Anda di halaman 1dari 2

1.

Hujan Zenithal (Hujan Konveksi)


Hujan ini terjadi akibat adanya pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara,
sehingga membentuk gumpalan dan naik secara vertikal akibat terkena pemanasan ke atas
awan. Proses ini menyebabkan awan yang memiliki massa berat mengalami penurunan suhu,
sehingga terjadi proses kondensasi. Karena air yang menggumpal tadi sampai pada titik
jenuhnya, akhirnya turunlah hujan. Karena letak turun hujan ini berada di atas garis khayal
ekuator atau khatulistiwa, maka dinamakan dengan hujan zenithal. Hujan zenithal sering
turun di daerah yang beriklim tropis karena intensitas penyinaran matahari yang tinggi.
Skemanya bisa dilihat pada gambar berikut:

Photo by portalgeograf.com

2. Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa
oleh angin mendaki lereng pegunungan. Suhu di lereng pegunungan ini semakin ke atas
semakin dingin, sehingga terjadi kondensasi. Setelah proses kondensasi, awan terbentuk dan
jatuh sebagai hujan. Hujan yang jatuh pada lereng yang dilalui disebut hujan orografis,
sedangkan di lereng sebelahnya bertiup angin kering yang tidak membawa uap air. Lereng
sebelahnya disebut sebagai daerah bayangan hujan. Skema proses terjadinya hujan orografis
bisa kalian lihat pada gambar berikut.
Photo by portalgeograf.com

3. Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh pertemuan dua
massa udara yang memiliki temperatur yang berbeda. Skema proses hujan frontal bisa kalian
lihat pada gambar berikut.

Photo by Ilmugeografi.com

Anda mungkin juga menyukai