Pembentukan Awan
A. Kondensasi
Kondensasi adalah proses perubahan uap air menjadi air atau larutan.
Perubahan uap air menjadi larutan terjadi setelah uap air tersebut di atmosfer
mengalami proses pendinginan. Selama proses pendinginan akan dilepaskan panas
laten yang dikandung oleh uap air ke udara dan sekitarnya. Panas laten tersebut
merupakan penyumbang energi ke atmosfer yang cukup besar. Kondensasi dapat
terjadi melalui tiga beberapa cara dengan proses sebagai berikut; ( Barry and
Chorley, 1976; Murdiyarso, 1980).
Jika suhu udara turun hingga mencapai suhu titik embun tanpa penambahan
uap air.
Jika ada penambahan uap air tanpa pengurangan panas atau kenaikan suhu.
Jika kapasitas udara mengandung ( menampung ) uap air berkurang akibat
kenaikan tekanan ataupun penurunan suhu.
Berbagai bentuk kondensasi yang terjadi di alam antara lain adalah
kondensasi minor yaitu proses terjadinya embun, kabut, frost (embun beku) serta
kondensasi mayor yaitu berbagai macam bentuk awan. Salah satu hal penting
dalam proses kondensasi (nuclei) yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap air.
Inti-inti kondensasi adalah bagian-bagian renik (particle) yang melayang-layang
di udara dan bersifat higroskopis. Hujan asam terjadi kalau inti-inti kondensasi
tersebut terdiri dari garam-garam atau polutan yang berasal dari limbah pabrik
berupa asap yang selanjutnya jatuh terbawa oleh butir-butir hujan.
Salah satu syarat terjadinya awan adalah naiknya massa udara ke atmosfer
dan membawa serta uap air. Seperti telah dijelaskan bahwa suhu udara menurun
menurut ketinggian, sehingga uap air tersebut akan terkondensasi bila suhu titik
embun tercapai pada ketinggian tertentu yang disebut sebagai level kondensasi.
Daerah-daerah yang bertekanan rendah dimana massa udaranya naik, disebut
daerah konvergensi dan pada daerah bertekanan tinggi massa udaranya turun
disebut daerah divergensi.
DALR adalah laju penurunan suhu yang diturunkan secara teori dengan
menggunakan asumsi-asumsi yang pada kenyataanya tidak ditemui di alam.
Namun demikian, konsep ini sangat berguna untuk menentukan stabilitaas
atmosfer dalam hubugannya dengan kenaikan atau penurunan massa udara dari
atau ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi yang selanjutnya menentukan
pembentukan awan.
2. Stabilitas Atmosfer
B. Pembentukan Awan
C. Tipe-tipe Awan
Awan cirrus adalah awan yang menyerupai bulu ayam yang halus dan tipis
serta warnanya putih. Strukturnya tersusun seperti serat-serat halus dan
nampak seperti benang sutera putih. Biasanya jenis awan ini nampak pada
kondisi langit cerah (biru).
Awan cirrocumulus (Cc) berada pada ketinggian 7.500 – 9.000 m dpl.
Himpunannya menyerupai gumpalan bulu domba berwarna putih dan
himpunan tersebut dinamakan massa globuler.
Awan cirrostratus (Cs) berada pada ketinggian 6.000 – 7.500 m dpl.
Himpunan Cs adalah lapisan awan yang putih dan tipis, namun jika berada
di udara nampaknya seperti susu. Awan cirrostratus biasanya menghasilkan
sebuah halo (lingkaran) di sekitar matahari atau bulan, dan biasanya kalau
halo muncul banyak orang mempercayainya sebagai tanda akan tibanya
angin topan.
2. Kelompok Altocumulus dan Altostratus. Awan jenis seperti ini tergolong awan
menengah (middle clouds) yang tingginya 3.000 – 6.000 m dpl.
a. Awan Altocumulus (Ac) tingginya antara 4.000 m dpl merupakan gumpulan
awan yang menyerupai bulu domba merino yang tebal, namun warnanya
seragam (uniform) berwarna kelabu hingga kelabu kebir-biruan.
b. Awan Altostratus (As) tingginya antara 3.000 – 4.000 m dpl. Awan tipe ini
menyerupai cadar yang rapat dan berwarna kelabu yang merupakan globuler
horisontal. Dan sering membentuk bayangan.
3. Kelompok Stracumulus, Nimbostratus, dan Stratus, merupakan kelompok awan
rendah (low clouds), yang terbentuk di dekat permukaan bumi hingga
ketinggian 3.000 m.
a. Stratocumulus (Sc), adalah awan bertumpuk (cumulus), berlapis (stratus)
sehingga membentuk gumpalan.
b. Nimbostratus (Ns) terletak antara ketinggian 1.200 – 1.500 m dpl.
Merupakan awan dengan jenis globuler tebal dan luas arah horisontal.
c. Awan Stratus (St), warnanya serba sama namun berlapis (stratus). Awan
jenis ini merupakan awan terendah dengan ketinggian antara 300 – 750 m
dpl.
D. Perawanan