NPT : 41210041
Kelas : instrumentasi 1B
Tipe Presipitasi
Hujan merupakan fenomena alami di atmosfer yang mana pembentukan
hujan di bumi akan sangat erat kaitannya dengan siklus air. Sebagian hujan
dihasilkan dari udara yang bergerak naik dan mengalami penurunan suhu.
Berdasarkan gerakan udara yang naik untuk membentuk awan serta penyebab
terjadi dan juga bentuknya ini lah, tipe hujan dibagi menjadi 3 yaitu Hujan
Konvektif, Hujan Orografik dan Hujan Gangguan.
1. Hujan Konvektif
Definisi
Merupakan Hujan yang
disebabkan oleh naiknya
udara hangat dan lembab
dengan proses penurunan
suhu secara adiabatik.
Mereka adalah endapan yang
dihasilkan oleh penurunan
tekanan atmosfer di tingkat
lokal. Mereka diciptakan
seolah-olah mereka adalah awan secara vertikal dan endapan yang
ditinggalkannya biasanya melimpah.
Proses Terjadi
Hujan ini bermula ketika massa udara
yang bersuhu lebih tinggi bertemu dengan
anak sungai seperti sungai. Hal ini
menyebabkan pertemuan ini, yang
suhunya berbeda, membentuk awan yang
dengan cepat menjenuhkan uap air dan menghasilkan hujan lebat yang
deras.
2. Hujan Orografik
Definisi
Hujan Orografik merupakan hujan yang
dihasilkan oleh naiknya udara lembab
secara paksa oleh dataran tinggi atau
pegunungan. Pegunungan atau dataran tinggi tersebut akan sangat
berpengaruh pada peningkatan curah hujan terutama disebabkan karna
adanya dorongan (paksaan) udara untuk naik.
Contoh kejadian
Untuk terjadinya Hujan
Orografis hanya akan terjadi di
daerah gunung atau wilayah
pegunungan (dataran tinggi).
Sesuai dengan namanya
Hujan ini terjadi karna angin
fohn yang mengandung uap
air naik ke atas gunung dan
turun airnya di lereng gunung. Hujan ini akan sangat mudah dijumpai
pada daerah-daerah tropik dengan kontur permukaan dataran tinggi.
Contoh dari Hujan Orografik ini adalah seperti Hujan yang terjadi di
daerah kawasan Bogor, Dieng, Cianjur dll
Proses Terjadi
1. Di daerah pegunungan terdapat udara yang mengandung uap air di
sekitar pegunungan tersebut.
2. Terdapat angin fohn yang ada di sekitar wilayah gunung tersebut
yang menyebabkan udara yang mengandung uap air tersebut
bergerak ke atas pegunungan, mendaki lereng, dan semakin tinggi.
3. Semakin tinggi uap air yang yang dibawa oleh angin tersebut maka
akan semakin mengalami pengembunan. Hal tersebut disebabkan
karena udara di atas semakin dingin sehingga uap air yang melintas
di sana akan mengalami pengembunan atau kondensasi.
4. Pengembunan atau kondensasi ini akan membentuk sebuah awan
hitam (baca: proses terjadinya awan) atau titi- titik air.
5. Seteleh mengalami kejenuhan, titik- titik air yang berada di atas akan
mengalami kejenuhan sehingga menurunkan kandungan air yang
berada di dalamnya.
6. Titik- titik air yang jatuh inilah yang disebut dengan hujan. Hujan yang
terjadi ini disebut dengan hujan orografis.
3. Hujan Gangguan
A. Hujan Frontal
Definisi
Pengertian dari hujan frontal
sendiri adalah hujan yang terjadi
karena diakibatkan adanya
pertemuan massa udara yang
berbeda, yakni massa udara panas
dan massa udara dingin. Karena
perbedaan massa udara yang bertemu inilah maka terjadilah
pendinginan secara mendadak hingga terjadilah kondensasi yang
kemudian menjadi hujan frontal. Batasan massa udara yang panas
dengan massa udara yang dingin ini disebut dengan front, sehingga
daerah yang merupakan lokasi pertemuan massa udara dingin dengan
massa udara panas disebut dengan daerah front. Maka dari itulah hujan
ini dinamakan sebagai hujan frontal.
Contoh Kejadian
Hampir mirip dengan hujan orografik, hujan frontal juga biasa terjadi
di daerah dataran tinggi maupun pegunungan. Hal tersebut terjadi
dikarenakan hujan frontal sendiri yang biasa terbentuk di tempat yang
mudah mengalami proses kondensasi dan pembentukan awan. Jadi
hampir mirip dengan hujan orografik, cakupan wilayah untuk hujan
frontal adalah daerah-daerah dataran tinggi maupun pegunungan yang
juga meliputi daerah Bogor, Dieng, Cianjur dll.
Proses Terjadi
1. Terjadi pertemuan massa udara yang berbeda, yakni massa udara
panas/ lembab dan massa udara dingin/ padat di suatu derah yang
dinamakan daerah front. Bertemunya massa udara panas dan
dingin yang terjadi di daerah front ini ditandai dengan suhu atau
temperatur yang berbeda satu sama lain.
2. Terjadinya pertemuan dua massa udara yang berbeda tersebut
dapat dirasakan ketika suhu yang hangat kemudian menjadi lebih
ringan dan cenderung di atas udara yang lebih dingin.
3. Bertemunya massa udara yang panas dan massa udara yang
dingin ini kemudian menyebabkan terjadinya pendinginan secara
mendadak, yakni udara dingin mengangkat udara yang lebih
hangat.
4. Terjadinya pendinginan secara mendadak ini kemudian
menyebabkan terjadinya kondensasi. Yakni udara yang hangat
tersebut terangkat, kemudian mengembang dan mendingin.
5. Proses pendinginan tersebut mengakibatkan terjadinya titik- titik air,
yakni berupa awan.
6. Kondensasi ini kemudian menyebabkan turunnya hujan. Yakni titik
air atau awan yang terbentuk tersebut mengaami kejenuhan dan
akhirnya jatuh menjadi hujan. Hujan yang turun inilah yang
dinamakan dengan hujan frontal.
B. Hujan Siklonial
Definisi
Hujan Siklonik
merupakan hujan yang
terjadi karena
kondensasi sehingga
membentuk awan dan
hujan. Hal ini bermula
dari massa udara panas yang relatif lebih ringan bertemu dengan massa
udara dingin yang relatif berat, maka yang akan terjadi adalah udara
panas tersebut akan bergerak di atas udara dingin. Udara yang bergerak
ke atas mengalami pendinginan yang selanjutnya akan menyebabkan
terjadinya kondensasi yang menghasilkan hujan. Hujan yang terjadi
disebut hujan siklonik, yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan
berlangsung dalam waktu lebih lama
Contoh Kejadian
Terjadinya Hujan siklonik relatif
sering terjadi dikarenakan penyebab
dari Hujan ini yang sangat awam dan
mudah untuk ditemui. Tercatat akhir-
akhir ini, daerah-daerah seperti
Jakarta, Sumatera Barat, Riau hingga daerah sulawesi pernah dan
sering mengalami peristiwa Hujan Siklonik.
Proses Terjadi
1. Di daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa atau garis ekuator,
terjadi pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat
tenggara.
2. Kedua angin pasat yeng bertemu tersebut naik ke atas dan
menggumpal menjadi sebuah awan. Hal ini juga terjadi di daerah
yang dilalui oleh garis khatulistiwa atau garis ekuator tersebut,
3. Awan yang terjadi tersebut kemudian menglami suatu titik jenuh
ketika berada di atas sana.
4. Awan yang mengalami kejenuhan tersebut berubah menjadi
mendung yang sangat gelap .
5. Terjadilah hujan segar dan dinantikan oleh sebagain besra makhluk