Anda di halaman 1dari 19

BAB.

I seperti asal usulnya, penyebaran ukuran butiran, kemampuan


TANAH DAN BATUAN
mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani
(compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung
1.1. Pendahuluan terhadap beban dan lain-lain.
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan Jadi Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu
sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral- pengetahuan yang mempelajari sifat fisik dari tanah dan
mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu kelakuan perilaku massa tanah tersebut bila menerima
sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk bermacam-macam gaya. Sedangkan ilmu Rekayasa Tanah (Soil
(berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi Engineering) merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip mekanika
ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. tanah dalam problema-problema praktisnya.
Dalam ilmu mekanika tanah yang disebut “tanah” ialah semua Pada tahun 1948 Karl Von Terzaghi seorang sarjana teknik sipil
endapan alam yang berhubungan dengan teknik sipil, kecuali Jerman/Austria berpendapat bahwa: Mekanika tanah adalah
batuan tetap. Batuan tetap menjadi ilmu tersendiri yaitu pengetahuan yang menerapkan kaidah mekanika dan hidrolika
mekanika batuan (rock mechanics). Endapan alam tersebut untuk memecahkan persoalan-persoalan teknik sipil yang
mencakup semua bahan, dari tanah lempung (clay) sampai berhubungan dengan endapan dan kumpulan butir-butir padat
berangkal (boulder). yang terurai/tidak terpadu menyatu (unconsolidated) yang
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam dihasilkan oleh proses penghancuran (disintegration) secara
pekerjaan teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga alami dan kimiawi batu-batuan. Oleh karena itu, Terzaghi
sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang ahli disebut sebagai Bapak mekanika tanah, karena jasanya
teknik sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, memelopori pengembangan ilmu mekanika tanah. Beliau lahir

1
di Praha pada tanggal 2 Oktober 1883 dan meninggal dunia Baru pada permulaan abab ke-17 sarjana teknik militer Perancis
pada tanggal 25 Oktober 1963 di Winchester, Massachusets turut menyumbangkan ilmunya dalam mekanika tanah secara
USA. empiris dan analitis perihal tekanan tanah pada dinding penahan
Rekayasa Geoteknik (geotechnical engineering), didefinisikan untuk perencanaan benteng-benteng/kubu-kubu pertahanan.
sebagai ilmu pengetahuan dan pelaksanaan dari bagian teknik Pada tahun 1715 Perancis mendirikan Departemen Jalan dan
sipil yang menyangkut material-material alam yang terdapat Jembatan; dan pada tahun 1747 mulai membuka sekolah jalan
pada (dan dekat dengan) permukaan bumi. Arti secara umum dan jembatan yang terkenal di seluruh dunia saat itu, (Ecole
rekayasa geoteknik juga mengikut-sertakan aplikasi dari prinsip- desponts et chaussees). Yang terbesar andilnya ialah Charles
prinsip dasar mekanika tanah dan mekanika batuan dalam Augustin Coulomb 1776 yang telah memancangkan tonggak
masalah-masalah perancangan pondasi. teori tekanan tanah pada zamannya. Selanjutnya ilmu mekanika
tanah mulai berkembang dan berkembang hingga kini.
1.2. Sejarah Perkembangan Mekanika Tanah
Pengetahuan tentang penggunaan tanah sudah ada sejak zaman 1.3. Siklus Batuan dan Asal Usul Tanah
prasejarah. Manusia pada zaman itu mulai membangun dinding- Kerak bumi pada umumnya dibagi dalam dua kategori, yaitu :
dinding rumah tempat tinggal dan jalan untuk transportasi yang Batuan dan Tanah. Kata tanah pada umumnya digunakan oleh
memakai tanah. para ahli geologi untuk mendekripsikan gumpalan atau
Kemudian pada zaman primitif orang menggunakan tanah komposisi butiran-butiran mineral-mineral dan materi organik
sebagai bahan untuk fondasi dan konstruksi lainnya yang tidak yang relatif lemah ikatan antar butirnya yang terdapat dari
dibakar. Pengetahuan tentang tanah sebagai fondasi dan jalan permukaan bumi hingga ke lapisan batuan padat. Ikatan antar
diperoleh dengan cara coba-coba (trial and error). butir yang lemah ini pada umumnya dapat dipisahkan hanya

2
Pemadatan
Sementasi
dengan sedikit gangguan mekanis, misalnya dengan Batuan Kristalisasi
Sediment
mengaduknya di dalam air. Butiran-butiran mineral yang Sedime asi
n
membentuk bagian padat dari tanah merupakan hasil pelapukan
dari batuan. Ukuran setiap butiran padat tersebut sangat Peristiwa
Metamor Pengangkutan
bervariasi dan sifat-sifat fisik dari tanah banyak tergantung dari f (transportasi)
Erosi, pelapukan
faktor-faktor ukuran, bentuk dan komposisi kimia dari butiran.
Untuk lebih jelasnya tentang faktor-faktor tersebut, harus lebih Batuan
Metamor
Batuan
dikenal dahulu tipe-tipe dasar dari batuan yang membentuk f
Beku
kerak bumi, mineral-mineral yang membentuk batuan dan
proses pelapukan. Berdasarkan asal-usulnya, batuan dapat Magm
Mencai a
dibagi menjadi 3 (tiga) tipe dasar, yaitu: r
 Batuan beku (Igneous rocks).
Gambar 1.1 Siklus
 Batuan sedimen (Sedimentary rock). Batuan
 Batuan metamorf (Metamorphic rocks). 1.3.1. Batuan Beku (Igneous rocks)
Batuan beku terbentuk dari membekunya magma cair yang
Pada Gambar 1.1 ditunjukkan diagram dari siklus kejadian terdesak ke permukaan (dari bagian yang dalam sekali pada
beberapa jenis batuan tersebut berikut proses kejadiannya. mantel bumi). Sesudah tersembul ke permukaan melewati
Diagram tersebut disebut siklus batuan, juga diberikan beberapa rekahan-rekahan pada kulit bumi (fissure eruption) atau
keterangan singkat untuk tiap-tiap elemen dari siklus batuan melalui gunung berapi (volcanic eruption), sebagian dari
tersebut.

3
magma cair tersebut mendingin di permukaan bumi dan dipercepat bila dipengaruhi oleh temperature yang tinggi dan
membatu. keberadaan zat-zat asam organic. Beberapa factor yang
Kadang-kadang magma tersebut berhenti bergerak sebelum sangat berpengaruh dalam proses pelapukan tanah ini
sampai ke permukaan bumi dan mendingin di dalam kulit diantaranya adalah : cuaca, topografi, waktu, sejarah geologi
bumi dan membentuk batuan beku dalam plutonic rocks dan tipe batuan.
(disebut juga intrusive rocks). Batuan beku dalam yang telah Jenis batuan beku yang terbentuk karena mendinginnya
terbentuk tersebut pada suatu saat dapat timbul ke permukaan magma tergantung pada beberapa faktor seperti komposisi
bumi karena adanya proses erosi yang terus menerus dari magma dan kecepatan mendinginnya magma tersebut.
terhadap lapisan batuan dan tanah yang terletak di atas Setelah melakukan beberapa penyelidikan di laboratorium
batuan beku dalam tersebut. pada tahun 1922, Bowen berhasil menerangkan hubungan
Proses pelapukan batuan menjadi tanah dapat dibagi dalam antara kecepatan mendingin dari magma dengan
dua bagian, yaitu : proses penghancuran fisik (disintegration) pembentukan bermacam-macam jenis/tipe batuan dan
dan proses pelapukan kimiawi (decomposition). Proses dikenal dengan prinsip Reaksi Bowen, menggambarkan
penghancuran fisik adalah proses pelapukan tanah akibat dari urutan-urutan terbentuknya mineral batuan akibat
factor-faktor fisika, misalnya : perubahan temperature secara mendinginnya magma. Pada cairan magma yang mendingin
berkala, pembekuan dan pencairan (air dalam batuan), proses tersebut, ukuran kristal mineral berangsur-angsur membesar
perusakan oleh tanaman, binatang dan/atau es di dalam celah dan sebagian mengendap (pada suhu tinggi). Kristal batuan
batuan. Proses pelapukan kimiawi terjadi akibat reaksi yang tetap tinggal dalam larutan magma cair kemudian
kimiawi, misalnya: oksidasi, hidrasi, karbonasi, dan efek bereaksi dengan kristal-kristal terlarut yang lain dan
kimia dari tanaman. Proses pelapukan kimiawi ini dapat membentuk mineral baru pada temperatur yang lebih rendah,

4
proses ini berlangsung terus sampai seluruh massa batuan
cair tersebut membeku menjadi padat. Sumber: Mekanika Tanah Braja M Das.

Daya tahan yang Kristalisasi pd


lebih rendah terhadap temperatur yg
pelapukan lebih tinggi
Kalsium feldspar
Olivine

Augite
Natrium feldspar

Hornblende

Biotite (mika hitam)

Daya tahan yang Kristalisasi pd


lebih tinggi terhadap Orthoclase (kalsium feldspar) temperatur yg
pelapukan lebih rendah

Muscovite (mika putih)

MINERAL KOMPOSISI
Quartz (kwarsa)
Olivine (Mg, Fe)2SiO4
Augite Ca, Na (Mg, Fe, Al)(Al, Si2O6)
Hornblende Silikat ferromagnesium kompleks dari Ca,
Gambar 1.2 Rangkaian Reaksi Bowen Na, Mg, Ti dan Al
Biotite (mika hitam) K(Mg, Fe)3AlSi3O10(OH)2
Kalsium feldspar Ca(Al2Si2O8)
Plagioclase Natrium feldspar
Tabel 1.1 Komposisi mineral-mineral Batuan pada rangkaian Na(AlSi3O8)
Orthoclase (kalsium feldspar) K(Alsi3O8)
Reaksi Bowen. Muscovite (mika putih) Kal3Si3O10(OH)2
Quartz (kwarsa) SiO2

5
1.3.2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock) Peristiwa metamorf adalah proses perubahan komposisi dan
Hasil lapukan yang berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung tekstur dari batuan akibat panas dan tekanan tanpa pernah
dapat menjadi padat karena adanya tekanan lapisan tanah di menjadi cair. Dalam peristiwa metamorf, mineral-mineral
atasnya dan adanya proses sementasi antar butiran oleh baru terbentuk dan butir-butir mineralnya terkena geseran
unsure-unsur sementasi seperti besi, kalsit, dolomite dan yang kemudian membentuk tekstur batu metamorf yang
quartz. Unsur-unsur sementasi tersebut biasanya terbawa berlapis-lapis. Granit, diorite dan gabbro berubah menjadi
dalam larutan air tanah. Unsur-unsur tersebut mengisi ruang- slates dan phyllites pada peristiwa metamorf tingkat rendah.
ruang di antara butiran dan kemudian membentuk batuan Schist adalah sejenis batuan metamorf yang mempunyai
sediment. Batuan yang terbentuk dengan cara ini disebut tekstur berlapis-lapis dan dapat dilihat pula pada teksturnya
batuan sediment detrital. Contoh dari tipe/jenis batuan ada bentuk-bentuk kepingan atau lempengan-lempengan dari
sedimen detrital adalah : conglomerate, breccia mudstone, mineral mika.
shale (claystone). Sedimentary rock ada juga yang dibentuk Batu pualam (marmer) terbentuk dari batuan calcite dan
oleh reaksi kimia, misalnya: limestone, chalk, dolomite, dolomite yang mengalami proses kristalisasi ulang. Butiran
gypsum, dan sebagainya. mineral pada marmer umumnya lebih besar dari pada yang
Batuan sedimen mungkin juga mengalami pelapukan dan terdapat pada batuan induknya.
membentuk tanah-tanah sedimen (endapan), atau terkena Quartzite adalah sejenis batuan metamorf yang terbentuk dari
proses peristiwa metamorf dan berubah menjadi batuan sandstone yang kaya akan mineral quatz. Bahan silika
metamorf. kemudian memasuki pori-pori batuan dan ruang-ruang
diantara butiran pasir dan quartz, dan menjadi unsur-unsur
1.3.3. Batuan Metamorf (Metamorphic Rock) sementasi antar butiran. Quartzite adalah salah satu dari

6
berdasarkan ukuran-ukuran partikelnya. Pada Tabel 1.2
Nama Kelompok Ukuran Butiran (mm) ditunjukkan batasan-batasan ukuran golongan jenis tanah
Organisasi Kerikil Pasir Lanau Lem-
pung yang telah dikembangkan oleh beberapa organisasi yang ahli
Massachusetts Institute of Technology
(MIT) >2 2 – 0,06 0,06 – 0,002 < 0,002 di bidangnya.
U.S. Departement of Agriculture
(USDA) >2 2 – 0,05 0,05 – 0,002 < 0,002
American Association of State Highway Tabel 1.2 Batasan-Batasan Ukuran Golongan Tanah.
and Transportation Officials (AASHTO) 76,2 – 2 2 –0,075 0,075–0,002 < 0,002 Sumber: Mekanika Tanah, Braja Das
Unified Soil Classification System (U.S. Halus
Army Corps of Engineers, U.S. Bureau 76,2-4,75 4,75-0,075 (yaitu lanau & lempung)
of Reclamation) < 0,0075  Kerikil (gravels) adalah kepingan-kepingan dari
batuan yang sangat keras. Pada tekanan dan panas yang besar batuan yang kadang-kadang juga mengandung partikel-
sekali, batuan metamorf mungkin mencair menjadi magma partikel mineral quartz, feldspar dan mineral-mineral lain,
dan siklus batuan berulang kembali. Diameter butiran >5 mm.
1.4. Partikel Tanah (Soil Particles)  Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan
Sebagaimana telah dibahas di bagian depan, ukuran dari
feldspar. Butiran dari mineral yang lain mungkin juga
partikel tanah adalah sangat beragam dengan variasi yang
masih ada pada golongan ini , Diameter butiran 0,0075 –
cukup besar. Tanah umunya dapat disebut sebagai kerikil
5,0 mm.
(gravel), pasir (sand), lanau (silt) atau lempung (clay),
 Lanau (silt) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis
tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada
(berukuran sangat kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran-
tanah tersebut.
butiran quartz yang sangat halus, dan sejumlah partikel-
Beberapa organisasi telah mengembangkan batasan-batasan
partikel berbentuk lempengan-lempengan pipih yang
ukuran golongan jenis tanah (soil separate size limits)

7
merupakan pecahan dari mineral-mineral mika, Diameter yang di dasar dipakai bersama oleh tetrahedron yang
butiran 0,002– 0,0075mm. berdekatan.
 Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel Tiap unit octahedron terdiri dari 6 hidroxil yang mengelilingi
mikroskopis dan submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan satu atom aluminium. Kombinasi beberapa unit octahedron
jelas bila hanya dengan mikroskopis biasa) yang berbentuk aluminium hidroxil membentuk lembar octahedron yang
lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikel-partikel disebut gibbsite, kadang-kadang atom-atom magnesium
dari mika. Lempung didefinisikan sebagai golongan partikel mengganti aluminium, hal ini disebut lembar brucite.
yang berukuran kurang dari 0,002 mm (= 2 mikron). Mineral Kaolinite, satu lembar kaolinite terdiri dari
1.4.1 Mineral Lempung (Clay Minerals) berlapis-lapis lembar silica dan gibbsite yang tiap lapis
Mineral lempung adalah kristal yang sangat kecil (hanya silica-gibbsite tebalnya 7,2 . Lembar-lembar tersebut diikat
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop elektron) yang oleh hidrogen. Kaolinite berada dalam bentuk lempengan,
berasal dari pelapukan kimiawi dari mineral batuan tertentu yang dimensi lateralnya 1000 – 10000 , tebal 100 – 1000
adalah kristal alumunium silikat dengan ion-ion logam yang . Luas permukaannya = 15 m2/gr. (luas permukaan perunit
kompleks yang merupakan komposisi 2 lembar kristal dasar massa disebut specific surface).
yaitu: Illite, satu lembar illite terdiri dari sebuah lembar gibbsite
1. Silica Tetrahedron. yang menyatu dan diapit oleh 2 lembar silica. Kadang-
2. Alumina Octahedron. kadang disebut mica lempung (clay mica), tebal 1 lembar 10
Tiap unit tetrahedron terdiri dari 4 atom oksigen mengelilingi , lembar satu dengan yang lainnya diikat oleh ion potasium
sebuah atom silicon. Kombinasi beberapa unit tetrahedron (natrium). Ada substitusi aluminium untuk silicon pada
membentuk lembar silica (silica sheet), tiga atom oksigen lembar tetrahedral. Substitusi elemen tanpa mengubah bentuk

8
kristal disebut substitusi isomorphous. Lembar-lembar illite lempung. Yang ini disebut diffuse double layer. Konsentrasi
menyatu menyerupai lembar yang mempunyai dimensi cation berkurang kalau jarak dengan partikel bertambah.
lateral 1000 – 5000  dan tebal 50 – 500 . Specific surface
= 80 m2/gr. 1.4.2 Jenis-Jenis Tanah Berdasarkan Proses Pembentukannya.
Mineral-mineral Montmorillonite, Strukturnya mirip illite, Lapisan tanah yang terbentuk dapat tetap berada
yaitu 1 lembar gibbsite diapit oleh 2 lembar silica, tetapi ditempatnya, atau terbawa oleh gletser/sungai es, angin,
substitusi isomorphousnya ialah magnesium dan besi untuk dan/atau air ke tempat lain untuk kemudian terendapkan
aluminium dari lembar octahedral. Di sini tidak ada potasium ditempat yang lain. Berdasarkan proses yang disebut diatas
untuk mengikat lembar satu dengan yang lainnya, tetapi air. ini, lapisan tanah dapat dibagi ke dalam empat bagian utama,
Dimensi lateralnya 1000 – 5000  dan tebalnya 10 – 50  yaitu: tanah residual (residual soil), tanah endapan air (water
dengan specific surface = 800 m2/gr. Partikel lempung transported soil), tanah endapan angin (wind transported
mempunyai muatan listrik negatif pada permukaannya yang soil), tanah endapan sungai es (soil of glacial origin).
disebabkan oleh adanya substitusi isomorphous dan putusnya Tanah Residual (residual soil)
kontinyuitas di ujung. Muatan negatifnya lebih besar kalau Tanah yang terbentuk dari proses penghancuran dan
specific surfacenya lebih besar. Pada lempung kering, pelapukan batuan dasar dan masih berada ditempat asalnya.
muatan listrik negatif diimbangi oleh cation yang bisa Di daerah tropis, ketebalan tanah residual yang terbentuk dari
berpindah-pindah seperti Ca++, Mg++, Na++, dan K+ diseputar batuan beku dapat mencapai ketebalan lebih dari 20 m.
partikel. Kalau air ditambahkan pada lempung, cation tadi Tekstur tanah residual tergantung kepada kondisi lingkungan
beserta sedikit anion mengambang di sekitar partikel dimana tanah tersebut terbentuk dan kepada tipe batuan
induknya. Granite menghasilkan lanau kepasiran dan pasir

9
kelanauan dengan komposisi mineral mica dan lempung menjadi dangkal, tumbuh-tumbuhan di sekitar tepian danau
kaolin yang bervariasi Basalt menghasilkan lempung dengan meningkat. Pembusukan material tumbuh-tumbuhan ini
kadar montmorillonite yang tinggi dan bersifat plastis. menghasilkan bahan organic yang mengendap bersama
Tanah Endapan Air (water transported soil) dengan lanau dan lempung hingga terbentuk tanah organic.
Tergantung dari macam air yang mengangkut dan Di tingkat akhir dari proses sedimentasi ini danau dapat
mengendapkannya, tanah endapan air dapat dibagi lagi dipenuhi dengan tumbuh-tumbuhan dan hanya terjadi
menjadi tiga golongan, yaitu : tanah alluvium (oleh air pembusukan sebagian dari sisa-sisa tanaman. Akhirnya
sungai), tanah lacustrine (di danau) dan tanah marina (di terbentuklah tanah gambut (peat). Pada tahap ini danau
pantai/air laut). berubah menjadi tanah rawa (marshland).
Tanah alluvium terbentuk ketika air sungai dari pegunungan Tanah Endapan Angin (wind transported soil)
mencapai dataran rendah. Partikel-partikel kecil yang Pergerakan angin melalui daerah bertanah pasir atau lanau
terapung didalam air sungai terbawa ke daerah hilir relative yang luas akan membawa partikel-partikel berukuran pasir
tanpa mengalami perubahan secara fisik. Partikel-partikel dan lanau. Partikel-partikel yang lebih besar dari 0,05 mm
yang lebih besar, seperti pasir, kerikil dan kerakal, diangkut (pasir) akan berguling atau terangkat ke udara untuk jarak
dan berguling di dasar sungai, akibatnya partikel tersebut yang relative pendek dan akan tertumpuk membentuk bukit-
akan terkikis dan berbentuk bulat. bukit pasir (sand dunes). Partikel-partikel lanau yang lebih
Tanah lacustrine terbentuk ketika danau berfungsi sebagai halus akan terbawa ke daerah yang lebih jauh. Angin
tempat pengendapan dari partikel-partikel tanah yang mensortir butiran-butiran pasir dan mengendapkannya
terbawa oleh air sungai yang bermuara di danau tersebut. Di dengan ukuran butir yang relative seragam dan umumnya
daerah yang lembab, ketika danau terisi sediment dan dalam keadaan lepas (loose condition).

10
Tanah Endapan Sungai Es (soil of glacial origin) air. Clay shales dan tanah lempung dengan kadar
Penyebaran dari massa es ini mengerosi, mencampur baur, montmorillonite yang tinggi merupakan tanah expansive.
mengangkut dan mengendapkan batuan-batuan lepas dan Tanah Collapsible, adalah merupakan tanah dengan potensi
tanah dengan berbagai cara. Material yang diendapkan pengurangan volume yang besar ketika mengalami
langsung oleh es disebut dengan TILL. Tanah jenis ini sangat peningkatan kadar air. Perubahan volume terjadi tanpa
beragam dalam teksturnya, partikelnya bervariasi dari adanya perubahan beban eksternal. Contoh: tanah loess, pasir
kerakal (boulder) hingga lempung. Air yang mencair dari dan lanau bersementasi lemah yang ikatan semennya
lempengan-lempengan es membawa pasir dan kerikil dan biasanya gypsum atau halite, mudah larut dalam air. Tanah
mengendapkannya didepan sungai es dan disebut collapsible ini umumya dijumpai di daerah-daerah yang
OUTWASH. Bila iar yang mencair itu bermuara diantara gersang.
dataran tinggi dan sungai es, tercipta suatu danau dimana Quick Clay, adalah merupakan lempung yang sangat peka
endapan danau es akan terbentuk. Ketika air mengalir ke (high sensitivity) terhadap gangguan. Kekuatan geser tanah
dalam danau tersebut, material yang kasar diendapkan ini akan berkurang drastis ketika mengalami gangguan.
dipinggir danau dan membentuk delta-delta pasir dan kerikil. Semua quick clay merupakan lempung marina dengan kadar
kepekaan lebih besar dari 15. Kadar kepekaan adalah
1.4.3 Tanah-Tanah Khusus perbandingan antara kuat geser tanah asli dengan kuat geser
Perilaku tanah sering tergantung dari keberadaan material tanah terganggu.
tanah yang khusus. Organic Soils, adalah merupakan tanah yang mengandung
Tanah Expansive, adalah tanah yang berpotensi mengalami banyak komponen organik, ketebalannya dari beberapa meter
pengembangan (peningkatan volume) bila tereskpos terhadap hingga puluhan meter di bawah tanah. Tanah jenis ini

11
Berat Volume Berat Volume

umumnya berkuat geser rendah dan mudah mengalami Wa = 0 Udara Va


penurunan yang besar.
Vv
Ww Air Vw
Berat Volume
Total = W Total = V V
1.5. Komposisi Tanah W
Butiran
Segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Ws padat Vs
Dalam tanah yang kering, hanya akan terdiri dari dua bagian,
yaitu butir-butir tanah dan pori-pori udara. Dalam tanah yang (a) (b)
jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau
Gambar 1.3 Diagram fase tanah
butiran dan air pori. Dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri
dari tiga bagian, yaitu bagian padat (butiran), pori-pori udara,
dan air pori. Dengan memperhatikan gambar tersebut diatas dapat
dibentuk persamaan, sebagai berikut:
1.5.1. Hubungan Volume-Berat. W  Ws  Ww (1
Bagian-bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk
diagram fase seperti ditunjukkan Gambar 1.3. Sedangkan dan
Gambar 1.3a memperlihatkan elemen tanah yang V  Vs  Vw  Va (1
mempunyai volume (V) dan berat total (W) dan Gambar
1.3b memperlihatkan hubungan berat dengan volumenya. Vv  Vw  Va (1

dimana:
Ws = berat butiran padat

12
Ww = berat air Angka pori (e), didefinisikan sebagai perbandingan antara
Vs = volume butiran padat volume rongga/void (Vv) terhadap volume butiran fase padat
Vw = volume air (Vs), biasanya dinyatakan dalam desimal.
Va = volume udara Vv
e (1.5
Vs
Berat udara (Wa) dianggap sama dengan nol. Hubungan-
Porositas (n), adalah perbandingan antara volume void/pori-
hubungan volume yang sering digunakan dalam mekanika
pori (Vv), terhadap volume total tanah (V), biasanya
tanah adalah kadar air (w), angka pori (e), porositas (n) dan
dinyatakan dalam persen (maksimum 100 %).
derajat kejenuhan (S).
Vv
Kadar air (w), adalah perbandingan antara berat air (Ww) n  100% (1.6
V
dengan berat butiran padat (Ws) dalam tanah tersebut,
dinyatakan dalam persen (%). Hubungan antara angka pori dan porositas dapat diturunkan
dari Persamaan (1.5) dan (1.6):
Ww
w(%)   100% (1.4)  Vv 
Ws  
   
Vv Vv V n
e  (1.7
V s V  Vv V  1 n
1  v 
Untuk tanah kering besaran kadar air, w = 0 %. Umumnya V 
kadar air tanah adalah kurang dari 100 %, namun untuk tanah
organic dan gambut, kadar air ini bisa menapai 500 % atau e
n (1.8
bahkan lebih. 1 e

13
Derajat kejenuhan (Sr), adalah perbandingan volume air W
  (1.12)
(Vw) terhadap volume void (Vv), biasanya dinyatakan dalam V
persen (maksimum 100 %).
Berat volume basah (b) dinyatakan dalam persamaan
V
S  w  100% (1.9)berikut :
sebagai
Vv
Gs. w .1  w
b  (1.12a
Derajat kejenuhan menyatakan banyaknya air yang mengisi 1 e

pori-pori tanah, jadi untuk tanah kering, S = 0 %, tanah jenuh


Untuk tanah jenuh air (Sr = 1) :
sebagian, S = 0 – 100 % dan untuk tanah jenuh air, S = 100
 w .Gs  e
%.  sat  (1.12b
1 e
Berat volume (Unit Weight, ), adalah perbandingan berat
terhadap satu satuan volume. Berat volume air (w), berat
volume partikel tanah (s) dan berat volume total (), Berat volume kering tanah (d), berat volume terapung
didefinisikan sebagai berikut: (’), adalah:
Ww Ws
w  (1.10) d  (1.13
Vw V

Ws Untuk tanah kering sempurna :


s  (1.11)
Vs  .Gs
d  w (1.13a
1 e

14
Bila tanah terendam air, berat volume apung atau berat Gs.w  S r .e (1.16)
volume efektif (’), dengan persamaan:
Gs  1. w Gs. w 
 ' (1.14) d   s (1.17
1 e 1 e 1 e

 '   sat   w (1.14a)    d .1  w (1.18

dengan: Nilai-nilai porositas, angka pori dan berat volume pada

w = 1 t/m3 atau, keadaan asli di alam dari berbagai jenis tanah yang
disarankan oleh Terzaghi (1947) ditunjukkan dalam Tabel
Sistem Inggris (BS), w = 62,4 lb/ft3 dan sistem SI, w = 9,81
1.3.
kN/m3
Table 1.3 Nilai n, e, w, d dan b untuk tanah keadaan asli di
Specific Gravity (Gs), adalah perbandingan antara berat
lapangan.
volume partikel tanah (s) dengan berat volume air (w). Nilai
Macam tanah n e w (%) d b
specific gravity (Gs) tanah pasir berkisar antara 2.60 – 2.70;
(kN/m3) (kN/m3)
tanah lempung antara 2,65 – 2,80 dan untuk tanah organic
Pasir seragam, tidak 0,46 0,85 32 14,3 18,9
bias lebih rendah dari 2,50.
padat

Gs  s Pasir seragam, padat
(1.15) 0,34 0,51 19 17,5 20,9
w
Pasir berbutir 0,40 0,67 25 15,9 19,9
campuran, tdk pdt
Disamping persamaan-persamaan diatas, beberapa
Pasir berbutir 0,30 0,43 16 18,6 21,6
persamaan hubungan antar fase yang perlu diingat adalah:

15
campuran, padat Gs. w
 d (max)  (1.20)
Lempung lunak 0,66 1,90 70 - 15,8 1  emin
sedikit organik
Lempung lunak 0,75 3,00 110 - 14,3 atau
sangat organik Gs. w
emin  1 (1.21)
Sumber: Mekanika Tanah I, Hary CH  d (max)

1.5.2. Kerapatan Relatif (relative density) Dengan cara yang sama dapat dibentuk persamaan angka
Untuk tanah pasir, disamping hubungan antar fase diatas, pori maksimum :
masih ada satu parameter yang dipakai untuk menyatakan Gs. w
emax  1 (1.22)
tingkat kepadatannya, yaitu:  d (min)
emax  eo
Dr   100% (1.19)
emax  emin Dan angka pori pada kondisi tertentu di lapangan:
Gs. w
e 1 (1.23)
d
dimana:
emax = angka pori maksimum Dengan d (max) dan d (min) berturut-turut adalah berat

emin = angkapori minimum volume kering maksimum dan minimum, serta d adalah

eo = angka pori sebenarnya berat volume kering keadaan asli. Substitusi Persamaan
Dr = kerapatan relatif (1.20) sampai (1.23) ke dalam Persamaan (1.19) diperoleh
persamaan :

16
  d (max)    d   d (min)  Perbedaan antara kerapatan dan kepadatan relative
Dr   .  (1.24)
 d    d (max)   d (min)  ditunjukkan dalam Gambar 1.4. Hubungan antara kerapatan
relatifdengan kepadatan relatif adalah :
Kerapatan relatif biasanya dinyatakan dalam persen. Ro
Rc  (1.26
Kepadatan relatif (relative compaction, Rc), didefinisikan 1  Dr .1  Ro 
sebagai perbandingan antara berat volume kering tanah di
lokasi dengan berat volume kering maksimumnya atau:  d (min)
dengan: Ro 
 d (max)
d
Rc  (1.25)
 d (max) Lee dan Singh (1971) menyarankan hubungan antara
kepadatan relatif dan kerapatan relatif sebagai berikut :
Rc  80  0,2.Dr (1.27

d = 0 d (min) d d (max)
Berat volume kering
Angka pori
e=∞ emax e emin Contoh Soal 1.1:
0 100 Pada kondisi di lapangan, tanah mempunyai volume = 10 cm3 dan
Kerapatan
relatif berat basah tanah = 18 gr. Berat tanah kering oven = 16 gr, jika berat
Dr (%)
jenis tanah (Gs) = 2,71. Hitung kadar air, berat volume basah, berat
0 Rc  80 100
Kepadatan relatif Rc (%)
volume kering, angka pori, porositas dan derajat kejenuhannya.

Gambar 1.4 Perbedaan kerapatan relatif dan kepadatan relatif (dianggap berat volume air = 1 gr/cm3).
Penyelesaian:

17
Ww W  Ws 18  16 2
a. kadar air (w) =   x100%  12,5% Sr   100%  49%
Ws Ws 16 4,10

W 18
b. berat volume basah () =   1,8 gr / cm 3
V 10 Contoh Soal 1.2:
Ws 16 Suatu tanah mempunyai nilai e = 0,75, w = 22 % dan Gs = 2,66.
c. berat volume kering (d) =   1,6 gr / cm 3
V 10 Hitung porositas, berat volume basah, berat volume kering dan
Vv derajat kejenuhan. Gunakan sistem BS (satuan Inggris).
d. angka pori (e) = 
Vs

Ws 16 Penyelesaian:
Vs    5,90cm 3
Gs. w 2,71 1 e 0,75
a. porositas (n) =   0,43
1  e 1  0,75
Vv  V  Vs  10  5,90  4,10cm 3
b. berat volume basah () =
Vv 4,10 1  w.Gs. w 1  0,22.2,66.62,4  115,7lb / ft 3
e   0,69 
Vs 5,90 1 e 1  0,75

e 0,69 Gs. w 2,66 * 62,4


e. porositas (n) =   0,41 c. berat volume kering (d) =   94,9lb / ft 3
1  e 1  0,69 1 e 1  0,75
Vw w.Gs 0,22 * 2,66
f. derajat kejenuhan (Sr) =  d. derajat kejenuhan (Sr) =   100  78%
Vv e 0,75

Vw 
Ww

18  16  2cm 3
w 1 Contoh Soal 1.3:

18
Data dari pengujian di laboratorium pada benda uji jenuh Ww = Vw.w = 0,45 x 1 = 0,45 ton 2,14
menghasilkan angka pori e = 0,45 dan berat jenis Gs = 2,65. Untuk t/m3 dan kadar air (w)
keadaan ini, tentukan berat volume basah (b) dan kadar airnya (w). W = Ws + Ww = 2,65 + 0,45 = 3,1 ton = 17 %.
Penyelesaian: W 3,1
b    2,14t / m 3
Benda uji dalam kondisi jenuh. V 1,45

Ww Jadi, seluruh ruang pori terisi


air Vv = e.Vs
dengan air.
Vv
Ws butiran Vs = 1 e  0,45
Vs
Tapi Vv dan Vs belum
Gambar C 1.3
diketahui, pada Gambar C
1.3, dengan menganggap Vs =
1, maka untuk kondisi jenuh:
Vv = Vw = e.Vs = e
Ww 0,45
w   17%
Ws 2,65
V = Vs + e.Vs = 1 + (0,45 x 1) = 1,45 m3 jadi,
tanah ini mempunyai
Ws = Vs.Gs.w = 1 x 2,65 x 1 = 2,65 ton berat
volume basah (b) =

19

Anda mungkin juga menyukai