Anda di halaman 1dari 9

1.

METEOROLOGI

a. Cuaca dan Iklim

- Defenisi Cuaca & Iklim: Cuaca adalah keadaan suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin,
sinar matahari pada waktu dan tempat tertentu. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu
wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama.

- Komponen Cuaca dan Iklim: yaitu suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin,
kelembaban udara, dan curah hujan.

- Struktur dan komposisi atmosfer:

b. Gerak atmosfer

- Sirkulasi umum atmosfer

- Angin-angin dunia:

Angin Laut: Merupakan angin yang bertiup dari laut ke darat yang terjadi ada siang hari sekitar
pukul 9 pagi hingga 4 sore. Angin ini dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional untuk pulang
dari menangkap ikan.

Angin Darat: Bertiup dari darat ke laut pada malam hari. Angin ini mulai terasa sekitar pukul 8
malam hingga 6 pagi, dan dimanfaatkan oleh para nelayan untuk berangkat menangkap ikan.

Angin Lembah: Angin yang bertiup dari lembah ke puncak gunung yang terjadi saat siang hari.

Angin Gunung: Tiupannya berarah dari puncak gunung turun ke lembah yang terjadi pada
malam hari.

Angin Fohn: Disebut juga dengan angin jatuh yaitu kelanjutan dari proses terjadinya hujan
orografis. Setelah sampai di puncak, maka angin akan turun melalui lembah-lembah yang
sifatnya kering dan panas. Angin ini sifatnya merusak karena suhunya cukup tinggi
mengakibatkan banyak tanaman-tanaman yang mati. Di setiap daerah, nama angin ini berbeda-
beda. Misalnya di Sulawesi Selatan dinamai angin brubu, angin bahorok di Deli Sumatra Utara,
angin kumbang di Cirebon Jawa Barat, angin gending di Pasuruan dan Probolinggo, serta angin
wambrau di Papua.

Angin Muson Barat: Mengalir dari benua Asia ke benua Australia, angin ini membawa banyak
uap air karena melewati perairan dan samudra. Serta mengakibatkan Indonesia mengalami
musim penghujan.

Angin Muson Timur: Berasal dari arah benua Australia ke Benua Asia. Sifatnya kering karena
melalui beberapa gurun yang mengakibatkan Indonesia mengalami musim kemarau.
Angin Siklon: Pergerakannya menuju tekanan udara yang minimum. Di bagian bumi utara, angin
ini bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, sebaliknya di bagian bumi selatan justru
bergerak searah jarum jam.

Angin Antisiklon: Angin yang meninggalkan tempat bertekanan maksimum. Pergerakan angin
ini di bagian utara searah jarum jam, dan di bagian selatan berlawanan dengan arah jarum jam.

c. Massa udara

- Definisi massa udara: Massa udara adalah volume udara yang ditentukan oleh suhu dan
kandungan uap air. Massa udara menyebar sepanjang ratusan atau ribuan kilometer dan
beradaptasi dengan permukaan di bawahnya. Massa udara diklasifikasikan menurut garis lintang
dan wilayah daratan atau lautan. Massa udara yang dingin disebut kutub atau artik, sedangkan
massa udara yang lebih hangat disebut tropis.

- Jenis massa udara:

>>Massa Udara Maritim Arktik

Dari: Arktik

Udara basah dan dingin membawa salju di musim dingin

>>Massa Udara Kontinental Kutub

Dari: Eropa Tengah

Udara panas membawa musim panas yang kering

Udara dingin membawa salju di musim dingin

>>Massa Udara Kontinental Tropis

Dari: Afrika Utara

Udara yang panas dan kering membawa cuaca panas di musim panas

>>Massa Udara Maritim Tropis

Dari: Atlantik

Udara hangat dan lembab membawa awan, hujan, dan cuaca sejuk

>>Mengembalikan Maritim Kutub

Dari: Greenland / Arktik melalui Atlantik Utara

Udara lembab, sejuk dan tidak stabil, menimbulkan awan dan hujan
>>Massa Udara Maritim Kutub

Dari: Greenland/Laut Arktik

Udara basah dan dingin membawa cuaca hujan yang dingin

d. Front

- Definisi front: Front merupakan salah satu pembentuk presipitasi, khususnya pada daerah
lintang menengah hingga tinggi. Presipitasi yang terbentuk bervariasi menurut jenis front yang
mempengaruhi pembentukannya. Secara umum, front diklasifikasikan ke dalam empat jenis,
front hangat, front, dingin, front oklusi dan front stasioner.

- Jenis front:

- Dampak front:

Volume udara akan mempengaruhi daerah di bawah permukaan sumbernya.

Massa udara kutub maritim berpengaruh pada kabut, gerimis, cuaca mendung dan cahaya tahan
lama hujan.

Front panas membentuk awan cirrus, stratus, nimbostratus yang menyebabkan turun hujan di
bawah permukaan front.

Front stasioner menyebabkan cuaca cerah.

Front dingin menyebabkan terjadinya badai.

Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya tornado.

e. Awan dan hidrometeor

- Definisi awan: Awan adalah massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau kristal beku yang
menggantung di atmosfer yang berada di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain.[1]
Awan juga merupakan massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam
ruang yang disebut awan antarbintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika
awan, suatu cabang meteorologi.

- Jenis-jenis awan:

1. Awan Rendah

Adalah awan yang memiliki ketinggian kurang dari 2 km dari permukaan tanah. Terbagi menjadi
Stratus, Nimbostratus, dan Stratokumulus.

a. Awan Stratus (St)


Bentuk awan stratus yaitu berlapis-lapis seperti kabut tipis. Bisa ditemukan di mana saja dengan
komposisi berupa kumpulan tetes air. Stratus menjadi pertanda cuaca cerah, tetapi dapat
berpotensi gerimis.

b. Awan Nimbostratus / Nimbus (Ns)

Dalam bahasa Yunani, ‘Nimbus’ berarti ‘menimbulkan hujan’. Awan ini berwarna abu-abu gelap
dan terlihat basah. Kalau kamu bertemu dengan awan Nimbostratus, tandanya akan turun hujan
atau salju tebal dalam jangka waktu yang lama.

c. Awan Stratocumulus (Sc)

Awan rendah yang terakhir yaitu Stratokumulus yang terdiri dari kumpulan tetesan air.
Bentuknya bergumpal dan bisa menyebabkan hujan ringan atau terkadang salju.

2. Awan Tengah atau Sedang

Adalah awan yang memiliki ketinggian 2 – 6 km dari permukaan tanah. Terbagi menjadi
Altostratus dan Altokumulus.

a. Altostratus (As)

Sekilas, awan ini bentuknya seperti pita. Komposisinya berupa tetesan air dan kristal es.
Makanya, Altostratus berpotensi menghasilkan gerimis atau virga, yaitu hujan yang tidak sampai
jatuh ke tanah.

b. Altokumulus (Ac)

Awan Altokumulus berbentuk gumpalan-gumpalan kapas yang pipih. Bisa menyebabkan hujan
ringan meskipun frekuensinya sangat jarang. Komposisinya terdiri dari tetesan air dan kristal es.

3. Awan Tinggi

Adalah awan yang memiliki ketinggian 6-12 km dari permukaan tanah. Terbagi menjadi Cirrus,
Cirrocumulus, dan Cirrostratus.

a. Cirrus (Ci)

Cirrus adalah awan yang komposisinya berupa kristal es yang tergores oleh angin. Sehingga,
bentuknya mengkilap dan sering kita temui pada siang hari. Tapi tenang aja, awan ini tidak
menimbulkan hujan atau salju.

b. Cirrocumulus (Cc)
Sama seperti Cirrus, Cirrocumulus tidak menyebabkan terjadinya hujan, namun berpotensi
menghasilkan salju pada kondisi tertentu. Terdiri atas kristal es yang berbentuk gumpalan
melingkar menyerupai sisik ikan.

c. Cirrostratus (Cs)

Nah, kalau Cirrostratus berasal dari penyebaran dan penggabungan awan Cirrus. Bentuknya tipis
dan sangat halus, serta tidak berpotensi hujan atau salju.

4. Awan Vertikal

Adalah awan yang bisa naik dan bentuknya terus berkembang. Awan vertikal dapat berada di
ketinggian rendah, sedang, dan tinggi.

a. Cumulus (Cu)

Awan yang bergerak secara vertikal berbentuk kubah atau menyerupai bunga kol dengan
lengkungan bulat. Awan Cumulus muncul pada pagi hari dan menghilang sebelum malam tiba.
Awan ini tidak menimbulkan hujan.

b. Cumulonimbus (Cb)

Awan Cumolonimbus merupakan hasil perkembangan dari Awan Cumulus. Awan ini lebih
besar, tinggi, dan dapat mengandung listrik. Butiran air di dalamnya juga lebih banyak. Awan
Cumulonimbus menimbulkan badai dan hujat lebat yang disertai petir.

10 bentuk awan memang merupakan yang paling umum kita jumpai, tapi sebenarnya masih
banyak sekali kombinasi awan yang dapat terbentuk karena berbagai faktor, seperti kondisi iklim
dan cuaca yang berbeda.

- Proses pembentukan awan dan hujan:

6. Bencana Meteorologi

- Siklon: Typhoon, tropical cyclone, dan hurricane merupakan 3 istilah yang digunakan pada
fenomena hidrometeorologis yang sama, yaitu pusaran badai tropis yang terbentuk di atas lautan.
Fenomena ini ditandai dengan adanya pusat bertekanan rendah, angin kencang melebihi 119
kilometer per jam, hujan deras dan badai petir.

Kondisi Pembentuk Siklon

Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan terbentuknya siklon tropis. Kondisi-kondisi ini
mencakup:
Sea surface temperature (SST) minimal 26.5°C .

Jarak yang cukup dari khatulistiwa sehingga terpengaruh gaya Coriolis secara siginifkan,
biasanya setidaknya 483 km (300 mil).

Adanya kandungan uap air yang cukup pada troposfer menengah.

Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus.

Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besarTahapan Pembentukan Siklon

Proses pembentukan sikon tropis berlangsung dalam tahapan yang relatif panjang dan dapat
mencapai berminggu-minggu lamanya. Pada umumnya, siklon tropis memiliki tahap
pertumbuhan sebagai berikut:

Gangguan Tropis\

Siklon tropis masih berupa kumpulan dari sistem hujan badai (thunderstorm) dengan isobar
(garis yang menyatakan tekanan udara yang sama) sedikit melengkung. Kecepatan angin masih
kurang dari 20 knot. 2. Depresi Tropis\ Pada tahap ini, sistem hujan badai akan mulai mendekat
dan memiliki satu isobar tertutup. Kecepatan angin antara 20-34 knot. 3. Badai Tropis\ Badai
tropis akan mulai berotasi berlawanan arah jarum jam di BBU atau searah jarum jam di BBS.
Terdapat dua isobar tertutup dan kecepatan angin berkisar antara 35-64 knot. Pada tahap ini,
otoritas meteorologi setempat akan mulai menamai gangguan cuaca tersebut. 4. Siklon Tropis\
Sebuah badai tropis dinyatakan sebagai siklon tropis apabila telah memiliki minimal tiga isobar
tertutup dengan kecepatan angin melebihi 64 knot (119 km/jam). Pada tahap ini, siklon telah
memiliki “mata” atau bagian yang bebas dari awan pada pusat siklon. Mata siklon dapat
terbentuk karena kesimbangan antara gaya coriolis dengan gaya gradien tekanan

Skala Saffir-Simpson

Meskipun siklon tropis hampir selalu terbentuk di lautan, siklon tropis akan menyebabkan
banyak kerusakan di wilayah pesisir pantai akibat gelombang badai (storm surge) yang
menghantam pantai. Siklon tropis dapat diklasifikasikan menggunakan skala Saffir-Simpson.
Skala ini menggunakan kecepatan angin sebagai parameter utamanya yang dapat
menggambarkan potensi kerusakan yang mungkin ditimbulkan.

Kategori 1, 64-82 knot (119–153 km/h)

Kategori 2, 83-95 knot (154–177 km/h)

Kategori 3, 96-112 knot (178–208 km/h)


Kategori 4, 113-136 knot (209–251 km/h)

Kategori 5, ≥137 knot (≥ 252 km/h)

- El nino El nina
- Tornado Tornado merupakan fenomena terbentuknya kolom udara vertikal yang
berputar dengan sangat kencang. Tornado dikenal di daratan Amerika Serikat sebagai
salah satu fenomena hidrometeorologis yang sangat merusak. Fenomena ini banyak
terbentuk di Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada) serta wilayah subtropis
lainnya seperti Afrika bagian selatan, Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Tornado
biasanya berlangsung singkat, namun dapat juga berlangsung selama beberapa jam.
Tornado berputar sebagai gerakan siklonik. Tornado berputar berlawanan jam di BBU,
dan sebaliknya di BBS.

Siklus Pembentukan Tornado


Tornado terbentuk ketika udara panas dan lembab bertabrakan dengan udara dingin dan
kering. Massa udara dingin akan memaksa udara hangat yang pada umumnya memiliki
densitas lebih rendah untuk bergerak naik, dan membentuk suatu gulungan vorteks udara
horizontal pada prosesnya. Saat udara hangat naik ke atas udara yang lebih dingin,
updraft yang terbentuk menyebabkan pipa vorteks udara terangkat dan berubah menjadi
pusaran udara vertikal. Pada tahap inilah terbentuk tornado yang kita kenal.

Skala Fujita
Tornado dapat menimbulkan berbagai kerusakan di daratan. Umumnya tornado
diklasifikasikan menurut potensi merusaknya menggunakan skala Fujita. Skala ini
memiliki kategori dari F-0 hingga F-5. Semakin tinggi skala, maka semakin kuat dan
semakin besar tingkat kerusakannya.
- Thundrestrom Thunderstorm atau badai guntur adalah gangguan cuaca hebat yang
seringkali dikaitkan dengan kilat, guntur, awan tebal, hujan lebat, dan angin kencang

Pembentukan thunderstorm diawali dengan bergeraknya udara hangat dari lapisan


terbawah atmosfer, yang seringkali disebut dengan updraft. Udara hangat yang bergerak
naik ini menyebabkan air di permukaan menguap dan membawa kelembapannya ke atas
sehingga membentuk awan vertikal. Awan yang terbentuk akibat updraft ini dapat
mencapai 16 km tingginya.

Pada kondisi ini, langit akan mulai terlihat gelap seiring awan semakin tersaturasi oleh
uap air. Selanjutnya, udara dingin dan kering dari lapisan atas atmosfer (downdraft) lalu
menarik kelembapan ini ke bawah, menciptakan kandungan air turun sebagai air hujan.
Pada saat yang sama, muatan listrik mulai menumpuk pada partikel-partikel awan. Saat
muatan listrik yang terkandung dalam awan mencapai titik tertentu, petir akan
menyambar ke daratan. Petir memanaskan udara yang dilewatinya dengan sangat kuat
dan cepat sehingga menghasilkan gelombang kejut dan suara keras yang kita dengar.

- Kekeringan

Kekeringan adalah fenomena ketika terjadi kekurangan pasokan air yang berkepanjangan
karena jumlah curah hujan, air permukaan, atau air tanah yang tersedia berada di bawah
rata-rata normal. Kekeringan dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-
bulan, dan bahkan bertahun-tahun. Fenomena ini berdampak sangat besar pada kehidupan
masyarakat setempat, khususnya dalam aktivitas pertanian.

Jenis-jenis Kekeringan

Meteorological, merupakan fenomena kekeringan yang terjadi ketika jumlah curah hujan
yang turun pada suatu daerah kurang dari rata-rata curah hujan normal.

Hydrological, terjadi ketika kurangnya curah hujan yang turun juga mempengaruhi suplai
air pada bendungan, danau, sungai, dll.

Agricultural, terjadi ketika fenomena kekeringan mempengaruhi aktivitas pertanian, seperti


menggangu sistem irigasi.

Penyebab Kekeringan

Berkurangnya curah hujan yang turun\

Rendahnya kandungan uap air di atmosfer mengakibatkan rendahnya presipitasi yang


selanjutnya menyebabkan kekeringan. Sistem bertekanan tinggi juga mengurangi
kelembapan yang ada di atmosfer. 2. Aktivitas manusia\ Aktivitas manusia, seperti
deforestasi (dapat menyebabkan desertifikasi) dan pembagunan bendungan (mengurangi
debit aliran sungai) juga menyebabkan kekeringan. 3. Perubahan Iklim\ Perubahan iklim
mempengaruhi berbagai faktor yang terkait dengan kekeringan, seperti suhu yang lebih
hangat, yang meningkatkan uap air di atmosfer dan penguapan.

- Gelombang panas

adalah periode cuaca panas yang tidak biasa dan umumnya berlangsung selama dua hari atau
lebih. Demikian dikatakan dalam laman Energy Education University of Calgary.
Agar bisa dikatakan sebagai gelombang panas, temperatur harus berada di atas rata-rata area
setempat. Fenomena ini juga bisa menjadi cukup berbahaya, khususnya ketika masyarakat
tengah tidak siap menghadapinya.

Anda mungkin juga menyukai