Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhamad Da’im W

NPT : 41210041

Kelas : instrumentasi 1B

Tipe Presipitasi
Hujan merupakan fenomena alami di atmosfer yang mana pembentukan
hujan di bumi akan sangat erat kaitannya dengan siklus air. Sebagian hujan
dihasilkan dari udara yang bergerak naik dan mengalami penurunan suhu.
Berdasarkan gerakan udara yang naik untuk membentuk awan serta penyebab
terjadi dan juga bentuknya ini lah, tipe hujan dibagi menjadi 3 yaitu Hujan
Konvektif, Hujan Orografik dan Hujan Gangguan.

1. Hujan Konvektif
 Definisi
Merupakan Hujan yang
disebabkan oleh naiknya
udara hangat dan lembab
dengan proses penurunan
suhu secara adiabatik.
Mereka adalah endapan yang
dihasilkan oleh penurunan
tekanan atmosfer di tingkat
lokal. Mereka diciptakan
seolah-olah mereka adalah awan secara vertikal dan endapan yang
ditinggalkannya biasanya melimpah.

Terjadinya Hujan Konvektif sangat dipengaruhi oleh permukaan bumi


dan datangnya radiasi sinar matahari. Hal yang sama terjadi pada jenis
vegetasi di setiap tempat. Ciri-ciri inilah yang menyebabkan kalor
dipindahkan ke udara yang merupakan bagian tertinggi dan berbentuk
gelembung. Saat ketinggian naik, suhu berubah dan bertahan hingga
menjadi gelembung udara dingin. Dalam kasus di mana udara dimuat
dengan kelembaban, terbentuk awan dan saat itulah proses kondensasi
terjadi dan kemudian curah hujan turun.

Fenomena alam hujan konvektif Itu juga bisa dibentuk oleh semacam


kabut. Hal ini memungkinkan peningkatan langsung udara lembab yang
terkait dengan proses konveksi dan merupakan karakteristik dari daerah
panas dan lembab. Tidaklah mengherankan jika fenomena ini lebih sering
terjadi pada musim panas dan di daerah yang memiliki iklim sedang yang
dominan. Mereka biasanya terjadi dalam badai dan datang bersamaan
dengan kilat dan guntur.
 Contoh Kejadian
Hujan Konvektif biasa terjadi di sore hari karena pemanasan di siang
hari yang menyebakan naiknya suhu udara. Walaupun begitu, hujan jenis
ini memilki cakupan yang terbatas. Banyak diantara contoh kejadian
Hujan Konvektif yang merupakan siklus musiman dan harian yang
berhubungan dengan pemanasan radiasi surya.

Fenomena Hujan konvektif biasa terjadi di daerah tropis dengan


tingkat suhu panas yang tinggi dan kelembapan yang tinggi pula. Ada
beberapa daerah yang menjadi langganan terjadinya Hujan Konvektif ini
seperti daerah Yogyakarta pada musim kemarau. Letak topografis dari
daerah Yogyakarta yang cenderung memiliki dataran rendah sehingga
suhu panas disana cenderung lebih panas maka akan dapat berdampak
pada peningkatan presentase kejadian Hujan Konvektif ini.

 Proses Terjadi
Hujan ini bermula ketika massa udara
yang bersuhu lebih tinggi bertemu dengan
anak sungai seperti sungai. Hal ini
menyebabkan pertemuan ini, yang
suhunya berbeda, membentuk awan yang
dengan cepat menjenuhkan uap air dan menghasilkan hujan lebat yang
deras.

Ketika radiasi matahari menghantam permukaan bumi dengan intens,


bumi menghangat. Saat uap air naik, ia menjadi jenuh dan bersentuhan
dengan bagian tertinggi atmosfer. Saat udara naik, ia mencapai suhu
yang lebih rendah dan menjadi terkondensasi karena bertemu dengan titik
embun. Artinya temperatur uap air sama dengan temperatur kondensasi.

Agar hujan konvektif terjadi Awan harus terbentuk sebelumnya


setelah proses penjenuhan uap air. Hal ini menyebabkan pengendapan
terdiri dari tetesan besar air.

2. Hujan Orografik
 Definisi
Hujan Orografik merupakan hujan yang
dihasilkan oleh naiknya udara lembab
secara paksa oleh dataran tinggi atau
pegunungan. Pegunungan atau dataran tinggi tersebut akan sangat
berpengaruh pada peningkatan curah hujan terutama disebabkan karna
adanya dorongan (paksaan) udara untuk naik.

Kandungan udara yang mengandung uap air  naik ke  puncak


pegunungan atau gunung,lalu udara yang naik  mengalami penurunan
temperature, sehingga makin tinggi udara  naik ke puncak pegunungan
atau gunung, maka akan makin rendah  tempraturnya, yang selanjutnya
akan menyebabkan terjadinya kondensasi dan turun  sebagai hujan pada
lereng pegunungan tersebut.

Dari definisinnya diatas, maka


Hujan Orografis ini hanya akan
terjadi di daerah gunung. Sebab
angin yang membawa udara kering
yang bersifat kering (fohn) hanya
akan terjadi di daerah pegunungan
atau dataran tinggi. Daerah inilah yang biasa disebut sebagai daerah
bayangan hujan.

 Contoh kejadian
Untuk terjadinya Hujan
Orografis hanya akan terjadi di
daerah gunung atau wilayah
pegunungan (dataran tinggi).
Sesuai dengan namanya
Hujan ini terjadi karna angin
fohn yang mengandung uap
air naik ke atas gunung dan
turun airnya di lereng gunung. Hujan ini akan sangat mudah dijumpai
pada daerah-daerah tropik dengan kontur permukaan dataran tinggi.

Contoh dari Hujan Orografik ini adalah seperti Hujan yang terjadi di
daerah kawasan Bogor, Dieng, Cianjur dll

 Proses Terjadi
1. Di daerah pegunungan terdapat udara yang mengandung uap air di
sekitar pegunungan tersebut.
2. Terdapat angin fohn yang ada di sekitar wilayah gunung tersebut
yang menyebabkan udara yang mengandung uap air tersebut
bergerak ke atas pegunungan, mendaki lereng, dan semakin tinggi.
3. Semakin tinggi uap air yang yang dibawa oleh angin tersebut maka
akan semakin mengalami pengembunan. Hal tersebut disebabkan
karena udara di atas semakin dingin sehingga uap air yang melintas
di sana akan mengalami pengembunan atau kondensasi.
4. Pengembunan atau kondensasi ini akan membentuk sebuah awan
hitam (baca: proses terjadinya awan) atau titi- titik air.
5. Seteleh mengalami kejenuhan, titik- titik air yang berada di atas akan
mengalami kejenuhan sehingga menurunkan kandungan air yang
berada di dalamnya.
6. Titik- titik air yang jatuh inilah yang disebut dengan hujan. Hujan yang
terjadi ini disebut dengan hujan orografis.

3. Hujan Gangguan
A. Hujan Frontal
 Definisi
Pengertian dari hujan frontal
sendiri adalah hujan yang terjadi
karena diakibatkan adanya
pertemuan massa udara yang
berbeda, yakni massa udara panas
dan massa udara dingin. Karena
perbedaan massa udara yang bertemu inilah maka terjadilah
pendinginan secara mendadak hingga terjadilah kondensasi yang
kemudian menjadi hujan frontal. Batasan massa udara yang panas
dengan massa udara yang dingin ini disebut dengan front, sehingga
daerah yang merupakan lokasi pertemuan massa udara dingin dengan
massa udara panas disebut dengan daerah front. Maka dari itulah hujan
ini dinamakan sebagai hujan frontal. 

Biasanya hujan frontal ini terjadi di sekitaran daerah lintang sedang,


dimana daerah lintang sedang ini sering terjadi pertemuan dua massa 
yang berbeda. Pertemuan dua massa udara yang berbeda ini yakni
terdapat udara yang bergerak di daerah yang bertekanan tinggi menuju
daerah yang bertekanan rendah atau sub tropis.

 Contoh Kejadian
Hampir mirip dengan hujan orografik, hujan frontal juga biasa terjadi
di daerah dataran tinggi maupun pegunungan. Hal tersebut terjadi
dikarenakan hujan frontal sendiri yang biasa terbentuk di tempat yang
mudah mengalami proses kondensasi dan pembentukan awan. Jadi
hampir mirip dengan hujan orografik, cakupan wilayah untuk hujan
frontal adalah daerah-daerah dataran tinggi maupun pegunungan yang
juga meliputi daerah Bogor, Dieng, Cianjur dll.

 Proses Terjadi
1. Terjadi pertemuan massa udara yang berbeda, yakni massa udara
panas/ lembab dan massa udara dingin/ padat di suatu derah yang
dinamakan daerah front. Bertemunya massa udara panas dan
dingin yang terjadi di daerah front ini ditandai dengan suhu atau
temperatur yang berbeda satu sama lain.
2. Terjadinya pertemuan dua massa udara yang berbeda tersebut
dapat dirasakan ketika suhu yang hangat kemudian menjadi lebih
ringan dan cenderung di atas udara yang lebih dingin.
3. Bertemunya massa udara yang panas dan massa udara yang
dingin ini kemudian menyebabkan terjadinya pendinginan secara
mendadak, yakni udara dingin mengangkat udara yang lebih
hangat.
4. Terjadinya pendinginan secara mendadak ini kemudian
menyebabkan terjadinya kondensasi. Yakni udara yang hangat
tersebut terangkat, kemudian mengembang dan mendingin.
5. Proses pendinginan tersebut mengakibatkan terjadinya titik- titik air,
yakni berupa awan.
6. Kondensasi ini kemudian menyebabkan turunnya hujan. Yakni titik
air atau awan yang terbentuk tersebut mengaami kejenuhan dan
akhirnya jatuh menjadi hujan. Hujan yang turun inilah yang
dinamakan dengan hujan frontal.

B. Hujan Siklonial
 Definisi
Hujan Siklonik
merupakan hujan yang
terjadi karena
kondensasi sehingga
membentuk awan dan
hujan. Hal ini bermula
dari massa udara panas yang relatif lebih ringan bertemu dengan massa
udara dingin yang relatif berat, maka yang akan terjadi adalah udara
panas tersebut akan bergerak di atas udara dingin. Udara yang bergerak
ke atas mengalami pendinginan yang selanjutnya akan menyebabkan
terjadinya kondensasi yang menghasilkan hujan. Hujan yang terjadi
disebut hujan siklonik, yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan
berlangsung dalam waktu lebih lama

Selain disebabkan oleh adanya perbedaan massa udara, hujan ini


juga bisa terjadi karena suhu lingkungan yang tinggi dan juga angin
yang berputar-putar. Hujan siklonal ini bisanya terjadi di daerah yang
berada di tengah- tengah Bumi atau yang dilewati oleh garis khayal
khatulistiwa atau equator. Penyebab hujan siklonal tersebut dapat terjadi
karena adanya pertemuan antara dua jenis angin, yakni angin pasat
timur laut dan juga angin pasat tenggara. Setelah kedua angin itu
bertemu, kemudian angin tersebut naik dan menggumpal di atas awan
yang berada pada garis equator. Dan setelah awan tersebut mencapai
titik jenuh, maka baru terjadi proses turunnya hujan siklonal tersebut.

 Contoh Kejadian
Terjadinya Hujan siklonik relatif
sering terjadi dikarenakan penyebab
dari Hujan ini yang sangat awam dan
mudah untuk ditemui. Tercatat akhir-
akhir ini, daerah-daerah seperti
Jakarta, Sumatera Barat, Riau hingga daerah sulawesi pernah dan
sering mengalami peristiwa Hujan Siklonik.

Daerah-daerah seperti Utara Maluku dan juga papua yang


noatbene bersebelahan dengan Samudera pasifik juga kerap kali
dilanda Hujan Siklonik ini.

 Proses Terjadi
1. Di daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa atau garis ekuator,
terjadi pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat
tenggara.
2. Kedua angin pasat yeng bertemu tersebut naik ke atas dan
menggumpal menjadi sebuah awan. Hal ini juga terjadi di daerah
yang dilalui oleh garis khatulistiwa atau garis ekuator tersebut,
3. Awan yang terjadi tersebut kemudian menglami suatu titik jenuh
ketika berada di atas sana.
4. Awan yang mengalami kejenuhan tersebut berubah menjadi
mendung yang sangat gelap .
5. Terjadilah hujan segar dan dinantikan oleh sebagain besra makhluk

Anda mungkin juga menyukai