1. Lembab/Kelembaban
Kelembaban dalam atmosfer dalam bentuk gas, disebut uap air. Uap air tersebut
dihasilkan oleh/dari penguapan permukaan air terutama lautan. Jumlah uap air di atmosfer
berbeda-beda dari sedikit sampai ± 5% volume udara. Ukuran dari jumlah uap air di
atmosfer disebut kelembaban relatif. Suatu massa udara dengan temperature tinggi
mempunyai kemampuan lebih tinggi untuk mengandung uap air daripada massa udara
temperatur lebih rendah.
Kelembaban reratif 90% berarti udara mengandung 90% uap air. Apabila uap air
ditambahkan pada udara tersebut atau temperaturnya diturunkan, kelembaban akan naik
dan akan terjadi pengembunan. Titik embun adalah temperature dimana massa udara
dingin berubah meenjadi embun.
2. Temperatur
Hanya 15% panas matahari diserap oleh atmosfer. 85% pemanasan atmosfer
disebabkan oleh pemanasan permukaan bumi dibawahnya. Pada kenyataannya,
temperature udara turun 3,5 F / 2º C setiap kenaikan ketinggian 1.000 ft. Hal ini dikenal
dengan istilah rata-rata perubahan temperature standar.
3. Stabilitas
Stabilitas di atmosfer dimaksudkan sebagai daya tahan untuk/terhadap gerakan ke
atas, dan diukur dengan rata-rata perubahan. Udara stabil tahan akan gaya angkat vertikal
dan udara tidak stabil mudah untuk berkembang kea rah vertikal. Massa udara stabil yang
lembab apabila terdorong ke atas karena lereng gunung akan menghasilkan awan stratus.
Massa udara yang tidak stabil yang karena adanya gaya yang mengangkat ke atas akan
menghasilkan awan cumulus. Pemanasan suatu massa udara dari bawah atau pemanasan
konveksi akan menjadikan massa udara menjadi tidak stabil. Apabila massa udara
tersebut lembab, maka pemanasan konveksi akan berubah menjadi awan comulus.
4. Pembalikan Temperatur
Sesuai hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kenaikan ketinggian,
temperatur udara akan menurun. Pembalikan temperature akan terjadi apabila,
temperature udara menningkat seiring dengan meningkatnya ketinggian. Pembalikan
temperatur dapat terjadi pada permukaan atau di atas permukaan tanah, apabila udara
panas terletak diatas lapisan udara yang lebih dingin. Pembalikan temperature sering
terjadi pada saat dingin di malam hari yang terang diatas tanah yang tertutup salju.
Simple Barometer
EFEK DARI ELEMEN CUACA
Faktor utama yang menjadi perhatian para pilot sehungungan dengan pengaruh
elemen cuaca adalah : visibility dan ceiling. Ceiling atau batas tertinggi adalah ketinggian
diatas permukaan bumi dari lapisan paling bawah awan. Pembatasan penglihatan
terutama yang membahayakan pilot dalam sejarah penerbangan adalah kabut. Adapun
efek dari elemen cuaca antara lain : kabut, kabur dan asap, pembatasan
pandangan/penglihatan karena angin dan kondisi langit yang tidak jernih.
1. Kabut
Kabut adalah/pada dasarnya awan yang sangat dekat atau menyentuh permukaan
bumi. Terdiri dari titik-titik air yang kecil atau kristal es yang menggantung di atmosfer.
Keberadaan kabut didaerah terminal udara merupakan masalah serius karena dapat
membatasi penglihatan pilot pada saat take off atau landing pesawat.
Macam-macam tipe kabut menurut proses pembuntukkannya adalah :
- Radiation fog/ground fog
- Advection fog
- Upslope fog
- Steam fog
- Rain-induced fog
b. Advection fog
Kabut ini terjadi apabila udara lembab yang hangat mengalir diatas permukaan
dingin. Apabila temperature udara tersebut mencapai titik embun terjadilah
advection fog.
c. Upslope fog (kabut gunung)
Kabut ini terjadi apabila udara lembab mengalir naik ke gunung/bukit, maka
akibat pendinginan adiabotik. Terjadilah kabut gunung.