Anda di halaman 1dari 31

T. MUDI HAFLI., ST.

, MT
REKAYASA HIDROLOGI
Debit

Debit adalah kecepatan aliran zat cair per satuan waktu.


Istilah debit sering digunakan untuk pengawasan
kapasitas air disungai, bendungan, atau waduk agar
senantiasa terkendali.
DEBIT ANDALAN

Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum


sungai untuk kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan
yang dapat dipakai untuk irigasi.
Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan bahwa
debit sungai lebih rendah dari debit andalan adalah 20%).
Dalam perencanaan proyek–proyek penyediaan air terlebih
dahulu harus dicari debit andalan (dependable discharge),
Tujuan menentukan debit andalan adalah untuk menentukan
debit perencanaan yang diharapkan selalu tersedia di sungai
(Soemarto, 1987).
Debit minimum sungai dianalisis atas dasar data debit
harian sungai.
Agar analisisnya cukup tepat dan andal, catatan data yang
diperlukan harus meliputi jangka waktu paling sedikit 10
tahun. Jika persyaratan ini tidak bisa dipenuhi, maka
metode hidrologi analitis dan empiris bisa dipakai.
Dalam praktek ternyata debit andalan dari waktu kewaktu
mengalami penurunan seiring dengan penurunan fungsi
daerah tangkapan air -> menyebabkan kinerja irigasi
berkurang yang mengakibatkan pengurangan areal
persawahan.
Antisipasi keadaan ini perlu dilakukan dengan memasukan
faktor koreksi besaran 80% - 90% untuk debit andalan.
PROBABILITAS DEBIT ANDALAN
Probabilitas untuk debit andalan ini berbeda-beda.
Untuk keperluan irigasi biasa digunakan probabilitas 80%.
Untuk keperluan air minum dan industri tentu saja dituntut
probabilitas yang lebih tinggi, yaitu 90% sampai dengan 95%
(Soemarto, 1987).
Makin besar persentase andalan menunjukkan penting
pemakaiannya dan menunjukkan prioritas yang makin awal
yang harus diberi air.
Menurut pengamatan & pengalaman:

•Air minum 99%


•Industri 95 – 98%
•Irigasi 70 – 85%
•PLTA 85 – 90%
ANALISIS
DEBIT

DEBIT DEBIT DEBIT


SESAAT HARIAN BULANAN

HUBUNGA KURVA
DEBIT DEBIT
N
MAX MIN
Qs Vs Qw DURASI

DEBIT DEBIT
SEDIMEN ANDALAN
> 10 < 10
TAHUN TAHUN

ANALISA GENERATING
FREKUEN DATA
SI ANALISA R-R

ALIRAN
DEBIT
RENDAH
BANJIR
RENCAN
RENCANA
A
Analisis Debit berdasarkan Hasil Pengukuran Debit
Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan dapat diperoleh besarnya debit pada tiap
saat pengukuran tersebut. Berdasarkan data ini, kemudian dibuat kurva durasi debit,
dimana probabilitas dari debit tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan
metoda plotting (metoda yang sering dipakai adalah metoda Weibull).
Analisa Dengan Metode Gumbel:

n Tahun Qrerata p={m/(n+1)}x100%

(1) (2) .(3) (4)

1 1993 4.217 9.09


2 1994 4.525 18.18
3 1997 4.534 27.27
4 1996 4.588 36.36
5 1992 4.672 45.45
6 1991 4.753 54.55
7 1998 4.812 63.64
8 1995 4.850 72.73
9 1999 4.889 81.82
10 2000 4.940 90.91

Q rata-2 4.678
sn 0.219
Dengan Metode Log Perason III
n Tahun Qrerata p={m/(n+1)}x100% Log Q
(1) (2) .(3) (4) (5)

1 1993 4.271 9.09 0.6305


2 1994 4.525 18.18 0.6556
3 1997 4.534 27.27 0.6565
4 1996 4.588 36.36 0.6616
5 1992 4.672 45.45 0.6695
6 1991 4.753 54.55 0.6770
7 1998 4.812 63.64 0.6823
8 1995 4.850 72.73 0.6857
9 1999 4.889 81.82 0.6892
10 2000 4.940 90.91 0.6937
Log Q rerata = 0.6702
Simp baku: S = 0.0194

Skewness: Cs = -0.8088
Tahun Dasar Perencanaan:

n
1. R80 = +1
5
n/5 = kala ulang pengamatan yang diingini ( n = jumlah data)
R80 = debit yang terjadi < R80 adalah 20%, dan  R80

R80 = n/[ 100/(100-80) ] + 1

→ Jika R90 = n/[100/(100-90)] + 1

→ cocok untuk perencanaan irigasi


Contoh Soal:

Hujan Tahunan di suatu DAS adalah sebagai berikut:

Tahun Hujan Tahunan (mm)


(1) (2)

1981 1563
1982 1632
1983 1666
1984 1465
1985 1637
1986 1510
1987 1644
1988 1531
1989 1567
1990 1480
1991 1575
1992 1648
1993 1601
1994 1673
1995 1651
1996 1617
1997 1675
1998 1654
1999 1628
2000 1630
Data hujan tahunan diurutkan dari kecil ke besar sbb.:

No Tahun Hujan Tahunan (mm)


(1) (2) (3)

1 1984 1465
2 1990 1480
3 1986 1510
4 1988 1531
5 1981 1563
6 1989 1567
7 1991 1575
8 1993 1601
9 1996 1617
10 1999 1628
11 2000 1630
12 1982 1632
13 1985 1637
14 1987 1644
15 1992 1648
16 1995 1651
17 1998 1654
18 1983 1666
19 1994 1673
20 1997 1675
Sesuai dengan rumus di atas: (jumlah data: n = 20)

n 20
R80 = +1= 5 + 1=5
5

Berarti yang dipakai sebagai dasar perencanaan adalah


data hujan tahunan urutan ke-5, yaitu tahun 1981.

Dengan demikian data hujan dan data debit yang dipakai untuk
perencanaan irigasi adalah tahun 1981.
Metode Bulan Dasar Perencanaan
hampir sama dengan Metode Flow characteristic, yang dianalisa untuk
bulan-bulan tertentu.

Contoh Soal:

Debit Rata-Rata Bulanan di Daerah Irigasi (DI) Kedungkandang sbb


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Q
rerata

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1991 4.978 5.182 5.259 5.057 5.136 5.146 4.975 4.174 3.956 4.152 4.258 4.762

4.753
1992 5.259 5.113 4.956 5.074 5.272 4.952 4.712 4.307 4.271 3.502 4.036 4.606
4.672
1993 4.166 2.929 3.484 5.306 4.833 4.959 4.668 4.215 3.385 3.421 4.371 4.870
4.217
1994 5.975 4.960 4.891 4.670 4.571 4.548 5.160 4.520 3.553 2.881 3.332 5.237
4.525
1995 5.971 6.159 6.151 4.996 4.750 4.631 4.607 4.018 4.066 3.911 3.680 5.259
4.850
1996 4.683 4.803 5.058 4.832 5.326 5.107 5.211 4.230 4.070 3.650 3.350 4.737
4.588
1997 5.411 5.566 5.457 5.462 5.413 4.575 3.896 3.649 3.289 3.055 3.827 4.804
4.534
1998 4.540 4.675 5.328 5.329 5.143 5.143 5.183 4.248 3.477 4.484 5.057 5.136
4.812
1999 5.303 5.038 5.066 4.883 4.665 4.989 4.892 4.706 4.507 4.405 5.037 5.182
4.889
2000 5.295 5.190 5.112 4.868 4.386 4.772 5.087 5.046 4.958 5.079 4.780 4.704
4.940
Sebagai contoh analisa, dilakukan perhitungan debit andalan 80%
untuk Bulan Januari, untuk bulan-bulan yang lain dapat dilakukan
dengan analisa yang sama.

Log Q rerata = 0,710


Simpangan baku: S = 0,050
Skewness: Cs = -0,382, untuk debit andalan 80%, pada tabel dengan
didapat G = -0,8146, sehingga
_____
log X = log X + G * S
log X = 0,710 -0,8146 x 0,050
log X = 0,6692 → X = 4,669 m3dt

Jadi debit andalan 80% adalah 4,669 m3dt


CARA MENENTUKAN
KETERSEDIAAN AIR

1. Debit andalan berdasar data debit


2. Penurunan data debit berdasarkan data hujan.
DEBIT ANDALAN BERDASAR
DATA DEBIT
Prosedur analisis debit andalan sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan data.
Apabila terdapat data debit dalam jumlah cukup panjang, maka
analisis ketersediaan air dapat dilakukan dengan melakukan analisis
frekuensi terhadap data debit tersebut ( Cara di atas/pengurutan
dengan weibull)
Untuk mendapatkan ketersediaan air di suatu stasiun diperlukan
debit aliran yang bersifat runtut (time series), misalnya data debit
harian sepanjang tahun selama beberapa tahun.
PENURUNAN DATA DEBIT
BERDASARKAN DATA HUJAN
Apabila data debit tidak tersedia analisis ketersediaan air dapat dilakukan
dengan menggunakan model hujan aliran.
Di suatu Daerah Aliran Sungai pada umumnya data hujan tersedia dalam
jangka waktu panjang, sementara data debit adalah pendek.
Untuk itu dibuat hubungan antara data debit dengan data hujan dalam
periode waktu yang sama, selanjutnya berdasarkan hubungan tersebut
dibangkitkan data debit berdasarkan data hujan yang tersedia, dengan
demikian akan diperoleh data debit dalam periode waktu yang sama
dengan data hujan.
Ada beberapa metode untuk mendapatkan hubungan antara data debit
dan data hujan, diantaranya adalah model regresi, model Mock dan
sebagainya (Bambang Triatmodjo: 2008).
MOCK MODEL
Metode Mock dikembangkan oleh Dr.F.J.Mock. Metode
Mock untuk memperkirakan besarnya debit suatu daerah
aliran sungai berdasarkan konsep water balance. Air
hujan yang jatuh (presipitasi)akan mengalami
evapotranspirasi sesuai dengan vegetasi yang menutupi
daerah tangkapan hujan. Evapotranspirasi pada Metode
Mock adalah evapotranspirasi yang dipengaruhi oleh
jenis vegetasi, permukaan tanah dan jumlah hari hujan.
EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL
Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan metode Penman

Menurut Yulianur (2005), besaran evapotranspirasi potensial yang terjadi


dapat dihitung dengan menggunakan metode Penman Modifikasi, yang
mana harga ET0 mengacu pada tanaman acuan yaitu rerumputan pendek.
Besarnya evapotranspirasi yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor
klimatologi sebagai berikut:
• Temperatur udara
• Kelembaban udara
• Kecepatan angin
• Penyinaran matahari
Persamaan Penman Modifikasi dirumuskan sebagai berikut:
ET0 = cW . Rn + (1 − W ) . f (u ). (ea − ed )

Rn = (1 −  )Rs − Rn1
• ET0 = evapotranspirasi potensial (mm/hari);
• c = faktor perkiraan dari kondisi musim
• W = faktor temperatur;
Rs = Ra (0,25 + 0,5 n / N ) •

Rn
f(u)
= radiasi netto (mm/hari);
= faktor kecepatan angin rerata (km/hari);
• ea = tekanan uap udara (mbar);
Rn1 = f (T ) . f (ed ) . f (n / N ) • ed = tekanan uap jenuh (mbar);
• α = angka pantulan untuk radiasi sinar matahari, diambil α
= 0,25;
 U 
f (u ) = 0,271 +  • Rs = harga radiasi matahari (mm/hari);
 100  • Rn1 = radiasi gelombang panjang netto (mm/hari);
• Ra = radiasi matahari yang didasarkan pada letak lintang (mm/hari);
RH • N = lamanya penyinaran matahari rerata yang mungkin terjadi
ed = ea  (jam/hari);
100 • f(T) = faktor yang tergantung pada temperatur;
• f(ed) = faktor yang tergantung pada uap jenuh;
• f(n/N) = faktor yang tergantung pada jam penyinaran matahari;
• n = penyinaran matahari yang diperoleh dari data terukur
(jam/hari);
• U = kecepatan angin yang diukur pada ketinggian 2 m (km/hari);
• RH = kelembaban relatif (%).
Menghitung Evapotranspirasi Potensial
Dari data klimatologi didapat nilai temperatur udara (T), Kelembaban udara (Rh), Kecepatan
angin (U), dan penyinaran matahari (n), maka dihitung koefisien berikut;
W = (15-0)/(500-0) × (0,75-0,74) + (0,74) = 0,74
1 – W = 1 – 0,74 = 0,26
ea = 31,65 mbar (karena temperatur 25o maka nilai ea langsung diambil dari tabel)

RH 80
ed = ea  = 31,65  = 25,32mbar
100 100
ea – ed = 31,65 - 25,32 = 6,33 mbar

 U   2,778 
f (u ) = 0,271 +  = 0,271 +  = 0,278
 100   100 

1–α = 1 – 0,25 = 0,75

Ra = ((5,37-4)/(6-4))×(13,9-14,3)+(14,3)) = 14,06 mm/hari (interpolasi)


n/N = (12x(48/100)/11,79) = 0,49
f(T), f(ed), f(n/N) = interpolasi dari tabel.
Rn1 = f (T ) . f (ed ) . f (n / N ) = 15,62  0,12  0,54 = 1,00mm / hari

Rs = Ra (0,25 + 0,5 n / N ) = 14,06 x(0,25 + 0,5  0,49) = 6,95mm / hari


Rn = (1 −  )Rs − Rn1 = (1 − 0,25) x6,95 − 1,00 = 4,21mm / hari

Eto = cW . Rn + (1 − W ) . f (u ). (ea − ed )

= 1[0,74  4,21 + 0,26  0,278  6,33] = 3,57 mm / hari

= Etox31 = 3,57 x31 = 110 ,8mm / bulan


No. Uraian Satuan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
1 Trerata (data) °C 25 26 26 27 27 28 26 27 26 26 26
2 RH (data) % 80 79 80 80 78 78 72 71 76 79 78
3 U2 (data) km/j 10.00 9.00 9.00 8.00 9.00 8.00 9.00 9.00 8.00 8.00 8.00
4 km/hari 240 216 216 192 216 192 216 216 192 192 192
m/d 2.778 2.500 2.500 2.222 2.500 2.222 2.500 2.500 2.222 2.222 2.222
5 U2/100 0.028 0.025 0.025 0.022 0.025 0.022 0.025 0.025 0.022 0.022 0.022
6 n (data) % 48 53 50 48 53 55 50 48 40 39 43
7 5.76 6.36 6.00 5.76 6.36 6.60 6.00 5.76 4.80 4.68 5.16
8 N 11.79 11.90 12.00 12.20 12.31 12.41 12.31 12.30 12.10 11.99 11.89
9 n/N 0.49 0.53 0.50 0.47 0.52 0.53 0.49 0.47 0.40 0.39 0.43
10 ea mbar 31.65 33.61 33.61 35.67 35.67 37.84 33.61 35.67 33.61 33.61 33.61
11 RH/100 0.80 0.79 0.80 0.80 0.78 0.78 0.72 0.71 0.76 0.79 0.78
12 ed = ea × RH/100 mbar 25.32 26.55 26.89 28.54 27.82 29.51 24.20 25.33 25.54 26.55 26.22
13 U m/det 2.78 2.50 2.50 2.22 2.50 2.22 2.50 2.50 2.22 2.22 2.22
14 f(u) = 0,27 (1 + U2/100) 0.278 0.277 0.277 0.276 0.277 0.276 0.277 0.277 0.276 0.276 0.276
15 W 0.74 0.75 0.75 0.76 0.76 0.77 0.75 0.76 0.75 0.75 0.75
16 Ra mm/hari 14.06 14.88 15.44 15.44 15.02 14.58 14.78 15.16 15.30 15.04 14.32
17 (0,25 + 0,5 n/N) 0.49 0.52 0.50 0.49 0.51 0.52 0.49 0.48 0.45 0.45 0.47
18 Rs = Ra (0,25 + 0,5 n/N) mm/hari 6.95 7.70 7.72 7.50 7.64 7.52 7.30 7.34 6.86 6.69 6.69
19 α 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
20 1-α 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75
21 Rns = (1-α) Rs mm/hari 5.21 5.77 5.79 5.63 5.73 5.64 5.47 5.50 5.14 5.02 5.01
22 f(T) 15.62 15.83 15.83 16.05 16.05 16.26 15.83 16.05 15.83 15.83 15.83
0,5
23 f(ed) = 0,34 - 0,044 ed 0.12 0.11 0.11 0.10 0.11 0.10 0.12 0.12 0.12 0.11 0.11
24 f(n/N) = 0,1 + 0,9 n/N 0.54 0.58 0.55 0.52 0.56 0.58 0.54 0.52 0.46 0.45 0.49
25 Rn1 = f(T) × f(ed) × f(n/N) mm/hari 1.00 1.04 0.97 0.88 0.98 0.95 1.05 0.99 0.85 0.81 0.89
26 Rn= Rns -Rn1 mm/hari 4.21 4.73 4.82 4.74 4.75 4.69 4.42 4.51 4.29 4.21 4.12
27 c 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
28 1-W 0.26 0.25 0.25 0.24 0.24 0.23 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25
29 ea - ed mbar 6.33 7.06 6.72 7.13 7.85 8.32 9.41 10.34 8.07 7.06 7.39
30 (1 - W) × f(u) × (ea - ed) mm/hari 0.46 0.49 0.46 0.47 0.52 0.53 0.65 0.69 0.56 0.49 0.51
31 W × Rn + (1 - W) × f(u) × (ea-ed) mm/hari 3.57 4.04 4.08 4.08 4.13 4.14 3.97 4.12 3.78 3.65 3.60
mm/hari 3.57 4.04 4.08 4.08 4.13 4.14 3.97 4.12 3.78 3.65 3.60
32 Et0 =c (W × Rn + (1 - W) × f(u) × (ea-ed))
mm/bulan 110.80 113.06 126.44 122.38 128.08 124.29 122.98 127.64 113.35 113.06 108.13
Perkiraan ketersediaan debit sungai dapat dihitung dengan metode yang umum dipakai dalam
perencanaan jaringan irigasi, dalam pekerjaan ini ada metode yang dimaksud adalah metode F.J.
Mock.
Perkiraan besarnya debit sungai dengan metode Mock adalah menggunakan metode simulasi run-
off curah hujan, untuk masing-masing catchment, kondisi iklim kelembaban tanah serta vegetasi
land use setempat, dengan persamaan umum dapat dihitung Debit Andalan Sungai sebagai berikut:
Evapotranspirasi Aktual

E = ETo  (m / 20 )  (18 − n)
= 110,8 x (0,2/20) x (18-5)
= 14,404 mm/bulan

E = ETo − E
= 110,8 – 14,404 = 96,40 mm/bulan
Penyimpanan Kelembaban Tanah (SMS) Penyimpanan Air Tanah Pada Akhir Bulan

SMS = ISM + Re − E G.STORt = (G.STORt −1  RC ) + (0,5  (1 + RC )  INF )

= 200 + 128 - 96,4 = 231,6 mm/bulan = (0 x 0,6) + (0,5 x (1+0,6)x12,64)


= 10,11 mm/bulan
Kelebihan Air (WS)
Limpasan Dasar (QBase)
WS = ISM + Re − E − SMS
Q.BASE = INF − G.STIRt + G.STORt −1
= 200 + 128 – 96,4 - 200
= 12,64 – 10,11 + 0
=31,60 mm/bulan
= 2,53 mm/bulan

Infiltrasi (inf) Limpasan Permukaan (QDirect)


INF = WS  IF Q.DIRECT = WS  (1 − IF )
= 31,6 x 0,4 = 12,64 mm/bulan = 31,6 x (1 – 0,4)
= 18,96 mm/bulan
Limpasan Hujan Sesaat (QStorm)

Q.STORM = Re PF
= 128 x 0,05 = 6,4 mm/bulan

Total Limpasan (QTotal)

Q.TOTAL = Q.BASE + Q.DIRECT + Q.STORM

= 2,53 + 18,96 + 6,4


= 21,49 mm/bulan

Debit Sungai (Qs)


Qs = QTotal x A
= (21,49/1000) x (2.841.000.000/24x60x60x31)
= 23,56 m3/dtk
Nilai Qs untuk setiap bulannya kemudian dikelompokkan. Setelah
dikelompokkan, angka/nilai masih dalam keadaan tidak berurut
tiap bulannya, kemudian urutkan angka dari nilai terbesar ke nilai
terkecil, sehingga didapat debit andalan sungai dari Probabilitas
80 dan dihitung dengan interpolasi.
• ∆E = perbedaan evapotranspirasi potensial
dengan evapotranspirasi actual (mm/bulan)
Debit Andalan Sungai (QA)
• ETo = Evapotranspirasi potensial (mm/bulan)
80 − 76,92 • m = prosentase lahan yang tidak tertutup
QA = 32,457 + × (33,348 − 32,457) vegetasi tiap bulan, % (=20%)
80,77 − 76,92 • n = jumlah hari hujan, bulan
• E = evapotranspirasi actual, mm/bulan
= 32,635 m3/detik • SMS = simpanan kelembapan tanah,
mm/bulan
• Re = Curah hujan bulanan, mm/bulan
Faktor Infiltrasi yaitu proporsi
• WS = Kelebihan Air, mm/bulan
IF 0.40
kelebihan curah hujan yang • Inf = Infiltrasi, mm/bulan
menyerap ke air tanah • G.STORt = volume air bulan ke t (mm/bln)
Konstanta Pengurangan Aliran Rc 0.60 • G.STORt -1 = volume air bulan ke t-1 (mm/bln)
• Q.TOTAL = debit (m3/dt)
Persentase Hujan Menjadi
PF 0.05 • Q.BASE = base flow (mm/bln)
Limpasan
• Q.DIRECT = direct run off (mm/bln)
Kelembaban Tanah Awal ISM 200.00 mm • Q.STORM = surface run off (mm/bln)
Luas Daerah Aliran Sungai A 2841 Km2 • Q.TOTAL = Total run off (mm/bulan)
• Qs = Debit rata-rata bulanan, m3/detik
• QA = Debit andalan Sungai m3/detik
Penempatan Pos dan Pengukuran Debit

Anda mungkin juga menyukai