Anda di halaman 1dari 2

Proses Terjadinya Hujan dan Jenis-jenis Hujan

Hujan adalah air yang turun dari langit yang melalui beberapa proses hingga
terjadinya hujan. Hujan tidak terjadi secara serta-merta. Hujan merupakan bentuk
dari proses presipitasi yang menjadi bagian dalam siklus hidrologi. Ketika kita
melihat hujan, yang tampak hanyalah butiran-butiran air yang jatuh dari langit.
Meskipun terlihat sama, ternyata hujan juga memiliki berbagai jenisnya tersendiri.
Pembentukan hujan dimulai dari panas matahari yang menyebabkan evaporasi atau
penguapan. Di tahap ini, sumber air yang berada di bumi, seperti laut, sungai, dan
danau, menguap menghasilkan uap air. Uap tersebut terangkat ke atmosfer dan
mengalami kondensasi.
Uap yang terkondensasi berubah menjadi embun karena suhu di sekitar uap lebih
rendah daripada uap itu sendiri. Suhu yang semakin tinggi membuat embun menjadi
titik-titik air yang memadat membentuk awan.
Perbedaan tekanan udara di langit menghasilkan pergerakan udara atau angin.
Angin tersebut membawa awan-awan ke tempat yang bersuhu rendah. Awan yang
berkumpul akan menjadi awan besar berwarna kelabu. Proses ini dikenal sebagai
koalensi.
Lalu, kapan air yang terdapat dalam awan turun ke bumi?
Pertama, saat kondisi awan sudah tidak dapat menampung air lagi, sehingga
menurunkan titik-titik air ke bumi menjadi hujan. Kedua, saat butir-butir air pada
awan tertarik oleh gaya gravitasi, sehingga menjadi hujan.
Hujan berdasarkan proses terjadinya dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu,
1. Hujan Siklonal
Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara panas dari permukaan
bumi disertai adanya angin yang berputar-putar pada titik tertentu. Jenis hujan
siklonal umumnya hanya dapat terjadi di daerah sekitar katulistiwa. Ciri identik dari
hujan ini bisa dilihat dengan mendung gelap pekat secara mendadak dan
menghasilkan guyuran hujan yang sangat deras.
2. Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh
pertemuan dua massa udara yang berbeda suhunya. Massa udara panas bertemu
dengan massa udara dingin sehingga berkondensasi dan terjadilah hujan.
3. Hujan Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi.
Jenis hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan adanya pemanasan tinggi. Arus
konveksi menyebabkan uap air di ekuator naik secara vertikal sebagai akibat
pemanasan air laut terus menerus. Terjadilah kondensasi dan turun hujan.
4. Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan
Terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng
pegunungan yang makin ke atas makin dingin sehingga terjadi kondensasi,
terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan. Hujan yang jatuh pada lereng yang
dilaluinya disebut hujan orografis, sedangkan di lereng sebelahnya bertiup angin
jatuh yang kering dan disebut daerah bayangan hujan.
5. Hujan Muson
Hujan ini diakibatkan pengaruh angin muson. Di Indonesia, jenis jenis hujan ini
terjadi antara Oktober sampai April, sementara di kawasan Asia Timur terjadi antara
Mei sampai Agustus. Karena siklus angin dan hujan muson inilah kita mengenal
adanya musim hujan dan musim kemarau.
6. Hujan Buatan
Hujan buatan merupakan hujan yang terjadi karena adanya campur tangan manusia
dalam prosesnya. Hujan buatan yang turun biasanya lebih sedikit daripada hujan
yang terjadi secara alami.
Itulah proses terjadinya hujan dan jenis-jenis hujan menurut prosesnya. Sekarang
kita tahu bahwa hujan tidak turun dengan sendirinya, melainkan melalui proses
hingga terjadi hujan. Hujan yang kita lihat sama, nyatanya memiliki berbagai jenis
yang berbeda berdasarkan prosesnya.

Anda mungkin juga menyukai