Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

HIDROLOGI TEKNIK

OLEH:

Nama : Bernadeta Barek


NIM : 022200012
Kelas : Teknik Sipil 2A

PROGRAM STUDI TEKNI SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA NIPA
2020/2021
Soal :

1. Klasifikasi hujan berdasarkan genetic:

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan atas:

 Hujan Frontal. hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh


pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya. ...
 Hujan Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi/ Naik Tropis. ...
 Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan.

2. jelaskan faktor faktor agar hujan dapat terjadi:

a. Faktor Garis Lintang


Faktor utama yang paling mempengaruhi curah hujan suatu tempat adalah letak tempat
tersebut dari garis katulistiwa. Semakin dekat suatu tempat dengan garis katulistiwa
(derajat lintangnya semakin rendah), maka akan semakin besar curah hujan yang
diterima tempat tersebut. Begitupun sebaliknya, semakin jauh suatu tempat dari garis
katulistiwa (derajat lintangnya semakin tinggi),  maka akan semakin kecil pula curah
hujan yang diterimanya.
Pengaruh garis lintang terhadap curah hujan dapat terjadi karena suhu udara yang
terdapat pada daerah dengan derajat lintang rendah cukup tinggi sehingga
memungkinkan terjadinya penguapan yang tinggi pula. Air yang menjadi uap air karena
penguapan yang tinggi inilah yang kemudian mengalami kondensasi dan menjadi hujan
melalui siklus hidrologi.
Pengaruh garis lintang terhadap curah hujan dapat kita lihat dari betapa seringnya hujan
terjadi di Indonesia dibandingkan hujan yang terjadi di kutub.

b. Faktor Tinggi Tempat


Selain posisi terhadap garis lintang, tinggi suatu tempat dari permukaan air laut juga
menjadi faktor yang mempengaruhi curah hujan. Semakin tinggi suatu tempat maka
semakin rendah curah hujan yang diterima tempat tersebut, begitu sebaliknya. Pengaruh
tinggi tempat terhadap curah hujan dapat terjadi karena umumnya semakin tinggi suatu
tempat maka akan semakin rendah pula suhu udara di tempat tersebut.

c. Jarak Tempat dari Laut


Laut sebagai sumber penguapan air terbesar dimuka bumi juga berpengaruh terhadap
curah hujan. Semakin dekat suatu tempat dengan laut maka akan semakin besar pula
curah hujan tempat tersebut, begitupun sebaliknya. Jarak suatu tempat yang terlalu jauh
dengan laut akan menjadikan uap air yang terkondensasi (awan) akan mencair menjadi
hujan sebelum mencapai tempat tersebut.
d. Arah Angin
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arah angin juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi curah hujan. Angin adalah media yang membawa awan untuk mencapai
tempat tertentu. jika suatu daerah jarang dilalui angin, maka akan semakin jarang pula
daerah tersebut menerima guyuran air hujan. Pengaruh angin terhadap curah hujan dapat
kita lihat pada ekosistem gurun di Nusa Tenggara Timur.

e. Deretan Pegunungan
Pegunungan yang berderet menjulang di suatu wilayah sangat mempengaruhi curah
hujan di sekitar wilayah tersebut. Deretan gunung adalah pembatas bagi awan untuk
dapat mencapai daerah di balik gunung (daerah bayangan hujan). Jika menemui deretan
gunung, awan akan terus naik ke atas dan terakumulasi sebelum berhasil melewati
gunung. Akumulasi ini kemudian

3. Jelaskan perbedaan hujan vertikal dan hujan horizontal :


 Hujan vertikal jatuh diatas permukaan bumi dan diukur dengan penakar hujan sementara,
sedangkan hujan horizontal dibentukan diatas permukaan tanah dan tidak diukur oleh
penakar hujan.

4. jelaskan apa yang dimaksud dengan intensitas hujan :


Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau
volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkon-
sentrasi (Wesli, 2008). Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari la-
manya curah hujan dan frekuensi kejadiannya.

5. jelaskan mekanisme kerja salah satu alat penakar hujan :

tipping bucket

Penakar Hujan Tipping Bucket


Pengukuran yang dilakukan dengan tipping bucket cocok untuk akumulasi hujan yang
berjumlah di atas 200 mm/jam atau lebih. Prinsip kerjanya sederhana, yaitu:
 Air hujan akan masuk melalui corong penakar, dan kemudian mengalir untuk
mengisi bucket.
 Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm atau sejumlah 20 ml
maka bucket akan berjungkit dimana bucket yang satunya akan dan siap untuk
menerima air hujan yang masuk berikutnya.
 Pada saat bucket berjungkit inilah pena akan menggores pias 0.5 skala (0.5 mm).
 Pena akan menggores pias dengan gerakan naik dan turun.
 Dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.

6. Jelaskan syarat penempatan dan pemasangan alat penakar hujan :

Penempatan alat penakar hujan hendaknya dilakukan ditempat yang datar dan terbuka untuk
menghindari terhambatnya jatuhan curah hujan kedalam corong penakar.

Cara pemasangan penakar hujan dekat bangunan/ pohon:

 Penakar hujan harus dipasang di lapangan yang atasnya terbuka 45° dari garis sumbu
tengah-tengah penakar.
 Jarak penakar ke pohon/ bangunan paling sedikit sama tinggi dengan pohon atau
bangunan (contoh: jika pohon/ bangunan tinggi 10 m, maka jarak penakar ke
pohon/bangunan lebih dari sama dengan 10 m.
 Penakar hujan dipasang pada tonggak kayu yang dibeton, kayunya dicat dengan tir.
 Setelah terpasang tinggi bibir corong dari muka tanah harus 120 cm.
 Bibir corong harus waterpass/ datar.
 Penakar dipaku/disekrup kuat pada tonggak penyanggah.
 Penakar dipagar tingginya 1 m dan diberi kunci.

Anda mungkin juga menyukai