219 449 1 SM
219 449 1 SM
ABSTRAK
Tanaman selada (Lactuca sativa L) adalah jenis sayuran daun yang dimanfaatkan sebagai lalapan dan
penghias hidangan, serta bias membantu mengurangi risiko kanker, katarak, stroke, meringankan insomnia, dan
mengurangi gangguan anemia dan banyak mengandung vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial dengan empat perlakuan dan 6 kali ulangan. Pengamatan
yang dilakukan 6 kali selama penelitian dimulai pada umur 1 minggu setelah tanam sampai umur 6 minggu setelah
tanam. Penelitian ini dilaksanakan secara ekperimen dengan menguji pupuk 4 macam pupuk organik cair sebagai
perlakuan. Pupuk organik cair yang digunakan adalah pupuk kandang domba, pupuk organik cair solusi pupuk
dewa; pupuk organik cair green tonvit; dan pupuk organik cair b-terra. Parameter yang diamati ,yaitu tinggi
tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan bobot segar. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik cair b-
terra memberikan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter
lain yaitu lebar daun, jumlah daun, dan bobot segar.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Selada merupakan tanaman sayuran daun selain praktis pupuk organik cair juga
yang sudah dikenal di Indonesia yang mudah diperoleh dipasaran.
dimanfaatkan sebagai lalapan dan penghias Didaerah tropika pemupukan harus
hidangan. Dalam budidaya tanaman sayuran dipertimbangkan secara cermat dibandingkan
agar pertumbuhan dan produksinya meningkat dengan daerah beriklim sedang. Berbagai
adalah dengan memperhatikan faktor-faktor faktor seperti suhu, curah hujan, dan
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman penyinaran yang lebih tinggi mempunyai
seperti kesuburan tanah, pengairan, peranan dalam menghabiskan dan mengurangi
pengolahan tanah, pemilihan varietas unggul, lebih cepat baik pupuk organik maupun
dan pemupukan (Rukmana, 1994). Untuk anorganik pada daerah tropik (Williams, dkk
mendapatkan nilai produksi tanaman selada 1993). Pemakaian pupuk anorganik yang tidak
yang berkualitas tinggi dengan cara diimbangi dengan pemberian bahan-bahan
meningkatkan unsur hara melalui pemupukan organik dapat mengakibatkan dampak negatif
yang benar dan tepat, karena pemupukan apabila dilakukan secara terus-menerus.
sangat membantu tanaman dalam memperoleh Dampak negatif ini misalnya menurunnya
unsur hara yang dibutuhkan. Dalam melakukan bahan organik tanah, rentannya tanah terhadap
pemupukan perlu diperhatikan beberapa hal erosi, menurunnya permeabilitas tanah,
yaitu tanaman yang akan dipupuk, jenis pupuk menurunnya populasi mikroba tanah, dan
yang digunakan seperti pupuk organik maupun sebagainya Simanungkalit, 2006). Hal inilah
an-organik, dosis pupuk yang diberikan, serta yang menyebabkan diperlukannya altenatif
waktu dan cara pemupukan agar tercapai bercocok tanam dengan bahan organik agar
produksi yang maksimal (Haryanto, 2003). kualitas tanah dan lingkungan tetap terjaga.
Pupuk organik cair dapat dijadikan sebagai Cara bertanam organik berawal dari
salah satu alternatif sumber larutan nutrisi, pemikiran bahwa ribuan jenis tanaman yang di
hutan alam dapat hidup dengan subur tanpa
506
Jurnal Ilmiah Respati Pertanian Vol. 2, No. 7, Desember 2015 ISSN : 1411 - 7126
pemberian pupuk buatan melalui campur mangan (Mn) sebesar 5.000 ppm, dan pupuk
tangan manusia. Hal itu membuktikan bahwa organik cair b-terra mempunyai kandungan
kondisi hutan sendiri sudah dapat memberi unsur hara makro nitrogen (N) sebesar 13.000
makan dan perlindungan dengan temperatur ppm, fosfor (P) sebesar 5.000 ppm, dan kalium
yang sesuai untuk hewan besar maupun kecil, (K) sebesar 1.000 ppm, sedangkan kandungan
serangga, cendawan, bakteri, dan mahluk hidup unsur hara mikro yang terkandung antara lain
lainnya (Sastradihardja, 2011). Handayanto et zat besi (Fe) sebesar 138 ppm, mangan (Mn)
al. (2007) menambahkan bahwa bahan organik sebesar 11 ppm, dan seng (Zn) 11 ppm.
adalah salah satu kunci keberhasilan sistem Pemakaian pupuk cair lebih efisien
pertanian berkelanjutan. Untuk produksi dibandingkan dengan pemakaian pupuk padat
berkelanjutan perlu dipertahankan kandungan karena pemakaian pupuk cair lebih cepat
bahan organik tanah sekitar 2%, tetapi pada diserap tanaman melalui daun (Nugroho,
daerah tropika kandungan bahan organik 2009). Karena berasal dari sisa panen maka
umumnya kurang dari 2%. Selain itu pupuk organik memiliki kandungan dan
penggunaan bahan organik juga dapat keunggulan yang berbeda apabila
meningkatkan hasil produksi tanaman sayur diaplikasikan terhadap selada. Keadaan ini
(Simanungkalit, 2006). disebabkan oleh kandungan unsur hara yang
Untuk mendapatkan hasil selada yang terkandung di dalam setiap bahan yang
cukup tinggi dan berkualitas baik, selain dijadikan pupuk juga sangat bervariasi. Pupuk
memperhatikan syarat tumbuh yang ideal, organik cair yang beredar dipasaran sangat
tanaman ini juga memerlukan pemeliharaan banyak dengan berbagai merk dagang dan
yang baik, diantaranya suplai unsur hara. kandungan komposisi yang berbeda, serta
Tanaman harus terus-menerus mendapat unsur kondisi dilapangan yang biasa dilakukan
hara yang cukup selama pertumbuhannya. petani dengan mengaplikasikan pupuk organik
Unsur hara yang tersedia dalam tanah, cair bersamaan dengan penyiraman, yaitu
jumlahnya kurang mencukupi untuk kebutuhan dengan cara menyiramkan disekitar batang
tanaman selada. untuk mengatasi itu maka tanaman. Oleh sebab itu, dalam usaha
perlu ditambah dari luar yaitu dengan meningkatkan produksi tanaman selada
pemupukan. Pupuk organik cair sangat sesuai organik penulis melakukan penelitian tentang
untuk tanaman sayuran, karena pupuk organik pengaruh beberapa macam pupuk organik cair
mengandung unsur makro dan mikro yang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
lengkap meskipun dalam jumlah sedikit selada.
(Nugroho, 2009).
Pupuk organik cair yang beredar dipasaran 1.2. Rumusan Masalah
sangat banyak dengan komposisi kandungan Berdasarkan uraian diatas, dapat diidentifikasi
unsur hara yang berbeda seperti, pupuk organik permasalahan yaitu :
cair solusi pupuk dewa mempunyai kandungan 1. Apakah pupuk organik cair berpengaruh
unsur hara makro nitrogen (N) sebesar 171 terhadap pertumbuhan dan hasil
ppm, fosfor (P) sebesar 4.000 ppm, dan kalium tanaman selada.
(K) sebesar 6.000 ppm, sedangkan unsur hara 2. Pupuk organik cair mana yang paling
mikro yang terkandung seperti, zat besi (Fe) tepat terhadap pertumbuhan dan hasil
sebesar 116 ppm, mangan (Mn) sebesar 11 tanaman selada.
ppm, boron (B) sebesar 22 ppm, pupuk organik
cair greentonvit mempunyai kandungan unsur 2. Tujuan
hara makro antara lain nitrogen (N) sebesar Untuk mengetahui pengaruh beberapa
178.000 ppm, fosfor (P) sebesar 24.000 ppm, pupuk organik cair terhadap pertumbuhan
dan kalium (K) sebesar 108.000 ppm, sedangkan dan produksi tanaman selada serta yang
unsur hara mikro yang terkandung antara lain, sesuai untuk tanaman selada.
sulpur (S) sebesar 84.000 ppm, mangan (Mn)
sebesar 15,2 ppm, seng (Zn) sebesar 38.000
ppm, kalsium (Ca) sebesar 21.000 ppm, dan
507
Jurnal Ilmiah Respati Pertanian Vol. 2, No. 7, Desember 2015 ISSN : 1411 - 7126
S (ppm) - - 84.000 -
Mn (ppm) - 11 15,2 11
Zn (ppm) - 3 38.000 11
pH - 6,5 - 8
b. P2 : 0,2 % / liter air atau setara dengan 2 dan dihaluskan. Polibag ditata dalam rak
cc/liter air pupuk organik cair solusi vertikultur.
pupuk dewa. 3.4.2. Persemaian
c. P3 : 0,2 % / liter air atau setara dengan 2 Benih selada terlebih dahulu disemai
cc/liter air pupuk organik cair greentonvit. dalam baki plastik dengan media tanam
d. P4 : 0,2 % / liter air atau setara dengan 2 berupa campuran tanah dan pupuk yang telah
cc/liter air pupuk organik cair b-terra. diayak dengan perbandingan 1:1. Sebelum
Pembuatan larutan pupuk kandang benih disemaikan, media semai disiram
domba sebanyak 20 kg ditambah air sebanyak dengan air bersih sampai lembab. Kemudian
150 liter, solusi pupuk dewa, greentonvit, dan dibuat alur dengan kedalaman 1-2 cm dan
b-terra dilakukan dengan cara memasukan jarak antar alur 5 cm. Lalu benih ditabur
larutan pupuk organik cair tersebut ke dalam secara merata pada alur yang telah disiapkan
gelas ukur yaitu sebanyak 2 cc. Kemudian dan ditutup dengan tanah halus setebal 1 cm,
ditambahkan air biasa dan volumenya selanjutnya dilakukan penyiraman dengan
dicukupkan sampai 1.000 cc, sehingga akan sprayer atau emrat yang berlubang halus.
didapatkan konsentrasi larutan pupuk organik Umur pesemaian selada 3 minggu, setelah itu
cair yang diinginkan yaitu 0,2 %. bibit akan dipindahkan ke polibag.
Model analisis ragam yang digunakan 3.4.3. Penanaman
pada percobaan ini adalah rancangan Acak Penanaman dilakukan setelah bibit
Lengkap (RAL) Faktorial. Model linier yang berumur tiga minggu setelai semai. Bibit yang
digunakan adalah sebagai berikut : ditanam harus bibit yang memiliki
Model Linear RAL dua faktor : pertumbuhan yang bagus, memiliki batang
Yijk = μ + αi +βj + (αβ)ij + εijk, yang kokoh, dan daunnya berwarna hijau dan
dimana : sehat. Cara penanaman yaitu dengan
Yijk = pengamatan pada satuan percobaan memasukan bibit selada kedalam lubang
ke-k yang memperoleh kombinasi tanam yang telah disiapkan dengan
perlakuan taraf ke-I dari faktor A dan kedalaman 5 cm. Setiap polibag ditanami satu
taraf ke-j dari faktor B bibit selada yang ditanam secara tegak dan
µ = mean populasi tanah disekitar tanaman sedikit dipadatkan
αi = pengaruh taraf ke-i dari faktor A supaya akar tanaman tidak terganggu dan
βj = pengaruh taraf ke-j dari faktor B tanaman berdiri kokoh.
(αβ)ij = pengaruh taraf ke-I dari faktor A dan 3.4.4. Pemeliharaan Tanaman
taraf ke-j dari faktor B a. Penyulaman
εijk = pengaruh acak dari satuan Penyulaman dilakukan segera setelah
percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi diketahui terdapat tanaman yang mati atau
perlakuan ij. ɛij~N(0,ϭ2). pertumbuhannya kurang baik. Penyulaman
dilakukan dengan tanaman yang berumur
3.4. Prosedur Penelitian sama, untuk menghindari keterlambatan
3.4.1. Persiapan Media Tanam pertumbuhan tanaman maka penyulaman
Persiapan media tanam dilakukan dilakukan sampai umur tanaman 7 hari
bersamaan dengan waktu pesemaian benih, setelah tanam. Bibit tanaman yang dipakai
sekitar tiga minggu sebelum bibit pindah untuk sulaman diambil dari bak pesemaian
tanam dengan menggunakan polibag yang dibiarkan tumbuh di pesemaian pada
berukuran diameter 15 cm. Media tanam yang saat penanaman.
dipergunakan berupa tanah topsoil dicampur b. Penyiraman
sekam dengan perbandingan 1 kg sekam Penyiraman yang dilakukan disesuaikan
mentah 2 kg tanah topsoil untuk tiap polibag. dengan kebutuhan dan keadaan tanah,
Sebelum dimasukan kedalam polibag tanah penyiraman dilaksanakan pada pagi dan sore
terlebih dahulu dibersihkan dari semua gulma hari.
dan sisa-sisa tanaman kemudian digemburkan
509
Jurnal Ilmiah Respati Pertanian Vol. 2, No. 7, Desember 2015 ISSN : 1411 - 7126
511
Jurnal Ilmiah Respati Pertanian Vol. 2, No. 7, Desember 2015 ISSN : 1411 - 7126
4.3.2. Lebar daun 11,78 helai. Hal ini diduga P4 (pupuk organik
Hasil analisis sidik ragam untuk lebar cair b-terra) mengandung unrsur hara Fe yang
daun tanaman selada menunjukan adanya paling tinggi, yaitu 138 ppm dibandingkan
pengaruh tidak berbeda nyata terhadap lebar dengan P1 (pupuk kandang), P2 (pupuk
daun tanaman selada melalui perlakuan organik cair solusi pupuk dewa), dan P3
beberapa macam pupuk organik cair, yaitu (pupuk organik cair greentonvit). Lakitan
pertambahan lebar daun selada yang paling (1996) menyatakan tanaman yang banyak
tinggi ada pada perlakuan P1 (pupuk kandang mengandung Fe dan S, akan merangsang
domba) yaitu 18,55 cm, sedangkan terendah peningkatan jumlah daun, tetapi tidak
pada perlakuan P2 (pupuk organik cair solusi berbeda nyata karena diduga pada pupuk
pupuk dewa) yaitu 16,67 cm. Hal ini diduga greentonvit mengandung unsur hara sulfur (S)
pupuk kandang domba mempunyai unsur yang cukup tinggi 84.000 ppm sehingga terjadi
hara yang sesuai untuk meningkatkan lebar kelebihan yang berakibat terhambatnya
daun. Gardner et al. (1991) menyatakan pergerakan Fe ke daun meskipun penyerapan
bahwa Fosfor (P) dan Kalium (K) berperan Fe dalam tanah berlangsung terus
dalam fotosintesis yang secara langsung (Poerwowidodo, 1992).
meningkatkan pertumbuhan dan lebar daun. 4.3.4. Bobot segar
Selain ketersediaan unsur hara yang paling Hasil analisis sidik ragam untuk bobot
penting diperhatikan adalah terpenuhinya segar tanaman menunjukan tidak beda nyata
kebutuhan air bagi tanaman. Tanaman selada terhadap hasil tanaman selada melalui
merupakan salah satu tanaman yang perlakuan beberapa macam pupuk organik
membutuhkan air dalam jumlah yang tersedia cair, pertambahan bobot segar tanaman
untuk menunjang pertumbuhan dan selada yang tertinggi ada pada perlakuan P4
perkembangannya. Kandungan unsur hara (pupuk organik cair b-terra) yaitu 123,5 gram,
yang dapat memacu lebar daun terdapat pada sedangkan bobot terendah pada perlakuan P1
semua pupuk organik cair yang dijadikan (pupuk kandang domba) yaitu 105,5 gram. Hal
sebagai perlakuan. Hal ini diduga ini diduga kandungan unsur hara pada pupuk
mengakibatkan lebar daun pada semua organik cair b-terra mampu memacu
perlakuan tidak berbeda nyata. Pemberian metabolisme pada tanaman selada. Berat
pupuk organik cair yang lengkap kandungan basah tanaman merupakan berat tanaman
haranya, akan menyebabkan laju pada saat tanaman masih hidup dan
pertumbuhan sintetis yang berbeda, pupuk ditimbang secara langsung setelah panen,
organik cair selain mengandung nitrogen yang sebelum tanaman menjadi layu akibat
menyusun dari semua protein, asam nukleat kehilangan air (Lakitan, 1996). Banyak faktor
dan klorofil juga mengandung unsur hara yang menyebabkan perlakuan beberapa
mikro antara lain unsur Mn, Zn, Fe, S, B, Ca, macam pupuk organik cair terhadap produksi
dan Mg. Unsur hara mikro tersebut berperan selada belum menunjukkan hasil yang
sebagai katalisator dalam proses sintesis optimal, hal ini diduga karena konsentrasi
protein dan pembentukan klorofil (Salisbury pupuk organik cair belum optimal dan juga
dan Ross, 1995). diduga pemakaian pupuk anorganik
4.3.3. Jumlah daun dihilangkan. Pupuk organik cair yang
Analisis sidik ragam untuk jumlah daun digunakkan mungkin akan memberikan efek
tanaman selada menunjukan adanya nyata bila digunakan dalam jangka panjang
pengaruh tidak berbeda nyata terhadap bukan 45 hari seperti umur tanaman selada.
jumlah daun tanaman selada melalui Kondisi cuaca pada saat penelitian juga kurang
penggunaan beberapa macam pupuk organik mendukung karena temperatur rata-rata
cair, pertambahan jumlah daun tanaman dilokasi penelitian adalah 26,5 derajat Celcius,
selada yang paling banyak ada pada perlakuan sedangkan suhu optimum untuk tanaman
P4 (pupuk organik cair b-terra) yaitu 12,72 selada menurut Rukmana (1994) adalah 15
helai, sedangkan paling sedikit pada perlakuan sampai 20 derajat Celcius.
P3 (pupuk organik cair greentonvit) yaitu
512
Jurnal Ilmiah Respati Pertanian Vol. 2, No. 7, Desember 2015 ISSN : 1411 - 7126