Anda di halaman 1dari 40

PENGENALAN PERENCANAAN

JEMBATAN
OLEH :
TONNY HERMAWANTO, ST., MT.
PENDAHULUAN
• Mata Kuliah perencanaan jembatan melibatkan banyak disiplin ilmu
antara lain :
a. Hidrolika;
b. Hidrologi;
c. Material (baja, beton, kayu maupun komposit);
d. Mekanika Teknik (statika);
e. Pondasi dan Mekanika tanah;
f. Transportasi.
g. Ilmu Ukur Tanah;
h. Menggambar Teknik dan Ilmu Ukur Tanah.
i. Dsb.
PENDAHULUAN
• Jembatan adalah jenis bangunan yang apabila akan dilakukan
perubahan konstruksi, tidak dapat dimodifikasi secara mudah,
biaya yang diperlukan relatif mahal, dan berpengaruh pada
kelancaran lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan.

• Jembatan dibangun dengan umur rencana 100 tahun untuk


jembatan besar. Minimum jembatan dapat digunakan 50 tahun.
Ini berarti, disamping kekuatan dan kemampuan untuk melayani
beban lalu lintas, perlu diperhatikan juga bagaimana
pemeliharaan jembatan yang baik.
DEFINISI :
• Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai,
danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang
melintang tidak sebidang, dan lain-lain.

• Jembatan merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat


yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows).
FUNSI JEMBATAN TERHADAP SISTEM TRANSPORTASI
1. Pengontrolan kapasitas dari system
Lebar jembatan sebagai pengontrol arus dan berat lalulintas
2. Mempunyai biaya pembangunan tertinggi dari system
Harga pembangunan jembatan relative lebih mahal dari
pembangunan jalan
3. Menjamin optimalnya system transportasi
Untuk mendukung lancarnya system transportasi peran jembatan
amatlah penting sebagai penghubung wilayah yang terpisah
KRITERIA PEMBANGUNAN JEMBATAN

1. Keamanan;
2. Kenyamanan;
3. Estetika;
4. Keawetan
5. Kemudahan pengerjaan; dan
6. Ekonomis.
PERKEMBANGAN JEMBATAN DI INDONESIA
• Terdapat 89.000 buah jembatan (1050 km) di Indonesia (2012) yang terdiri
dari :
1. 60.000 buah jembatan (550 km) di ruas jalan kabupaten/kota.
2. 29.000 buah jembatan (500 km) di ruas jalan nasional dan provinsi
• Kondisi jembatan di Indonesia :
SEJARAH PERKEMBANGAN JEMBATAN
1. Zaman Purba
Tipe jembatan zaman purba adalah jembatan
balok sederhana dan digunakan hanya untuk
bentangan yang pendek . Namun pada era itu
Simple beam bridge
juga ditemukan tipe jembatan pelengkung
(arch bridge) walau bentuk dan material
konstruksi masih relative sederhana.
Material yang digunakan :
- Akar/ranting pohon;
- Pilar batu;
- Kayu gelondongan (log).
- dsb
Slab batu alam sebagai
jembatan

Jembatan gantung kuno


di Amerika Selatan
Jembatan Akar Painan, Sumatera Barat, Indonesia

Jembatan Kayu di Perancis

Jembatan Arkadiko, Yunani,


salahsatu jembatan pelengkung
tertua yang masih ada
2. Zaman Romawi Kuno
Pada periode ini, telah membangun jembatan dari kayu dan
masonry (batu/bata).
Untuk jembatan batu/bata, bentuknya sama seperti pada
periode jembatan purba yaitu berbentuk lengkung (arch).

Aquaduct Pont du Gard (40-60 AD),


Perancis
Berfungsi untuk mengalirkan air
3. Zaman Pertengahan
Secara fisik konstruksi jembatan pada periode ini tidak jauh
berbeda dengan periode Romawi Kuno.
Bentuk jembatan lengkung dan pilar-pilar batu masih sering
digunakan pada jembatan periode ini.

Pont Valentre (1308-1355), Perancis Rialto Bridge (1508-1591), Venice


4. Zaman Besi dan Baja
Pada zaman ini jembatan besi dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip
bentuk lengkung, terutama untuk jembatan jalan raya, dan beberapa juga sudah
menggunakan system kantilever pada konstruksinya.
Pada era ini jembatan sudah menggunakan berbagai macam komponen dan
system struktur baja : deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan
penggantung kabel.

The Iron Bridge (1777-1779),


England, World’s First Cast
Iron Bridge
5. Era Jembatan Suspension (gantung)
Pada era awal abad ke 18, jembatan gantung pertama masih menggunakan
Menara batu dan kabel rantai besi (Menai Strait Bridge, England).
Kemajuan inovasi jembatan gantung Kereta Api pertama di Niagara Falls, USA.
Penggunaan kabel baja (wire steel) pertama kali digunakan pada jembatan
gantung Brooklyn, New York (1869)

Menai Strait Bridge (1825), Brooklyn Bridge (1869-1833),


England USA
USA
6. Era Jembatan Cable Stayed
Era jembatan ini awalnya berkembang di Eropa Barat pada abad 18 dan mulai
menyebar ke bagian lain dunia setelah diketemukannya material baja berkekuatan
tinggi, deck orthotropic, kemajuan Teknik las dan analisis struktur dengan
pemodelan 3D.
Dibanding tipe jembatan gantung, jembatan ini mempunyai rasio Panjang bentang
utama dan tinggi pilar lebih efisien dengan defleksi tengah bentang yang lebih
kecil.

Pons Ferrevs, a chain stayed Old Redheugh bridge Millau Viaduct (2004), France
bridge concept by Fausto (1868-1871), England World’s Highest Cable Stay
Veranzio, Venice (1616) Bridge
USA
6. Era Jembatan Cable Stayed
Era jembatan ini awalnya berkembang di Eropa Barat pada abad 18 dan mulai
menyebar ke bagian lain dunia setelah diketemukannya material baja berkekuatan
tinggi, deck orthotropic, kemajuan Teknik las dan analisis struktur dengan
pemodelan 3D.
Dibanding tipe jembatan gantung, jembatan ini mempunyai rasio Panjang bentang
utama dan tinggi pilar lebih efisien dengan defleksi tengah bentang yang lebih
kecil.

Pons Ferrevs, a chain stayed Old Redheugh bridge Millau Viaduct (2004), France
bridge concept by Fausto (1868-1871), England World’s Highest Cable Stay
Veranzio, Venice (1616) Bridge
USA
7. Era Jembatan Beton
Era jembatan ini diawali dengan perkembangan industry semenportland tahun
1865. Jembatan beton bertulang pertama berbentuk lengkung dibangun di
Perancis tahun 1855.
Pada tahun 1928, diperkanalkan teknologi beton prategang modern oleh
Freyssinet. Tahapan berikutnya pada tahun 1950 dikembangkan teknologi beton
prategang segmental, baik system cetak ditempat maupun system precast.

The first concrete bridge in the Alvord Lake Bridge


The New method of
world, built by Joseph and Louis (1889), the first
segmental precast concrete
Vicat in Grenoble’s Jardin des concrete bridge in USA
Plantes (1855) bridge
KLASIFIKASI JEMBATAN
a. Menurut Fungsi;
b. Menurut Material;
c. Menurut Sitem Strukturnya;
d. Menurut Sistem Perletakannya;
e. Menurut Formasi Lantai;
f. Menurut Bidang yang Dipotong;
g. Menurut Kelas Jalan;
h. Menurut Sifat Penggunaan
a. Menurut Fungsinya
• Jembatan jalan raya : jembatan untuk lalulintas kendaraan bermotor
• Jembatan kereta api : jembatan untuk lintasan kereta api
• Jembatan kombinasi : jembatan yang digunakan sebagai lintasan
kendaraan bermotor dan kereta api

The Lake Street Bridge, USA


Huangjeuwan Interchane (2017), china Chenab Bridge (2017), India
(One of World’s most complex interchange) (World’s Highest Railway Bridge)
a. Menurut Fungsinya
• Jembatan pejalan kaki : jembatan yang digunakan untuk lalulintas
pejalan kaki
• Jembatan aquaduct : jembatan untuk menyangga saluran air/jalur
pelayaran
• Jembatan ecoduct : jembatan untuk jalur lalulintas satwa akibat
terputus oleh jalan raya atau kereta api

Gentala Arasy, Indonesia Magdeburg Water Bridge, Germany Animal Bridge, North Brabant
Province, Netherlands
b. Menurut Materialnya
Jembatan kayu/bambu Jembatan beton Jembatan komposit

Bamboo Bridge at Serayu Confideration Bridge (1977), Kolonel Sunandar Bridge


River (1925), Indonesia Canada (2019), Kudus- Indonesia

Jembatan Jembatan
batu/bata baja

Pont de La Liberation (1919)


Sydney Harbour Bridge (1932), Australia
c. Menurut Sistem Struktur
• Jembatan plat (slab bridge) : jembatan bentang
pendek yang terdiri dari plat beton bertulang yang
bertumpu pada abutmen. Termasuk dalam yipe ini :
box culvert, pile slab, dan voided slab.
• Jembatan gelagar (girder bridge) : jembatan dimana
dek/plat lantai jembatan diletakkan diatas balok
penyangga yang ditempatkan diatas abutmen dan
pilar. Termasuk jembatan tipe ini : I Girder, T Girder, U
Girder dan Box Girder.
• Jembatan pelengkung (Arch) : jembatan dengan
struktur utama berupa busur lengkung dan abutmen
di setiap ujungnya. Sistem kerja dengan mentransfer
berat jembatan dan beban sebagai gaya tekan yang
disalurkan menjadi gaya dorong horizontal yang
ditahan oleh abutmen di kedua sisinya. Termasuk
dalam tipe ini : masonry arch, concrete arch dan steel
arch
c. Menurut Sistem Struktur
• Jembatan gantung (suspension) :
jembatan dimana gelagar atau deck
digantung oleh penggantung vertical
atau mendekati vertical yang
kemudian digantungkan pada kabel
utama yang melewati Menara dari
tumpuan satu ke tumpuan lainnya.

• Jembatan cable stayed : jembatan


dimana struktur berupa gelagar
menerus yang didukung oleh tumpuan
berupa kabel yang dibentangkan
miring dan dihubungkan ke menara
sebagai penahan utama.
d. Menurut Sistem Struktur
• Jembatan rangka (truss bridge) : jembatan
dengan struktur bangunan atas berupa rangka,
yaitu susunan elemen batang dengan pola
dasar menerus biasanya dengan bentuk unit
segitiga.
Kapuas Timpah Bridge (2010), Indonesia

• Jembatan cantilever : jembatan yang dibangun


menggunakan balok kantilever (balok terjepit)
pada salah satu atau kedua ujungnya dan
bertemu detengah-tengah pada rintanagan
yang dilintasi
Forth Railway Bridge (1890), Scotland
e. Menurut
Sistem
Perletakan
f. Menurut
Bidang yang
Dipotong
g. Menurut Kelas Jalan
• Jembatan Kelas A : jembatan dengan
lebar jalur lalulintas 7,00 m (lajur ganda)
ditambah 1,00 m lebar trotoar untuk
pejalan kaki dan sandaran pada kanan
dan kiri jembatan.
• Jembatan Kelas B : jembatan dengan
lebar jalur lalulintas 6,00 m (lajur ganda)
ditambah 0,5 m lebar trotoar untuk
pejalan kaki dan sandaran pada kanan
dan kiri jembatan.
• Jembatan Kelas C : jembatan dengan
lebar jalur lalulintas 3,50 m ditambah
0,50 m lebar trotoar untuk pejalan kaki
dan sandaran pada kanan dan kiri
jembatan.
h. Menurut Sifat Penggunaan
• Jembatan tetap/permanen : jembatan yang
dirancang keberadaannya dapat dimanfaatkan
secara terus menerus atau sesuai umur rencana
jembatan atau tidak terikat waktu. Umur rencana
jembatan standar yaitu 50 tahun dan khusus sd.
100 tahun
• Jembatan sementara/darurat : jembatan yang
diperuntukkan dan dibangun pada keadaan
tertentu, misalnya pada saat jembatan existing
roboh/direhabilitasi/diganti sehingga dibuatkan
jembatan sementara sebagai pengalih lalulintas.
• Jembatan bergerak : jembatan yang dirancang
dapat dipindahkan atau dapat dibuka untuk jalur
lalulintas air atau watercrafts dengan cara :
terbuka (bascule), terangkat vertical (vertical lift)
dan berputar (swing)
Komponen Utama Jembatan
Bangunan bawah : Bangunan atas : Bangunan pelengkap dan pengaman :
• Semua struktur diatas landasan • Jalan pendekat (oprit)
• Pondasi yang mendukung lalulintas • Sandaran (railing)
• Pilar (pier) • Pelat lantai • Tembok sedada
• Kepala Jembatan (abutmen) • Lapis permukaan • Krib, bronjong dsb
Komponen Utama Jembatan
Bangunan Atas Jembatan

Pelat beton bertulang, flat


PELAT slab, voided slab

Beton
Gelagar Beton Bertulang,
Gelagar Beton Pratekan,
GELAGAR Gelagar Beton Pelengkung,
Gelagar Baja,
BANGUNAN ATAS Gelagar Baja Komposit

Rangka baja
RANGKA Rangka Baja Pelengkung
Rangka Baja Khusus

Baja
Jembatan Cable Stayed
KHUSUS Jembatan Gantung
Pelengkung
Bangunan Bawah Jembatan

KEPALA JENIS CAP


JEMBATAN DINDING PENUH
(ABUTMENT)

BANGUNAN Beton Baja Tulangan Pasangan Batu


BAWAH

CAP
DINDING PENUH
PILAR SATU KOLOM
DUA KOLOM
TIGA KOLOM ATAU LEBIH
Penamaan Jembatan Bina Marga
Kode-kode Penamaan Jembatan

Contoh : GPI : Gelagar Beton Pratekan


MBI : Gelagar Komposit Baja
RBU : Rangka Baja Umum (Callender Hamilton)
RBA : Rangka Baja Australia
Standar Bangunan Atas Jembatan Bina Marga
1. Standar Bangunan Atas
• Gelagar beton bertulang tipe T (6 - 25 m)
• Gelagar beton pratekan tipe I dan T (16 -40 m)
• Girder Komposit bentang 20 sd. 30 m
• Voided slab bentang 6 sd. 16 m
• Rangka baja bentang 40 sd. 60 m
2. Standar Bangunan Pelengkap
• Standar gorong-gorong persegi beton bertulang (box culvert) single, double, triple
Revisi dan pengembangan standar Bangunan Atas
• Gelagar beton bertulang tipe T (simple & continuous beam)
• Gelagar beton pratekan tipe I dan U
• Girder komposit bentang 15 sd. 35 m (simple & continuous beam)
• Voided salab bentang 6 sd. 16 m
ART OF BRIDGE ENGINEERING

Beauty can be expressed in the


structural efficiency, simplicity and
repetition of bridge
Jembatan Cindaga, Jawa Tengah 1979
Double plane Arc Concrete Bridge, bentang 90 m

Malang, Jawa Timur


Single plane Arc Concrete Bridge,
bentang 15+60+15 m

Jawa Barat, jembatan box


girder beton menerus 1979
Bentang utama 132 m dan sisi
simetris 45 m (222 m)

Jembatan Kelok Sembilan, Bukit tinggi,


Sumbar, Jembatan pelengkung
Bentang 80 m
Cable stayed bridge Jembatan Pelengkung

Jembatan Rangka
PEMBEBANAN JEMBATAN
Beban-beban yang ada pada struktur jembatan adalah sebagai berikut :
1. Beban primer
Merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan
jembatan yang meliputi :
Beban mati (berat sendiri jembatan)
Beban hidup (beban bergerak seperti kendaraan, pejalan kaki dsb)
Beban kejut; dan
Gaya akibat tekanan tanah
2. Beban sekunder
Beban sementara yang meliputi beban angin, gaya akibat perbedaan suhu, gaya
akibat rangkak susut, gaya rem, gaya akibat gempa bumi, gaya gesekan pada
tumpuan bergerak.
3. Beban khusus
Gaya sentrifugal, gaya tumbuk pada jembatan layang, gaya dan beban selama
pelaksanaan dan gaya aliran air
TUGAS :
• BUAT MAKALAH TENTANG JEMBATAN MULAI JEMBATAN ZAMAN PURBA SD. JEMBATAN
MODERN
• SUMBER INFORMASI BISA DILIHAT DI INTERNET, MAJALAH, KORAN MAUPUN BUKU
DIKTAT
• DIKUMPULKAN PALING LAMBAT 1 MINGGU SETELAH TUGAS DIKELUARKAN
• STANDAR PENULISAN :
1. UKURAN KERTAS A4
2. SPASI 1,5 UK. HURUF 12 (ARIAL ATAU TIMES NEW ROMAN)
3. MARGIN KANAN, ATAS DAN BAWAH 3 CM DAN MARGIN KIRI 4 CM
4. FORMAT PENULISAN : JUDUL, DAFTAR ISI, KATA PENGANTAR, BAB I (PENDAHULUAN),
BAB II (MATERI JEMBATAN), BAB III (KESIMPULAN DAN SARAN, DAFTAR PUSTAKA
SELAMAT MENGERJAKAN SEMOGA ALLAH MERIDHAI KITA SEMUA…AAAMIIIN

Anda mungkin juga menyukai