DATA HIDROLOGI
Data hidrologi merupakan bahan informasi yang sangat penting dalam pelaksanaan
inventarisasi potensi sumber-sumber air, pemanfaatan dan pengelolaan sumber-sumber air
yang tepat dan rehabilitasi sumber-sumber alam seperti air, tanah dan hutan yang telah rusak.
Fenomena hidrologi seperti besarnya : curah hujan, temperatur, penguapan, lama penyinaran
matahari, kecepatan angin, debit sungai, tinggi muka air sungai, kecepatan aliran dan
konsentrasi sedimen sungai akan selalu berubah menurut waktu. Dengan demikian suatu nilai
dari sebuah data hidrologi itu hanya dapat terjadi lagi pada waktu yang berlainan sesuai
dengan fenomena pada saat pengukuran nilai itu dilaksanakan. Secara umum analisis
hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan bangunan-bangunan
hidraulik. Analisis hidrologi digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir rencana pada
suatu perencanaan bangunan air dengan menggunakan data curah hujan.
1.1 Parameter Fisik Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk
secara alamiah, dimana semua air hujan yang jatuh ke daerah ini akan mengalir
melalui sungai dan anak sungai yang bersangkutan (Koedotie, 2013). Daerah aliran
sungai adalah daerah yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung/pegunungan
dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju sungai utama
pada suatu titik/stasiun yang ditinjau (Triatmodjo, 2010).
a. Luas DAS
Luas DAS merupakan salah satu parameter karaktristik daerah aliran sungai. Garis
yang mengelilingi DAS tersebut merupakan titik-titik tertinggi. Air hujan yang
jatuh di dalam DAS akan mengalir menuju sungai utama yang ditinjau, sedang
yang jatuh di luar DAS akan mengalir ke sungai lain di scbelahnya. Luas DAS
diperkirakan dengan mengukur daerah itu pada peta topografi. Makin besar DAS
makin lama pula limpasan mencapai outlet, sehingga lebar DAS akan semakin
besar karena hujan yang ditangkap juga semakin banyak. Lebar DAS yang terukur
di titik sungai yang berjarak 0,75 L atau ¾ L dari stasiun hidrometri merupakan
WU. Sedangkan, WL ialah lebar DAS yang diukur di titik sungai di sungai yang
berjarak 0,25 L atau ¼ L dari stasiun hidrometri
b. Luas DAS Hulu
Luas DAS sebelah hulu (RUA) yaitu perbandingan antara luas DAS yang diukur
di hulu garis yang ditarik tegak lurus garis hubung antara stasiun hidrometri
dengan titik yang paling dekat dengan titik berat DAS.
c. Tingkatan Sungai
Tingkatan sungai ditetapkan berdasar ukuran alur dan posisinya; tingkatan
terendah untuk alur terkecil yang mcrupakan sungai-sungai paling ujung dan
tingkat yang lebih tinggi untuk alur yang lebih besar yang berada di daerah bagian
hilir. Strahl er ( 1952, dalam Thompson, 1999) menetapkan anak sungai paling
ujung sebagai sungai tingkat satu. Apabila dua alur dengan tingkat yang sarna
bergabung, maka tingkat alur di bawah percabangan tersebut meningkat satu
tingkat. Sebagai contoh, apabila dua anak sungai tingkat satu bertemu akan
membcntuk sungai tingkat dua. Apabila dua sungai tingkat dua bergabung akan
membentuk sungai tingkat tiga. Jumlah sungai semua tingkat (Nn) adalah jumlah
semua sungai baik tingkat satu, tingkat dua, dan tingkat tiga. Jumlah sungai
tingkat satu disimbolkan N1. Untuk JN merupakan jumlah pertemuan sungai atau
bisa juga diperoleh dari jumlah sungai tingkat satu dikurangi satu (N1-1).
d. Panjang Sungai
Panjang sungai adalah panjang yang diukur sepanjang sungai, dari stasiun yang
ditinjau atau muara sungai sampai ujung hulunya. Sungai utama adalah sungai
terbesar pada daerah tangkapan dan yang membawa aliran menuju muara sungai.
Panjang alur sungai utama (MSL) diperoleh dari akar kuadrat panjang maksimum
sepanjang sungai utama dari stasiun yang ditinjau (atau muara) ke titik terjauh dari
batas DAS (MSLn) ditambah beda elevasi hulu dan hilir (ΔH). Panjang alur
sungai ke titik berat DAS (CTOSTR) adalah panjang sungai yang diukur
sepanjang sungai dari stasiun yang ditinjau sampai titik terdekat dengan titik berat
daerah aliran sungai. Pusat berat DAS adalah pusat berat titik perpotongan dari
dua atau lebih garis lurus yang membagi DAS menjadi dua DAS yang kira-kira
sama besar. Jumlah panjang sungai tingkat satu (ΣSL1) merupakan jumlah dari
panjang semua sungai tingkat satu. Jumlah panjang sungai scmua tingkat (ΣSL)
adalah jumlah dari panjang scmua segmcn sungai semua tingkat.
e. Kemiringan Sungai
Kemiringan sungai utama dapat digunakan untuk memperkirakan kemiringan
DAS. Kemiringan sungai (MSS) diperoleh dari perbandingan antara beda elevasi
hulu dan hilir(ΔH) dengan panjang alur sungai utama(MSL).
Curah hujan harian maksimum adalah: curah hujan harian tertinggi dalam
tahun pengamatan pada suatu stasiun tertentu. Data curah hujan maksimum juga
dapat digunakan untuk menentukan rencana bangunan pengendali hujan pada suatu
sungai. Pendekatan metode yang secara umum diterapkan dalam proses estimasi data
curah hujan harian maksimum tahunan adalah metode Data Maksimum Tahunan.
Metode ini digunakan apabila data yang tersedia lebih dari 10 tahun runtut waktu.
Dalam metode ini, hanya data maksimum yang diambil untuk setiap tahunnya, atau
hanya ada 1 data setiap tahun. Akibat dari metode pengambilan seri data maksimum
tahunan adalah data terbesar ke dua dalam suatu tahun yang lebih besar nilainya dari
data terbesar pada tahun yang lain menjadi tidak diperhitungkan dalam analisis. Pada
tugas besar hidrologi ini digunakan metode data maksimum tahunan karena data
curah hujan yang digunakan dalam rentang waktu lebih dari 10 tahun. Data curah
hujan yang digunakan ialah 20 tahun.
Adapun peta daerah aliran sungai yang digunakan untuk mengerjakan tugas besar
hidrologi ini adalah sebagai berikut.
Dari peta Daerah Aliran Sungai tersebut diperoleh parameter fisik Daerah Aliran
Sungai yang disediakan dalam tabel dibawah ini.