Oleh
M. Rizky Pratama
1814151064
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN
Ekosistem DAS biasanya dibagi menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Secara
drainase lebih tinggi, dengan kemiringan lereng lebih besar, bukan daerah banjir,
pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis vegetasi
daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi, dan
jenis vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang
DAS dapat dipandang sebagai suatu sistem hidrologi yang dipengaruhi oleh
karakter yang spesifik serta berkaitan erat dengan unsur-unsur utamanya seperti
Karakteristik DAS dalam merespon curah hujan yang jatuh di tempat tersebut
perkolasi, aliran permukaan, kandungan air tanah, dan aliran sungai. Data aliran
sungai yang ada di DAS sangat berpengaruh dalam menentukan prediksi atau
perencanaan yang akan dilakukan . pengukuran debit yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yaitu curah huajan, kondisi vegetasi yang ada dan lainnya. Oleh
karena itu perlu mengetahui bagaimana debit yang ada dialiran sungai tersebut
(KAT).
didapatkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Presipitasi adalah uap air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfer ke bumi
dalam segala bentuknya dalam rangkaian siklus hidrologi. Curah hujan yang jatuh
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah
lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan
angina diatas medan datar. Kejadian hujan dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu hujan actual dan hujan rancangan. Hujan actual merupakan rangkaian data
mempunyai karakteristik yang secara umum sama dengan karakteristik hujan yang
hujan yang diharapkan terjadi pada masa mendatang (Basri dkk, 2012)
Presipitasi (hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling penting.
Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan bumi.
Hujan merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi
faktor pengontrol yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan
(DAS). Peran hujan sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu
kawasan dalam kerangka satu sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang
terjadi didalamnya. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dalam mm. derajat curah
hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan dalam suatu satuan waktu dan
Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya
debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3 /s). Dalam laporan-
laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran.
Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan
kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau
tahunan) iklim lokal. Besarnya debit air yang mengalir terutama ditentukan oleh
dua faktor, yaitu: luas penampang lintang aliran air dan kecepatan aliran air
Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan
turun kembali setelah hujan selesai. Fluktuasi debit merupakan salah satu
atau tidak. Cara untuk mengetahui besarnya fluktuasi suatu DAS dengan membagi
debit tertinggi dan debit terendah DAS tersebut selama kurun waktu tertentu.
Sebagian besar debit aliran pada sungai kecil yang masih alamiah adalah debit
aliran yang berasal dari air tanah atau mata air dan debit aliran air permukaan (air
hujan). Dengan demikian aliran air pada sungai kecil pada umumnya lebih
menggambarkan kondisi hujan daerah yang bersangkutan. Sedangkan sungai
besar, sebagian besar debit alirannya berasal dari sungai-sungai kecil dan sungai
Koefisien aliran tahunan (KAT) adalah perbandingan antara tebal aliran tahunan
(q) dengan tebal hujan tahunan (P) diDAS atau merupakan persen curah hujan
yang menjadi aliran (run off) di DAS. Koefisien aliran tahunan merupakan
langsung dengan jumlah curah hujan dalam periode waktu satu tahun Debit aliran
langsung diperoleh dari data debit inflow rata-rata harian dikurangi dengan debit
aliran dasar. Pada musim kemarau besar debit air aliran air menyusut drastis
sedangkan pada musim hujan debit aliran akan semakin deras dan dipengaruhi
Tebal aliran diperoleh dari volume run off (dalam satuan m3 /hari) dari hasil
pengamatan SPAS di DAS selama satu tahun atau perhitungan rumus dibagi
dengan luas DAS (ha atau m2) yang kemudian dikonversi ke satuan mm.
Sedangkan curah hujan tahunan diperoleh dari hasil pencatatan pada Stasiun
Pengamat Hujan (SPH) baik dengan alat AutomaticRainfall Recorder (ARR) dan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop dan alat tulis berupa buku
dan pena. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu jurnal, data debit aliran dari
C. Cara Kerja
argoguruh 2014
3. Menghitung data curah hujan, data debit tahunan, dan curah hujan tahunan.
4. Menentukan Q min dan Q total serta Q tahunan.
4.1 Hasil
Berikut adalah hasil perhitungan dan analisis Koefisien Aliran Tahunan yang telah
dilakukan.
Tabel 3. Data debit tahunan, curah hujan tahunan dan kelas KAT
500.000
400.000
300.000
DEBIT SUNGAI…
200.000
100.000
0.000
01-Jun-14
01-Feb-14
01-Jul-14
01-Nov-14
01-Sep-14
01-Dec-14
01-Jan-14
01-Mar-14
01-Oct-14
01-May-14
01-Apr-14
01-Aug-14
4.2 Pembahasan
agroguruh tahun 2014, didapatkan Q min yaitu 1,456 dan didapatkan Q total yaitu
bahwa CH/tahun 1,08 mm, Luas DAS 21409222 ha, P. Tahunan 277463517,12.
Dapat ditentukan menurut klasifikasi nilai KAT, bahwa kelas KAT DAS
Argoguruh pada tahun 2014 nilainya 0,353139199 termasuk kelas sedang dengan
II/2014. Nilai KAT DAS Argoguruh yang termasuk rendah dapat dipertahankan
erosi, sedimentasi, banjir dan longsor. Perancangan tata guna lahan dan
antara jumlah aliran permukaan langsung dengan jumlah curah hujan dalam
periode waktu satu tahun. Koefisien aliran tahunan dihitung berdasarkan jumlah
hujan tahunan dan debit aliran langsung dalam satu tahun. Berdasarkan data yang
telah diketahui yaitu curah hujan selama setahun, debit air selama setahun dan
tahunan adalah berdasarkan masukan air (hujan tahunan) dan keluarannya (debit
inflow) saja tanpa melihat proses yang terjadi didalamnya. Kegiatan yang dapat
dilakukan yaitu dengan tetap menjaga kondisi lingkungan DAS sehingga Kat
dapat dipertahankan dan pengelolaan DAS akan berjalan lebih baik (Muchtar dan
Abdullah 2007).
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Koefisien Aliran Tahunan (KAT) diperoleh dengan rumus Curah Hujan X Luas
2. Pada debit sungai argoguruh tahun 2014 didapatkan nilai Koefisien Aliran
3. Debit dan Curah hujan yang telah didapatkan diketahui bahwa masuk kedalam
5.2 Saran
asisten lalu harus lebih teliti dalam pengelohan data yang cukup banyak agar hasil
Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai: Edisi
Revisi Kelima. Buku. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 646
hlm.
Basri, H., Manfarizah., dan Salasa, A. 2012. Intersepsi air hujan pada tanaman
kopi rakyat di desa kebet, kecamatan bebesan, kabupaten aceh tengah. J.
Floratek. 7: 91-106.
Handayani, W., dan Indrajaya, W. 2011. Analisis Hubungan Curah Hujan dan
Debit Sub Sub DAS Ngatabaru, Sulawesi Tengah. Jurnal Penelitian
Hutan dan Konservasi Alam. 8(2) : 143—153 .
Harisagustinawati, H., Aswandi, A., dan Sunarti, S. 2020. Karakter DAS kambang
berdasarkan analisis morfometri dan aspek biofisik. Jurnal Daur
Lingkungan, 3(2):38—41.
Nurulita, I., Djuwansah, M. R., dan Marla, R. 2010. Karakteristik curah hujan di
wilayah pengaliran sungai (wps) ciliwung cisadane. J. Riset Teknologi
dan Pertambangan. 20(2): 95-110.
Rahman, A. 2009. Pengaruh luas pola penggunaan lahan dan kondisi fisik
lingkungan terhadap debit air dan sedimentasi pada beberapa daerah
tangkapan air (catchment area) di sub das cimanuk hulu jawa barat. Jurnal
Agroland .16(3):224—230 .
Sobatnu, F., Irawan, F. A., dan Salim, A. 2017 . Identifikasi dan pemetaan
morfometri daerah aliran sungai martapura menggunakan teknologi GIS.
Jurnal Gradasi Sipil. 1(2):45—52 .