.037579703 m
37.5797031 mm
1.47951587 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


23 23 - T 19 0.000084444 73 2.109142183 0.004383562 0.32 1.569201784
5.38136E-05
0.037754098 m
37.7540978 mm
1.486381803 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


24 24 - U 19 0.000084444 72 2.123738497 0.004444444 0.32 1.580061442
5.34438E-05
0.037667405 m
37.66740508 mm
1.482968704 inchi

No Jalur J.Rumah Q (M3/s) L (m) V (m/s) Slop Elevasi Diameter


25 25 - V 19 0.000084444 70 2.153863952 0.004571429 0.32 1.60247478
5.26963E-05
0.037490966 m
37.49096564 mm
1.476022269 inchi
Tabel 3.2. Perhitungan Jaringan Pipa Sewerage (Pipa Primer)

No Jalur Q (M3/s) L (m) Slop V (m/s) Elevasi (m) Diameter


1 L-W 0.000342222 102.4 0.00977 3.148055065 1 2.342152968
0.000146114
0.052670121 m
52.67012112 mm
2.073626816 inchi

No Jalur Q (M3/s) L (m) Slop V (m/s) Elevasi (m) Diameter (m)


2 V-W 0.000506667 324.7 0.0037 1.936608249 1.2 1.440836537
0.000351648
0.070583394 m
70.58339441 mm
2.778873796 inchi

No Jalur Q (M3/s) L (m) Slop V (m/s) Elevasi (m) Diameter (m)


3 W-H 0.000848889 56 0.0125 3.561617735 0.7 2.649843594
0.000320354
0.068424275 m
68.42427474 mm
2.693869084 inchi

No Jalur Q (M3/s) L (m) Slop V (m/s) Elevasi (m) Diameter (m)


4 H-O 0.001662222 182 0.00824 2.892026274 1.5 2.151667548
0.000772527
0.091756739 m
91.7567392 mm
3.612470047 inchi

No Jalur Q (M3/s) L (m) Slop V (m/s) Elevasi (m) Diameter (m)


5 A-N 0.000164444 110.6 0.00633 2.534333447 0.7 1.885544084
8.72133E-05
0.044346652 m
44.34665206 mm
1.745931183 inchi

No Jalur Q (M3/s) L (m) Slop V (m/s) Elevasi (m) Diameter (m)


6 C-N 0.000240000 80.8 0.00619 2.505945493 0.5 1.864423447
0.000128726
0.05049196 m
50.49195989 mm
1.987872437 inchi

No Jalur Q (M3/s) L (m) Slop V (m/s) Elevasi (m) Diameter (m)


7 N-O 0.000484444 36.2 0.00552 2.36784359 0.2 1.761675631
0.000274991
0.065028841 m
65.0288406 mm
2.560190575 inchi

No Jalur Q (M3/s) L (m) Slop V (m/s) Elevasi (m) Diameter (m)


8 O-X 0.002995556 135.5 0.01107 3.351724243 1.5 2.493682836
0.001201258
0.106302967 m
106.3029673 mm
4.185156193 inchi

Anda mungkin juga menyukai