Anda di halaman 1dari 6

Proses Terjadinya Hujan dan Jenis-jenisnya, Seperti Apa Ya?

Tahapan Proses Terjadinya Hujan


1. Evaporasi
Evaporasi adalah proses mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas
(penguapan). Hal ini memungkinkan gas tersebut naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi
panas matahari, maka semakin banyak jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer
bumi.

2. Transpirasi
Tahap lainnya adalah penguapan air. Penguapan air tidak hanya terjadi di tanah, tetapi juga
berlangsung di jaringan makhluk hidup. Pada dasarnya, prinsip kerja transpirasi dengan
evaporasi hampir sama. Keduanya mengubah air menjadi uap air yang naik ke atas atmosfer.

"Transpirasi adalah proses penguapan pada tumbuhan ketika melakukan pernapasan. Akan
tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan
uap air yang dihasilkan melalui evaporasi," tulis Bokiraiya Latuamury.

3. Kondensasi
Selanjutnya, uap air mengalami kondensasi atau pengembunan berupa wujud partikel-partikel
es. Perubahan wujud terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat di
ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es tersebut kemudian terbentuk menjadi awan jenuh yang selanjutnya akan
menjadi permulaan proses terjadinya hujan.

4. Presipitasi (hujan)
Tahapan inilah menjadi tahap terjadinya hujan. Pasalnya, pada tahapan ini awan-awan jenuh
yang berisi titik-titik air di atmosfer bertambah dingin. Hal tersebut membuat awan semakin
berat, hingga akhirnya titik-titik air yang dikandungnya turun ke permukaan bumi.

Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi inilah yang dinamakan hujan.
Bila suhu yang ada di sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi hujan
salju atau es.

Air hujan yang sudah jatuh ke tanah, sebagian akan meresap ke dalam tanah sebagai air tanah.
Sebagian lagi mengalir ke danau atau sungai yang kemudian mengalir ke laut. Berdasarkan
proses terjadinya tersebut, kita juga dapat mengelompokkan hujan menjadi tiga jenis di
antaranya,

3 Jenis Hujan
1. Hujan orografis atau hujan pegunungan
Hujan ini terjadi apabila angin yang membawa uap hair harus naik ke atas pegunungan (oro).
Awannya bertambah berat dan turunlah hujan.

2. Hujan zenithal atau hujan konveksi


Hujan terjadi karena kuatnya pemanasan matahari di khatulistiwa. Sehingga menyebabkan
penguapan yang naik secara vertikal (konveksi).

Massa udara yang naik itu terus mengalami penurunan suhu sehingga terjadi pengembunan
dan awan konveksi. Awan tersebut jatuh dan menjadi hujan.
3. Hujan frontal
Terjadinya hujan apabila ada pertemuan massa udara panas yang mengandung air dengan
massa udara dingin di sepanjang daerah miring (front). Kemudian, di daerah tersebut terjadi
pengembunan yang luar biasa sehingga menghasilkan hujan.

Fenomena proses terjadinya hujan menjadi bagian penting dalam siklus hidrologi. Pasalnya,
dibutuhkan perputaran air yang berulang secara terus menerus mulai dari ari menjadi uap
kemudian menjadi air lagi.

Proses Terjadinya Hujan dan Jenis-jenisnya, Seperti Apa Ya?

Tahapan Proses Terjadinya Hujan


1. Evaporasi
Evaporasi adalah proses mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas
(penguapan). Hal ini memungkinkan gas tersebut naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi
panas matahari, maka semakin banyak jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer
bumi.

2. Transpirasi
Tahap lainnya adalah penguapan air. Penguapan air tidak hanya terjadi di tanah, tetapi juga
berlangsung di jaringan makhluk hidup. Pada dasarnya, prinsip kerja transpirasi dengan
evaporasi hampir sama. Keduanya mengubah air menjadi uap air yang naik ke atas atmosfer.

"Transpirasi adalah proses penguapan pada tumbuhan ketika melakukan pernapasan. Akan
tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan
uap air yang dihasilkan melalui evaporasi," tulis Bokiraiya Latuamury.

3. Kondensasi
Selanjutnya, uap air mengalami kondensasi atau pengembunan berupa wujud partikel-partikel
es. Perubahan wujud terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat di
ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es tersebut kemudian terbentuk menjadi awan jenuh yang selanjutnya akan
menjadi permulaan proses terjadinya hujan.

4. Presipitasi (hujan)
Tahapan inilah menjadi tahap terjadinya hujan. Pasalnya, pada tahapan ini awan-awan jenuh
yang berisi titik-titik air di atmosfer bertambah dingin. Hal tersebut membuat awan semakin
berat, hingga akhirnya titik-titik air yang dikandungnya turun ke permukaan bumi.

Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi inilah yang dinamakan hujan.
Bila suhu yang ada di sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi hujan
salju atau es.

Air hujan yang sudah jatuh ke tanah, sebagian akan meresap ke dalam tanah sebagai air tanah.
Sebagian lagi mengalir ke danau atau sungai yang kemudian mengalir ke laut. Berdasarkan
proses terjadinya tersebut, kita juga dapat mengelompokkan hujan menjadi tiga jenis di
antaranya,

3 Jenis Hujan
1. Hujan orografis atau hujan pegunungan
Hujan ini terjadi apabila angin yang membawa uap hair harus naik ke atas pegunungan (oro).
Awannya bertambah berat dan turunlah hujan.

2. Hujan zenithal atau hujan konveksi


Hujan terjadi karena kuatnya pemanasan matahari di khatulistiwa. Sehingga menyebabkan
penguapan yang naik secara vertikal (konveksi).

Massa udara yang naik itu terus mengalami penurunan suhu sehingga terjadi pengembunan
dan awan konveksi. Awan tersebut jatuh dan menjadi hujan.
3. Hujan frontal
Terjadinya hujan apabila ada pertemuan massa udara panas yang mengandung air dengan
massa udara dingin di sepanjang daerah miring (front). Kemudian, di daerah tersebut terjadi
pengembunan yang luar biasa sehingga menghasilkan hujan.

Fenomena proses terjadinya hujan menjadi bagian penting dalam siklus hidrologi. Pasalnya,
dibutuhkan perputaran air yang berulang secara terus menerus mulai dari ari menjadi uap
kemudian menjadi air lagi.

Proses Terjadinya Hujan dan Jenis-jenisnya, Seperti Apa Ya?

Tahapan Proses Terjadinya Hujan


1. Evaporasi
Evaporasi adalah proses mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas
(penguapan). Hal ini memungkinkan gas tersebut naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi
panas matahari, maka semakin banyak jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer
bumi.

2. Transpirasi
Tahap lainnya adalah penguapan air. Penguapan air tidak hanya terjadi di tanah, tetapi juga
berlangsung di jaringan makhluk hidup. Pada dasarnya, prinsip kerja transpirasi dengan
evaporasi hampir sama. Keduanya mengubah air menjadi uap air yang naik ke atas atmosfer.
"Transpirasi adalah proses penguapan pada tumbuhan ketika melakukan pernapasan. Akan
tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan
uap air yang dihasilkan melalui evaporasi," tulis Bokiraiya Latuamury.

3. Kondensasi
Selanjutnya, uap air mengalami kondensasi atau pengembunan berupa wujud partikel-partikel
es. Perubahan wujud terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat di
ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es tersebut kemudian terbentuk menjadi awan jenuh yang selanjutnya akan
menjadi permulaan proses terjadinya hujan.

4. Presipitasi (hujan)
Tahapan inilah menjadi tahap terjadinya hujan. Pasalnya, pada tahapan ini awan-awan jenuh
yang berisi titik-titik air di atmosfer bertambah dingin. Hal tersebut membuat awan semakin
berat, hingga akhirnya titik-titik air yang dikandungnya turun ke permukaan bumi.

Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi inilah yang dinamakan hujan.
Bila suhu yang ada di sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi hujan
salju atau es.

Air hujan yang sudah jatuh ke tanah, sebagian akan meresap ke dalam tanah sebagai air tanah.
Sebagian lagi mengalir ke danau atau sungai yang kemudian mengalir ke laut. Berdasarkan
proses terjadinya tersebut, kita juga dapat mengelompokkan hujan menjadi tiga jenis di
antaranya,

3 Jenis Hujan
1. Hujan orografis atau hujan pegunungan
Hujan ini terjadi apabila angin yang membawa uap hair harus naik ke atas pegunungan (oro).
Awannya bertambah berat dan turunlah hujan.

2. Hujan zenithal atau hujan konveksi


Hujan terjadi karena kuatnya pemanasan matahari di khatulistiwa. Sehingga menyebabkan
penguapan yang naik secara vertikal (konveksi).

Massa udara yang naik itu terus mengalami penurunan suhu sehingga terjadi pengembunan
dan awan konveksi. Awan tersebut jatuh dan menjadi hujan.
3. Hujan frontal
Terjadinya hujan apabila ada pertemuan massa udara panas yang mengandung air dengan
massa udara dingin di sepanjang daerah miring (front). Kemudian, di daerah tersebut terjadi
pengembunan yang luar biasa sehingga menghasilkan hujan.

Fenomena proses terjadinya hujan menjadi bagian penting dalam siklus hidrologi. Pasalnya,
dibutuhkan perputaran air yang berulang secara terus menerus mulai dari ari menjadi uap
kemudian menjadi air lagi.
Proses Terjadinya Hujan dan Jenis-jenisnya, Seperti Apa Ya?

Tahapan Proses Terjadinya Hujan


1. Evaporasi
Evaporasi adalah proses mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas
(penguapan). Hal ini memungkinkan gas tersebut naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi
panas matahari, maka semakin banyak jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer
bumi.

2. Transpirasi
Tahap lainnya adalah penguapan air. Penguapan air tidak hanya terjadi di tanah, tetapi juga
berlangsung di jaringan makhluk hidup. Pada dasarnya, prinsip kerja transpirasi dengan
evaporasi hampir sama. Keduanya mengubah air menjadi uap air yang naik ke atas atmosfer.

"Transpirasi adalah proses penguapan pada tumbuhan ketika melakukan pernapasan. Akan
tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan
uap air yang dihasilkan melalui evaporasi," tulis Bokiraiya Latuamury.

3. Kondensasi
Selanjutnya, uap air mengalami kondensasi atau pengembunan berupa wujud partikel-partikel
es. Perubahan wujud terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat di
ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es tersebut kemudian terbentuk menjadi awan jenuh yang selanjutnya akan
menjadi permulaan proses terjadinya hujan.

4. Presipitasi (hujan)
Tahapan inilah menjadi tahap terjadinya hujan. Pasalnya, pada tahapan ini awan-awan jenuh
yang berisi titik-titik air di atmosfer bertambah dingin. Hal tersebut membuat awan semakin
berat, hingga akhirnya titik-titik air yang dikandungnya turun ke permukaan bumi.

Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi inilah yang dinamakan hujan.
Bila suhu yang ada di sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi hujan
salju atau es.

Air hujan yang sudah jatuh ke tanah, sebagian akan meresap ke dalam tanah sebagai air tanah.
Sebagian lagi mengalir ke danau atau sungai yang kemudian mengalir ke laut. Berdasarkan
proses terjadinya tersebut, kita juga dapat mengelompokkan hujan menjadi tiga jenis di
antaranya,

3 Jenis Hujan
1. Hujan orografis atau hujan pegunungan
Hujan ini terjadi apabila angin yang membawa uap hair harus naik ke atas pegunungan (oro).
Awannya bertambah berat dan turunlah hujan.

2. Hujan zenithal atau hujan konveksi


Hujan terjadi karena kuatnya pemanasan matahari di khatulistiwa. Sehingga menyebabkan
penguapan yang naik secara vertikal (konveksi).

Massa udara yang naik itu terus mengalami penurunan suhu sehingga terjadi pengembunan
dan awan konveksi. Awan tersebut jatuh dan menjadi hujan.
3. Hujan frontal
Terjadinya hujan apabila ada pertemuan massa udara panas yang mengandung air dengan
massa udara dingin di sepanjang daerah miring (front). Kemudian, di daerah tersebut terjadi
pengembunan yang luar biasa sehingga menghasilkan hujan.

Fenomena proses terjadinya hujan menjadi bagian penting dalam siklus hidrologi. Pasalnya,
dibutuhkan perputaran air yang berulang secara terus menerus mulai dari ari menjadi uap
kemudian menjadi air lagi.

Anda mungkin juga menyukai