Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

EROSI TANAH DIMODELKAN DENGAN USLE, GIS, DAN


PENGINDERAAN JAUH DI KECAMATAN PULE KABUPATEN
TRENGGALEK

Oleh : Kelompok 5
1. Amelia Wahyu Enggarwati 18040274010
2. Ayu Lestari 18040274014
3. Dentamera Kusuma 18040274029
4. Triska Ivanne Ramadhanti 18040274030
5. Rhozi Mukhlisin 18040274035
6. Ananda Rizqi Hanifah 18040274038

S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


2019

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bentuk permukaan bumi selalu mnalami perkembangan dan perubahan, baik secara fisik
maupun kimiawi. Perubahan tersebut di sebabkan oleh proses-proses geomorfologi, yaitu setiap
media alami yang mampu menghancurkan dan menghanyutkan material batuan maupun tanah
dengan tenaga yang terdiri dari ai, angin, dan gelombang (Thornbury, 1954)
Secara geografi s Kabupaten Trenggalek berada diantara koordinat 111°24-112°11’ Bujur
Timur dan 7°53’-8°34’ Lintang Selatan. Kabupaten Trenggalek juga mempunyai wilayah
kepulauan yang tersebar di Kawasan Selatan Kabupaten Trenggalek. Jumlah pulau yang berada
di wilayah Kabupaten Trenggalek sebanyak 57 pulau, yang keseluruhannya masih belum
berpenghuni.
Erosi tanah adalah peristiwa berpindahnya atau terangkatnya tanah atau bagian- bagian
tanah dari suatu tempat ke tempat lain oeh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian
bagian tanah terkikis dan terangkutkemudian diendapkan ke tempat lain (Arsyad, 2010).Erosi
tanah dapat menyingkirkan serta mengangkut material-material tanah dari tempatnya semula atau
perpindahan. Lalu transportation yaitu proses terhanyutnya partikel-partikel tanah menuju tempat
yang lebih rendah. Yang terakhir Depotition, pada proses ini partikel-partikel tanah yang hanyut
tadi akan mengalami pengendapan di tempat yang baru. Di Indonesia ummnya merupakan
daerah tropis yang lembab, sehingga erosi banyak diakibatkan oleh curah hujan (Kartosapoetra,
dkk. 2005).
Pada dasarnya sistem informasi geografis atau GIS adalah gabungan dari 3 hal yaitu,
sistem, informasi, dan geografi. Istilah sistem infomasi geografis mengandung pengertian
informasi tentang posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan mengenai
informasi-informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) dari masing-masing objek
tersebut. Jadi GIS merupakan sejenis perangkat lunak yang digunakan untuk pemasukan,
penyimpanan, manipulasi, menampilkan, daan keluaran informasi geografi beserta atributnya
untuk mengambil keputusan dari data yang diolah.
Remote Sensing atau yang lebih dikenal dengan Penginderaan jauh adalah sebuah ilmu
dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau
fenomena yang dikaji (Lilesand et al, 2004). Dalam penerapannya penginderaan jauh
memerlukan beberapa komponen, yaitu tenaga, objek, sensor, detektor, dan wahana.
Penghitungan erosi tanah ini berlokasi di Kabupaten Trenggalek. Kabupaten Trenggalek berada
di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara,
Kabupaten Tulungagung di timur, Samudra Hindia di selatan serta di barat. Kabupaten pacitan
terletak antara 111° 24’ -112 °11’ BT dan 7° 63’ – 8° 34’ LS.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode menentukan besarnya erosi tanah di Kabupaten Trenggalek ?
2. Bagaimana Keadaaan besarnya erosi di Kabupaten Trenggalek menggunakan metode
USLE ?
Tujuan Masalah
1. Menentukan besarnya erosi tanah di Kabupaten Trenggalek menggunakan metode USLE
2. Menentukan besarnya erosi di Kabupaten Trenggalek menggunakan metode USLE
BAB II
PEMBAHASAN

Model penelitian dari dilakukan dengan


analisis data menggunakan hasil dari
perhitungan R (erosibilitas tanah) yang di olah
menggunakan citra aster dari data curah yang
diperoleh dari sumber Badan Pusat Statistik
yaitu rata rata curah hujan di daerah kabupaten
tiap kecamatan.Dengan rumus R= 8,79 + (7,01 x
CH). CH merupakan curah hujan di suatu
wilayah dalam satuan cm yang sebelumnya
diubah dari satuan mm. Dari data curah hujan
dalam kurun waktu tahunan. dimana
R : indeks erosivitas
P : curah hujan bulanan (cm)
a. Menentukan nilai K (erodibilitas tanah)
berdasarkan jenis tanah.
b. Menentukan Nilai LS, Sebelum menentukan besarnya nilai LS, harus diketahui terlebih
dahulu kemiringan lereng.
c. Menentukan nilai CP. Nilai CP dapat dicari dengan menentukan faktor C dan P masing-
masing atau digabungkan sekaligus menjadi faktor CP.
d. Selanjutnya nilai A (jumlah kehilangan tanah maksimum) dapat dihitung sesuai dengan
Rumus USLE

Erosi tanah yaitu hilangnya bagian bagian lapisan tanah karena proses erosi yang
kaitannya erat dengan erodibilitas tanah karena semakin tinggi nilai erodibilitas semakin tinggi
tanah tersebut tereosi. Oleh sebab itu besar erosi pada suatu wilayah harus diperkirakan guna
merencanakan aksi tindak pemulihan dan pencegahan erosi yang lebih besar lagi. Cara untuk
menghitung nilai erosi dengan rumus pendekatan USLE (Universal Soil Loss Equitation) dengan
klasifikasi keterangan Erosivitas Tanah(R) Erpdibilitas tanah (K), panjang lereng (L),
Kemiringan (S), Pengelolaan tanaman (C), Konservasi taanah (P).
A=RxKxLxSxCxP

A : Jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun


(ton/ha/tahun)
R : Indeks daya erosi curah hujan (erosivitas hujan)
K : Indeks kepekaan tanah terhadap erosi
(erodibilitas tanah)
LS : Faktor panjang lereng (L) dan kemiringan
lereng (S)
C : Faktor tanaman (vegetasi)
P : Faktor
usaha-usaha
pencegahan
erosi
(konservasi)

Salah satu bentuk topografi wilayah permukaan bumi banyak diantaranya dalah datarant
inggi, perbukitan, dan lain lain. Topografi dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi dari
permukaan laut. Bentuk lereng tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan.
Sedangkan kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi yang disebabkan oleh
daya eksogen dan daya endogen.dari data diatas daat diperoleh klasifiksi tanah di wKabupaten
Trenggalek sebagai berikut.

Nama Tanah Rata- rata


Vertisol 0,27
Andisol 0,17

Vertisol 0,27
Vertisol 0,27
Vertisol 0,27
Peta penutup, lahan Data klasifikasi penutup lahan (Land Cover) dengan citra satelit
mengacu pada peta yang merupakan hasil pengklasifikasian data citra satelit. Tutupan lahan
berbeda dengan penggunaan lahan adalah deskripsi tentang bagaimana orang memanfaatkan
lahan dalam banyak segi bidang. Citra satelite dab GIS untuk tutupan lahan (Land Cover ) adalah
Peta penutup lahan merupakan peta yang memberikan informasi spasial Kabupaten
Trenggalek berupa vegetasi tutupan lahan yang ada di wilayah kabupaten Trenggalek. Hal
tersebut menjelaskan bahwa di suatu wilayah tersebut terdapat vegetasi yang lebat atau jarang.
Tutupan lahan merupakan kondisik kenampakan biofisik permukaan bumi yang dipetakan.
Tutupan lahan memiliki pengaturan yang bertujuan untuk menghasilkan informasi tertentu.
Berdasarkan peta tersebut dapat kita lihat bahwa kondisi lahan yang terdapat vegetasinya
diwilayah Kabupaten Trenggalek memiliki arti bahan semakin gelap warna akan semakin lebat
vegetasinya dan semakin cerah warnanya akan semakin jarang vegetasi yang ada di wilayah
tersebut .

Proses erosi terjadi melalui tiga tahap, yaitu


pelepasan partikel tanah, pengangkutan oleh media
seperti air adan angin, dan selanjutnya
pengendapan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
besarnya erosi adalah curah hujan, tanah, lereng
(topografi), vegetasi, dan aktifitas manusia. Faktor-
faktor tersebutlah yang merupakan komponen-
komponen pengali dalam pendekatan USLE.
Aplikasi dari pendugaan erosi dengan metode USLE
ini telah banyak dilakukan untuk perencanaan
penggunaan lahan.
Metode USLE mempunyai kelebihan, yaitu
proses pengolahan datanya yang sedehana, sehingga
mudah dihitung secara manual maupun
menggunakan alat bantu program komputer (software). Hal ini memudahkan para petugas yang
bekerja di lapangan dalam membuat suatu perkiraan kasar terhadap besarnya laju erosi.
Universal Soil Loss Equation (USLE) sudah dua puluh tahun lebih digunakan sebagai metode
pendugaan besarnya erosi yang cukup baik. Metode ini dikembangkan di Amerika Utara dengan
tujuan untuk mengetahui besarnya erosi pada lahan pertanian. Pengembangan metode ini
didasarkan pada hasil pengukuran pada sepuluh ribu stasiun pengamatan erosi yang tersebar di
seluruh Amerika Utara. Dengan keserdahanaan, kemudahan dalam pemasukan input data, dan
hasil yang cukup baik metode ini banyak dipakai di berbagai sektor di luar pertanian termasuk di
sektor kehutanan. Nilai erosi yang diperoleh dari pendekatan USLE selanjutnya dapat
dipergunakan untuk menduga laju erosi yang terjadi pada suatu wilayah dan menentukan
Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi, sehingga untuk mencegah kerusakan lahan akibat erosi dapat
dihindari sedini mungkin dengan teknikteknik konservasi lahan. Menghitung luas Daerah
Tangkapan Air (DTA).
Gambar di atas merupakan hasil olah data dari citra aster yang proses menggunakan
aplikasi Quantum GIS untuk memperoleh nilai besar erosi tanah yang terjadi di Kabupaten
Trenggalek. Dalam mengetahui perhitungan laju erosi suatu wilayah dapat digunakan untuk
mengambil keputusan dalam perencanaan konservasi lahan. Sehingga lahan dapat digunakan
secara produktif dan berkelanjutan, intensitas hujan yang tinggi akan meningkatkan resiko
tejadinya bencana alam seperti erosi dan tanah longsor. Selain itu, mengetahui lau tingkat erosi
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mitigasi bencana yang terjadi di wilayah Kabupten
Trenggalek.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Erosi tanah adalah peristiwa berpindahnya atau terangkatnya tanah atau bagian- bagian tanah
dari suatu tempat ke tempat lain oeh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian bagian
tanah terkikis dan terangkutkemudian diendapkan ke tempat lain. Untuk mengetahui tingkat erosi
di Kabupaten Trenggalek, kami menggunaan perhitungan erosi USLE, dengan rumus : R= 8,79 +
(7,01 x CH). Perhitungan ini memerlukan data sebagai berikut:

1. Peta curah hujan

2. Peta tanah

3. Peta kelas lereng

4. Peta tutupan lahan

Yang kemudian diolah menggunakan apliakasi Quantum GIS dan nantinya akan diproleh peta
erosi di wilayah Kabupaten Trenggalek.
Daftar Pustaka

Kartasapoetra, A. G., Kartasapoetra, G., Sutedja Mul Mulyani. 2005. Tegnologi Konservasi
Tanah dan Air. Jakarta: Rineke Cipta.

Lilesand. T.M., W. Kiefer., Chipman, J.W. 2004. Remote Sensing and Image Interpretation (fifth
edition). John Wiley & Sons, Incc., New York

http://bappeda.jatimprov.go.id/bappeda/wp-content/uploads/potensi-kab-kota-2013/kab-
trenggalek-2013.pdf diakses pada 5 Desember 2019, 15:18

Anda mungkin juga menyukai