Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Permasalahan utama sungai yaitu memiliki daya rusak air yang sangat besar
jika tidak ditangani dengan tepat, sehingga diperlukan pengelolaan yang baik dan
secara terpadu melalui penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Air (SDA),
Pendayagunaan SDA dan Pengendalian Daya Rusak Air.
Daya rusak air dapat disebabkan oleh faktor alam seperti topografi rendah,
intensitas hujan tinggi, penyumbatan aliran dan faktor manusia seperti
pengrusakan lingkungan DAS, pemukiman di bantaran dan sempadan sungai,
pembuangan sampah atau benda padat lainnya di badan sungai. Untuk itu perlu
dilaksanakan pengendalian agar tidak terjadi kerusakan lingkungan pada sungai
maupun DAS.
Sungai Surumana merupakan salah satu sumber air permukaan dengan status
lintas kabupaten dan provinsi, tepatnya hulu Sungai Surumana terletak di
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah dan hilir
Sungai Surumana terletak di Kecamatan Sarjo Kabupaten Pasangkayu Provinsi
Sulawesi Barat. Sungai Surumana merupakan sungai utama pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) Surumana yang menjadi satu kesatuan pada Wilayah Sungai (WS)
Palu-Lariang.
DAS Surumana memiliki luas sebesar 318 Km2 dengan sungai utama
sepanjang 42,3 Km. Sungai Surumana memiliki potensi daya rusak air dengan
masalah utama banjir dan sedimentasi. Permasalahan lain yang ditemui pada
Sungai Surumana adalah kerusakan atau erosi pada tebing sungai yang
mengancam kebun masyarakat serta mengancam sarana dan prasarana irigasi di
sekitar aliran sungai. Berdasar hal tersebut, maka dirasa perlu melaksanakan Studi
terkait Penanganan Banjir Sungai Surumana.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1) Bagaimana karakteristik Sungai Surumana dan apa saja permasalahan
kerusakan yang ada di Sungai Surumana sehingga menyebabkan banjir dan
sedimentasi?
2) Bagaimana konsep penanganan Sungai Surumana?
3) Bagaimana desain teknis pengendalian banjir Sungai Surumana?

1.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi karakteristik Sungai Surumana dan permasalahan kerusakan
penyebab banjir dan sedimentasi
2) Melaksanakan kajian dan analisis konsep penanganan
3) Menyusun desain teknis pengendalian banjir Sungai Surumana.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. KARAKTERISTIK SUNGAI


A. CURAH HUJAN DAN KLIMATOLOGI
Data curah hujan dan klimatologi diperoleh di Kantor Balai Wilayah Sungai
Sulawesi III Palu dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara
Mutiara Palu maupun instansi swasta. Data curah hujan yang dipakai dalam
perencanaan adalah Stasiun Hujan Tanamea, Stasiun Bandara Mutiara dan Stasiun
Kebun Sawit Pasangkayu yang merupakan stasiun terdekat sekitar lokasi studi
mengingat tidak adanya stasiun hujan dan klimatologi yang berada di DAS
Surumana. Data yang berhasil dikumpulkan adalah berupa data hujan harian
selama 10 (sepuluh) tahun pengamatan, yaitu dari Tahun 2006 sampai Tahun 2015.
Data curah hujan dan klimatologi stasiun terdekat DAS Surumana dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1. Data Hujan Harian Maksimum Terdekat dengan DAS Surumana

Tabel 2. Data Klimatologi Bandara Mutiara Palu


Temperatur
Tahun Temperatur
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
2010 32,788 34,30357 35,3065 34,62069 33,34375 31,7133 32,0935 31,168 31,8767 32,684 33,51667 33,3194
2011 32,8 31,35714 32,5548 33,75333 34,10333 33,5032 32,7742 34,194 32,3333 34,21 33,81 32,4452
2012 31,852 33,44138 33,5452 33,59333 34,24839 34,0552 31,6656 32,521 33,52 35,048 34,17 33,7903
2013 32,8 33,52857 34,4581 33,80667 33,84516 33,6067 32,0613 32,494 32,9033 33,468 33,53667 33,3839
2014 32,8 33,52857 34,4581 31.8 33,84516 33,6067 32,0613 32,494 32,9033 35,519 33,53667 33,7903
2015 32,368 32,58571 33,2645 34,00333 34,05806 33,0267 34,9742 24,69 35,5067 36,468 34,68333 35,7065
rata-rata 32,6 33,1 33,9 34,0 34,0 33,3 33,5 28,6 34,2 36,0 34,1 34,7
3
Penyinaran Matahari (%)
Tahun Penyinaran Matahari
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
2010 74 74 71 69 68 65 64 61 59 59 56 59
2011 56 56 54 51 50 50 50 50 53 53 53 71
2012 70 69 67 65 65 64 65 65 62 62 64 63
2013 61 59 59 59 58 58 60 62 63 64 64 64
2014 56 52 69 75.7 55 69 46 55 66 87 61 64
2015 54 55 62 72 77 60 92 76 87 84 75 73
rata-rata 55,2 53,3 65,5 72,0 65,9 64,3 69,3 65,8 76,1 85,5 68,3 68,5

Kelembaban Relatif (%)


Tahun Kelembaban Relatif
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
2010 73 70 73 79 82 75 76 76 76 76 76 76
2011 76 76 76 76 77 77 77 78 77 77 77 77
2012 77 77 77 76 76 76 76 77 78 78 78 78
2013 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
2014 77 76 73 82.5 77 74 81 78 77 75 77 77
2015 79 78 78 75 74 79 70 75 65 65 73 68
rata-rata 77,77 76,81 75,47 75,18 75,69 76,55 75,18 76,80 70,69 69,76 74,93 72,7

Kecepatan Angin (Km/hari)


Tahun Kelembaban Relatif
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
2010 15 16 15 13 12 15 14 14 14 14 14 14
2011 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
2012 14 14 14 14 15 15 15 15 15 15 15 15
2013 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
2014 18 17 20 8 17 17 17 15 16 18 20 18
2015 19 19 19 19 18 18 19 20 20 18 18 19
rata-rata 18,50 18,00 19,50 19,00 17,50 17,50 18,00 17,50 18,00 18,00 19,00 18,50

Digunakan pula data hujan Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM)


dengan ketersediaan data Tahun 2022 sampai dengan Tahun 2016.
Tabel 3. Data Hujan Maksimum TRMM

4
B. TINGGI MUKA AIR SUNGAI
Pengamatan tinggi muka air dilaksanakan dua kali dalam satu hari, pagi dan
sore selama 30 hari di hilir Sungai Surumana di lokasi Jembatan Surumana. Adapun
proses pengamatan menggunakan peilschal yang dipasang secara permanen pada
sungai. Hasil dari pengamatan tinggi muka air dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 4. Hasil Pengamatan Tinggi Muka Air di Sungai Surumana
Waktu Pengamatan
No. Hari Tanggal Pagi Sore
Jam Bacaan (m) Jam Bacaan (m)
1 Kamis 4 Agt. 2016 09.00 1,35 16.00 1,35
2 Jumat 5 Agt. 2016 09.00 1,33 16.00 1,32
3 Sabtu 6 Agt. 2016 09.00 1,34 16.00 1,35
4 Minggu 7 Agt. 2016 09.00 0,70 16.00 0,70
5 Senin 8 Agt. 2016 09.00 0,60 16.00 0,60
6 Selasa 9 Agt. 2016 09.00 0,51 16.00 0,50
7 Rabu 10 Agt. 2016 09.00 0,49 16.00 0,45
8 Kamis 11 Agt. 2016 09.00 0,57 16.00 0,57
9 Jumat 12 Agt. 2016 09.00 0,55 16.00 0,55
10 Sabtu 13 Agt. 2016 09.00 0,54 16.00 0,54
11 Minggu 14 Agt. 2016 09.00 0,50 16.00 0,55
12 Senin 15 Agt. 2016 09.00 0,64 16.00 0,56
13 Selasa 16 Agt. 2016 09.00 0,54 16.00 0,54
14 Rabu 17 Agt. 2016 09.00 0,60 16.00 0,57
15 Kamis 18 Agt. 2016 09.00 0,56 16.00 0,55
16 Jumat 19 Agt. 2016 09.00 0,54 16.00 0,54
17 Sabtu 20 Agt. 2016 09.00 0,47 16.00 0,47
18 Minggu 21 Agt. 2016 09.00 0,48 16.00 0,46
19 Senin 22 Agt. 2016 09.00 0,43 16.00 0,40
20 Selasa 23 Agt. 2016 09.00 0,40 16.00 0,39
21 Rabu 24 Agt. 2016 09.00 0,38 16.00 0,40
22 Kamis 25 Agt. 2016 09.00 0,38 16.00 0,37
23 Jumat 26 Agt. 2016 09.00 0,37 16.00 0,36
24 Sabtu 27 Agt. 2016 09.00 0,43 16.00 0,42
25 Minggu 28 Agt. 2016 09.00 0,54 16.00 0,55
26 Senin 29 Agt. 2016 09.00 0,33 16.00 0,32
27 Selasa 30 Agt. 2016 09.00 0,45 16.00 0,46
28 Rabu 31 Agt. 2016 09.00 0,48 16.00 0,47
29 Kamis 1 Sept. 2016 09.00 0,52 16.00 0,48
30 Jumat 2 Sept. 2016 09.00 0,54 16.00 0,53

5
Tabel 5. . Hasil Pengukuran Kecepatan Air dan Debit Air
Perhitungan Hasil Pengukuran Aliran
BFM 001 Tipe Baling-Baling, No. Alat 2479
Sungai Surumana Tanggal 4/8 s/d 4/9-2016 Rumus kecepatan :
No.Pos Pagi Sore V= + n = N /t
Tempat Jembatan Surumana Jam 9.00 16.00 V= + N = 0.07-0,32 0.013 0.2512 . n
Waktu Putaran 50 detik M.A. (m) √ N = 0.32-11.28 0.008 0.2667. n

Petugas Cuaca
Debit 20.72 m3/det
Pengukuran dengan : JEMBATAN

Rai Lebar Dalam Jumlah Putaran Kecepatan pada (m/det) Luas Debit
Vertikal
(m) (m) (m) 0.2 0.6 0.8 0.2 0.6 0.8 Rata-rata (m2) (m3/det)

0 0 0 MA Kanan START

1 5.0 5.00 1.35 213 277 1.14 1.49 1.31 6.75 8.88

2 10.0 5.00 1.21 171 180 0.92 0.97 0.94 6.05 5.71

3 15.0 5.00 0.89 175 143 0.94 0.77 0.86 4.45 3.81

4 20.0 5.00 0.51 171 167 0.92 0.90 0.91 2.55 2.32

5 25.0

19.80 20.72
MA Kiri FINISH
Debit ( Q ) = 20.72 m3/det
Luas ( A ) = 19.80 m2
Kec. Rata2 ( Vm ) = 1.05 m/det

Perhitungan Hasil Pengukuran Aliran


BFM 001 Tipe Baling-Baling, No. Alat 2479
Sungai Surumana Tanggal 4/8 s/d 4/9-2016 Rumus kecepatan :
No.Pos Pagi Sore V= + n = N /t
Tempat Jembatan Surumana Jam 9.00 16.00 V= + N = 0.07-0,32 0.013 0.2512 . n
Waktu Putaran 50 detik M.A. (m) N = 0.32-11.28 0.008 0.2667. n

Petugas Cuaca
Debit 20.44 m3/det
Pengukuran dengan : JEMBATAN

Rai Lebar Dalam Jumlah Putaran Kecepatan pada (m/det) Luas Debit
Vertikal
(m) (m) (m) 0.2 0.6 0.8 0.2 0.6 0.8 Rata-rata (m2) (m3/det)

0 0 0 MA Kanan START

1 5.0 5.00 1.35 233 247 1.25 1.33 1.29 6.75 8.70

2 10.0 5.00 1.21 175 170 0.94 0.91 0.93 6.05 5.62

3 15.0 5.00 0.89 171 143 0.92 0.77 0.85 4.45 3.76

4 20.0 5.00 0.51 187 158 1.01 0.85 0.93 2.55 2.37

5 25.0

19.80 20.44
MA Kiri FINISH
Debit ( Q ) = 20.44 m3/det
Luas ( A ) = 19.80 m2
Kec. Rata2 ( Vm ) = 1.03 m/det

Sumber : Hasil Pengukuran

6
Dengan cara yang sama, maka hasil dari pengukuran arus air di hari lain dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Debit Current Meter
0.32 2.07679 0.47 4.254927 0.55 4.546696
0.33 1.85783 0.48 3.669388 0.55 4.756321
0.48 4.266795 0.56 4.41548
0.36 3.177594
0.56 4.526827
0.37 2.146665 0.48 4.299332
0.57 4.560831
0.37 3.276273 0.49 3.203996
0.57 4.691914
0.38 2.303351 0.5 3.601379
0.57 4.494956
0.38 2.21414 0.51 3.328945
0.6 3.843808
0.52 5.224914 0.6 4.23239
0.39 3.003172
0.53 5.579091 0.6 4.66031
0.4 3.871547
0.54 4.824064 0.63 7.154353
0.4 3.699392
0.54 4.824064 0.64 5.219846
0.4 4.763925
0.54 4.596435 0.65 7.526666
0.42 2.450436 0.65 7.562803
0.54 4.397745
0.43 2.552048 0.65 7.068342
0.54 4.492423
0.43 4.284132 0.54 4.237324
0.7 5.195308
0.45 2.987836 0.7 7.538668
0.54 4.617505
1.32 17.43309
0.45 3.426957 0.54 5.665502
1.33 19.46401
0.46 3.540038 0.55 4.513225 1.34 18.96475
0.46 3.770733 0.55 4.308933 1.35 20.71577
0.47 3.377351 0.55 4.359606 1.35 20.43907
0.47 3.377351 0.55 4.189052 1.35 26.48289

Hubungan antara Debit dan Tinggi Muka Air digambarkan dalam grafik Rating
Curve sebagai berikut :
No. Tanggal H PeilSchaal Qhitung 21 14 Pagi 0.55 4.36 43 25 Pagi 0.38 2.21
1 4 Pagi 1.35 20.72 22 14 Sore 0.55 4.19 44 25 Sore 0.37 2.15
2 4 Sore 1.35 20.44 23 15 Pagi 0.64 5.22 45 26 Pagi 0.37 3.28
3 5 Pagi 1.33 19.46 24 15 Sore 0.56 4.42 46 26 Sore 0.36 3.18
4 5 Sore 1.32 17.43 25 16 Pagi 0.54 4.24 47 27 Pagi 0.43 2.55
5 6 Pagi 1.34 18.96 26 16 Sore 0.54 4.62 48 27 Sore 0.42 2.45
27 17 Pagi 0.60 4.66 49 28 Pagi 0.54 4.60
6 6 Sore 1.35 26.48
28 17 Sore 0.57 4.49 50 28 Sore 0.55 4.76
7 7 Pagi 0.70 5.20
29 18 Pagi 0.56 4.53 51 29 Pagi 0.33 1.86
8 7 Sore 0.70 6.23
30 18 Sore 0.55 4.55 52 29 Sore 0.32 2.08
9 8 Pagi 0.60 3.84
31 19 Pagi 0.54 4.82 53 30 Pagi 0.45 3.43
10 8 Sore 0.60 4.23
32 19 Sore 0.54 4.82 54 30 Sore 0.46 3.77
11 9 Pagi 0.51 3.33
33 20 Pagi 0.47 3.38 55 31 Pagi 0.48 4.27
12 9 Sore 0.50 3.60
34 20 Sore 0.47 3.38 56 31 Sore 0.47 4.25
13 10 Pagi 0.49 3.20
35 21 Pagi 0.48 3.67 57 1 Pagi 0.52 5.22
14 10 Sore 0.45 2.99 36 21 Sore 0.46 3.54 58 1 Sore 0.48 4.30
15 11 Pagi 0.57 4.56 37 22 Pagi 0.43 4.28 59 2 Pagi 0.54 5.67
16 11 Sore 0.57 4.69 38 22 Sore 0.40 3.87 60 2 Sore 0.53 5.58
17 12 Pagi 0.55 4.51 39 23 Pagi 0.40 3.70 61 3 Pagi 0.65 5.79
18 12 Sore 0.55 4.31 40 23 Sore 0.39 3.00 62 3 Sore 0.65 5.64
19 13 Pagi 0.54 4.40 41 24 Pagi 0.38 2.30 63 4 Pagi 0.65 5.21
20 13 Sore 0.54 4.49 42 24 Sore 0.40 4.76 64 4 Sore 0.63 5.05

7
Debit Vs Kedalaman
30.00

25.00

y = 1.407e 2.027x
20.00
R² = 0.913
Debit

15.00
Series1
10.00 Expon. (Series1)

5.00

0.00
0.00 0.50 1.00 1.50

Kedalaman Air Persamaan : Q = 1,407e2,027h

Kedalaman Debit
No.
(m) (m3/dtk)
1 0 0.000
2 0.1 1.312
3 0.2 1.723
4 0.3 2.261
5 0.4 2.967
6 0.5 3.895
7 0.6 5.111
8 0.7 6.709
9 0.8 8.805
10 0.9 11.556
11 1 15.167
12 1.1 19.907
13 1.2 26.127
14 1.3 34.292
15 1.4 45.007
16 1.5 59.070
17 1.6 77.528
18 1.7 101.754
19 1.8 133.550
20 1.9 175.281
21 2 230.052
22 2.1 301.938
23 2.2 396.286
24 2.3 520.115
25 2.4 682.639
26 2.5 895.947
27 2.6 1175.909
28 2.7 1543.352
29 2.8 2025.612
30 2.9 2658.566
31 3 3489.304

8
C. SEDIMEN
Kegiatan pengambilan sedimen meliputi sampel muatan layang (suspended
load) dan muatan dasar (bed load). Pengambilan sample dilakukan pada lokasi
dibawah jembatan surumana. Untuk pengambilan sample muatan layang
(suspended load) dilakukan pengambilan di tengah-tengah alur sungai, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Pengambilan contoh (sample) sedimen dilakukan pada saat pengukuran debit.
2) Pengambilan contoh dilakukan dengan cara depth integrated.
3) Titik pengambilan contoh dilakukan dengan cara equal discharge increment
pada titik vertikal pengukuran, dengan ketentuan sebagai berikut :
4) Untuk kedalaman air (d) < 0,75 m, pengambilan sedimen dilakukan hanya satu
kali pada kedalaman 0,6 H dari muka air.
5) Untuk kedalaman air (d) > 0,75 m, pengambilan sedimen sebanyak dua kali
pada kedalaman 1/3 H dan 2/3 H dari muka air.

Pengambilan sample muatan layang (suspended load) di sungai surumana


dilakukan hanya 1 kali pada kedalaman 0,6 H dari muka air.
Pengambilan sampel sedimen muatan dasar (bed Load) diambil pada lokasi
yang sama dengan lokasi sampel sedimen muatan layang (suspended load)
sedangkan berat sample yang diambi sekurang-kurangnya 2 (dua) kg. Berikut
disajikan hasil uji laboratorium dari sampel sedimen dasar dan sedimen melayang
beserta hasil analisis transportasi sedimen.

9
Tabel 7. Hasil Uji Laboratorium dan Analisa Sedimen Dasar
Bed Load Value, Metode Meyer Peter and Muller
H B A P R U Qw C' C m y f Qb
m m m2 m m m/dt m3/dt m3/dt.m1 m3/hari ton/hari
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15]
0.20 40 8.04 40.566 0.1982 0.5301 4.2619 62.0435 38.1786 2.0716 0.0525 0.0033 0.000004 24.7023 64.2259
0.40 40 16.16 41.131 0.3929 0.8365 13.5178 67.3925 42.7906 1.9765 0.0994 0.0959 0.000124 716.5367 1862.9954
0.60 40 24.36 41.697 0.5842 1.0898 26.5467 70.4940 45.7157 1.9148 0.1432 0.2386 0.000309 1782.4099 4634.2657
0.80 40 32.64 42.263 0.7723 1.3126 42.8447 72.6760 47.8926 1.8693 0.1848 0.4091 0.000531 3056.1036 7945.8695
1.00 40 41 42.828 0.9573 1.5147 62.1017 74.3547 49.6377 1.8333 0.2246 0.5989 0.000777 4473.8435 11631.9930
1.20 40 49.44 43.394 1.1393 1.7010 84.0999 75.7154 51.0989 1.8037 0.2630 0.8031 0.001042 5999.7098 15599.2456
1.40 40 57.96 43.960 1.3185 1.8750 108.6748 76.8570 52.3579 1.7785 0.3001 1.0187 0.001321 7610.2970 19786.7723
1.60 40 66.56 44.525 1.4949 2.0387 135.6964 77.8386 53.4651 1.7567 0.3361 1.2434 0.001613 9289.0610 24151.5586
1.80 40 75.24 45.091 1.6686 2.1938 165.0589 78.6982 54.4540 1.7374 0.3710 1.4756 0.001914 11023.6813 28661.5713
2.00 40 84 45.657 1.8398 2.3414 196.6739 79.4616 55.3476 1.7202 0.4051 1.7140 0.002223 12804.6440 33292.0743

Keterangan :
[1] = interval [5] = [3] / [4] [9] = [6] / ([5] x s)0.5 [13] = [12] x (9,81 x D x d503)0,5
[2] = data soal [6] = k x [5]2/3 x s1/2 [10] = ([8] / [9])3/2 [14] = ([13] x 24 x 60 x 60 x [2]) / (1 - )
[3] = ([2] + (z x [1]) [1] [7] = [6] x [3] [11] = ([10] x [5] x s) / (D x d50) [15] = [14] x (rs / 1000)
[4] = [2] + {(2 x [1]) x (1 + z2)0.5
[8]} = 18 x log {(12 x [5]) / d90} [12] = {(4 x [11]) - 0,188}3/2
3
rs = 2600 kg/m d15 = 0.012 m B = 40 m k = 50 u = 0.5
3
rw = 1000 kg/m d50 = 0.00475 m z= 1 s = 0.00097267 g = 9.81
= 0.4 d90 = 0.00085 m D = 1.6 ks = 0

% kg/m3 d15 = 0.12 dm rs - rw = 1600


sand 46.1271 1920 d50 = 0.0475 dm
gravel 53.8729 1600 2.6
d90 = 0.0085 dm

3
rs = 1747.61 kg/m

Debit Air (Qw) dan Bed Load(Qb) metode MPM

No Qw Qb ln Qw ln Qb Qb teoritis
m3/dt ton/hari ton/hari
1 4.261927 64.225867 1.44972150 4.16240604 666.79794
2 13.517778 1862.995380 2.60400572 7.52994089 1712.79797
3 26.546691 4634.265745 3.27890509 8.44123305 2973.45189
4 42.844688 7945.869467 3.75758167 8.98040751 4397.10291
5 62.101705 11631.993036 4.12877344 9.36151460 5955.53436
6 84.099886 15599.245596 4.43200521 9.65497783 7630.49149
7 108.674758 19786.772285 4.68835955 9.89276893 9409.03744
8 135.696383 24151.558579 4.91041991 10.09210419 11281.45912
9 165.058855 28661.571306 5.10630211 10.26331253 13240.16629
10 196.673871 33292.074341 5.28154688 10.41307464 15279.05080

Keterangan :
- Dari Qw dan Qs dibuat diplotkan pada grafik
- Kemudian diperoleh persamaan regresi dari grafik : y = 203.9x0.8173
Dimana x adalah Qw
- Qs teoritis diperoleh dari hasil perhitungan

10
Grafik Hubungan
Debit Air (Qw) dan Debit Bed Load (Qb)
Metode Meyer Peter And 0.8173
y = 203.9x Muller
R2 = 0.9981

100000

10000
Qb (ton/hari)

1000

100

10
1 10 100 1000
Qw (m3/dt)

Perhitungan Suspend Load Metode Van Rijn


H B A P R U Qw Uc d* Qs
m m m2 m m m/dt m3/dt m/dt m m3/dt.m1 m3/hari ton/hari
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
0.20 40.00 8.04 40.57 0.20 0.53 4.26 0.33 1.19 0.000 54.632 142.044
0.40 40.00 16.16 41.13 0.39 0.84 13.52 0.36 1.19 0.000 683.381 1776.791
0.60 40.00 24.36 41.70 0.58 1.09 26.55 0.38 1.19 0.001 2336.949 6076.068
0.80 40.00 32.64 42.26 0.77 1.31 42.84 0.40 1.19 0.002 5246.048 13639.725
1.00 40.00 41.00 42.83 0.96 1.51 62.10 0.41 1.19 0.003 9548.621 24826.415
1.20 40.00 49.44 43.39 1.14 1.70 84.10 0.42 1.19 0.004 15331.270 39861.302
1.40 40.00 57.96 43.96 1.32 1.87 108.67 0.42 1.19 0.007 22648.320 58885.631
1.60 40.00 66.56 44.53 1.49 2.04 135.70 0.43 1.19 0.009 31532.339 81984.080
1.80 40.00 75.24 45.09 1.67 2.19 165.06 0.43 1.19 0.012 42000.591 109201.537
2.00 40.00 84.00 45.66 1.84 2.34 196.67 0.44 1.19 0.016 54059.283 140554.137

Keterangan :
[1] = interval [5] = [3] / [4] [9] = d50 (((rs - rw) / rw) x (g / n))1/3
2/3 1/2
[2] = data soal [6] = k x [5] x s [10] = 0,012 x [6] x [1] x ((([6] - [8]) / ((9,81 x d50 x D)0,5))2,4) x (d50 / [1]) x ([9]0,6)
[3] = ([2] + (z x [1]) [1] [7] = [6] x [3] [11] = [10] x [2] x 24 x 60 x 60
[4] = [2] + {(2 x [1]) x (1 + z2)0.5} [8] = 0,19 x d500,1 x (log ((12 x [5]) / (3 x d90))) [12] = [11] x (rs / rw)

rs = 2600 kg/m3 d35 = 0.012 m B= 40 m k = 45


rw = 1000 kg/m3 d50 = 0.00475 m z= 1 s = 0.000972666
= 0.4 d90 = 0.00085 m D= 1.6 ks = 0

% kg/m3 d35 = 0.12 dm rs - rw = 1600


sand 46.12711 1920 d50 = 0.0475 dm
gravel 53.87289 1600 d65 = 0 dm
d90 = 0.0085 dm

11
Debit Air (Qw) dan Suspend Load (Qs) Metode VanRijn
Qw Qs Qs ln Qw ln Qs Qs teoritis
m3/dt ton/hari m3/dt ton/hari
4.26 142.04 1.644 1.449721499 4.956136672 0.874273564
13.52 1776.79 20.565 2.604005723 7.482564474 10.03214964
26.55 6076.07 70.325 3.278905091 8.712113004 41.78478025
42.84 13639.73 157.867 3.757581667 9.520741786 114.9450797
62.10 24826.42 287.343 4.128773441 10.11966349 251.9306515
84.10 39861.30 461.358 4.432005213 10.59316125 478.2749718
108.67 58885.63 681.547 4.688359548 10.98335238 822.3111794
135.70 81984.08 948.890 4.910419912 11.31428036 1314.950756
165.06 109201.54 1263.907 5.106302106 11.60095042 1989.521537
196.67 140554.14 1626.784 5.281546877 11.85334801 2881.645894

Keterangan :
- Dari Qw dan Qs dibuat diplotkan pada grafik
- Kemudian diperoleh persamaan regresi dari grafik :
- Nilai x adalah Qw
- Qs teoritis diperoleh dari hasil perhitungan

Grafik Hubungan Qw & Qs


Dengan Metode Van-Rijn

10000000.00

1000000.00

100000.00
y = 15.25x 1.763
R² = 0.993
10000.00
Qs (m3/dt )

1000.00

100.00

10.00

1.00

0.10
0.10 1.00 10.00 100.00 1000.00

Qw ( ton/hr )

D. PASANG SURUT
Pengamatan pasang surut di muara sulit dilaksanakan karena kondisi medan
topografi yang tidak mendukung dimana muara sungai sering tertutup sedimen
pasir dan dari segi keamanan alat mengingat banyak aktifitas penduduk mencari
ikan dengan jaring pukat menggunakan perahu.
Pengamatan pasang surut dilakukan selama 24 jam selama minimal 16 hari di
tepi pantai berjarak 200 m dari sisi kiri muara Sungai Surumana. Pengamatan di
mulai hari Minggu, tanggal 14 Agustus 2016 atau bertepatan dengan tanggal 11
kalender bulan. Pengamatan diselesaikan dalam 18 hari.

12
Elevasi AWLR + 133.34 m
Elevasi +
Ketinggian MA Maksimum: 4 cm dari AWLR 133.30 m
Ketinggian MA Minimum: 344 cm dari AWLR 129.90 m

AWLR
+ 133,34
M.A Laut Maksimum HWL 133.30 4 12-8-2016 18.00 wita

344 13-8-2016 13.15 Wita


M.A Laut Minimum LWL 129.90

E. SOSIAL EKONOMI
Analisa sosial ekonomi yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air
adalah mengetahui tentang kemungkinan berubahnya pola hidup masyarakat pada
saat ini dan di masa-masa yang akan datang, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar perubahan tata guna lahan di wilayah studi.
Analisis sosial budaya dimaksudkan untuk mengetahui :
1) Mata pencaharian penduduk di WS dalam kaitannya dengan kemungkinan
perubahan orientasi perubahan lapangan pekerjaan;
2) Jumlah penduduk, besarnya migrasi penduduk usia kerja ke luar daerah;
3) Motivasi penduduk untuk bekerja di bidang pertanian dan atau peternakan;
4) Persepsi tentang banjir dan kebersihan lingkungan;
5) Persepsi tentang alokasi air dan distribusi penggunaan air;
6) Peran serta masyarakat terhadap pengendalian banjir.

Observasi di lapangan (wawancara dan pengisian quesioner. Quesioner untuk


mengetahui kondisi, opini masyarakat tentang Daerah Aliran Sungai yang terdapat
di Sungai Surumana serta permasalahan serta harapan dalam penanggulangan
bencana banjir telah dibagikan kepada masyarakat yang mencakup beberapa
instansi dengan responden pada tingkat penentu kebijakan/strategi maupun

13
tingkat operasional/ taktis. Jumlah responden yang diambil sebanyak 5-8% dari
rumah tangga di wilayah studi terutama yang akan terkena langsung kegiatan
pekerjaan yang bermukim dekat dengan sungai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga yang sering mendapatkan
bencana banjir akibat meluapnya sungai Surumana dan Mawoa, tanggapan mereka
beragam. Untuk warga yang letak rumahnya agak jauh dari tepi sungai mereka
sangat mendukung rencana penanggulangan banjir. Sementara warga yang
rumahnya terdampak memberikan respon yang berbeda-beda tetapi pada intinya
mereka mendukung rencana penanggulan banjir.
1) Warga Desa Sarudu, Sarjo dan Letawa yang masuk Kecmatan Sarjo Kabupaten
Mamuju Utara hampir semuanya mendukung rencana penanggulangan,
sementara ada sebagian kecil yang bersipat netral, mereka tidak mendukung
karena mereka merasa dirugikan akan tetapi mereka juga tidak menolak, jadi
intinya mereka akan mengikuti apapun hasilnya.
2) Warga Desa Surumana, Watatu, Mbuwu dan Tanampulu yang masuk
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala yang bermukim di daerah
dekat sungai semuanya mendukung rencana penanggulangan banjir.

2.2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KERUSAKAN PENYEBAB BANJIR &


SEDIMENTASI
Setelah dilakukan inventarisasi, identifikasi dan survei topografi serta
simulasi hidraulik dengan metode simulasi HEC-RAS kondisi eksisting Sungai
Surumana, khususnya dari Muara Laut ke arah hulu sepanjang ± 45 km, maka
dapat diprediksi permasalahan yang dihadapi di lapangan, antara lain :
1) Kondisi iklim yang semakin tahun mengalami peningkatan curah hujan,
sedangkan pada DAS Surumana mengalami perubahan peruntukan lahan
yang semula banyak daerah resapan saat ini berubah menjadi permukiman
dan daerah urban. Perubahan iklim ditandai dengan besarnya nilai debit
banjir rancangan hasil analisa hidrologi.

14
Tabel 8. Debit Banjir Rencana Metode Nakayasu
A Debit Kala Ulang (m3/detik)
DAS
(Km2) 1 2 5 10 25 50 100
DAS
Surumana 218,66 181,62 386,76 494,95 558,47 635,87 687,77 737,20
Section 1
DAS
Surumana 245,63 347,63 740,33 947,44 1.069,02 1.217,18 1.316,53 1.411,15
Section 2
DAS
Surumana 309,09 373,02 794,40 1.016,63 1.147,09 1.306,07 1.412,68 1.514,21
Section 3
DAS
41,80 51,31 109,23 139,78 157,71 179,57 194,22 208,18
Mawoa

Tabel 9. Debit Banjir Rencana Metode Snyder


A Debit Kala Ulang (m3/detik)
DAS
(Km2) 1 2 5 10 25 50 100
DAS
302,84 150,68 320,86 410,62 463,31 527,52 570,57 611,58
Surumana
DAS
41,80 46,16 98,27 125,75 141,88 161,54 174,72 187,27
Mawoa

Tabel 10. Debit Banjir Rencana Metode Gamma 1


Debit Kala Ulang (m3/detik)
A
DAS Base
(Km2) 2 5 10 25 50 100
flow
DAS
Surumana 218,66 0,040 340,42 439,87 503,55 586,96 638,78 696,73
Section 1
DAS
Surumana 245,63 0,040 377,15 487,97 558,93 651,86 709,60 774,18
Section 2
DAS
Surumana 309,09 0,040 429,27 556,28 637,60 744,11 810,29 884,30
Section 3
DAS
41,80 0,040 151,36 190,30 215,23 247,89 268,17 290,86
Mawoa

15
2) Pada beberapa lokasi di Sungai Surumana terdapat beberapa belokan sungai
(meandering) yang menyebabkan kurang lancarnya aliran air banjir pada
Sungai Surumana.
Konsep cutoff – pelurusan sungai

Rencana Pelurusan
Sungai (Cut Of)

TANGGUL KANAN
DASAR PELURUSAN SUNGAI
TANGGUL KIRI
DASAR SUNGAI
KEBUN DASAR SUNGAI

-5.00

Hm0 Hm1 Hm2 Hm3

RS.1 RS.2 RS.3 RS.4 RS.5 RS.6 RS.7

16
Waremesh M.10 Urugan Sirtu Urugan Sirtu Waremesh M.10

Marmer Hektometer Kiri Marmer Hektometer


Kanan
(HM) (HM)
1.5
1.5 1.0
1.0

1.5 1.5
1 1

Cross Section Potensi Lokasi Pelurusan Sungai Desa Sarude

3) Kondisi saluran-saluran drainase kota yang kurang optimal karena dipenuhi


sampah, sehingga pada saat hujan besar datang, genangan air cepat
terbentuk.
4) Kondisi vegetatif penutup DAS telah mengalami kerusakan, sehingga terjadi
proses erodibilitas yang relatif tinggi.
5) Terjadi perubahan tataguna lahan di sekitar DAS, sehingga dapat
memperparah terjadinya erosi.
6) Kapasitas tampungan sungai sudah tidak seimbang dengan debit banjir yang
ada karena pengaruh sedimentasi

Pemodelan hidrolika pada kondisi eksisting dilakukan dengan batasan-


batasan kondisi eksisting di lapangan pada simulasi debit banjir Q50. Berdasarkan
pemodelan pada kondisi eksisting didapatkan kondisi luapan banjir diwilayah
perbatasan pada lokasi-lokasi seperti Desa Tanampulu, Desa Mbuwu, Desa Watatu
dan Desa Surumana diwilayah Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala
dan Desa Sarude, Desa Letawa dan Desa Sarjo di wilayah Kecamatan Sarjo
Kabupaten Mamuju Utara. Ketinggian banjir bervariasi dengan rerata antara 1,5 -
4,00 meter untuk banjir tahunan (Q50th).

17
Pemodelan hidrolika pada kondisi desain dilakukan dengan batasan-batasan
kondisi elevasi muka air laut pasang tertinggi pada desain banjir rencana debit dua
puluh lima tahunan (Q25th) dan lima puluh tahunan (Q50th). Data perencanaan
penanggulagan banjir yang dilakukan adalah pembuatan tanggul batu dengan
kombinasi tanggul parapet di belokan sungai pada lokasi-lokasi yang terjadi luapan
banjir.
Dengan adanya pekerjaan tanggul banjir pada ruas-ruas yang terjadi limpasan
maka diharapkan sudah tidak ada lagi limpasan banjir dari Sungai Surumana
maupun anak sungai Mawoa. Tinggi jagaan (free board) yang diperlukan di desain
setinggi 1,00 - 2,00 meter dari muka air banjir.

2.3. KONSEP PENANGANAN


Berikut konsep perencanaan pengendalian banjir sungai Surumana
pada:
1) Konsep penanganan di titik beratkan kepada pekerjaan struktural (civil
works).
Penanganan pengendalian banjir secara struktural merupakan usaha
pencegahan banjir dengan sistem pengaman banjir yaitu berupa kegiatan
fisik yang berada di dalam sungai (in-stream). Dalam penanganan perbaikan
dan pengaturan sungai yang diutamakan adalah konsep pengendalian
aliran sungai secara aman, guna mencegah terjadinya luapan-luapan yang
dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir.
2) Penanganan banjir dibagi menjadi 3 section (zona I, zona II dan zona III)
dimana dalam pembagian ini didasarkan pada kondisi topografi dan
karakteristik tampang lintang sungai pada setiap sectionnya.

18
Muara Laut Muara S. Mawoa Jemb. Tanampulu Rencana Bendungan

(0,0 – 6,00 km) (6,00 -18 km) (18 – 28 km)

Pembagian Zona (Section) Penanganan

Konsep Penanganan Zona I


Zona I pada pekerjaan ini adalah mulai dari Muara laut sampai dengan
Muara Sungai Mawoa (±6,15km), meliputi kawasan permukiman dan
kebun Kabupaten Donggala dan Pasangkayu. Berdasarkan pengamatan di
lokasi didapatkan karakteristik sebagai berikut :
• Merupakan dataran rendah.
• Susah dalam pembuatan saluran drainase, karena kemiringan tanah
yang cenderung rata/ datar.
• Rawan akan banjir.
• Merupakan kawasan permukiman.

Sehingga penanganan pada lokasi ini dilakukan dengan memasang tanggul


Batu untuk menahan luapan air banjir. Disamping itu pada lokasi yang masih
memungkinkan untuk dilakukan normalisasi alur untuk menambah kapasitas
penampang sungai. Pada Zona I ini konsep penanganan dikategorikan
sebagai berikut :
• Pemasangan Pintu air outlet tambak
• Tanggul Batu dan normalisasi
• Pelurusan sungai (cut of)

19
Khusus untuk normalisasi alur, maka harus diperhatikan juga ketersediaan
lahan yang ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari akibat non teknis
yang sangat mungkin terjadi karena erat kaitannya dengan pembebasan
lahan.
Untuk pemasangan tanggul batu maka perlu diperhatikan posisi drain
outlet yang masuk ke Sungai Suruman, sehingga di butuhkan juga
bangunan pintu air.

Konsep Penanganan Zona II


Zona II pada pekerjaan ini adalah mulai dari Muara Sungai Mawoa ke arah
hulu sampai jembatan Tanampulu. Berdasarkan pengamatan di lokasi
dapatkan karakteristik sebagai berikut :
• Merupakan daerah dataran yang relatif tinggi.
• Merupakan kawasan pemukiman berpencar
• Beda tinggi antara sungai dengan bantaran relatif tinggi dan sebagian
rendah
• Beberapa lokasi tebing sungai rawan akan longsor (Desa Tanampulu
dan alur sungai berpindah)
Sehingga penanganan pada lokasi ini dilakukan dengan memasang tanggul
banjir batu gajah. Zona II ini di bagi lagi menjadi zona prioritas karena
permasalahan banjir oleh anak sungai mawoa dengan pembuatan tanggul
batu sepanjang kurang lebih 3,6 Km sampai ke batas hilir Bendung Mawoa.

Konsep Penanganan Zona III


Zona III dalam pekerjaan ini adalah mulai dari Jembatan Tanampulu sampai
dengan rencana bendungan. Berdasarkan pengamatan pada daerah ini di
dapatkan karakteristik sebagai berikut :
• Merupakan daerah dataran tinggi.
• Kawasan potensi penambangan pasir dan batu.

20
• Bukan daerah dengan permasalahan banjir.
• Beda tinggi antara sungai dengan bantaran cukup tinggi.
• Tebing sungai rawan akan longsor.

Pada zona III permasalahan banjir hanya pada ruas Desa Tanampulu sehingga
dilakukan penanganan secara structural dengan pembuatan tanggul batu.

Rencana Pembangunan Bendungan Surumana


Dalam Rencana Pengelolaan SDA WS Palu-Lariang, terdapat potensi bendungan
di DAS Surumana tepatnya di Desa Ongulara Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten Donggala. Berdasar data yang tertuang dalam dokumen disebutkan
Bendungan Surumana memiliki kapasitas tampungan efektif sebesar 33,535
Juta m3 dengan fungsi/ pemanfaatan sebagai air baku air bersih (200
liter/detik), air baku pertanian sawah untuk 2.100 Ha dan tambak 500 Ha serta
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 1,5 MW.

Rencana pembangunan bendungan ini juga diharapkan dapat mengatasi


masalah banjir di Sungai Surumana dengan prioritas jangka panjang.

21
2.4. DESAIN TEKNIS PENGENDALIAN BANJIR
Pekerjaan desain struktur yang dilakukan adalah dengan pembuatan tanggul
banjir material batu gajah di sepanjang alur sungai di lokasi rawan banjir sedangkan
di lokasi belokan dan lokasi pemukiman penduduk (dianggap kritis) menggunakan
struktur tanggul parapet pasangan batu. Selain itu dilakukan pekerjaan normalisasi
sungai dengan desain galian endapan.
1) Tanggul Batu Gajah
Untuk pemasangan tanggul batu maka perlu diperhatikan posisi drain outlet
yang masuk ke Sungai Surumana, sehingga di butuhkan posisi bangunan
pintu air yang tepat.

Marmer Hektometer (HM)


Marmer Hektometer (HM)

DENAH
DENAH TANGGUL BANJIR
TANGGUL BANJIR
SKALA 1
SKALA 1 :: 50
50

Geotexstile
Geotexstile

1.5
1.5
MAB
MAB 1.0
1.0 1.0
1.0
Urugan
Urugan 1.0
1.0

Batu Boulder Sirtu


Sirtu MarmerHektometer
Marmer Hektometer
HM
HM

OGL
OGL

POTONGAN MELINTANG
POTONGAN MELINTANG TANGGUL
TANGGUL BANJIR
BANJIR
SKALA 1 : 50
SKALA 1 : 50

22
2) Pemasangan Pintu air outlet tambak
IV

III II
Tanggul Batu

v v
1:1,5 Urugan Sirtu
1:1,5

I +3.857
I
Buis Beton
-0.643
-0.643 +3.857
-1,421
Buis Beton

+3.857

Urugan Sirtu
1:1,5 1:1,5

Tanggul Batu

III II

IV

DENAH OUTLET
Skala 1 : 100

Urugan Situ
+3.857
Beton Tumbuk

Tunggul Batu
+1.857

+0.857
1
Urugan Sirtu
Timbunan Tanah 1
OGL CR.3 +0.144
-0,048 MAS -0.643
-1.193
Buis Beton Ø 1.00 m 1
1

POTONGAN V - V 23
Skala 1 : 100
1:1,5 1:1,5

+1,452

POTONGAN IV
3) Tanggul parapet pasangan batu - IV
Skala 1 : 100
URUGAN SIRTU

+4,117
+3,827

OGL +2,117

1,5
1

+0,683

Tanggul Batu

Cross CR. 27
Skala 1 : 100

+4,113

+2,753

+0,887

PARAPET
1,5
1
OGL +0,77

Cross CR. 26
Skala 1 : 100

24
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari studi ini sebagai berikut :
1) Sungai Surumana berada pada DAS Surumana dengan luas 318 Km2 dengan
karakteristik sungai sebagai berikut :
a. Hujan maksimum terjadi pada bulan September Tahun 2011 sebesar 105,39
mm.
b. Hasil mengamatan menunjukkan tinggi muka air di Sungai Surumana
sebesar 1,35 m (pada Jembatan Surumana) dengan kecepatan rata-rata
1,05 m/detik. Dengan grafik rating curve diperoleh debit sesaat Sungai
Surumana sebesar 20,72 m3/detik.
c. Hasil analisis transport sedimen dasar pada H = 1,40 m menunjukkan nilai
19.786,77 ton/hari (dengan metode Meyer Peter and Muller) sedangkan
untuk transpor sedimen layang pada H = 1,40 m menunjukkan nilai
58.885,631 ton/hari (dengan metode Van Rijn).
2) Identifikasi permasalahan pada Sungai Surumana sebagai berikut :
a. Debit banjir rencana Metode Gamma 1 Kala Ulang 50 Tahun sebesar 810,29
m3/detik pada DAS Surumana Section 3.
b. Terdapat beberapa titik meandering pada Sungai Surumana
c. Darainase kota kurang optimal
d. Perubahan tata guna lahan di DAS
e. Kapasitas sungai dirasa tidak seimbang akibat sedimentasi
3) Konsep penanganan yang diberikan adalah pembangunan tanggul banjir
dengan material batu gajah dan revetment pada titik kritis dibarengi dengan
normalasasi sungai, pada titik pertemuan dengan outlet drainase dibuatkan
bangunan pintu air.

25
4) Terdapat rencana pembanguna Bendungan Surumana dengan kapasitas
tampungan sebesar 33,535 juta m3. Diharapkan dapat bermanfaat pula untuk
mengatasi banjir di Sungai Surumana.
3.2. SARAN
Beberapa saran yang dapat diberikan baik dari segi desain dan juga dari
harapan masyarakat sekitar sebagai berikut :
1) Sesuai masukan dari forum Pertemuan Konsultasi Masyarakat pada Tahap I
dan II bahwa masyarakat mengharapkan adanya sosialisasi yang lebih luas
pada saat akan dilakukan pekerjaan fisik, dalam arti agar sosialisasi
dilakukan pada setiap Desa/Kampung yang terkena dampak pembuatan
tanggul banjir maupun revetment. Sehingga bila kemudian hari pekerjaan
fisik akan dilakukan sudah tidak ada permasalahan lagi khususnya dari
segi sosial.
2) Sesuai harapan dari masyarakat bahwa nanti agar diadakannya sosialisasi
lagi kepada masyarakat sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (fisik) oleh pihak kontraktor mengenai pemeliharaan fasilitas
jalan akses dan lainnya.
3) Dilokasi-lokasi tepi sungai yang ada pemukimannya perlu dibuatkan tangga
tanggul untuk akses ke sungai atau berkebun
4) Melibatkan masyarakat setempat kaitannya dengan tenaga kerja proyek
sehingga penduduk setempat tidak hanya menjadi penonton tanpa
mendapat manfaat pembangunan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu dan PT. Alles Klar Prima, SID Sungai Surumana
Kabupaten Donggala dan Kabupaten Mamuju Utara. 2016. Palu.
Dokumen Rencana Pengelolaan SDA WS Palu-Larian dan Review Pola Pengelolaan
SDA WS Palu-Lariang

27

Anda mungkin juga menyukai