PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet
ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 milimeter (39 in). Sistem
pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan curah
hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim. Antartika
adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun dengan kandungan
metana, besi, neon, dan asam sulfur.
3
4. Terbentuk lah hujan
Dan setelah awan semakin kelabu akibatnya titik-titik air semakin berat dan
tidak terbendung lagi akan membuat butiran-butiran air tadi jatuh ke bumi
sehingga terjadilah hujan.
4
6. Setelah ditaburkan, bahan – bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan
tersebut untuk berkondensasi sehingga membentuk awan yang lebih besar dan
mempercepat proses terjadinya hujan.
7. Beberapa jam setelah menaburkan bahan – bahan kimia yang mempengaruhi awan
untuk berkondensasi tersebut, barulah bubuk urea ditaburkan. Bubuk Urea ini
fungsinya sama, yaitu untuk membantu awan membentuk dan menggabungkan
kelompok – kelompok awan kecil untuk membentuk jenis – jenis awan yang lebih
besar dan berwarna abu – abu. Awan besar berwarna abu – abu inilah yang
dinamakan dengan awan hujan.
8. Urea ini ditaburkan pada sekitar pukul 12.00 siang, menimbang bahwa pada saat
tersebut sudah banyak kelompok – kelompok kecil awan yang terbentuk.
9. Setelah awan hujan terbentuk, larutan bahan kimia ditaburkan kembali ke awan
tersebut. tetapi kali ini berbentuk larutan. Larutan bahan – bahan kimia tersebut
memiliki komposisi air, urea dan amonium nitrat dengan perbandingan 4:3:1.
Larutan ini berfungsi untuk mendorong awan hujan untuk membentuk butir –
butir air yang lebih besar karena butir – butir air yang besarlah yang dapat
menimbulkan hujan pada awan hujan.
Alternatif lain dalam menaburkan bahan kimia pembuat hujan tersebut selain
menggunakan pesawat adalah dengan Ground Base Generator yang menaburkan
bahan kimia dengan cara mengemas bahan – bahan kimia yang akan ditaburkan dalam
bentuk flare yang dibakar diatas menara pada suatu ketinggian tertentu.
5
B. Hujan rintik-rintik
Hujan rintik-rintik adalah hujan yang hanya menjatuhkan rintik-rintik air dari
langit yang tidak terlalu lebat, hujan rintik-rintik ini terjadi karena butir-butir awan
sangat sedikit dengan ukuran diameter 0.2-0,5 mm dan biasanya hujan rintik-rintik ini
hanya terjadi pada awan yang berlapisan rendah yang dekat dengan permukaan bumi.
C. Hujan asam
Hujan asam adalah hujan yang disebabkan oleh pencemaran udara karena asap
udara atau efek rumah kaca yang akan menimbulkan endapan hujan asam yang sangat
tinggi sehingga akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Dengan
adanya kandungan dalam udara seperti oksida sulfur dan oksida nitrogen yang asalnya
dari asap pabrik atau asap industri makan akan mengalami perubahan kimia di udara
dan akan jatuh ke bumi sebagai hujan asam dalam bentuk air hujan, kabut atau salju
yang akan turun bahkan bisa saja sebagai partikel-partikel kering yang membentuk
asam. Hujan asam ini dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan seperti :
Kerusakan hutan
Ikan-ikan di laut, sungai dan danau akan mati (baca : Fungsi danau & manfaat
sungai)
Merusak alat pernapasan
Menimbulkan bau yang tidak sedap
Menimbulkan efek rumah kaca
Menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan hidup
Dari berbagai kerusakan tersebut dapat dipastikan sangat mengalami kerugian
pada makhluk hidup, oleh karena itu harus dilakukannya untuk mengatasi masalah
kerusakan atau pecemaran yang disebabkan oleh turunnya hujan asam.
6
2) Kabut
Bila kabut menunjukkan bentuk gumpalan awan, itu tanda cuaca terang.
Cuaca terang pada pagi hari yg beberapa hari sebelumnya terus menerus ada
hujan, menandakan hujan akan datang.
Cuaca berawan pada pagi hari yg sedikit demi sedikit menjadi jernih meramalkan
cuaca terang.
Kabut di lembah pada pagi hari meramalkan cuaca baik. Tetapi kabut di gunung,
menandakan akan datangnya hujan.
Cuaca cerah, segar dengan banyak embun pada pagi hari adalah suatu tanda cuaca
baik, tetapi bila udara panas & kering, maka itu meramalkan hujan pada siang hari
berikutnya.
3) Awan
Diantara awan kadang-kadang nampak putih & membentuk suatu kepulan awan,
yg dinamakan SIRRUS atau AWAN BULU & letaknya tinggi di angkasa. Awan
tersebut di atas daerah tropis menunjukan angin yg datang dari barat daya &
menimbulkan hujan.
Bentuk awan besar membulat & menyerupai gunung yg seolah-olah ditutup oleh
salju, namanya KUMULUS. tempatnya dibawah SIRRUS. bila udara terasa panas
sekali itu menandakan hujan dengan guntur & petir akan datang.
Awan yg bentuk kepulannya besar & gelap warnanya diberi nama NIMBUS.
Tempatnya di bawah KUMULUS, jadi tempat yg rendah. Awan tersebut
membawa hujan.
4) Matahari
Matahari terbit berwarna merah tua dengan didampingi awan gelap meramalkan
hujan.
Bila warnanya terang & bercahaya, berarti cuaca baik.
Cakrawala matahari terbenam berwarna kuning jernih & oranye dibawahnya
berarti hujan.
Bila warnanya kuning pucat berarti hujan.
Cakrawala berwarna merah pada matahari terbenam, berarti angin.
7
5) Bulan
Bulan yg bercahaya terang menandakan cuaca baik.
Bulan yg bertirai awan, menandakan hujan akan datang, sedangkan lingkaran yg
mengelilingi bulan merupakan tanda kemungkinan perubahan cuaca.
6) Asap.
Asap api yg menjulang lurus keatas, menunjukkan cuaca baik, sedangkan asap yg
cepat menghilang atau menuju ke bawah, berarti hujan akan datang.
Cuaca adalah milik Tuhan Yang aha Kuasa. cuaca bisa berubah kapan saja
meskipun sudah diprediksi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hujan merupakan proses alam yang terjadi dari penguapan air laut. ada beberapa jenis
hujan diantaranya Hujan Es, Hujan rintik, Hujan Asam. Ada berbagai cara untuk
memprediksikan turunnya hujan, salah satunya adalah dengan cara melihat Asap dari api
unggun. Asap api yg menjulang lurus keatas, menunjukkan cuaca baik, sedangkan asap yg
cepat menghilang atau menuju ke bawah, berarti hujan akan datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
DAFTAR ISI
iii
11