Anda di halaman 1dari 28

DEBIT ANDALAN

PENGERTIAN UMUM

• Analisis debit andalan (dependeble flow) dimaksudkan untuk mencari nilai


kuantitatif debit yang tersedia dengan probabilitas kejadian tertentu sepanjang
tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan.
• Bila seri data debit tersedia dalam jumlah yang cukup maka debit andalan dapat
langsung ditentukan melalui analisis distribusi frekuensi.
• Namun bila seri data tidak mencukupi, maka data debit perlu dibangkitkan
terlebih dulu dengan menggunakan data hujan, data iklim dan karakteristik fisik
DAS sebagai basic datanya.
• Debit andalan dengan probabilitas kejadian 80%, berarti peluang terjadinya debit
dengan besaran tertentu atau yang melampauinya adalah 80% dalam setiap
tahun, sehingga probabilitas kegagalannya 20%.
• Untuk penyediaan air irigasi biasa digunakan Q80%, PLTA digunakan Q90% dan
air minum digunakan Q100%.
TINGKAT KEANDALAN DEBIT

Untuk menentukan debit andalan dengan tingkat keandalan tertentu perlu


dipertimbangan terminologi debit sungai yang terbagi sebagai berikut :

1. Debit air musim kering


Debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 355 hari dalam setahun
dengan kata lain debit ini menpunyai tingkat keandalan sebesar 95 %.

2. Debit air rendah


Debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 275 hari dalam setahun
dengan kata lain debit ini menpunyai tingkat keandalan sebesar 90 %.

3. Debit air normal


Debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 185 hari dalam setahun
dengan kata lain debit ini menpunyai tingkat keandalan sebesar 50 %.

4. Debit air cukup (affluent)


Debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 95 hari dalam setahun dengan
kata lain debit ini menpunyai tingkat keandalan sebesar 25 %.
Dengan Metode Weibull besarnya debit andalan dengan tingkat keandalan
tertentu dapat dihitung dengan Metode Basic Year atau basic mounth,
probabilitas dihitung dengan rumus :

P = m / (n+1) * 100 %
dengan :
P = probabilitas
kejadian (%)
m = nomor urut data
n = jumlah data
CONTOH
Data debit S. Konto pada titik kontrol Waduk Selorejo
No Periode 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Jan 1 16.45 18.43 18.59 14.89 18.36 13.89 18.66 17.04 15.88 14.52 14.01 19.50 20.99
2   2 18.11 21.08 20.50 15.68 20.18 11.27 18.45 15.65 15.78 13.72 10.29 30.65 21.99
3 Peb 1 41.92 26.41 20.53 16.17 21.05 11.65 25.50 22.77 25.01 33.45 15.24 23.80 23.78
4   2 22.65 24.65 22.48 16.77 15.53 11.43 19.61 22.22 22.37 35.00 18.13 22.13 24.18
5 Mar 1 19.84 20.03 16.51 17.96 16.41 14.17 19.23 21.15 17.13 20.46 22.78 18.82 19.61
6   2 15.77 19.20 21.21 17.97 15.01 13.41 23.70 18.55 16.81 19.40 20.18 19.00 21.03
7 Apr 1 20.57 17.26 22.01 14.72 14.79 14.39 16.94 20.65 17.79 16.42 15.80 23.02 19.75
8   2 21.63 18.66 15.58 17.79 15.93 15.26 21.99 20.43 20.37 16.71 12.81 20.85 19.44
9 Mei 1 16.62 14.76 16.32 13.06 13.44 13.75 14.82 19.35 13.86 14.73 13.24 14.32 15.44
10   2 15.19 15.19 14.53 11.67 10.89 11.58 13.44 18.54 13.07 14.68 16.40 15.36 12.90
11 Jun 1 14.45 13.77 14.24 12.40 12.20 13.23 11.69 17.21 14.87 14.65 10.11 17.81 14.13
12   2 15.09 12.07 15.42 11.25 10.23 12.91 12.19 13.05 14.75 13.37 10.63 14.16 13.87
13 Jul 1 12.07 11.99 15.15 9.71 10.64 12.91 12.59 14.04 11.53 13.44 11.24 12.64 13.01
14   2 10.54 10.75 13.42 11.54 10.47 12.29 11.52 13.62 11.35 13.95 10.57 12.45 12.67
15 Agt 1 11.03 9.10 11.15 10.57 9.78 11.09 11.61 12.89 12.85 10.56 10.40 12.11 10.28
16   2 10.55 9.64 11.03 10.22 8.32 10.63 10.57 12.81 11.81 10.35 9.01 13.46 11.47
17 Sep 1 8.84 9.24 9.69 9.77 9.92 9.77 11.63 11.41 11.64 9.92 10.02 11.15 12.94
18   2 10.41 9.41 8.46 9.38 9.56 10.85 11.92 12.32 11.23 11.77 8.93 11.21 11.82
19 Okt 1 10.50 10.37 11.27 9.82 7.56 9.71 9.14 10.56 14.31 10.88 11.71 13.70 12.43
20   2 11.00 11.13 10.85 11.52 6.72 10.01 13.75 12.68 14.17 10.41 9.26 12.30 12.69
21 Nop 1 10.49 12.22 10.73 12.83 7.45 15.06 11.77 14.44 13.71 12.90 10.69 13.59 11.70
22   2 13.21 9.71 14.89 14.33 10.10 13.41 15.42 15.62 14.38 12.88 12.10 17.55 13.82
23 Des 1 16.01 13.71 22.49 18.26 13.35 10.57 16.63 12.45 15.73 15.13 13.45 13.86 14.63
24   2 14.47 12.19 14.64 17.39 13.83 19.62 17.93 12.95 12.26 14.11 10.70 17.54 12.90

Hitung :
Debit Andalan dengan probabilitas kejadian 50%, 80% dan 90% , menggunakan :
- Metode basic year
- Metode basic mounth
SIMULASI DEBIT MENGGUNAKAN METODE FJ MOCK

DR. FJ Mock dalam makalahnya Land Capability Appraisal & Water Availability
Appraisal, UDDP/FAO, Bogor 1973, memperkenalkan cara perhitungan aliran
sungai dari data curah hujan, evapotranspirasi dan karakteristik fisik daerah
pengaliran untuk menaksir tersedianya air di sungai, bilamana data debit
minimal atau bahkan tidak ada. Cara ini dikenal dengan cara Mock, dan berlaku
khusus untuk sungai-sungai di Indonesia.

Bagan alir model rainfall-runoff


Bagan alir perhitungan debit dalam Metode Mock
Kriteria perhitugan dan berbagai asumsi yang digunakan, diuraikan
sebagai berikut :
Evapotranspirasi Terbatas
Nilai curah hujan (P) diambil dari curah hujan periode yang sama (mm), dan
jumlah hari hujan (h)  jumlah hari terjadinya hujan selama periode tersebut.

Evapotranspirasi terbatas adalah evapotranspirasi aktual dengan


mempertimbangkan kondisi vegetasi dan permukaan tanah serta frekuensi
curah hujan.

E = Eto * (d/30)*m ......... (1)


dengan ;
E = Perbedaan antara evapotranspirasi potensial dengan evapotranspirasi
terbatas.
Eto* = Evapotranspirasi potensial
d = jumlah hari kering atau tanpa hujan dalam 1 bulan.
m = Prosentase lahan yang tertutup vegetasi, ditaksir dari peta tata guna lahan
dan diambil ;
m = 0% untuk lahan dengan hutan lebat
m = 0% pada akhir musim hujan, dan pertambahan 10% setiap bulan kering
untuk lahan dengan hutan sekunder.
m = 10-40% untuk lahan yang tererosi
m = 30-40% untuk lahan pertanian yang diolah (misal sawah, ladang).
Berdasarkan frekuensi curah hujan di Indonesia dan sifat infiltrasi serta
penguapan dari tanah permukaan, didapat hubungan :

d = 3/2 (18-h) atau d = 27 - 3/2 h .......... (2)


h = Jumlah hari hujan dalam sebulan.

Subtitusi dari persamaan (2) ke (1), diperoleh ;

E/Eto* = (m/20)*(18-h)
Et = Eto* - E
Et = Evapotranspirasi terbatas

Soil Water Surplus  volume air yang akan masuk ke permukaan tanah.
Soil Water Surplus = (O-Et) - soil storage, dan = 0 jika defisit ; (P-Et)> dari soil
storage.

Initial storage didefinisikan sebagai besarnya volume air pada saat permulaan
mulainya perhitungan. Ditaksir sesuai dengan keadaan musim, seandainya musim
hujan bisa sama dengan soil moisture capacity dan lebih kecil dari pada musim
kemarau.
Keseimbangan air di permukaan tanah

Curah hujan yang mencapai permukaan tanah (Ds) :


Ds = P-Et
Ds positif bila P>Et, air masuk ke dalam tanah
Ds negatif bila P<Et, sebagian air tanah akan keluar, terjadi defisit.

Perubahan kandungan air tanah, soil storage (S).


- Soil moisture capacity bulan sekarang dengan bulan sebelumnya.
- Soil moisture ditaksir berdasarkan kondisi porositas lapisan tanah atas dari
catchment area.
- Biasanya diambil 50 ~ 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air dalam tanah per m2.
- Jika porositas tanah lapisan atas tersebut makin besar, maka soil moisture capacity
akan makin besar pula.
Debit dan storage air tanah

- Koefisien infiltrasi (I) ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan


kemiringan daerah pengaliran.

- Lahan yang porous maka infiltrasi akan besar, lahan yang terjal dimana air tidak
sempat infiltrasi ke dalam tanah maka koefisien infiltrasi akan kecil.
Besarnya koefisien infiltrasi lebih kecil dari 1.

Rumus-rumus storage air tanah :


Vn = k.Vn-1 + ½ (1+k).In
Vn = Volume air tanah
k = qt/qo = faktor resesi aliran air tanah
qt = Aliran air tanah pada periode ke t
q = aliran air tanah pada awal periode ke t
DVn = Vn - Vn-1
Vn = Volume air tanah bulan ke n
Vn-1 = Volume air tanah bulan ke n-1.
Aliran sungai :

- Aliran dasar = infiltrasi dikurangi perubahan volume aliran air dalam


tanah
- Aliran permukaan = water surplus - infiltrasi
- Aliran sungai = aliran permukaan + aliran dasar
- Debit efektif = aliran sungai dinyatakan dalam m3/detik.
Contoh Perhitungan
Metode FJ Mock
Data dan parameter Metode FJ Mock
a. Besarnya nilai evapotranspirasi diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan Metode Penman,

b. Luas DAS = 1350 km2 [The Study on Counter Measures for Sedimentation
in the Wonogiri Multipurpose Dam Reservoir (2007)

c. Jumlah curah hujan dan hari hujan didapatkan dari rata-rata hujan kawasan
Tahun 2008,

d. Prosentase lahan yang TIDAK tertutup vegetasi (mL) = 20% yaitu untuk lahan
yang diolah dan menerus berubah menurut kondisi iklim,

e. Kelembaban air tanah permulaan (soil moisture capacity), SMC = 150 mm,

f. Tampungan air tanah permulaan (initial storage), Is = 130 mm,


g. Koefisien infiltrasi. i = 0.4,
h. Faktor resesi aliran air tanah. k = 0.6.
i. Data besaran precipitation flood (PF) =5 %
Perhitungan
Data
a. Curah hujan, P = 158,89 mm/1/2 bln
b. Hari hujan, y = 14 hari
Jumlah hari, z = 15 hari
d = z - y = 15 – 14
= 1 hari

Evapotranspirasi terbatas
c. Evapotranspiration, Eto = 54,00 mm/bln
d. Exposed surface, mL = 20 %
e. E = Eto x (d/z) x mL = 54,00 x (1/15) x 20%
= 0,72 mm/1/2 bln
f. Et = Eto – E = 54,00 – 0,72 = 53,28 mm/1/2bln
Keseimbangan air
g. Precipitation flood = PF x P
= 0,05 x 158,89
= 7,94 mm/1/2 bln
h. Soil storage = P - Et - Precipitation flood
= 158,89 – 53,28 – 7,94
= 97,66 mm/1/2 bln
i. Soil moisture = SMC + Soil storage
= 150 + 97,66
= 247,66 mm/1/2 bln
j. Water surplus = P – Et
= 158,89 – 53,28
= 105,61 mm/1/2 bln
Aliran dan tampungan air tanah

k. Infiltration `= Water surplus x I


= 105,61 x 0,4
= 42,24 mm/1/2 bln

l. Storage volume = (0,5 x (1+k) x I) + (k x V(n-1))


= (0,5 x (1+0,6) x 0,4) + (0,6 x 130)
= 111,79 mm/1/2 bln m.

m. Base flow = Infiltrasi – (Vn – V(n-1))


= 42,24 – (111,79 – 130)
= 60,45 mm/1/2 bln
n. Direct run off = Water surplus– Infiltrasi
= 105,61 – 42,24 Base flow
= 63,36 mm/1/2bln
o. Run off = Base flow + Direct run off
= 60,45 + 63,36
= 123,81 mm/1/2 bln
p. Efective Discharge = ((Run off x 0,001)/(3600 x 24 x 16)) x CA x106
= ((123,81 x 0,001)/(3600 x 24 x 16)) x 1350 x 106
= 128,97 m3/dt
SIMULASI DEBIT MENGGUNAKAN METODE NRECA

Perhitungan terdiri dari 18 langkah sebagai berikut :


1)Jumlah hari tiap bulanan
2)Nilai hujan (Rb) dalam 1 periode (bulanan)
3)Nilai evapotranspirasi (PET = Penguapan Peluh Pontensial)
4)Nilai tampungan kelengasan awal (W0), nilainya didapat dengan cara trial and error,
dan pada percobaan pertama di bulan Januari diambil 600 (mm).

5) Rasio tampungan tanah (soil storage ratio - Wi) dihitung dengan rumus :
Wi = W0/Nominal

Nominal = 100+0,2 Ra (3.3)


Ra = hujan tahunan (mm)

6) Rasio Rb / PET = kolom (2) : kolom (3)

7) Rasio AET / PET


AET = Penguapan Peluh Aktual, nilainya tergantung dari rasio
Rb / PET (kolom 6) dan Wi (kolom 5)
8) AET = (AET/PET) . PET . koefisien reduksi
= kolom(7) x kolom(3) x koefisien reduksi

Koefisien reduksi diperoleh dari menghitung beda elavasi hulu dengan


elevasi lokasi sumber (dalam m) dibagi jarak (km). Adapun nilai koefisien reduksi
berdasarkan kemiringannya adalah sebagai berikut :

9) Neraca air = Rb - AET = kolom (2) - kolom (8)


10) Rasio kelebihan kelegasan (excess moisture) dapat diperoleh sebagai berikut:
- Jika neraca air kolom (9) positif, maka rasio tersebut dapat diperoleh dengan
memasukkan nilai tampungan kelengasan tanah (Wi) di kolom 5.
- Jika neraca negatif, rasio 0.

11) Kelebihan kelengasan


= rasio kelebihan kelengasan x
neraca air
= kolom (10) x kolom (11)

12) Perubahan tampungan


= neraca air - kelebihan kelengasan = kolom (9) x kolom(11)

13) Tampungan air tanah = P1 x kelebihan kelengasan = P1 x kolom (11)


P1 = parameter yang menggambarkan karateristik tanah permukaan
(kedalaman 0-2 m), nilainya 0,1 - 0,5 tergantung dari sifat lulus air
lahan.
P1 = 0,1 bila bersifat kedap air, dan
P1 = 0,5 bila bersifat lulus air
14) Tampungan air tanah awal yang harus dicoba-coba dengan nilai awal = 2

15) Tampungan air tanah akhir


= tampungan air tanah + tampungan air tanah awal = kolom (13) x kolom (14)

16) Aliran air tanah


= P2 x tampungan tanah akhir = P2 x kolom (15)

P2 = parameter seperti P1 tetapi untuk lapisan tanah dalam (kedalamam 0 - 10 m)


P2 = 0,9 bila bersifat kedap air
P2 = 0,5 bila bersifat lulus air

17) Larian langsung (direct runoff)


= kelebihan kelengasan
= kolom (11) - kolom (13)

18) Aliran total


= aliran langsung + aliran air tanah
= kolom (17) + kolom (16) dalam mm/periode
= kolom (18) dalam mm x 10 x luas tadah hujan (ha), m3/ periode
Untuk perhitungan periode berikutnya diperlukan nilai tampungan dan kelengasan (kolom
4) untuk periode berikutnya dan tampungan air tanah (kolom 14) periode berikutnya yang
dapat dihitung dengan mengunakan rumus berikut :

a) Tampungan kelengasan
= tampungan kelengasan periode sebelumnya + perubahan tampungan
= kolom (4) + kolom (12), semuanya dari periode sebelumnya.

b) Tampungan air tanah


= tampungan air tanah periode sebelumnya - aliran air tanah
= kolom (15) - kolom (16), semuanya dari periode sebelumnya.

Sebagai kontrol diakhir perhitungan, nilai tampungan kelengasan awal (bulan


Januari) harus mendekati tampungan kelengasan akhir (bulan Desember). Jika
perbedaan keduanya cukup jauh (> 200 mm) perhitungan perlu diulang mulai awal bulan
Januari lagi dengan mengambil nilai tampungan kelengasan awal (Januari) = tampungan
kelengasan bulan Desember.

Anda mungkin juga menyukai