Kelembaban Absolut Kelembaban Absolut/Mutlak adalah berat jumlah aktual uap air yang ada dalam satuan volume udara. Biasanya dinyatakan sebagai gram per meter kubik udara. Kelembaban mutlak atmosfer berubah dari satu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu. Kemampuan udara untuk menahan uap air sepenuhnya tergantung pada suhunya. Udara hangat bisa menampung lebih banyak kelembaban daripada udara dingin. Misalnya, pada suhu 10 ° C, satu meter kubik udara dapat menampung 11,4 gram uap air. Namun, kelembaban absolut bergantung volume paket udara, meski kandungan air sama, kelembaban absolut bisa berbeda Kelembaban absolut mempunyai rumus yaitu masa uap air/volume udara dengan satuan: g/m3 Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C terdapat 15 gram uap air maka kelembaban mutlak = 15 gram/m3 Kelembaban Spesifik (Specific humidity) Kelembaban Spesifik adalah berat uap air per satuan berat udara, atau proporsi massa uap air dengan massa total udara. Karena diukur dalam satuan berat (biasanya gram per kilogram), kelembaban spesifik tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan atau suhu. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air (m w) per kilogram udara, (ma). x = mw/ma Tekanan Uap Tekanan uap air adalah tekanan parsial uap air dalam udara, tekanan uap air ditentukan oleh kerapatan uap air dan suhu. Satuan yang digunakan untuk tekanan adalah pascal (Pa). Tekanan Uap Jenuh Tekanan uap air jenuh adalah tekanan uap air maksimum yang yang dapat dicapai pada suhu tertentu. Pada kondisi tekanan atau kerapatan uap air jenuh, udara tidak dapat lagi menampung tambahan uap air. Penambahan uap air akan diimbangi dengan proses kondensasi, sehingga jumlah uap air yang terkandung tidak akan melebihi kapasitas tampung udara tersebut. Kemampuan udara untuk menampung uap air akan bertambah dengan meningkatnya suhu. Dengan demikian, jika udara yang jenuh uap air ditingkatkan suhunya, maka udara tersebut menjadi tidak jenuh uap air. Sebaliknya, jika udara yang tak jenuh uap air diturunkan suhunya perlahan-lahan dan kerapatan uap airnya dijaga konstan, maka udara tersebut akan mendekati kondisi jenuh uap air. Kelembaban Relatif /Nisbi (RH) Perbandingan antara kandungan uap air diudara(e a) dengan kapasitas udara (es) pada suhu dan tekanan yang sama. RH = (ea / es) x 100% Kelembapan nisbi dapat pula diartikan sebagai perbandingan antara tekanan uap air (actual) dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama. Mixing Ratio Nisbah percampuran (r) (mixing ratio), massa uap air (mv) dibandingkan dengan massa udara kering (md) r = mv/md Saturation Mixing Ratio Saturation Mixing Ratio (Ws) adalah jumlah maksimum uap air yang dapat ditampung udara pada suhu dan tekanan tertentu. Saturation Mixing Ratio (at 1.000 mb)
Suhu Bola Basah (Wet Bulb Temperature)
Suhu Bola Basah (Wet Bulb Temperature) merupakan suhu yang diukur dengan menggunakan thermometer yang bulbnya dilapisi dengan kain yang telah basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada dalam thermometer. Nilai suhu yang terukur dari thermometer suhu bola basah ini adalah bagian dari nilai kelembaban. Nilai Selisih suhu bola kering dengan suhu bola basah serta suhu bola kering jika dikonversikan akan mendaatkan nilai kelembaban relatif (dalam satuan %). Nilai kelembaban relatif ini terbaca pada alat pengukur kelembaban yang kita kenal dengan nama Higrometer. Suhu Titik Embun (dew point temperature) Suhu pada saat nilai ea (kandungan uap air aktual) sama dengan nilai e s (kapasitas jenuh) akibat penurunan es yang dipengaruhi oleh penurunan suhu sehingga bila suhu turun maka es akan menurun dan nilai RHnya tinggi. Hal ini menunjukkan pada saat e a = es maka nilai kelembabanya adalah 100, penurunan suhu terus turun sehingga menyebabkan terjadinya kondensasi membentuk air. Kondensasi atau pengembunan terjadi pagi hari dan didasar awan (lapse rate).
2. Jelaskan pengaruh kelembaban udara terhadap tanaman
Kelembaban dibutuhkan oleh tanaman agar tanaman tersebut tidak cepat kering karena penguapan. Kelembaban yang dibutuhkan tanaman berbeda-beda tergantung pada jenisnya. jika ingin mendapatkan produktifitas yang optimal, tanaman ada yang membutuhkan kelembaban yang tinggi dan ada juga yang membutuhkan kelembaban yang rendah. Kelembaban udara berpengaruh terhadap penguapan pada permukaan tanah dan penguapan pada daun. Contohnya pohon, bila kelembaban tinggi maka pertumbuhan pohon akan terganggu karena tidak seimbangnya antara unsur air dan cahaya. Tetapi kelembaban udara yang tinggi sangat mempengaruhi pertumbuhan organ vegetatif pada pohon. Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika kelembaban rendah, maka laju transpirasi meningkat dan penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Dan sebaliknya, jika kelembaban tinggi, maka laju transpirasi rendah dan penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah . Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat. Selain itu, kelembaban yang tinggi akan menyebabkan tumbuhnya jamur yang dapat merusak atau membusukkan akar tanaman.