fasilitas alur
menyelenggarakan
MENTERI
(psl 5)
o Nama Kapal
o Call Sign
BADAN USAHA psl.7 (2) o MMSI
SBNP o Bobot
o Panjang psl.14
menyelenggarakan
menuju terminal khusus o Tujuan
VTS o Kecepatan
Alur Pelayaran Masuk Alur Pelayaran Umum & o Haluan
Pelabuhan Perlintasan o Waktu Tiba ALUR
o AIS
NDC
o Radio Komunikasi
o LRIT
SROP
psl.8
o Nama Kapal
o Call Sign
o MO Number
ALKI, TSS, STS, SRS
o PoO & PoD
Alur Pelayaran Tata Cara Berlalulintas Daerah Labuh Jangkar Sistem Rute o Posisi
o Info Kespel
psl.13 (3)
psl.15
psl.13 (1)
PM 129/2016
PM 129/2016
VTS / SROP
Sesuai Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor KP 470 Tahun 2017 Tentang Penetapan Alur
Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas Dan Daerah
Labuh Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya Di Alur
Pelayaran Masuk Pelabuhan Belawan
Ø Alur Pelayaran adalah Perairan yang dari segi kedalaman, lebar dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman, selamat untuk dilayari
Ø Navigasi adalah proses mengarahkan gerak kapal dari satu titik ke titik yang lain
dengan aman dan lancar serta untuk menghindari bahaya dan/atau rintangan
pelayaran.
Ø Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah peralatan atau system yang berada
diluar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan
dan efisiensi bernavigasi kapal dan/atau lalu lintas kapal.
TATA CARA BERLALU LINTAS
Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Mengurangi
Angka Kecelakaan Kapal, Maka Perlu Diatur Tata
Cara Berlalu Lintas Di Alur Pelayaran Pelabuhan
Belawan Sebagai Berikut :
1. Pemanduan
2. Komunikasi
3. Proses Masuk Kapal
4. Proses Keluar Kapal
KOMUNIKASI
* Pemilik operator kapal atau nahkoda wajib memberitahukan rencana
kedatangan kapalnya kepada Kepala Kantor Syahbandar Utama Pelabuhan
Belawan dengan mengirimkan Pre Arrival/ Rencana Kedatangan melalui
Stasiun Vessel Traffic Services (VTS) Belawan dalam waktu paling lama 48
(empat puluh delapan) sampai 24 (dua puluh empat) jam sebelum kapal
tiba di pelabuhan;
* Komunikasi sebelum kapal masuk dan atau keluar wajib melapor kepada
stasiun VTS Belawan dengan radio VHF pada channel 68 dan 71 ;
* Komunikasi dengan kapal sebelum petugas pandu naik ke atas kapal wajib
dilakukan oleh nahkoda dengan memberikan keterangan kepada petugas
pandu antara Lain Kondisi, Sifat, Cara,data, Karakteristik dan lain-lain yang
berkaitan dengan kemampuan oleh gerak kapal.
PROSES KAPAL MASUK
A. DALAM KONDISI NORMAL :
1. Kecepatan kapal di sekitar pelampung suar menuju pelampung
suar pengenal disarankan dengan maneuvering speed, sampai
motor petugas pandu dapat merapat di kapal untuk menaikan
petugas pandu;
2. Setiap kapal harus senantiasa bergerak dengan kecepatan aman
sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat dan berhasil guna
untuk menghindari tubrukan dan dapat diberhentikan dalam suatu
jarak yang sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada;
3. Setiap tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan, jika
keadaan mengijinkan, harus tegas dilakukan dalam waktu yang
cukup lapang dan benar-benar memperhatikan syarat-syarat
kepelautan yang baik;
4. Jika kondisi dermaga sedang penuh atau nahkoda memutuskan
untuk berlabuh terlebih dahulu, kapal dapat berlabuh di area
labuh yang sudah disediakan;
Lanjutan
5) Jika proses administrasi kelengkapan dokumen selesai dan
sudah tersedia posisi tambat untuk kapal di dermaga,
petugas VTS Belawan akan menginformasikan ke kapal
bahwa petugas pandu akan naik dan memandu kapal hingga
tambat di pelabuhan;
6) Kapal disarankan berlayar mengikuti ketentuan koridor alur
pelayaran dan arah haluan yang ditetapkan serta Peta Alur
Pelayaran Pelabuhan Belawan atau mengikuti zona lalu lintas
sesuai dengan draft dan kepentingannya;
7) Pada setiap saat melintas garis atau wilayah wajib lapor atau
setelah kapal berlabuh atau sandar, kapal wajib melapor
kepada stasiun VTS Belawan.
Proses Kapal Keluar
* Nahkoda dan atau petugas pandu melaporkan kepada Syahbandar dan
atau stasiun VTS Belawan mengenai draft kapal dan jam kapal mulai
dipandu keluar;
* Arahkan haluan menuju bagian tengah alur dan berlayar menuju outer buoy:
TENTANG
PEMBERLAKUAN
STANDARD OPERASIONAL DAN
PROSEDUR VESSEL TRAFFIC
SERVICE (VTS) BELAWAN
LINGKUP VTS
Standard Operasional dan Prosedur
VTS Belawan adalah Panduan
Operasional bagi Personil/ Petugas
Stasiun Vessel Traffic Services
(VTS) Belawan dalam
melaksanakan tugas dengan
instruksi maupun arahan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut sebagai
National Competency Authority
Wilayah Kerja VTS Belawan
COASTAL AREA
WILAYAH LAUT
3°50’ U
BELAWAN PORT
PEL BELAWAN
3°34’ U
99°10’ T 99°20’ T
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KP 470 TAHUN 2017
TENT ANG
PENETAPAN ALUR PELAYARAN, SISTEM RUTE,
TATA CARA BERLALU LINTAS DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI
DENGAN KEPENTINGANNYA DI ALUR PELAYARAN
MASUK PELABUHAN BELAWAN
TANGGAL 8 MEI TAHUN 2017
Alur Pelayaran Pelabuhan Barat Belawan
Alur Pelayaran Pelabuhan Barat Belawan
Daerah Labuh Kapal Sesuai Kepentingannya
Daerah Labuh Kapal Sesuai Kepentingannya
Daerah Labuh Kapal Sesuai Kepentingannya
Alur Pelayaran
Pelabuhan Belawan
Koordinat Garis Haluan Masuk Alur
Pelayaran Pelabuhan Belawan
VTS dan Manfaatnya
Vessel Traffic Services (VTS) adalah pelayanan lalu lintas
kapal di wilayah yang telah ditetapkan yang saling terintegrasi
dan dilaksanakan oleh pihak yang berwenang (Menteri
Perhubungan) serta dirancang untuk meningkatkan
keselamatan kapal, efisiensi bernavigasi dan menjaga
lingkungan, yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan
menanggapi situasi perkembangan lalu lintas kapal di area
VTS dengan menggunakan sarana perangkat radio dan
elektronika;
2
Navigational Assisstance (NAS) disediakan atas permintaan kapal atau dapat juga
inisiatif dari VTS jika dihadapkan dengan situasi lalu lintas yang sulit dan berkembang ke
arah bahaya
Frekuensi Kerja VTS Belawan
Frekuensi kerja VTS Belawan dengan
penjelasan sebagai berikut:
Merupakan VTS Center yang berfungsi sebagai Port
PELABUHAN BELAWAN
VTS serta bertanggung jawab dalam pengelolaan
keadaan darurat dan pelaksanaan penyiaran
68 dan 71
Catatan:
- Untuk Keadaan Darurat menggunakan Channel 16 dan 70 Digital Selective Call
(DSC)
- Untuk Pelayanan Pemanduan Channel 12 dan 14
Kapal Yang Dipersyaratkan Menggunakan
VTS Belawan
Kapal yang berlayar memasuki area VTS Belawan wajib menggunakan layanan VTS.
Kapal yang wajib berpartisipasi pada VTS Belawan adalah sebagai berikut:
3 Kapal – kapal dengan panjang 30m atau lebih atau yang sedang menarik/ mendorong dengan kombinasi panjang
30m atau lebih
4 Kapal- kapal segala ukuran yang sedang membawa kargo yang masuk dalam salah satu kategori kargo berikut ini:
a) Barang yang diklasifikasikan berbahaya pada aturan IMDG (International Maritime Dangerous Goods)
b) Bahan yang diklasifikasikan pada Bab 17 Aturan IBC (International Code For the Construction and Equipment
for Ship Carrying Dangerous Chemicals in Bulk) dan Bab 19 Aturan IGC (International Code for the
Construction and Equipment for Ship Carrying Liquefied Gases in Bulk)
f) Bahan radioaktif yang dinyatakan pada Aturan pengangkutan yang aman bagi INF (Irradiated Nuclear Fuel)
5 Kapal- kapal segala ukuran yang sedang melaksanakan pelayaran dalam kategori pelayaran operasi khusus
Kapal Yang Tidak Diwajibkan Menggunakan
VTS Belawan
1. Kapal angkatan perang NKRI dan kapal penunjang kapal perang negara (Naval Auxiliaries); Dapat berpartisipasi pada VTS
2. Kapal patroli Negara; secara sukarela (voluntary), dan
3. Kapal Kenavigasian; perlakuannya seperti kapal yang
4. Kapal SAR wajib berpartisipasi VTS
Catatan: Jika Instansi Pemerintah sedang melakukan investigasi, Instansi tersebut harus bekerja sama dengan VTS Operator.
VTS Operator harus mematuhi jika diminta untuk menjaga kerahasiaan.
Prosedur Informasi Sebelum
Kedatangan Kapal
Agen kapal/ Perusahaan kapal melaporkan Rencana Kedatangan
Kapal (RK) antara 48 jam sampai 24 jam sebelum kapal diperkirakan
sampai di pelabuhan wilayah kerja VTS Belawan.
q Melalui Channel 68 dan 71 kapal melapor identitas, tujuan dan infomasi lain yang diperlukan;
q Melaksanakan pelaporan menggunakan format SMCP, untuk laporan SRS SOLAS menggunakan ketentuan
SOP
q Memastikan AIS aktif mulai dari posisi kapal berada pada radius 40 NM saat masuk Alur Pelayaran
Belawan
VTS Operator
q Memastikan kapal mematuhi semua pelaporan saat memasuki area VTS (melalui tugas jaga lihat dan
jaga dengar)
q Broadcast informasi (cuaca, pasang surut, gelombang, kondisi traffic, navigation hazard dll)
CONTOH
PEMBERITAHUAN
KEDATANGAN KAPAL
PROSEDUR INTERNAL
Terdiri dari prosedur-prosedur yang berkaitan dengan kegiatan
internal pada VTS Belawan:
• Pencatatan kegiatan harian (logkeeping) – Form A1
• Operasi rutin (routine operations) – sebelum, selama, dan
sesudah jam jaga; pengecekan peralatan, jam,
• Pengalihan tugas jaga (handover) – Form A3
• Peta dan publikasi – diadakan, disimpan, dan diperbaharui
(update) secara reguler
• Pengoperasian peralatan – pemeriksaan saat memulai tugas,
melaporkan kerusakan peralatan termasuk peralatan
pendukung (jam, AC, telepon, dst)
• Komunikasi rutin – penggunaan bahasa dan pesan menurut
standar, prioritas komunikasi, frekuensi yang digunakan, tata
cara pemanggilan ke kapal, broadcast
• Keadaan darurat internal – bila ada kejadian/kecelakaan di
stasiun VTS termasuk bila harus evakuasi
PROSEDUR EKSTERNAL
Terdiri dari kegiatan yang berkaitan dengan penerima layanan VTS
Belawan (kapal dan instansi terkait), yaitu:
• Pemberitahuan prakedatangan & kedatangan (dari kapal)– isi
pemberitahuan, waktu pemberitahuan, dan pengisian Form A-1
• Penyediaan layanan lalu lintas VTS berupa Information Service
(INS) – informasi apa, kepada siapa, kapan, pencatatan dalam
Form A-8
• Penyediaan layanan bantuan navigasi (hanya sekadar informasi
kenavigasian)
• Penyediaan layanan bagi kapal-kapal yang transit di wilayah
operasi VTS
• Penyediaan layanan bagi kapal-kapal yang akan labuh jangkar,
yang melakukan Ship To Ship Transfer dan berada di dermaga
• Laporan prakeberangkatan & keberangkatan (dari kapal) – isi
pemberitahuan, waktu pemberitahuan, dan pengisian Form A-5
PROSEDUR EKSTERNAL
LANJUTAN
• Penyediaan layanan untuk kegiatan non rutin (misal kapal
melakukan manuver, kapal menghalangi navigasi kapal lain,
adanya barang berbahaya di atas kapal)
• Penyediaan layanan saat kondisi laut kurang baik (berkurangnya
jarak pandang, angin kencang)
• Kerja sama dengan pelabuhan terkait ISPS
• Tindakan bila terjadi pelanggaran oleh kapal – pengisian Form
A-8
• Tindakan bila ada kejadian/kecelakaan di laut – penerimaan
laporan, pengisian Form A-6, tindak lanjut
• Penyediaan layanan bila ada operasi khusus (seperti acara
pelayaran, pekerjaan bawah air, pekerjaan pengelasan, dst)
• Tindakan bila terjadi keadaan darurat di laut – pengisian Form
A-6, tindak lanjut
LAMPIRAN
Daftar Form Isian:
1. Form A-1: VTS Center log
2. Form A-2: Ringkasan lalu lintas kapal harian
3. Form A-3: Pergantian tugas jaga
4. Form A-4: Pemberitahuan prakedatangan
5. Form A-5: Pemberitahuan
prakeberangkatan
6. Form A-6: Laporan Kejadian/kecelakaan di
Laut
7. Form A-7: Laporan Operasi Khusus di laut
8. Form A-8: Laporan pelanggaran di laut
LAMPIRAN (lanjutan)
Standard pesan komunikasi dengan kapal:
1. Pesan B-1:
Tanggapan bila pemberitahuan prakedatangan atau prakeberangkatan tidak lengkap.
Permintaan informasi tambahan
2. Pesan B-2:
Tanggapan bila pesan pemberitahuan prakedatangan telah lengkap
3. Pesan B-3:
Tanggapan untuk pesan di batas wilayah VTS bila kapal langsung menuju dermaga
pelabuhan
4. Pesan B-4:
Tanggapan untuk pesan kedatangan di batas wilayah bila kapal menuju wilayah labuh
jangkar
5. Pesan B-5:
Tanggapan untuk pesan dari kapal di Fairway Buoy dan berlayar menuju sandaran
6. Pesan B-6:
Tanggapan untuk kapal di wilayah labuh jangkar. Kapal siap melego jangkar di wilayah
yang ditentukan
7. Pesan B-7:
Tanggapan untuk kapal di wilayah labuh jangkar. Kapal siap melego jangkar tidak di
wilayah yang ditentukan
LAMPIRAN (lanjutan)
Standard pesan komunikasi dengan kapal:
8. Pesan B-8:
Tanggapan bila kapal telah sandar atau selesai lego jangkar di lokasi yang tepat
9. Pesan B-9:
Tanggapan bila menerima pesan prakeberangkatan yang lengkap
10. Pesan B-10:
Tanggapan untuk pesan 15 menit sebelum keberangkatan dan kapal OK untuk
berangkat
11. Pesan B-11:
Tanggapan untuk pesan 15 menit sebelum keberangkatan dan kapal TIDAK OK
untuk berangkat
12. Pesan B-12:
Tanggapan untuk kapal yang telah lepas sandar dan melaju (underway)
13. Pesan B-13:
Tanggapan untuk pesan dari kapal yang berada di batas wilayah
14. Pesan B-14:
Panggilan bila kapal akan memulai STS Transfer atau Operasi khusus
15. Pesan B-15:
Setelah menerima izin operasi dari pejabat yang berwenang
PRE-ARRIVAL
Item / Uraian Information / Informasi
Name and Callsign
Nama kapal & Tanda panggil
Position
Posisi
Last port
Pelabuhan Asal
Destination at Belawan VTS
Tujuan di dalam wilayah VTS Belawan
ETA
Perkiraan Waktu Kedatangan
Deepest Draught in Metres
Draft Terdalam (dalam meter)
Length Over All in Metres
Panjang Kapal (dalam meter)
Cargo
Muatan
List of Defects or Deficients
Kerusakan atau defisiensi
Description of Dangerous Goods
Deskripsi barang berbahaya
Number of Persons on Board and if a Passenger Ship the number of
Foreign and Local Residents
Jumlah penumpang & untuk kapal penumpang, jumlah penumpang
asing & lokal
Name of Agent
Nama Agen
Gross Tonnage (GT)
PRE-DEPARTURE
Item / Uraian Information / Informasi
Name and Callsign
Nama kapal & Tanda panggil
Position
Posisi
Destination port
Pelabuhan Tujuan
q Memastikan jenis kejadian dengan menggunakan segala cara yang tersedia untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
data penting dan relevan;
q Buat rincian lengkap mengenai keadaan yang terjadi;
q Memulai menyiagakan prosedur sesuai dengan rencana contigency yang relevan;
q Menetapkan dan memantau komunikasi dengan individu yang bersangkutan atau unit lain jika memungkinkan;
q Mengumumkan peringatan navigasi dan kontak kapal di sekitar lokasi darurat dan memberikan informasi tentang
keadaan darurat;
q Pastikan bahwa otoritas terkait telah diberikan informasi mengenai keadaan khusus tersebut;
q Cantumkan dalam logbook mengenai rincian keadaan yang terjadi;
q Pastikan bahwa laporan telah dibuat;
q Identifikasi tujuan dari kegiatan perekaman selama keadaan darurat
q Mengikuti SOP untuk merekam data penting dan terpercaya selama keadaan darurat;
q Jaga catatan informasi di tempat yang aman sesuai dengan standard operation procedure.
Catatan:
qKomunikasi dilakukan dengan standar SMCP;
qSetiap insiden/kondisi darurat baik yang terjadi di dalam area VTS Belawan maupun luar area VTS Belawan tetapi masih dalam batas wilayah
teritorial Indonesia yang berasal dari komunikasi suara, atau data AIS.
Pencemaran
q VTS menetapkan situasi terjadinya
pencemaran untuk memberi alert kepada
otoritas yang menangani pencemaran
lingkungan laut
q VTS membantu mengamankan traffic
disekitar daerah pencemaran dengan
memberi informasi kepada kapal yang
melintas
q Khusus untuk kasus pencemaran atau
kecelakaan, Supervisor/ Koordinator VTS
harus membuat laporan kepada
Syahbandar
Lokasi Evakuasi/ Tempat Tambat Darurat (Refuge)
q
1 Monitoring situasi kapal NUC dan mempertahankan komunikasi dengan NUC;
q
2
Memberikan informasi kepada kapal lain;
q Mengevaluasi dan menilai risiko kapal NUC dan menaikkan prioritas penanganan
4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
GD KARYA LT 12 S.D 17
Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta
Telp. +62 21 3811308, 3505006, 3813269, 3447017, 3842440