Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EROSI DAN PENANGGULANGANNYA

Prediksi Laju Erosi Menggunakan Metode USLE di Bendungan


Temef, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Disusun Oleh:
Jody Bintara Pradiksa Muliawan
21100119120012

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
MARET 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3
I.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
II.1 Kondisi Daerah Penelitian ............................................................................ 5
II.2 Pendugaan Laju Erosi dengan Metode USLE .............................................. 5
II.3 Klasifikasi Bahaya Erosi dan Konservasinya ............................................. 10
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
III.1 Kesimpulan ................................................................................................ 12
III.2 Saran .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Erosi secara umum adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau
bagian bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada
peristiwa erosi, tanah atau bagian bagian tanah dari suatu tempat yang terkikis
tersebut terangkut kemudian diendapkan pada suatu tempat lain (Arsyad, 2010).
Erosi dapat terjadi tergantung dari beberapa faktor, antara lain karakteristik hujan,
panjang dan kemiringan lereng, vegetasi penutup, serta kemampuan tanah untuk
menyerap air ke dalam lapisan tanah dangkal (Prasetyo et al., 2015). Erosi tanah
memberikan beberapa dampak diantaranya erosi permukaan (surface erosion)
menyebabkan menipisnya lapisan top-soil yang berdampak pada merosotnya
produktivitas lahan dan meningkatnya muatan sedimen (sediment loads). Ketika
kondisi lingkungan terganggu maka dapat terjadi percepatan erosi (accelerated
erosion) yang sangat merusak dan memerlukan usaha dan biaya yang besar untuk
mengendalikannya.
Bendungan Temef berpotensi mengalami sedimentasi pada tampungannya
disebabkan karena erosi yang terjadi pada daerah aliran sungainya. Sedimentasi di
bendungan dapat mengurangi daya tampung keduanya. Meningkatnya jumlah erosi
pada DAS dan sedimentasi pada bendungan akan memberi dampak yang besar bagi
keamanan bendungan (Krisnayanti et al., 2018). Sedimentasi yang terlalu tinggi
juga dapat menyebabkan pendangkalan yang cepat dan mengurangi kemampuan
bendungan dalam menyimpan air. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dapat
dilakukan pendugaan laju erosi salah satunya menggunakan pendekatan USLE
(Universal Soil Loss Equation). Berdasarkan hasil pendugaan laju erosi tersebut,
maka dapat dijadikan landasan untuk pengambilan keputusan mengenai konservasi
lahan di daerah penelitian.

3
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
• Bagaimana kondisi lokasi penelitian?
• Bagaimana hasil pendugaan laju erosi di daerah penelitian?
• Bagaimana tindakan konservasi yang diambil?

I.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
• Dapat mengetahui kondisi daerah penelitian
• Dapat melakukan pendugaan laju erosi di daerah penelitian
• Dapat mengetahui tindakan konservasi yang tepat untuk dilakukan di daerah
penelitian

4
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Kondisi Daerah Penelitian
Bendungan Temef terletak di Sungai Temef, Desa Konbaki Kecamatan
Polen dan Desa Oenino, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan koordinat 124°26’49,8” BT dan 9°43’6,24”
LS. Waduk yang terbentuk akibat adanya bendungan tersebut direncanakan akan
menampung air dengan volume total sebesar 45,79 juta m3, dengan volume
tampungan mati sebesar 32,35 juta m3. Waduk Temef diharapkan akan mampu
melayani kebutuhan air baku Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan kapasitas
131 liter/detik, melayani areal irigasi seluas 4.800 Ha, serta mereduksi banjir di
wilayah hilir Sungai Temef.
Erosi dan sedimentasi yang terjadi di bendungan Temef merupakan masalah
yang hingga saat ini masih menjadi ancaman serius. Dampak negatif dari
sedimentasi pada bendungan ini adalah mengakibatkan pendangkalan akibat
tertimbunya tanah pada dasar bendungan sehingga debit air menjadi berkurang,
berkurangnya debit air tampungan pada bendungan Temef akan mempengaruhi
pengaturan air untuk pertanian dan kebutuhan air masyarakat Kabupaten Timur
Tengah Selatan (TTS).
II.2 Pendugaan Laju Erosi dengan Metode USLE
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi adalah curah hujan,
tanah, lereng (topografi), vegetasi, dan aktifitas manusia. Faktor-faktor tersebutlah
yang merupakan komponen-komponen pengali dalam pendekatan USLE. Adapun
persamaan USLE menurut Wischmeier dan Smith (1978) adalah sebagai berikut:
A=RxKxLxSxCxP
Keterangan:
A: Jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun (ton/ha/tahun) , R: Indeks daya
erosi curah hujan (erosivitas hujan), K: Indeks kepekaan tanah terhadap erosi
(erodibilitas tanah), LS: Faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S), C:
Faktor tanaman (vegetasi), P: Faktor usaha-usaha pencegahan erosi (konservasi)

5
Berdasarkan persamaan diatas, perhitungan pendugaan laju erosi di
Bendungan Temef adalah sebagai berikut:
• Indeks Erosivitas Hujan (R)
Erosivitas curah hujan menunjukkan kemampuan atau kapasitas hujan untuk
menyebabkan erosi tanah (Blanco & Lal, 2008; Unger, 2006). Faktor erosivitas
hujan merupakan hasil perkalian antara energi kinetik (E) dari satu kejadian hujan
dengan intensitas hujan maksimum 30 menit (I30) (Asdak, 2002; Donahue et al.,
1987; Morgan, 2005). Indeks erosivitas hujan pada daerah penelitian dihitung
menggunakan persamaan erosivitas yaitu persamaan erosivitas Bols (1978) sebagai
berikut:
EI30 = 6.119(RAIN)1.21 (DAYS)-0.47(MAXP)0.53
Keterangan:
EI30 = Indeks erosi hujan bulanan
RAIN = Curah hujan rata-rata bulanan (cm)
DAYS = Jumlah hari hujan rata-rata per bulan
MAXP = Curah hujan maksimum selama 24 jam dalam bulan bersangkutan.
EI30 tahunan adalah jumlah EI30 bulanan
Tabel.1 Tabel Indeks Erosivitas Hujan (R) dengan Persamaan Bols

• Indeks Kepekaan Tanah/Erodibilitas Tanah (K)


Erodibilitas tanah merupakan indikator mudah tidaknya tanah mengalami
erosi. Indeks erodibiltas tanah (K) menunjukkan resistensi partikel tanah
terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah tersebut oleh

6
adanya energi kinetik hujan. Indeks erodibilitas dihitung menggunakan
persamaan berikut:
K= A/R
Keterangan:
K = Faktor kepekaan erosi suatu tanah, A = Besarnya erosi yang terjadi
dari tanah pada petak standar (ton/ha/tahun), R = adalah EI30 tahunan
(didapat dari perhitungan seperti pada penentuan faktor R)

Gambar 1. Peta Jenis Tanah Dan Titik Pengambilan Sampel Tanah


Berdasarkan peta dengan luas DAS yaitu 552,583 km2, terdapat tiga jenis
tanah dengan luas masing-masing. Maka untuk nilai erodibilitas dapat dilihat pada
Tabel 2. Nilai indeks erodibilitas tanah pada Daerah Aliran Sungai Temef dihitung
dengan membagi jumlah (K x luas area) dengan luas area total DAS Temef,
sehingga diperoleh nilai K sebesar 0,696 ton/KJ.
Tabel 2. Nilai Indeks Erodibilitas (K) Daerah Aliran Sungai Temef

• Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)


Hasil penelitian Sun, et al (2021) menunjukkan bahwa, erosi, sedimentasi
dan volume limpasan akan sangat ditentukan oleh Panjang lereng, tipe lereng dan

7
besarnya curah hujan. Lereng dengan potensi terjadinya erosi adalah lereng dengan
kemiringan diatas 100. Semakin besar panjang lereng, semakin curam lahan dan
semakin tinggi curah hujan, maka potensi terjadinya erosi semakin besar. Indeks
panjang dan kemiringan lereng pada penelitian ini ditentukan menggunakan peta
kemiringan lereng DAS Bendungan Temef seperti pada Gambar 3 berikut. Untuk
menentukan nilai LS dapat digunakan persamaan seperti dibawah ini yang nantinya
akan didapat hasil seperti pada Tabel 3.
L = (X/22)m
S = (0.43 + 0.30s + 0.043s2)/6.613
Keterangan :
X = panjang lereng dalam meter, m = konstanta yang besarnya sama dengan 0.5
untuk lereng yg kecuramannya > 5%, 0.4 untuk lereng 3.5 – 5 %, dan 0.3 untuk
lereng 13 % dan 0,2 untuk lereng < 1 %, s = kecuraman lereng dalam persen.

Gambar 2. Peta Kemiringan Lereng DAS Bendungan Temef


Tabel 3. Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng Daerah Aliran Sungai Temef

Diperoleh nilai LS untuk DAS Temef yang dipakai yaitu 2484,195/552,583


= 4,496.

8
• Faktor Pengelolaan Tanaman (C)
Faktor Pengelolaan Tanaman (C) adalah nisbah antara besarnya erosi dari
tanah yang bertanaman dengan pengelolaan tertentu terhadap besarnya erosi tanah
yang tidak ditanami dan diolah bersih. Faktor pengelolaan tanaman pada penelitian
ini ditentukan dengan menggunakan peta tata guna lahan daerah aliran sungai
Temef seperti pada Gambar 4 berikut.

Gambar 3. Peta Tata Guna Lahan/Pengelolaan Tanaman DAS Bendungan


Temef
Berdasarkan peta tersebut, diperoleh jenis penggunaan lahan dan luas area
dari masing-masing jenis penggunaan lahan seperti pada Tabel 3. Untuk
menentukan nilai C didasarkan pada tabel faktor C menurut Asmaranto, R dan
Juwono, 2007. Indeks pengelolaan tanaman (C) untuk DAS Temef sebesar 0,302
yang diperoleh dari membagi jumlah hasil kali C dan luas area dengan luas DAS
Temef.
Tabel 4. Indeks Pengelolaan Tanaman (C) Daerah Aliran Sungai Temef

• Faktor P (Tindakan Konservasi)

9
Tindakan konservasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengendalikan erosi dan sedimentasi di wilayah DAS. Menurut Naharuddin et al
(2021) bahwa kegiatan pengelolaan lahan dengan konservasi mampu mereduksi
terjadinya erosi dan sedimentasi terutama pada lahan-lahan pertanian. Indeks upaya
konservasi tanah pada DAS Bendungan Temef adalah 1,00 karena tidak atau belum
dilakukan konservasi lahan pada DAS tersebut.
• Perhitungan Prediksi Nilai Erosi Dengan Metode USLE (Universal Soil
Loss Equation)
Dengan menggunakan Metode USLE, maka diperoleh besarnya erosi yang
terjadi di Bendungan Temef seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Perhitungan Prediksi Nilai Erosi Dengan Metode USLE

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5 di atas, diperoleh perdiksi nilai


erosi dengan metode USLE adalah 218,074 ton/ha/tahun atau 21807,426 ton/km2
/tahun
II.3 Klasifikasi Bahaya Erosi dan Konservasinya
Untuk memberikan gambaran tentang potensi erosi yang hasilkan,
(Kironoto, 2013) telah menetapkan klasifikasi bahaya erosi berdasarkan laju erosi
yang dihasilkan dalam ton/ha/tahun seperti diperlihatkan pada Tabel 6. Berdasarkan
hasil perhitungan laju erosi dengan metode USLE sebelumnya, didapatkan nilai
218,074 ton/ha/tahun sehingga dalam penentuan kelas bahaya erosi diperoleh kelas
bahaya erosi yang terjadi berada pada kelas IV atau yang dikategorikan berat.
Tabel 5. Klasifikasi Bahaya Erosi (Kironoto, 2003)

10
Beberapa kegiatan konservasi yang dapat dilakukan untuk mencegah laju
erosi diantaranya adalah dengan melakukan penanganan sedimen secara structural
yang mencakup:
• Flushing: (pembuangan sedimen melalui Drawdown Culvert (DDC)
sebagai upaya untuk menanggulangi pengumpulan sedimen di sekitar
Power Intake.
• Perencanaan Check Dam: membangun check dam di daerah waduk
untuk mengontrol erosi yang terjadi dan menahan laju sedimentasi. check
dam digunakan untuk menekan atau memperlambat laju sedimentasi dan
sebagai solusi untuk mengurangi akumulasi volume sedimen di waduk.
Penggunaan check dam dalam mengendalikan laju sedimen dapat
menurunkan laju sedimen lebih dari 64%
• Pengerukan Sedimen di Waduk: Pengangkatan sebagian pasir sedimen
dari waduk menggunakan pump

11
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Bendungan Temef terletak di Desa Konbaki Kecamatan Polen dan Desa
Oenino, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Bendungan ini mengalami permasalahan erosi dan sedimentasi
yang mengakibatkan pendangkalan akibat tertimbunya tanah pada dasar bendungan
sehingga debit air menjadi berkurang, berkurangnya debit air tampungan pada
bendungan Temef akan mempengaruhi pengaturan air untuk pertanian dan
kebutuhan air masyarakat. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan laju erosi
menggunakan metode USLE di didapatkan nilai 218,074 ton/ha/tahun atau
21807,426 ton/km2 /tahun. Perhitungan ini didasarkan oleh beberapa parameter
yang diperhitungkan untuk pendugaan erosi dengan metode USLE seperti
erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah (K), panjang lereng (L), kemiringan lereng
(S), pengelolaan tanaman (C), dan konservasi tanah (P).
Berdasarkan nilai laju erosi tersebut, dapat diklasifikasikan bahwa kelas
bahaya erosi yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai Bendungan Temef tergolong
kelas IV yang dikategorikan berat. Upaya konservasi yang dapat dilakukan pada
daerah dengan kelas bahaya erosi tingkat berat diantaranya yaitu melakukan
Flushing, Pembangunan Check Dam, dan Pengerukan Sedimen.
III.2 Saran
Dalam penelitian kali ini, metode prediksi laju erosi yang digunakan hanya
terbatas pada metode USLE saja sehingga dilain kesempatan dapat dikembangkan
lagi untuk metode prediksi laju erosi lainnya seperti menggunakan metode RUSLE
atau MUSLE

12
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air, IPB, Bogor

Aribowo, T., Sangkawati, S. and Atmodjo, P.S., 2020. Analisis Distribusi Sedimen dan Laju
Erosi Pada Waduk Temef. Siklus: Jurnal Teknik Sipil, 6(1), pp.26-37.

Asdak, C. 2014. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Cetakan Keenam, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta

Dewi, I.G.A.S.U., Trigunasih, N.M. and Kusmawati, T., 2012. Prediksi erosi dan perencanaan
konservasi tanah dan air pada Daerah Aliran Sungai Saba. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 1(1), pp.12-23.

Kironoto, B, A. 2003. Hydraulics of Sedimen Transport, Diklat Kuliah MPBA Universitas


Gadjah Mada, Yogyakarta.

Krisnayanti, D. S., Udiana, I. M., & Muskanan, M. J. (2018). Pendugaan Erosi Dan Sedimentasi
Menggunakan Metode Usle Dan Musle Pada Das Noel-Puames. Jurnal Teknik
Sipil, 7(2), 143–154

Palenga, M.F., Nasjono, J.K. and Pah, J.J., 2020. PREDIKSI EROSI DI DAERAH ALIRAN
SUNGAI DAN SEDIMENTASI PADA BENDUNGAN TEMEF. Jurnal Teknik
Sipil, 9(2), pp.241-254.

Prasetyo, D., Dermawan, V., & H, A. P. (2015). Kajian Penaganan Sedimentasi Sungai Banjir
Kanal Barat Kota Semarang. Jurnal Teknik Pe, 6(1), 76–87.

Sun C., Hou H., Chen W. 2021. Effects of vegetation cover and slope on soil erosion in the
Eastern Chinese Loess Plateau under different rainfall regimes. PeerJ. 2021; 9:
e11226. Published online 2021 Apr 12. doi:10.7717/peerj.11226

13

Anda mungkin juga menyukai