TS- UWKS-2020
IRIGASI
Perbedaan pengertian antara Pengairan & Irigasi
Pengairan → Kegiatan yang menyangkut masalah pendayagunaan air dan
aspeknya.
Irigasi → Kegiatan yang menyangkut masalah air yang berhubungan dengan
pertanian.
- Usaha mengalirkan air → Tanaman dan manusia telah ada sejak zaman kuno.
- Pekerjaan irigrasi pertama (skala besar) oleh Dinas Mesir 3200 SM.
- Memanfaatkan elevasi muka air sungai yang disebabkan pasang surut air
laut.
- Areal yang dapat diairi, yang mempunyai elevansi di bawah elevasi pasang
maksimum.
Dampak Irigasi
Akibat buruk :
- Over irigasi menyebabkan water logging yaitu naiknya garam-garaman
sehiingga daerah akan menjadi asam (sistem drainase kurang sempurna).
Untuk daerah yang tak perlu genangan, rongga tanah di daerah akar akan
terisi air dan kekurangan udara.
- Genangan yang menerus → tempat berkembangbiak nyamuk.
- Pemberian air menerus sepanjang tahun menyebabkan berkembangnya
hama. Untuk memutus siklusnya → mengganti dengan tanaman lain.
Air Kapiler :
Air yang terdapat dalam ruang pori tanah yang tertahan oleh tegangan
permukaan sebagai lapisan tipis yang saling berhubungan pada butir-butir tanah.
Air ini dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman.
Air Grafitasi :
Air kelebihan yang bergerak mengalir ke bawah karena pengaruh grafitasi.
Air ini menambah persediaan air tanah.
Field Capacity :
Suatu kondisi air di dalam tanah setelah air grafitasi dikeluarkan.
Penentuan Field Capacity digunakan untuk mendapatkan banyaknya air yang
terdapat pada tanah yang dapat dipakai untuk pertumbuhan tanaman.
Harganya merupakan selisih antara Field Capacity dengan Titik Layu Tanaman.
40 %
30 % Air Grafitasi
4
20 % Field Capacity
1
0%
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Dengan asumsi kebutuhan air untuk tanaman padi 1.2 l/det/ha maka Luasan sawah yang dapat di
airi yaitu Debit (m3 x 1000) dibagi dengan kebutuhan air (l/det/ha)
Luas Areal Yang Dapat Di Airi Pada Bulan (Ha)
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Q andalan 10.61 9.72 10.61 6.19 4.42 2.65 1.77 0.88 0.88 1.77 5.30 8.84
Luas (Ha) 8842 8100 8842 5158 3683 2208 1475 733 733 1475 4417 7367
Q Rata-rata 27.38 25.16 27.46 16.15 11.61 7.13 4.68 2.67 3.30 4.21 14.22 23.38
Luas (Ha) 22820 20963 22887 13454 9674 5942 3901 2227 2753 3508 11846 19481
23.38
20.00
16.15
15.00 14.22
10.61 9.72 10.61 11.61
10.00 8.84
6.19 7.13
5.00 4.42 4.68 4.21 5.30
2.65 1.77 2.67 3.30 1.77
0.00 0.88 0.88
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Q andalan Q rata-rata
25000
22820 22887
20000 20963
19481
Luas (Ha)
15000 13454
11846
10000 8842 8100 8842 9674
7367
5000 5158 3683 5942 3901 4417
2208 1475 2227 2753 3508
0 733 733 1475
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Reff
Cu
Nr
Pd P
WR = Cu + P + Nr + Pd - Reff
Adapun :
WR = Water Requirement (Kebutuhan air tanaman) (mm/hari ; mm/10 hari ;
mm/15 hari ; mm/bulan )
Cu = Consumtive Use (mm/hari)
Air yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhanya yang dirupakan
dalam bentuk evaporasi & transpirasi
P = Perkolasi (Air yang meresap ke dalam tanah) (mm/hari)
Pd = Puddling Requirement (mm/hari)
Kebutuhan air untuk pengolahan tanah
Nr = Nursery requirement (mm/hari)
Kebutuhan air untuk pembenihan
Reff = Rain efektiv (mm/hari)
Curah hujan efektiv
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
2. Perkolasi (P)
Besarnya perkolasi tergantung pada sifat-sifat fisik tanah :
• Tekstur tanah
• Struktur tanah
• Permeabilitas tanah
• Tinggi permukaan air tanah
• Alat pertanian
= 1. l/det/ha.
8.64
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
DR = IR (l/det/ha) x A (Ha)
adapun :
A = Luasan areal irigasi (Kebutuhan Air Irigasi) (l/det/ha}
DR = Diversion Requierement (Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan (m3/det)
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Contoh soal :
Suatu D.I (Daerah Irigasi) seluas 3000 Ha ditanami padi, 2000 Ha, dan palawija
1000 Ha. Dengan eff irigasi 75 %. Data komponen kebutuhan air sebagai berikut :
Penyelesaian :
Kebutuhan Air Tanaman :
WR Padi = Pd + P + Nr + Cu - Reff
= 4 + 3 + 5 +( 2 x 1.2 ) – 3.2 = 11.2 mm/hari = 1.296 l /det/Ha
WR Plwj = Pd + P + Nr + Cu - Reff
= 0 + 3 + 0 +( 2 x 1.4 ) – 3.2 = 2.6 mm/hari = 0.3 l /det/Ha
Tugas-tugas :
1. Rubahlah satuan kebutuhan air irigasi dari 1_ mm/10 hari ke dalam l/det/ha.
2. Suatu D.I (Daerah Irigasi) seluas 2500 Ha. dengan eff.irigasi diperkirakan
sebesar 65 %. Dengan data komponen kebutuhan air sebagai berikut :
BULAN
No. KOMPONEN SATUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PERKOL.ASI (P) mm/hari 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 '2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
3 PENGOLAHAN TANAH (Pd) mm/hari 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00
EVAPOTRANSPIRASI (ET) mm/hari 3.20 4.50 4.60 3.15 3.60 3.80 3.90 4.10 4.20 4.60 4.20 3.50
KOEF. TANAMAN (K) 1.35 1.40 1.35 1.20 1.20 1.35 1.40 1.35, 1.20 1.11 1.20 1.20
4 EVAPO. POTENSIAL (Eto) mm/hari 4.32 6.30 6.21 4.20 4.32 5.13 5.46 5.54 5.04 5.06 5.04 4.20
KEB. KOTOR. AIR mm/hari 23.32 8.30 8.21 18.20 23.32 24.13 7.46 7.54 7.04 7.06 19.04 23.20
5 CURAH HUJAN (Re) mm/hari 12.00 8.00 7.00 5.00 4.00 3.00 0.00 0.00 0.00 2.00 5.00 11.00
6 KEB.BERSIH AIR DI SAWAH mm/hari 11.32 0.30 1.21 13.20 19.32 21.13 7.46 7.54, 7.04 5.06 14.04 12.20
7 KEB. AIR TAINAMAN (IVVIR) I/det/ha 1.31 0.01 0.14 1.53 2.24 2.45 0.86 0.87 0.81 0.59 1.63 1.41
8 KEB. AIR IRIGASIl (IR) I/det/ha 1.87 0.05 0.20 2.18 3.19 :3.49 1.23 1.25 1.16 0.84 2.32 2.02
(4) = (ET) x K
(6) = (1) + (2) + (3) + (4) - (5)
(7) = (6) 18.64
(8) = (7) / 0.7
Catatan : hitungan diatas bukan angka sebenarnya
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
JARINGAN IRIGASI
Keterangan :
Sungai
Saluran Tersier
Saluran Pembuang
Bangunan Pengatur
Bangunan Utama
Perkampungan
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Jaringan irigasi :
▪ Petak Irigasi
▪ Saluran Pembawa (saluran irigasi)
▪ Bangunan Pengatur
▪ Bangunan Pengukur
▪ Bangunan Pertolongan/Bantu)
▪ Saluran Pembuang (saluran drainase
Kerugian :
Petak Irigasi
1. Petak Primer
Suatu petak irigasi yang terdiri atas beberapa petak sekunder. Apabila
suatu sungai untuk dua pengambilan, maka daerah irigasi terdiri 2 petak
primer.
2. Petak Sekunder
Petak yang terdiri dari beberapa petak tersier, biasanya dibatasi
saluran. drainase sekunder.
3. Petak Tersier
Suatu petak yang terdiri dari beberapa petak kuarter, dengan luasan kurang
lebih 50-150 Ha Petak im meneri'ma air dari bangunan sadap tersier.
4. Petak kuarter
Gabungan dari beberapa luasan sawah-sawah, dengan luasan kurang lebih
8-15 Ha Petak ini menerima air dari bangunan Boks bagi tersier/kuarter.
2. Saluran Sekunder
Saluran yang berfungsi membawa air dari saluran primer (melalui B. Bagi)
menuju saluran tersier ke petak tersier (melalui B.Sadap).
Ujung dari saluran sekunder yaitu bangunan Sadap terakhir.
3. Saluran Tersier
Saluran yang berfungsi membawa air dari saluran sekunder (melalui B.
Sadap) menuju saluran kuarter /ke petak kuarter (melalui Boks bagi).
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
4. Saluran Kuarter
Saluran yang berfungsi membawa air dari saluran Tersier (melalui boks bagi)
menuju menuju ke saluran cacingan dan ke sawah-sawah.
Saluran Kuarter diusahakan panjangnya tidak lebih dari 500 m.
Bangunan Bantu/Pertolongan
Berfungsi untuk mengatasi rintangan dalam penyaluran air sehingga sys tem
irigasi tidak terputus. Disamping itu B.Bantu diperlukan, agar lingkungan tidak
terganggu dengan adanya proyek irigasi.
1. Gorong-gorong (Culvert)
Bila saluran bersilangan dengan jalan, jalan KA atau bangunan lain, dimana
masih terdapat jarak bebas antara permukaan air dengan rintangan.
2. Ta l a ng ( Aqua duc t )
Bila saluran bersilangan dengan lembah, sungai atau saluran lain
3. Siphon
Bila saluran bersilangan dengan jalan, jalan KA atau saluran lain, dimana jarak
antara permukaan air dengan rintangan hampir sejajar, sehingga saluran harus
menikung turun ke bawah dan naik kembali.
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
4. Bangunan Terjun
Bila saluran harus menuruni lereng yang curam, sehingga air mempunyai
kecepatan yang tinggi dan dapat merusak dinding saluran.
4. Got Miring
Bila saluran harus menuruni lereng yang curani dalam jarak yang pendek
sehingga air mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dan dapat merusak dinding
saluran.
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Bab I
Bangunan Utama
Tanggul sungai pada bangunan pengambilan cukup stabil, agar aliran air
tetap ke arah pengambilan.
Pemilihan bangunan pengelak no 1. 2 & 3 bila debit sungai (Q) secara hidrologis
mencukupi tetapi elevasi (H) tidak mencukupi, sedangkan pemilihan bangunan
pengelak no 4 & 5 bila debit sungai (Q) cukup dan elevasi (H) cukup untuk
membelokan air sungai.
1. Data Topografi
▪ digunakan untuk penetapan batas DAS sebagai input
▪ penetapan batas DI (Daerah Irigasi) sebagai output
▪ Pemilihan lokasi Bendung
▪ Cross dan Long section sungai
▪ Perencanaan site plan , lokasi material, sarana transportasi
2. Data Hidrologi
▪ Penentuan Debit andalan yaitu debit yang diharapkan selalu ada dengan
kemungkinan ada 80 % dan kegagalan 20 %. Debit untuk mengetahui
potensi debit sungai untuk keperluan irigasi terutama pada saat musim
kemarau.
▪ Debit banjir rencana yaitu debit yang digunakan untuk perencanaan suatu
bendung T1000, T100, T50, T25.
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Bendung
B. Bagi
B. Sadap
K.Lumpur
S.Primer B. Bantu
S. Sekunder Box. Bagi
S. Tesier
Sawah
Gambar. Ilustrasi Penentuan Elevasi Bendung Mulai dari Sawah
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
+ 85 m
L = 2000 m
L = 700 m L = 1000 m
+ 86 m + 84 m
Lebar Bendung
Pembendungan sungai dimaksudkan untuk meninggikan muka air sungai oleh
karena itu dicari bagian sungai yang menyempit, dengan lebar bendung yang kecil
maka konstruksi akan lebih murah. Penentuan lebar total sebuah bendung sebagai
berikut :
➢ Diusahakan sama dengan lebar rata-rata sungai pada debit penuh (full Bank )
➢ Lebar maximum bendung tidak lebih dari 1,2 x lebar sungai
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
H1
Ka.H1 Kp.H1
B = B1 + B2 + B3
Pilar
B = B1e + B2e + B3e
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Bentuk Pilar Kp
Berujung segi empat dgn sudut yang dibulatkan 0.02
Berujung bulat 0.01
berujung runcing 0.00
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Bentuk Abutment Ka
Pangkal tembok segi empat dgn tembok hulu 0.20
pada 90 ke arah aliran
Pangkal tembok bulat dgn tembok hulu pada 0.10
90 ke arah aliran ; 0,5 H1 > r > 0.15 H1
Pangkal tembok bulat dgn tembok hulu tidak 0.00
lebih dari 45 ke arah aliran ; r > 0.5 H1
Contoh Soal :
R = 0.3 H1
segiempat runcing bulat
5 5 5 5 5 5
1 1 1 1 1
Pembilas
R1 R2
R1 Kemiringan hulu
2
V1 / 2g
H1 Hd H2
P R1
1
adapun :
Q = Debit aliran (m3/det)
Cd = koefisien debit
= Co. C1. C2
Co = fungsi H1/r ( grafik Co Vs H1/r )
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Bentuk streamline aliran air diatas mercu bendung menyebabkan tekanan negatif
yang berakibat terjadinya kavitasi (pengelupasan permukaan) pada tubuh
bendung, Oleh karena itu pada bendung yang terbuat dari tubuh bendung
dibatasi -4 m & pasangan batu kali dibatasi -1 m.
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Contoh Soal :
Bendung mercu bulat dengan jari-jari 1.75 m
kemiringan hulu 1 : 0.33
kemiringan hilir 1 : 1
Lebar efektif 62,4 m
p = 1.5 m
Debit rencana Q100 = 800 m3/det
hitung harga Cd & tinggi energi (H1) ?
Penyelesaian :
Persamaan debit :
Q = Cd . 2 3 2
3 . g .Le. H11,5
2. Mercu OGEE
Berbentuk tirai luapan dari bendung ambang tajam karena itu mercu ini tidak
akan memberikan tekanan sub atmosfir pada permukaan mercu saat air mengalir
diatasnya. Bentuk Mercu OGEE dikembangkan oleh US Army Corps of Engineers.
4 Macam bentuk mercu OGEE dapat dilihat pada gambar berikut :
adapun :
X & Y : koordinat bendung bagian hilir
Hd : Tinggi enegri rencana diatas mercu bendung
K & n : parameter yang nilainya tergantung pada kemiringan permukaan hulu
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Agar bentuk ujung mercu OGEE menyambung dengan kemiringan hilir bendung
maka persamaan ( 1 - 3 ) diturunkan dengan dy/dx =1 sehingga diketahui
koordinat sambungan x dan y.
Persamaan debit yang mengalir diatas mercu adalah sebagai berikut :
Q = Cd . 2 3 2
3 . g .Le. H11,5 (1-4)
adapun :
Cd : koefisien debit = Co. C1. C2
Co : konstanta (= 1,3)
C1 : fungsi P/Hd dan H1/Hd (Grfaik C1 Vs P/Hd dan H1/Hd)
C2 : fungsi P/H1 & kemiringan muka hulu (sama dengan grafik pada mercu
bulat)
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
contoh soal :
Sungai dengan lebar rata-rata 32 m,kemiringan dasar sungai 0.0074 kemiringan
talud 1 : 1 koefisien manning 0.03 mengalirkan debit encana Q50 = 148 m3/det.
Direncanakan sebuah bendung dengan elevasi mercu + 135.00 m, elevasi dasar
sungai pada bagian depan bendung + 134.00 m.
Rencanakan Bentuk Mercu Ogee dengan kemiringan muka hulu 1 : 1 , bila
Lebar bendung = 1.2 x Lebar sungai
Lebar pembilas = 1/10 x Lebar bendung
Penyelesaian :
Q=A.V
= A . 1/n . R2/3 . I1/2
= A . 1/n . (A/P)2/3 . I1/2
A = (b + m.h) . h
= (32 + 1. h) . h = 32h + h2
P = b + 2h . (1 + m2)
= 32 +2 2 h = 32 + 2.828 h
Q = A . 1/n . (A/P)2/3 . I1/2
148 = (32h +h2) . 1/0.03 . ((32h +h2) / (32 + 2.828 h))2/3 . (0.00074)1/2
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
1,5 m
1,5 m
38 m
Hd = H1 – V12/2g
= 1.683 – 1.62/ (2 . 9.8)
= 1.552 m
- C0 = 1.3 (konstanta)
- P/Hd = 1/1.552 = 0.644 dengan H1/Hd = 1.683/1.552 = 1.084 didapat dari
grafik C1 = 0.985
- untuk muka hulu vertikal nilai C2 = 1
Bentuk mercu Ogee dengan muka hulu vertikal, maka jari-jari pembentuk mercu
X1 = 0.282 Hd = 0.438 m
X2 = 0.175 Hd = 0.272 m
R1 = 0.200 Hd = 0.311 m
R2 = 0.500 Hd = 0.778 m
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Y = 0.343 X1.85
+ 135.
+ 134.00 m
n
Y 1 X
=
Hd K Hd
1.85
1 X
Y =1.556 → Y = 0.343 X 1.85
2 1.556
untuk mencari pertemuan antara persamaan tersebut dengan dengan garis miring
pada bagian hilir maka persamaan harus didefrensialkan dy/dx =1
dy/dx =1’ = 1.85 X 0.85 0.343, maka didapatkan
X = 1.71 m dan Y = 0.92 m
TUGAS :
Sungai dengan lebar rata-rata 3_ m,kemiringan dasar sungai 0.006_ kemiringan
talud 1 : 1 koefisien manning 0.03 mengalirkan debit encana Q50 = 1_8 m3/det.
Direncanakan sebuah bendung dengan elevasi mercu + 133. m (Genap) &+
133,5. m (Ganjil), elevasi dasar sungai pada bagian depan bendung + 130.00 m.
(jumlah pilar 4, termasuk disamping pembilas)
Rencanakan Bentuk Mercu Ogee dengan kemiringan muka hulu 3 : 1 (Ganjil) & 3 :
2 , bila Lebar bendung = Lebar sungai ; Lebar pembilas = 1/10 x Lebar bendung
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Bangunan Pembilas
Bangunan ini merupakan kelanjutan dari tubuh bendung, yang berfungsi untuk
membilas sedimen yang terkumpul di depan tubuh bendung.
Ketentuan lebar pembilas :
- Lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1/6
sampai dengan 1/10 lebar total bendung u. sungai kurang dari 100 m
- Lebar pembilas sebaiknya diambil 60 % dari lebar total Intake (0,6 w).
Dinding pemisah antara pembilas dengan bendung, sebaiknya membentuk sudut
60 - 70 terhadap ujung intake.
W
60
0.6 W 1/6 – 1/10 L Bendung
Dinding Pemisah
Contoh soal :
Q pengambilan rencana = 10.88 m3/det
Q rencana = 1.2 x 10.88 = 13.10 m3/det (20 % untuk membilas K.Lumpur)
selisih muka air hulu hilir (z) = 0.2 m
tinggi bukaan max (a) = 1.19 m
maka lebar pengambilan
Q = . a. b . (2.g.z)
13.10 = 0.8 . 1.19 . b (2. 9,8 . 0,2)
b = 6.95 m → ambil 7 m (5 pintu x 1.4 m ( lebar pintu))
Lebar total intake = 5 x 1.4 + (4 bh pilar x 1m) = 11 m
Lebar pembilas = 0.6 x L Intake
= 0.6 x 11 = 6.6 m → direncanakan 6.5 m
rencana pembilas
- pintu = 1.5 m x 3 bh = 4.5 m
- pilar = 1 m x 2 bh = 2.0 m
Total pilar + pintu = 6.5 m
1.5 m
6.5 m
1.4 m
11 m
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Peredam Energi
Aliran yang melalui bendung pelimpah mempunyai energi yang besar, agar tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian hilir bangunan, maka diperlukan suatu
konstruksi untuk meredam energi tersebut.
Untuk menghasilkan peredam energi terbaik maka perlu dilakukan check untuk
setiap kondisi debit dan tinggi permukaan air di hilir. peredam terbaik yaitu yang
tidak menimbulkan degradasi pada bagian hilir oleh karena itu perlu dibuat
perhitungan dengan muka air di hilir terendah yang mungkin terjadi.
H1 Hd hc H
p
Y2
Z H2 2a
Y1 a
Lj
Rumus :
V1 = (2g (0.5 H1 + z))
q = V1 . Y1
Y2 = Y1 1+ 8 Fr1 − 1
1 2
2
V1
Fr =
g.Y1
adapun :
V1 = Kecepatan Awal (m/det)
H1 = Tinggi energi di atas ambang (m)
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Panjang Kolam
Panjang kolam loncatan air biasanya kurang dari panjang bebas loncatan karena
adanya ambang ujung (end sill). Ambang ini berfungsi untuk memantapkan aliran
dan diletakan pada jarak
Lj = 5 (n + Y2 )
dimana
Lj = panjang kolam (m)
n = a : tinggi ambang hilir (m)
Y2 = kedalaman air di atas ambang (m)
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
H1 Hd 2/3 H 1 Z=AH
p
t
D 2a
R a
Lj
hc
n = a = 0.28. hc
H
q2
hc = 3
g
dengan H1 = Hd + V12/2.g
mencari harga D = R = L
untuk 1/3 < Z/H1 < 4/3 maka D = 1.4 Z + 0.6 H1
untuk 4/3 < Z/H1 < 10 maka D = 1.1 Z + 0.6 H
adapun :
a = tinggi ambang ujung (m)
D = R = L = panjang lompatan (m)
hc = kedalaman kritis (m)
Z = Selisih tinggi energi (m)
H1 = tinggi energi pada bagian hulu (m)
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
H
R 90 R
a = 0.1 R
T
H
0.215
T min
untuk 1 < H/hc 2.4 maka =1.88
hc hc
H
0.33
T min
untuk H/hc > 2.4 maka =1.7
hc hc
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
USBR tipe IV dipakai untuk bil Froude antara 2,5 s/d 4,5
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Contoh Soal :
Suatu debit banjir Q100 = 50 m3/det melewati mercu bendung L = 20 m tinggi P
= 1,5 m. Elv. Dasar +100 m tinggi energi di depan hulu bendung H1 = 1,35 m
selisih tinggi energi antara hulu dan hilir 1 m ( H )
Rencanakan kolam olak / Peredam energi tipe :
a. Vlugter
b. Bak tenggelam
c. USBR
Penyelesaian :
Tipe Vlugter
Kedalaman kritis
hc = 3 (q2 / g )
= 3 (2,52 / 9,81 ) = 0,86 m
q = Q / L = 50 /20 =2.5 m3/det/m
+102,85 m
H = 1 m
+101,5
2,465 m
+100
+99,29
2,21 m
Bak Tenggelam
hc = 0,86 m
Jari-jari minimum Bak (R)
H / Hc = 1 / 0,86 = 1,162 m maka dari grafik di dapat Rmin / hc = 1,55 m
maka Rmin = 0,86 x 1,55 m= 1,33 m
Tinggi air minimum di hilir (t)
H / Hc = 1 / 0,86 = 1,162 (1 < H/hc 2.4)
H
0.215
T min
maka =1.88
hc hc
Tmin = 0,86 . 1,88 ( 1 / 0,86)0,215
= 1,67 m
+102,85 m
H = 1 m
+101,5
t = 1,67 m
+100 R = 1,33 m a = 0,167 m
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
V1
Fr =
g.Y1
Fr1 = V1 / (g .Y1)
Y2 1
=
Y1 2
1 + 8 Fr 2 − 1
Y2 = 0,383 / 2 . ( (1 + 8 . 3,3712 ) -1)
Y2 = 1,644 m
Gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pengelak mempunyai arti penting dalam
perencanaan yaitu :
a) Tekanan air
b) Tekanan lumpur
c) Gaya gempa
d) Berat bangunan
e) Reaksi pondasi
a) Tekanan air
Gaya tekanan air dibagi menjadi gaya hidrostatik dan gaya hidrodinamik.
Tekanan hidrostatik adalah fungsi kedalaman di bawah permukaan air. Tekanan
air selalu bekerja tegak lurus terhadap muka bangunan, agar mudah
perhitungannya maka gaya horisontal dan gaya vertikal dikerjakan terpisah.
Sedangkan tekanan air dinamik jarang diperhitungkan untuk stabilitas
bangunan pengelak dengan tinggi energi rendah.
gaya tekan ke atas yaitu gaya yang disebabkan oleh gaya angkat air yang
berada di bawah tubuh bendung, sehingga mengurangi berat efektiv bangunan.
besarnya gaya tekan ke atas dirumuskan sebagai berikut :
Wu = c w [h2 + ½ (h1 + h2 ) ] A (2-1)
dimana :
c = proporsi luas dimana tekanan hidrostatik bekerja (c =1, untuk
semua tipe pondasi).
w = berat jenis air k N/m3
h2 = kedalaman air di hilir (m)
= proporsi tekanan (lihat tabel)
h1 = kedalaman air di hulu (m)
A = luas dasar (m2)
Wu = resultante gaya tekan ke atas, kN
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
H1
H2
Wu
WW w h2
½ (h1 - h2 ) w
Gaya tekan ke atas dapat ditentukan dengan membuat jaringan aliran (Flow Net)
atau dengan menggunakan teori Lane untuk teori angka rembesan (Wiegted
Creep theory). Dalam teori rembesan diasumsikan bidang horisontal memiliki
daya tah terhadap aliran (rembesan) 3 kali lebih lemah dibandingkan dengan
bidang vertikal. yaitu dengan cara membagi beda tinggi energi bendung sesuai
dengan panjang relatif di sepanjang pondasi.
Px = Hx – Lx / L . H (2-2)
dimana :
Px = gaya angkat pada x, kg/m2
L = panjang total bidang kontak bendung dan tanah bawah, m
Lx = jarak sepanjang bidang kontak dari hulu sampai x, m
H = beda tinggi energi, m
Hx = tinggi energi di hulu bendung, m
L dan Lx dihitung sesuai dengan cara Lane, bidang yang membentuk sudut 45
atau lebih terhadap bidang horisontal dianggap vertikal.
b) Tekanan Lumpur
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
tekanan lumpur yang bekerja terhadap muka hulu bendung atau pintu dapat
dihitung dengan rumus :
s h 2 1 − sin
Ps = (2-3)
2 1 + sin
dimana :
Ps = gaya yang terletak pada 2/3 kedalaman dari atas lumpur yang bekerja
secara horisontal.
s = berat jenis lumpur, kN
h = dalamnya lumpur, m
= sudut gesekan dalam, derajat.
G −1
s = s
'
G
s’ = berat volume kering tanah = 16 kN
= berat volume butir = 2,65
c) Gaya Gempa
Harga gaya gempa didasarkan pada peta indonesia yang menunjukan
berbagai daerah dan risiko. Faktor minimum adalah 0,1 g percepatan grafitasi
yang dikalikan dengan massa bangunan sebagai gaya horisontal menuju ke
arah yang paling tidak aman yakni arah hilir.
d) Berat Bangunan
Berat bangunan tergantung bahan yang dipakai membuat bangunan itu.
Berat volume :
▪ pasangan batu = 22 kN/m3
▪ beton tumbuk = 23 kN/m3
▪ beton bertulang = 24 kN/m3
e) Reaksi Pondasi
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
P=
(w ) + (w ) e m (2-4)
A I
dimana :
P = tekanan vertikal pondasi
(w) = keseluruhan gaya vertikal, termasuk tekanan ke atas tetapi tidak
termasuk reaksi pondasi.
A = luas dasar, m
e = eksentrisitas pembebanan, atau jarak dari pusat gravitasi dasar (base)
sampai titik potong resultante dengan dasar.
I = momen kelembaman dasar di sekitas pusat gravitasi.
m = jarak dari titik pusat luas dasar sampai ke titik dimana tekanan
dikehendaki.
Kebutuhan Stabilitas
Tinjauan stabilitas yaitu terhadap tiga penyebab runtuhnya bangunan :
1. Gelincir (sliding)
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
(H ) = tan f (2-5)
(V − U ) S
dimana :
(H) = keseluruhan gaya horisontal yang bekerja pada bangunan, kN
(V - U) = keseluruhan gaya vertikal (V) dikurangi gaya tekan ke atas yang
bekerja pada bangunan, kN
0 = sudut resultante semua gaya terhadap garis vertikal.
f = koefisien gesekan
S = faktor keamanan (= 2, untuk kondisi pembebanan normal)
PX − w X
dX S (2-6)
dimana :
dX = tebal lantai pada titik x, m
PX = gaya angkat pada titik x, km/m2
wX = kedalaman air pada titik x, m
= berat jenis bahan, kg/m3
S = faktor keamanan (=1,5 untuk kondisi normal ; 1,25 untuk kondisi
ekstrem)
▪ Metode koshia
dalam metode Lane membandingkan panjang jalur rembesan dibawah bangunan
di sepanjang bidang kontak bangunan/pondasi dengan beda tinggi muka air
anatar kedua sisi bangunan.
H
A
C E F
B
D G H
CL =
L V +1 / 3 L H
(2-7)
H
dimana :
CL = angka rembesan Lane (lihat Tabel)
LV = jumlah panjang vertikal, m
LH = jumlah panjang Horisontal, m
H = beda tinggi muka air, m
Panjang Rembesan Lx Hx Ux
Point Garis LV LH 1/3 LH LX LT AH tkn2 Hx - (Lx/LT)
Ao 2.00 2.000
Ao - Al 1.50 0.00
Al 1.50 0.087 1.85 3.50 3.340
Al -A2 0.50 0.17
A2 1.67 0.096 1.85 3.50 3.322
A2 - A3 1.00
A3 2.67 0.154 1.85 2.50 2.215
A3 - A4 7.50 2.50
A 5.17 0.299 1.85 2.50 1.947
A-B 1.50
B 6.67 0.385 1.85 4.00 3.287
B-C 1.50 0.50
C 7.17 0.414 1.85 4.00 3.234
C-D 2.00
D 9.17 0.530 1.85 6.00 5.020
D-E 3.00 1.00
E 10.17 0.588 1.85 6.00 4.913
E-F 1.00
11-
F 0.645 1.85 7.00 5.8061
17
F-G 1.50 0.50
G 11.67 0.674 1.85 7.00 5.752
G-H 5.40 1.80
H 13.47 0.778 1.85 6.00 4.560
H-1 1.00.
I 14.47 0.836 1.85 7.00 5.453
1.00 0.33
J 14.80 0.855 1.85 7.00 5.4,17
J-K 2.50
K 17.30 1.000 1.85 4.50 2.650
10.50 6.80 LT
51.775 '156,000
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
BAB V
Bangunan Bagi dan Sadap
Bangunan bagi adalah bangunan air yang digunakan membagi air dari saluran
primer ke saluran sekunder. Bangunan bagi dilengkapi dengan pintu dan alat
ukur. Pintu digunakan menaikan kembali muka air sampai batas yang diperlukan
supaya pembagian air ke cabang saluran sekunder dapat dilakukan (gambar ).
pintu ini dibuat pada bagian yang menerus. Pada cabang saluran dibuat alat ukur
guna mengukur debit yang akan dialirkan melalui saluran tersebut agar air yang
masuk sesuai dengan kebutuhan air di sawah yang akan diairi.
Pintu dan Alat Ukur
Pintu terdiri dari :
➢ Susunan kayu yang satu sama lain terlepas (skot balk)
- kehilangan tekan z = 0.05 m
- disarankan lebar b 1.5 m, agar mudah memasang dan mengambil
kayunya.
➢ Pintu kayu atau besi yang dilengkapi dengan stang pengankat.
- Untuk lebar > 1.0 m lebih baik dibuat dari kayu, bila lebar b 1.0 m lebih
baik terbuat dari besi.
- Lebar pintu maximu = 2,5 m
Alat ukur yang umum dipakai :
- Alat ukur Romijn
- Pintu sorong Crump de Gruyter
Perhitungan Hidrolis
Skot balk dan pintu
Q= Cd .Cv. 2 3 2
3 .g .b. h11,5 (5-1)
dimana :
Q = Debit aliran (m3/det)
Cd = koefisien debit
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Cv = koefisien kecepatan
b = Lebar skot balk (m)
h1 : Tinggi air di atas skot balk (m)
Bila kehilangan tekanan z yang dipakai pada perhitungan hidrolis maka rumusnya
:
Q = . b . h. (2.g.z) (5-2)
dimana :
Q = debit (m3/det)
: koef debit 0.85
h : dalam air pada pintu (m)
b : lebar pintu (m)
z : tinggi tekan = 0.05 m
g : percepatan grafitasi (m/det2)
Bangunan Sadap
Bangunan sadap juga dilengkapi pintu dan alat ukur. Pada prinsipnya sama seperti
bangunan bagi , hanya saja tidak untuk membagi air tetapi untuk penyadapan ke
saluran tersier.
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Kantung Lumpur
Berfungsi untuk mengendapkan sedimen yang masuk ke dalam intake, agar tidak
masuk ke dalam jaringan irigasi.
Fungsi :
▪ Memperkecil biaya pemeliharaan irigasi, yaitu dengan mencegah masuknya ke
dalam jaringan irigasi yang mendangkalkan saluran-saluran irigasi.
▪ Menjaga akurasi bangunan ukur dalam mengukur debit.
Pembersihan kantung lumpur dilakukan secara berkala bila kantung sudah penuh
dengan lumpur (untuk jangka waktu sesuai yang direncanakan), Sedimen dibilas
dengan memberikan debit yang besar dan membuka pintu yang menghubungkan
dengan saluran pembilas.
Bentuk fisik dari kantung lumpur merupakan pembesaran saluran, dari intake
sampai panjang tertentu, yang bertujuan mengurangi kecepatan aliran dan
memberi kesempatan sedimen mengendap.
L B
H L Q
= V=
W V H. B
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
W. L Q W .L
V= =
H H .B H
Q
L.B =
W
persyaratan ;
L/B > 8, agar tidak terjadi meander (bentuk bekas aliran yang berkelok kelok)
atau L > 8B atau B< L/8
adapun :
H : Kedalaman air (m)
w : Kecepatan mengendap partikel (m/det)
V : Kecepatan Aliran (m/det)
Q : Debit Aliran ( m3/det)
L : Panjang K.Lumpur (m)
B : Lebar K.Lumpur (m).
Langkah-langkah perencanaan :
1. Menentukan ukuran partikel sedimen dan kandungannya dalam air
2. Menentukan volume kantung lumpur yang diperlukan
3. Perkiraan awal luas rata-rata kantung lumpur.
Q
L.B =
W
4. Menentukan kemiringan energi di K.lumpur dalam kondisi normal
Q = An . V n
Vn= Ks . Rn 2/3 . In ½
contoh soal :
Qn = 10.9 m3/det w = 0.004 m/det
waktu pembilasan (T) = 1 minggu
kandungan sedimen = 0.5 %O = 0.0005
vol sedimen = 0.0005 x Qn x T
= 0.0005 x 10.9 x 7 x 24 x 3600 = 3290 m3 3300 m3
Qn
L.B =
W
= 10.9 / 0.004 = 2725 m2
karena L/B > 8 ---→ B < 18.5 L > 147.3 m
1,74 m 1:2
15,56 m
18,5 m
1.47 m
In
0,56 m
In
0,764 m
Is
227,5 m
Tugas :
Qn = 5, _ m3/det w = 0.004 m/det
waktu pembilasan (T) = 2 minggu
kandungan sedimen = 0.2_ %O
Rencanakan dimensi kantung lumpur ..
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Pertimbangan-pertiambangan :
Teknis : sekecil mungkin kehilangan energi , akibat pemasukan, gesekan &
pengeluaran. Hal ini tergantung dari bentuk dan bahan.
Ekonomis :
▪ dimensi sekecil mungkin dan mencukupi kapasitasnya untuk debit yang
melewati, yaitu A kecil & V diperbesar maka I diperbesar dan Fr < 0.7
▪ pemilihan pondasi
Perhitungan hidrolis
Q=A.V
A=b.h ; P = b +2 . h
V = Ks . R 2/3 .I 1/2
adapun :
b : lebar talang(m)
h : kedalaman air di talang (m)
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
contoh soal :
Rencanakan dimensi talang Q = 2.88 m3/det ; v = 1.5 m/det bahan beton
kecepatan dan tinggi air di saluran yaitu 0.46 m/det dan 1.27 m, yang melalui
sungai dengan lebar 25 m.
Penyelesaian :
A=Q/V
=2.88 / 1.5 = 1.92 m2
b=A/h
= 1.92 / 1.27 = 1.51 m
kemiringan yang diperlukan
R =A/P
=1.92 / (1.51 + 2 . 1.27) = 0.47 m
I = (V / Ks R2/3)2
= (1.5 / 70 . 0,47 2/3)2 =0.0013
Checking kondisi aliran
Fr = V/(gh)
= 1.5 / (9.8 . 1.27) = 0.52 < 1 (aliran sub kritis)
(v1 − v 0 ) 2 (v 2 − v1 ) 2
Z = 1 + I . L + 3
2.g 2.g
14,44
14,43
14,38
14,36
h =1,27 m
13,17
13,16 h =1,27 m
I = 0,0013
13,11 13,09
L = 13,11
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Gorong-Gorong (Culrvert)
Perhitungan Hidrolis
1. Gorong-gorong terisi penuh (aliran tertutup / aliran tertekan)
Q = . A 2. g . z
Adapun :
Q : debit (m3/det)
: koef. debit (segi empat 0,8 ; bulat 0,9)
A : Luas (m2)
g : percepatan grafitasi (9,8 m/dt2)
z : kehilangan tinggi tekan (m)
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Q=A.V
V = Ks . R 2/3 . I 1/2
adapun :
Q : debit (m3/det)
Z = h masuk + h gesekan + h keluar
(z1) (z2) (z3)
(v1 − v 0 ) 2 (v 2 − v1 ) 2
z1 = 1 z2 = I . L z3 = 3
2.g 2.g
v2 L
z2 = hf = =I.L -------→ C = R1/6 K
C2 R
adapun :
L : panjang gorong-gorong (m)
h : kedalaman air di talang (m)
z : kehilangan tinggi tekan (m)
v0 : Kecepatan air pada saat masuk, m/det
v1 : Kecepatan air pada talang, m/det
v2 : Kecepatan air pada saat keluar, m/det
Ks : Koefisien Strickler
R : Jari-jari Hidrolis,m
I : kemiringan, m/m
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Sipon
pertimbangan perencanaan
- Kecepatan air dalam syphon harus tinggi untuk menghindari terjadinya
pengendapan, minimum 1,5 m/det & maximum 3 m/det.
- Bentuk → Bulat / Persegi dengan singel atau doubel pipa, diameter minimum
0.7 m agar mudah pemeliharaanya
- Perlu Trashrack (kisi-kisi penyaring ) untuk mencegah masuknya
kotoran/sampah masuk kedalam pipa.
- Sipon cukup kuat terhadap gaya yang bekerja dari luar
- Sipon mampu menahan gaya ke atas (Uplift)
- Kehilangan tinggi energi
- peralihan masuk
- peralihan keluar
- Gesekan sepanjang pipa
- belokan pipa
a. Peralihan masuk / keluar
( Va − V) 2
z =
2.g
adapun :
Va = Vrata pada siphon (m/det)
V = Vrata pada saluran(m/det)
= factor kehilangan energi tergantung bentuk
b. Gesekan sepanjang Pipa
v2 L
hf = =I.L
C2 R
C = R1/6 K
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
c. Belokan Pipa
V2
H b = Kb
2.g
adapun :
Kb : Koefisien tekuk
Kb / 30 45 60 75 90
Bulat 0,11 0,24 0,47 0,80 1,10
Persegi 0,14 0,30 0,60 1,00 1,40
d. Trash Rack
4/3
V2 s
Ht = c c= sin
2.g b
S b S
adapun :
c = Koefisien kisi
= fak. Bentuk bulat 2,4
persegi 1,8
adapun :
v2 : Kecepatan air dalam pipa, m/det
Ks : Koefisien Strickler
R : Jari-jari Hidrolis, m
L : Panjang pipa,m
Kb : Koefisien kehilangan di belokan.
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Contoh :
suatu saluran dengan karakteristik sbb :
Qmaks = 2,880 m3/dt
b = 5,77 m
h = 1,65 m 0,25 h
i = 0,14 0/ h b=h
00
m = 1,5
v = 0,56 m/dt
siphon persegi akan dibuat dalam beton bertulang. Untuk mencegah sedimentasi
dalam sipon selama debit rendah, diperlukan sipon tipe pipa rangkap, pipa yang
satu dapat ditutup selama debit rendah (Q < 0,5 Qmaks).
14,81 14,36
13,5 13,09
L1 = 19,40
L3 = 22,25
L2 = 17,40
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
2. Bagian siku
Kehilangan tinggi energi pada bagian siku dinyatakan sebagai fungsi
kecepatan:
v2
H b = K b
2g
adapun :
H b = kehilangan energi dibagian siku
16,50 = 0,042
H b = (0,04 + 0,042) . 2,02/19,6 = 0,017 m
3. Bagian peralihan:
= 0,20
masuk
= 0,40
keluar
4. Kisi-kisi penjaring:
hf = c V2/2g
c = b (s/b)4/3 sin
s = 10 mm
= 1,8 ( jruji-jeruji bulat)
b = 100 mm
= 750
c = 1,8 (0,1)4/3 sin 750 = 0,081
hf = 0,081 x 2,002/19,6 = 0,016
SALURAN IRIGASI
Def : Bangunan yang berfungsi menyalurkan air dari suatu tempat ke tempat lain
Macam saluran :
1. Saluran pasangan (Batu Kali, Beton, Batu bata dll)
2. Saluran tanah tanpa pasangan
1. Chezy
V = C ( R.I )1/2
2. Manning
R1 / 6
C = ➔ V = 1/n . R2/3 . I1/2
n
3. Strickler
Kapasitas saluran
A = (b+m.h). h ; P = b+2.h . 1 + m2
A elv 2 − elv 2
R = ; I =
P S
1 2 1
V = x R 3 x I 2
n
Q = A x V
Adapun :
A = luas penampang (m²).
b = lebar dasar saluran (m).
h = tinggi saluran (m).
P = luas basah saluran (m2).
R = jari-jari hidrolis (m).
V = kecepatan aliran (m/dt).
n = kekasaran dinding saluran.
I = kemiringan dasar saluran.
Q = debit air (m3/dt).
S = panjang saluran (km).
m = kemiringan dinding sal
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Tabel De Vos
Tabel Q & Koef Strickler (Ks) Tabel Q & Tinggi Jagaan (w)
Q (m3/det) Ks Q (m3/det) W
0.15 - 0.30 35 0.00 - 0.30 0.3
0.30 - 0.50 35 0.30 - 0.50 0.4
0.50 - 0.75 35 0.50 - 1.00 0.5
0.75 - 1.00 35 1.00 - 1.50 0.6
1.00 - 1.50 40 1.50 - 2.50 0.75
1.50 - 3.00 40 > 2.50 1.0
3.00 - 4.50 40
4.50 - 5.00 40
5.00 - 6.00 42.5 Adapun :
6.00 - 7.50 42.5 Q : debit
7.50 - 9.00 42.5 b : lebar dasar sal.
9.00 - 10.00 42.5 h : tinggi air
10.00 - 11.00 42.5 m : kemiringan dinding
11.00 - 15.00 45 Ks : Koef. Strickler
15.00 - 25.00 45 w : Tinggi Jagaan
25.00 - 40.00 45
1 h
b
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Contoh Soal :
P = b + 2 .h √(1 + m2)
= 3,415+ .1,138 √(1 + 1,52) = 7,518 m
Kemiringan Talud (m) min untuk Jenis Tanah dan Kedalaman Saluran (D)
Jenis Tanah m D m
Batu < 0.25 D :s 1.00 1 :1
Gambut Kenyal 1 -2 1< D :5 2 1 :1.5
Lempung Kenyal 1 -2 D > 2.00 1 :2
tanah berpasir 1.5 - 2.5
Pasir berlanau 2 -3 Sumber: Kriteria Perencanaan Saluran PU Pengairan
Gambut lunak 3 -4
Tinggi Jagaan (w) Min untuk Sal. Tanah Lebar Minimum Tanggul
Q (m3/det) w Q Rencana tanpa dengan
< 0.50 0.4 (m3/det) Inspeksi Inspeksi
0.50 - 1.50 0.5 Q≤ 1.00 1 3
1.50 - 5.00 0.6 1.00 ≤Q≤ 5.00 1.5 5
5.00 - 10.00 0.75 5.00 ≤Q≤ 10.00 2 5
10.00 - 15.00 0.85 10.00 ≤Q≤ 15.00 3.5 5
> 2.50 1.0 Q > 15.00 3.5 -
Q (m3/det) m n Ks
0.15 - 0.30 1 1 35
0.30 - 0.50 1 1.0-1.2 35
0.50 - 0.75 1 1.2-1.3 35
0.75 - 1.00 1 1.3-1.5 35
1.00 - 1.50 1 1.5-1.8 40
1.50 - 3.00 1.5 1.8-2.3 40
3.00 - 4.50 1.5 2.3-2.7 40
4.50 - 5.00 1.5 2.7-2.9 40
5.00 - 6.00 1.5 2.9-3.1 42.5
6.00 - 7.50 1.5 3.1-3.5 42.5
7.50 - 9.00 1.5 3.5-3.7 42.5
9.00 - 10.00 t5 37 - 3.9 42.5
10.00 - 11.00 2 3.9-4.2 45
11.00 - 15.00 2 4.2-4.9 45
15.00 - 25.00 2 4.9-6.5 45
25.00 - 40.00 2 45
.5-
9.0
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
1. Dengan debit Q yang ada tentukan nilai m, n, Ks, sedangkan I disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
v2 L
z = (1 + fi + f . ) ----→ pipa bulat
2.g D
0.0005078
f = 1.5 ( 0.01989 + ) ----→ pipa bulat
D
0.0005078
f = 1.5 ( 0.01989 + ) ----→ pipa persegi
4R
adapun :
L : panjang gorong-gorong
S : Keliling basah ( P)
F : penampang basah ( A)
R : Jari-jari Hidrolis
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020
Diktat Bangunan Air – F.TS- UWKS-2020