BAB 2
KONDISI UMUM
DAERAH STUDI
2.1. KONDISI TOPOGRAFI DAN GEOGRAFIS
Untuk mengatasi masalah banjir yang pernah beberapa kali terjadi di sekitar
lokasi proyek, diperlukan suatu cara yang tepat dalam penanganan yaitu
dengan merencanakan sistem drainase pengendalian banjir. Selain itu pula
perlu diperhatikan kondisi lokasi proyek serta kondisi yang ada di sekitar
lokasi studi. Tanpa memperhatikan kondisi yang ada, perencanaan yang akan
dibuat akan menyimpang atau tidak sesuai dengan kebutuhan serta kondisi
dari sekitar lokasi. Hal ini akan menyebabkan perencanaan menjadi tidak
efektif dan bahkan dapat menimbulkan dampak bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar lokasi studi.
Curah hujan rata-rata bulanan yang jatuh di daerah studi sangat bervariasi
dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan februari dan terendah pada
bulan juli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi fluktuasi yang
besar antara curah hujan bulanan yang jatuh pada musim hujan dan musim
kemarau Adapun curah hujan tahunan rata – rata di lokasi studi adalah
sebesar 1.840 mm. Curah hujan rata-rata bulanan yang jatuh di daerah studi
disajikan pada Gambar 2.3.
Unsur iklim yang lain (Tabel 2.1) seperti temperatur, kelembaban udara dan
penyinaran matahari juga merupakan unsur yang penting dalam proses
hidrologi karena mempengaruhi proses evapotranspirasi. Temperatur rata-
rata bergerak antara 25,77 – 27,12ºC. Rata-rata penyinaran matahari
bulanan di daerah studi sebesar 5,83 jam dan kelembaban udara sebesar
79,05%.
Soil Hidrological Group di daerah kajian yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS)
Sunter didominasi oleh grup C dan Group D, di mana daerah ini memiliki
potensi limpasan permukaan yang tinggi atau potensi transmisi air ke dalam
tanah sangat rendah. Hal ini menyebabkan potensi banjir di daerah ini sangat
tinggi, karena kondisi tanah yang mempunyai laju infiltrasi yang rendah.
Selain itu kondisi lahan yang sudah mulai terbangun, menyebabkan makin
tingginya air limpasan, sehingga air yang terinfiltrasi ke dalam tanah semakin
sedikit. Tabel 2.2 menunjukkan luas kawasan menurut SHG.
Jenis tanah di daerah studi diperoleh dari Peta Tanah Semi Detil Daerah
Bekasi dan Sekitarnya (JABOTABEK III) skala 1:50.000 (Gambar 2.4).
Berdasarkan peta tersebut, terdapat 5 macam tanah di sekitar Kota Bekasi
yaitu Asosiaso Aluvial hidromorf dan Aluvial kelabu, Aluvial Kelabu, Aluvial
Coklat, Latosol Merah dan Asosiasi Latosol Merah dan Latosol Coklat
Kemerahan. Secara spesifik, tanah di daerah studi tergolong ke dalam tanah
Latosol Merah dengan bahan induk tuf volkan dan dominasi tekstur liat (PPT
1981).
Tabel 2.2 Jumlah luas soil hidrological group (SHG) di setiap DAS.
Daerah aliran sungai (DAS) Sunter berdasarkan Keppres no. 12 tahun 2012
bersama dengan 14 DAS lainnya berada dalam pengeloaan sumber daya air
wilayah sungai Ciliwung-Cisadane,. Luas wilayah DAS Cakung adalah
±15.349 ha dengan sebarannya meliputi 2 wilayah, yakni Kota Bekasi dan
Kota Jakarta, sebagaimana yang terlihat pada gambar 2.5.
LOKASI
PROYEK
Bentuk DAS Sunter adalah memanjang dengan sedikit berlekuk. Bagian hulu
lebih runcing dibandingkan bagian hilirnya dan sedikit membesar di bagian
tengahnya. Dalam DAS ini dilalui oleh 2 sungai besar yaitu Kali Cipinang dan
Kali Sunter. Penutupan lahan lebih didominasi oleh lahan terbangun, baik
pemukiman ataupun jalan yang diperkeras seperti yang ditunjukan oleh
Gambar 2.7. sebesar ± 63,6% dari total luas wilayah DAS Sunter.
Tipe penutupan lahan ini memiliki koefesien run off yang tinggi, artinya
sebagian besar air hujan yang turun di kawasan DAS ini sebagian besar akan
menjadi limpasan permukaan. Sebaran kawasan hijau hanya sedikit sekali
tersebar di wilayah DAS ini. Kawasan hijau paling banyak tersebar terutama
bagian tengah DAS, ± 22,9% berupa tanah kosong/rumput dan
Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
proses hidrologi yang dapat dikelola sehingga mampu menciptakan kondisi
hidrologi yang lebih baik. Oleh karena itu, perlu untuk mengetahui
penggunaan lahan yang ada di daerah studi sehingga dapat melakukan
penilaian terhadap kondisi hidrologi daerah tersebut.
rencana kegiatan pembangunan kawasan bisnis dan hunian PT. Adhi Persada
Properti sebagaimana yang terlihat pada gambar 2.9.