Anda di halaman 1dari 21

PKBI DAERAH

SUMATERA BARAT
SUCI KURNIA SARI DAN HENNY PUSPITA SARI
1.Analisis Usaha Tani
Padi(Materi Hari 1, fasilitator: Rizki Abdul Basit)

Intruksi:
1. Ujicoba kalkulator AUTP melalui
tautan
https://pi-dev.co.id/timiklim/timiklim/
autp

2. Input data-data yang diperlukan (biaya


sarana produksi, biaya tenaga kerja,
dll)
3. Ujicoba pada dua model kalkulator
4. Bandingkan hasil model manual dan
model jarwo Screenshoot hasil ujicoba AUTP Manual dan Jarwo
5. Ceritakan hasilnya
2
OUTPUT TEKNIK MANUAL
2. Neraca Air
(Materi Hari 1, fasilitator: Raden E Prabowo)
Instruksi:
Ikuti langkah-langkah simulasi neraca air pada tautan:
https://docs.google.com/presentation/d/1NAk8Si-37aQ
vfFpr3pYUmCP5Wtvv1ZxL/edit#slide=id.p1

Interpretasikan Grafik Neraca Air tersebut


1. Berapa Curah Hujan Bulanan di Wilayah Anda?
2. Berapa Evapotranspirasi Bulanan di Wilayah Anda?
3. Apakah ada bulan bulan tertentu mengalami defisit
neraca air? Bulan apa saja? Apakah Termasuk Musim
Tanam?
4. Bagaimana dampak iklim dari neraca air pada
pertumbuhan tanaman?
Grafik Neraca Air
5. Masukan tabel neraca air yang sudah dikerjakan
6. Masukan grafik neraca air yang sudah dikerjakan
4
Metode Analisa Data

Metode yang digunakan adalah Penman-Monteith.


Banyak metode yang dapat digunakan dalam mengestimasi
evapotrasnpirasi acuan, namun International Commision for Irigation
and Drainage (ICID) dan Food and Agriculture Organization (FAO)
telah merekomendasikan metode Penman-Monteith dalam paper FAO
nomor 56 sebagai metode standar dalam estimasi evapotranspirasi
acuan (ETo). Sehingga sampai sekarang metode tersebut dikenal
dengan metode FAO 56 Penman-Monteith.
STUDI
KASUS
Provinsi : Sumatera Barat
Kab. : Padang Pariaman
Sta. Iklim: Sta. Klimatologi Sumatera Barat
Lintang : -0.54549
Bujur : 100.29786
TABEL NERACA AIR STA. KLIMATOLOGI Perlu Observasi di wilayah
masing masing, sehingga
SUMATERA BARAT TAHUN 2021 tidak bisa berpatok pada
perhitungan evapotranspirasi

Neraca Air
Curah ETP Penmann ETP Neraca Air Status Status
Bulan (Penmann
Hujan Monteith Thornthwaite (Thornthwaite) (Penmann Monteith) (Thornthwaite)
Monteith)

Jan 457,4 153,38 103,90 304,02 353,50 Surplus Surplus


Feb 168,5 168,90 128,94 -0,40 39,56 Defisit Surplus
Mar 808,4 134,64 125,15 673,76 683,25 Surplus Surplus
Apr 308,9 141,08 130,62 167,82 178,28 Surplus Surplus
May 354,2 132,92 135,09 221,28 219,11 Surplus Surplus
Jun 246,6 155,90 119,46 90,70 127,14 Surplus Surplus
Jul 246,6 161,12 123,08 85,48 123,52 Surplus Surplus
Aug 648,5 143,94 123,42 504,56 525,08 Surplus Surplus
Sep 767,4 132,77 120,62 634,63 646,78 Surplus Surplus
Oct 399,6 149,57 126,15 250,03 273,45 Surplus Surplus
Nov 269 141,99 122,81 127,01 146,19 Surplus Surplus
Dec 769,9 147,24 127,75 622,66 642,15 Surplus Surplus
Grafik Neraca Air Kabupaten Padang Pariaman
1000

800

600
Batas Surplus

400

200

0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

-200
Curah Hujan ETP Penmann Monteith ETP Thornthwaite
Neraca Air (Penmann Monteith) Neraca Air (Thornthwaite)
(mm)
Interpretasi dan Rekomendasi
1. Kabupaten Padang Pariaman memiliki CH tertinggi pada Bulan Maret sebesar 808,4 mm;
terendah pada Bulan Februari sebesar 168,5 mm
2. ETP tertinggi pada bulan Februari ETP sebesar 128,94 - 168,90 mm ; sementara terendah
pada Bulan September sebesar 120,62 mm - 132,92 mm
3. Musim tanam pertama di Kab. Padang Pariaman terjadi pada bulan Februari - May dan
Musim tanam ke 2 terjadi pada bulan Agustus - November, kondisi ini sesuai dengan surplus
air (defisit) yang tersedai dan dibutuhkan tanaman
4. Masyarakat di Kab. Padang Pariaman sudah mulai beradaptasi dengan perubahan iklim
ditandai dengan periode tanaman berdasarkan CH
5. Rekomendasi
- Masyarakat dapat menanm padi di bulan Februari (tanam 1) dan Bulan Agustus (tanam 2)
- Pemerintah dapat menyediakan pupuk/benih dll pada diwaktu tsb
- Waspada adanya kejadian bencana (banjir)dengan tingginya CH pada bulan Maret,
September dan Desember
3. Google Jamboard
(Materi Hari 1, Fasilitator: Revia Muharrami)

Instruksi
1. Buat salinan/clone format google Jamboard
https://jamboard.google.com/d/11A3q3JuamG6NTZklu1FNhDD49GqDvES_BHaWSKLhYEI/
edit?usp=sharing

2. Ujicoba isi format jamboard tersebut berdasarkan kondisi wilayah yang disepakati
3. Ceritakan secara singkat hasilnya:
a. Bagaimana aktivitas dan peran masing-masing anggota Keluarga?
b. Apa saja sumberdaya unggulan di wilayah kajian?
c. Bagaimana kondisi sumberdaya pendukung pertanian (padi) dari waktu-waktu?
d. Apa isu utama dan masalah terkait komoditas padi di wilayah kajian?

10
KABUPATEN PADANG
PARIAMAN

https://jamboard.google.com/d/
1ILfhX_1ucL5dFbY6sI4rrVjwqggk03wpQSD_05l
0D0E/edit?usp=sharing
4. Interpretasi Kondisi Iklim Wilayah berdasarkan Data Iklim BMKG
(Materi Hari 2, Fasilitator: Raden E. Prabowo)

Instruksi:
Provinsi: Sumatera Barat 1. Plot masing-masing data iklim menjadi
- Histogram untuk Curah Hujan Akumulasi Bulanan
Kabupaten: Padang Pariaman
- Grafik Garis untuk Suhu Udara Rataan Bulanan
Kecamatan: - - Grafik Garis untuk Kelembapan Udara Rataan Bulanan
- Grafik Batang untuk Kecepatan Angin dan Lama Penyinaran
Kelurahan/Desa: -
Stasiun Klimatologi Padang
Ceritakan
Stasiun Iklim: Pariaman
1. Bagaimana Pola Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara,
Periode Data: 2021 Kecepatan Angin dan Lama Penyinaran Matahari Di Wilayah
Lintang Derajat Anda?
(LU/LS): -0.54549 2. Kapan terjadi Puncak Curah Hujan? Suhu Udara Tinggi?
Bujur Derajat Penyinaran Matahari Terlama? Udara Cenderung Lembab? Angin
(BT/BB): 100.29786
Kencang?
3. Menurutmu, Bagaimana Dampaknya Terhadap Pertanian?
4. Apakah Pola Iklim Sesuai dengan Waktu Tanam Tanaman Padi di
Wilayahmu?

12
Histogram untuk Curah Hujan Akumulasi Bulanan

Curah Hujan tertinggi bulan Maret (808,4 mm) dan terendah Februari (168,5 mm)
Curah Hujan (CH) di kabupaten Padang Pariaman cukup tinggi, dimana rata-rata CH pada tanaman padi sebesar 200 mm per bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1.500- 2.000 mm, namun Kabupaten Padang
Pariaman memiliki CH tahunan sebesar 5.445 mm. Sebaran CH perbulan juga menentukan pola tanam, karena kebutuhan air terbesar
terdapat pada masa pengolahan tanah, dimana untuk penyiapan lahan tanam untuk padi sebesar 300 mm untuk jangka waktu 45 hari.
Grafik Garis untuk Suhu Udara Rataan Bulanan

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Padang Pariaman adalah 25,75 °C, sedangkan
suhu minimumnya adalah 25,42 °C dan suhu maksimumnya adalah adalah 26,59 °C.
Suhu udara tersebut memenuhi syarat untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman padi. Suhu udara rata-rata harian yang kurang dari 20 ᴼC akan menyebabkan
perkembangan tanaman terhambat dan kehampaan gabah tinggi. Sedangkan suhu
udara rata-rata harian harian yang tinggi akan meningkatkan laju respirasi yang pada
akhirnya menurunkan jumlah gabah.
Grafik Garis untuk Kelembapan Udara Rataan Bulanan

Rata-rata Kabupaten Padang Pariaman memiliki kelembabpat udara yang optimal berkisar 80,33-
88,65%. Secara langsung kelembaban berperan dalam proses pembungaan, khususnya proses
persarian. Kelembaban udara dapat mempengaruhi proses fotosintesis dan respirasi tanaman
padi. Kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan kekeringan pada tanaman akibat
transpirasi yang tinggi, sedangkan apabila terlalu tinggi dapat mengganggu persarian akibat
menggumpalnya polen/serbuk sari.
Grafik Batang untuk Kecepatan Angin dan Lama Penyinaran

Ratarata kecepatan angin yang bertiup


adalah 1,08 m/s, laju kecepatan angin tertinggi
adalah 1,39 m/s, sedangkan kecepatan angin
terendah adalah 0,9 m/s. Kecepatan angin cenderung stabil di Kabupaten
Padang Pariaman. Keadaan angin di Kabupaten Padang Pariaman termasuk
pada Skala Beaufort 1 (udara ringan)
Tabel 1. Skala Beaufort dan kecepatan angin

Skala Kecepatan Angi n


Keadaan angi n
Beaufort knot m/s km/j

0 Tenang <1 0 – 0,2 <1

1 Udara ringan 1–3 0,3 – 1,5 1–3

2 Sepoi lemah 4–6 1,6 – 3,3 4–7


Kecepatan angin yang tidak kencang, maka serangga penyerbuk
bisa lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga, sedangkan
3 Sepoi lembut 7 – 10 3,4 – 5,4 12 – 19
pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga
4 Sepoi sedang 11 – 16 5,5 – 7,9 20 – 28 penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh
5 Sepoi segar 17 – 21 8,0 – 10,7 29 – 38 terhadap keberhasilan penangkaran benih. Selain itu kecepatan
10,3 –
angin juga memegang peranan penting dalam proses
6 Sepoi kuat 22 – 27 39 – 49
13,8
evapotranspirasi, karena laju evapotranspirasi sebanding dengan
kecepatan angin.
13,9 –
7 Angin ribut lemah 28 – 33 50 – 61
17,1

17,2 –
8 Angin ribut 34 – 40 62 – 74
20,7

20,8 –
9 Angin ribut kuat 41 – 47 75 – 88
24,4

24,5 –
10 Badai 48 – 55 89 – 102
28,4

28,5 –
11 Badai amuk 56 – 63 103 – 117
32,6

12 Siklon > 64 > 32,7 > 118

Sumber: Biro Cuaca Pusat ROC


Tanaman padi membutuhkan penyinaran oleh sinar matahari
minimal selama 6 jam tiap harinya. Untuk rata-rata lama
penyinaran matahari tertinggi di Kabupaten Padang
Pariaman berada pada bulan Februari (6,79 jam), sedangkan
rata-rata lama penyinaran matahari terendah berada pada
bulan Maret (3,81 jam). Faktor lama penyinaran sangat
penting untuk diperhatikan sebab rendahnya nilai lama
penyinaran pada padi dengan genotip yang peka dapat
menyebabkan jumlah gabah atau malai sedikit serta
persentase gabah hampa sangat tinggi sehingga produksi
biji atau beras sangat rendah, dan mampu menurunkan
karbohidrat yang terbentuk saat pembungaan padi.
http://katam.litbang.pertanian.go.id/main.aspx?mode=fullscreen&aktif_tab1=
5. Model Pendugaan Produktivitas Padi
(Materi Hari 2, Fasilitator: Delta Yova)

Instruksi:
Ikuti langkah-langkah pendugaan produktivitas
padi pada tautan:
https://drive.google.com/drive/u/0/folders/160
UiDw7ADLaW46ktks7lOJVV3f7AtCEn

Interpretasikan Grafik Pendugaan Padi tersebut


1. Bagaimana dampak Perubahan iklim terhadap
produktivitas padi di wilayah Anda?
2. Bagaimana produktivitas padi pada berbagai
skenario perubahan suhu dan curah hujan?
3. Berapa potensi total kerugian di masa
depan? Visualisasi Pendugaan Produktivitas Padi

20
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai