Anda di halaman 1dari 34

BASIC AVIATION METEOROLOGY

POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG


Daftar Isi

1. VISIBILITY

2. HUJAN
VISIBILITY
VISIBILITY SANGAT MEMPENGARUHI PROSES TAKE OFF AND LANDING.
UNTUK MEMUDAHKAN DALAM MENENTUKAN VISIBILITY MAKA DIPAKAI
PATOKAN OBYEK YANG BERADA DISEKITAR TITIK PENGAMATAN MISALNYA
MENARA TERTINGGI, BUKIT , GUNUNG, DLL
Visibility dalam meteorologi :
 adalah tingkat kejernihan (transparansi) dari atmosfer, sehubungan
dengan penglihatan manusia yang dinyatakan dalam satuan jarak
(KM/M).
Pada umumnya visibility berbeda untuk setiap arah yang berlainan,
visibility yang diperoleh dari pesawat terbang berbeda dengan
horizontal visibility (penglihatan mendatar) yang diamati oleh
pengamat meteorologi di dekat permukaan bumi.
Visibility pada siang hari
adalah jarak terjauh, dimana sebuah benda hitam dengan ukuran yang
sesuai, dapat dilihat dan dikenal terhadap kaki langit sebagai latar
belakangnya.
Visibility pada malam hari
jarak terjauh dimana benda hitam dengan ukuran yang sesuai dapat
dilihat dan dikenal,jika penerangan ditingkatkan hingga mencapai tingkat
terang seperti siang hari.Benda yang sesuai untuk menentukan visibility
pada malam hari ialah sinar biasa (tidak difokuskan), dengan intensitas
sedang dan terletak pada jarak yang telah ditentukan
Faktor – faktor yang mempengaruhi
visibility :
• Hujan
• Kabut dan Mist
• Asap
• Debu dan Pasir
• Snow

faktor- faktor yang


mempengaruhi berkurangnya
jarak pandang adalah:
 Fog Yaitu titik air yang berada di permukaan,

Terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang layang di
udara dan dapat mengurangi jarak pandang kurang dari 1 km. Tetes-
tetes air ini dapat dilihat dengan mata biasadan pergerakannya
mengikuti pergerakan udara

 Cloud and Precipitation


Precipitation adalah jatuhan- jatuhan partikel yang
menyebabkan visibility berkurang tergantung dari intensitas
partikel yang jatuh.

Asap (smoke)
Yaitu partikel- partikel kecil di udara yang berasal dari
hasil pembakaran yang dapat mengurangi visibility
sampai menjadi kurang dari 1000M. faktor- faktor yang
 Haze mempengaruhi berkurangnya
Yaitu partikel kering yang halus seperti polutan, debu, garam
dan partikel asap yang mengembang karena kondisi udara jarak pandang adalah:
yang stabil dan menyebabkan visibility menjadi 3000-
6000M.
Jarak Pandang Vertikal :
erat kaitannya dengan saat pesawat akan melakukan pendaratan saat
masih di udara, hal ini pentig untuk mengetahui posisi dan sisa runway
landasan agar pendaratan dapat dilakukan dengan tepat
Jarak Pandang Horizontal :
erat kaitannya dengan saat pesawat sudah mulai mendarat di dekat permukaan .

Visibility di sajikan : dalam kelipatan 50 meter jika diramalkan akan kurang


dari 800dalam kelipatan 100 meter jika lebih dari 800 m tapi kurang dari 5 km
dalam kelipatan 1000 meter jika lebih dari dari 5 km tapi kurang dari 10 km
dituliskan 10km jika visibility adalah10 km atau lebih.

Terganggunya visibility, menyulitkan penerbang dalam melakukan


pendaratan maupun penerbangannya, karena itu perubahan visibility
harus segera dilaporkan.

Keadaan visibility menentukan apakah landasan dapat digunakan atau


tidak untuk take-off maupun landing
DAMPAK PENGURANGAN VISIBILITY
 UMUM:
• MEMBAHAYAKAN TRANSPORTASI(DARAT,LAUT,UDARA)
• MENGHAMBAT PEREKONOMIAN
• MENGHAMBAT PERGERAKAN MASYARAKAT

• Efek terhadap penerbangan


• MENGURANG JARAK PANDANG BAGI PESAWAT TERBANG
• MENGHAMBAT PELAYANAN BANDAR UDARA
• MEMBUAT LANDASAN LICIN
• KERUSAKAN PESAWAT BAIK MESIN MAUPUN RANGKA
9
01. jarak pandang lebih dari 10 km

02 .tidak ada awan Cumulonimbus (CB), Towering


CB dan awan lain dibawah 1500 METER (5000 ft)
atau dibawah MSA (minimum sector altitude)

03.Tidak ada keadaan cuaca yang signifikan

jika cuaca baik maka


biasanya laporan cuaca biasa
disebutkan dengan kata
CAVOK Celling and Visibility
OK.
KABUT
MIST Terdiri dari tetes-tetes air mikroskopis yang melayang di
udara, kejadian ini dapat mengurangi jarak pandang tidak
kurang dari 1 km. tetes-tetes air mikroskopis ini tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya yang sangat
kecil.
ASAP
HUJAN
SNOW
15

HUJAN
HUJAN
• Hujan merupakan sebuah peristiwa jatuhnya cairan dari atmosfer baik
berwujud cair maupun beku menuju ke permukaan bumi dalam rentang
waktu tertentu.

• adalah suatu bentuk presipitasi atau endapan dari cairan atau zat padat yang
berasal dari kondensasi yang jatuh dari awan menuju permukaan bumi.

• FIRGA adalah hujan yang tidak sampai ke tanah karena tetesan airnya sudah
terlebih dahulu menguap sebelum menyentuh tanah.
HUJAN
• Bagaimana proses terbentuknya hujan?

 Sinar matahari menngakibatkan proses penguapan (evaporasi) di sumber air seperti laut, danau, sungai yang
menghasilkan uap-uap air.

 Uap-uap air tersebut akan mengalami peristiwa kondensasi pada ketinggian tertentu.

 Kemudian setelah mengalami peristiwa kondensasi, uap-uap air tersebut akan membentuk sebuah awan lalu angin akan
membawa butiran-butiran air.

 Butiran air tersebut akan menggabungkan diri (koalensi) dan makin membesar akibat turbelensi udara, dan butir-butir
air tersebut akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi, sehingga jatuh ke permukaan bumi.

 Saat butiran-butiran air ini jatuh ke permukaan bumi, mereka akan melewati suatu lapisan hangat yang menyebabkan
sebagian kecil butiran-butiran air tersebut menguap lagi ke atas, sementara sisanya turun ke permukaan bumi dan
disebut sebagai hujan.
ALAT UKUR HUJAN

 Penakar hujan merupakan alat pengukur jumlah curah hujan yang turun ke atas permukaan tanah per satuan luas.
Penakar hujan yang umumnya digunakan bernama ombrometer.
 Prinsip alat ini adalah mengukur tinggi jumlah air yang masuk ke alat tersebut. Sebagai contoh: Di satu lokasi
pengamatan memiliki curah hujan 20 mm, artinya lokasi tersebut digenangi oleh air hujan setinggi 20 mm (millimeter).
 Berdasarkan mekanismenya, ombrometer dibedakan menjadi dua yaitu ombrometer manual dan ombrometer otomatis
(perekam).
1) Ombrometer Manual
Alat penakar hujan manual biasanya berupa ember atau suatu tempat yang sudah diketahui diameternya.
Pengukuran hujan secara manual dilakukan dengan mengukur volume air hujan yang ditampung dalam tempat penampungan,
volume air hujan diukur secara periodik dengan interval waktu tertentu.
2) Ombrometer Otomatis
Ombrometer otomatis adalah alat pengukur curah hujan yang pencatatannya dilakukan secara otomatis,
sehingga lebih efisien jika dibandingkan dengan alat penakar hujan manual.
Alat ini bisa mengukur curah hujan tinggi maupun rendah. Besarnya intensitas hujan dapat ditentukan karena pencatatan juga
dilakukan untuk selang waktu tertentu.
HUJAN
• BERDASARKAN UKURAN BUTIR

 Hujan gerimis/drizzle :
Diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm;
 Hujan salju/snow :
Terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada
di bawah titik beku;
 Hujan batu es :
Merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas
dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku
 Hujan deras/rain :
Curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas
titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.
HUJAN
A. HUJAN FRONTAL

 Hujan yang terjadi karena diakibatkan adanya pertemuan massa udara yang berbeda, yakni massa udara panas dan
massa udara dingin. Karena perbedaan massa udara yang bertemu inilah maka terjadilah pendinginan secara
mendadak hingga terjadilah kondensasi yang kemudian menjadi hujan frontal.

 Terjadi di daerah front, yakni daerah dimana ada pertemuan antara massa udara yang panas dengan massa udara
yang dingin. Daerah seperti ini bisanya adalah daerah lintang dan daerah sub tropis.

 Terjadi karena adanya pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin.

 Apabila terjadi di daerah beriklim tropis maka bisa menyebabkan terjadinya hujan es. Hal ini karena kondensasi dari
sumber air yang ada di Bumi membentuk awan (titik- titik air) dan menuju ke atas mempunyai suhu yang sangat
dingin hingga mencapai 0ᵒ. Karena saking dinginnya, titik- titik air yang menuju ke atas tersebut akan membeku dan
turun sebagai kristal- kristal es.
22

HUJAN FRONTAL
HUJAN
• B. HUJAN SIKLONAL

 Terjadi setelah cuaca yag sangat panas

 Terjadi setelah adanya angin yang berputar- putar

 Diawali dengan mendung yang sangat gelap

 Terjadi di daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa atau garis ekuator

 Biasanya hujan yang turun merupakan hujan yang sangat deras dan disertai dengan angin

 Bisanya tidak berlangsung dalam waktu yang lama, atau hanya berlangsung dalam waktu yang sebentar saja
24

HUJAN SIKLONAL
HUJAN
• HUJAN OROGRAFIS

 Terjadi di daerah gunung atau wilayah pegunungan

 Pada dasarnya terjadinya hujan ini dikarenakan oleh


angin fohn

 Terjadi karena adanya udara yang mengandung uap air


naik ke atas gunung

 Turunnya air di lereng gunung


HUJAN
• HUJAN ZENITHAL

 Terjadi di wilayah yang mempunyai iklim tropis

 Terjadi di siang hari ketika matahari sedang terik sekali


atau ketika cuaca cerah

 Terjadinya meliputi wilayah yang sempit

 Ditandai dengan awan hitam atau gelap

 Hujan yang turun sangat lebat

 Banyak disertai guntur

 Terjadi dua kali dalam satu tahun

 Air yang jatuh adalah hasil penguapan sumber air yang


ada di permukaan Bumi
HUJAN
• HUJAN ASAM

 Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah


5,7

 Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat


dan sulfat yang ada di dalam polusi udara.

 Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan


emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang ada di
atmosfer

 Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung


dan juga paru- paru

 Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah

 Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang


memiliki kekabalan tubuh yang rendah
HUJAN BUATAN

• Hujan buatan merupakan salah satu dari jenis – jenis hujan yang dibuat oleh manusia. Hujan buatan ini dapat dibuat
oleh manusia dengan cara menaburkan bahan kimia yang disebut dengan Argentium lodida ke dalam awan yang
berfungsi untuk mempercepat pembentukan awan sehingga dapat terjadi hujan. Awan yang diperlukan untuk melakukan
proses hujan buatan adalah awan dengan jenis Cumulus yang aktif.
• Hujan buatan bisa terjadi dengan menaburkan zat glasiogenik seperti argentium iodida atau perak iodida. Penaburan
bahan kimia tersebut dilakukan pada ketinggian 4.000-7.000 kaki dengan mempertimbangkan faktor arah angin dan
kecepatan angin.
• Penaburan bahan juga dilakukan pada saat pagi hari. Hal ini karena biasanya awan hujan alami terjadi pada pagi hari.
Selain zat glasiogenik, juga bisa menggunakan bahan kimia lain eperti zat higroskopis seperti garam, CaC12, dan urea.
Garam dan CaC12 ditaburkan ke awan yang ada di langit dengan pesawat terbang, kecuali urea.
• Setelah ditaburkan, bahan kimia tersebut akan memengaruhi awan untuk berkondensasi dan membentuk awan yang
lebih besar dan mempercepat terjadinya hujan.
• Setelah garam atau CaC12 yang berhasil membuat awan berkondensasi, taburkan bubuk urea. Urea ini membantu dalam
pembentukan awan besar dan berwarna abu-abu. Urea ditaburkan pada siang hari. Setelah awan hujan terbentuk, larutan
bahan kimia kemudian ditaburkan kembali. Larutan tersebut adalah air, urea, dan amonium nitrat. Larutan ini untuk
mendorong awan hujan membentuk butir air.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF HUJAN BUATAN
• Hujan buatan tentu memberikan dampak positif, terlebih pada saat kemarau panjang.
Selain itu manfaat lain hujan buatan adalah: Dapat mengatasi kekeringan Dapat mengatasi
masalah kabut asap akibat kebakaran hutan Dapat dimanfaatkan untuk memadamkan api
pada kebakaran hutan yang cakupannya luas.Dapat membantu pengisian air waduk atau
danau untuk keperluan irigasi, pembangkit listrik tenaga air, dan lainnya.
• Disamping dampak positif, hujan buatan ternyata juga memiliki dampak negatif, di
antaranya: Jika tidak diperhitungkan takarannya, bahan kimia yang digunakan untuk hujan
buatan bisa menimbulkan hujan asam dan berbahaya bagi yang terkena airnya. Bisa
menimbulkan pencemaran tanah, karena hujan buatan biasanya mengandung garam dalam
jumlah yang banyak. Dapat mengakibatkan banjir jika tidak tepat sasaran Dapat merubah
siklus hidrologi yang akan membahayakan pasokan air tanah di musim kemarau Dapat
menimbulkan kerugian materi yang cukup besar jika hujan turun dari hasil hujan buatan
yang tidak tepat sasaran.
Manfaat Energi Angin Bagi Dunia Penerbangan

Energi Angin dalam Prinsip Aerodinamika


salah satu manfaat angin adalah untuk digunakan dalam prinsip aerodinamika. Aerodinamika sendiri merupakan gabungan dari
dua kata yaitu aero yang berarti udara atau angin dan dinamika yang berarti gerak. Prinsip ini memang digunakan dalam teknologi
yang menggabungkan benda padat yang dipadukan dengan energi udara/angin dan manfaat energi mekanik atau gerak seperti pada
model pesawat terbang

Dalam dunia penerbangan energi angin memiliki fungsi dan manfaatnya sendiri karena memang dalam dunia
penerbangan menyeimbangan antara kecepatan pesawat, energi udara serta energi gerak sangatlah penting.

1. Angin Membantu Pesawat untuk Terbang


Tidak banyak orang yang tahu bahkan bagi mereka yang sering menggunakan pesawat terbang untuk bepergian
bahwa angin memiliki fungsi vital dalam penerbangan mereka. Karena ternyata angin juga merupakan salah satu
faktor penting agar pesawat dapat terbang. Dengan kata lain tanpa angin, bisa saja pesawat tidak dapat terbang
dengan sempurna atau kondisi tersebut justru membuat mesin pesawat harus bekerja lebih keras.
2. Saat Take Off Angin Berfungsi Sebagai Penambah Daya Angkat Pesawat
Ketika pesawat akan take off tak hanya jarak landasan dan kecepatan pesawat yang menjadi pertimbangan
para pilot tapi juga arah angin. Ada beberapa jenis angin dan ada satu jenis angin yang sangat dibutuhkan
ketika pesawat akan lepas landas yaitu headwind atau angin yang berhembus dari arah depan atau muka
pesawat. Daya gesekannya yang besar dapat membantu untuk menambah daya angkat pesawat.
3. Saat Landing Angin Berfungsi Menambah Gesekan dengan Badan Pesawat
Tak hanya saat pesawat akan lepas landas ternyata saat akan landing pun pesawat membutuhkan angin
yang dapat menambah gaya gesekan pada badan pesawat sehingga pesawat dapat mendarat dan berhenti
pada titik yang sudah ditentukan. Headwind tak hanya berfungsi mengangkat badan pesawat tapi angin
berhembus dari arah depan juga membantu pesawat agar berhenti dengan sempurna. Namun ada satu jenis
angin yang harus dihindari ketika akan take off ataupun landing yaitu tailwind, angin dengan karakteristik
berhembus dari arah ekor pesawat.
4. Angin Menjaga Keseimbangan Badan Pesawat (crosswind)
Walaupun pesawat sudah menggunakan mesin jet tapi mengapa tetap saja ada baling-baling pada kedua sisi
pesawat dan bahkan pada pesawat perintis juga terdapat baling-baling pada ujung depan pesawat? Hal ini
karena ternyata angin dan baling-baling pada pesawat membantu menjaga keseimbangan pesawat ketika
mengudara.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai