Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GEOGRAFI

Proses Terbentuknya Hujan


DOSEN/GURU PEMBIMBING :

LOGO

DISUSUN OLEH
NAMA : ISTAVITA UTAMA
NIM : 11210012
FAKULTAS/KELAS : XI

SMA AVICENNA JOMBANG


JOMBANG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Geografi yang berjudul “Proses
Terbentuknya Hujan” ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun makalah ini dibuat oleh
penulis guna memenuhi tugas mata pelajaran Geografi

Dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang


sebesarnya pada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis guna memperbaiki
makalah selanjutnya.

Jombang, 11 Juni 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hujan adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan dari atmosfer yang berwujud
cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan. Hujan memerlukan
keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhi di atas titik leleh es di
dekat dan dia atas permukaan Bumi.

Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang lebih
padat) uap air di atmosfer menjadi butiran air yang cukup berat untuk jatuh dan
biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat
mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau
penambahan uap air ke udara. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari
yang mirip penekuk (butiran besar), hingga butiran kecilnya.

Hujan merupakan anugrah Tuhan yang menjadi Pokok kehidupan manusia. Kekacauan
Musim dibeberapa taahun terakhir ini membuat manusia berusaha untuk menciptakan
hujan buatan demi tercukupinya air di daerah-daerah tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Proses terbentuknya hujan
2. Apa sajakah Jenis-jenis hujan
3. Bagaimana cara memperkirakan hujan turun
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hujan
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair
seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal
agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di
Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup
berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi
bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan
udara atau penambahan uap air ke udara.

Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai
daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan
antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam
mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).

Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga
dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika
pada saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari
awan konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir)
yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan sempit.

Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas lembah meningkat di
sisi atas angin permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun
dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin
pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran
bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara.

Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke
iklim sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia,
menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit
listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur
hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh
satelit cuaca.

Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan
intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan
perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara
dan suasana kering di wilayah tropis.

Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet
ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 milimeter (39 in). Sistem
pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan curah
hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim.
Antartika adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun
dengan kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur.

A. Proses Pembentukan hujan


1. Panas matahari (Air Menguap)
Matahari adalah sebagian dari isi alam. Matahari yang selalu menyinari bumi dengan
teriknya yang menimbulkan efek panas, sehingga panasnya matahari bisa air danau,
sungai dan laut menguap ke udara. Selain dari air danau sungai dan laut air yang
menguap ke udara juga bisa disebabkan juga dari tubuh manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan benda-benda lain yang mengandung air.

2. Suhu udara yang tinggi (Uap air menjadi padat – terbentuk awan)
Suhu udara di indonesia termasuk ke golongan suhu udara yang tinggi akibatnya panas
matahari akan membuat uap air tersebut mengalami kondensasi (pemadatan) dan
menjadi sebuah embun. Embun terbentuk dari titik-titik ir kecil sehingga suhu udara
semakin tinggi membuat titik-titik dari embun semakin banyak berkumpul memadat dan
akan membentuk menjadi awan. Menurut kajian Neilburger tahun 1995, pada tahapan
ini, tetes-tetes air memiliki ukuran jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran ini tetesan air
akan jatuh dengan kecepatan 0,01-5 cm/detik sedangkan kecepatan aliran udara ke
atas jauh lebih tinggi sehingga tetes air tersebut tidak akan jatuh ke bumi.

3. Dengan bantuan angin (Awan kecil menjadi awan besar)


Adanya angin dari udara yang menyebabkan tiupan yang akan membantu awan-awan
bergerak ke tempat yang lain. Pergerakan angin memberikan pengaruh besar terhadap
awan sehingga membuat awan kecil menyatu dan kemudian membentuk awan yang
lebih besar lagi lalu bergerak ke langit atau ke tempat yang memiliki suhu lebih rendah.
Dan semakin banyak butiran awan yang terkumpul awan akan berubah warna menjadi
semakin kelabu.

4. Terbentuk lah hujan


Dan setelah awan semakin kelabu akibatnya titik-titik air semakin berat dan tidak
terbendung lagi akan membuat butiran-butiran air tadi jatuh ke bumi sehingga terjadilah
hujan.

B. Proses Hujan Buatan


Hujan buatan pada dasarnya adalah bukan membuat hujan dalam arti sebenarnya,
melainkan membuat percepatan pada proses fisika yang terjadi di awan untuk membuat
hujan. Jadi syarat utama dalam membuat hujan buatan adalah adanya awan yang
sudah terbentuk secara alami yang memiliki kandungan jenis – jenis air yang cukup
yang nantinya akan dipakai sebagai calon awan pembuat hujan buatan. Selain awan,
diperlukan juga kecepatan angin yang rendah (baca juga: proses terjadinya angin),
serta kondisi cuaca yang mendukung.

Proses Terjadinya Hujan Buatan ini terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan – tahapan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Hujan buatan dapat terjadi dengan menaburkan bahan – bahan kimia untuk
mempengaruhi terjadinya awan yang disebut dengan zat glasiogenik, yaitu Argentium
Iodida atau Perak Iodida.
2. Penaburan bahan – bahan kimia tersebut dilakukan pada ketinggian diantara 4000
hingga 7000 kaki dengan memperhitungkan faktor – faktor seperti arah angin dan
kecepatan angin yang akan membawa awan ke wilayah tempat terjadinya hujan buatan.

3. Penaburan bahan – bahan kimia ini juga harus dilakukan mulai pada saat pagi hari
sekitar pukul 07.00 pagi, menimbang proses terjadinya awan yang terbentuk secara
alami adalah pada saat pagi hari.

4. Selain bahan kimia berupa zat glasiogenik, ditaburkan pula zat kimia berupa zat
higroskopis yang merupakan bahan kimia untuk menggabungkan butir – butir air di
awan. Zat higroskopis tersebut berupa garam (NaCl), CaCl2 dan Urea. Zat tersebut
yang digunakan dalam melakukan proses hujan buatan ini adalah yang berbentuk
bubuk dengn diameter butiran antara 10 – 50 mikron.

5. Bahan – bahan kimia tersebut ditaburkan ke awan yang ada di langit dengan
menggunakan pesawat terbang, kecuali Urea.

6. Setelah ditaburkan, bahan – bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan


tersebut untuk berkondensasi sehingga membentuk awan yang lebih besar dan
mempercepat proses terjadinya hujan.

7. Beberapa jam setelah menaburkan bahan – bahan kimia yang mempengaruhi awan
untuk berkondensasi tersebut, barulah bubuk urea ditaburkan. Bubuk Urea ini fungsinya
sama, yaitu untuk membantu awan membentuk dan menggabungkan kelompok –
kelompok awan kecil untuk membentuk jenis – jenis awan yang lebih besar dan
berwarna abu – abu. Awan besar berwarna abu – abu inilah yang dinamakan dengan
awan hujan.

8. Urea ini ditaburkan pada sekitar pukul 12.00 siang, menimbang bahwa pada saat
tersebut sudah banyak kelompok – kelompok kecil awan yang terbentuk.
9. Setelah awan hujan terbentuk, larutan bahan kimia ditaburkan kembali ke awan
tersebut. tetapi kali ini berbentuk larutan. Larutan bahan – bahan kimia tersebut
memiliki komposisi air, urea dan amonium nitrat dengan perbandingan 4:3:1. Larutan ini
berfungsi untuk mendorong awan hujan untuk membentuk butir – butir air yang lebih
besar karena butir – butir air yang besarlah yang dapat menimbulkan hujan pada awan
hujan.

Alternatif lain dalam menaburkan bahan kimia pembuat hujan tersebut selain
menggunakan pesawat adalah dengan Ground Base Generator yang menaburkan
bahan kimia dengan cara mengemas bahan – bahan kimia yang akan ditaburkan dalam
bentuk flare yang dibakar diatas menara pada suatu ketinggian tertentu.

2.2 Jenis Jenis Hujan


A. Hujan Es
Hujan es adalah hujan berupa bentuk butir-butir es atau yang biasa disebut dengan
hujan batu. Terjadinya hujan es karena arus udara yang banyak mengandung uap air
yang akan bergerak secara vertikal lalu akan mencapai udara yang paling tinggi,
Sehingga suhu udaranya akan turun 0°C. Akibatnya dari proses tersebut maka uap air
yang berada di udara akan berubah sangat cepat menjadi kristal-kristal es dan akan
jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es dan kemudian sebagian kristal-kristal
tersebut akan cepat mencair sebelum sampai di permukaan bumi. Biasanya hujan es
sering diiringi dengan hujan yang sangat lebat dan terjadi pada siang hari namun hujan
es ini terjadi begitu cepat dan tidak terlalu lama.

B. Hujan rintik-rintik
Hujan rintik-rintik adalah hujan yang hanya menjatuhkan rintik-rintik air dari langit yang
tidak terlalu lebat, hujan rintik-rintik ini terjadi karena butir-butir awan sangat sedikit
dengan ukuran diameter 0.2-0,5 mm dan biasanya hujan rintik-rintik ini hanya terjadi
pada awan yang berlapisan rendah yang dekat dengan permukaan bumi.
C. Hujan asam
Hujan asam adalah hujan yang disebabkan oleh pencemaran udara karena asap udara
atau efek rumah kaca yang akan menimbulkan endapan hujan asam yang sangat tinggi
sehingga akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Dengan adanya
kandungan dalam udara seperti oksida sulfur dan oksida nitrogen yang asalnya dari
asap pabrik atau asap industri makan akan mengalami perubahan kimia di udara dan
akan jatuh ke bumi sebagai hujan asam dalam bentuk air hujan, kabut atau salju yang
akan turun bahkan bisa saja sebagai partikel-partikel kering yang membentuk asam.
Hujan asam ini dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan seperti :

 Kerusakan hutan
 Ikan-ikan di laut, sungai dan danau akan mati (baca : Fungsi danau & manfaat
sungai)
 Merusak alat pernapasan
 Menimbulkan bau yang tidak sedap
 Menimbulkan efek rumah kaca
 Menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan hidup

Dari berbagai kerusakan tersebut dapat dipastikan sangat mengalami kerugian pada
makhluk hidup, oleh karena itu harus dilakukannya untuk mengatasi masalah
kerusakan atau pecemaran yang disebabkan oleh turunnya hujan asam.

2.3 Memprediksikan Hujan


1. Angin.
- Angin yg lemah datang dari utara & timur, meramalkan cuaca baik, sedang yg datang
dari barat & barat daya adalah tanda akan hujan.
- Arah putaran angin biyasanya seperti arah jarum jam, dari kiri ke kanan. bila arah
putaran itu sebaliknya, arah itu meramalkan cuaca buruk.

2. Kabut
- Bila kabut menunjukkan bentuk gumpalan awan, itu tanda cuaca terang.
- Cuaca terang pada pagi hari yg beberapa hari sebelumnya terus menerus ada hujan,
menandakan hujan akan datang.
- Cuaca berawan pada pagi hari yg sedikit demi sedikit menjadi jernih meramalkan
cuaca terang.
- Kabut di lembah pada pagi hari meramalkan cuaca baik. Tetapi kabut di gunung,
menandakan akan datangnya hujan.
- Cuaca cerah, segar dengan banyak embun pada pagi hari adalah suatu tanda cuaca
baik, tetapi bila udara panas & kering, maka itu meramalkan hujan pada siang hari
berikutnya.

3. Awan
- Diantara awan kadang-kadang nampak putih & membentuk suatu kepulan awan, yg
dinamakan SIRRUS atau AWAN BULU & letaknya tinggi di angkasa. Awan tersebut di
atas daerah tropis menunjukan angin yg datang dari barat daya & menimbulkan hujan.

- Bentuk awan besar membulat & menyerupai gunung yg seolah-olah ditutup oleh salju,
namanya KUMULUS. tempatnya dibawah SIRRUS. bila udara terasa panas sekali itu
menandakan hujan dengan guntur & petir akan datang.

- Awan yg bentuk kepulannya besar & gelap warnanya diberi nama NIMBUS.
Tempatnya di bawah KUMULUS, jadi tempat yg rendah. Awan tersebut membawa
hujan.

4. Matahari
- Matahari terbit berwarna merah tua dengan didampingi awan gelap meramalkan hujan.
- Bila warnanya terang & bercahaya, berarti cuaca baik.
- Cakrawala matahari terbenam berwarna kuning jernih & oranye dibawahnya berarti
hujan.
- Bila warnanya kuning pucat berarti hujan.
- Cakrawala berwarna merah pada matahari terbenam, berarti angin.
5. Bulan
- Bulan yg bercahaya terang menandakan cuaca baik.
- Bulan yg bertirai awan, menandakan hujan akan datang, sedangkan lingkaran yg
mengelilingi bulan merupakan tanda kemungkinan perubahan cuaca.

6. Asap.
Asap api yg menjulang lurus keatas, menunjukkan cuaca baik, sedangkan asap yg
cepat menghilang atau menuju ke bawah, berarti hujan akan datang.
Cuaca adalah milik Tuhan Yang aha Kuasa. cuaca bisa berubah kapan saja meskipun
sudah diprediksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hujan merupakan proses alam yang terjadi dari penguapan air laut. ada beberapa jenis
hujan diantaranya Hujan Es, Hujan rintik, Hujan Asam. Ada berbagai cara untuk
memprediksikan turunnya hujan, salah satunya adalah dengan cara melihat Asap dari
api unggun. Asap api yg menjulang lurus keatas, menunjukkan cuaca baik, sedangkan
asap yg cepat menghilang atau menuju ke bawah, berarti hujan akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ceressajjah. 2016 Hujan Buatan : Pengertian, Proses dan Dampaknya.


http://ilmugeografi.com/ Diakses pada 15 April 2017

Maya Sari. 2015. 4 proses terjadinya hujan. http://ilmugeografi.com/ Diakses pada 15


April 2017

Cancer. 2011. Cara Meramalkan Cuaca. http://nasta69.blogspot.sg/2011 Diakses pada


15 April 2017

Istavita Utama. 2017. Fenomena Hujan. http://underpapers.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai