Anda di halaman 1dari 35

TUGAS

MEKANIKA TANAH

OLEH:

Nama : Bernadeta Barek


NIM : 022200012
Kelas : Teknik Sipil 2A

PROGRAM STUDI TEKNI SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA NIPA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah Mekanika Tanah ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas serta menamba wawasan
tentang Mekanika Tanah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Dan terima kasih untuk dosen pembimbing mata kuliah Mekanika Tanah, teman-teman serta
keluarga yang sudah mendukung saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Bagi saya sebagai penyusun mersa bahwa masi banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makah ini.

Disusun Oleh

Bernadeta Barek
DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Mekanika Tanah


A. Pemahaman Tentang Mekanika
B. Pemahaman Tentang Tanah
2.2 Pemadatan
A. Sifat-Sifat Tanah Lempung Yang Dipadatkan
B. Spesifikasi Pemadatan Tanah Di Lapangan
C. Kontrol Kepadatan Di Lapangan

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanika adalah cabang ilmu yng menelaah hal yang berkaitan dengan gaya dan
gerakan. Profil tanah, memperlihatkan beberapa horizon tanah.

Mekanika (Mechanics) juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan suatu
benda serta efek gaya dalam gerakan itu. Cabang ilmu Mekanika terbagi dua ; Mekanika Statik
dan Mekanika Dinamik, sedang Mekanika Dinamik dapat dibagi dua pula, yaitu Kinematik dan
Kinetik.

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas
dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar
hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Mekanika tanah adalah cabang dari ilmu tekhnik dimana mekanika tanah khusus
mempelajari tentang perilaku tanah serta sifat yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang
disebabkan oleh gaya - gaya yang bekerja pada tanah itu sendiri. Ini berkaitan dengan struktur
tanah serta bahan yang terdapat pada tanah tersebut.

Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan
salah satu cara mekanis (menggilas / memukul / mengolah) yang akan dibahas juga pada
makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa yang diketahui tentang mekanika ?
B. Apa yang diketahui tentang
C. Apa saja sifat-sifat tanah ?
D. Apa saja bahian-bagian tanah ?
E. Apa yang dietahui tentang pemadatan?
F. Apa saja sifat-sifat tanah yang dipadatkan ?
G. Apa yang diketahui tentang spesifikasi pemadatan tanah di lapangan ?
H. Apa itu kontrol kepadatan tanah dilapangan ?
1.3 Tujuan
A. Untuk lebih memahami materi mengenai mekanika tanah.
B. Untul lebih memahami apa itu tanah serta fungdsi dan bagian-bagian dari tanah.
C. Untuk lebih memahami materi tentang pemadatan dan sifat-sifat tanah yang
dipadatkan.
D. Untuk lebih memahami materi tentang spesifikasi pemadatan tanah di lapangan.
E. untuk lebih mendalami materi tentang kepadatan tanah di lapangan.`
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 MEKANIKA TANAH


A. Pemahaman tentang mekanika
1. Pengertian
Mekanika (Bahasa
Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa Yunani mechanikos,"seseorang
mechanikos
yang ahli di bidang mesin" adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan
pelaksanaan mesin,, alat atau benda yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian
yang sangat penting dalam ilmu fisika terutama untuk ahli sains dan ahli teknik
Mekanika (Mechanics
Mechanics)) juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan
suatu benda serta
ta efek gaya dalam gerakan itu. Cabang ilmu Mekanika terbagi dua ;
Mekanika Statik dan Mekanika Dinamik, sedang Mekanika Dinamik dapat dibagi dua
pula, yaitu Kinematik dan Kinetik.

2. Satuan
Mekanika termasuk ke dalam bidang keilmuan fisika,, sehingga satuan yang
digunakn berkaitan dengan besaran fisika.mekanika. Pada mekanika digunakan
besaran yaitu panjang, massa, dan waktu. Sistem satuan yang digunakan dalam
mekanika ialah sistem satuan MKS dan sistem satuan CGS. [1]
Dii bawah ini adalah 2 daftar subjek yang dipelajari di mekanika.
a) Mekanika klasik
Berikut ini adalah digolongkan sebagai mekanika klasik:
 Mekanika Newton
Newton, teori mengenai (kinematika) dan (dinamika)
 Mekanika Hamiltonian
 Mekanika Lagrangean
 Mekanika benda langit
 Astrodinamika, navigasi penerbangan, etc.
 Mekanika zat padat, elastisitas, sifat-sifat benda elastis.
 Mekanika fraktura
 Akustik, suara
 Statika,
 Mekanika fluida, pergerakan cairan
 Mekanika tanah, sifat-sifat mekanik dari tanah
 Mekanika kontinuum
 Hidrolika,sifat-sifat mekanika cairan
 Statika fluida
 Mekanika terapan, salah satunya Teknik mesin
 Biomekanika, solid, fluida,
 Biofisika, proses fisika dalam makluk hidup
 Mekanika statistik
 Fisika relativistik

b) Mekanika kuantum
Beberapa kategori ini dikategorikan sebagai Mekanika kuantum:
 Fisika partikel, pergerakan, struktur, dan reaksi partikel
 Fisika nuklir, pergerakan, struktur, dan reaksi nucleus
 Fisika benda terkondensasi
 Mekanika kuantum statistik,

B. Pemahaman Tentang Tanah

1. Pengertian tanah
Tanah adalah kulit bumi tempat tumbuhan hidup. Tanah adalah bagian kerak bumi
yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi
semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Pengertian tanah sesuai sudut pandang yang dimiliki ahli diantaranya:
a) Pendekatan Geologi.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah
mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit
(lapisan partikel halus). Tanah merupakan bagian terluar dari bumi. Geologi (berasal dari
Yunani γη- (ge-, “bumi”) dan λογος (logos, “kata”, “alasan”)) adalah Ilmu (sains yang
mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses yang
membentuknya.
b) Pendekatan Pedologi.
Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak di permukaan bumi,
yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu. Pendekatan Ilmu Tanah
sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni. Arti ”Ped” = gumpal tanah. Pedologi adalah
cabang ilmu tanah yang mempelajari sifat dan ciri tanah serta proses pembentukan tanah.
Pedologi berasal dari bahasa Rusia pedologiya, yang dalam bahasa Yunani pedon =
tanah. Dalam pedologi dipelajari genesa tanah, morfologi tanah, dan klasifikasi tanah.
c) Pendekatan Edaphologi.
Tanah adalah media tumbuh tanaman. Arti “Edaphos” = bahan tanah subur.

2. Sifat-sifat tanah

Sifat tanah dibedakan berdasarkan warnanya, strukturnya, tekstur, dan derajat


keasaman tanah.

a. Warna tanah
Warna tanah menentukan kandungan bahan organic maupun kimia, kandungan
mineral, kandungan air, drainase, dan perkembangan tanah, biasanya warna yang
berwarna gelap maka pertanda tanah itu subur.

b. Tekstur tanah.
Berdasarkan kecilnya butir-butir tanah, tekstur tanah ini dapat dibedakan menjadi
tiga kelas yaitu tanah pasir, lempung, dan liat.

c. Struktur tanah
Susunan butir-butir tanah yang saling mengikat sehingga membentuk kemantapan
struktur.
Ada 3 jenis struktur tanah tersebut yaitu :
1) Struktur tanah lepas, yaitu jika butir-butir tanah itu saling lepas
2) Struktur tanah remah, jika butir-butir tanah itu terikat membentuk
agregrat-agregrat tanah sehingga tanah berpori-pori besar
3) Tanah berstruktur gumpalan
d. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah dalam reaksi tanah apabila mendapatkan perlakuan berupa
tekanan (kompres). Konsistensi tanah dapat dibedakan menjadi :
1) Tanah gembur/tanah kohesi, adalah tanah yang lepas-lepas
2) Tanah yang sangat gembur, yang dapat dipecah dengan tenaga tangan yang halus.
3) Tanah gembur, yang dapat dipecahkan tenaga tangan yang lembut
4) Tanah teguh, yang dapat dipecahkan dengan tenaga tangan yang sedang,
terasa ada daya resistensi
5) Tanah sangat teguh, yang dapat dipecahkan dengan tenaga tekanan yang kuat
6) Ekstrem teguh, hanya dapat dipecahkan dengan tenaga tekanan yang amat
besar dan pecah sedikit demi sedikit.
e. Derajat kesamaan tanah.
Derajat keasaman tanah, adalah ukuran aktivitas ion hydrogen dalam larutan air
tanah.derajat kesamaan tanah menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1) Tanah yang bersifat asam dan pH dibawah 6,5%
2) Tanah bersifat netral dengan pH antara 6,6% - 7,5%
3) Tanah yang bersifat basa dengan pH 7,6 % keatas
Tanah yang paling baik untuk pertanian adalah tanah yang netral, yaitu tidak terlalu
asam dan tidak terlalu basa (alkalis).

3. Pedosfer
Sebagai bagian tubuh alam pedosfer (material tanah secara keseluruhan) memiliki
hubungan timbal balik dengan bagian tubuh alam yang lain yaitu : litosfer (batuan),
biosfer (makhluk hidup), hidrosfer (perairan), dan atmosfer (udara). Tanah terbentuk
dan mengandung keempat bahan alam tersebut.
4. Susunan tanah
Secara umum tanah (dengan bahan induk mineral) tersusun atas 50% bahan
padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara.
Sedangkan pada tanah organik (misalnya gambut), bahan padatan tersebut terdiri atas
5 % bahan organik dan 45% bahan mineral). Bahan organik dalam tanah terdiri atas
mikroorganisme 10 %, akar 10% dan humat 80 %, meskipun jumlahnya sedikit
namun memiliki fungsi sangat penting.

5. Komponen Mineral Tanah


Mineral tanah tersusun dari tiga komponen, yaitu: pasir (sand), debu (silt) dan
lempung (clay).
Ketiga komponen tersebut dibedakan berdasarkan ukurannya yang berbeda.
 Partikel pasir berukuran antara 200 mikrometer sampai dengan 2.000 mikrometer.
 Partikel debu berukuran antara 2 mikrometer sampai dengan kurang dari 200
mikrometer.
 Partikel lempung berukuran kurang dari 2 mikrometer.
Makin halus ukuran partikel penyusun tanah tersebut akan memiliki luas
permukaan partikel per satuan bobot makin besar. Partikel tanah yang memiliki
permukaan yang lebih luas memberi kesempatan yang lebih banyak terhadap
terjadinya reaksi kimia. Partikel lempung persatuan bobot memiliki luas permukaan
yang lebih luas dibandingkan dengan kedua partikel penyusun tekstur tanah lain
(seperti: debu dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada permukaan patikel
lempung lebih banyak daripada yang terjadi pada permukaan partikel debu dan pasir
persatuan bobot yang sama.
Dengan demikian, partikel lempung adalah komponen tanah yang paling aktif
terhadap reaksi kimia, sehingga sangat menentukan sifat kimia tanah dan
mempengaruhi kesuburan tanah.
Komponen Tanah adalah susunan dari proses terjadinya tanah. Tanah bukan
merupakan timbunan bahan padat dalam sistem yang mati dan statis, namun
merupakan suatu sistem yang dinamis dan hidup yang mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Setiap tanah tersusun dari bahan mineral/anorganik, bahan organik ,
air tanah dan udara. Bahan mineral berasal dari hasil pelapukan batuan , sedangkan
bahan organik berasal dari hasil penguraian organisme yang mati. Namun demikian
perbandingan masing-masing bahan komponen penyusun tanah itu berbeda-beda pada
setiap tanah dan berubah-ubah setiap saat. Untuk perbandingan komponen tanah yang
baik yang dibutuhkan tanaman secara idealnya adalah bahan mineral 45% , bahan
organik 5%, air 25% dan udara 25%.

6. Jenis Jenis Organisme


Di dalam tanah terdapat jenis-jenis organisme tanah yang mempunyai fungsi
dalam mata rantai kehidupan . Organisme yang terdapat di dalam tanah , ada beberapa
jenis diantaranya adalah: pemecah bahan organik seperti tungau , kumbang, dan
collembola yang memecah-mecah bahan organic yang besar menjadi bagian-bagian
kecil, pembusuk bahan organik seperti jamur dan bakteri yang memecahkan bahan-
bahan cellular.
Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat hara di
dalam tanah. Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat,
dan jamur semuanya membantu mengikat partikel-partikel tanah sehingga struktur
tanah menjadi stabil dan tahan terhadap erosi. Patogen seperti jenis jamur tertentu,
bakteri dan nematoda dapat menyerang jaringan tanaman. Predator atau pemangsa,
termasuk protozoa, nematoda parasite dan jenis jamur tertentu, semuanya memangsa
organisme tanah yang lain sebagai sumber makanan mereka.

7. Fungsi Tanah:
 Produksi biomassa : tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, sumber
hara dan zat pendukung pertumbuhan.
 Penyaringan, penyangga dan pengubah antara atmosfer, air tanah dan akar
tanaman
 Habitat biologi dan konservasi genetic
 Sebagai ruang infra-struktur untuk teknik, industri dan sosial ekonomi serta
pembangunannnya
 Sebagai sumber daya energi, material dasar, pertambangan dan air
 Sebagai sumber keindahan dan warisan budaya
 Tanah sebagai lahan , dimanfaatkan untuk pemukiman, lahan industri, lahan
pertanian dan lain-lain.
 Tanah sebagai bahan mentah industri antara lain : Tanah liat, lempung
merupakan bahan pembutan gerabah, bahan baku semen, bahan bangunan
(genteng, bata), lumpur untuk pengeboran minyak, cetakan pengecoran besi.
Tanah kaolin sejenis liat, lunak, warnanya putih/kuning/abu-abu kaya
aluminium silikat dan dapat digunakan untuk bahan baku kertas, tekstil, kimia
dan keramik.
 Tanah sebagai sumber energi. Tanah gambut merupakan salah satu sumber
energi alternatif. Daerah persebaran tahan gambut di Indonesia terdapat di
Sumetera Timur, Kalimantan Barat, Tengah , Selatan dan Papua.

C. PARAMETER TANAH
Parameter tanah adalah ukuran atau acuan untuk mengetahui atau menilai.

1. Berat volume tanah dan hubungannya.

Berat tanah merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume tertentu.
Satuannya adalah g/cm3. Volume tanah yang dimaksud adalah volume kepadatan
tanah termasuk ruang pori-pori. Berat volume merupakan petunjuk kepadatan tanah
makin padat suatu tanah maka semakin tinggi berat volumenya, yang berarti semakin
sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya tanah lapisan atas
pada tanah mineral mempunyai nilai berat volume yang rendah dibandingkan dengan
tanah di bawahnya.

Secara umum tanah ini terdiri atas empat komponen utama. Adapun komponen-
komponen atau bahan- bahan penyusun tanah adalah bahan mineral, bahan organik,
air, udara, dan juga kehidupan jasad renik atau mikroorganisme. Tanah mempunyai
kandungan bahan- bahan tersebut dalam jumlah yang tidak sama. Perbedaan inilah
yang menyebabkan tanah digolongkan menjadi beberapa jenis tanah. Penjelasan
masing- masing komponen atau bahan bahan penyusun tanah adalah sebagai berikut:

1) Partikel Mineral (Fraksi Organik)

Partikel mineral merupakan salah satu komponen yang terkandung di dalam tanah.
Mineral ini merupakan hasil perombakan bahan- bahan batuan dan juga bahan
anorganik yang terdapat di permukaan Bumi. Partikel mineral ini terkandung di dalam
tanah sebanyak 45%. Dengan jumlah sekian mineral menjadi komponen atau bahan
penyusun tanah dengan porsi terbanyak.
Bahan mineral ini terbentuk dari proses pelapukan batuan yang berlangsung dalam
waktu yang sangat lama. Batuan yang melapuk pada proses pembentukan tanah akan
sangat mudah mempengaruhi jenis tanah yang dihasilkan. Bahan mineral yang ada di
dalam tanah ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:

 Fraksi tanah yang halus , yang berukuran <2 mm


 Fragmen batuan yang berukuran 2 mm sampai berukuran horizontalnya lebih kecil
dari sebuah pedon (satuan individu paling kecil dalam tiga dimensi yang masih
dapat disebut sebagai tanah).

Selain itu, tanah mineral juga dapat dibedakan menjadi mineral primer dan juga
mineral sekunder.

 Mineral primer merupakan mineral yang berasal dari batuan secara langsung yang
dilapuk terdapat pada fraksi pasir dan pembentukan tanah berlangsung dan terdapat
pada fraksi liat.
 Mineral sekunder disebut juga sebagai mineral liat, yaitu mineral yang terdapat
pada jenis mineral Kaolinit, Haloisit, Montmorilonit, dan lain sebagainya.

Itulah beberapa jenis mineral yang ada di dalam tanah. Mineral- mineral ini
terdapat di dalam tanah dalam porsi yang berbeda- beda. Hal inilah yang membuat
terjadinya berbagai macam jenis tanah.

2) Bahan organik atau Humus

Bahan selanjutnya sebagai bahan penyusun tanah adalah bahan- bahan organik.
Bahan- bahan organik ini juga dikenal sebagai humus (baca: tanah humus). Pasti dari
kita telah mengetahui apa itu humus, yakni sebuah bahan yang dapat membuat
tanaman menjadi subur (baca: ciri tanah subur dan tidak subur). Adapaun bahan-
bahan organik atau humus ini berasal dari sisa- sisa tanaman dan juga binatang, serta
berbagai hasil dari kotoran.

Bahan organik berasal dari proses dekomposisi materi organik yang berasal dari
hewan dan tumbuhan yang telah mati. Dekomposisi ini dilakukan oleh dekomposer
atau detrivivor dengan mengubah materi organik menjadi senyawa- senyawa organik
yang terkandung di dalam tanah. Di dalam tanah, bahan organik mempunyai porsi
yang tidak terlalu banyak di tanah. Bahan organik hanya di dalam tanah hanya sebesar
5% saja. Meski hanya sebanyak 5%, namun senyawa- senyawa organik tersebut akan
dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik tanah, terutama pada sifat fisik dan juga
kimianya. Di dalam tanah, materi organik ini (menurut sumbernya) dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:

 Sumber primer, merupakan sumber materi organik yang berasal dari tanaman yang
telah mati, termasuk juga berupa bagian dari jaringan tubuh seperti akar, batang,
daun, dan lain sebagainya.
 Sumber sekunder, merupakan sumber materi organik yang berasal dari hewan-
hewan yang telah mati, termasuk juga kotora atau bagian- bagian dari tubuh hewan
tersebut.
 Seumber tersier, merupakan sumber materi organik yang berasal dari pemberian
pupuk organik, baik yang berupa pupuk hijau, pupuk kandang ataupun pupuk
kompos.

Itulah jenis- jenis bahan organik yang menyusun tanah apabila dilihat dari
sumbernya. Secara umum, bahan organik ini dapat kita temui di bagian permukaan
tanah. Meski jumlahnya yang hanya sedikit namun peranannya terhadap tanah
sangatlah besar. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat- sifat tanah dan juga
akibatnya terhadap tumbuhan adalah sebagai berikut:

 Sebagai glanulator yang memperbaiki struktur tanah


 Sumber unsur hara bagi tanah
 Meningkatkan kemampuan tanah untuk dapat menahan air
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara
 Sebagai sumber energi bagi mikroorganisme

Itulah berbagai manfaat yang terkandung di dalam bahan organik yang menyusun
tanah. Adapun bahan organik yang ada di dalam tanah ini terdiri dari bahan organik
kasar dan juga bahan organik halus atau yang disebut dengan humus. Humus terdiri
atas bahan organik yang halus dan berasal dari hancuran bahan organik kasar serta
senyawa- senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik melalui
mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

3) Air

Bahan penyusun tanah selanjutnya adalah air. Air merupakan zat cair yang dapat
meresap di dalam air. Air merupakan komponen yang bersifat dinamis. Air di dalam
tanah menempati pada pori- pori tanah. Air di dalam tanah menempati porsi sebanyak
25%. Keberadaan air di dalam tanah merupakan akibat dari kemampuan tanah dalam
menyerap air melalui mekanisme kohesi, adhesi dan juga gravitasi. Keberadaan air di
dalam tanah dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

 Kapasitas lapang, yakni merupakan keadaan dimana tanah cukup lembab yang
ditunjukkan oleh jumlah air yang maksimal yang bisa ditahan tanah karena ada
gravitasi.
 Titik layu permanen, yakni keadaan dimana akar- akar tanaman yang mulai tidak
mampu menyerap air tanah dikarenakan kandungannya yang sangat sedikit. karena
tanah mencapai tituk layu yang permanen, tanaman biasanya akan mulai layu.
 Air tersedia, yakni selisih kadar air yang berkapasitas lapang dengan kadar air titik
layu yang permanen.
Sebagai salah satu komponen atau bahan penyusun tanah, air mempunyai beberapa
beberap
kegunaan. Sebagai
ebagai berikut:

 Sebagai unsur hara tanaman


 Sebagai pelarut dari unsur hara
 Sebagai bagian dari sel
sel- sel tanaman

Itulah beberapa manfaat dari air yang merupakan ko komponen


mponen penyusun tanah. Air
yang ada di dalam tanah ini bisa kita sebut sebagai air tanah.

4) Udara

Komponen atau bahan penyusun tanah yang selanjutnya adalah udara. Udara
merupakan barang bebas yang dapat kita temui dimana saja, termasuk di dalam tanah.
Di dalam tanah, udara ini mempunyai porsi sebesar 25% atau seperempat dari jumlah
keseluruhan. Kandungan udara yang ada di dalam tanah memungkinkan
mikroorganisme tanah dapat hidup dan juga bermetabolisme. Sifat keberadaan udara
di dalam tanah ini dinamis dan sangat memungkinkan dapat terdorong keluar dari
tanah ketika kandungan air tanah ini meningkat. Sama seperti dengan air, udara juga
menempati tanah di dalam pori
pori- porinya.

5) Kehidupan jasad renik atau mikroorganisme

Salah satu komponen atau bahan penyusun ttanah anah yang selanjutnya adalah
kehidupan jasad renis yang ada di tanah. Komponen ini merupakan komponen
tambahan atau bahan penyusun tanah tambahan. Adapun beberapa jasad renik atau
mikroorganisme yang hidup di tahan antara lain adalah cacing tanah, bakteri dan juga
jamur. Jasad renik atau mikroorganisme ini bisa menyerupai binatang maupun
tumbuhan. Adapun keberadaan jasad renik ini akan membantu proses pelapukan.

3. Clay mineralogy at
atau mineral lempung

terdiri dari hydrous layer silicate yang merupakan sebuah bagian besar dari
keluarga phyllosilicates
phyllosilicates.. mineral lempung utamanya melimpah di lempung cair
(clayey oozes),, batulempung, lumpur, mudstone, batu serpih (shales),
(shales) dan argilites,
sebuah group batuan butiran halus yang disebut physil rocks oleh Weaver (1980).
Mineral lempung juga terbentuk pada batuan sedimen yang keras dan lembut,
termasuk coarse silicoclastites dan saline evaporites.
Untuk mendapatkan data mineral lempung diperlukan analisis menggunakan X-
Ray Diffraction (X-RD) pada tiga kondisi yaitu air-dried, ethylene glycol solvated, dan
heated. Secara umum terdapat lima mineral lempung utama, berikut penjelasan dan
karakteristik untuk identifikasinya:

1) Smectite

Smectite merupakan mineral yang biasasnya terbentuk dari pelapukan batuan basa,
yang memiliki potensial Si dan Mg yang tinggi. Smectite sangat mudah diidentifikasi
dengan membandingkan pola difraksi yang dihasilkan oleh proses air-dried dan
ethylene glycol-solvated. tritmen ethylene glycol memberikan refleksi 001 yang sangat
kuat sekitar 16.9A, sedangkan pada tritmen air-dried bergeser ke sekitar 15A (Moore
et al., 1997).

2) Chlorite

REPORTMineral chlorite komponen yang biasa ditemukan dari grade rendah fasies
green schist batuan metamorf. sebagai produk alterasi geotermal dari batuan
feromanganese. chlorite juga umum ditemukan sebagai konstituen dari batuan sedimen
argilaceous, dimana mineral ini terbentuk di dalam detrital dan authigenic. Chlorite
memiliki peak 001 pada 14A sampai 14.4A. posisi peak mineral chlorite tidak berubah
pada air-dried, ethylene-glycol, dan heated.

3) Illite

Illite merupakan mineral yang sangat dominan pada batuan argilaceaous.


Terbentuk dari pelapukan batuan silikat (utamanya feldspar), melalui alterasi dari
mineral lempung yang lain, dan selama degradasi mineral muscovite (Deer and others,
1975). Formasi mineral illite umumnya terbentuk pada kondisi alkaline dan
konsentrasi tinggi unsur Al dan K. kelompok mineral illite memiliki karakteristik peak
001 pada 10A.
4) Kaolinite

Mineral kaolinite utamanya terbentuk selama alterasi hidrotermal atau pelapukan


dari feldspar di bawah kondisi asam. Karakteristik mineral kaolinite pada pola X-RD
adalah memiliki peak 001 pada sekitar 7.1A.

5) Vermiculite

Mineral vermiculite terbentuk dari sebuah produk alterasi hidrotermal dari mineral
biotit dan phlogopite, khususnya pada kontak antara batuan intrusif asam dan batuan
ultramafik (Mottana et al., 1977). Group minerla vermiculite dideterminasikan
memiliki basal spacing (001) mendekati 14A (Chamley, 1989).

3. Susunan Tanah

Berdasarkan bentuknya, maka struktur tanah dibedakan menjadi :

1) Lempeng (platy) yaitu bentuk struktur tanah jika sumbu vertikal struktur tanah
lebih pendek dari sumbu horisontal.
2) Prismatik (prismatic) yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal lebih
panjang dari sumbu horizontal dan sisi atas tidak membulat.

3) Tiang (columnar) yaitu jika struktur tanah memil


memiliki
iki sumbu vertikal lebih panjang
dari sumbu horizontal dan sisi
sisi-sisi atas membulat.

4) Gumpal bersudut (angular blocky) yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal
sama dengan sumbu horizontal dan sisi
sisi-sisi
sisi membentuk sudut tajam.

5) Gumpal membulat (su(subangular


bangular blocky) yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu
vertikal sama dengan sumbu horizontal dan sis
sisisisi
isisi membentuk sudut membulat.
6) Butiran (granular) yaitu jika struktur tanah membulat, atau banyak sisi. Masing-
Masing
masing butir ped tidak porous.

7) Remah (crumb) yaitu jika struktur tanah membulat atau banyak sisi, sangat porous.

4. Partikel Tanah (Soil Particles)


Sebagaimana telah dibahas di bagian depan, ukuran dari partikel tanah adalah sangat
beragam dengan variasi yang cukup besar. Tanah umunya dapat disebut sebagai kerikil
(gravel), pasir (sand),
), lanau ((silt) atau lempung (clay),
), tergantung pada ukuran partikel
yang paling dominan pada tanah tersebut.

Beberapa organisasi telah mengembangkan batasan


batasan-batasan
batasan ukuran golongan jenis
tanah (soil
soil separate size limits
limits) berdasarkan ukuran-ukuran
ukuran partikelnya. Pada Tabel
ditunjukkan batasan-batasan
batasan ukuran golongan jenis tanah yang tela
telahh dikembangkan oleh
beberapa organisasi yang ahli di bidangnya.

Nama Kelompok Ukuran Butiran (mm)

Organisasi Kerikil Pasir Lanau Lempung

Massachusetts Institute of
Technology (MIT)
>2 2 – 0,06 0,06 – 0,002 < 0,002

U.S. Departement of Agriculture


(USDA)
>2 2 – 0,05 0,05 – 0,002 < 0,002
American Association of State
Highway and Transportation Officials
(AASHTO) 76,2 - 2 2 –0,075 0,075–0,002 < 0,002

Unified Soil Classification System Halus


(U.S. Army Corps of Engineers, U.S.
Bureau of Reclamation) 76,2-4,75 4,75- (yaitu lanau dan
0,075 lempung)

< 0,0075

1.2 PEMADATAN

Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan
salah satu cara mekanis (menggilas / memukul / mengolah). Tanah yang dipakai untuk
pembuatan tanah dasar pada jalan, tanggul / bendungan , tanahnya harus dipadatkan, hal ini
dilakukan untuk :

 Menaikan kekuatannya.
 Memperkecil daya rembesan airnya.
 Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut.
 Meningkatkan mutu tanah
 Memperbaiki daya dukung tanah
 Memperkecil penurunan
 Memperkecil permeabilitas tanah
 Mengontrol perubahan volume relatif

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemadatan adalah sbb :

1. Tebal lapisan yang dipadatkan.


Untuk mendapatkan suatu kepadatan tertentu makin tebal lapisan yang akan dipadatkan,
maka diperlukan alat pemadat yang makin berat. Untuk mencapai kepadatan tertentu maka
pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis bergantung dari jenis tanah dan alat pemadat
yang dipakai, misalnya untuk tanah lempung tebal lapisan 15 cm, sedangkan pasir dapat
mencapai 40 cm.
2. Kadar Air Tanah.
Bila kadar air tanah rendah, tanah tersebut sukar dipadatkan, jika kadar air dinaikkan dengan
menambah air, air tersebut seolah-olah sebagai pelumas antara butiran tanah sehingga mudah
dipadatkan tetapi bila kadar air terlalu tinggi kepadatannya akan menurun. Jadi untuk
memperoleh kepadatan maximum, diperlukan kadar air yang optimum. Untuk mengetahui kadar
air optimum dan kepadatan kering maximum diadakan percobaan pemadatan dilaboratorium
yang dikenal dengan :
 Standard Proctor Compaction Test; dan
 Modified Compaction Test

3. Alat Pemadat
Pemilihan alat pemadat disesuaikan dengan kepadatan yang akan dicapai. Pada pelaksanaan
dilapangan, tenaga pemadat tersebut diukur dalam jumlah lintasan alat pemadat dan berat alat
pemadat itu sendiri. Alat pemadat maupun tanah yang akan dipadatkan bermacam-macan
jenisnya, untuk itu pemilihan alat pemadat harus disesuaikan dengan jenis tanah yang akan
dipadatkan agar tujuan pemadatan dapat tercapai.

Macam-macam peralatan yang dipergunakan sehubungan dengan pekerjaan pemadatan lapis


pondasi jalan umumnya ada dua jenis yaitu yang dilaksanakan secara mekanik darl manual
dimana keduanya diuraikan sbb :

A. Peralatan Mekanik
Jenis peralatan ini digerakkan oleh tenaga mesin sehingga pekerjaan pemadatan dapat
dilaksanakan lebih cepat dan lebih baik.

Macam-macam / type dari alat ini adalah sebagai berikut :

1. Three Wheel Roller.

Penggilas type ini juga sering disebut penggilas Mac Adam, karena jenis ini sering
dipergunakan dalam usaha-usaha pemadatan material berbutir kasar. Pemadat ini
mempunyai 3 buah silinder baja, untuk menambah bobot dari pemadat jenis ini maka roda
silinder dapat diisi dengan zat cair (minyak/air) ataupun pasir. Pada umunya berat penggilas
ini berkisar antara 6 s/d 12 ton.
Three Wheel Roller

2. Tandem Roller

Penggunaan dari alat ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus. Alat
ini mempunyai 2 buah roda silinder baja dengan bobot 8 s/d 14 ton. Penambahan bobot dapat
dilakukan dengan menambahkan zat cair.

Tandem Roller

3. Pneumatik Tired Roller ( PTR ).

Roda-roda penggilas ini terdiri dari roda-roda ban karet. Susunan dari roda muka dan
belakang berselang-seling sehingga bagian dari roda yang tidak tergilas oleh roda bagian
muka akan tergilas oleh roda bagian belakang. Tekanan yang diberikan roda terhadap
permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. PTR ini sesuai digunakan
untuk pekerjaan penggilasan bahan yang granular; juga baik digunakan pada tanah lempung
dan pasir.
Pneumatik Tired Roller (PTR)

B. Peralatan Manual
Jenis peralatan ini digerakkan dengan tenaga manusia / hewan sehingga pekerjaan
pemadatan ditaksanakan lebih lambat dan hasil pemadatan kurang memuaskan tetapi sangat
berguna untuk pelaksanaan pemadatan didaerah terpencil / pedesaan dimana sulit untuk
mendatangkan peralatan pemadat mekanik karena biaya yang mahal. Ada 2 jenis alat pemadat
manual :

 Alat Pemadat Tangan AlatAlat pemadat ini dibuat dari beton cor yang diberi tangkai
untuk menumbukkan beban tersebut ke tanah yang akan dipadatkan.
 Alat pemadat silinder beton

Alat ini berupa roda yang berbentuk silinder terbuat dari beton cor. Cara melakukan
pemadatannya adalah ditarik dengan hewan seperti kerbau atau lembu dan dapat juga
mempergunakan kendaraan bermotor sebagai penariknya

Alat Pemadatan Tangan


Alat Pemadat Silinder Beton

A. Sifat-Sifat Tanah Lempung Yang Di Padatkan


a) Sifat-sifat yang dimiliki tanah lempung adalah sebagai berikut:
1. Ukuran butir halus, kurang dari 0,002 mm
2. Permeabilitas rendah
3. Kenaikan air kapiler tinggi
4. Bersifat sangat kohesif
5. Kadar kembang susut yang tinggi
6. Proses konsolidasi lambat.
b) Sifat-sifat tanah lempung yang dipadatkan
Sifat-sifat teknis tanah lempung setelah pemadtan bergantung pada cara atau usaha
pemadatan ,macam tanah,dan kadar airnya.Kering Optimum didefenisikan sebagai kadar
air yang dari pada kadar air optimumnya.Basah Optimum didefenisikan sebagai kadar air
yang lebih dari pada kadar air optimumnya.
Sifat-sifat mekanis dari lempung yang dipadatkan bergantung pada:
 cara pemadatan
 energi (compactive effort)
 kadar air saat pemadatan
 perubahan kadar air dan volume setelah pemadatan

Pemadatan dengan kadar air lebih rendah dari kadar air optimum (wopt) akan
menghasilkan struktur tanah yang flocculated dan aggregate. Pemadatan dengan kadar air
lebih besar dari kadar air optimum (wopt) akan menghasilkan struktur tanah yang
deflocculated dan disperse.

Pengaruh Beban Berulang (Repeated Loading) Beban lalu-lintas pada flexible


pavements dapat menyebabkan failure akibat rutting dan fatigue. Beban berulang ini pada
akhirnya menghasilkan deformasi plastis. Terdpt suatu zone dimana deformasi plastisnya
adalh minimum. Zone tersebut ditentukan oleh kadar air dan dry Kepadatan. Dry
Kepadatan Water Content (%)

Pengaruh Beban Berulang (Repeated Loading) Pembebanan berulang tersebut dapat


menurunkan kekuatan tanah. Utk pembebanan berulang, diupayakan pemadatan tanah
pada kepadatan dan kadar air optimum. Dry Kepadatan Water Content (%)

Perubahan Volume / Kompresibilitas Dari hasil perbandingan derajat kompresi tanah


lempung yang dipadatkan dengan effort yang sama terlihat bahwa : Tanah jenuh yang
dipadatkan pada kadar dry of optimum menghasilkan settlement yg lebih kecil
dibandingkan pada kadar wet of optimum.

Settlement tambahan akan terjadi pada tanah jenuh yang dibebani. Settlement
tersebut dinamakan “collapse” settlement, merupakan perilaku yang penting pada tanah
yang dipadatkan pada kadar dry of optimum.

Total settlement yang terjadi akibat penjenuhan dan kompresi pada saat kadar air
optimum hampir tercapai adalah sangat kecil, dimana maximum dry Kepadatan telah
tercapai pada saat kompaksi.

Mikrostruktur Tanah Lempung Antar partikel dalam satu grup agregat disperse Antar
grup deflocculated flocculated Model partikel pada tanah lempung diantaranya.

a) dispersed dan flocculated


b) agregat tetapi deflocculated
c) edge to face flocculated tetapi dispersed
d) edge to edge flocculated tetapi dispersed
e) edge to face flocculated dan agregat
f) edge to edge flocculated dan agregat
g) edge to face dan edge to edge flocculated dan agregat (Van Ohen, 1963)

Pemadatan yang Menyangkut Hubungan antara Struktur dan Perilaku Tanah


Lempung yaitu Pemadatan di sisikiri kadar air optimum (wopt) menghasilkan struktur
lempung yang flocculated. gd gd flocculated dispersed random parallel wopt Water
Content (w) wopt Water Content (w).

Perilaku Tanah Lempung yang Dipadatkan Untuk energi pemadatan yang sama
yaitu, struktur lempung flocculated mempunyai kepadatan yang lebih rendah. Untuk void
ratio yang sama, struktur lempung flocculated lebih rigid. σ dispersed flocculated ε pf pd
e log p.
Struktur lempung deflocculated/disperse mempunyai ukuran pori yang lebih kecil
dan lebih merata sehingga mempunyai permeabilitas yang lebih rendah. ke yang sama
gdry Water Content (w) Water Content (w).

Perilaku Tanah Lempung yang Dipadatkan Shear strain cenderung merusak struktur
flocculated dan menghasilkan partikel yang berorientasi lebih sejajar (deflocculated)
sehingga struktur deflocculated tersebut lebih sensitif terhp shearing (kneading
compaction). Shear Struktur lempung flocculated cenderung mempunyai tingkat
swelling yang lebih tinggi.

Karakteristik Tegangan-Regangan

Kekuatan Tanah Lempung Setelah Terjadi Penjenuhan Dipengaruhi oleh :

 kadar air dan kepadatan kering saat pemadatan


 struktur tanah saat pemadatan
 besarnya pembebanan saat terjadi penjenuhan dan tipe tanah lempung

B. Spesifikasi Pemadatan Tanah Di Lapangan


Tujuan pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki sifat-sifat
teknisnya. Olehkarna itu, sifat teknis timbunan sangat penting di perhatikan, tidak hanya
kadar air dan berat volume keringnya.
Terdapat dua kategori spesifikasi untuk pekerjaan tanah :
1. Spesifikasi hasil akhir dari pemadatan
2. Spesifikasi untuk cara pemadatan
Untuk spesifikasi hasil akhir, kepadatan relative atau persen kepadatan tertentu
dispsifikasikan (Kepadatan Relatif : adalah nilai banding dari berat volume kering dilapangan
dengan berat volume kering maksimum dilaboratorium menurut percobaan standar, seperti
Percobaan Standar Proctor atau Modeifikasi Proctor). Dalam spesifikasi hasil akhir ( Banyak
digunakanpada proek-proyek jalan raya dan pondasi bangunan).
Perlu diingat bahwa memadatkan tanah pada sisi basah optimum(wet side of
optimum), umumnya menghasilkan kuat geser tanah hasil pemadatan lebih rendah bila
dibandingkan dengan kadar air pada sisi kering optimum (dry side of optimum), Sifat-sifat
tanah yang lain seperti permeabilitas dan potensi kembang susut juga dipengaruhi oleh kadar
air saat pemadatan. Karena itu, selain persen kepadatan ditentukan, rentang kadar air tanah
yang akan dipadatkan sebaiknya juga ditentukan.
Untuk spesifikasi cara pemadatan, macam dan berat mesin pemadat, jumlah lintasan serta
ketebalan setiap lapisan juga ditentukan. Hal ini banyak dipakai untuk proyek pengerjaan
tanah yang besar seperti bendungan.
C. Kontrol Kepadatan Di Lapangan

Dalam pengerjaannya, Teknik Sipil akan selalu berkaitan dengan tanah, karena tanah
merupakan tempat berpijaknya seluruh bangunan sipil. Maka daripada itu, diperlukan
penelitian terhadap sifat dan kemampuan tanah itu. Salah satunya dengan dilakukannya
beberapa pengujian terhadap tanah, baik dilakukan di laboratorium maupun di lapangan.
Adapun pengujian yang dilakukan antara lain; uji vane shear dan pengeboran, sondir,
CBR lapangan, DCP, sand cone test, berat isi, kadar air, berat jenis, batas-batas atterberg,
kuat tekan bebas, geser langsung, triaxial, konsolidasi, permiabilitas, pemadatan tanah, dan
CBR laboratorium.

a) Sand Cone
Sand cone adalah alat yang digunakan untuk tes pengujian dalam hal ini untuk
menentukan kepadatan lapisan tanah di lapangan dengan menggunaka pasir baik itu lapisan
tanah atau perkerasan lapisan tanah yang dipadatkan.
Percobaan kerucut pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan dilapangan
untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu pekerjaan
pemadatan yang dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif.
Percobaan ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di
lapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu
perbandingan antara yd lapangan (kerucut pasir) dengan yd maks. hasil percobaan pemadatan
di laboratorium dalam persentase lapangan.
Kerucut pasir (sand cone) terdiri dari sebuah botol plastik atau kaca dengan sebuah
kerucut logam dipasang diatasnya. Botol kaca dan kerucut ini diisi dengan pasir Ottawa
kering yang bergradasi buruk, yang berat isinya sudah diketahui. Apabila menggunakan pasir
lain, cari terlebih dahulu berat isi pasir tersebut. Di lapangan, sebuah lubang kecil digali pada
permukaan tanah yang telah dipadatkan. Apabila berat tanah yang telah digali dari lubang
tersebut dapat ditentukan (Wwet) dan kadar air dari tanah galian itu juga diketahui, maka
berat kering dari tanah (Wdry) dapat dicari dengan persamaan:
Wdry = Wwet / (1 + (w/100))
Dimana:
w = kadar air.
Setelah lubang tersebut digali (tanah asli ditimbang seluruhnya), kerucut dengan botol
berisi pasir diletakkan di atas lubang itu. Pasir dibiarkan mengalir keluar dari botol mengisi
seluruh lubang dan kerucut. Sesudah itu, berat dari botol, kerucut, dan sisa pasir dalam botol
ditimbang. Volume dari tanah yang digali dapat ditentukan dengan persamaan sebagai
berikut:
V = (Wch - Wc) / γdry
Dimana:
Wch = berat pasir yang mengisi kerucut dan lubang pada tanah
Wc = berat pasir yang mengisi kerucut
γdry = berat isi kering (pasir)

Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki sifat-
sifat teknisnya, Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat penting untuk diperhatikan,
tidak hanya kadar air dan berat keringnya. Pengujian untuk control pemadatan dalapangan
disfesifikasikan dan hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu royek.
Ada 2 spesifikasi untk pekerjaan tanah yaitu:
 Sfesifikasi dari hasil akhir
 Sfesifikasi untuk cara pemadatan.
Selain itu test sand cone bertujuan untuk menentukan derajad kepadatan lapangan yang
didapat dari presentase perbandingan antara berat isi tanah kering di lapangan (kepadatan
kering lapangan) dan berat isi tanah kering pada saat pengujian di laboratorium (kepadatan
standar). Pengujian sand cone Biasa digunakan untuk pengujian pada perencaan pondasi
atau jalan raya.

b) Peralatan Dan Bahan


Dalam praktek tes sand cone saudara harus mempersiapkan peralatan dan bahan, adapun
peralatan dan bahan tersebut meliputi:

Alat Pengujian Sand Cone

Peralatan:

 Kerucut yang dilengkapi dengan kran pengunci


 Botol transparan dengan kapasitas 9 kg
 Alat perata (Scraper)
 Timbangan
 Wadah
 Oven
 Palu
 Sekop kecil
 Paku
 Kuas

Bahan

 Pasir otawa
 Tanah dilapangan
Pasir yang digunakan dalam metoda kerucut pasir (Sand Cone) adalah pasir otawa /
kuarsa, alasannya adalah: Pasir tersebut mudah dialirkan
 Gradasinya seragam
 Dapat mengisi semua ruang yang kosong
 Pasir tersebut benar – benar kering

c) Prosedur Pelaksanaan

Dalam tindakannya yang harus dijalankan dalam pelaksanaan pengujian ini adalah
menuruti rujukan yang ada agar selalu memperoleh hasil yang tepat, dibawah ini merupakan
serangkaian langkah–langkah dalam pengujian.

1. Menentukan Volume (isi botol)


a. Persiapan semua peralatan serta bahan – bahan yang diperlukan dalam pengujian
b. Timbangan berat botol + corong dalam keadaan kosong (W1)
c. Buka kran pada corong kemudian isi air kedalam corong sampai penuh
d. Tutup kembali kran tersebut lalu balikkan botol agar air yang tersisa pada corong
keluar.
e. Timbang berat botol beserta corong yang berisi air (W2)
f. Tentukan volume botol tersebut dengan rumus:

Vbotol = W2 - W1/Yair

2. Menentukan Berat Isi Pasir


a) Keluarkan air dari dalam botol, lalu keringkan botol tersebut
b) Masukkan pasir ke dalam botol sampai penuh kemudian timbang (W3)
c) Berat isi pasir diperoleh dengan rumus:

Ypasir = W3 – W1 / Vo. Botol

3. Menentukan Berat Pasir Dalam Corong


a) Masukkan pasir secukupnya, minimal ½ botol kemudian timbang (W4)
b) Balikkan botol pada tempat yang rata, buka kran pada corong sehingga pasir
mengalir melalui corong
c) Corong atau kerucut yang telah berisi penuh dengan pasir, bila pasir dalam
corong tidak bergerak lagi kunci kembali kran pada corong / kerucut lalu botol
ditegakkan kembali
d) Tentukan berat botol beserta kerucut yang berisi sisa pasir (W5)
e) Tentukan berat pasir dalam corong = W4 – W5

4. Menentukan berat isi tanah di lapangan


a) Tentukan lokasi tempat pengujian tanah, bersihkan permukaan dari material –
material lain yang dapat menghambat selama pengujian
b) Ratakan permukaan tanah tersebut, kemudian letakkan plat dasar di atasnya
c) Buat lubang sesuai dengan diameter pada pelat dasaar dengan kedalaman yang
hamper sama dengan diameter lubang
d) Tanah hasil galian dimasukkan kedalam plastik lalu timbang dan tentukan kadar
airnya.
e) Siapkan botol yang telah berisi pasir ± 2/3 dari tinggi botl lalu timbang (W6).
f) Letakkan botol diatas lubang dengan posisi kerucut menghadap ke dalam
lubang, lalu buka kran kerucut sehingga pasir mengalir mengisi lubang hingga
penuh
g) Timbang sisa pasir dalam lubang dan kerucut (W7)
h) Hitung berat pasir dalam lubang dan kerucut (W8):
W8 = W6 – W7

i) Hitung berat pasir dalam lubang (W9):

W9 = W8 – W6

j) Hitung volume galian:

Vol = Berat Pasir / Ypasir

5. Pengkalibrasian Cone Set


a) Setelah dicari colume dari botol, air dalam botol dibuang dan botol dikeringkan
Isi botol dengan pasir otawa melalui corong sampai benuh
b) Usahakan pasir dalam corong jangan sampai kurang dari ½ tinggi corong
c) Apabila Botol sudah hamper penuh dan pasir dalam corong tidak mengalir lagi,
miringkan botol hingga pasir bisa memenuhi semua ruang di dalam sand cone
d) Tutup keran ketika botol sudah terisi penuh oleh pasir, dan buang pasir yang
masih tertinggal di corong
e) Timbang botol berisi pasir (W2)
f) Kemudian botol dibalik untuk mencari berat pasir yang ada di corong
g) Buka kearn dan tunggu hingga pasir berhenti mengalir
h) Tutup keran ketika pasir sudah berhenti dan timbang botol (W5)
i) Cari berat pasir dalam kerucut (Wc = W5 – W2)
j) Kemudian cari berat isi pasir (γ sand) = (W2 - W1) / (W3 - W1)
6. Pengujian di lapangan
a. Sebelum ke lapangan, hendaknya botol sand cone disii penuh tanpa
menggunakan corong dan timbang (W12)
b. Timbang nampan (W9)Letakkan pelat dasar berlubang (bagian dari peralatan
sand cone) pada daerah yang akan diuji
c. Buat lubang galian pada lubang pelat setinggi kira-kira 15 cm
d. Tanah pada lubang diletakkan pada nampan dan ditimbang (W10)
e. Kemudian balik botol sand cone di atas pelat berlubang dan buka keran
penutupnya
f. Tunggu hingga lubang terpenuhi
g. Setelah penuh tutup keran pada corong dan timbang botol berisi pasir sisa
pengujian (W13)
h. Kemudian hitung volume lubang (V hole) = (W12 - W13 - Wc)/γ sand
7. Pengujian Kadar Air (di laboratorium)
a. Timbang dahulu cawan kosong (W6)
b. Ambil sedikit tanah pada nampan dan letakkan di cawan dan timbang (W7)
c. Oven tanah tersebut selama kurang lebih 24 jam
d. Timbang lagi cawan setelah di oven (W8)
e. Hitung kadar air (w) = (W7 – W8) / (W8 – W6) x 100%

d) Keselamatan Kerja
Sasaran dalam keselamatan kerja adalah segala tempat keja baik di darat atau di dalam
tanah maupun udara ataupun pada alat yang digunakan dalam hal ini untuk pengujian
kepadatan tanah harus benar-benar diperhatikan dengan tujuan untuk melindungi dari resiko
kecelakaan pada saat melakukan percobaan pengujian, menjaga supaya orang – orang yang
berada disekitar terjamin keselamatanya, menjaga agar alat yang digunakan aman dan utuh.
Berikut peraturan keselamatan kerja dalam pengujian ini:
1. Baca lembaran kerja (Jobsheet) terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian
2. Pusatkan perhatian pada pekerjaan serta lakukan pengujian dengan penuh kecermatan dan
ketelitian.
3. Gunakanlah pakaian praktek selengkapnya
4. Gunakan alat dengan benar dan sesuai fungsinya dan hindari sikap ceroboh dalam
menggunakan alat uji.
5. Simpan alat yang telah dipakai pada tempat yang telah disediakan.
6. Gunakan peralatan sesuai petunjuk prosedur pelaksanaan praktikum dan atas petunjuk
pembimbing praktikum.
7. Gunakan jas labor praktikum dan sarung tangan pada saat pengujian
8. Periksalah peralatan sebelum dipergunakan
9. Bersihkan peralatan peralatan sebelum dipergunakan
10. Bersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai praktikum

e) Data Percobaan dan Perhitungan


1) Masukkan data pengujian ke dalam formulir.
2) Kemudian hitung:

a) Kepadatan basah
γsoil wet = Berat tanah galian / Volume lubang

b) Kepadatan kering lapangan


γlap = γsoil wet / (1 + kadar air)

c) Derajat kepadatan tanah


Dr = γlap / γlab × 100%
γ lab di dapat dari pengujian kepadatan standart (standart proctor).

Masalah–masalah yang dijumpai dalam pengujian destruktif adalah:


1) Waktu yang lama dalam menetukan kadar air dengan menggunakan oven untuk
pengeringan
2) Penimbunan kembali lubang yang telah digali
3) Kurangnya perhatian terhadap hal – hal yang kecil, sehingga berat isi yang diukur
kurang tepat.

Keuntungan utama dari pengujian tidak destruktif adalah:


1) Dapat melakukan banyak percobaan dengan tepat.
2) Langsung mendapat data kadar air.

Kekurangan – kekurangan dari pengujian tidak destruktif adalah:


1) Harga peralatan yang digunakan cukup mahal.
2) Kalibrasi yang diteliti akan dibutuhkan pada tanah yang diselidiki.

Contoh data pemeriksaan dan hitungan


 Berat tabung + corong (W1) 870 gram
 Berat tabung + corong + air (W2) 5460 gram
 Berat tabung + corong + pasir penuh (W3) 7610 gram
 Berat tabung + corong + pasir 2/3 h (W4) 4370 gram
 Berat pasir dalam kerucut (W6 = W4 – W5) 1540 gram
 Berat tanah hasil galian (W7) 3377 gram
 Berat tabung + corong + pasir sebelum diuji (W8) 5720 gram
 Berat tabung + corong + pasir sesudah di uji (W9) 1561 gram
Berat isi pasir uji (γsand)
= W2 – W1 / W3 –W1
= 6438 – 1373 / 8440 – 1373
= 0,716 gram/cm²

Berat pasir dalam lubang dan kerucut (W10)


= W8 – W9
= 8440 – 5740
= 2700 gram

Berat pasir dalam kerucut (W11)


= (W8 – W9) – W6
= (8440 – 5740) – 1290
= 1410 gram

Volume lobang (Vn)


= W11 / γsand
= 1410 gram / 0,716 gram.cm
= 1969,27 cm3

Berat isi tanah basah (γsand)


= W / Vh
= 2510 gram / 1969,27 cm
= 1,274 gram/cm3

Berat isi tanah kering (γd)


= γd / 1 + w
= 1,274 / 1 + 0,3509
= 0,943 gram/cm3

Derajat kepadatan dilapangan (DR)


= yd field / yd lab × 100%
= 0,943 / 0,1372 × 100%
= 68, 713 %
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa Yunani mechanikos,"seseorang yang


ahli di bidang mesin" adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan pelaksanaan mesin,
alat atau benda yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu
fisika terutama untuk ahli sains dan ahli teknik.

Mekanika (Mechanics) juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan suatu
benda serta efek gaya dalam gerakan itu. Cabang ilmu Mekanika terbagi dua ; Mekanika Statik
dan Mekanika Dinamik, sedang Mekanika Dinamik dapat dibagi dua pula, yaitu Kinematik dan
Kinetik.satuannya ada dua yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum.

Tanah adalah kulit bumi tempat tumbuhan hidup. Tanah adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di
bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik
bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan
bergerak.

Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan
salah satu cara mekanis (menggilas / memukul / mengolah). Tanah yang dipakai untuk
pembuatan tanah dasar pada jalan, tanggul / bendungan , tanahnya harus dipadatkan, hal ini
dilakukan untuk :

 Menaikan kekuatannya.
 Memperkecil daya rembesan airnya.
 Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut.
 Meningkatkan mutu tanah
 Memperbaiki daya dukung tanah
 Memperkecil penurunan
 Memperkecil permeabilitas tanah
 Mengontrol perubahan volume relatif
3.2 Saran

Demikian makalah yang saya buat, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Saya mohon
maaf apabila ada kesalahan ejaan, penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Oleh karena itu
saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk makalah selanjutnya.

TERIMA KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai