Anda di halaman 1dari 14

Perkuliahan - 4

REVIEW !
TERJADI KARENA PENGUAPAN
AIR, TERUTAMA AIR DARI
PERMUKAAN LAUT, YANG NAIK
KE ATMOSFER DAN MENDINGIN
KEMUDIAN MENYULING DAN
JATUH SEBAGIAN DI ATAS LAUT
DAN SEBAGIAN DARATAN
 STASIUN PENGAMAT CURAH HUJAN (SPH)
1. Jaringan Stasiun Pengamat Curah Hujan
❑ Sebaiknya wilayah satu stasiun pengamat sekecil mungkin, karena ketelitian
informasi/ data curah hujan yang didapat tergantung kerapatan stasiun pengamat
hujan
❑ Kerapatan stasiun pengamat hujan yang dianjurkan menurut World Meteorological
Organization (WMO) ;
a) Daerah datar beriklim sedang, mediterranen dan daerah tropis
Ideal : 1 stasiun untuk 600 – 900 km2
Praktis : 1 stasiun untuk 900 – 3000 km2
b) Daerah pegunungan beriklim sedang, mediterranen, dan daerah tropis
Ideal : 1 stasiun untuk 100 – 125 km2
Praktis : 1 stasiun untuk 250 – 1000 km2
c) Daerah kering dan daerah kutub ( 1 stasiun untuk 1500 – 10,000 km2)
2. Jumlah Stasiun Pengamat Hujan
 Formula matematis untuk menentukan jumlah SPH :

dimana ;
N : Jumlah optimal stasiun pengamat
E : Tingkat kesalahan yang diijinkan dalam estimasi tinggi hujan rata-rata (%)
Cv : Koefisien variasi tinggi hujan pada m stasiun (%)
 Dalam ‘m’ stasiun diperoleh R1, R2, R3, ......Rm = variasi tinggi hujan

𝟏𝟎𝟎 𝒙 𝝈𝒎−𝟏
𝑪𝒗 = … . (%)

𝑹
dimana : m-1 = STANDAR DEVIASI
 Jika diketahui rumus untuk Standar Deviasi adalah :

dimana :
Ri = tinggi presipitasi pada stasiun i (mm/tahun ; mm/hari ; mm/jam)
adalah tinggi rata-rata presipitasi (mm/tahun ; mm/jam)

 Diketahui suatu DAS mempunyai 6 SPH (stasiun pengamat hujan), yaitu : A, B, C, D,


E, dan F. Dalam satu tahun tinggi hujan tahunannya sebagai berikut:
Stasiun (SPH) A B C D E F
Tinggi Hujan
826 1029 1803 1103 988 1367
(mm/24 jam)

❖ Hitunglah jumlah optimum stasiun pengamat hujan pada DAS tersebut! Jika dalam
prakiraan tinggi hujan rata-rata diharapkan kesalahannya hanya 10%!
 Intensitas hujan,
adalah “ derajat curah hujan dinyatakan oleh jumlah curah hujan
dalam suatu satuan waktu”
 Satuan : mm/jam; mm/menit; mm/hari

Tabel : Keadaan curah hujan dan intensitas hujan


Keadaan Curah Hujan Intensitas Curah Hujan (mm)
1 jam 24 jam
Sangat ringan <1 <5
Ringan 1-5 5 – 20
Normal 5 – 20 20 – 50
Lebat 10 - 20 50 - 100
Sangat lebat > 20 > 100
Derajat Hujan Intensitas curah hujan Kondisi
(mm/min)
Sangat Lemah < 0,02 Tanah agak basah atau dibasahi
sedikit
Lemah 0,02 – 0,05 Tanah menjadi basah semua tetapi
sulit dibuat puddle (genangan air)
Normal 0,05 – 0,25 Dapat terbentuk puddle dan bunyi
curah hujan terdengar
Deras 0,25 - 1 Air tergenang di seluruh permukaan
tanah, bunyi hujan terdengar keras
Sangat deras >1 Hujan seperti ditumpahkan, saluran
drainase meluap
 Terdapat banyak jenis / karakteristik ukuran butiran hujan
 Nama butiran hujan tergantung ukurannya, dimana untuk butiran dengan ukuran >
0,5 mm disebut hujan, sedangkan jika berada dalam rentang 0,1 – 0,5 mm disebut
gerimis
 Semakin besar ukuran butiran hujan makin tinggi kecepatan jatuhnya
 Kecepatan maksimum  9,2 m/det
Jenis  Butir (mm) Massa (mg) Kecepatan Jatuh
(m/det)
Gerimis 0,15 0,0024 0,5
Halus 0,5 0,065 2,1
Normal
-Lemah 1 0,52 4,0
-Sangat lemah 2 4,2 6,5
Sangat Deras 3 14 8,1
Macam-macam
alat pengukur
hujan

Alat pengukur Alat pengukur


hujan biasa hujan automatic

Tujuan Pengukuran

Satuan Hujan Mengukur banyaknya intensitas hujan


yang turun pada permukaan datar,
• mm atau tanpa memperhatikan adanya infiltrasi,
inch pengaliran, atau penguapan
 Merupakan suatu corong dengan
diameter tertentu (umumnya 8”) dan
sebuah gelas ukur
 Kelemahan / kerugian alat pengukur
hujan biasa ;
1. Pada waktu hujan lebat,
kemungkinan air yang berada pada
tabung luber, sehingga tidak
memperlihatkan keadaan
sebenarnya
2. Sejumlah air ( 1%) tidak
merupakan pengaruh hujan,
misalkan proses kohesi
3. Intensitas hujan (jumlah hujan per Bagian dalam alat :
satuan waktu) tidak bisa didapat 1. Tabung/bejana silindris
dengan merata-rata jumlah hujan
dalam 1 hari atau 24 jam, karena 2. Corong
umumnya hujan tidak turun terus 3. Botol/Gelas ukur hujan
menerus selama 24 jam
Macam-macam alat pengukur hujan otomatis ;
1. Weighing Bucket Rain-Gauce
2. Float Type Rain-Gauce
3. Tipping Bucket Rain-Gauce

Prinsip Kerja 
❑ Memanfaatkan gerakan naik
pelampung dalam bejana akibat
tertampungnya hujan
❑ Pelampung berhubungan dengan
sistem pena perekam di atas kertas
berskala yang menghasilkan grafik
rekaman data hujan Contoh gambar alat pengukur hujan
jenis pelampung (float type)
 Syarat teknis penempatan dan pemasangan alat pada stasiun hidrologi (stasiun
hujan):
1. Harus diletakkan di tempat bebas halangan, atau pada lokasi dimana kecepatan
angin di tempat tersebut sekecil mungkin supaya tidak ada pengaruh hujan
langsung, misalkan ; air tumbuh-tumbuhan yang terbawa angin
Stasiun Hujan 2. Mulut penakar diletakkan 120 cm untuk mencegah adanya air hujan yang
terpantul dan tidak boleh miring, karena bila mulut penakar miring berarti lebih
sedikit air yang tertampung
3. Pilih lokasi yang datar bila memungkinkan, bila tidak, tepi/atas bukit dapat
digunakan asal terlindung dari angin kencang
4. Harus diberi pagar yang jaraknya minimum  2 – 4x tinggi rintangan terdekat
(pagar)

Anda mungkin juga menyukai