1|MOHAMADAGUSFAOZAN
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. TINJAUAN UMUM
Daerah Irigasi Wadaslintang (31.735 Ha, sumber: PPC-DWIS, ESP 2020) merupakan daerah
irigasi strategis dan paling luas dari total 12 (dua belas) daerah irigasi yang berada di
Wilayah Sungai Serayu Opak. Daerah Irigasi Wadaslintang, bersumber dari Bendungan
Wadaslintang, berada pada DAS Luk Ulo, DAS Wawar dan DAS Cokroyasan dan terdiri dari
Sub DI. Wadaslintang Barat (13.186 Ha), Sub. DI. Bedegolan (8.149 Ha) dan Sub. DI.
Wadaslintang Timur (10,400 Ha) dan secara administrasi tersebar di Kabupaten Purworejo
(10.431 Ha) dan Kab. Kebumen (21.422 Ha).
Pada saat ini kondisi jaringan irigasi mengalami penurunan fungsi dan kinerja karena
kerusakan pada saluran pembawa, bangunan pembawa, bangunan pengatur dan bangunan
pelengkap, seperti longsor dan kebocoran pada tanggul, pintu yang rusak dan sedimentasi
pada saluran, mengingat sejak selesainya pembangunan tahun 1987, belum pernah
dilakukan rehabilitasi secara menyeluruh. Berdasarkan hasil survey tahun 2020 nilai
kinerja sistem irigasi utama DI Wadaslintang saat ini memiliki skor IKSI 54,08 sehingga
perlu dilakukan rehabilitasi.
Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan
di lapangan oleh kontraktor. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting
dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik, sehingga dapat
diperoleh hasil yang baik, tepat waktu, berkualitas dan sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya.
Metode pelaksanaan konstruksi ini disusun berdasarkan hasil desain pekerjaan DI
Wadaslintang. Laporan ini merupakan pedoman pelaksanaan konstruksi sebagai petunjuk
untuk pelaksanaan pembangunan desain di Daerah Irigasi Wadaslintang dan dapat
melengkapi pedoman yang bersifat umum didalam buku dokumen lelang, spesifikasi teknis
umum dan khusus serta pedoman yang berlaku umum di Indonesia.
2 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Metode pelaksanaan pekerjaan ini juga memberikan penjelasan bagaimana proses atau
langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan tugasnya akan disajikan
secara lebih rinci. Dalam melaksanakan tugas perencanaan nantinya, juga didukung
dengan data penunjang yang dapat memberikan informasi tentang kondisi Daerah Irigasi
wadaslintang antara lain peta topografi, peta jaringan, data Daerah Irigasi dan sebagainya.
Dan untuk menyelesaikan pekerjaan perencanaan yang terkait dengan analisis desain,
maka tim desain juga dilengkapi sarana komputer beserta program yang diperlukan sesuai
kebutuhan pekerjaan.
3 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan bahan konstruksi
adalah:
1) Pemilihan kualitas material harus baik sehingga akan menghasilkan konstruksi
yang kuat dan stabil.
2) Penyimpanan material harus baik sesuai dengan sifat dan kepekaan material
terhadap kondisi lingkungan sekitar agar tidak mengurangi mutu dan kualitas
material tersebut.
3) Penyediaan material yang cukup sesuai dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung.
4) Penumpukan material (stocking material) harus baik sehingga urutan pemakaian
material konstruksi sesuai dengan urutan kedatangan material.
5) Memonitoring setiap material yang masuk dan keluar untuk menjaga stock
material agar tidak mengganggu konstruksi saat sedang dibutuhkan.
5 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
B.4 Peralatan Konstruksi
Apabila tidak disebutkan khusus, maka peralatan kontruksi yang digunakan pada
umumnya adalah peralatan yang secara umum dapat diusahakan secara lokal, peralatan
yang direncanakan diusahakan sudah sering dan lazim digunakan oleh para kontraktor di
seluruh wilayah Indonesia dan menggunakan teknologi yang sudah dikuasi.
Penempatan peralatan konstruksi yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk dapat
mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Dengan penempatan material yang baik dan
tertata rapih akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja.
Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek
konstruksi. Peralatan konstruksi membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
sukar dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan peralatan konstruksi dapat
mempercepat waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan
efektifitas suatu pekerjaan.
Jika pelaksana menggunakan peralatan yang harus didatangkan secara khusus harus
mendapatkan ijin dan pengesahan dari konsultan pengawas dan direksi pekerjaan.
Berdasarkan analisa kondisi lapangan, pengaruh cuaca, dan tata cara kerja maka dapat
diperkirakan besarnya kapasitas kerja untuk masing-masing alat.
6 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
C. PEKERJAAN PERSIAPAN
C.1 Perizinan dan Kelengkapan Administrasi
Pekerjaan persiapan dilaksanakan baik fisik di lapangan mulai dari pekerjaan mobilisasi
alat dan personil, pembersihan sampai dengan pembuatan perizinan kepada pemerintah
daerah dengan tembusan beberapa dinas yang terkait dan kepolisian sampai dengan desa
di lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan oleh kontraktor dengan baik
mengingat sudah cukup banyaknya pekerjaan sejenis. Tidak ada jenis kegiatan kegiatan
yang menggunakan teknologi tinggi dalam persiapan pekerjaan ini, namun demikian
dalam melaksanakan pekerjaan ini kontraktor perlu mendapatkan pengawasan mulai dari
pekerjaan persiapan sampai selesainya pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Dalam hal pekerjaan koordinasi antar dinas terkait sangat penting untuk
menghindari konflik selama masa konstruksi.
7 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Kebutuhan listrik untuk di lapangan guna pengoperasian alat listrik dan kerja lebur
perlu disediakan secara terpisah dengan menggunakan genset.
3) Perlu adanya koordinasi dengan PLN untuk menghindari adanya pemadaman listrik
secara mendadak sehingga ada persiapan untuk menggunakan genset atau alternatif
lainnya.
8 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
C.6 Mobilisai
1) Personil
Personil inti yang ditempatkan dilapangan meliputi : Project Manajer, Site Manager,
Manger Keuangan, Ahli K3, Surveyor, Administrasi Proyek, Logistik, dan Personel
pendukung yang handal dan berpengalaman agar dapat dicapai hasil yang tepat
waktu, mutu dan manfaat.
2) Peralatan
Setelah pekerjaan persiapan selesai maka pengiriman peralatan yang menunjang
pekerjaan yang meliputi Excavator Standar, Excavator Mini, Dump Truck, Batching
Plant, Wheel Loader, Concrete Truck Mixer dan peralatan pendukung lainnya.
3) Bahan material
Bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dikirim pada awal ataupun
sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan. Meliputi pasir urug, semen, batu kali,
batu belah, pasir beton, kayu cetakan, paku, besi beton dan bahan lainnya.
Pada bahan yang mudah mengeras seperti semen, penyimpananya harus diperhatikan
karena apabila penyimpanan semen terlalu lama dan penyusunan semen terlalu tinggi
maka akan mengakibatkan tumpukan semen terbawah akan cepat mengeras karena
semen terbawah menerima beban yang berlebih, sebaiknya Semen, ditumpuk
maksimal 10 sak, Untuk penyimpanan maksimal adalah selama 1 (satu) bulan.
Tumpukan semen sebaiknya diberi alas berupa balok kayu dan papan kayu supaya
semen jangan sampai menyentuh lantai langsung dan jangan terkena air.
9 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4) Bagian QA dan K3
Memasang rambu-rambu/tanda-tanda Keselamatan Kerja sesuai standar /
persyaratan yang ada.
5) Pekerjaan Bangunan Fasilitas
Pekerjaan bangunan fasilitas yang meliputi bangunan kantor direksi (direksi keet) dan
perlengkapannya, MCK, pemasangan papan informasi proyek dll.
Penyedia Jasa harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara,
membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau
membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-
barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan
pengawasan pelaksanaan konstruksi.
6) Uitzet (MC-0)
Uitzet atau Perhitungan Volume Awal bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya
untuk masing-masing pekerjaan dan untuk pekerjaan dan untuk mengetahui waktu
pelaksanaan serta alat-alat berat yang akan digunakan. Sebagai dasar perhitungan MC
0% (Mutual Check 0%) bersama pihak penyedia jasa dan pihak Direksi yang akan
menghasilkan gambar potongan memanjang dan potongan melintang.
10 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bangian surveyor antara lain :
a. Berdasarkan gambar desain, Surveyor mengukur situasi lapangan.
b. Mengolah data pengukuran dan menuangkannya dalam Gambar Kerja/ Shoop
Drawing untuk diserahkan ke Direksi Pekerjaan.
c. Surveyor membuat Patok-patok (Bouwplank) yang menunjukkan batas-batas dan
kedalaman galian.
d. Dalam pengukuran surveyor harus mengikatkan dengan BM/CP yang sudah
terpasang sebelumnya.
Gambar 2. Pengukuran Pemasangan Patok Center Line Dan Pembuatan Stake Out
7) Shop drawing
Pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan ada unit bangunan yang harus
dikerjakan pembuatannya di luar areal proyek dan karena sifat kekhususannya harus
dan terpaksa dikerjakan oleh subkontraktor, maka sebelumnya subkontraktor yang
bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar bentuk unit bangunan
tersebut, lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
Shop Drawing yang disiapkan tersebut harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan,
diperiksa, dikoreksi apabila perlu dan untuk selanjutnya disahkan oleh Pemilik
Proyek.
Gambar unit bangunan atau Shop Drawing tersebut harus secara lengkap memuat:
- Bentuk unit bangunan serta dimensinya
- Material yang akan dipakai serta spesifikasinya
- List komponen unit bangunan yang memuat :
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan
b. berat per satuan komponen setiap unit bangunan
c. jumlah komponen unit bangunan, dll.
11 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
D. PEKERJAAN TANAH
D.1 Pekerjaan Pembersihan ( Land Clearing )
Penyedia Jasa harus memulai pembersihan sebelum pekerjaan pembangunan dimulai
antara lain:
1) Pada saluran yang akan dilakukan perbaikan dipasang patok sebagai acuan
pembersihan lahan. Kemudian dilakukan pembersihan dari kotoran seperti
puing- puing, onggokan sampah, pohon-pohon dan termasuk bangunan yang
harus dibongkar.
2) Bahan-bahan hasil pembongkaran tersebut harus dibuang, kecuali bila ada
ketentuan lain yang disetujui Direksi.
3) Semua kerusakan terhadap pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang
diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus
diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa.
12 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
13 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
14 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
lagi. Bila dipergunakan alat penggali lainnya, masih diperlukan alat angkut berapa truck
atau belt conveyor.
D.3.4 Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh pengawas (inspector), kemudian dilaporkan kepada Tenaga
Ahli (Engineer). Perhatikan kedalaman galian dan tersedianya peralatan untuk
melaksanakan, yang harus disiapkan oleh pelaksana/kontraktor. Pengawas harus lapor atas
kondisi dan perbedaan hasil pengukuran terhadap spesifikasi, dengan demikian bila
diperlukan perbaikan dapat segera dilakukan.
Perbedaan tersebut antara lain:
• Galian tidak menghasilkan sebagaimana yang diharapkan atau tipe material yang
diinginkan. Pelaksana harus melakukan uji yang meyakinkan bahwa material
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
• Material terlalu basah atau kering untuk dapat dipadatkan dengan baik. Selama
penggalian dan proses pengambilan material, pengawas harus melakukan
observasi terhadap semua adjusment yang dibuat terhadap kandungan air.
15 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
dengan membuat saluran drainase dan membuat permukaan sumber galian miring
menuju saluran. Hal ini akan mengurangi penyerapan air hujan.Tanah yang basah,
dapat dikeringkan dengan cara dibajak (ripping), sehingga mengisi tanah dengan
udara sampai kedalaman beberapa centimeter.
16 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
tersebut. Filter/drainase material juga sering di stock, bila material tersebut harus
didatangkan dari jauh. Harus dijaga baik-baik stock pile/drainase material, untuk
menghindari segregation/pemisahan dan pencemaran.
Pada waktu penurunan material filter, harus hati-hati. Uji gradasi dilakukan di tempat
stock pile dan juga ditempat timbunan, agar tidak menyimpang dari spesifikasi. Untuk
menghindari segregasi, penuangan material harus cukup jauh dari material lain dan
alat berat tidak boleh melintas diatas stock pile.
Parit drainase disediakan untuk menjauhkan aliran air hujan dari daerah stok pile. Uji
gradasi harus dilakukan dari contoh yang diambil dari beberapa lokasi di stock pile,
demikian pula setelah penempatan didaerah timbunan. Semua jenis material di stock
pile harus diperiksa kualitasnya.
17 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk melakukan pekerjaan galian tanah antara
lain:
1) Membuat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah agar pekerjaan
dilapangan sesuai dengan desain yang telah direncanakan. Kemudian ajukan
gambar tersebut ke pengawas pekerjaan untuk direalisasikan.
2) Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu pelaksanaan
pekerjaan.
3) Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran terhadap ukuran
dan elevasi galian tanah.
4) Berikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu atau sejenisnya.
5) Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan alat berat dengan kapasitas
sesuai dengan kebutuhan volume tanah.
6) Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung proses
penggalian tanah.
7) Menggali tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah dipasang
sebelumnya.
8) Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
Bisa dilakukan disisi kanan dan kiri tanggul sungai.
9) Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan kedalaman sesuai
gambar perencanaan.
10) Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran tertentu menggunakan theodolit dan
alat ukur lainnya.
11) Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa supaya
tidak menghambat pekerjaan.
18 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
19 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
D.4 Timbunan
Untuk pekerjaan saluran irigasi dengan volume tanah relatif kecil maka pekerjaan
timbunan dilaksanakan dengan peralatan manual. Timbunan adalah pekerjaan urugan
kembali material yang di gali sebelumnya. Hasil timbunan dirapikan dengan cangkul dan
dipadatkan dengan alat yang tersedia sesuai dengan gambar.
2) Musim Kemarau
Sebagaimana diketahui, bahwa kadar air pada material timbunan harus didalam batas
spesifikasi selama pelaksanaan penimbunan dan seyogyanya penambahan air dihindari.
Hal ini pada musim kering tak selalu dimungkinkan.
Bila material dalam kondisi kering dan waktu pengangkutan dan penebaran atau di
lapangan terlalu kering untuk dipadatkan, maka harus ditambahkan air yang dipancarkan,
setelah material ditebar dan sebelum digilas untuk dipadatkan. Jumlah
20 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
air yang harus ditambahkan dan pengadukan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa
kelembaban akan merata tersebar keseluruh lapisan, tergantung pada kehalusan dan
plastisitas dari tanah. Menyiram air pada tanah dapat dilakukan dengan menggunakan
tangki air. Pancaran air harus tidak boleh langsung ke tanah dengan tekanan tinggi,
karena akan menjadikan material yang lembut tercuci. Pengawas dan pelaksana harus
mencapai kesepakatan mengenai jumlah air yang harus ditambahkan pada luasan
tertentu, setelah melalui beberapa percobaan.
Kondisi tanah yang kasar dan kurang liat, akan lebih mudah pemberian airnya hingga
merata. Sangat sukar untuk mencapai distribusi kelembaban yang merata pada tanah
lempung plastis yang mengandung gumpalan, tanpa merendamnya beberapa hari.
21 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengukuran harus dilakukan secara seksama, agar diperoleh hasil pengukuran yang rill
pada lapisan tidak termasuk penurunan pondasi ataupun lapisan dibawahnya.
22 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
23 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Spesifikasi harus jelas bila menjumpai pemadatan khusus, antara lain:
1) Alat Berat
Bila kondisi memungkinkan, alat berat digunakan untuk memadatkan tanah yang
berdekatan dengan tebing tumpuan (abutment) atau dinding konstruksi beton, maka
konstruksi permukaan timbunan harus dimiringkan 1 : 6 (v : h), dari tebing tumpuan
atau dinding konstruksi beton, selebar 2,4 m - 3,6 m. Hal tersebut akan
memungkinkan alat berat melakukan pemadatan tanah langsung, yang bersentuhan
dengan tebing tumpuan atau konstruksi beton tersebut. Untuk mencegah kerusakan
pondasi saat penimbunan lapis pertama material kedap air, dianjurkan untuk
menggunakan pneumatic tired roller.
2) Alat pemadat tangan (Hand Compactor)
Bila alat berat tidak dimungkinkan untuk memadatkan lapisan kedap air yang
berdekatan dengan tebing tumpuan atau dinding konstruksi beton, maka material
timbunan yang kontak langsung dengan batu atau beton, dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat yang lebih kecil (hand operated power tamper), dengan
lapisan yang lebih tipis (10 cm).
Ketebalan lapisan pemadatan akan ditentukan berdasarkan jenis material dan alat
pemadat yang dipergunakan. Material semi atau kedap air, biasanya ketebalan
pemadatan antara 15 - 20 cm, dengan frekuensi pemadatan antara 18 - 12 kali,
peralatan yang dipergunakan sheepsfoot atau padfoot roller. Bila material kedap air,
maksimum ketebalan-lapisan 15 cm dengan minimum kepadatan (densitas) tertentu.
Bila menggunakan pemadat dengan permukaan halus, setelah pemadatan dilakukan
pengkasaran permukaan hasil pemadatan terlebih dahulu, sebelum dilakukan
penimbunan lapisan berikutnya, untuk menjamin hubungan yang baik antara lapisan.
Untuk daerah dasar dan sandaran (abutment, bangunan beton dan sebagainya)
pemadatan harus dilakukan secara manual/tamping rammer atau dengan tire roller,
dengan ketebalan lapisan setelah dipadatkan maksimum 10 cm. Pengerasan
permukaan yang pemadatannya secara manual, menggunakan manual pula seperti
halnya peralatan penggaruk. Hal ini dilakukan karena permukaan pemadatan
biasanya halus.
Kadar air dan kepadatan material di lapangan, berhubungan erat dengan kadar air
optimum dan kepadatan maksimum yang dikehendaki berkisar >_ 95 % maksimum
kepadatan kering, sedangkan toleransi kadar air pada waktu dipadatkan tercantum
didalam spesifikasi sehubungan dengan kadar air optimum. dari material tersebut.
Tiap-tiap jenis tanah mempunyai harga yang berbeda-beda mengenai "kepadatan
maksimum dan kadar air optimum yang berbeda-beda". (Hubungan antara kadar
24 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
air dan kepadatan material dari berbagai macam campuran material inti). Dianjurkan
agar kepadatan dan kadar air pada setiap kali pemadatan harus dibandingkan dengan
hasil uji laboratorium untuk jenis tanah yang sama.
Bila material yang telah dipadatkan di lapangan tidak sesuai dengan hasil uji
kepadatan di laboratorium, maka harus dilakukan uji pemadatan pada material
tersebut. Disarankan agar dilakukan uji pemadatan ulang oleh pelaksana lapangan
sebelum dilakukan timbunan, untuk meyakinkan konsistensi dengan harga optimum
pada waktu desain dengan tanah yang sama.
Pada tahap desain telah dilakukan perkiraan parameter: shear strength,
permeability dan karakteristik deformasi dan material timbunan. Sifat-sifat tersebut
bervariasi, tergantung pada kepadatan dan kadar air dari tanah yang dipadatkan.
Inilah sebabnya maka timbunan tanah harus diperlakukan sebagaimana mestinya,
bila tidak, asumsi desain tidak akan terpenuhi, dan menimbulkan kesulitan terhadap
konstruksi. Jadi, kepadatan dan kadar air yang diinginkan tidak dapat sembarangan,
tapi sangat spesifik untuk sesuatu alasan tertentu.
Ketiga syarat pada waktu pemadatan yang harus terpenuhi, antara lain:
a) Bila kadar air diluar angka yang disyaratkan meskipun persyaratan kepadatan
terpenuhi, tanah harus ditimbun ulang dan dipadatkan kembali.
b) Bila minimum kepadatan tidak dapat tercapai, meskipun kadar air memenuhi
persyaratan dan sejumlah frekwensi pemadatan telah dilaksanakan, dilakukan
penelitian ulang terhadap borrow area.
c) Didalam beberapa hal, bila timbunan tidak memenuhi persyaratan mengenai
kepadatan dan kadar airnya, maka material timbunan tersebut harus dibongkar
kembali dan diganti.
25 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Dari variabel yang mempengaruhi kepadatan tanah, adalah pemadatan (alat berat
dengan sejumlah lintasan dan ketebalan tanah tertentu) dan kucuran air kedalam
tanah. Bila kadar air pada lapisan tanah yang sedang dipadatkan berbeda dengan kadar
air optimum, tidak akan dihasilkan kepadatan maksimum. Pada deviasi lebih besar,
akan didapatkan kepadatan lebih rendah. Tanah dengan kadar air dalam kondisi kering
atau pada kondisi optimum, penambahan lintasan pemadatan pada umumnya akan
menambah kepadatan.
3) Tanah dengan kadar air lebih besar dari pada kadar air optimum, penambahan
pemadatan akan berakibat tanah terpotong, namun tidak menambah kepadatan (over
compaction).
Usaha pemadatan lapisan tanah akan berhasil, dengan menambah sejumlah lintasan
pemadatan atau dengan mengurangi ketebalan lapisan dengan kadar air optimum.
26 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
D.6.5 Uji dan Pengambilan Contoh Tanah pada Saat Pelaksanaan
Uji kepadatan lapangan (Field Density Test) dan pengambilan contoh tanah timbunan
yang telah dipadatkan dilakukan untuk dua maksud:
a) Meyakinkan apakah kualitas timbunan sudah sesuai dengan persyaratan desain.
b) Melengkapi dokumen pelaksanaan dengan cara pengumpulan data riil pada waktu
pelaksanaan timbunan.
Uji lapangan terdiri dari data-data kadar air, kepadatan dan pengelompokan kualifikasi
tanah timbunan. Data terdiri dari contoh tanah yang tidak rusak, pada lokasi terpilih di
daerah timbunan sewaktu pelaksanaan.
Desainer harus memonitor uji lapangan tersebut, untuk meyakinkan apakah pelaksanaan
di lapangan selaras dengan perkiraan desainer.
Uji kepadatan harus sering dilakukan pada saat awal timbunan, pada setiap kali setelah
pemadatan dan pengawas akan menjadi terbiasa dengan perilaku material timbunan dan
prosedur pemadatan yang memenuhi syarat, sehingga banyaknya uji lapangan bisa
dikurangi. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi uji dan jumlah contoh
tanah yang diambil. Banyaknya uji tergantung pada tipe material dan tingkat kekritisan
dari timbunan terhadap seluruh pekerjaan. Contoh material harus diambil dari lokasi yang
mewakili daerah, berdasarkan pengecekan lapangan. Sebagaimana telah dinyatakan
sebelumnya, sistematika rencana uji dan pengembalian contoh tanah, harus dibuat pada
awal pekerjaan. Lokasi uji telah diprogramkan sebagai uji rutin dan dilaksanakan pada
lokasi yang telah ditetapkan. Uji rutin harus dilaksanakan untuk tiap (750 - 2300 m³)
material yang telah dipadatkan dan bahkan lebih sering pada daerah timbunan yang
sempit, yang volumenya sedikit seperti halnya pada tubuh bendungan bagian atas. Pada
lapisan pertama di atas pondasi, uji harus dilaksanakan lebih banyak untuk meyakinkan
pemadatannya baik, terutama pada permukaan kontak dengan pondasi, merupakan
daerah yang penting.
27 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
gerak alat-alat besar tak memungkinkan.
Tebing tumpuan (abutment) biasanya dapat dibentuk dengan penggalian atau
menggunakan dental concrete untuk menghindari penggunaan alat pemadat.
Material kedap air yang ditimbun berdekatan dengan beton, harus didahului dengan lapisan
yang butirannya halus.
Tanah harus cukup plastis untuk dapat mengisi rongga bentuk yang tidak beraturan pada
permukaan tebing tumpuan dan yang dapat melekat dengan baik pada pondasi.
Kelembaban bisa naik sedikit (optimum plus 2%) untuk menjadikan daerah tersebut lebih
plastis.
28 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui.
Pada pekerjaan Daerah Irigasi Wadaslintang pengalihan air dilakukan dengan
menggunakan sand back atau karung pasir yang ditumpuk. Penggunaan sand back untuk
kisdam hanya dilakukan maksimal 3 kali pemakaian atau tergantung kondisi sand back
tersebut. Bila dalam pemakaian sekali sudah rusak maka harus diganti dengan sand back
yang baru.
29 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
30 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
E.1 Tulangan
E.1.1 Tulangan Baja
Pekerjaan Tulangan Baja menjadi salah satu Pekerjaan utama yang harus diuraikan
dalam Metode Pelaksaan Pekerjaan Dan menjadi persyaratan dalam pembuatan
metode kerja sesuai dengan Dokumen Pemilihan dalam persyaratan Teknis
Pekerjaan Utama yang harus diuraikan dalam Metode Pelaksanaan Pekerjaan
yaitu :
a. Pembesian pelat dengan jaring kawat (wiremesh)
a) Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar dan
memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan
Beton dan mendapat persetujuan Direksi.
b) Sistem manajemen mutu untuk tulangan juga mengacu pada SNI 2052:2017
tentang Baja Tulangan Beton.
c) Setiap material tulangan yang akan digunakan untuk pekerjaan konstruksi harus
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan supervisi dengan cara dilakukan
pengujian sesuai dengan yang tercantum pada SNI 2052:2017 tentang Baja
Tulangan Beton.
d) Untuk material yang tidak memenuhi standar persyaratan atau tidak mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan supervisi harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan atas sepengetahuan Direksi/Konsultan supervisi.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan jika
dibutuhkan oleh Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut. Tulangan pada
waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan
yang lepas dan karat lepas.
f) Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari
pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus
ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi. Dalam
hal sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar
atau tabel di bawah ini :
Diameter Tulangan 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Panjang sambungan 60 60 60 65 75 85 95 100
lewatan min. (cm)
31 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
g) Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan
dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau
pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang
tulangan polos dan kait tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir.
h) Penyedia Jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan
atas biayanya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat.
Setiap pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian
yang melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan
disekitar dimana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus
diikat bersama-sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi, dan pengikat harus dililit kuat-kuat
dengan tang atau alat lain yang dapat memperkuat lilitan. Ujung kawat ikat
yang bebas harus dilipat kedalam.
i) Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran,
maka harus diperiksa dulu oleh Direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran
sampai tulangan beton disetujuinya. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas Pekerjaan selambat-lambatnya 24 jam
sebelumnya, untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas penulangan yang telah
disiapkan.
j) Setelah pembesian tulangan dicek dan disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas, maka Penyedia Jasa berhak mendapatkan pembayaran sesuai dengan
jumlah besi yang terpasang. Satuan pembayarannya adalah per satuan berat
besi tulangan yang didapatkan dari Panjang besi tulangan terpasang dikalikan
dengan berat nominal per meter sesuai yang tercantum pada SNI 2052:2017
tentang Baja Tulangan Beton.
32 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
E.1.2 Wiremesh
Pekerjaan penulangan beton adalah menggunakan baja wiremesh dengan standar
JIS. Pemasangan baja wiremesh harus ditempatkan ditengah-tengah ketebalan lining
beton dan paling sedikit overlap disambungan adalah 15 cm menggunakan kawat
bendrat. Sebelum mulai pemasangan wiremesh, Penyedia harus menyerahkan
metode pemasangan wiremesh untuk persetujuan PPK.
Pengukuran untuk pembayaran wiremesh adalah berdasarkan jumlah berat
wiremesh yang terpasang dalam kilogram yang pemasangannya sebagaimana
ditunjukkan didalam gambar atau atas perintah PPK. Harga unit price sebagaimana
yang ditunjukkan didalam BOQ adalah termasuk overlap, pekerja serta peralatan
yang digunakan untuk pemasangan wiremesh.
33 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bingkai bekisting harus mempunyai kehalusan dan kekasaran seperti yang dibutuhkan
untuk memenuhi syarat-syarat toleransi dengan penyelesaian akhirnya seperti yang
ditetapkan dibawah ini dan bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian sehingga
kalau ada sambungan horisontal tidak menerus sampai seluruh permukaan bekisting.
Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar dan cukup kaku
untuk menahan kemungkinan pelenturan yang terjadi bila kena tekanan bahan
adukan- beton. Permukaan lengkung harus dibentuk dengan tali busur yang dibuat
sesuai dengan lengkungan yang tampak dalam gambar atau ditulis dalam spesifikasi
yang telah disetujui oleh Direksi. Permukaan semua bekisting yang berhubungan
langsung dengan beton harus bersih, kaku dan cukup kedap air untuk mencegah
kehilangan mortar.
Baja siku yang dipakai harus dipilih baik jenis dan mutunya supaya tidak terjadi
kemungkinan pemuntiran akibat tambahan bahan kimia atau kemungkinan
perubahan warna pada permukaan betonnya. Macam dan kondisi lapisan bekisting
harus dipilih sedemikian rupa sehingga tahan terhadap puntiran, karena
pembebanan dan penggeseran sewaktu pengecoran, jadi semua permukaan
bekisting harus sesuai.
Lapisan bekisting dan “form-form”nya harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Direksi.
35 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
36 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Metoda ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk bahan materialnya
sehubungan dengan bangunan-bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa
(mass concrete) maupun beton bertulang yang harus dilaksanakan Penyedia jasa
sesuai sesuai dengan kewajibannya.
Dan menjadi persyaratan dalam pembuatan metode kerja sesuai dengan
Dokumen Pemilihan dalam persyaratan Teknis Pekerjaan Utama yang harus
diuraikan dalam Metode Pelaksanaan Pekerjaan yaitu :
a. Pembuatan dan Pengecoran Campuran Beton K-225 dengan Batching Plant
b. Beton mutu K225 dengan Concrete Mixer
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian dibawah ini, seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut pengarahan Direksi. Kegiatan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan kehadiran Direksi atau wakilnya.
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum instalasi “Batching Plant” beserta
alat -alat lainnya oleh Penyedia jasa akan dipakai untuk pengolahan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, dan menakar bahan-bahan seperti mengaduk,
mengangkut, mengecor beton dan membuat adukan pasangan (“mortar”), Penyedia
jasa harus menyerahkan bagan alir, gambar dan uraian tertulis untuk memungkinkan
pengelolaan yang benar dan berfungsi penuh dari “Batching Plant”-nya guna
menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton pada pekerjaan permanen
(tetap) yang sesuai dengan kontrak. Batching plant harus memiliki jarak dengan
lokasi pekerjaan terdekat maksimal 5 km.
Jika Penyedia jasa ingin membeli beton jadi atau mortar dari pabrik, Penyedia jasa
harus memberi tahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya tiga puluh (30)
hari sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai dengan keinginannya itu,
pemberitahuannya terdiri atas uraian lengkap tentang pabrik beton, nama
supplier, tempat dan kemampuan dari “Batching Plant”-nya, alat-alat
pendukungnya, pengalamannya beserta keandalannya untuk menghasilkan beton
bermutu dengan tepat waktu dan lain-lainnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Tanpa persetujuan Direksi, Penyedia jasa tidak boleh menggunakan
“Batching Plant”
-nya maupun peralatan untuk pengolahan dan/atau membeli serta mendatangkan
beton jadi dari pabrik atau supplier.
Semua persiapan pengamanan yang tepat harus diikuti oleh Penyedia jasa
sesuai dengan ketentuan- ketentuan di Spesifikasi Umum sehingga air buangan dari
37 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sebelum pemesanan semen, Penyedia jasa harus memberi tahu Direksi tentang
detail dari semen yang akan dibeli. Semen harus dikirim ke lokasi pekerjaan dengan
disertai sertifikat mutu dan lulus pengujian dari pabriknya. Setibanya dilapangan,
sertifikat itu harus diserahkan ke Direksi.
Semen yang dipak dalam kantong harus dikirim sesuai persetujuan Direksi dan
harus disimpan dalam gudang yang sepenuhnya kedap air serta dilengkapi dengan
sarana untuk menyerap kelembaban, dimana prasarana kedap itu harus mendapat
persetujuan Direksi. Penempatan semen harus diatur agar ada jalan longgar untuk
pemeriksaan, serta dilengkapi dengan nomor-nomor identitas masing-masing
pengirim semen.
Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian kurang
lebih tiga puluh (30) cm diatas permukaan tanah sedemikian rupa sehingga untuk
semen yang pertama masuk harus dapat dikeluarkan yang pertama pula. Diantara
masing-masing tumpukkan semen harus diberi jarak yang cukup. Satu tumpukkan
max tiga belas (13) sak atau kurang dari itu, sesuai denganpengarahan Direksi, bila
penyimpanannya diperkirakan lebih lama dari enam puluh (60) hari.
38 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Semen tidak boleh disimpan dilapangan lebih lama dari sembilan puluh (90)
hari untuk pemakaian pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian mengatakan hasilnya
memuaskan
Jika semen rusak atau rusak dalam pengiriman, penanganan atau penyimpanan
maka harus disingkirkan dari tempat kerja secara cepat dan pasti.
Penyedia jasa tidak boleh lengah untuk menjamin stok semen selalu tersedia dilokasi
pekerjaan dan harus melaporkan setiap tanggal 10 tiap Bulan kepada Direksi
mencakup data-data sebagai berikut:
Obat semen jenis air-entraining admixture bisa dipakai untuk semua beton kecuali
seperti diarahkan oleh Direksi. Obat semen ini harus sesuai dengan ASTM nomor C
260 atau yang setara dan disetujui oleh Direksi. Dengan pengecualian untuk air-
entraining admixture, Penyedia jasa harus memberi tahu Direksi atas usul obat
semen ini baik sebagai obat set-retarding, water reducing ataupun mempercepat
pengentalan beton termasuk sumber dari mana obat ini dapat diperoleh, sekurang-
kurangnya sembilan puluh (90) hari sebelum waktu yang
39 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Banyaknya bahan tambahan yang dipakai pada masing-masing adukan beton dan
pada bagian dari pekerjaan beton yang akan menggunakan obat ini akan
ditentukan oleh Direksi. Batas-batas untuk maximum slump, maupun
berkurangnya slump selama pengangkutan serta waktu yang diijinkan untuk beton
tetap berada dimixer (waktu pengadukan oleh mixer) bisa dirubah oleh Direksi bila
persetujuan penggunaan bahan ini diberikan.
Semua biaya penggunaan obat semen ini harus sudah termasuk dalam harga satuan
kontrak per meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk item beton yang
digunakan dimana obat semen/bahan campuran tambahan akan digunakan dan
tidak ada pembayaran terpisah untuk item yang sama harus dipertimbangkan oleh
Pemilik.
3) Agregat
Terkecuali bila Penyedia jasa ingin membeli beton jadi dari pabrik, material untuk
membuat agregat halus dan kasar harus diperoleh dari lokasi pengambilan batu yang
cocok atau tempat lain yang disetujui oleh Direksi.
Dalam hal Penyedia jasa ingin membeli agregrat dari sumber lain seperti dari
pabrik atau supplier, Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan, hasil uji, data dan informasi lainnya sehubungan
dengan sifat-sifat fisik dan kimiawi serta mutu agregrat yang akan dibeli dan
dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum agregrat itu digunakan.
Semua biaya yang timbul dari pembuatan atau pembelian agregrat beton harus sudah
dimasukkan dalam analisa harga satuan dalam kontrak yang disebutkan pada masing-
masing item untuk beton dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Agregrat Halus
Istilah agregrat halus berarti agregrat yang mempunyai ukuran maximum lima
(5) mm dan bahannya bersifat keras.
Agregrat halus harus bersih, keras, kuat, padat, tahan air, tidak berlapis-lapis, dan
harus bersih dari debu, tidak bergumpal, tidak lunak, tidak keropos, tidak pipih,
tidak alkali, tidak ada bahan organik, tidak lunak, atau bahan lain yang rapuh.
Tidak boleh mengandung lebih dari tiga (3) persen bahan yang lolos saringan 0,088
mm atau ayakan No.200 dengan pencucian atau tidak boleh lebih satu (1%) persen
lempung atau satu (1%) persen bahan lunak. Menggunakan pasir dari pantai laut tidak
diizinkan tanpa persetujuan dari Direksi.
40 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk beton yang expose tidak boleh menggunakan agregrat halus yang
menyebabkan perubahan warna pada permukaan warna pada permukaan beton.
Agregrat halus di uji terhadap “sodium sulphate soundness” sesuai dengan JIS A
1122 atau SNI 1750-90- A untuk lima (5) putaran dan harus menunjukkan kehilangan
maksimum tidak boleh lebih dari sepuluh (10%) persen.
Agregrat halus harus serba merata gradasinya dan bila diuji sesuai PBI 1971 N.1.2
hasilnya dinyatakan sebagai berikut:
- sebagai agregrat halus bila kurang dari dua (2%) persen (terhadap berat) tertahan
pada ayakan 4 mm.
- sebagai agregrat halus bila kurang dari sepuluh (10%) persen (terhadap berata)
tertahan pada ayakan 1 mm.
- sebagai agregerat halus bila delapan puluh (80%) sampai sembilan puluh lima
(95%) persen (terhadap berat) tertahan pada ayakan 0,25 mm atau yang setara dari
tabel sebagai berikut :
10 100
5 90 – 100
2.5 80 – 100
1.2 50 – 90
0.6 25 – 65
0.3 10 – 35
0.15 2 - 10
41 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Modulus kehalusan dari agregrat halus harus berkisar antara 2.5 sampai 3.3.
Persentasi dari bahan yang merugikan agregrat halus tidak boleh lebih dari nilai-
nilai berikut:
* Jika materialnya lebih halus dari ukuran ayakan 0.088 mm dan terdiri dari debu-
debu batuan serta bebas dari lempung ataupun lumpur persentasi ini bisa
ditingkatkan sampai menjadi lima (5%) persen.
Agregrat Kasar
Istilah agregrat kasar dipakai untuk agregrat dengan ukuran minimum lima (5)
mm dan diproyek ini untuk pekerjaan beton diperlukan agregrat kasar dengan
ukuran berkisar dari lima (5) mm sampai dengan empat puluh (40) mm. Agregrat
kasar terdiri ari batu-pecah, kerikil alam atau bahan lain yang baik dengan sifat-
sifat karakteristik yang hampir sama. Agregrat kasar harus bersih, keras, tawar
(tidak asin), tidak rapuh, bentuk tajam, padat, tidak berselaput, merupakan pecahan
batu yang tahan lama serta bebas dan batu-batu pipih, panjang, serta tidak
mengandung bahan organis dan bahan jelek lainnya.
Agregrat kasar harus bergradasi uniform dengan ukuran maksimum seperti
diperlukan untuk bermacam- macam klas beton sesuai dengan PBI 1971, N.1.2.
Agregat kasar akan ditolak bila:
• Kehilangan berat saat menggunakan grading A dalam Los Angeles abrasion
test, melebihi sepuluh (10%) persen terhadap berat pada seratus (100) putaran
atau empat puluh (40%) persen terhadap berat pada lima ratus (500) putaran.
(ASTM C.131)
42 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Ukuran Ayakan ASTM Prosentasi dengan bobot yang lolos untuk setiap
ukuran ayakan
Standar Luas Lubang
Ayakan
4 in - - 100 100
3 in - 90-100 90-100
2 in - 20-45 20-45
30-55 - -
No. 4 (3/16 in)
0-5 - -
43 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4) Air
Air untuk adukan beton dan mortar serta air untuk mencuci agregat harus
disediakan oleh Penyedia jasa sesuai dengan Sub-pasal 7.3.4 dari Spesifikasi Umum
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Air yang digunakan untuk beton dan mortar harus bebas dari minyak, asam, garam,
alkali, bahan organis dan bahan jelek lainnya. Mutu air adukan harus sesuai dengan
Standar AASHTO T 26 ( Standar Method of Test for Quality of to be used in
concrete ). Bila diminta oleh Direksi contoh air harus diambil dari tempat yang
diusulkan dan dibandingkan dengan air destilata. Perbandingan air untuk campuran
harus dibuat dengan pengujian standar semen guna mengetahui, ketelitian, waktu
ikat serta kekuatan mortar beton. Indikasi ketidak telitian, perbedaan waktu ikat
sampai kurang lebih dari tiga puluh ( 30 ) menit ataupun perbedaan kekuatan mortar
sampai kurang lebih sepuluh ( 10 ) persen dibanding dengan beton yang
menggunakan air destilata, cukup untuk dipakai sebagai alasan untuk menolak
penggunaan air yang bersangkutan.
Semua biaya yang timbul dari pengujian dan pemakaian air yang digunakan untuk
adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus sudah termasuk dalam harga
masing-masing item satuan kontrak permeter kubik untuk beton maupun mortar
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
1) Komposisi
Beton harus terbuat dari semen Portland biasa, air, agregat kasar dan obat semen
/ bahan campuran tambahan yang telah disetujui dimana semuanya diaduk
dengan sempurna dan diatur sesuai dengan kekentalan yang benar.
2) Kelas-kelas Beton
Jenis beton direncanakan menjadi enam (6) kelas yang diantaranya juga termasuk
beton kurus. Masing- masing kelas beton harus digunakan sesuai dengan spesifikasi,
seperti ditunjukan dalam gambar ataupun sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi.
Berbagai kelas beton harus diklasifikasikan berdasar atas pengujian kekuatan
silinder pada umur 28 hari, ratio air semen maksimum maupun ukuran maksimum
dari agregat kasar seperti yang tersaji dibawah ini:
44 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Max. Tegangan
Mutu beton Ukuran butir Rencana pada Air/semen rasio Perkiraan Kadar Batasan Slump
K=Karakteristik (mm) 28 hari maksimum semen (kg/m3) (cm)
(kg/cm2)
K350 25 350 0.48 448 12 ± 2
Banyaknya air yang digunakan dalam beton bisa diubah oleh Direksi selama dalam
batas- batas yang telah ditentukan oleh mereka, yang sesuai dengan rasio air semen
yang diperlukan guna menjamin beton mudah untuk dikerjakan, mempunyai
kekentalan yang benar, termasuk pula pertimbangan akibat penggunaan bahan
campuran tambahan/obat semen beserta kemungkinan variasi dari besarnya kadar
air maupun gradasi agregat yang akan dicampur.
Slump adukan beton harus diambil serendah mungkin, dengan masih memungkinkan
pemadatan yang menggunakan dengan alat-alat yang disetujui untuk pekerjaan
itu, tetapi dalam setiap kelas beton besarnya slump tidak boleh melebihi batasan
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku.
Pada waktu pelaksanaan bila merek semen atau jenis agregat dirubah ataupun
komposisi gradasi dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak bisa
memenuhi standar, maka adukan baru harus dibuat sesuai dengan cara / prosedur
seperti diatas.
45 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bilamana Direksi menyetujui rencana adukan beton untuk masing-masing kelas, maka
Penyedia jasa harus (sebelumnya dimulainya cor beton) melaksanakan adukan
percobaan, lebih baik saat melaksanakan adukan percobaan harus disaksikan dengan
kehadiran Direksi.
5) Penakaran (“Batching”)
Penyedia jasa harus menyediakan peralatan penakar alat-alat itu harus sanggup
mengaduk agregat, semen, bahan-tambah (“admixture”) dan air menjadi adukan
yang merata dan mengeluarkannya tanpa segregasi. Alat-penakar ini harus juga
dapat mengantisipasi kemungkinan adanya kadar air agregat yang berubah secara
cepat maupun kemungkinan perubahan berat bahan yang sedang ditakar.
Bahan tambah (“admixture”) boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)
46 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penyedia jasa harus menyediakan alat untuk pengujian beban standar dan alat
untuk memeriksa ketelitian timbangan.
Catatan tertulis yang tercetak atau gafik berikut harus selalu diletakan dekat dengan
alat untuk masing- masing penakaran :
6) Pengadukan Beton
47 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
material harus diambil lagi dari masing-masing macam agregat dan kadar-air
diukur lagi untuk masing-masing jenis agregat,
kemudian kadar air dan takaran agregat harus diperhitungkan/dipertimbangkan
kembali.
Material campuran beton harus dimasukkan dengan baik kedalam mesin-aduk,
dengan urutan air harus masuk lebih dulu baru kemudian semen dan agregat.
Semua air harus sudah masuk didrum dalam waktu sepertiga dari waktu
pengadukan seperti yang disyaratkan.
Semen harus ditakar dan dimasukan kedalam mesin-aduk dengan cara
sedemikian rupa sehingga berat semen tidak berkurang, karena tertiup angin
atau menggumpal dipermukaan konveyor atau corong atau ditempat lain yang
bisa mengubah jumlah semen seperti yang disyaratkan dalam adukan beton
Semua beton harus diaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit (90 detik) setelah
semua bahan termasuk air berada dalam mesin-aduk. Selama waktu
pengadukan mesin- aduk harus berputar sesuai putaran rencana.
Mesin-aduk harus berputar dengan otomatis sesuai alat pengatur-waktu yang
dapat diatur dan dikunci oleh Direksi. Alat pengatur-waktu dan mekanik-
pengeluaran harus saling terkait, sehingga selama operasi normal, adukan belum
akan dikeluarkan secara otomatis sampai waktu yang ditetapkan untuk adukan
terlewati
Penakaran yang pertama dari bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin-
aduk harus mengandung sedikit kelebihan semen, pasir dan air atau penakaran
mortar dengan perbandingan yang sama untuk beton dengan tujuan melapisi
bagian dalam drum tanpa mengurangi kandungan mortar dalam adukan. Bila
berhenti mengaduk selama satu jam atau lebih, maka mesin-aduk harus dicuci
bersih.
48 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
d. Periksa apakah drum pencampur dapat diputar dengan lancar pada kedua
arah putaran atau tidak.
e. Periksa apakah mangkok pengisi atau Skip Loader dapat dinaik turunkan
dengan lancar atau tidak.
49 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Walaupun peralatan dimaksud telah memiliki sertifikat laik operasi, tetap harus
diperiksa lagi sebelum dipakai produksi, agar proses produksi beton semen dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
a. Periksa Bin penampung agregat, apakah ada atap perlindungannya atau tidak,
apakah lubang serta pintu pengeluaran agregat dalam kondisi baik atau rusak.
b. Periksa Belt Conveyor pembawa agregat dari Bin ke pencampur masih dalam
kondisi baik, jalannya stabil serta kecepatannya bisa diataur sesuai putaran
elektro motor pemutarnya.
50 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Cara dan peralatan yang digunakan untuk pengangkutan dan pengecoran beton
harus sedemikian sehingga beton mempunyai komposisi yang diperlukan dan
konsisten akan tidak menyebabkan segregasi yang berarti dari agregat kasar, atau
menyebabkan kehilangan “slump” melebihi dua puluh lim (25) mm, atau kehilangan
dalam kandungan-udara sebelum konsolidasi melebihi satu (1%) persen dalam beton.
Dalam hal beton diangkut dan/atau dicor dengan salah satu tipe peralatan seperti
daftar dibawah ini maka alat-alat itu harus dipasang dan ditangani sesuai dengan
uraian sebagai berikut :
bila suhu udara tiga puluh (300C) derajat atau lebih, batas waktu pengeluaran beton
harus kurang dari satu (1) jam.
3) Corong Luncuran
Umumnya pengecoran beton dengan corong-luncuran (“chute”) tidak diijinkan
kecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Bila disetujui, “chute”/corong harus
51 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sebelum mulai memompa atau “placer”, kira-kira satu (1) m3 mortar dengan
perbandingan air, bahan campuran tambahan, semen dan agregat-halus sesuai
dengan yang direncanakan untuk adukan-beton biasa, harus dicoba untuk
dilewatkan melalui pipa-“inlet”-pompa. Pipa-pipa itu diusahakan harus dipasang
selurus mungkin.
Alat tipe lain dari yang disebut diatas harus mendapat persetujuan dari Direksi
sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum digunakan.
52 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Persiapan Pengecoran
Segera sebelum kegiatan pengecoran dimulai semua permukaan yang akan menerima
adukan beton cor harus dibersihakan dan tidak boleh ada minyak, lumpur, bahan
organis, potongan-kayu, segala macam lapisan cat, kotoran atau bahan lain yang bisa
membusuk. Pembersihan ini bisa dilakukan dengan menggunakan kompresor udara
atau air atau alat lain yang sesuai dengan persetujuan Direksi.
Semua permukaan bekisting dan bahan-bahan yang akan tinggal didalam cor-coran
harus dibersihkan. Permukaan pondasi cadas yang akan diberi adukan-cor harus
dibasahi dan sekiranya ada genangan air harus dikeringkan dahulu.
Permukaan tanah, pasir atau krikil yang akan dicor dengan adukan beton untuk
pondasi harus dibersihkan dari genangan air , aliran air, potongan kayu atau bahan
kotoran lainnya. Permukaan tanah atau pasir dan krikil sebelum ditumpahi adukan
beton untuk pondasi harus dalam keadaan lembab.
Permukaan sambungan “construction joint” (sambungan konstruksi untuk batas
pengecoran) yan g mana akan dicor adukan baru sebelumnya harus dibersihkan dan
dibasahi serta harus mendapat persetujuan lebeh dahulu dari Direksi. Kegiatan
pembersihan harus meliputi pembersihan untuk semua kotoran, sisa- sisa adukan
yang lepas, maupun cat-cat dan benda-benda lainnya.
Permukaan semua sambungan (“construction joint”) harus dibersihkan dari
kelebihan adukan sebelumnya maupun benda-benda asing lainnya dengan jalan
menyikat, memahat atau dengan jalan lain yang disetujui Direksi.
53 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
“Construction joint” harus diisi karet “joint filler” atau material yang sesuai
dengan petunjuk Direksi.
(320C) derajat Celcius. Penumpukan agregat harus dibawah naungan dan terhindar
dari cuaca panas atau material agregat bisa juga disemprot dengan air. Air untuk
adukkan harus cukup dingin atau campuran beton diisolasi untuk menjaga suhu
adukan- beton dibawah batas yang telah ditetapkan.
Banyaknya semen disetiap kelas beton yang dicor didalam air harus ditambah,
sehingga faktor air/semen dalam adukan tidak lebih dari 0,47. “Slump” harus dijaga
tidak boleh melebih sepuluh (10) cm untuk menghindari segregasi. Beton harus
dituangkan hari- hati dalam gumpalan yang kompak pada posisinya yang tepat
dengan bantuan penuntun ataupun alat “bucket” yang bisa dibuka dari bawah atau
alat lain yang disetujui oleh Direksi. Detail usulan pengecoran dalam air harus
dibuat oleh Penyedia jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
4) Pengecoran
Penyedia jasa harus memberitahu Direksi, kapan dan dimana akan dilakukan
pekerjaan pengecoran beton. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan pada waktu
Direksi atau wakilnya hadir ditempat pekerjaan.
Adukkan-beton yang terlambat dicor dan sudah mulai mengeras atau kecuali dapat
diperbaiki dengan menambah air atau menurunkan “slump” sebesar dua puluh lima
(25) mm atau lebih sesuai dengan persetujuan Direksi, harus dibuang ketmpat
yang ditunjuk oleh Direksi dan biaya pengeluaran atas adukan dan pembuangan
ditanggung oleh Penyedia jasa.
Sejauh ini bila masih memungkinkan beton harus dicurahkan langsung
ketempatnya dan tidak usah dilewatkan jalan lain untuk menghindari segregasi.
Cara dan alat-alat yang dipakai untuk mencurahkan beton kedalam bekisting harus
54 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
sedemikian rupa sehingga tidak akan menghasilkan agregat kasar terpisah dari
adukan lainnya. Penyedia jasa harus menyediakan cara yang cocok untuk menjaga
besi dan bekisting tidak bergeser tempatnya. Tinggi jatuh adukan-beton harus tidak
melebihi satu setengah (1,5) meter.
Semua adukan harus dicurahkan pada lapisan horisontal dan tebal tidak melebihi
empat puluh (40) cm. Direksi berhak untuk meminta tebal lapisan kurang dari empat
puluh
(40) cm bilamana ada kesulitan. Bila bertahan pada tebal 40 cm sesuai dengan
spesifikasi, tinggi satu bagian yang dicor harus ditetapkan seperti pada gambar atau
sesuai pengarahan Direksi.
55 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pada bagian dimana beton yang baru dicor pada masing-masing lapisan berdekatan
dengan beton yang telah mengeras, maka penggetar harus digunakan lebih lama,
penggetar ditusukkan lebih dalam berdekatan/sepanjang bagian yang berhubungan.
Perlu diperhatikan bahwa kepala penggetar tidak boleh menyentuh bagian dinding
bekisting.
56 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
waktu tiga puluh (30) menit sesudah pemakaian. Banyaknya larutan-kimia yang
digunakan harus sanggup menutup rapat seluruh permukaan beton. Mesin semprot
bertenaga ini harus dilengkapi dengan meteran petunjuk tekanan pada waktu
operasional dan alat lainnya untuk mengendalikan tekanan.
“Curing compound” ini harus digunakan kepada beton yang langsung di
“finishing” permukaannya segera setelah mulai hilangnya kelembaban dari
permukaannya, tetapi penggunaannya harus dilakukan sebelum mulai terjadinya
penyusutan akibat kering atau retak yang besar mulai tampak. Kalau terjadi
keterlambatan pada pemakaian “curing compound” mungkin akan terjadi
pengeringan yang menimbulkan retakan pada permukaan, penyemprotan air
dengan semburan halus memakai “nozzle” harus dimulai segera dan harus dilakukan
terus sampai pemakaian bahan kimia dapat dimulai. Bila lapisan bahan kimia rusak
karena sebab- sebab tertentu sebelum masa berakhirnya tujuh (7) hari pertama,
maka bagian yang rusak segera diperbaiki dengan tambahan bahan kimia.
“Curing compound” tidak boleh mengeras selama disimpan, material ini tidak
boleh dilarutkan atau dirubah dengan cara apapun selain sesuai standar dari pabrik.
Pada saat digunakan, bahan kimia harus berupa adukan yang merata. Jika bahan-
kimia tidak digunakan selama seratus dua puluh (120) hari sesudah tanggal
pembuatannya Direksi bisa meminta pengujian tambahan sebelum bahan tersebut
digunakan untuk menentukan apakah bahan tersebut masih memenuhi persyaratan.
Contoh “curing compound” bisa diambil oleh Direksi dipusat pembuatannya atau
dilapangan.
57 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
58 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sesudah beton di cor pada tempatnya, beton ini harus dipadatkan dan
permukaannya harus diratakan dengan papan dan diseterika dengan kasut kayu
atau kasut kulit kayu. Satu alat pembentuk bagian tepi harus dipakai pada semua
sisi tepi dan semua “expansion joints”.
Permukaan tidak boleh menonjol atau melompong lebih dari tiga (3) mm
dibawah penggaris lurus sepanjang tiga (3) m. Permukaan harus mempunyai
tekstur kerikil yang mana tidak menyebabkan pengguna / pemakai terpeleset bila
basah.
59 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
T.23. Kalau ukuran maksimum agregat adalah empat puluh (40) mm, maka silinder
harus berukuran diameter lima belas (15) cm dengan panjang tiga puluh (30) cm.
Kekuatan tekan-beton harus dianggap diterima bila rata-rata tiga (3) hasil uji
kekuatan tekan yang berurutan adalah sama atau melebihi kekuatan yang telah
ditetapkan dan tidak ada satu ujian yang nilainya dibawah kekuatan yang
disyaratkan.
Hasil pengujian dievalusi secara statistik, evaluasi harus dilakukan untuk sepuluh
(10) hasil rata-rata berkeseimbangan menurut basis seperti berikut :
(a) Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari 100 % kekuatan yang
disyaratkan (“specified strength”) dalam Sub-pasal 3.5.2 disini harus tidak boleh
dari dua puluh lima (25%) persen.
(b) Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari delapan puluh (80%)
persen dari kekuatan yang disyaratkan (“specified strength”) dalam Sub-pasal 3.5.2
disini harus tidak lebih dari lima (5%) persen.
Bila dianggap perlu oleh Direksi, kekuatan tekan dari beton yang sudah dicor harus
dicek dengan metode “schmidt hammer”. Frekuensi dari pengujian harus sesuai
petunjuk dari Direksi.
2) Uji “Slump”
Uji “slump” harus dilakukan sebelum pengecoran dan pada waktu pengambilan
contoh untuk uji atau pada waktu sesuai petunjuk Direksi. Uji “slump” harus sesuai
dengan ASTM C.143, AAS HTO T119 atau SNI 1972-90-F.
60 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
61 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Variasi ketebalan
(1) Menyimpang dasi sumbu yang telah Boleh lebih tipis....... 2.5 % atau kurang
ditetapkan ........................ 5 cm
dari 1 cm
(2) Menyimpang dari bentuk profil yang Boleh lebih tipis....... 2.5 % atau kurang
telah ditetapkan ......................5 cm
dari 1 cm
(3) .
Boleh lebih tebal....... 5 % atau kurang
dari 1 cm
(4)
Variasi ukuran dimensi ........... 0.5 cm
62 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Variasi yang diijinkan untuk ketidak dataran dari pelat, balok,
batang melintang terhadap ketentuan dalam gambar
Menyempit ......................................................................... 1 cm
Melebar ............................................................................. 2 cm
Sebelum proses pengecoran dimulai, harus dilakukan pengecekan yang dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) Pemeriksaan Bekisting
Posisi dan kondisi bekisting harus diperiksa sesuai dengan shop drawing yang telah
direncanakan. Bekisting harus lurus sesuai dengan as-nya, tegak, dan tidak bocor.
Bekisting juga harus kuat, tidak mudah bocor, terpasang dengan kokoh agar tidak
bergeser karena getaran dan tekanan adukan beton selama proses pengecoran.
Pemeriksaan ini meliputi:
a. Ukuran bekisting (lebar dan tinggi)
b. Kemungkinan elevasi tidak tepat
c. Kemungkinan tidak tegak lurus terhadap bidang horisontal maupun vertikal
d. Kebersihan lokasi pengecoran
e. Pemeriksaan sambungan bekisting
f. Pemeriksaan perkuatan bekisting
g. Pemasangan beton decking
63 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Acuan Cetakan
Acuan cetakan dibuat sedemikian agar sesuai dengan bentuk dan ukuran beton yang akan
dihasilkan. Acuan dan cetakan harus dibuat dengan konstruksi yang kekar dan kaku, agar
bentuk dan ukurannya tidak mudah berubah selama proses pengecoran. Dengan
memperhatikan hal sebagai berikut:
a) Material
Umumnya diusahakan agar dapat digunakan berulangkali, maka pemilihan material
harus memiliki kekuatan, kekakuan dan keawetan yang memadai. Selain harus mudah
dibongkar pasang juga kecil daya serap airnya dan setelah dibuka menghasilkan
permukaan beton yang baik.
b) Desain
Acuan harus cukup kuat dan kekar agar mampu menahan beban berat beton, sehingga
bentuk dan posisi beton tidak berubah. Konstruksi acuan juga mudah dibongkar
pasang dan aman dengan ketepatan yang akurat serta melindungi beton dari
kemungkinan kerusakan.
Sambungan-sambungan pada acuan harus betul-betul rapat air, sehingga air semen
dalam adukan beton tidak mudah keluar. Sambungan perlu diatur dalam posisi tegak
lurus atau sejajar sumbu konstruksi beton, agar lebih mudah diperoleh acuan yang
mempunyai posisi, bentuk dan dimensi yang tepat serta mencegah kebocoran. Jalur-
jalur coakan harus diadakan pada setiap sudut acuan agar sudut beton lebih tumpul,
guna mencegah rusaknya sudut-sudut tersebut waktu acuan dibongkar.
Penyangga acuan harus mampu memikul beban vertikal dan horizontal tanpa adanya
lenturan maupun deformasi.
c) Persiapan
Sebelum dilakukan pengecoran permukaan dalam acuan diberi cairan pelumas, agar
beton tidak melekat pada dinding acuan serta memudahkan pembongkaran tanpa
merusak permukaan beton. Pasak-pasak dan batang-batang baja yang menonjol pada
permukaan beton harus dibuang dan lubang- lubangnya harus ditutup dengan adukan
semen sehingga diperoleh permukaan beton yang halus dan rata.
d) Pemasangan
Sebelum acuan dipasang, tanah dasar harus diratakan dan bila perlu diberikan lapisan
perkuatan untuk meningkatkan daya dukung yang diinginkan serta menghindari
terjadinya penurunan yang tidak merata. Apabila tanah dasar merupakan urugan
maka sebelumnya harus dipadatkan dengan baik.
64 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jika acuan ditempatkan pada dasar sungai yang airnya mengalir maka perlu dilakukan
pengamanan seperlunya.
e) Pemeriksaan
Setelah pemasangan acuan maka harus diperiksa dengan teliti kemungkinan adanya
lengkungan-lengkungan yang tidak diinginkan, lubang-lubang yang menyebabkan
kebocoran air semen dan penyangga acuan yang kurang kuat harus segera ditambah
serta pemeriksaan penahan jarak besi dengan acuan sudah mencukupi agar saat
pengecoran kedudukan besi tulangan tidak berubah. Pemeriksaan ini dilakukan juga
selama pelaksanaan pengecoran sehingga dapat diantisipasi hal-hal yang dapat
merusak kualitas kualitas beton yang dihasilkan.
f) Pembongkaran
Acuan baru dapat dibongkar setelah beton betul-betul mengeras sehingga kuat
memikul beratnya sendiri serta beban tambahan dan tidak ada lagi beban yang harus
dipikul oleh acuan tersebut. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan hati- hati agar
tidak merusak beton.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan yang talah dicapai oleh beton dalam proses
pengerasannya, diambil dari contoh blok-blok beton untuk pengujian yang telah
diadakan pengujian sebelumnya dan pengujian langsung dilapangan menggunakan
Hammer test. Karena contoh blok beton lebih mudah dipadatkan dan dirawat
dibandingkan dengan beton dilapangan.
Urutan pembongkaran dilaksanakan dari bagian-bagian yang bebannya paling ringan
dilanjutkan pada bagian dengan beban yang lebih berat dan bagian yang lebih
penting.
3) Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum pelaksanaan
pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui ukuran,
ketepatan letak, sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai dengan spesifikasi
sesuai gambar desain.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan:
a. Tulangan dalam hal ini yaitu sesuai dengan gambar desain
b. Pemeriksaan sambungan antar Baja Tulangan / wiremesh
c. Pemeriksaan kekuatan bendrat pengikat
d. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya rekatan
65 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4) Pemeriksaan Peralatan Pengecoran
Memeriksa kembali semua peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk mengecor beton,
mulai dari molen beton, vibrator, sekop, hingga cangkul yang akan digunakan dalam
proses pengecoran.
Setelah semua persiapan selesai maka proses pengecoran dapat dilakukan.
5) Pengecoran Beton
Pekerjaan pengecoran dapat dilakukan bila pemasangan bekisting telah selesai
dilakukan. Sebelum pengecoran dilaksanakan tanah dasar atau lantai kerja untuk alas
pengecoran harus dibasahi sampai jenuh demikian pula besi tulangannya. Adukan beton
yang diangkut dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus diminimalisasi
terhadap sinar matahari atau penguapan yang berlebih agar tidak terjadi penyusutan
berlebihan. Apabila terjadi penyusutan berlebih pada adukan beton maka pengecoran
akan lebih sukar mencapai beton dengan kualitas yang baik karena sukar dikerjakan
kecuali mengencerkan adukan dengan menambah air semen kembali dengan
memperhatikan perbandingan faktor air semen yang disyaratkan.
Perlu diadakan pemeriksanan terhadap bagian dalam acuan harus bersih dari bahan
organic ataupun sampah-sampah yang mengurangi mutu beton.
Pada sambungan beton lama dan baru permukaan beton lama harus dikasarkan demikian
pula besi tulangannya harus dibersihkan dengan sikat kawat agar memperoleh lekatan
yang baik. Sambungan ini jika diperlukan dapat dibasahi dengan air semen atau lem beton
yang tersedia dipasaran.
Proses pengiriman beton readymix tidak boleh lebih dari dua jam semenjak mixer truck
meninggalkan maxing plant menuju lokasi proyek. Bila truk tiba melebihi batas waktu
tersebut akan membuat beton mengeras. Maka dari itu sebelum beton dikeluarkan dari
truk dilakukan uji slumpt test. Bila hasil uji slumpt test masih sesuai peraturan maka
beton masih dapat diterima dan dapat digunakan.
Pemadatan adukan beton pada acuan dapat menggunakan alat concrete vibrator atau
alat lainnya disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.
66 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pengecoran Beton pada DI. Wadaslintang sebagai berikut:
1) Sebelum pengecoran dimulai, areal dibersihkan dahulu dari kotoran seperti sampah,
sisa kawat bendrat, debu, potongan kayu, dan kotoran lain yang dapat menghambat
proses pengecoran, dengan menggunakan compressor.
2) Untuk pelaksanaan pengecoran pada tempat yang dapat diakses truck, maka
pengecoran struktur digunakan concrete pump yang menyalurkan beton ready mix
dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang
disambung-sambung menggunakan klem.
3) Sebelum beton dituang ke dalam areal cor, terlebih dahulu dilaksanakan pemeriksaan
workability dari beton berdasarkan pemeriksaan doket (dari jam keluar batching
plant sampai jam masuk proyek). Slump test dilakukan dalam pemeriksaan
workability beton dengan nilai slump yang di persyaratkan.
4) Pemeriksaan semua daerah cold joint (daerah sambungan), dilakukan dengan cara
penyiraman calbond sebelum pengecoran, agar pertemuan antara beton lama dengan
beton baru dapat merekat dengan lebih baik.
5) Setelah beton dituang dari pipa pengecoran, kemudian beton segera diratakan
dengan menggunakan penggaruk atau cangkul dan dipadatkan dengan menggunakan
vibrator.
6) Pemadatan beton menggunakan concreate vibrator. Pemadatan dilakukan untuk
mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak didalam adukan semen
yang timbul pada saat penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan
baik agar menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan
dalam penggetaran beton akan mengakibatkan penurunan mutu beton atau
menyebabkan pengecoran menjadi keropos (tidak padat dan banyak lubang).
7) Jika pengecoran dalam satu segmen terhenti di tengah jalan maka pada tempat
terakhir pemberhentian diberikan calbond.
67 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
• Sedapat mungkin vibrator tidak terlalu cepat pada saat penarikan agar rongga bekas
jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
• Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan mengkilap di sekitar
alat penggetar dan pada umumnya dicapai setelah maksimum 30 detik karena jika
terlalu lama akan menyebabkan turunnya kandungan air semen pada beton dan
akan menurunkan mutu betonnya.
• Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan
vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.
• Pemeriksaan top level pada waktu pengecoran dengan menggunakan auto level.
• Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang
sudah direncanakan.
• Kemudian pengecoran dilanjutkan ke bagian lain. Selama proses pengecoran
berlangsung, tidak diperkenankan menambahkan air pada campuran beton karena
akan mengubah kualitas/mutu beton yang telah direncanakan.
• Beton yang sudah rata kemudian dihaluskan.
6) Perawatan Beton
Perawatan beton dilakukan dengan menutup beton menggunakan penutup basah yaitu
dengan memakai bahan yang dapat mempertahankan moisture.
Beton harus dirawat pada suhu di atas 10’ C dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-
kurangnya selama 7 hari setelah pengeoran.
• Beton dikondisikan pada suhu diatas 10’ dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-
kurangnya selama 3 hari pertama setelah pengecoran.
• Proses perawatan harus menjaga kondisi beton hingga beton yang dihasilkan
mempunyai tingkat keawetan paling tidak sama dengan yang dihasilkan oleh
perawatan setelah pengecoran.
• Bila diperlukan oleh pengawas lapangan, maka dapat dilakukan penambahan uji kuat
tekan beton sesuai dengan perawatan benda uji dilapangan untuk menjamin bahwa
proses perawatan yang dilakukan telah memenuhi persyaratan.
68 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penyedia Jasa harus memastikan keakuratan posisi dan dimensi pada pekerjaan
pasangan batu dengan cara membuat acuan berupa profil bowplank. Bahan profil
bowplank dan patok bantu.
ii. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasangan batu menurut
perbandingan isi harus terdiri dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps atau lainnya yang
diperintahkan oleh Direksi pekerjaan tersebut.
iii. Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan. Pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.
iv. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah sesuai dengan standar atau
menurut petunjuk Direksi. Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk
menghasilkan seperti apa yang ditentukan.
v. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh
69 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
vi. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak
diperkenankan.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu
lempung atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh.
ii. Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir
sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini :
1. 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
2. Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. Keseragaman ialah
perbandingan antara yang berukuran 60% dengan yang berukuran 10%
(ukuran”X” persen dari suatu bahan seperti ditentukan dalam pasal ini
adalah
ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan “X” % dari contoh bahanyang
diayak).
Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut membutuhkannya, untuk meyakinkan syarat-syarat
Spesifikasi tetap diikuti.
70 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
71 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
ii. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan
tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada permukaan
yang kelihatan harus disiar.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan
ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk.
Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang
terdiri dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian
sambungan, setinggi sambungan tadi.
72 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang
cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu atau pasangan
batu kosong yang belum mantap.
73 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
74 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
75 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
f) memenuhi persyaratan.
Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah dipasang atau diganti,
dan baut-baut dipakai harus tahan terhadap korosi.
g) Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada
digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi (ukurannya)
secukupnya sedemikian hingga tidak ada dimensi yang kurang.
2) Pintu Sorong
i. Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan dengan tangkai, dan kunci,
gear, serta kopling. Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh lebih dari 10 kg untuk
membuka atau menutup pintu dan as roda setang harus pada elevasi 0,90 m diatas
bangunan atau platform dimana operator akan berdiri.
ii. Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat. Gear harus dari besi tulang atau
selubung/rangka las dilengkapi tutup untuk pemberian pelumas dari gear.
iii. Pintu sorong harus seluruh shop-assmembled (rakitan pabrik) ukuran plat dan
profil pintu harus sesuai dengan gambar.
ii. Penyedia Jasa harus menyerahkan dengan penawarannya detail spesifikasi dari
semua peralatan-peralatan yang harus dipasang pada penerimaan (acceptance)
dari penawaran, spesifikasi yang diserahkan harus dimasukkan dalam Dokumen
kontrak.
iii. Penyedia Jasa juga harus menyiapkan detail gambar kerja untuk semua bagian
pekerjaan dalam bentuk yang dikehendaki Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut, untuk setiap bagian pekerjaan tersebut.
Jika setiap saat setelah persetujuan diberikan oleh Direksi ditemukan bahwa ada
gambar-gambar dan dokumen-dokumen kontrak, perubahan-perubahan dan
76 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3) Penyiapan Bahan-bahan
- Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh
cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek.
- Lubang baut harus betul-betul bulat.
- Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter
nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas
dengan baut.
- Jika mungkin, mesin dengan “a fixed driling line” harus digunakan. Lubang-
lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0,25 mm. Gerigi-gerigi pada
permukaan luar harus dihilangkan.
iii. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai berada
dalam daerah geser (shearzone).
Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3 mm
dan maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur. Di bawah mur pada baut
jangkar dan di bawah semua kepala baut dan mur, harus dilengkapi “heavy
duty washer”. Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus
menggunakan “bevelled washer”. Kepala dari mur harus diputar benar, dengan
kunci Inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0,30 m.
iv. Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan
menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, program lengkap yang
menunjukkan :
- Type pengelasan.
- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang diperlukan
untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah
pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan dan semua lubang, pori dan
berkas-berkas terbakar harus diperbaiki.
77 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi ketentuan di
bawah ini :
Tebal plat : Diameter kawat las : Aliran Listrik
(mm) (mm) (A)
2-4 : 3/32” (2,381 mm) : 35-90
4-6 : 1/8” (3,175 mm) : 60-125
4) Pemasangan
Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar
kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut di tempat pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut
jangkar, penahan, seal dan sebagainya.
i. Semua bagian yang ditanam dan dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti/tepat sebelum dan selama pengecoran.
Dinding plat, sandaran dan ambang harus digrouting seperti ditunjukkan dalam
78 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
ii. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh
Penyedia Jasa.
iii. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian pekerjaan dari kontrak
ini.
i. Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai dengan
Gambar, serta lebar dan tinggi bersih daun pintu
ii. Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air
adalah 6 (enam) mm, termasuk kelonggaran korosi 2 (dua) milimeter;
iii. Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi 2
(dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari 1/800
bentang pada beban maksimum;
Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut, mur
dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara divulkanisir
agar menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih besar dari 50%
(lima puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk
sedemikian sehingga dapat menahan air dengan baik.
79 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas
dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada
pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika
konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh
Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
i. Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan
agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan
agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu
kali tanpa terjadi pelenturan.
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat.
3) Stang
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dan
tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,
80 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
- Tumpuan/Bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder, atau datar.
- Roda Gigi Reduksi
Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons pospor
tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi dan bantalan
harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus mempunyai “rumah”
(gearbox) yang dapat dilepaskan untuk memudahkan pelumasan.
Set Gearbox beserta Roda gigi di dalamnya menggunakan Merk AUMA. Dan
disesuaikan dengan Drat Stangnya dan setting sedemikian rupa hingga
pengoperasian pintu dapat berfungsi dengan baik (pengoperasian
menggunakan tenaga manusia maupun tenaga elektromekanis dapat diputar
dengan mudah). (sambungan di dalam Set Gearbox dipasang dengan presisi).
- Kopling
Kopling harus dilengkapi, untuk penyesuaian dan pelekatan secara tetap
pada poros sesudah penyesuaian kedudukan pintu di lapangan.
- Ulir Pengangkatan
Stainless steel atau Baja mild steel (S45C, ST60 atau setara yang dibuktikan
dengan sertifikat). tidak diperkenankan menggunakan ferro casting (besi cor
atau besi tuang).
- Tongkat Penghubung
Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang dapat
mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya untuk memutar
alat harus lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram.
81 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Alat angkat sistim ini dipasang permanen, terdiri dari : as penerus / putar,
kotak roda gigi (gearbox) dan unit penggerak motor listrik. Untuk operasi
pemeliharaan sistim alat angkat ini dilengkapi dengan alat pemutar tangan
(handwheel). Alat angkat ini harus mempunyai limit switch, sehingga jika
pintu sudah bergerak membuka atau menutup pada batas maksimal, maka
penggerak akan berhenti secara otomatis. Disamping itu, aktuator juga
dilengkapi dengan switch pengaman torsi, sehingga apabila pintu terganjal
benda asing, maka otomatis berhenti, untuk menghindari kerusakan /
terbakar karena overload pada komponan lainnya. Untuk operasi normal
dilakukan melalui unit control yang menjadi satu kesatuan dalam aktuator
tersebut. Spesifikasi dan pemilihan aktuator mengikuti syarat berikut :
• Tegangan : 380 V 50 Hz
Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi berupa brosur, leaflet dan
informasi lain yang berkaitan dengan produk yang akan dikerjakan/dipasang
beserta metode pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai. Dan setelah
disetujui, metode pemasangan harus sesuai dengan standar yang dikeluarkan
oleh vendor.
- Garansi
82 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
- Lain-lain
83 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
84 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
85 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
86 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
• Power (Output Ratings) : Min. 7,0 kVA – 20,0 kVA @1500 RPM
• Type : Silent
• Battery Voltage : 12 V
2) Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, beberapa perubahan harus dikerjakan
oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut tanpa pembayaran ekstra.
87 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
E.5.6 Pengecatan
1) Bahan-bahan untuk pengecatan
Roda gigi, kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-bidang
baja yang setelah pemasangan di lokasi akan bersentuhan secara putar atau geser,
dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.
Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
PUBI- 1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan
contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan untuk dipakai, harus
diserahkan kepada Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke
tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang
telah kaduluwarsa seperti yang dituliskan pada kaleng tidak boleh dipakai, bahan cat
seperti itu harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya
diaduk dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara yang
dibenarkan oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan tidak boleh
diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai
dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan
corak seperti diperintahkan oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut dan jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat
Variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat.
88 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
89 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
5. Bila kontak dengan kayu; dibersihkan dan dicat dengan 2 lapis cat dasar
dan 2 lapis campuran bitumen; lapisan terakhir harus dicatkan sebelum
kayu dipasang.
6. Bagi permukaan-permukaan tersebut dalam b (5) di atas yang sebelumnya
sudah diberi cat dan menjadi rusak karena pasangan, maka harus
diperbaiki dengan cara membersihkan bagian-bagian yang rusak sampai
disetujui Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut, bila perlu sampai mencapai logamnya. Kemudian
tepi dari cat yang masih utuh digosok dengan amplas dan dicat dengan
cat dasar satu kali.
Tiap lapis penambal harus melampui cat yang semula dan tidak rusak selebar
minimum 5 cm. Kecuali ditentukan lainnya, maka semua permukaan yang sudah
diberi cat dasar, akan dilapisi cat dasar lagi dan kemudian dengan 2 lapis cat
penutup.
ii. Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air,
termasuk semua pintu :
1. Dibersihkan dengan sikat kawat baja.
2. Dicat dasar dua lapis.
3. Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis
cat oksida terbatu bara.
iii. Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang
harus dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya, bagaimana
ditunjukkan oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut.
90 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
iv. Penggunaan kualitas cat adalah kualitas terbaik untuk pekerjaan ini sesuai
petunjuk direksi.
2. Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk
pengecatan dari pabrik
3. Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
4. Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan
peralatan yang disarankan dari pabrik;
5. Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1
(satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
6. Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di
lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel;
7. Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada
permukaan. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya
agar seragam selama dipergunakan;
8. Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang
suhunya kurang dari 10°C
9. Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan;
10. Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
11. Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan
permukaan. Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu
seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya;
12. Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan;
13. Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan
pada bagian–bagian di bawah ini:
91 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
92 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Semua biaya dalam pekerjaan pada sub bagian ini harus sudah dianggap termasuk
dalam harga satuan pekerjaan pintu sesuai dengan item pekerjaan dalam daftar
kuantitas dan harga.
93 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Semua biaya dalam pekerjaan pada sub bagian ini harus sudah dianggap termasuk
dalam harga satuan pekerjaan pintu sesuai dengan item pekerjaan dalam daftar
kuantitas dan harga.
2) Pengerjaan di Lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan
perancah sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Sebelum pelaksanaan dimulai di lapangan Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada
Aluminium tidak boleh di pasang pada beton basah atau pasangan batu, atau dipasang
tetap pada beton yang masih mudah. Bila perlu untuk menghubungkan aluminium
dengan baja atau besi tulang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan
pemisah yang disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.
Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu, bata atau
beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dahulu dan bahan sambungan
harus diberi seng.
4) Pemasangan Bagian-bagian
Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan
beton atau pasangan batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas angkur, plat
perletakan dan lain-lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.
94 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tiga rangkap dari setiap gambar harus dibuat, dan setiap perubahan dilakukan oleh
Direksi harus dibuat gambarnya tanpa pembayaran ekstra.
Apabila ukuran tebal dari bagian-bagian pintu tercantum di dalam gambar bestek,
ukuran tebal di atas dianggap sebagai ukuran minimum yang diperkenankan.
Pintu-pintu besi terlebih dahulu harus diperiksa oleh Direksi dan Konsultan Supervisi
tersebut ke pabrik, sebelum dikirim ke lapangan.
Setelah penyambungan dan pemasangan dari sandaran lengkap, dan bangunan yang
bersangkutan telah selesai, besi sandaran tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa
beton dan dicat.
95 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Skala duga dibuat dari teraso atau marmer dengan pembagian 0,1 meter,
sesuai dengan penjelasan dari Album Standar Perencanaan Irigasi atau
menurut ketentuan lain dalam gambar.
iii. Skala duga yang dipasang di hulu bangunan pengukur dibuat dari
besi/aluminium dengan tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso
putih pada campuran 1 PC : 3 Psr dengan lekukan-lekukan untuk garis-garis
dan angka-angka setebal 3 mm dijelaskan pada gambar sesuai dengan
spesifikasi teknis ini menurut perintah direksi.
iv. Skala duga untuk pintu Romyn dan Crump de Gruyter disediakan termasuk
penyediaan pintu-pintu dan harus terbuat dari kuningan sesuai dengan
Album Standar Bangunan-bangunan Irigasi atau secara lain seperti ditunjukan
pada gambar.
96 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
97 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila pasangan batu lama sudah bersih dari
noda, kotoran, debu, berbentuk kasar dan cukup basah.
98 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
E.7.4 Siaran dan Plesteran pada Pasangan Batu yang ada (lama)
a) Pekerjaan siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah pasangan batu
lama bersih dari debu, lumpur dan kotoran lainnya; dan sesudah itu cukup
disiram (dibasahi) dengan air bersih.
b) Siaran lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu lama,
kemudian pekerjaan siar dilaksanakan.
c) Plesteran yang baru setebal 1 cm dilaksanakan setelah permukaan pasangan batu
lama bersih dari noda, kotoran dan permukaan cukup kasar (dibetel), kemudian
dibasahi dengan air bersih.
99 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Geo-textile yang dipakai/ berfungsi sebagai matras harus geo-textile dari tipe
tenunan yang dibuat dari material yang tahan/ awet terhadap keasaman tanah
dan tanah yang bersifat alkali, bakteri & efek biologis lainnya, ultra violet, dan
harus fleksibel. Untuk itu, material geo-textile harus dibuat dari bahan
stabilized poly propylene atau polyester atau bahan sejenis yang disetujui PPK.
Material geo-textile harus memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/
ketentuan paling sedikit sebagai berikut :
100 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pondasi
Item Penggunaan Keterangan
pada Rip-
Umum
rap untuk
Sungai, dll.
1. Minimum Strip
Tensile Strength
40kN/m 100kN/m ASTM D 4595 atau
- in warp *)
setara
- in weft *) 40kN/m 100kN/m ASTM D 4595 atau
setara
*) tenunan (woven)
101 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Material untuk matras geo-grid sama dengan material untuk matras geo-
textile seperti diuraikan pada spesifikasi ini, tetapi harus memiliki sifat fisik
yang harus memenuhi syarat/ ketentuan paling sedikit sebagai berikut :
Cacat sobek atau cacat-cacat lain yang terjadi pada matras pada saat
dihampar dan diratakan harus dicegah, dan bila terjadi cacat harus segera
diperbaiki oleh Penyedia dengan menambah matras, over laid, di atas
matras geo-textile dan geo-grid yang sudah terpasang atau dengan cara
lain yang disetujui PPK. Apabila geo-textile atau geo-grid dipakai untuk
membungkus pematus lantai (under drain) yang terdiri dari kerikil, maka
kedua ujung geo-textile atau geo- grid harus diberi sambungan overlapped
tidak kurang dari 20 cm atau sesuai dengan perintah PPK.
102 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Material
Geo-textile yang dipakai sebagai filter harus tipe bukan tenunan/ non-woven
type, terbuat dari material yang kuat dan tahan/ awet terhadap bakteri dan
pengaruh biologi lainnya, keasaman & alkali tanah, ultra violet dan fleksibel
serta berasal dari bahan stabilized polyster yang setara atau material yang
disetujui PPK.
103 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kecuali bila ditentukan lain oleh gambar atau PPK, geo-textile yang dipakai
di lokasi pekerjaan harus Tipe-1 sedang Tipe-2 terbatas hanya dipasang untuk
bangunan besar misalnya penyambat/ seal untuk terowong.
Material geo-membrane harus bersih, bagus, tanpa ada cacat sobek atau luka atau
cacat-cacat lain dan berasal dari produsen dan supplier yang bertanggung jawab.
Geo-membrane biasa dipakai untuk membentuk lapisan kedap air, water proofing,
yang ditempatkan di saluran atau terowong pada lokasi yang ditentukan sesuai
dengan gambar atau yang direncanakan/ diperintahkan PPK.
a. Material Geo-Membrane
Geo-membrane yang dipakai harus dari tipe bukan tenun dari bahan yang awet/
tahan terhadap bakteri dan efek geologis lainnya, keasaman tanah, alkali tanah,
ultra violet dan lain-lain serta bersifat cukup fleksibel. Material geo- membrane ini
harus berasal dari stabilized polyethylene atau material yang setara yang disetujui
PPK.
104 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tipe geo-membrane yang dipakai di lokasi pekerjaan harus sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar kerja atau perintah PPK.
Geo-membrane harus diletakkan dengan berhati-hati, teliti dan baik sehingga tidak
timbul kerutan, gelombang, luka atau cacat dan terletak rapi dan merata pada
permukaan tanah fondasi, atau beton. Tidak boleh terjadi tegangan tarik, tensile
stress, pada saat penghamparan dan pemasangan geo-membrane dan bila terjadi
luka, sobek, atau cacat lain harus diperbaiki sesuai dengan rekomendasi produsen
atau supplier atau dipasang lapisan tambahan, atau cara lain dengan persetujuan
PPK.
Bila dilakukan splicing, harus dikerjakan dengan baik sesuai dengan metoda,
peralatan, dan material yang direkomendasi produsen/ supplier dan bila geo-
membrane dipasang pada talud lereng, harus dikerjakan dengan metoda yang
direkomendasikan produsen, supplier atau sesuai dengan perintah PPK.
105 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Geo-grid umumnya dipasang untuk mencegah erosi talud/ lereng timbunan atau
galian tanah sebelum gebalan rumput tumbuh dengan baik, di lokasi yang ditunjukkan
pada gambar kerja atau sesuai perintah PPK. Geo-grid yang dipakai harus bersih,
bagus dan utuh tanpa luka/ sobek atau cacat lainnya.
Geo-grid yang dipasang untuk perlindungan talud/ lereng harus tipe jaring, net,
yang terbuat dari bahan alamiah yang kuat dan tahan untuk beberapa musim hujan.
Geo-grid yang dipakai untuk pekerjaan ini harus terbuat dari bahan yang berasal
dari fiber sabut kelapa atau material lain yang disetujui PPK dengan tebal 10 mm
yang terdiri dari lapisan jaring atas dan jaring bawah/ dasar yang terbuat dari tali
rami dimana kedua lapis tersebut harus menyatu dengan kuat. Bobot geo-grid yang
dipakai harus 600 ~ 700 gram/m2 sesuai dengan persetujuan PPK.
Tanah tempat geo-grid akan dipasang harus dipersiapkan lebih dahulu dengan
kedalaman tidak kurang dari 7,50 cm pada kondisi tanah yang tidak terlalu basah
atau kering sesuai dengan penilaian PPK.
Bila lembaran geo-grid dipasang berderet/ berdampingan, kedua ujung tepi/ pinggir
harus diberi kelebihan, over lapping, selebar paling sedikit 10 cm. Dan bila dipasang
pada lereng, tepi atas lembaran geo-grid yang di bawah harus berada di bawah tepi
bawah lembaran yang di atasnya dengan over lapping selebar paling sedikit 10 cm.
106 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penyedia harus menyediakan dan memasang waterstops yang terbuat dari bahan
polyvinyl-chloride dengan bentuk dan ukuran/ dimensi sesuai dengan lokasi
pekerjaan dan berdasarkan gambar kerja atau perintah PPK. Untuk mempermudah
pelaksanaan pemasangan waterstop dalam cetakan beton dapat dilakukan dengan
memakai waterstop dengan sayap atau flange yang terpisah, tetapi, sebelum beton
untuk bagian akhir sambungan dituang/ dicor, bagian sayap atau flange tersebut
harus disambungkan terlebih dahulu dengan metoda yang disetujui PPK sehingga
tidak ada beton atau mortar mengalir ke celah di antara 2 (dua) flange tersebut.
2) Pembuatan
Penyedia harus menyediakan material, peralatan dan sumber daya listrik yang
diperlukan untuk sambungan flange dan pemasangan waterstop. Sambungan flange
yang dibuat kerja dapat dilakukan dengan memotong waterstop sesuai dengan
keperluan, memanasi ujung-ujungnya sehingga meleleh dan menyambungnya
kembali sesuai dengan yang direncanakan.
Pemanasan ujung sambungan harus dikerjakan dengan peralatan untuk
penyambungan yang telah memperoleh rekomendasi dari produsen waterstop
bersangkutan atau dengan peralatan thermostatically controlled electric device
lain yang disetujui PPK.
Waterstop yang akan dipasang di lokasi dimana terdapat perubahan arah/sumbu
harus dipotong dan disambung di lokasi tersebut untuk mencegah distorsi dan
tekukan pada web atau flange.
Pemasangan waterstop khususnya di tempat pertemuan 2 (dua) lembar waterstop
harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga kedua sumbunya berimpitan.
Penyedia harus merawat, menjaga dan mengamankan waterstop selama
pelaksanaan seluruh pekerjaan sedang berlangsung.
107 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3) Material
Waterstop harus terbuat dari bahan senyawa elastometric plastic, 100% PVC
(polyvinyl-chloride). Produk tersebut harus padat, homogen (serba sama), tidak
berongga/ berlubang atau cacat lainnya.
Waterstop yang dipakai menggunakan waterstop WPC WSF 200 Maspion atau
setara dengan persetujuan Direksi.
Tebal : 20 mm
Lebar : 200 mm
108 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Lempengan joint filler harus dipasang pada seluruh permukaan sambungan beton
sepenuhnya tanpa adanya celah atau ruangan di antara bagian joint filler atau
permukaan beton. Pemakaian paku untuk pemasangan joint filler tidak
diperbolehkan.
Joint filler yang dipakai harus dibuat dari bahan campuran aspal dengan bahan filler
atau tepung mineral dan harus memenuhi sifat fisik sebagai berikut:
Seluruh permukaan sambungan ekspansi baik eksternal maupun internal harus ditutup
dengan flexible joint sealant yang secara kimiawi sesuai dengan bahan filler.
Pemasangan sealant tersebut menggunakan alat khusus sampai kedalaman 25 mm
dari permukaan.
Pada sambungan ekspansi dari lantai jembatan yang telah diisi dengan joint filler
masih terdapat celah dengan lebar 20 mm dan kedalaman 60 mm atau sesuai dengan
gambar kerja, celah tersebut harus diisi dengan aspal cair yang panas di atas joint
filler pada seluruh penampang melintangnya sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK.
Bila ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK, waterstop atau pipa
PVC untuk besi-pasak harus terkubur dengan tepat dan baik dalam beton yang dituang
pertama kali: Filler yang akan dipakai untuk sambungan ekspansi harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, Pasal H-5, dan harus dipotong sesuai dengan bentuk
permukaan sambungan dan dipasang pada permukaan beton lama dengan baik
sehingga tidak akan bergeser pada saat penuangan beton baru sedang dikerjakan.
109 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Seluruh permukaan luar dan dalam dari sambungan ekspansi harus dibersihkan dan
dipersiapkan untuk pemasangan joint sealant. Bahan untuk sealant harus sesuai
dengan bahan untuk filler dan mudah dipasang untuk sambungan mendatar ataupun
tegak. Penggunaan sealant berikut primer yang diperlukan harus sesuai dengan
petunjuk/panduan dari produsen bahan tersebut.
Setengah dari panjang pasak besi harus terbungkus dengan pipa PVC atau bahan
lainnya yang disetujui PPK untuk mencegahnya menjadi satu kesatuan dengan beton
di sekitarnya dan harus dipasang pada setiap jarak sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK. Sedang setengah dari panjang pasak besi lainnya menjadi satu kesatuan
yang kokoh dengan beton dari sisi sambungan yang lain.
Panjang dowel bar 1.0 meter, dengan kedalaman pada salah satu sisinya sebesar 0.5
meter. Diameter yang digunakan sebesar 19 mm.
110 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
111 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindungi dan minimal 5/8”
g. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan bantu yang sesuai dan tidak
boleh melebihi strength dan stress maksimum yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat kabel.
3) Tata Cara Pemasangan fixture lampu, lampu, saklar dan stop kontak
a. Pemasangan saklar dan stop kontak menggunakan inbow dos
b. Saklar dipasang pada dinding dengan ketinggian 150 cm dari permukaan
lantai.
c. Stop kontak dipasang pada dinding dengan ketinggian 40 cm dari permukaan
lantai, kecuali untuk sanggar P3A dipasang pada ketinggian 150 cm daripada
permukaan lantai.
112 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
iii. Pekerjaan struktur
Untuk pekerjaan kolom, sloof, ringbalk plat beton teras menggunakan beton
tulangan K 225 dengan dimensi praktis sesuai dengan SNI/standar mutu yang
berlaku.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
iv. Pekerjaan atap
Atap menggunakan rangka baja ringan dengan penutup multiroof
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
v. Pekerjaan perlengkapan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan pintu jendela sesuai dengan
gambar pelaksanaan, dengan kayu kualitas kelas II.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
113 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Pemasangan
Pemasangan/pelaksanaan struktur dalam sub bagian ini dilakukan sesuai dengan
standar-standar yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
114 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
a) Material
- Kayu yang digunakan dalam konstruksi menggunakan jenis Mahoni kelas
Perhutani (Grade A) untuk Kolom dan Balok serta Struktur Atap.
➢ Pekerjaan Pembesian
➢ Pekerjaan Bekisting
➢ Pemasangan atap rangka atap baja canal dingin profil c75 Rumah
Pintu Tralis
Teralis Pengaman menggunakan besi ulir diameter 16 mm. Terdapat pintu yang
mudah untuk dioperasikan dan dilengkapi dengan pengaman (kunci). Teralis dicat
menggunakan warna biru dengan diawali cat dasar dan difinishing menggunakan cat
marine.
1) Pembersihan karat
Pembersihan karat dapat menggunakan gerinda tangan yang dilengkapi dengan
brush. Karat harus hilang pada seluruh permukaan pintu dan framenya. Agar karat
dan sisa pembersihan dapat benar benar bersih. Maka dapat menggunakan air
compressor untuk membersihkannya.
115 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Pengecatan
Setelah pintu air dan frame sudah bersih dari Karat. Pintu Air dan Frame harus dilapis
secara bertahap. Tahap pertama dilapis menggunakan cat dasar meni besi sebanyak
2 lapis. Tiap lapis, harus memiliki ketebalan minimal 100 mikron dan merata. Jarak
antara perlapisan harus diberikan jeda dan pastikan bahwa permukaan sudah tepat
untuk dilakukan pelapisan ke-2. Tahap kedua, pintu air dan frame dilapis
menggunakan cat kapal / cat marine sebanyak minimal 2 lapisan. Tiap lapisan harus
memiliki jeda yang tepat agar cat dapat menempel dan awet. Tebal tiap lapisan
minimal 100 mikron.
Setelah pekerjaan selesai, pintu harus terpasang dengan baik dan dapat dioperasikan
sesuai fungsinya.
Cat kapal atau cat marine memiliki spesifikasi minimal seperti Cat Jotun, Cat
Transcoat, Cat Hempel atau yang setara dengan persetujuan Direksi.
1) Pemasangan
Semua metode pemasangan dalam pekerjaan ini sesuai dengan tata cara/standar
dan ketentuan yang berlaku dalam pekerjaan elektrikal.
116 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Stripping pada pekerjaan jalan inspeksi harus menghilangkan akar, benda- benda
organic beserta kotoran yang dapat mengurangi mutu ataupun memiliki kualitas
tanah yang rendah sehingga dapat menimbulkan displacement.
Apabila ada rencana untuk peningkatan terhadap manfaat dari fungsi jalan inspeksi,
dimana beban yang melintas melebihi kriteria pada Panduan Pembangunan Jalan dan
Jembatan Pedesaan Kementrian PUPR Tahun 2016. , maka perlu adanya review dari
konsultan Supervisi terhadap jenis konstruksi jalan Inspeksi.
PENUTUP
Semua Uraian Metode Pelaksanaan ini, kami sadari jauh dari kesempurnaan,namun
dalam pelaksaan pekerjaan bila kami yang bias ditunjuk sebagai pelaksana
pekerjaan,maka semua akan lebih kami sempurnakan dengan mengacu pada gambar
dan spesifikasi teknis pekerjaan.
117 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )