MEKANIKA TANAH 1
DISUSUN OLEH:
ENDARSONO 17100028
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
persoalan teknik sipil yang berhubungan dengan endapan dan kumpulan butir-
butir padat yang terurai/tidak terpadu (unconsolidated) yang dihasilkan oleh
proses penghancuran (disintegration) secara alami dan kimiawi batu-batuan. Oleh
karena itu, Terzaghi disebut sebagai Bapak mekanika tanah, karena jasanya
memelopori pengembangan ilmu mekanika tanah BAB I
2
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1.4.1 Untuk mengetahui siklus batuan dan asal usul tanah
1.4.2 Untuk mengetahui komposisi tanah
1.4.3 Untuk mengetahui klasifikasi tanah
1.4.4 Untuk mengetahui permeabilitas dan rembesan tanah
1.4.5 Untuk mengetahui konsep tegangan efektif
1.4.6 Untuk mengetahui tegangan pada suatu massa tanah
1.4.7 Untuk mengetahui Kemampumampatan tanah
1.4.8 Untuk mengetahui pemadatan tanah
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
tersebut disebut siklus batuan. Juga diberikan beberapa keterangan singkat untuk
tiap-tiap elemen dari siklus batuan tersebut.
5
temperatur yang lebih rendah, proses ini berlangsung terus sampai seluruh massa
batuan cair tersebut membeku menjadi padat.
6
ruang-ruang diantara butiran pasir dan quartz, dan menjadi unsur-unsur sementasi
antar butiran. Quartzite adalah salah satu dari batuan yang sangat keras. Pada
tekanan dan panas yang besar sekali, batuan metamorf mungkin mencair menjadi
magma dan siklus batuan berulang kembali.
7
b. Tanah tidak kohesif
Sering disebut tanah berbutir kasar dengan sudut geser dalam sebagai
parameter kekuatan geser utama dan tidak mempunyai gaya lekat antar butiran,
seperti pasir dan kerikil.
Berdasarkan organ-organ yang terkandung didalamnya, tanah digolongkan
menjadi tanah anorganik dan tanah organik.
a. Tanah anorganik
Tanah jenis ini yang terdiri dari mineral tanpa kandungan bahan organik.
Contoh : kerikil, pasir dan mineral lainnya.
b. Tanah organik
Tanah yang banyak mengandung unsur organik dari tumbuhan maupun
hewan. Contoh : humus, gambut, batu bara, dll.
Berdasarkan ukuran butirannya, tanah digolongkan menjadi lima golongan
yaitu : batuan, kerikil, pasir, lanau dan lempung.
a. Batuan (stone) > 63 mm
b. Kerikil (gravel) > 2 – 63 mm
c. Pasir (sand) > 0,06 – 2 mm
d. Lanau (silt) > 0,002 – 0,06 mm
e. Lempung (clay) > 0,002 mm
8
b. Tanah kohesif
Kondisinya licin, halus, kaku, agak keras dank eras sekali sehingga kapasitas
daya dukung tergantung pada besarnya kadar air. Terhadap air tanah kohesif
harus betul-betul dilindungi, dengan membuat saluran pengeringan (drainase),
karena dengan ruang pori yang besar mengakibatkan tanah ini mudah
tenggelam dan rusak akibat beban diatasnya. Selain itu fraksi butir-butir halus
juga mempengaruhi kualitas tanah kohesif, sehingga tanah ini dibedakan antara
tanah kohesif kuat (sukar menyerap dan melepas air) dan tanah kohesif ringan
(mudah berubah bila terkena air).
c. Tanah organik
Tanah humus (peat) dan tanah lumpur berlanau, tidak baik dipakai sebagai
landasan dari suatu konstruksi bangunan, karena memiliki sifat kembang susut
yang sangat besar.
Sedangkan klasifikasi tanah sebagai bahan bangunan dikelompokkan menjadi :
a. Tanah tidak kohesif
Tanah ini sangat baik untuk material bangunan seperti untuk urugan jalan,
urugan bangunan, dasar pondasi, karena dapat dipadatkan dengan mudah dan
mempunyai kekuatan geser yang besar.
b. Tanah kohesif
Tanah ini mempunyai sifat compresibilitas yang tergantung pada kadar airnya,
baik untuk bahan bangunan pada daerah-daerah yang kering tetapi tidak baik
pada daerah-daerah yang banyak mengandung air, sehingga perlu
distabilisasi/dipadatkan sebelum digunakan.
c. Tanah organik
Tanah ini tidak baik sebagai bahan bangunan/urugan karena mempunyai sifat
susut yang besar dan mudah retak-retak bila kering.
9
a. Rekahan (faults)
Gambar 1.4
b. Patahan
Gambar 1.5
c. Lipatan
Gambar 1.6
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak tersementasikan (terikat secara kimia) satu
sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel
padat) disertai dengan zat cair dan gas mengisi ruang-ruang kosong di antara
partikel-partikel padat tersebut.
2) Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah
tersebut dapat diremas-remas tanpa menimbulkan retakan. Indeks plastis suatu
tanah bertambah menurut garis sesuai dengan bertambahnyapersentase dari
fraksi berukuran lempung yang dikandung oleh tanah.
3) Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur dianggap tidak memadai untuk
sebagian besar dari keperluan teknik. Pada saat sekarang ada dua sistem
klasifikasi tanah yaitu sistem klasifikasi AASHTO dan Sistem klasifikasi
Unified.
4) Koefisien rembesan tanah adalah tergantung pada beberapa faktor yaitu
kekentalan cairan, distribusi ukuran pori, distribusi ukuran butir, angka pori,
kekasaran permukaan butiran tanah, dan drajat kejenuhan tanah. Koefisien
rembesan merupakan fungsi dari beratvolume dan kekentalan air, yang berarti
pula merupakan fungsi dari temperatur selama percobaan dilakukan.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/document/mekanika-tanah-bab-i.html
http://fyyfaacivil.blogspot.com/p/materi-mekanika-tanah-1.html?m=1
12