Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS

HIDROLOGI

1. PENDAHULUAN
Dalam analisa hidrologi, salah satu aspek yang diharapkan untuk
menunjang perancangan bangunan-bangunan adalah penetapan debit banjir
banjir rencana pada suatu tahun periode ulang tertentu.
Tujuan dari Analisis Hidrologi pada laporan ini adalah memberikan desain
saluran pada samping badan jalan dengan menggunakan debit banjir rencana 5
tahun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam laporan ini, analisa
hidrologi dimaksudkan sebagai dasar identifikasi, dengan pokok bahasan pada :
1. Analisis Daerah Tangkapan Kali (Catchment Area)
Untuk penentuan luas Daerah Tangkapan Sungai digunakan Peta Rupa
Bumi skala 1:250.000 yang yang dikeluarkan oleh Bakorsurtanal, yang
disempurnakan dengan hasil kunjungan lapangan.
2. Analisis Data Hujan dan Penentuan Curah Hujan Rencana
Lingkup kegiatan yang dilaksanakan dalam penentuan curah hujan
rencana antara lain penentuan stasiun curah hujan yang berpengaruh
untuk lokasi pekerjaan, analisa distribusi frekuensi dengan berbagai
metode, pengujian dan pemilihan hasil analisa distribusi frekuensi curah
hujan serta penentuan intensitas curah hujan rencana.
3. Analisis Debit Banjir Rencana
Perhitungan debit banjir rencana untuk masing-masing lokasi dilakukan
dengan menggunakan hidrograf satuan sintetis Nakayasu.

LAPORAN 1
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

4. Desain Saluran Rencana


Penentuan saluran rencana berdasarkan debit banjir rencana yang telah
dihitung dengan rumus persamaan sederhana Manning.

2. GAMBARAN UMUM JALAN EKSISTING


Ruas Teminabuan – Kambuaya yang didesain memiliki panjang total 30 Km
dengan lebar jalan rata-rata 4,5 m dan bahu jalan 1.5 - 2 m. Kondisi lokasi masih
merupakan lahan hijau yang alami yang ditumbuhi rumput disamping kiri kanan
jalan.

2.1. Kondisi Jalan Teminabuan – Kambuaya Km.0+000 sd Km.30+000

3. ANALISA HIDROLOGI
3.1. Data Curah Hujan
Curah hujan yang diperlukan untuk menganalisa besaran hidrologi dalam
kaitannya dengan pengendalian banjir suatu kawasan adalah curah hujan
maksimum selama minimal 10 tahun pengamatan dari beberapa stasiun
pencatat curah hujan yang berpengaruh terhadap hidrologi lokasi kegiatan.
Stasiun-stasiun pengamat hujan yang tersebar pada suatu daerah aliran dapat
dianggap sebagai titik (point). Tujuan mencari hujan rata-rata adalah
mengubah hujan titik (point rainfall) menjadi hujan wilayah (regional rainfall)
atau mencari suatu nilai yang dapat mewakili pada suatu daerah aliran.

LAPORAN 2
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

Data curah hujan menggunakan data curah hujan maximum tahunan yang
diperoleh dari BMKG Manokwari dengan lokasi pengamatan berada di
Stasiun Meteorologi Manokwari.

Gambar 3.1 Data Curah Hujan Bulanan Selama 10 tahun dari BMKG Manokwari

Tabel 3.1. Data Curah Hujan Maksimum Harian Sta. Manokwari

No. TAHUN Curah Hujan


Regional
1 2005 46.8
2 2006 46.2
3 2007 18.8
4 2008 20.8
5 2009 35.3
6 2010 30.4
7 2011 33.4
8 2012 43.6
9 2013 49.8
10 2014 33.0
Maximum 49.76
Rerata 35.79
Minimum 18.75
Standar Deviasi 10.77

LAPORAN 3
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

Gambar 3.2 Bar Chart Curah Hujan Maksimum Harian Sta. Manokwari

3.2. Catchment Area


Dalam melakukan analisa hidrologi di lokasi kegiatan, hal utama yang perlu
diperhatikan adalah daerah pengaliran sungai di lokasi kegiatan. Setiap lokasi
akan diwakili oleh catchment area yang memiliki debit banjir rencana (5 tahun)
yang paling besar.

LAPORAN 4
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

Gambar 3.3 Catchment Area pada Peta Rupa Bumi

Dari gambar di atas, besarnya luas daerah tangkapan (catchment area) dan
panjang pengaliran yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir rencana
adalah sepanjang rencana desain jalan yang diperlebar dengan pertimbangan
akan dibuatnya saluran baru di samping kiri dan kanan jalan yang didesain dan
sedikitnya (tidak ada) aliran sungai yang dilintasi oleh jalan yang didesain.

4. CURAH HUJAN RENCANA


4.1. Analisa Frekuensi Curah Hujan Harian
Tujuan dari analisa frekuensi curah hujan ini adalah untuk memperoleh curah
hujan dengan beberapa perioda ulang. Pada analisa ini digunakan beberapa
metoda untuk memperkirakan curah hujan dengan periode ulang dalam tahun
tertentu, yaitu:
1. Metode Distribusi Normal
2. Metode Distribusi Log Normal 2 Parameter
3. Metode Distribusi Log Normal 3 Parameter
4. Metode Distribusi Gumbell
5. Metode Distribusi Pearson III
6. Metode Distribusi Log Pearson Type III
Pada analisa ini menggunakan beberapa metoda analisa distribusi untuk
memperkirakan curah hujan dengan tahun periode ulang tertentu. Metoda yang
dipakai nantinya harus ditentukan dengan melihat karakteristik distribusi hujan
daerah setempat. Periode ulang yang akan dihitung pada masing-masing metode
adalah untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun.
1. Metode Distribusi Normal
Merupakan fungsi distribusi kumulatif (CDF) Normal atau dikenal dengan
distribusi Gauss (Gaussian Distribution). Distribusi normal memiliki fungsi
kerapatan probabilitas yang dirumuskan:

-∞<x<∞

LAPORAN 5
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

Di mana:
μ dan ó adalah parameter statistik, yang masing-masing adalah nilai rata-
rata dan standar deviasi dari variate.
2. Metode Distribusi Log Normal 2 Parameter

Di mana :
λ = E ln x

ξ=

Persamaan : log XTR = log + k.Slogx

Cv =

Slogx = ; log =

Di mana :
XTR = Besarnya curah hujan dengan periode ulang t
n = Jumlah data

= Curah hujan harian maksimum rata-rata dalam harga logaritmik

k = Faktor frekuensi dari Log Normal 2 parameter, sebagai fungsi dari


koefisien variasi, Cv dan periode ulang t
Slogx = Standard deviasi dari rangkaian data dalam harga logaritmiknya
Cv = Koefisien variasi dari log normal w parameter

3. Metode Distribusi Log Normal 3 Parameter


Distribusi Log Normal 3 Parameter dapat dituliskan sebagai:
Xt = X + K.SX

Di mana:
Xt = Nilai curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm)
X = Nilai curah hujan maksimum rata-rata

LAPORAN 6
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

SX = Standar deviasi nilai X


k = Nilai karakteristik distibusi Log Normal 3 Parameter yang nilainya
bergantung dari koefisien kemencengan (CS)

4. Metode Distribusi Gumbell


Metoda distribusi Gumbell yang banyak digunakan dalam analisa frekuensi
hujan
mempunyai rumus:
Xt = X + K. Sx
K = (Yt - Yn)/Sn.
Yt = - (0.834 + 2.303 log T/T-1)
Dimana :
Xt = Curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm)
X = Curah hujan maksimum rata-rata
Sx = Standar deviasi
K = Faktor frekuensi
Yn= Nilai rata-rata dari reduksi variat, nilainya tergantung dari jumlah data
Sn= Deviasi standar dari reduksi variat, nilainya tergantung dari jumlah data

5. Metoda Distribusi Pearson Type III


Secara sederhana fungsi kerapatan peluang distribusi Pearson Type III adalah
sebagai berikut:
Xt = Xi + KT.Si
Dimana:
Xi = Data ke-i
Si = Standar deviasi
Cs = Koefisien skewness
KT = Faktor sifat distribusi Pearson Type III, yang merupakan fungsi dari
besarnya Cs yang ditunjukan pada tabel.

6. Metoda Distribusi Log Pearson Type III

LAPORAN 7
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

Secara sederhana fungsi kerapatan peluang distribusi Pearson Type III ini
mempunyai persamaan sebagai berikut:

= logXi + KT.Si

Si = Standar deviasi =

Cs = Koefisien skewness =

Dimana : KT = Koefisien frekuensi didapat dari table


Berikut ini disajikan tabel resume perhitungan frekuensi hujan pada yang
dihitung dengan mempergunakan 6 metode perhitungan distribusi frekuensi.
Tabel 4.1. Resume Perhitungan Frekuensi Sta. Manokwari
                 
                 
  Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana (mm)  
Periode
Ulang Log Normal Log Normal Pearson Log
  Normal Gumbell  
2 Paramater 3 Paramater III Pearson III
   
  2 35.79 34.26 35.23 34.33 36.32 35.63  
  5 44.84 43.93 44.93 47.18 45.20 45.78  
  10 49.57 50.02 39.10 55.69 49.36 50.88  
  25 53.45 56.86 55.28 66.45 53.64 55.95  
  50 57.87 62.79 59.70 74.42 56.28 58.93  
  100 60.88 68.02 63.37 82.34 58.47 61.40  
                 
                 

4.2. Uji Kecocokan Distribusi (Kolmogorov-Smirnov)


Pengujian kecocokan sebaran adalah untuk menguji apakah sebaran yang dipilih
dalam pembuatan duration curve cocok dengan sebaran empirisnya. Pengujian
parameter dilakukan dengan metode Kolmogorov - Smirnov.
Prosedur dasarnya mencakup perbandingan antara probabilitas kumulatif lapangan
dan distribusi kumulatif fungsi yang ditinjau. Sampel yang berukuran N,
diatur dengan urutan yang meningkat. Dari data yang diatur akan membentuk
suatu fungsi frekuensi kumulatif tangga.

LAPORAN 8
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

Prosedur pengujian ini adalah sebagai berikut:


1. Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan tentukan
besarnya peluang dari masing-masing data tersebut:
X1 P(X1)
X2 P(X2) XN P(XN)
2. Tentukan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil penggambaran
data.
X1 P’(X1)
X2 P’(X2) XN P’ (XN)
3. Dari kedua nilai peluang tersebut tentukan selisih terbesar antara
peluang pengamatan dengan peluang teoritis.
D = Maksimum [ P (Xm) – P’(Xm) ]
4. Berdasarkan tabel nilai kritis (Kolmogorov - Smirnov test) tentukan nilai
Do (lihat tabel)

Tabel 4.2. Kritis (Do) dari Kolmogorov-Smirnov

Apabila D lebih kecil dari Do maka distribusi teoritis yang digunakan


untuk menentukan persamaan distribusi dapat diterima, tetapi apabila D lebih
besar dari Do maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan
distribusi tidak dapat diterima.
Resume perhitungan uji distribusi stasiun curah hujan dengan tiap metode
analisa distribusi frekuensi dapat dilihat pada Tabel 3. 5 Resume Uji Hasil
Analisa Frekuensi Kolmogorov - Smirnov.

LAPORAN 9
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

Tabel 4.3. Resume Uji Hasil Analisa Frekuensi Kolmogorov – Smirnov Sta. Manokwari
                 
                 
  Selisih Untuk Nilai Kritis 5 %  
No. Log Normal Log Normal Pearson Log Pearson
  Normal Gumbell  
2 Paramater 3 Paramater III III
  1 1.35 1.21 2.55 2.38 1.78 2.11  
  2 1.51 2.25 3.08 0.13 2.01 2.10  
  3 0.06 1.26 1.79 0.25 0.54 0.45  
  4 1.02 1.88 2.20 1.12 0.82 0.57  
  5 1.27 1.85 2.01 1.81 0.53 0.16  
  6 0.35 0.20 0.18 0.48 1.73 2.22  
  7 0.09 0.55 0.64 0.91 2.27 2.85  
  8 2.40 3.50 3.69 1.16 5.37 6.05  
  9 1.83 4.36 4.63 0.94 6.37 7.12  
  10 0.04 4.44 4.79 0.55 6.57 7.41  
                 
Selisih
  Maks 2.40 4.44 4.79 2.38 6.57 7.41  
Uji
  Kecocokan Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima  
                 
               

Dari hasil perhitungan maka diperoleh kesimpulan bahwa analisis yang


memenuhi perhitungan uji frekuensi untuk Sta. Tual dengan selisih maksimum
terkecil adalah hasil metoda Gumbel. Sehingga untuk perencanaan dipilih hasil
analisa frekuensi dari metode Gumbel.

4.3. Analisis Debit Banjir Rencana


Penentuan debit banjir rencana, dilakukan menurut ketentuan Tata Cara
Perhitungan Debit Banjir Rencana, SNI. Penentuan debit banjir yang dilakukan
adalah dengan Metode Unit Hidrograf (Hidrograf Sintetik) dengan rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :

LAPORAN 10
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

dimana:
Qp = debit banjir (m3 / detik)
Ro = Unit curah hujan (mm)
Tp = Waktu konsentrasi (jam)
T0,3 = waktu yang diperlukan dari kulminasi sampai 30 % banjir (jam).

1. Rumus Kurva Menaik pada hidrograf

dimana:
Qa = debit banjir sebelum debit puncak
t = waktu (jam)
2. Kurva menurun
a. Qd >0,3 Qp :

b. 0,3 Qp > Qd >0,32 Qp :

c. 0,32 Qp > Qd :

3. Tp = tg + 0,8 tr
untuk
L < 15 km tg = 0,21 L0,7
L > 15 km tg = 0,4 + 0,058 L
dimana:
L = panjang sungai/aliran (km)
tg = waktu konsentrasi (jam)
tr = 0,5 tg sampai tg (jam)
T 0,3 = αtg( hour)
4. Dengan besarnya α =
a. daerah pengaliran biasa α = 2
b. bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat α = 1

LAPORAN 11
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

c. bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat α = 3
5. Asumsi yang dipergunakan dalam perhitungan ini adalah :
a. Panjang sungai
b. Luas catchment area dan koefisien pengaliran
Berikut dijabarkan perhitungan debit banjir rencana untuk masing-masing kondisi
catchment area. Dalam perhitungan besarnya debit banjir rencana yang dilayani
saluran jalan ini, besaran luas daerah tangkapan yang diperhitungkan sebesar 0,6
km2, dengan panjang pengaliran 2,9 km.

Gambar 4.1 Hidrograf Debit Banjir Teminabuan - Kambuaya

Untuk penentuan periode ulang yang digunakan, dilakukan sesuai standar


perencanaan di mana untuk bangunan drainase jalan menggunakan periode ulang
5 tahun, sehingga digunakan debit banjir sebesar 1,02 m3/dtk.

5. DESAIN SALURAN RENCANA


Dengan menggunakan rumus persamaan Manning maka akan ditentukan dimensi
saluran rencana yang dapat mengalirkan debit banjir rencana tersebut. Rumus
persamaan Manning adalah sebagai berikut:

LAPORAN 12
SURVEY HIDROLOGI
PERENCANAAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN RUAS PT. HEGAR
TEMINABUAN - KAMBUAYA DAYA

Dimana:
Q = debit yang dapat dialirkan saluran
R = jari-jari hidrolis
A = Luas penampang saluran
S = kemiringan saluran
n = koefisien kekasaran Manning

Bentuk saluran yang akan didesain adalah saluran berbentuk segitiga dengan
perbandingan sisi miring adalah 2:1. Gambar penampang saluran dapat dilihat
pada berikut:

Gambar 5.1 Desain Penampang Saluran

Desain kemiringan saluran untuk setiap lokasi adalah 0,003 dengan nilai koefisien
kekasaran Manning adalah 0,017 untuk saluran dengan pasangan batu.
Berikut adalah hasil perhitungan desain rencana untuk lokasi pekerjaan tersebut:
B 4.4
A 1.87
P 9.838699
R 0.190066
Q 1.991694

Kapasitas saluran kanan dan kiri jalan adalah Qsal = 1.99 m 3/dtk (> Qbanjir =
1,02 m3/dtk), maka dapat dikatakan desain saluran cukup memadai.

LAPORAN 13
SURVEY HIDROLOGI

Anda mungkin juga menyukai