Anda di halaman 1dari 14

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KOEFISIEN ALIRAN TAHUNAN

DEBIT SUNGAI ARGOGURUH TAHUN 2014


(Laporan Praktikum Pengelolaan DAS dan KTA)

Oleh

M. Rizky Pratama
1814151064

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem DAS biasanya dibagi menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Secara

biogeofisik, daerah hulu merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan

drainase lebih tinggi, dengan kemiringan lereng lebih besar, bukan daerah banjir,

pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis vegetasi

umumnya tegakan hutan. Sementara daerah hilir DAS merupakan daerah

pemanfaatan dengan kemiringan lereng kecil pada beberapa tempat merupakan

daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi, dan

jenis vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang

didominsi hutan gambut/bakau (Sobatnu dkk, 2017).

DAS dapat dipandang sebagai suatu sistem hidrologi yang dipengaruhi oleh

peubah presipitasi (hujan) sebagai masukan ke dalam sistem. DAS mempunyai

karakter yang spesifik serta berkaitan erat dengan unsur-unsur utamanya seperti

jenis tanah, topografi, geologi, geomorfologi, vegetasi dan tataguna lahan.

Karakteristik DAS dalam merespon curah hujan yang jatuh di tempat tersebut

dapat memberi pengaruh terhadap besar kecilnya evapotranspirasi, infiltrasi,

perkolasi, aliran permukaan, kandungan air tanah, dan aliran sungai. Data aliran

sungai yang ada di DAS sangat berpengaruh dalam menentukan prediksi atau
perencanaan yang akan dilakukan . pengukuran debit yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor yaitu curah huajan, kondisi vegetasi yang ada dan lainnya. Oleh

karena itu perlu mengetahui bagaimana debit yang ada dialiran sungai tersebut

lalu dapat mengetahui koefisien aliran tahunan untuk menentukan perencanaan

pengelolaan DAS (Nurulita dkk, 2010).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum DAS dan KTA sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu mengetahui cara menghitung Koefisien Aliran Tahunan

(KAT).

2. Mahasiswa mampu mengetahui nilai Koefisien Aliran Tahunan (KAT).

pada suatu DAS.

3. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan kelas KAT dari data yang telah

didapatkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Curah Hujan

Presipitasi adalah uap air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfer ke bumi

dalam segala bentuknya dalam rangkaian siklus hidrologi. Curah hujan yang jatuh

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah

lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan

angina diatas medan datar. Kejadian hujan dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu hujan actual dan hujan rancangan. Hujan actual merupakan rangkaian data

pengukuran di stasiun hujan selama periode tertentu. Hujan rancangan adalah

hyetograph hujan yang mempunyai karakteristik terpilih. Hujan rancangan

mempunyai karakteristik yang secara umum sama dengan karakteristik hujan yang

terjadi pada masa lalu, sehingga menggambarkan karakteristik umum kejadian

hujan yang diharapkan terjadi pada masa mendatang (Basri dkk, 2012)

Presipitasi (hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling penting.

Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan bumi.

Hujan merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi

faktor pengontrol yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan

(DAS). Peran hujan sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu
kawasan dalam kerangka satu sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang

terjadi didalamnya. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dalam mm. derajat curah

hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan dalam suatu satuan waktu dan

disebut intensitas curah hujan (Handayani dan Indrajaya, 2011).

2.2 Debit Sungai

Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu

penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya

debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3 /s). Dalam laporan-

laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran.

Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan

karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya

kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau

tahunan) iklim lokal. Besarnya debit air yang mengalir terutama ditentukan oleh

dua faktor, yaitu: luas penampang lintang aliran air dan kecepatan aliran air

(Harisagustinawati dkk, 2020).

Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan

turun kembali setelah hujan selesai. Fluktuasi debit merupakan salah satu

indikator yang digunakan untuk menentukan suatu DAS mengalami kerusakan

atau tidak. Cara untuk mengetahui besarnya fluktuasi suatu DAS dengan membagi

debit tertinggi dan debit terendah DAS tersebut selama kurun waktu tertentu.

Sebagian besar debit aliran pada sungai kecil yang masih alamiah adalah debit

aliran yang berasal dari air tanah atau mata air dan debit aliran air permukaan (air

hujan). Dengan demikian aliran air pada sungai kecil pada umumnya lebih
menggambarkan kondisi hujan daerah yang bersangkutan. Sedangkan sungai

besar, sebagian besar debit alirannya berasal dari sungai-sungai kecil dan sungai

sedang diatasnya (Pratama dan Yuwono, 2016).

2.3 Koefisien Aliran Tahunan

Koefisien aliran tahunan (KAT) adalah perbandingan antara tebal aliran tahunan

(q) dengan tebal hujan tahunan (P) diDAS atau merupakan persen curah hujan

yang menjadi aliran (run off) di DAS. Koefisien aliran tahunan merupakan

bilangan yang menunjukkan perbandingan antara jumlah aliran permukaan

langsung dengan jumlah curah hujan dalam periode waktu satu tahun Debit aliran

langsung diperoleh dari data debit inflow rata-rata harian dikurangi dengan debit

aliran dasar. Pada musim kemarau besar debit air aliran air menyusut drastis

sedangkan pada musim hujan debit aliran akan semakin deras dan dipengaruhi

pula oleh tingkat intensitas hujan yang terjadi (Asdak, C. 2010).

Tebal aliran diperoleh dari volume run off (dalam satuan m3 /hari) dari hasil

pengamatan SPAS di DAS selama satu tahun atau perhitungan rumus dibagi

dengan luas DAS (ha atau m2) yang kemudian dikonversi ke satuan mm.

Sedangkan curah hujan tahunan diperoleh dari hasil pencatatan pada Stasiun

Pengamat Hujan (SPH) baik dengan alat AutomaticRainfall Recorder (ARR) dan

atau ombrometer. Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu


rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan

rata rata di seluruh daerah (Rahman, A. 2009).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Perhitungan Dan Analisis Fluktuasi Debit Sungai Argoguruh Tahun

2014 (Koefisien Aliran Tahunan) dilaksanakan pada Senin, 02 November 2020

pukul 15.00-17.50 WIB melalui aplikasi zoom.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop dan alat tulis berupa buku

dan pena. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu jurnal, data debit aliran dari

bulan Januari sampai Desember pada Tahun 2014.

C. Cara Kerja

Cara kerja pada praktikum ini adalah.

1. Menyiapkan laptop dan software microsoft excel yang digunakan untuk

mengolah data agar dapat diketahui koefisien aliran tahunan di DAS

argoguruh 2014

2. Mengolah data debit aliran Sungai Argoguruh 2014

3. Menghitung data curah hujan, data debit tahunan, dan curah hujan tahunan.
4. Menentukan Q min dan Q total serta Q tahunan.

5. Menentukan kelas Koefisien Aliran Tahunan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut adalah hasil perhitungan dan analisis Koefisien Aliran Tahunan yang telah

dilakukan.

Tabel 1. Data debit Sungai Bendung Argoguruh tahun 2011

No. Keterangan Nilai (m3/s)


1. Q min 1,456
2. Q total 25891,9
3. Q rata-rata 70,937
4. Q tahunan 816652695840

Tabel 2. Data curah hujan Bendung Argoguruh tahun 2011

No. Keterangan Nilai


1. Curah hujan 1,08 mm/detik
2. Luas DAS 2.140.922.000 Ha
3. P tahunan 2,3122 x 1011

Tabel 3. Data debit tahunan, curah hujan tahunan dan kelas KAT

No. Keterangan Nilai


1. Q tahunan 816652695840
2. P tahunan 2,3122 x 1011
3. Koefisien Aliran Tahunan 0,353139199
4. Kelas Koefisien Aliran Tahunan Sedang
5. Skor Koefisien Aliran Tahunan 3
Grafik 1. Debit Air Bendungan Argoguruh Tahun 2014

Debit Sungai Argoguruh 2014


600.000

500.000

400.000

300.000
DEBIT SUNGAI…
200.000

100.000

0.000
01-Jun-14
01-Feb-14

01-Jul-14

01-Nov-14
01-Sep-14

01-Dec-14
01-Jan-14

01-Mar-14

01-Oct-14
01-May-14
01-Apr-14

01-Aug-14

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan debit sungai bending

agroguruh tahun 2014, didapatkan Q min yaitu 1,456 dan didapatkan Q total yaitu

25891,9, Q rata-rata 70,937 dan Q tahunan 51453320818 sehingga diketahui

bahwa CH/tahun 1,08 mm, Luas DAS 21409222 ha, P. Tahunan 277463517,12.

Dapat ditentukan menurut klasifikasi nilai KAT, bahwa kelas KAT DAS

Argoguruh pada tahun 2014 nilainya 0,353139199 termasuk kelas sedang dengan

skor 3 berdasarkan Peraturan Mentri Kehutanan Republik Indonesia P.61/Menhut-

II/2014. Nilai KAT DAS Argoguruh yang termasuk rendah dapat dipertahankan

melalui konservasi tanah dan air dengan melakukan pengecegahan terjadinya

erosi, sedimentasi, banjir dan longsor. Perancangan tata guna lahan dan

pengelolaan yang baik sesuai karakteristik DAS Argoguruh, menghindari


konversi dan ahli fungsi lahan, serta peningkatan jumlah pepohonan. Sehingga

harapan koefisien aliran tahunan/aliran permukaan dapat menunjukkan

kategori/skor sangat rendah sampai rendah dapat tercapai.

Koefisien aliran tahunan merupakan bilangan yang menunjukkan perbandingan

antara jumlah aliran permukaan langsung dengan jumlah curah hujan dalam

periode waktu satu tahun. Koefisien aliran tahunan dihitung berdasarkan jumlah

hujan tahunan dan debit aliran langsung dalam satu tahun. Berdasarkan data yang

telah diketahui yaitu curah hujan selama setahun, debit air selama setahun dan

data luas DAS kita dapat menentukan Koefisien Aliran Tahunan

(KAT)..Pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan nilai koefisien aliran

tahunan adalah berdasarkan masukan air (hujan tahunan) dan keluarannya (debit

inflow) saja tanpa melihat proses yang terjadi didalamnya. Kegiatan yang dapat

dilakukan yaitu dengan tetap menjaga kondisi lingkungan DAS sehingga Kat

dapat dipertahankan dan pengelolaan DAS akan berjalan lebih baik (Muchtar dan

Abdullah 2007).
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang didapatkan dari praktikum ini sebagai berikut:

1. Koefisien Aliran Tahunan (KAT) diperoleh dengan rumus Curah Hujan X Luas

DAS X 100 sehingga didapatkan nilai Koefisien Aliran Tahunan 0,353139199.

2. Pada debit sungai argoguruh tahun 2014 didapatkan nilai Koefisien Aliran

Tahunan (KAT), yaitu 0,353139199.m3/detik dengan kelas KAT sedang.

3. Debit dan Curah hujan yang telah didapatkan diketahui bahwa masuk kedalam

kelas sedang dengan skor 3.

5.2 Saran

Diharapkan pada saat praktikum praktikan lebih memperhatikan penjelasan

asisten lalu harus lebih teliti dalam pengelohan data yang cukup banyak agar hasil

yang diperoleh lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai: Edisi
Revisi Kelima. Buku. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 646
hlm.

Basri, H., Manfarizah., dan Salasa, A. 2012. Intersepsi air hujan pada tanaman
kopi rakyat di desa kebet, kecamatan bebesan, kabupaten aceh tengah. J.
Floratek. 7: 91-106.

Handayani, W., dan Indrajaya, W. 2011. Analisis Hubungan Curah Hujan dan
Debit Sub Sub DAS Ngatabaru, Sulawesi Tengah. Jurnal Penelitian
Hutan dan Konservasi Alam. 8(2) : 143—153 .

Harisagustinawati, H., Aswandi, A., dan Sunarti, S. 2020. Karakter DAS kambang
berdasarkan analisis morfometri dan aspek biofisik. Jurnal Daur
Lingkungan, 3(2):38—41.

Muchtar, A dan Abdullah, N. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Debit Sungai Mamasa. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 2 (1): 174-187.

Nurulita, I., Djuwansah, M. R., dan Marla, R. 2010. Karakteristik curah hujan di
wilayah pengaliran sungai (wps) ciliwung cisadane. J. Riset Teknologi
dan Pertambangan. 20(2): 95-110.

Pratama, W., dan Yuwono, S. B. 2016. Analisis perubahan penggunaan lahan


terhadap karakteristik hidrologi di das bulok. J. Sylva Lestari. 4(3): 11—20 .

Rahman, A. 2009. Pengaruh luas pola penggunaan lahan dan kondisi fisik
lingkungan terhadap debit air dan sedimentasi pada beberapa daerah
tangkapan air (catchment area) di sub das cimanuk hulu jawa barat. Jurnal
Agroland .16(3):224—230 .

Sobatnu, F., Irawan, F. A., dan Salim, A. 2017 . Identifikasi dan pemetaan
morfometri daerah aliran sungai martapura menggunakan teknologi GIS.
Jurnal Gradasi Sipil. 1(2):45—52 .

Anda mungkin juga menyukai