Anda di halaman 1dari 11

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN

KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

M.Fais Yudha Ariyanto1, Pitojo Tri Juwono2, Heri Suprijanto2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya - Jawa Timur, Indonesia
Jalan Mayjend. Haryono 167 Malang 65145 - Telp (0341) 562454
E-mail: faisyudha@yahoo.co.id

ABSTRAK

Perencanaan pelimpah Embung Krueng Raya merupakan salah satu kajian penting
dalam perencanaan Embung Krueng Raya.Tahapan awal studi ini adalah merencanakan
perencanaan pelimpah yang sesuai dengan pertimbangan hidrologi, dan hidrolika.
Selanjutnya adalah menganalisis mengenai stabilitas ambang pelimpah ditinjau terhadap
stabilitas guling, geser dan daya dukung tanah.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan didapatkan debit inflow kala ulang 100
tahun sebesar 407,465 m3/det dan kala ulang 1000 tahun sebesar 538,433 m3/det, debit
outflow kala ulang 100 tahun sebesar 383,184 m3/det dan kala ulang 1000 tahun sebesar
503,639 m3/det. Kemudian untuk dimensi didapatkan dari analisa hidrolika, pelimpah
utama dengan lebar 30 m dengan elevasi puncak +31 dan Untuk pelimpah darurat
didapatkan lebar 20 m dengan elevasi puncak +32. Berdasarkan analisa stabilitas,
direncanakan dimensi pondasi yang aman terhadap guling, geser dan daya dukung tanah.
Sehubungan dengan hal tersebut, pelimpah utama direncanakan pondasi dengan
kedalaman 5,5 m, panjang 8,1 m dan pelimpah darurat kedalaman 5 m, panjang 19 m.

Kata Kunci : pelimpah utama, pelimpah darurat, hidrologi, hidrolika, stabilitas

ABSTRACT
The planning of Krueng Raya spillway is one of the important stage from planning
Krueng Raya Small Dam .Initial stage of this study was to plan the spillway planning with
hydrology,and hydraulics considerations. The next was to analyze the stability of weir
spillway. The stability is based from stability of overturning, shear, and soil bearing
capacity.
Result of research indicated that inflow debit for 100-years time period was 407,465
m3 /sec and for 1000-years repeat period was 538,433 m3 /sec. Outflow debit for 100-years
time period was 383,184 m3 /sec, while for 1000-years time period was 503,639 m3 /sec.
The dimensions of primary spillway were 30 m wide with +31 peak elevation and
Emergency spillway was 20 m wide with peak elevation of +32. Based of the analysis
stability, it plans the dimension of foundation which accepted in overturning,shear and soil
bearing capacity. In relevant with this issue, primary spillway was planned for
construction on 5.5 m foundation depth, 8.1 m length and emergency spillway was planned
for 5 m foundation depth, 19 m length.

Keywords : primary spillway, emergency spillway,hydology,hydraulics,stability


1. PENDAHULUAN 5. Analisa hidrograf satuan sintetik
Pelimpah Embung Krueng Raya Nakayasu.
terletak di Kelurahan Krueng Raya 6. Analisa hidrograf banjir rancangan.
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh 7. Analisa kurva tampungan.
besar. Sebuah pelimpah secara fungsional 8. Penelusuran banjir
direncanakan untuk mengendalikan muka 9. Analisa hidrolika pada ambang
air maksimum tampungan pada saat debit pelimpah saluran transisi, saluran
banjir berlangsung. Sedangkan secara peluncur dan kolam olak pelimpah
teknis cara kerjanya adalah membuang utama.
kelebihan air kembali ke sungai. 10. Analisa hidrolika ambang pelimpah
Sebuah pelimpah dibangun dan kolam olak pada pelimpah
berdasarkan petimbangan tertentu di darurat.
antaranya kondisi topografi, hidrologi 11. Analisa stabilitas ambang pelimpah
dan hidrolika. Pada lokasi studi,kondisi utama dan darurat.
tampungan embung adalah tampungan 12. Selesai.
memanjang (long storage) dengan
kemiringan lereng yang cukup curam, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga kenaikan elevasi muka air pada 3.1.Analisa Hidrologi
tampungan akan terjadi dengan waktu Analisa Curah Hujan Rerata
yang relatif cepat, kemudian pada bagian Daerah
hulu tapungan terdapat jembatan dengan Curah hujan rerata daerah ditentukan
elevasi dasar +36, maka dibangunlah 2 dengan menggunakan metode aritmatik.
buah pelimpah untuk mengatasi kenaikan Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah
muka air saat terjadi banjir. stasiun penakar hujan dan data yang
tersedia (Sosrodarsono,2003:51). Untuk
2. BAHAN DAN METODE hasil perhitungan dsajikan pada tabel 1
Pada studi ini diperlukan data-data Tabel 1. Hujan Rerata Daerah
yang digunakan dalam menganalisis Stasiun
No. Tahun Jumlah Rerata
permasalahan yang terjadi, untuk itu Blang bintang Masjid Raya
1 1993 96,0 84 180,0 90,0
perlu disajikan beberapa data sebagai 2 1994 109,0 87 196,0 98,0
berikut: 3 1995 136,8 158 294,8 147,4
4 1996 117,2 80 197,2 98,6
1. Data hidrologi 5 1997 117,0 87 204,0 102,0
6 1998 103,2 133 236,2 118,1
2. Data topografi 7 1999 50,8 119 169,8 84,9
3. Data luas DAS 8 2000 185,0 179 364,0 182,0
9 2001 176,7 82 258,7 129,4
4. Data geologi 10 2002 117,0 97 214,0 107,0
Adapun langkah-langkah penyelesai- 11 2003 84,6 114 198,6 99,3
12 2004 146,3 122 268,3 134,2
an studi sebagai berikut: 13 2005 65,5 90 155,5 77,8
1. Analisa curah hujan rerata daerah. 14 2006 145,9 103 248,9 124,5
15 2007 105,4 129 234,4 117,2
2. Analisa curah hujan rancangan 16 2008 71,4 86 157,4 78,7
distribusi Log Pearson tipe III. Sumber: hasil perhitungan
3. Uji kesesuaian distribusi metode chi-
kuadrat dan smirnov komogorov
4. Analisa hujan jam-jaman Metode
Mononobe.
Analisa Hujan Rancangan Analisa Hujan Jam-jaman
Penentuan curah hujan maksimum Analisa hujan jam-jaman dihitung
dengan periode ulang tertentu dihitung menggunakan metode Mononobe, dengan
dengan menggunakan analisa fekuensi ketentuan
distribusi Log Pearson tipe III, dengan t = 6 jam; C = 0,75
alasan bahwa koefisien puncak dan Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel
koefisien kepencengan data yang tersedia 5 dan 6 berikut
memenuhi syarat metode tersebut. Hasil Tabel 5. Curah Hujan Jam-jaman Kala
Perhitungan dapat dilihat pada tabel 2 Ulang 100 tahun
berikut ( Jam Nisbah % C.H.netto jam-jaman

Tabel 2. Curah Hujan Rancangan Log 1 55,03 82,370


Pearson III 2 14,30 21,410
3 10,03 15,018
R
Tr Pr (%) K K . SD 4 7,99 11,956
rancangan
5 6,75 10,096
1,01 99,010 -1,956 -0,197 69,142
6 5,90 8,825
2 50 0,083 0,008 111,038
Sumber:hasil perhitungan
5 20 0,808 0,082 131,421
10 10 1,323 0,133 148,118 Tabel 6. Curah Hujan Jam-jaman Kala
25 4 1,910 0,193 169,747 Ulang 100 tahun
Jam Nisbah % C.H.efektif jam-jaman
50 2 2,310 0,233 186,308
1 55,03 108,899
100 1 2,606 0,263 199,568
2 14,30 28,305
1000 0,1 3,808 0,384 263,844 3 10,03 19,855
Sumber: hasil perhitungan 4 7,99 15,807
5 6,75 13,348
Uji Kesesuaian Distribusi 6 5,90 11,668

uji kesesuaian distribusi dilakukan Sumber: hasil perhitungan


dengan metode chi-kuadrat dan smirnov
kolmogorov. Berikut adalah hasil dari uji Analisa Hidrograf Satuan Sintetis
Nakayasu
kesesuaian distribusi Data yang diketahui :
Tabel 3. Hasil Uji kesesuaian Metode Luas DAS (A) =63,8 km2
Chi-Kuadrat
SIGNIFIKAN
Panjang sungai utama = 16,7 km
() 5% 1% Unit hujan efektif (Ro) = 1 mm
D KRITIS 9,488 13,277 Parameter hidrograf () = 2,0
2
X hitung 0,88 0,88 Untuk sungai dengan L > 15 km,
Sumber: hasil perhitungan

Tabel 4. Hasil Uji kesesuaian Metode


SmirnovKolmogorov
a
D critis D maks Keterangan
(%)
1% 39,1 5,08 D maks < D cr' diterima
5% 32,8 5,08 D maks < D cr' diterima
Sumber: hasil perhitungan
HSS METODE NAKAYASU
5,00

4,00
UH (m3/dt)

3,00

2,00

1,00

0,00
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36
t (jam)

Gambar 1 . Hidrograf satuan sintetik Nakayasu


Sumber: hasil perhitungan

Analisa Hidrograf Banjir Rancangan Analisa hidrograf banjir rancangan


menggunakan data debit dasar sebesar
0,827 m3/dt.

HIDROGRAF BANJIR RANCANGAN METODE NAKAYASU


600,00

500,00

400,00
Q BANJIR (m3/detik)

Q 100 thn
300,00
Q 1000 thn
200,00

100,00

0,00
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36
WAKTU t (jam)
Gambar 2 . Hidrograf Banjir Rancangan Metode Nakayasu
Sumber: hasil perhitungan

Analisa Kurva Tampungan tampungan yang dibatasi oleh garis


Perhitungan kurva tampungan dilakukan kontur tiap meternya (Soedibyo. 2003:
dengan cara mengakumulasikan volume 226)
Lengkung Kapasitas Tampungan Embung
Luas Genangan (1000 m2)

300000 250000 200000 150000 100000 50000 0


35

33

31
Elevasi (m)

volume
29
Luas
27

25

23

21
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Volume Genangan (juta m3)

Gambar 3. Lengkung kapasitas tampungan Embung Krueng Raya


Sumber: hasil perhitungan
sehingga hasil penelusuran banjir
Penelusuran Banjir didapatkan debit inflow dan outflow yang
Analisa koefisien debit pada penelusuran disajikan pada grafik berikut
banjir mengguanakan metode Iwasaki

Hidrograf Penelusuran Banjir pada Pelimpah Q100th

500

400

300
Q (m3/detik)

inflow
outflow
200

100

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
T (jam)
Gambar 4. Hidrograf Penelusuran Banjir Q 100 Tahun
Sumber: hasil perhitungan
Hidrograf Penelusuran Banjir pada Pelimpah Q1000th

600

500

400
Q (m3/detik)

300 inflow
outflow
200

100

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
T (jam)

Gambar 5. Hidrograf Penelusuran Banjir Q 1000 Tahun


Sumber: hasil perhitungan
Maka:
3.2.Analisa Hidrolika Pelimpah Utama
Profil Ambang X1 = 0,282 Hd = 0,817 m
Untuk perencanaan profil pelimpah X2 = 0,175 Hd = 0,507 m
menggunakan Q outflow maksimum pada R1 = 0,5 Hd = 1,449 m
kala ulang 100 tahun dengan : R2 = 0,2 Hd = 0,580 m
Q100th = 286,619 m3/dt Rumus lengkung Harold :
L = 30m X1,85 = 2 Hd0,85 Y
Hd = 2,899 m Rencana kemiringan hilir : 1 : 1
Profil pelimpah direncanakan maka:
menggunakan pelimpah OGEE tipe 1 Y = 0,202 x X1,85
Y = 0,374 x X0,85
Misal Y = 1
1 = 0,374 x X0,85
X0,85 = 2,671
X = 3,197 m
Y = 1,717 m
Koordinat lengkung harold bisa dilihat
pada tabel 7 berikut
Tabel 7. Koordinat lengkung Harold
X Y
0,500 0,056
1,000 0,202
1,500 0,428
2,000 0,729
2,500 1,102
3,000 1,544
3,177 1,717
Gambar 6. Pelimpah OGEE 1
Sumber : Anonim (2010:100) Sumber : hasil perhitungan
Profil Aliran di Atas Ambang Perhitungan Saluran Transisi
Perencanaan profil muka air pada mercu Saluran transisi direncanakan menyempit
pelimpah didesain dengan menggunakan dari lebar 30 m menjadi 20 m dengan
Q100th. Beda tinggi dari puncak ke hilir sudut penyempitan 9,50 sehingga
ambang adalah 5 m. Maka didapatkan didapatkan saluran sepanjang 30 m.
hasil seperti gambar berikut Perhitungan dikondisikan terjadi aliran
subkritis pada ujung saluran transisi.
Saluran ini direncanakan menggunakan
Q100th dan dikontrol dg Q1000th

Gambar 7. Profil aliran di atas ambang


Sumber: hasil perhitungan

Gambar 8. Profil aliran saluran transisi pada pelimpah utama kala ulang 100 tahun
Sumber: hasil perhitungan

Gambar 9. Profil aliran saluran transisi pada pelimpah utama kala ulang 1000 tahun
Sumber: hasil perhitungan
Perhitungan Saluran Peluncur sebesar 25 m. Direncanakan
Saluran peluncur pada studi ini memiliki menggunakan Q100th dan dikontrol dg
beda tinggi sebesar 8,4 m dengan panjang Q1000th..

Gambar 10. Profil aliran saluran peluncur pada pelimpah utama kala ulang 100 tahun
Sumber: hasil perhitungan

Gambar 11. Profil aliran saluran peluncur pada pelimpah utama kala ulang 1000 tahun
Sumber: hasil perhitungan

Perhitungan Kolam Olak m/dt,dengan panjang loncatan 13,6 m


Kolam olak merupakan saluran untuk seperti gambar berikut
meredam energi aliran air setelah melalui
saluran peluncur dengan cara
memperpendek jarak loncatan air.
Peredam Energi direncanakan
menggunakan USBR tipe III dikarenakan
memenuhi syarat Fr> 4,5 dan V< 18
Rencana kemiringan hilir : 1 : 1
maka:
Y = 0,302 x X1,836
Y = 0,554 x X0,836
Misal Y = 1
1 = 0,554 x X0,836
X0,836 = 1,805
Gambar 12. Kolam olak USBR III X = 2,027 m
Sumber : hasil perhitungan Y = 1,104 m
Koordinat lengkung harold bisa dilihat
3.3.Analisa Hidrolika Pelimpah pada tabel 8
Darurat
Tabel 8. Koordinat lengkung Harold
Profil Ambang
X Y
Untuk perencanaan profil pelimpah
0,500 0,085
menggunakan Q outflow maksimum pada
1,000 0,302
kala ulang 100 tahun dengan :
1,500 0,635
Q100th = 96,565m3/dt 2,000 1,077
L = 20 m 2,027 1,104
Hd = 1,899 m Sumber : hasil perhitungan
Profil pelimpah direncanakan
menggunakan pelimpah OGEE tipe 2 Profil Aliran di Atas Ambang
Perencanaan profil muka air pada mercu
pelimpah didesain dengan menggunakan
Q100th. Beda tinggi dari puncak ke hilir
ambang adalah 11 m.untuk panjang
lereng yang >10 m profil aliran
dipengaruhi oleh kehilangan energi
akibat gesekan (hf). Profil aliran dapat
dilihat pada gambar14

Perhitungan Kolam Olak


Gambar 13. Pelimpah OGEE tipe 2 Kolam olak pada pelimpah darurat
Sumber : Anonim (2010:100) direncanakan menggunakan USBR tipe
III dikarenakan memenuhi syarat Fr> 4,5
Maka:
dan V< 18 m/dt, dengan panjang loncatan
X1 = 0,237 Hd = 0,450 m
13,6 m . Berikut adalah profil muka iar di
X2 = 0,139 Hd = 0,264 m
atas ambang dan kolam olak USBR tipe
R1 = 0,68 Hd = 1,291 m
III
R2 = 0,21 Hd = 0,399 m
Rumus lengkung Harold :
X1,836 = 2 Hd0,836 Y
Gambar 14. Profil aliran diatas ambang dan kolam olak pelompah darurat
Sumber: hasil perhitungan
=12,5.50( ) ( )
3.4. Analisa Stabilitas
Perhitungan daya dukung izin tanah = 700,847 kN/m2 = 71,442 ton/m2
berdasarkan data SPT adalah sebagai Stabilitas ambang pelimpah dianalisa
berikut (Hardiyatmo,2006:188) dengan 4 kondisi yaitu:
Pelimpah utama Kondisi I : Air penuh pada keadaan
normal (tanpa gempa)
qa = 12,5 . N ( ) Kd
Kondisi II : Air penuh pada keadaan
= 12,5 . N ( ) ( ) gempa
Kondisi III : Saat banjir Q1000th pada
= 12,5 . 50 ( ) ( ) keadaan normal (tanpa gempa)
= 822,765 kN/m2 = 83,870 ton/m2 Kondisi VI : Saat banjir Q1000th pada
Pelimpah darurat keadaan gempa
Hasil analisa stabilitas untuk pelimpah
qa = 12,5 . N ( ) Kd utama dan pelimpah darurat disajikan
pada tabel 9
= 12,5 . Nk ( ) ( )
Tabel 9 . Rekapitulasi hasil analisa stabilitas pelimpah utama dan pelimpah darurat
Tegangan
Kontrol
Angka keamanan Angka keamanan
Eksentrisitas Kontrol Daya
No. Tinjauan stabilitas terhadap guling terhadap geser B/6 Ijin Max Min
Eksentrisitas dukung

SF Guling SF Geser e ijin max min ton/m2


A Tinjauan kondisi normal ( SF >= 1,5 ) ( SF >= 1,5 ) e < B/6 < ijin
1 Pelimpah utama
Keadaan penuh 9,4334 OK 3,8427 OK 1,2819 1,35 OK 83,870 13,051 0,338 OK
Keadaan banjir Q 1000th 11,9087 OK 4,8922 OK 0,7520 1,35 OK 83,870 11,269 3,799 OK
2 Pelimpah darurat
Keadaan penuh 8,047 OK 7,498 OK 1,184 3,169 OK 71,442 24,356 11,102 OK
Keadaan banjir Q 1000th 8,520 OK 7,963 OK 1,256 3,169 OK 71,442 26,230 11,340 OK
B Tinjauan kondisi gempa ( SF >= 1,2 ) ( SF >= 1,2 ) e < B/6 < ijin
1 Pelimpah utama
Keadaan penuh 10,954 OK 1,246 OK 0,947 1,350 OK 83,870 13,808 2,421 OK
Keadaan banjir Q 1000th 10,250 OK 1,290 OK 0,938 1,350 OK 83,870 14,361 2,583 OK
2 Pelimpah darurat
Keadaan penuh 3,390 OK 1,403 OK 0,900 3,169 OK 71,442 22,764 12,695 OK
Keadaan banjir Q 1000th 3,372 OK 1,435 OK 0,929 3,169 OK 71,442 24,295 13,275 OK

Sumber : hasil perhitungan


4. KESIMPULAN DAN SARAN a. Pelimpah utama
4.1. Kesimpulan Kedalaman pndasi = 5,5 m
1. Berdasarkan analisa hidrologi yang Panjang pondasi = 8,1 m
dilakukan didapatkan hasil sebagai b. Pelimpah darurat
berikut : Kedalaman = 5 m
a. Debit inflow Panjang = 19 m
Q100 th = 407,465 m3/det
Q1000 th = 538,433 m3/det 4.2. Saran
b. Debit outflow 1. Perlu dilakukan uji model test agar
Q100 th = 383,184 m3det perencanaan lebih mendekati kondisi
Elevasi = +33,899 m di lapangan sebelum dilakukan
Q1000 th = 503,639 m3/det pembangunan.
Elevasi = +34,366 m 2. Dilakukan pendataan lapangan yang
2. Dari hasil analisa hidrolika untuk lebih lengkap dan berkelanjutan
menentukan dimensi bangunan untuk mendukung sebuah
perencanaan bangunan yang lebih
pelimpah, didapatkan hasil sebagai
baik.
berikut :
a. Pelimpah utama DAFTAR PUSTAKA
- Ambang pelimpah Anonim. 2010. Kriteria Perencanaan
Lebar = 30m Irigasi-02.Departemen Pekerjaan
Elevasi puncak = +31 Umum,Jakarta
- Saluran transisi Anonim. 2010. Kriteria Perencanaan
Panjang = 30 m Irigasi-04. Departemen Pekerjaan
Lebar hulu = 30 m Umum,Jakarta
Lebar hilir = 20 m Hardiyatmo, Hary Christady. 2006.
- Saluran peluncur Rekayasa Fondasi I. Beta Offset,
Panjang = 25 meter Jakarta
Beda tinggi = 8,4 m Soedibyo. 2003. Teknik Bendungan.
- Kolam olak tipe III dengan Pradnya Paramita, Jakarta
panjang = 13,6 m
Sosrodarsono, Suyono. 2003. Hidrologi
Elevasi = +18
Untuk Pengairan. PT.Pradnya
b. Pelimpah darurat
Paramita, Jakarta
- Ambang pelimpah
Lebar = 20 m
Elevasi puncak = + 32
- Kolam olak tipe III dengan
panjang = 11 m
Elevasi = +19
3. Dari hasil uji stabilitas guling, geser
dan daya dukung tanah untuk kondisi
penuh dan banjir dalam keadaan
normal dan gempa didapatkan
dimensi yang aman dengan pondasi
jenis rusuk sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai