Anda di halaman 1dari 13

Kabut adalah uap air yang berada dekat permukaan tanah kemudian berkondensasi (perubahan wujud

benda ke wujud yang lebih padat seperti gas (atau uap) menjadi cairan) menjadi mirip awan.
Peristiwa ini terbentuk karena hawa dingin di sekitar tempat itu dan kadar kelembaban yang tinggi,
yaitu mendekati 100%.
Untuk menghasilkan kondensasi atau sublimasi di perlukan tingkat kejenuhan udara yang tinggi, di
mana kelembaban relatif mendekati atau
sama dengan 100%. Kriteria yang digunakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika adalah
jika terlihat adalanya partikel-partikel mikroskopis di udara permukaan dengan jarak pandang
(Visibility) mendatar kurang dari 1 Km dan nilai kelembaban Relatif(RH) 98-100%.
Untuk mencapai kejenuhan udara dapat melalui beberapa proses,yaitu:
1. Pendinginan
Peristiwa pendinginan suhu udara yang memungkinkan untuk meningkatkan kejenuhan udara di
antaranya di sebabkan karena adanya radiasi di bumi mengalami pedinginan yang berlangsung
sepanjang malam sehingga lapisan udara dekat permukaan tanah akan menjadi lebih dingin dari
lapisan udara di atasnya dan dalam keadaan angin yang lemah, pendinginan banyak terjadi pada
lapisan udara yang tipis, maka karena lapisan di atasnya lebih panas, mengakibatkan timbulnya suatu
inversi permukaan yang juga tipis.
2. Adveksi udara secara horizontal
Terjadi bila udara lembab bergerak di atas permukaan laut atau tanah yang lebih dingin dari suhu
udara yang bergerak,maka kejenuhan udara akan naik.
3. Gerakan vertikal udara
Akibat adanya radiasi matahari yang sangat kuat pada permukaan bumi akan mempengaruhi udara di
atasnya untuk terjadinya proses konveksi. Dengan adanya kenaikan udara akan terjadi pendinginan
udara secara adiabatis, sehingga menaikkan kejenuhan udara di atmmosfer.
4. Penambahan uap air
Penguapan terjadi dari permukaan yang panas atau dari permukaan yang dingin. Jika air suhu
cairan(liquid water) lebih tinggi dari suhu udara, maka penguapan akan berlangsung terus hingga
mencapai keseimbangan sehingga tekanan uap jenuh pada suhu titik embun (ed) sama dengan
tekanan uap jenuh pada suhu cair cairan (s) yang ini lebih besar dari tekanan uap jenuh pada suhu
udara (a) kemudian uap air berkurang karena berkondensasi pada inti kondensasi dan kabut
terbentuk bila es>ea sedangkan penguapan berhenti pada saat d = s < a. Pada kondensasi ini
atmosfer akan di tambah oleh penguapan butir-butir hujan panas yang jatuh melalui udara yang
dingin sehingga menghasilkan kabut.
Maka dari itu, saat siang hari suhu terasa panas, lalu malam hari terjadi penurunan suhu udara yang
drastis, kemungkinan besar besoknya akan berkabut. Hal ini disebabkan karena uap air yang ada di
udara terkondensasi. Akibatnya, massa air menjadi lebih berat dan mengambang di atas permukaan
tanah. Kabut pun turun!
Oh, iya, ada juga loh tempat yang sering berkabut, yaitu, Grand Banks di lepas pantai pulau
Newfoundland, Kanada. Ini terjadi karena di tempat ini merupakan pertemuan arus Labrador yang
dingin dari utara dengan arus Teluk yang hangat dari selatan.
Nah, kalo daratan yang paling berkabut di dunia terletak di Point Reyes, California dan Argentia,
Newfoundland, yang diselimuti kabut lebih dari 200 hari dalam setahun.
Kalau di Indonesia didaerah mana ya yang sering terjadi kabut

Pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap air didinginkan di bawah titik
bekunya. Jika udara berada di atas daerah perindustrian, udara itu mungkin juga mengandung asap
yang bercampur kabut membentuk kabut berasap, campuran yang mencekik dan pedas yang
menyebabkan orang terbatuk. Di kota-kota besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya
mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen yang dirubah menjadi kabut berasap fotokimia
oleh sinar matahari. Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di
dalam udara. Kabut berasap ini mengiritasikan mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam,
kabut berasap dapat dicegah dengan mengehentikan pencemaran atmosfer.
Kabut juga dapat terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman,
sungai, danau, dan lautan. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara
dapat menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30 C
dapat mengandung uap air sebangyak 30 gr uap air per m3, maka udara itu mengandung jumlah
maksimum uap air yang dapat ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20 C udara hanya dapat
menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Nah, udara yang
mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat ditahan
udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu
udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui
secara internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 Km.
Saat ini ada 4 macam jenis kabut yang diketahui, yaitu :
1.

Kabut Advection
Kabut advection adalah kabut yang terbentuk dari aliran udara yang melalui suatu permukaan yang
memiliki suhu yang berbeda. Salah satu contoh kabut ini adalah kabut Laut yang terjadi ketika udara
yang basah dan hangat mengalir di atas suatu permukaan yang dingin. Kabut laut sering muncul di
sepanjang pesisir pantai dan di tepi-tepi danau.
Salah satu jenis yang lain dari Kabut Advection disebut Kabut Uap. Kabut ini terbentuk dari aliran
udara dingin yang melalui air hangat. Uap air dari hasil penguapan permukaan air secara terus
menerus, bertemu dengan udara dingin. Ketika udara mencapai titik jenuh, maka kelebihan uap air
secara cepat mengembun menjadi kabut yang berasal dari penguapan permukaan air. Kabut Uap
sering muncul pada saat udara dingin bertiup di atas danau yang luas dan bertiup diatas danau yang
hangat.

1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kabut adveksi:


udara yang bergerak panas dan lembab

2.
3.

2.

Terdapat perbedaan suhu yang mencolok antara udara yang bergerak dengan permukaan
sehingga terbentuk inverse di permukaan.
Kecepatan angina sedang (8-12 knot) agar perbedaan suhu dapat di pertahaankan dan
percampuran turbulensi tidak cukup kuat mengangkat kabut.

Kabut Frontal
Kabut frontal terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa udara yang berbeda
temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari masa udara yang hangat ke dalam masa
udara yang dingin tempat uap air menguap. Dengan demikian akan menyebabkan uap air pada udara
dingin melampau titik jenuh.

3.

4.

Kabut Radiasi
Kabut radiasi terbentuk pada malam yang tenang dan bersih, ketika tanah memancarkan kembali
panas ke dalam udara atau terjadi bila udara lembab bersinggungan dengan permukaan tanah yang
lebih dingin akibat radiasi bumi pada malam hari, sehingga timbul inversi suhu di lapisan dekat
permukaan tanah. Kedalaman inverse tergantung pada besarnya turbuensi. Pada keadaan angin
tenang (calm) percampuran turbulensi praktis sama dengan nol, dan pendinginan yang sangat kuat
dibawah lapisan inversi yang sangat dangkal atau hanya beberapa cm di atas permukaan tanah,
mungkin hanya menghasilkan embun (dew) atau bukan embun beku (frost). Satu lapis kabut
terbentuk di seluruh permukaan tanah, dan secara bertahap bertambah menjadi tebal. Kabut Radiasi
sering muncul di lembah-lembah yang dalam.
Kondisi udara pada malam hari yang sangat menguntungkan untuk terbentuknya kabut:
1. anginnya lemah
2. langit cerah atau sedikit berawan
3. Rh yang relatif tinggi (80-100 %)
4. kondisi tanah serta lingkungan basah

Kabut Gunung
Kabut gunung terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati lereng-lereng gunung.
Udara dingin bergerak ke atas lereng sampai tidak sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut
kemudian terbentuk di sepanjang lereng gunung.

Jenis Kabut berdasarkan Visibilitas yang di timbulkan :

JENIS
KABUT

Benda tidak terlihat pada jarak


(meter)

Kabut Padat

45

Kabut Tebal

180

Kabut Sedang

900

kabut Tipis

1.800

Kecelakaan akibat kabut


Kabut Tebal Jadi Penyebab Kecelakaan Helikopter di Meksiko
Kabut dan Cuaca Penyebab MV Marina Express 1 Kandas

Pengertian Kabut
Kita ketahui, bahwa di dalam udara selalu terdapat uap air. Karena sesuatu
hal, udara dapat mengalami penurunan suhu dan sebagian dari uap airnya akan mengembun. Debu
halus dalam udara menjadi inti untuk pengembunan tadi. Akibatnya bertebaranlah tetesan - tetesan air
yang sangat halus dalam udara, yang kita sebut dengan kabut.
Kabut (Fog) adalah awan lembap yang terjadi pada permukaan bumi yang mengandung jutaan
butiran butiran air yang sangat kecil dan melayang - layang di udara. Kabut mirip dengan awan,
perbedaannya, awan tidak menyentuh permukaan bumi, sedangkan kabut menyentuh permukaan bumi.
Sama dengan awan, kabut (Fog) terdiri dari tetesan-tetesan air yang sangat halus namun pada kondisi
tertentu dapat disertai kristal es. Tetesan-tetesan air akan menghamburkan semua sinar matahari yang
masuk ke dalam kabutini, sehingga sukar sekali melihatnya. Ketika udara sangat bersih, jarak pandang
bisa mencapai 160 km, bahkan lebih.
Secara umum , kabut (Fog) didefinisikan sebagai kondisi dimanavisibility kurang dari 200 m
dan kabut tebal (dense Fog) adalahkondisi visibility kurang dari 50 m. Di laut definisi tersebut
berbeda ,kabut (Fog) adalah kondisi dengan visibility kurang dari 1000 m dankabut tebal (dense
Fog) adalah kondisi dengan visibility kurang dari 200 m.
Di daerah - daerah pegunungan yang tinggi, hawanya sejuk, udaranya segar, pemandangannya indah,
dengan sinar matahari yang menghangatkan.. Akan tetapi, cuaca di daerah pegunungan ini tiba-tiba
dapat berubah. Udaranya menjadi gelap, hawanya menjadi dingin dan kadang-kadang menggigilkan,
lalu turunlah kabut tebal yang menghalangi penglihatan.

Macam-macam Kabut
Mungkin selama ini, anda berfikir kabut hanya ada satu macam, yaitu kabut yang terdapat pada pagi
hari atau malam hari, atau setelah turunnya hujan. Tetapi ternyata, mungkin tanpa anda sadari juga,
kabut yang selama ini terjadi, ada bermacam macam, yaitu :

Kabut adveksi
Kabut Adveksi (Advection Fog) terbentuk karena adanya adveksi udara
basah yang melalui suatu permukaan yang lebih dingin. Kadang pada
pembentukan kabut adveksi ini diperkuat dengan adanya pendinginan
permukaan bumi yang di sebabkan oleh radiasi bumi pada malam hari. Kabut
adveksi biasanya terjadi dalam musim dingin, yaitu pada waktu daratan lebih
dingin dari lautan. Angin yang bertiup dari laut ke daratan membawa serta
udara yang jenuh dengan uap air. Setelah sampai di daratan, suhu udara ini
turun, sehingga sebagian dari uap airnya mengembun. Terbentuklah kabut
yang disebut kabut adveksi.
Kabut Radiasi
Kabut Radiasi ( Radiation Fog ) terbentuk karena adanya pendinginan
permukaan bumi yang disebabkan oleh radiasi bumi pada malam hari. Karena udara merupakan
penghantar yang kurang baik , maka pendinginan udara hanya setebal beberapa centimeter dari
permukaan bumi. Kabut Radiasi tidak hanya terjadi pada musim dingin saja.
Sepanjang hari, terutama dalam terik matahari, air darisungai, rawa, dan
danau banyak menguap, sehingga udara di atasnya mengandung banyak uap air. Pada malam hari
dan cuaca tidak berawan, udara panas yang mengandung uap air tadi akan memancarkan sebagian
dari panasnya., sehingga suhunya turun. Uap air mulai mengembun dan membentuk tetesan tetesan air yang sangat halus, sehingga terbentuklah kabut. Kabut yang terbentuk dengan cara ini
disebut kabut radiasi.
Ada beberapa kondisi yang diperlukan untuk terbentuknyakabut radiasi
yaitu :
Temperatur titik embun yang cukup tinggi.
Adanya proses pendinginan yang cukup memadai pada malam hari.
Adanya turbulansi dan angin yang lemah.
Kabut Frontal
Kabut Frontal terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa udara

yang berbeda temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari masa
udara yang hangat ke dalam masa udara yang dingin tempat uap air menguap.
Dengan demikian akan menyebabkan uap air pada udara dingin melampaui
titik jenuh.

Kabut Gunung
Kabut gunung terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati
lereng-lereng gunung. Udara dingin bergerak ke atas lereng sampai tidak
sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut kemudian terbentuk di sepanjang
lereng gunung.

Proses Terjadinya Kabut


Awan yang melayang rendah di puncak bukit menyebabkan udara menjadi dingin, berkabut dan lembap.
Sebab awan mengandung banyak butiran air yang sangat kecil. Awan terbentuk dalam udara yang naik.
Udara mengandung uap air yang tidak terlihat.
Saat udara naik, suhunya bertambah dingin. Udara dingin tak mampu menahan begitu banyak uap,
sehingga sebagian uap berubah menjadi butiran kecil atau membeku menjadi kristal es, lalu membentuk
awan. Sedangkan apabila akan adanya kabut, langit tidak berawan sama sekali, udara banyak mengandung
uap atau lembap, dan angin bertiup sepoi sepoi.
Dari pengamatan yang telah kami lakukan, diketahui bahwa ada perbedaan tentang terjadinya kabut di
daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi. Di daerah dataran rendah, kabut terjadi setelah adanya
hujan. Sedangkan di daerah dataran tinggi, kabut terjadi sebelum adanya hujan. Pada dasarnya,
pembentukan kabut ditentukan oleh kelembapan dan suhu udara. Semakin lembap udara, semakin cepat
terjadi proses kondensasi. Oleh karena letak gunung jauh dari laut, udara cenderung semakin kering,
sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama menuju ke titik kondensasi, karenanya pembentukan awan
terjadi pada elevasi yang lebih tinggi, sebaliknya pada daerah dataran rendah yang dekat dan menghadap
ke pantai, kelembapan yang tinggi menyebabkan terjadinya pembentukan awan pada elevasi yang sangat
rendah.
Molekul-molekul udara akan menyatu ketika udara mendingin. Udara bergerak lebih lambat dan kembali
bergerak lebih cepat ketika udara mulai memanas. Sinar matahari memanasi lautan, sungai, dan danau.
Pemanasan membuat molekul-molekul air bergerak lebih cepat dan terpisah dari molekul yang lainnya.
Molekul-molekul itu kemudian bergerak ke udara yang disebut evaporasi. Evaporasi dapat terjadi di lautan,
sungai, danau, dan tumbuh-tumbuhan. Perhatikan gambar evaporasi di bawah ini.
Ketika permukaan tanah dan air terkena sinar matahari, udara dari daerah lembah naik ke lapisan yang
lebih tinggi. Akibatnya, udara menjadi lebih dingin dan lama-kelamaan akan menjadi tetes-tetes awan.
Perhatikan gambar proses terjadinya hujan di bawah ini.

Selanjutnya terjadi difusi dan tumbukan antara tetes-tetes awan hingga menghasilkan tetes-tetes
awan yang berukuran besar. Tetes-tetes awan inilah yang selanjutnya akan menjadi air hujan.
Perhatikan gambar tetes-tetes air hujan di bawah
ini.
Ketika terjadi pembentukan tetes-tetes awan, tidak semua menjadi hujan. Udara yang kondisinya basah
dan kecepatan angin yang tidak terlalu kuat, sangat membantu dalam pembentukan awan untuk
menghasilkan hujan. Ketika uap air naik ke atmosfer, uap tersebut kemudian akan mendingin dan
berubah kembali menjadi butiran-butiran air. Uap air yang naik ke atmosfer akan mendingin dan
berubah menjadi butiran-butiran air. Uap air di udara yang terkondensasi diubah menjadi butiranbutiran air.
Uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman, sungai, danau, dan lautan
membentuk kabut. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat
menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30 C dapat
mengandung uap air sebanyak 30 gr uap air per m

, maka udara itu mengandung jumlah maksimum

uap air yang dapat ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20 C udara hanya dapat menahan 17 gr
uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Nah, udara yang mengandung uap
air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Kabut biasanya terjadi ketika langit tidak berawan sama sekali, udara banyak mengandung uap atau
lembap, dan angin bertiup sepoi-sepoi. Di daratan, kabut umumnya terjadi pada waktu malam hari dan
kadan-kadang menghilang menjelang pagi. Sedangkan kabut di laut dapat terjadi sepanjang hari.
Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat ditahan
udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu
udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui
secara internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 Km.
Pagi yang sangat berkabut bisa kelihatan sangat mendung, tetapi kabut mungkin hanya menutupi
hingga ketinggian 200 meter. Di atasnya matahari bisa saja tetap bersinar.

Kabut (Fog)

Kabut (Fog) adalah awan lembap yang terjadi pada permukaan bumi yang mengandung jutaan butiranbutiran air yang sangat kecil dan melayang - layang di udara. Kabut mirip dengan awan, perbedaannya,
awan tidak menyentuh permukaan bumi, sedangkan kabut menyentuh permukaan bumi. Biasanya kabut
bisa dilihat di daerah yang dingin atau daerah yangtinggi.
Sama dengan awan, kabut (Fog) terdiri dari tetesan-tetesan air yang sangat halus namun pada kondisi
tertentu dapat disertai kristal es. Tetesan-tetesan air ini akan menghamburkan semua sinar matahari yang
masuk ke dalam kabut, sehingga sukar sekali melihatnya. Padahal, pada saat udara sangat bersih, jarak
pandang bisa mencapai 160 km, bahkan lebih.
Pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap airmengalami kondensasi atau
penurunan suhu sampai mencapai di bawah titik bekunya dan sebagian dari uap airnya akan
mengembun. Debu halus dalam udara menjadi inti untuk pengembunan tadi. Akibatnya bertebaranlah
butiran-butiran air yang sangat halus dalam udara, yang kita sebut dengankabut.
Secara umum , kabut (Fog) didefinisikan sebagai kondisi dimanavisibility kurang dari 200 m dan kabut
tebal (dense Fog) adalah kondisi visibility kurang dari 50 m. Di laut definisi tersebut berbeda , kabut
(Fog) adalah kondisi dengan visibility kurang dari 1000 m dan kabut tebal (dense Fog) adalah kondisi
dengan visibility kurang dari 200 m.
Kabut juga dibedakan berdasarkan letaknya, menjadi kabut tanah, yaitukabut yang tedapat di dekat
permukaan tanah, timbulnya malam menjelang pagi hari, kalau matahari mulai
bersinar, kabut akan berkurang. Yang kedua adalah kabut laut, yaitu kabut yang timbul di atas air (laut,
danau, atau rawa-rawa) ketika di atas air yang hangat mengalir udara dingin.
Jika udara tersebut berada di atas daerah perindustrian, udara itu mungkin juga mengandung asap yang
bercampur kabut membentuk kabut berasap, campuran yang mencekik dan pedas yang menyebabkan
orang terbatuk. Di kota-kota besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung
hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen yang dirubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar
matahari.
Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut
berasap ini mengiritasikan mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam, kabut berasap dapat
dicegah dengan mengehentikan pencemaran atmosfer.
Tempat yang paling berkabut di dunia adalah Grand Banks di lepas pantaipulau Newfoundland, Kanada.
Hal ini dikarenakan tempat ini merupakan pertemuan arus Labrador yang dingin dari utara dengan arus

Teluk yang hangat dari selatan. Daratan yang paling berkabut di dunia terletak di Point
Reyes, California dan Argentia, Newfoundland, yang diselimuti kabut lebih dari 200 hari dalam setahun.
Kabut juga dapat terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman, sungai,
danau, dan lautan. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat
menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30 C dapat
mengandung uap air sebangyak 30 gr uap air per meter kubik, maka udara itu mengandung jumlah
maksimum uap air yang dapat ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20 C udara hanya dapat
menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Nah, udara yang
mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat ditahan
udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu
udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui secara
internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 Km.
Jenis-jenis kabut

Selain kabut tanah dan kabut laut, dikenal juga beberapa jenis kabut yang lain, yaitu:
Kabut Adveksi

Kabut Frontal

Kabut Radiasi

Kabut Gunung

Kabut Angin

Kabut Basah

Kabut Es

Kabut Lembah

Kabut uap

Kabut Udara Tropis


Kabut Advection
Kabut Adveksi, adalah kabut yang terbentuk karena adanya adveksi udara basah atau aliran udara yang
melalui suatu permukaan, yang memiliki suhulebih dingin. Salah satu contoh kabut ini adalah kabut Laut
yang terjadi ketika udara basah dan hangat mengalir di atas suatu permukaan yang dingin. Kabut laut
sering muncul di sepanjang pesisir pantai dan di tepi-tepi danau.
Kadang pada pembentukan kabut adveksi ini diperkuat dengan adanya pendinginan permukaan bumi
yang di sebabkan oleh radiasi bumi pada malam hari. Kabut adveksi biasanya terjadi dalam musim
dingin, yaitu pada waktu daratan lebih dingin dari lautan. Angin yang bertiup dari laut ke daratan
membawa serta udara yang jenuh dengan uap air. Setelah sampai di daratan, suhu udara ini turun,
sehingga sebagian dari uap airnya, mengembun.
Salah satu jenis yang lain dari Kabut Advection disebut Kabut Uap. Kabut ini terbentuk dari aliran udara
dingin yang melalui air hangat. Uap air dari hasil penguapan permukaan air secara terus menerus,
bertemu dengan udara dingin. Ketika udara mencapai titik jenuh, maka kelebihan uap air secara cepat
mengembun menjadi kabut yang berasal dari penguapan permukaan air. Kabut Uap sering muncul pada
saat udara dingin bertiup di atas danau yang luas dan bertiup diatas danau yang hangat.
Kabut Frontal
Kabut Frontal, terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa udara yang berbeda temperaturnya.
Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari masa udara yang hangat ke dalam masa udara yang dingin

tempat uap air menguap. Dengan demikian akan menyebabkan uap air pada udara dingin melampau titik
jenuh.
Kabut Radisi
Kabut Radiasi, terbentuk karena adanya pendinginan permukaan bumi yang disebabkan oleh radiasi
panas bumi pada malam hari. Karena udara merupakan penghantar yang kurang baik , maka
pendinginan udara hanya setebal beberapa centimeter dari permukaan bumi dan nampak sebagaisatu
lapis kabut yang terbentuk di seluruh permukaan tanah, dan secara bertahap bertambah menjadi
tebal. Kabut Radiasi sering muncul di lembah-lembah yang dalam.
Kabut Radiasi tidak hanya terjadi pada musim dingin saja. Sepanjang hari, terutama dalam terik matahari,
air dari sungai, rawa, dan danau banyak menguap, sehingga udara di atasnya mengandung banyak uap
air. Pada malam hari dan cuaca tidak berawan, udara panas yang mengandung uap air tadi akan
memancarkan sebagian dari panasnya., sehingga suhunya turun. Uap air mulai mengembun dan
membentuk tetesan - tetesan air yang sangat halus, sehingga terbentuklah kabut. Kabut yang terbentuk
dengan cara ini disebut kabut radiasi.

Ada beberapa kondisi yang diperlukan untuk terbentuknya kabut radiasi, yaitu :
Temperatur titik embun yang cukup tinggi.

Adanya proses pendinginan yang cukup memadai pada malam hari.

Adanya turbulansi dan angin yang lemah.

Kabut Gunung
Kabut gunung, terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati lereng-lereng gunung. Udara
dingin bergerak ke atas lereng sampai tidak sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut kemudian
terbentuk di sepanjang lereng gunung.
Proses Terjadinya Kabut
Awan yang melayang rendah di puncak bukit menyebabkan udara menjadi dingin, berkabut dan lembap.
Sebab awan mengandung banyak butiran air yang sangat kecil. Awan terbentuk dalam udara yang naik.
Udara mengandung uap air yang tidak terlihat.
Saat udara naik, suhunya bertambah dingin. Udara dingin tak mampu menahan begitu banyak uap,
sehingga sebagian uap berubah menjadi butiran kecil atau membeku menjadi kristal es, lalu membentuk
awan. Sedangkan apabila akan adanya kabut, langit tidak berawan sama sekali, udara banyak
mengandung uap atau lembap, dan angin bertiup sepoi sepoi.

Dari pengamatan yang telah kami lakukan, diketahui bahwa ada perbedaan tentang terjadinya kabut di
daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi. Di daerah dataran rendah, kabut terjadi setelah
adanya hujan. Sedangkan di daerah dataran tinggi, kabut terjadi sebelum adanya hujan. Pada dasarnya,
pembentukan kabut ditentukan oleh kelembapan dan suhu udara. Semakin lembap udara, semakin cepat
terjadi proses kondensasi.
Oleh karena letak gunung jauh dari laut, udara cenderung semakin kering, sehingga dibutuhkan waktu
yang lebih lama menuju ke titik kondensasi, karenanya pembentukan awan terjadi pada elevasi yang
lebih tinggi, sebaliknya pada daerah dataran rendah yang dekat dan menghadap ke pantai, kelembapan
yang tinggi menyebabkan terjadinya pembentukan awan pada elevasi yang sangat rendah.
Molekul-molekul udara akan menyatu ketika udara mendingin. Udara bergerak lebih lambat dan kembali
bergerak lebih cepat ketika udara mulai memanas. Sinar matahari memanasi lautan, sungai, dan danau.
Pemanasan membuat molekul-molekul air bergerak lebih cepat dan terpisah dari molekul yang lainnya.
Molekul-molekul itu kemudian bergerak ke udara yang disebut evaporasi. Evaporasi dapat terjadi di
lautan, sungai, danau, dan tumbuh-tumbuhan
Ketika permukaan tanah dan air terkena sinar matahari, udara dari daerah lembah naik ke lapisan yang
lebih tinggi. Akibatnya, udara menjadi lebih dingin dan lama-kelamaan akan menjadi tetes-tetes awan.
Perhatikan gambar proses terjadinya hujan di bawah ini.
Selanjutnya terjadi difusi dan tumbukan antara tetes-tetes awan hingga menghasilkan tetes-tetes awan
yang berukuran besar. Tetes-tetes awan inilah yang selanjutnya akan menjadi air hujan. Perhatikan
gambar tetes-tetes air hujan di bawah ini.
Ketika terjadi pembentukan tetes-tetes awan, tidak semua menjadi hujan. Udara yang kondisinya basah
dan kecepatan angin yang tidak terlalu kuat, sangat membantu dalam pembentukan awan untuk
menghasilkan hujan. Ketika uap air naik ke atmosfer, uap tersebut kemudian akan mendingin dan
berubah kembali menjadi butiran-butiran air. Uap air yang naik ke atmosfer akan mendingin dan berubah
menjadi butiran-butiran air. Uap air di udara yang terkondensasi diubah menjadi butiran-butiran air.
Uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman, sungai, danau, dan lautan membentuk
kabut. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat menahan uap air
hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30 C dapat mengandung uap air
sebanyak 30 gr uap air per m, maka udara itu mengandung jumlah maksimum uap air yang dapat
ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20 C udara hanya dapat menahan 17 gr uap air. Sebanyak
itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Nah, udara yang mengandung uap air sebanyak yang
dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Kabut biasanya terjadi ketika langit tidak berawan sama sekali, udara banyak mengandung uap atau
lembap, dan angin bertiup sepoi-sepoi. Di daratan, kabut umumnya terjadi pada waktu malam hari dan
kadan-kadang menghilang menjelang pagi. Sedangkan kabut di laut dapat terjadi sepanjang hari.
Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat ditahan
udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu
udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui secara
internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 Km.
Pagi yang sangat berkabut bisa kelihatan sangat mendung, tetapi kabut mungkin hanya menutupi hingga
ketinggian 200 meter. Di atasnya matahari bisa saja tetap bersinar.

Anda mungkin juga menyukai