A. PENDAHULUAN
Jembatan merupakan satu struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang
atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Ia dibangun
untuk membolehkan laluan pejalan kaki, pemandu kenderaan atau kereta api
di atas halangan itu. Jembatan bukan hanya dibuat untuk titian manusia
untuk pejalan kaki, manusia berkendara, namun bias juga jembatan dibuat
untuk laluan air seperti yang biasa di sebut dengan talang air
B. TUJUAN
Dapat dikatakan bahwa sejarah jembatan sejalan dengan waktu sejarah peradaban manusia. Akan tetapi
keberhasilan di bidang teknik jembatan bukan berarti suatu hal yang mudah untuk menjadi seperti sekarang
ini. Jembatan, sebagaimana bidang keteknikan lainnya khususnya teknik struktur (structure engineering),
diawali dengan proses cut and try, atau banyak orang mengatakan proses try and fail. Sebagai awalnya
digunakan metode empiris. Mereka membuat beberapa perkiraan-perkiraan intelegensi tentang kekuatan
bahan dalam membangun jembatan yang sesuai. Beberapa abad lampau sebelum manusia mengkatagorikan
lima tipe jembatan: balok (beam), kantiliver (cantilever), pelengkumg (arch), kabel gantung (suspension),
dan rangka (truss). Empat tipe pertama jembatan di ilhami dari kehidupan sebelum Masehi. Contoh alami
dari jembatan balok sederhana (simple beam bridge) adalah pohon yang tumbang melintas di atas sungai.
Perkembangan selanjutnya digunakan slab-slab batu alam sebagai jembatan.Suatu hal yang telah dicapai
manusia purba saat itu adalah pemakaian prinsip-prinsip jembatan kantilever pada kedua pangkal
jembatan. Mereka menggunakan prinsip tersebut untuk membangun bentang-bentang panjang agar
jembatan balok sederhana dapat dibangun. Jembatan gantung digambarkan di alam oleh akar-akar pohon
yang bergantungan dan digunakan oleh hewan dan manusia untuk melewati dari satu pohon satu ke pohon
yang lainnya di atas sungai. Bentuk yang sangat sederhana dari jembatan gantung hanya terdiri atas kabel
dan jalan. Pada jembatan-jembatan gantung pada zaman kuno, jalan sering diletakkan pada bagian atas
kabel. Akan tetapi posisi tersebut tidak tepat, dan para pembuat jembatan akhirnya menemukan suatu
bahan dari kabel rantai besi untuk menggantungkan jalan tersebut. Jembatan gantung yang pertama
menggunakan sistem ini dibangun di Italia pada abad ke- 16. Sejak awal abad ke-19, besi batangan
digunakan sebagai kabel. Terakhir, tipe jembatan rangka berkembang bersamaan dengan masa kehidupan
modern. Pada abad ke-15 Leonardo da Vinci untuk pertama kalinya menyelidiki gaya-gaya dan kekuatan
struktur balok segitiga.
a. Jenis Jenis Jembatan
Jenis-jenis jembatan boleh dikelaskan mengikut kegunaannya ataupun struktur binaannya. Dari segi kegunaan Jembatan
kereta api di daerah Priangan di masa Hindia Belanda Suatu jembatan biasanya dirancang sama untuk kereta api, untuk
pemandu jalan raya atau untuk pejalan kaki. Ada juga jambatan yang dibangun untuk pipa-pipa besar dan saluran air yang
bisa digunakan untuk membawa barang. Kadang-kadang, terdapat batasan dalam penggunaan jembatan; contohnya, ada
jembatan yang dikususkan untuk jalan raya dan tidak boleh digunakan oleh pejalan kaki atau penunggang sepeda. Ada juga
jembatan yang dibangun untuk pejalan kaki (jembatan penyeberangan), dan boleh digunakan untuk penunggang sepeda.
Jembatan upacara dan hiasan Setengah jembatan dibuat lebih tinggi daripada yang diperlukan, agar pantulan jembatan itu
akan melengkapkan sebuah bulatan. Jembatan seperti ini, yang selalunya dijumpai di taman oriental, dipanggil "Jembatan
Bulan", kerana jambatan itu dan pantulannya menyerupai sebuah bulan purnama. Adalah biasa di istana2 jembatan dibuat
sungai tiruan sebagai simbol perjalanan ke tempat ataupun keadaan minda yang penting. Ada satu set yang terdiri daripada
lima jambatan yang merentasi satu sungai yang berbelit-belit di salah sebuah laman penting di Bandar Terlarang
(Forbidden City) di Beijing, Cina. Jambatan yang tengah hanya boleh dilalui oleh Maharaja, Permaisuri dan dayang-dayang
mereka. Dari segi struktur Perancangan dan bahan asas pembinaan jambatan bergantung kepada lokasi dan juga jenis
muatan yang akan ditanggungnya. Berikut adalah beberapa jenis jambatan yang utama: Jembatan batang kayu (log bridge)
Jambatan yang terawal adalah apabila manusia mengambil kesempatan dari pohon kayu yang tumbang merentasi sungai.
Jadi, tak hairanlah jika jambatan yang pertama dibuat ialah pokok yang sengaja ditumbangkan meintasi sungai. Kini,
jambatan seperti itu hanya digunakan secara sementara, contohnya di tempat2 pembalakan, yang mana jalan yang dibuat
hanyalah untuk sementara dan kemudian ditinggalkan. Ini karena jembatan seperti ini mempunyai jangka waktu yang
pendek disebabkan oleh pohon menyentuh tanah (yang basah) hingga menyebabkannya mereput, serta serangan anai-anai
dan serangga-serangga lain. Jembatan batang kayu yang tahan lama boleh dibuat dengan menggunakan tapak konkrit yang
tidak ditakungi air dan dijaga dengan baik. Jembatan lengkung (arch bridge) Jembatan lengkung di jalan dari Sukaraja ke
Purbalingga (1900-1905) Jembatan lengkung memiliki abutment pada setiap ujungnya. Beban jembatan didorong ke
abutment pada kedua sisi. Jembatan lengkung tertua di dunia dibuangun oleh orang Yunanu, termasuk Jembatan Arkadiko.
Dengan rentang sejauh 220 meter, Jembatan Solkan diatas Sungai Soa di Solkan, Slovenia, adalah jembatan batu kedua
terbesar di dunia dan jembatan batu trek kereta terpanjang. Selesai dibangun pada tahun 1905. Lengkungannya yang
terdiri dari 5,000 ton blok batu diselesaikan hanya dalam 18 hari, merupakan lengkungan baru kedua terbesar di dunia,
dikalahkan hanya oleh Friedensbrcke (Syratalviadukt) di Plauen, dan lengkungan batu trek kereta terbesar. Lengkungan
Friedensbrcke, yang dibangun pada tahun yang sama, merentang sepanjang 90m dan melewati lembah Sungai Syrabach.
Perbedaan keduanya adalah
lanjutan
Jembatan Solkan dibuat dari blok batu, sedangkan Friedensbrcke dibuat dari batu yang dihancurkan dicampur
dengan semen mortar. Jembatan lengkung terbesar saat ini adalah Jembatan Chaotianmen diatas Sungai Yangtze
dengan panjang 1,741m dan rentangan sejauh 552 m. Jembatan ini dibuka pada tanggal 20 April 2009 di Chongqing,
China. Jembatan alang (Beam bridge) Jembatan ini juga bisa disebut keturunan langsung jambatan batang kayu,
jambatan alang biasanya dibuat dari alang keluli "I", konkrit diperkuat atau konkrit telah-tertegang (post-tensioned
concrete) yang panjang. Ia kurang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat. Jembatan ini selalu digunakan
untuk jembatan pejalan kaki dan juga jembatan-jembatan yang merintangi hutan. Jembatan kerangka (Truss bridge)
Jika alang2 itu disusun dalam bentuk kekisi, contohnya segitiga, supaya setiap alang hanya menampung sebagian
berat struktur itu, maka ia dinamakan jembatan kerangka. Jika dibandingkan dengan jembatan alang, jembatan
kerangka adalah lebih hemat dalam penggunaan bahan. Kerangka bisa menahan beban yang lebih berat untuk jarak
yang lebih jauh menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jambatan alang. Ada berbagai jenis cara untuk
membuat kerangka ini, namun begitu, semuanya menggunakan prinsip penggiliran elemen tegangan dan tekanan.
Sekiranya satu-satu elemen itu telah diketahui - melalui analisis kejuruteraan - hanya akan mengalami ketegangan
tanpa tekanan atau kenduran, maka ia bisa dibuat dari batang keluli yang lebih langsing. Bagian atas kerangka
selalunya mengalami tekanan, manakala bagian bawahnya mengalami tegangan. Jembatan ini selalu dibuat dengan
menggunakan dua kerangka yang dihubungkan dengan elemen-elemen penjuru yang mendatar untuk membentuk
sebuah struktur berbentuk kotak. Jalan yang akan dilalui boleh terjadi daripada sebagian elemen-elemen atas atau
bawah, atau juga boleh digantung di tengah-tengah. Jika jambatan itu harus menyeberangi jurang yang sangat dalam,
kerangka itu boleh diimbangi. Ini selalunya terjadi jika tebing yang betul-betul bertentangan membuatkan kerja-kerja
pembuatan lebih sukar. Jambatan kerangka boleh dibuat dari hampir semua bahan yang keras dan kuat, termasuk
batang kayu, keluli ataupun konkrit diperkuat. Konsep kerangka ini juga digunakan dalam jembatan-jembatan yang
lain ataupun komponen-komponen jembatan seperti struktur geladak jambatan gantung. Jembatan gerbang tertekan
(Compression arch bridge) Jembatan berbentuk ini adalah antara jambatan yang paling awal yang dapat merintangi
jarak yang jauh menggunakan batu bata ataupun konkrit. Bahan-bahan ini boleh menerima tekanan yang tinggi tetapi
tidak boleh menahan tegangan yang kuat. Jambatan ini berbentuk pintu gerbang - maka sebarang tekanan menegak
akan turut menghasilkan tekanan mendatar di puncak gerbang itu. Di kebanyakan jembatan gerbang, jalan diletakkan
di atas struktur gerbang itu. Saluran air orang-orang Roma dahulu menggunakan kaedah untuk menyusun beberapa
jembatan gerbang - daripada jembatan panjang kepada jembatan pendek apabila ketinggian ditambahkan - untuk
mencapai ketinggian sambil mengekalkan ketegaran struktur itu, dengan mengelakkan pembinaan elemen menegak
yang tinggi dan langsing. Jembatan gerbang ini masih digunakan di terusan-terusan air dan jalan raya kerana ia
mempunyai bentuk yang menarik, terutamanya apabila ia menyeberangi air kerana pantulan gerbang itu membentuk
kesan visual berbentuk bulatan dan bujur.
lanjutan
Kebanyakan jembatan gerbang tertekan moden dibuat daripada konkrit diperkuat. Untuk
pembuatannya, pendukung sementara bisa didirikan untuk mendukung bentuk jembatan itu.
Apabila konkrit telah mengeras, barulah pendukung sementara itu dibuang. Salah satu variasi
kepada jembatan jenis ini adalah apabila gerbang jembatan itu naik lebih tinggi daripada
jalan. Dalam kes ini, kabel tembaga menghubungkan jalan dengan gerbang itu. Jembatan
gantung (Suspension bridge) Jembatan gantung adalah satu lagi jenis jembatan yang
pertama, dan masih lagi dibuat menggunakan bahan asli, seperti tali jerami di setengah
daerah di Amerika Selatan. Sudah semestinya jembatan ini diperbarui secara berkala kerana
bahan ini tidak tahan lama, dan di sana, bahan-bahan ini dibuat oleh keluarga-keluarga
sebagai sumbangan masyarakat. Sejenis variasi yang lebih kekal, sesuai untuk pejalan kaki
dan kadang kala penunggang kuda boleh dibuat daripada tali biasa. Puak Inca di Peru juga
pernah menggunakan jembatan ini pada abad ke-16 untuk jarak sejauh 60 meter. Bagi
jembatan ini, laluan jalan akan mengikut lengkungan menurun dan menaik kabel yang
membawa beban. Tali tambahan juga diletakkan pada paras yang lebih tinggi sebagai tempat
berpegang. Untuk berjalan di jembatan seperti ini, dengan cara berjalan seperti meluncur,
karena cara berjalan yang biasa akan menghasilkan gelombang bergerak yang akan
menyebabkan jembatan dan pejalan kaki bergoyang atas-ke-bawah atau kiri-ke-kanan.
Jembatan gantung modern yang mampu membawa kendaraan menggunakan dua menara
menggantikan pokok. Kabel yang merentangi jembatan ini perlu ditambat dengan kuat di
kedua belah ujung jembatan, karena sebagian besar beban di atas jembatan akan dipikul
oleh tegangan di dalam kabel utama ini. Sebagai jalannya dihubungkan ke kabel utama
dengan menggunakan jaringan kabel-kabel lain yang digantung menegak. Jembatan seperti
ini hanya cocok digunakan untuk jarak yang jauh, atau tidak memungkinkan didirikan tiang
penahan karena arus deras dan berbahaya.
lanjutan
Jembatan seperti ini juga selalu menjadi suatu pemandangan yang bagus. jembatan ini tidak
sesuai untuk digunakan oleh kereta api karena akan melentur disebabkan oleh beban kereta.
Jembatan kabel-penahan (Cable-stayed R bridge) Jembatan kabel-penahan adalah agak
baru.ekaan jambatan ini menggunakan beberapa kabel yang berasingan yang menghubungkan
jalan dengan menara. Kabel2 pepenjuru ini diikat dengan tegang dan lurus (tidak melentur
kecuali disebabkan oleh berat sendiri) ke beberapa tempat yang berlainan di sepanjang jalan.
Kabel2 itu boleh diikat di tengah-tengah jalan (satu jaringan) atau di tepi jalan (dua
jaringan). Biasanya dua menara digunakan, dan kabel-kabel disusun dalam bentuk kipas.
Kelebihan jembatan ini dibanding jembatan gantung adalah tambatan yang kukuh di ujung
jembatan untuk menahan tarikan kabel tidak diperlukan. Ini disebabkan oleh geladak
jambatan itu senantiasa berada di dalam keadaan tekanan. Ini menjadikan jambatan ini
sebagai jambatan pilihan di tempat2 yang keadaan tanahnya kurang baik, asalkan menara-
menaranya boleh dipasak dengan baik. Antara contoh jambatan kabel penahan yang terkenal
di Malaysia termasuklah Jambatan Pulau Pinang, Jembatan Kedua Muar dan Jambatan Sungai
Johor (yang bakal dibuka pada tahun 2010). Jembatan penyangga (Cantilever bridge)
Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan apabila
keadaan tidak praktikal untuk menahan beban jembatan dari bawah semasa pembuatan.
Disebabkan ia agak keras/tidak mudah bergoyang, ia sesuai digunakan untuk membawa
landasan kereta api. Walaupun dari segi seni bina penyangga selalunya mempunyai cuma satu
bagian, untuk jembatan biasanya dua bahagian (sepasang) yang serupa dibuat. Satu kelebihan
jambatan ini ialah ia boleh dibina dengan cuma bekerja menggunakan caisson sementara ini
dilakukan dengan membuat kedua-dua bagian sekaligus untuk memastikan keseimbangan
jembatan itu. Kebanyakan jembatan penyangga menggunakan sepasang struktur yang serupa,
setiap satu dengan satu menara dan dua penyangga yang terjulur keluar. Kemudian, apabila
siap, jembatan itu biasanya akan ditambat di ujungnya, untuk mengelakkan penyangga tadi
terjungkit, dan menghasilkan celah yang lebar di antara kedua-dua penyangga tadi.
lanjutan
Setelah itu, satu jalan yang telah siap dibina awal-awal diangkat dan diletakkan di tengah-tengah
jambatan itu menggunakan kabel untuk meyambung kedua-dua bagian. Jika tidak, bagian tengah
jalan itu bisa dibuat ketika itu juga daripada bagian-bagiannya. Prinsip penyangga ini biasa
digunakan dalam pembuatan jembatan gerbang tertekan. Dalam kebanyakan pembuatan jembatan
jarak jauh moden, menara dan kabel sementara digunakan untuk menahan bagian-bagian gerbang
yang dibuat secara bertingkat. Cara ini agak sama dengan cara pembuatan jembatan kabel-penahan.
Penggunaan menara sementara ini mengurangi jumlah bahan yang diperlukan dan memudahkan
perancangan. Jembatan angkat (bascule bridge) Jembatan angkat di Gunung Sahari (awal abad ke-
20) Jembatan bisa pindah Jembatan gerak (movable bridge) membolehkan benda-benda yang tinggi
seperti layar kapal melaluinya, ataupun ia boleh digunakan untuk merentasi jarak yang tinggi atau
jaraknya boleh berubah. Jembatan ini biasanya boleh diputarkan ke atas (drawbridge) atau ke tepi
(swing bridge). Bagi setengah jembatan pula, bagian tengahnya boleh diangkat menegak ke atas (lift
bridge). Ada juga jembatan yang digelar jembatan pengangkut (transporter bridge), ia cuma
digunakan di tempat-tempat yang tidak banyak kendaraan. Untuk jembatan-jembatan yang kecil,
pergerakan ini mungkin boleh dilakukan tanpa menggunakan dinamo. Setengah jembatan boleh
dikawal oleh pengguna, terutamanya yang mempunyai bot, sesetengah yang lain dikawal oleh
pengawal jambatan, kadang-kadang dari jauh dengan menggunakan kamera video dan pembesar
suara. Selalunya terdapat lampu isyarat untuk pengguna2 jalan dan air, dan tambahan pengadang
jalan untuk para pemandu. Jembatan gerak yang lebih kecil yang dipanggil jetway, juga digunakan
di lapangan terbang, untuk memperbolehkan penumpang menaiki kapal terbang yang berbagai2 saiz
dan jarak dari bangunan terminal. Jembatan bambu Jembatan bambu di atas Kali Serayu dekat
Wonosobo, Jawa Tengah (tahun 1920-an)
b. Menurut Periode jembatan
The Verrazano
Runyang Bridge
Jembatan Runyang merupakan kompleks jembatan
besar yang melintasi Sungai Yangtze di Provinsi Jiangsu,
Cina. Jembatan ini merupakan bagian dari Expressway
Beijing-Shanghai. Ini merupakan jembatan suspensi
dengan rentang utama 1.490 meter dan tinggi 215 meter.
Lebar jembatan adalah 39,2 meter, menampung 6 jalur
lalu lintas dan jalur kecil di setiap tepi luar untuk
pemeliharaan.
Panjang total kompleks jembatan adalah sekitar 35,66
kilometer. Pembangunan jembatan ini dimulai pada
Oktober 2000 dengan biaya 5,8 miliar Yuan (sekitar US $
700 juta) dan dibuka untuk lalu lintas umum pada tanggal
30 April, 2005.
3.Pont de Normandie
jepang
sumber: listverse.com
Tatara Bridge