Anda di halaman 1dari 19

HUJAN

Adalah salah satu bentuk presipitasi berupa uap air di

atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir air dan

jatuh di tanah.
Faktor pembentuk hujan:

- Adanya proses kondensasi dan pembentukan butir-

butir air

- Banyak tersedia inti-inti kondensasi di dalam atmosfer

- Hujan dalam jumlah besar terjadi bila pendinginan

terhadap uap air di atmosfer dalam lingkup atau skala

besar
Pada umumnya terdapat 2 (dua) bentuk presipitasi:

1. Presipitasi berbentuk cairan = HUJAN

2. Presipitasi berbentuk padatan:

a. Dalam bentuk kristal es = Salju

b. Hujan bercampur salju = HUJAN SALJU

c. Hujan bercampur bongkah es (Ø 5 mm) = HUJAN


Presipitasi dalam bentuk cairan (hujan) secara umum

dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

a. Berdasarkan proses terjadinya

b. Berdasarkan Ukuran butir hujan dan kecepatan

jatuhnya

c. Berdasarkan sifat-sifat hujan


a. Berdasarkan proses terjadinya

(1). Hujan Konvektif = hujan yang berasal dari awan

yang terbentuk dari massa udara panas yang

naik ke atmosfer secara konveksi (dapat

berkembang menjadi awan Cumolonimbus) yang

selanjutnya dapat berkembang menjadi hujan

badai.
(2). Hujan Pegunungan = Berasal dari awan yang

terbentuk dari massa udara panas yang banyak

mengandung uap air yang melintasi daerah

pegungan, didorong ke atas melalui lereng

gunung.
(3). Hujan Frontal = berasal dari massa udara yang

banyak mengandung uap air yang meluncur naik

pada bidang peluncuran (front)


b. Berdasarkan ukuran butir hujan dan kecepatan jatuhnya

Ø BUTIR MASSA KECEPATAN


JENIS HUJAN
(mm) (mg) JATUH (m/dtk)

Gerimis 0,15 0,0024 0,5

Hujan Halus 0,5 0,065 2,1

Hujan Normal 1,0 0,52 4,0

Hujan Deras/Lebat 2,0 4,2 6,5

Hujan sangat deras/lebat 3,0 14,0 8,1


c. Berdasarkan Sifat-sifat Hujan
Sifat hujan yang dipakai sebagai dasar
pengelompokkan:

- Jumlah atau besarnya curah hujan yang


dinyatakan dalam mm

- Waktu dan lamanya curah hujan yang dinyatakan


dalam menit atau jam

- Intensitas hujan yang dinyatakan oleh besarnya


curah hujan dalam suatu satuan waktu
(mm/menit, mm/jam)
Pengamatan Curah Hujan

Pengamatan curah hujan dimaksudkan untuk

memperoleh data tentang besarnya curah hujan, yaitu

tebal lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah

yang rata andaikata tidak ada kehilangan titk air melalui

infiltrasi dan penguapan. Satuan yang digunakan adalah

mm atau inci
Curah hujan sebesar 1 mm artinya adalah “tinggi”

air hujan yang terukur setinggi 1 mm pada daerah

seluas 1 m2 (meter persegi). Artinya “banyaknya”

air hujan yang turun dengan ukuran 1 mm adalah 1

mm x 1 m2 = 0,001 m3 atau 1 liter.


a. Alat pengamatan curah hujan

Alat pengukur curah hujan disebut OMBROMETER.

Ombrometer dibedakan atas 2 (dua) macam, yakni:

(1). Alat ukur biasa (tidak otomatis): alat ini dibagi 2

tipe yaitu alat ukur yang dipasang sama tinggi

dengan permukaan tanah dan tipe observatorium


(2). Alat ukur hujan otomatis : OMBROGRAF
Syarat-syarat pemasangan alat pengukur curah hujan di

lapangan:

1. Di pasang di tempat terbuka yang tidak langsung

dipengaruhi oleh gedung atau pohon-pohan

2. Harus terhindar dari angin kencang dan aliran udara

3. Harus benar-benar vertikal terhadap permukaan tanah

4. Sebaiknya tanah di sekitar alat ditanamai rumput


Hasil Pengamatan Curah Hujan

1. Pengukuran/pembacaan dilakukan setiap 24 jam, pada


pukul 07.00

2. Satuan yang digunakan dalam pencatatan adalah mm

3. Ketelitian pembacaan/pengukuran dilakukan sampai


0,1 mm, curah hujan kurang dari 0,1 mm dicatat 0,00
mm

4. Bila sama sekali tidak ada, dalam pencatatan dibubuhi


tanda garis mendatar (-)
Istilah dalam prakiraan cuaca

- Cuaca Baik : daerah yang mungkin terkena hujan


meliputi 0 – 10% dari luas daerah yang disebut pada
prakiraan

- Hujan Lokal : Daerah yang meliputi 11 – 40% dari


luas daerah

- H. Tdk Merata: daerah hujan meliputi 41 – 70 % dari


luas daerah

- H. Merata: > 70% daerah akan mengalami hujan


Penyebaran Curah Hujan dan Variasi Curah Hujan Musiman

Faktor iklim yang mempengaruhi pola penyebaran curah


hujan yang terpenting diantaranya adalah:

a. Letak Lintang

- Curah hujan paling tinggi di daerah khatulistiwa dan

semakin berkurang ke arah kutub

- Variasi curah hujan musiman kurang nyata di daerah

khatulistiwa dan lebih nyata di daerah lintang tinggi


b. Penyebaran Daratan dan Lautan

c. Gunung dan Pegunungan

- Sisi gunung yang berada di jalan angin merupakan

daerah dengan curah hujan tinggi

- Di daerah tropik, faktor pegunungan merupakan

faktor yang penting dalam pembentukan hujan

- Variasi hujan musiman kurang nyata di daerah

pegunungan dibandingkan dengan daerah dataran

pantai

Anda mungkin juga menyukai