Anda di halaman 1dari 49

 Pengertian Cuaca

 Unsur-Unsur Cuaca
 Radiasi Matahari
 Temperatur Udara
 Tekanan Udara
 Kelembaban Udara
 Awan
 Hujan
 Angin ( Gerakan Udara )
 Kumpulan partikel-partikel air yang
melayang-layang di atmosfer
 Terjadi karena adanya kondensasi atau
pengembunan dari uap air yang
terdapat di atmosfer karena udara telah
jenuh
 Udara jenuh jika kelembaban relatifnya
100 % dan udara mencapai titik embun
 Kelembaban relatif 100 % tidak ditentukan
oleh banyaknya yang dikandung oleh udara
secara absolut.
 Kelembaban relatif tergantung tinggi
rendahnya temperatur udara
 Oleh karena itu titik embun dapat tercapai
walaupun kelembaban relatif lebih rendah
dari 100 %
 Keadaan jenuh dapat diperoleh dengan jalan :
 Penambahan sejumlah uap air
 Penurunan tempratur dapat disebabkan oleh :
 Massa udara dipaksa mendaki pegunungan

 Turunnya temperatur pada sore hari.

 Pertemuan massa udara panas dengan massa

udara dingin
 Massa udara naik secara vertikal
Massa udara dipaksa mendaki pegunungan
Pertemuan massa udara panas dengan udara dingin
Massa udara naik secara vertikal
 Penyebab utama dalam pembentukan awan
( huan , salju dan hujan es ) karena adanya
penururn tempratur secara adiabtik
 Adiabatik adalah perubahan atau penurunan
temperatur akibat berkurangnya tekanan
karena semakin tinggi naik ke atas tanpa
menerima dan melepaskan panas
 Sirrus ( Cirrus ) = tipis halus seperti kapas,
biasanya sangat tinggi dan terjadi dari kristal-
kristal es
 Kumulus ( Cumulus ) = bergumpal-gumpal/
bertumpuk-tumpuk seperti bulu domba
 Stratus = berlapis-lapis sangat tebal,
sedang,dan berlapis lapis halus serta berwarna
kelabu
 Persetujuan Internasional, awan
diklasifikasikan menjadi 10 jenis.
 Nama awan tersebut merupakan

kombinasi dari bentuk dasar awan,


misalnya; Stratokumulus, Sirrostartus
Sirrokumulus, dll
 KELOMPOK AWAN TINGGI ( 6 - 12 KM ) :
 Sirrus ( Ci ) =tipis halus seperti kapas atau bulu
ayam yang terdiri dari kristal-kristal es
 Sirrokumulus ( Cc ) =terdiri dari bola-bola kecil,
berwarna putih seperti sisik ikan tanpa
bayangan.hujan tidak ada
 Sirrostartus ( Cs ) = putih tipis seperti tirai
kelambu halus yang tidak mengaburkan
matahari atau bulan yang ada dibaliknya,
tetapi menyebabkan terjadinya halo
Sirrus Sirrostartus Sirrokumulus
 KELOMPOK AWAN MENENGAH (2 - 6 km) :
 Altokumulus ( Ac ) = berwarna putih dan
kelabu, seperti bola pipih yang
bergerombol. Gumpalan hujan /salju
 Altostratus ( As ) = berserat, bergaris

seperti pita berwarna kelabu meliputi


seluruh langit. Hujan ringan atau salju
Altocumulus Altostratus
 KELOMPOK AWAN RENDAH (0.8 - 2 km) :
 Stratokumulus ( Sc ) = berupa gumpalan tebal,
rata tanpa batas yang jelas bewarna kelabu.
Hujan ringan dan berat
 Stratus ( St ) = tebal berlapis-lapis seperti
kabut tipis berwarna kelabu. Gerimis
 Nimbostratus ( Ns ) = gelap tidak berbentuk
dan menyebabkan terjadinya hujan. Hujan dan
salju lebat
Stratocumulus Stratus Nimbostratus
 KELOMPOK AWAN berkembang vertikal :
 Kumulus ( Cu ) = tebal berbentuk kubah atau
lengkungan bulat berwarna putih cemerlang bila
kena sinar matahari. Bagian dasarnya yang
hampir horizotal berwarna gelap.Hujan ringan
 Kumulunimbus ( Cb ) = yang bervolume sangat
besar, berbentuk menara atau gunung dan
berwarna kelabu kehitaman. Awan meninbulkan
hujan lebat dengan kilat dan guntur.Hujan badai
dan salju
Cumulus Cumulonimbus
 Akumulasi titik-titik air (awan) yang sudah
terlalu berat dan kandungan airnya sudah
banyak, akhirnya jatuh ke permukaan bumi
sebagai presipitasi atau hujan
 Presipitasi merupakan semua bentuk curahan
yang jatuh ke permukaan bumi seperti :
 curahan air ( hujan ),
 hujan batu es,
 salju dan lain sebagainya
 Curah hujan yang jatuh di permukaan bumi,
jumlahnya berbeda-beda dan merupakan hasil
akhir dari perpaduan berbagai faktor yaitu :
 Topografi atau bentuk medan
 Arah dan kecepatan angin
 Arah hadapan lereng
 Kelembaban udara
 Tempratur udara
 Jumlah curah hujan di
amati dan diukur dengan
sebuah alat Penakar Hujan
atau Ambrometer
 Garis pada peta yang
menghubungkan tempat-
tempat yang memilki curah
hujan yang sama disebut
Isohyet
 JENIS HUJAN menurut BUTIRANNYA :
 Hujan gerimis (drizzle) = hujan yang
turun dengan butirannya kurang dari 0,5
mm
 Hujan salju ( Snow ) = hujan terdiri dari

kristal-kristal es yang lembut dengan


tempraturnya di bawah titik beku
 JENIS HUJAN menurut BUTIRANNYA :
 Hujan Es ( Hail stone ) = hujan dalam
bentuk bongkahan es dengan tempratur
di bawab titik beku.
 Hujan deras ( rain ) = hujan dalam
bentuk curahan dengan butiran sebesar
7 mm
 JENIS HUJAN menurut TERJADINYA :
 Hujan Orografis = terjadi karena massa udara yang
mengandung uap air menaiki pegunungan. Sampai
pada ketinggian tertentu massa udara mengalami
kondensasi dan terbentuk awan yang akhirnya turun
sebagai hujan
 Hujan Konveksi = terjadi karena massa udara yang
mengandung uap air naik secara vertikal. Sampai
pada ketinggian tertentu massa udara mengalami
kondenasi dan terbentuk awan yang akhirnya
menurunkan hujan
 JENIS HUJAN menurut TERJADINYA :
 Hujan Frontal =terjadi karena pertemuan dua
masa udara yang berbeda tempraturnya, sehinga
terjadi kondensasi dan terbentuk awan yang
akhirnya dapat menurunkan hujan
 Hujan frontal ini terjadi daerah lintang sedang
 JENIS HUJAN menurut TERJADINYA :
 Hujan siklon = terjadi bila massa udara

yang mengandung uap air dibawa oleh angin


siklon naik sehingga terjadi kondensasi dan
terbentuk awan yang akhirnya menurunkan
hujan
 Hujan Musim = terjadi karena pengaruh

angin musson
 Musim hujan terjadi pada bulan :
 Desember, Januari, Februari dan Maret

 Musim kemarau terjadi pada bulan :


 Juni, Juli, Agustus dan September

 Jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada


bulan Januari
 Jumlah curah hujan terendah terjadi pada
bulan Agustus
 Angin adalah udara yang bergerak
 Pegerakan ini pada dasarnya disebabkan oleh
Sinar Matahari, sehingga terjadi perbedaan
tempratur, yang pada akhirnya kemudian
menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan
udara
 Angin bergerak dari daerah bertekanan udara
tinggi ( maksimum ) ke daerah bertekanan udara
rendah (minimum )
 Sesuai dengan hukum Buys Ballot
yang mengemukakan sebuah
pernyataan yang berkaitan dengan
gerakan udara yaitu sebagai berikut :
The Coriolis Effect
 Kecepatan angin diukur dengan
Anemometer yang dinyatakan dalam
satuan Knot ( 1 knot = 1 mil/jam = 0,5 m
per detik )
 Kecepatan angin menentukan kekuatan
Angin sesuai dengan hukum Stevensen
yaitu “ kecepatan angin berbanding
lurus dengan gradient barometriknya “
 Keceptaan angin dipengaruhi oleh :
 Gradien barometriknya
 Relief muka bumi

 Pola vegetasi

 Tinggi rendah angin tersebut dari muka

bumi
Angin Darat dan Angin Laut
Angin Gunung dan Angin Lembah
Normal Conditions
El Niño Conditions

Anda mungkin juga menyukai