Disusun Oleh :
Fathor Rohman
NIM : 331510135
Sistem off-site adalah sistem pembuangan air limbah dimana air limbah
disalurkan terlebih dahulu ke saluran pengumpul air buangan dan
selanjutnya disalurkan secara terpusat kebangunan pengolahan air buangan
sebelum di buang ke badan perairan (Fajarwati, 2000). Sistem off-site sama
seperti jaringan sewerage.
Sewage adalah cairan buangan yang dibawa melalui Sewer. Sewerage System
adalah suatu sistem pengelolaan Air Limbah mulai dari pengumpulan (sewer),
pengolahan (treatment) sampai dengan pembuangan akhir (disposal).
Dari sudut pandang yang lain, drainase sawerage adalah salah satu unsur dari
prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan
kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air dan banjir.
1.2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan penyusunan Perencanaan Jaringan
Draenase dan Sewerage dalam Pengelolaan Air limbah WWTP Graha Cikarang
Bekasi dalam rangka menanggulang banjir didaerah tersebut.
Fungsi Drainase Perkotaan
a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya lebih rendah dari
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan
infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.
KRITERIA PERENCANA
Perumahan Graha Cikarang merupakan salah satu Perumahan yang ada di lemah
abang, kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang
terletak pada koordinat 1070 10’50” – 106010’42” BT dan 06016’42” – 06016’71”
LS.
Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Rel Kereta Api Lemah Abang-
Tambun,
Intensitas hujan adalah derasnya hujan yang jatuh pada luas daerah tadah hujan
tertentu. Ukuran deras hujan yaitu akumulasi tinggi hujan pada jangka waktu
(menit) tertentu dinyatakan dalam satuan mm per menit.
Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, menguap dan sebagian lagi
dialirkan ke permukaan yang lebih rendah. Hal ini tergantung dari porositas tanah
tadah hujannya (kondisi geologi setempat), disamping kerapatan vegetasi/tanaman.
Besarnya aliran dinyatakan dalam istilah debit air (Q) dalam satuan volume per
satuan waktu.
Dibawah ini merupakan tabel curah hujan periode lima tahunan yang
bersumber dari Bapan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi yang di susun selama
periode lima tahunan yang diambil dari beberada stasiun pantau curah hujan yang
tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten Bekasi.
Table 2.1 jumlah curah hujan Kabupaten Bekasi.
Curah Hujan mm
Bulan
2010 2011 2012 2013 2014
Januari 304,1 138.5 228.8 351.6 560.22
Pebruari 187.0 99.9 156.3 199.7 291.23
Maret 108.5 50.4 145.2 125.5 105.57
April 80.7 138.7 134.7 180.4 119.75
Mei 95.4 92.2 33.0 145.9 80.82
Juni 103.0 41.7 47.0 52.5 111.29
Juli 62.3 44.5 1.6 108.0 96.7
Agustus 49.3 4.5 - 22.5 16.32
September 196.0 2.1 12.6 8.3 4.25
Oktober 292.2 43.9 12.0 71.0 12.64
November 149.4 110.1 157.4 82.0 146.21
Desember 112.3 152.1 154.6 263.9 132.39
Jumlah total 1739.9 918.5 1083.2 1611.3 1676.86
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2015
Sedangkan untuk jumlah hari hujan setiap bulan untuk periode ulang lima
Analisa Data curah hujan selama lima tahun daerah Kabupaten Bekasi,
n
∑ logXi
Log X = i-I
n
n
∑ ( log Xi – log X )2
S = i-I
n–1
∑ ( log Xi – log X )3
G = i-I
2
(n – 1) (n-2)s
I = R24 24
24 t
I = instensitas hujan
Waktu Konsentrasi.
Tc = t1+t2
2 nd 0.167
t1 = 3 X 3.28 X lo is
L
t2 = 60 x V
Keterangan :
Tc = waktu konsentrasi (menit)
t1 = waktu untuk mencapai awal saluran dari titik terjauh (menit)
t2 = waktu aliran dalam aliran sepanjang L dari ujung saluran (menit)
lo = jarak titik terjauh ke fasilitas drainase (m)
L = panjang saluran (m)
nd = koefisien hambatab (lihat tabel)
is = kemiringan saluran memenjang
V = kecepatan air rata-rata pada saluran drainase (m/detik)
Tabel 2.6 koefisien hambatan (nd) berdasarkan kondisi permukaan
Q = CxIxA
C = koefisien pengaliran
Perencanaan penampang
Kecepatan aliran.
1
V= n R2/3 .S1/2
Debit infiltrasi.
Diameter pipa.
BAB III
PERENCANAAN DRAINASE
Tebel 3.2 Tabel perhitungan curah hujan dengan metode Log Person III
(Log(Xi)-Log (Log(Xi)-Log
Tahun Xi Log(Xi) Log(Xi)-Log X
X)2 X)3
2010 145 2.161 0.106 0.011 0.001
2011 77 1.886 -0.169 0.028 -0.005
2012 90 1.954 -0.101 0.010 -0.001
2013 134 2.127 0.072 0.005 0.000
2014 140 2.146 0.091 0.008 0.001
n=5 586 10.275 0.0000 0.063 -0.003
Sumber : Hasil perhitungan
n
∑ logXi
Log X = i-I
n
= 10.275 = 2.055
5
b. Harga simpangan baku
n
∑ ( log Xi – log X )2
S = i-I
n–1
= 0.063 = 0.125
4
c. Koefisien kemencengan
B. Periode Ulang
dahulu waktu konsentrasi aliran (tc), dengan menggunakan kecepatan aliran (V)
standar yaitu 0.2 m/s dan sloop sebesar 0.008 % untuk mengetahui waktu
sebelumnya yaitu:
Tc = t1+t2
2 nd 0.167
t1 = 3 X 3.28 X lo is
L
t2 = 60 x V
2 0.013 0.167
t1 = 3 X 3.28 X 30
0.008
= 1.457 menit
125
t2 = 60 x 0.2
= 10 detik = 0.17 menit
Jadi Tc = t1+t2
144.544 24
I= X[ ] 2/3
24 Tc
144.544 24
I= X[ ] 2/3
24 0.0271
= 555.418 mm/jam
D. Koefisien Pengaliran
a. Menetukan Luas daerah perencanaan yang dapat disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3.5 perhitungan luas daerah perencanaan
Luas Area unit total LUAS luas jalan tanah total luas area
NO DARI KE
skala 1:100 m2 beton kosong (A)
b. Menentukan nilai koefisien C yang dapat disajikan dalam tabel berikut ini:
Keterangan :
Harga koefisien pengaliran ( C ) untuk daerah datar diaml rilnilai C
yang terkecil dan untuk daerah lereng diambil nilai C yang terbesar.
Harga faktor limpasan (fk) hanya digunakan untuk guna lahan sekitar
saluran selain bagian jalan.
Sesuai dengan rumus yang telah di paparkan pada bab sebelumnya maka
diperoleh hasil sebagai berikut.
Sumber : hasil perhitungan (hasil perhitungan secara keseluruhan dapat dilihat dilampiran)
E. Debit Banjir Rencana
Q = CxIxA
(Data terlampir.)
F. Perencanaan Penampang
Q = 0,349450492 m3/detik
n = 0,015 Q = 0,349 m³
So = 0,008
A = 2b.b =2b² w
P = b+b+2b = 4b b
2b
Jadi perhitungannya dapat diterapkan sebagai berikut :
0,047 = b8/3
0,047 = b2,66
b = 0,0471/2,66
A = 2(0,4 x 0,4 ) = 0, 32 m w
P = 0,4+0,4+2(0,4) = 1,6 m b = 0,4
2b = 0,8 m