Anda di halaman 1dari 7

Nama : Abeer Firdaus Adiva Hadi

Nim : 20/458629/GE/09312
Jurusan : Kartografi dan Penginderaan Jauh

Tugas Mandiri Kuliah Metklim Tema Kelembapan dan Angin

1) Absolute Humidity ( Kelembapan Absolut / Mutlak )


Kelembapan absolut merupakan massa uap air dalam volume tertentu udara. Kelembapan
absolut mewakili massa jenis uap air (massa/volume) dan biasanya dinyatakan sebagai
gram uap air dalam meter kubik udara.
Contoh :
Jika di dalam uap air dalam 1 meter kubik udara memiliki berat 25 gram, maka kelembapan
udara absolut atau mutlak kelembapannya adalah 25 gram per meter kubik (25g/m3).
Rumus :
Kelembapan Absolut = Massa Uap Air
Volume udara

Specific Humidity ( Kelembapan Spesifik )


Kelembapan spesifik merupakan perbandingan dari massa uap air dengan massa semua
udara (termasuk uap).
Rumus :
Kelembapan Spesifik = Massa Uap Air s
Massa Total Udara

Mixing Ratio ( Rasio Pencampuran )


Rasio pencampuran merupakan cara lain untuk mengekspresikan kelembapan dengan
membandingkan massa dari uap air dengan massa dari udara kering yang tersisa.
Rumus :
Rasio Pencampuran = Massa Uap Air d
Massa Udara Kering

Kelembapan spesifik dan rasio pencampuran keduanya dinyatakan dengan satuan gram
uap air per kilogram udara (g/kg). Kelembapan spesifik dan rasio pencampuran tetap
konstan selama uap air tidak ditambahkan atau dihilangkan.

Relative Humidity ( Kelembapan Relatif )


Kelembapan relatif merupakan perbandingan dari jumlah uap air sebenarnya di udara
dengan jumlah maksimum uap air yang dibutuhkan untuk kejenuhan pada suhu tertentu.
Rumus :
Kelembapan Relatif = Kandungan Uap Air
Kapasitas Uap Air

Tekanan uap aktual dapat dianggap sebagai ukuran dari kandungan uap air sebenarnya di
udara dan tekanan uap saturasi sebagai ukuran kapasitas total udara untuk uap air.
Oleh karena itu, kelembapan relatif dapat dinyatakan sebagai,

RH ( Relative Humadity ) = Tekanan Uap Sebenarnya x 100 persen


Tekanan Uap Saturasi

Atau RH = Rasio Pencampuran Sebenarnya x 100 persen


Rasio Pencampuran Saturasi

Kelembapan udara relatif dilambangkan dengan persentase. Udara dengan 100%


kelembapan relatif dikatakan jenuh karena terisi penuh dengan uap air. Sedangkan udara
dengan kelembapan relatif lebih dari 100% dikatakan sebagai sangat jenuh.
Perubahan kelembapan relatif dapat terjadi malalui 2 cara, yaitu :
1. Mengubah kandungan uap air di udara.
2. Mengubah suhu udara.

Dew Point ( Titik Embun )


Titik embun mewakili suhu dimana udara harus didinginkan, tanpa adanya perubahan
tekanan udara atau uap air agar saturasi terjadi. Titik embun ditentukan dengan
menghubungkan dengan permukaan air yang datar. Ketika titik embun ditentukan dengan
peermukaan es yang datar, maka itu disebut dengan titik beku (frost point).

Titik embun adalah indikator yang baik untuk mengetahui kandungan uap air sebenarnya
yang ada di udara. Titik embun yang tinggi menunjukkan kandungan uap air yang tinggi.
Sebaliknya, jika titik embun rendah, maka kadar uap air juga rendah.

Vapour Pressure ( Tekanan Uap)


Tekanan uap adalah tekanan suatu uap pada kesetimbangan dengan fase bukan uapnya.
Tekanan uap dapat digunakan untuk menghitung kelembapan relatif.

2) Haze ( Kabut Asap )


Kabut asap merupakan lapisan debu atau partikel garam. Kabut ini timbul dari suspense
pertikel kecil dan kering di udara. Partikel ini mampu mengurangi visibilitas. Partikel
kabut kering dan kecil ini secara selektif menyebarkan beberapa sinar matahari sambal
membiarkannya menembus udara. Efek hamburan kabut kering menghasilkan warna
kebiruan jika dilihat dengan latar belakang gelap dan rona kekuningan bila dilihat dengan
latar belakang warna terang.

Fog ( Kabut )
Saat kelembapan relatif secara bertahap mendekati 100%. Partikel kabut asap berkembang
semakin besar dan kondensasi dimulai pada inti yang kurang aktif. Sekarang Sebagian
besar inti mempunyai air yang mengembun, menyebabkan tetesan semakin besar hingga
akhirnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Meningkatnya konsentrasi dan ukuran
tetesan semakin membatasi jarak pandang. Ketika jarak pandang turun hingga kurang dari
1 km dan udaranya basah, kabut basah menjadi awan yang terhampar di dekat daratan. Hal
ini kita sebut dengan kabut (fog). Kelembapan kabut berasal dari sumber terdekat seperti
sungai, danau, rawa, atau laut.
Kabut terbentuk melalui dua cara berikut :
1. Dengan pendinginan – Udara didinginkan dibawah titik jenuhnya (titik embun)
2. Dengan penguapan dan pencampuran – Uap air ditambahkan ke udara dengan
evaporasi, dan udara lembab bercampur dengan udara kering relative.
Jenis-jenis kabut :
1. Kabut Radiasi
Kabut radiasi atau kabut tanah (ground fog) merupakan kabur yang dihasilkan oleh
pendinginan radisional bumi. Terbentuk paling baik pada malam hari yang cerah ketika
lapisan dangkal udara lembab di dekat tanah tertutupi oleh udara yang lebih kering.
Semakin lama malam, semakin lama waktu pendinginan dan lebih besar kemungkinan
terjadi kabut sehingga kabut radiasi paling sering terjadi pada akhir musim gugur atau
musim dingin.
2. Kabut Adveksi
Pendinginan udara permukaan ke titik jenuhnya dapat terjadi jikaudara lembab hangat
bergerak di atas permukaan dingin. Permukaan yang lebih dingin daripada udara di
tasnya ini menyebabkan perpindahan panas dari udara ke permukaan sehingga akan
mendinginkan udara ke titik embunnya dan menghasilkan kabut. Kabut yang terbentu
ini disebut dengan kabut adveksi.
3. Kabut Lereng
Kabut lereng adalah kabut yang terbentuk sebagai aliran udara lembab di sepanjang
dataran tinggi, bukit, atau gunung.
4. Kabut Frontal
Kabut frontal atau kabut curah hujan adalah kabut yang terbentuk dari pertemuan dua
massa udara yang berbeda suhunya. Salju yang menutupi tanah merupakan kondisi
yang sangat menguntungkan untuk pembentukan kabut frontal.

Persamaan : Kabut asap dan kabut keduanya menyebabkan berkurangnya jarak pandang
bagi pengguna jalan atau manusia. Selain itu, kondisi cuaca ini juga
menghalangin penglihatan yang jelas untuk beberapa waktu sebelum akhirnya
menghilang. Keduanya juga muncul hampir di ketinggian yang sama di atas
permukaan tanah.
Perbedaan : - Kabut atau fog biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kabut
asap (haze).
- Kabut asap berhubungan langsung dengan polusi udara, sedangkan kabut
berkaitan dengan kadar air di udara.

3) Angin
Angin adalah pergerakan udara dari wilayah bertekanan tinggi menuju wilayah yang
bertekanan rendah. Angin dapat bertiup salam cakupan yang luas maupun sempit.
Berdasarkan cakupan wilayahnya, angin dibedakan menjadi angin global dan angin lokal.
Faktor-faktor yang menyebabkan angin yaitu :
1. Gradien Barometris
Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan angin. Semakin besar
perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan semakin kencang atau
kuat. Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson. Menurut Stevenson
kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan gradien barometernya. Semakin
besar gradien barometernya, semakin kuat angin yang bertiup. Gradien barometer
adalah perbedaan tekanan udara antara dua isobar pada tiap jarak lurus 15 meridian atau
111 km.
2. Relief Permukaan Bumi
Relief yang tidak rata menjadi penghambat bagi aliran atau tiupan angin. Di daerah
perbukitan aliran angin terhambat bukit-bukit, sehingga bertiup dengan kecepatan lebih
lambat dibanding di daerah dataran.
3. Ketinggian Tempat
Tiupan angin ditempat yang tinggi lebih kencan daripada tiupan angin di tempat yang
rendah. Contohnya ketika kalian naik gedung bertingkat akan merasakan tiupan angin
yang kencang ketika pada puncak yang lebih tinggi.
4. Letak Lintang
Letak lintang berkaitan dengan posisi Matahari. Di daerah lintang rendah banyak
mendapatkan sinar Matahari, sehingga lebih panas dibandingkan di daerah lintang
tinggi. Dan sebaliknya, di daerah lintang tinggi lebih sedikit mendapatkan sinar
Matahari sehingga suhu udaranya pun lebih dingin dibanding daerah lintang rendah.
Perbedaan panas ini menimbulkan sistem angin utama di Bumi. Selain itu, atmosfer
juga ikut berotasi dengan Bumi. Molekul-molekul udara bergerak ke arah timur sesuai
arah rotasi Bumi. Gerakan ini disebut gerakan linier. Bentuk Bumi yang bulat
menyebabkan kecepatan linier tertinggi di daerah ekuator (letak lintang rendah) dan
makin kecil ke arah kutub (letak lintang tinggi).
5. Panjang Siang dan Malam
Panjang siang dan malam pada beberapa daerah tidak sama sehingga menyebabkan
tekanan udara maksimum dan minimum berubah-ubah. Akibatnya, arah aliran udara
tidak tetap atau tidak menentu.

Angin Skala Lokal


Angin lokal adalah angin yang terjadi di daerah yang cakupannya sempit, dapat diamati
dengan jelas, dan terjadi di lingkungan setempat. Angin ini memiliki kaitan erat dengan
sirkulasi termal.

Sirkulasi termal adalah sirkulasi yang disebabkan oleh perubahan suhu udara, dimana
udara yang lebih hangat naik dan menurukan udara yang dingin. Wilayah dari
permukaan tinggi dan atmosfer rendah tercipta saat atmosfer mendingin atau
menghangat yang disebut dengan termal tertinggi (inti dingin) dan termal terendah (inti
hangat). Secara umum, keduanya merupakan system yang dangkal, biasanya tidak lebih
dari beberapa kilometer di atas permukaan tanah.
Jenis-jenis Angin Skala Lokal :
1. Angin Darat dan Angin Laut
Merupakan jenis angin yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama
oenduduk yang menetap di pesisir. Angin darat bertiup dari daratan menuju laut
pada malam hari. Pada malam hari, daratan lebih cepat dingin daripada laut
sehingga memiliki suhu lebih rendah. Hal ini menyebabkan tekanan udara di
daratan tinggi sedangkan di lautan rendah. Sesuai dengan hukum Buys Ballot
bahwa udara bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke yang rendah. Jadi
pada malam hari bertiuplah angin dari darat ke laut. Angin ini dimanfaatkan oleh
nelayan tradisional untuk pergi melaut pada malam hari. Angin laut bertiup dari
laut menuju darat pada siang hari. Pada siang hari terjadi peristiwa sebaliknya
yaitu daratan lebih cepat panas daripada lautan sehingga tekanan udara di daratan
rendah sedangkan di lautan tinggi. Maka dari itu udara bergerak dari laut ke darat.

2. Angin Gunung dan Angin Lembah


Angin pegunungan dan angin lembah berkembang atau terjadi di sepanjang
lereng gunung. Pada siang hari sinar matahari menghangatkan dinding lembah
sehingga menghangatkan udara yang bersentuhan dengan dinding lembah
tersebut. Udara panas yang tidak sepadat udara pada ketinggian sama di atas
lembah pun naik sebagai angin lembut di lereng yang dikenal sebagai angin
lembah. Sebaliknya, di malam hari aliran berbalik. Lereng gunung mendingin
dengat cepat membuat udara dingin. Udara yang lebih dingin dan padat tersebut
meluncur menuruni lereng ke daerah lembah yang disebut dengan angin gunung.
(karena gravitasi adalah gaya yang menyebabkan angin menuruni lereng, angin
ini juga disebut dengan angin dravitasi atau angin drainase nokturnal).

3. Angin Katabatik (Katabatic Winds)


Angin katabatic atau angin jatuh merupakan angin lereng bawah yang jauh lebih
kuat daripada angin pegunungan. Angin ini dapat menerjang lereng dengan
kecepatan badai, tetapi sebagian besar tidak terlalu kuat dan banyak. Tempat ideal
untung angin jatuh adalah dataran tinggi yang dikelilingi pegunungan, dengan
bukaan yang miring yang akan mempercepat gerakan pada lereng.

Angin katabatic atau angin jatuh diamati di berbagai wilayah di dunia. Misalnya
di sepanjang pantai Adriatik Utara di bekas Yugoslavia, invasi kutub udara dingin
dari Rusia menuruni lereng dari dataran tinggi mencapai dataran rendah, angin
dingin dan kencang dengan kecepatan terkadang melebihi 100 knot.
4. Angin Chinook (Foehn)
Angin chinook merupakan angin hangat dan kering yang menuruni lereng timur
dari Pegunungan Rocky. Wilayah dari angin ini agak sempit (hanya beberapa ratus
km lebarnya) dan memanjang dari timur laut New Mexico ke utara Kanada. Angin
ini terjadi saat angin barat yang kuat bertiup di atas pegunungan dari utara ke
selatan, seperti Rockies dan Cascades.

Angin Skala Global


Angin global adalah angin yang melintasi berbagai benua dan juga negara dengan
cakupan yang sangat luas.
Model Sel Tuggal mengasumsikan bahwa :
1. Permukaan bumi secara seragam tertutup oleh air
2. Matahari selalu tepat di atas ekuator
3. Bumi tidak berputar

Model Tiga Sel mengasumsikan bahwa jika kita membiarkan bumi berputar, maka
system konveksi sederhana memecah menjadi serangkai sel. Meskipun model ini jauh
lebih komplek daripada model sel tunggal, keduanya memiliki beberapa kesamaan.
Daerah tropis masih menerima panas berlebih dan kutubnya mengalami defisit.
Gambar (a) menunjukkan sirkulasi umum udara di bumi yang tidak berputar yang
ditutupi air secara seragam dengan matahari tepat di atas ekuator. Gambar (b)
menunjukkan nama nama yang berlaku untuk berbagai wilayah di dunia dan perkiraan
garis lintangnya.

Pergerakan Sirkulasi Angin Global

Aliran putaran yang besar disebabkan oleh adanya pergerakan angin yang umum,
namun arahnya dipengaruhi oleh adanya gerakan rotasi bumi.

Anda mungkin juga menyukai