Peran Teknologi
Indonesia sebagai negara agraris perlu segera Program ekstensifikasi lahan maupun intensifikasi
melakukan akselerasi dan transformasi inovasi pertanian di lahan rawa terus digalakan
untuk meningkatkan daya tarik pertanian bagi Pemerintah mengingat pertanian di lahan rawa
kaum generasi muda (generasi milenial/digital) memiliki potensi lahan menjadi sumber
dan memberikan insentif dan kemudahan bagi pertumbuhan ekonomi dengan produksi
petani milenial berinovasi untuk meningkatkan komoditas pertanian. Pada lahan rawa baik
produktivitas, nilai tambah dan daya saing pasang surut maupun lebak dapat
sehingga Indonesia tidak lagi bertumpu pada dimanfaatkan untuk pertanian intensif karena
ekspor pertanian dalam bentuk bahan baku hampir semua tanaman pangan maupun
(raw materials), tetapi berbasis produk olahan hortikultura dapat tumbuh dengan baik pada
dan inovasi dengan nilai tambah yang besar. lahan rawa pasang surut dan lebak, namun
Artinya keunggulan kompetitif dan inovasi akan perlu disesuaikan dengan zona tipologi lahan
menjadi kekuatan pertanian Indonesia dalam dan tipe luapan airnya agar tanaman tumbuh
pasar regional maupun global. dengan baik.
Lahan rawa di Indonesia saat ini luasnya sekitar Teknologi penataan lahan dan air dapat
33,4 juta ha, sekitar 9-14 juta ha diantaranya meningkatkan optimalisasi pemanfaatan lahan
sesuai untuk pertanian, namun baru 5,27 juta ha rawa. Beberapa tanaman pangan yang telah
yang telah dimanfaatkan. Lahan rawa terdiri teruji dapat tumbuh dengan baik antara lain:
atas lahan rawa pasang surut (20,1 juta ha) dan padi, jagung, kedelai, dan ubi, sedangkan
lahan rawa lebak (13,3 juta ha) yang hortikultura jeruk, semangka, melon, tomat,
berpotensi untuk dikembangkan sebagai cabai, bawang, timun, pare, kacang panjang,
penghasil pangan dan komoditas lainya. Lahan teratai, kangkung dan genjer. Tanaman padi
rawa pada kondisi normal akan tergenang air, dapat ditanam pada lahan pasang surut tipe A,
sehingga di hampir semua daerah di Indonesia B, dan C, lebak dangkal dan tengahan,
sebagian lahannya belum dapat dioptimalkan sedangkan tanaman palawija dan hortikultura
pemanfaatannya untuk tanaman pangan. dapat ditanam pada lahan tipe C dan D.
Studi Pendampingan Smart Farming Untuk Lahan Rawa - 2
Mengapa Smart
Farming
Seperti halnya perkembangan teknologi
maupun komunikasi, di bidang pertanian pun
teknologinya tidak kalah canggih. Hingga saat
ini banyak penemuan yang dianggap akan
meningkatkan kualitas pertanian di Indonesia.
Memasuki era revolusi industry 4.0 dunia
pertanian diharapkan melibatkan teknologi
digital dalam proses pengembangannya.
Teknologi Pertanian
Lahan Rawa
4. Teknologi GPS
Perangkat GPS dapat digunakan untuk pemetaan lahan. GPS menerima sinyal satelit yang
mengorbit ke bumi kemudian digunakan sebagai navigasi alat-alat pertanian. Mulai dari mengetahui
lokasi lahan yang sudah atau belum dipupuk hingga mengetahui produktivitas suatu lahan.
5. Perangkat Keras/Hardware
Perangkat keras membantu pekerjaan secara otomatis dan terukur, diantaranya penggunaan
teknologi drone yang banyak keuntungan dan manfaat seperti memberikan gambaran tanaman
mana saja yang sudah siap dibudidayakan, yang harus diberi pupuk, dan yang perlu diberikan
perawatan khusus. Teknologi drone untuk pertanian juga mampu menyemprotkan obat dan menebar
pupuk ke tanaman yang terserang penyakit atau hama.
6. Analisa Data
Semua data on farm akan dianalisa secara menyeluruh oleh sistem aplikasi dan digunakan sebagai
acuan untuk pengambilan keputusan dan prediksi pertanian kedepan. Hasil analisa juga dapat
digunakan oleh petani untuk mendapatkan solusi terkait dengan budidaya pertanian.