Anda di halaman 1dari 118

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1|MOHAMADAGUSFAOZAN
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG


SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )

A. TINJAUAN UMUM
Daerah Irigasi Wadaslintang (31.735 Ha, sumber: PPC-DWIS, ESP 2020) merupakan daerah
irigasi strategis dan paling luas dari total 12 (dua belas) daerah irigasi yang berada di
Wilayah Sungai Serayu Opak. Daerah Irigasi Wadaslintang, bersumber dari Bendungan
Wadaslintang, berada pada DAS Luk Ulo, DAS Wawar dan DAS Cokroyasan dan terdiri dari
Sub DI. Wadaslintang Barat (13.186 Ha), Sub. DI. Bedegolan (8.149 Ha) dan Sub. DI.
Wadaslintang Timur (10,400 Ha) dan secara administrasi tersebar di Kabupaten Purworejo
(10.431 Ha) dan Kab. Kebumen (21.422 Ha).

Pada saat ini kondisi jaringan irigasi mengalami penurunan fungsi dan kinerja karena
kerusakan pada saluran pembawa, bangunan pembawa, bangunan pengatur dan bangunan
pelengkap, seperti longsor dan kebocoran pada tanggul, pintu yang rusak dan sedimentasi
pada saluran, mengingat sejak selesainya pembangunan tahun 1987, belum pernah
dilakukan rehabilitasi secara menyeluruh. Berdasarkan hasil survey tahun 2020 nilai
kinerja sistem irigasi utama DI Wadaslintang saat ini memiliki skor IKSI 54,08 sehingga
perlu dilakukan rehabilitasi.

Guna peningkatan kinerja DI. Wadaslintang tersebut, melalui Intregrated Participatory


Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) sumber LOAN IPDMIP, SNVT
PJPA Serayu Opak, melaksanakan kegiatan Peningkatan Jaringan Irigasi DI. Wadaslintang
Saluran Sekunder Sub Bedegolan (Lanjutan) yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2023

Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan
di lapangan oleh kontraktor. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting
dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik, sehingga dapat
diperoleh hasil yang baik, tepat waktu, berkualitas dan sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya.
Metode pelaksanaan konstruksi ini disusun berdasarkan hasil desain pekerjaan DI
Wadaslintang. Laporan ini merupakan pedoman pelaksanaan konstruksi sebagai petunjuk
untuk pelaksanaan pembangunan desain di Daerah Irigasi Wadaslintang dan dapat
melengkapi pedoman yang bersifat umum didalam buku dokumen lelang, spesifikasi teknis
umum dan khusus serta pedoman yang berlaku umum di Indonesia.

2 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode pelaksanaan pekerjaan ini juga memberikan penjelasan bagaimana proses atau
langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan tugasnya akan disajikan
secara lebih rinci. Dalam melaksanakan tugas perencanaan nantinya, juga didukung
dengan data penunjang yang dapat memberikan informasi tentang kondisi Daerah Irigasi
wadaslintang antara lain peta topografi, peta jaringan, data Daerah Irigasi dan sebagainya.
Dan untuk menyelesaikan pekerjaan perencanaan yang terkait dengan analisis desain,
maka tim desain juga dilengkapi sarana komputer beserta program yang diperlukan sesuai
kebutuhan pekerjaan.

3 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

B. SUASANA KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN


Suasana kerja dalam pelaksanaan pekerjaan saluran pada Daerah Irigasi Wadaslintang ini
meliputi jumlah hari kerja, jumlah jam kerja per minggu, material konstruksi, peralatan
konstruksi, kesehatan dan keselamatan kerja serta sarana dan prasarana lainnya yang
direncanakan sesuai dengan standar mutu pelaksanaan konstruksi pada umumnya di
Indonesia. Beberapa hal yang bersifat khusus akan dijelaskan dalam uraian di bawah.

B.1 Hari Kerja


Pelaksanaan pekerjaan direncanakan denggan anggapan hari kerja adalah 6 hari dalam
satu minggu dan kecuali hari sabtu dan minggu dan dikurangi dengan hari libur nasional
sebanyak 13 hari dan tambahan libur 7 hari pada hari raya idul fitri secara umum.
Hari kerja juga dipengaruhi dalam jumlah hujan yang mengakibatkan banjir besar dengan
anggapan pada saat hujan terjadi banjir tidak efektif terhadap progress konstruksi. Hari
hujan di hitung berdasarkan rata-rata hari hujan selama beberapa tahun.
Untuk pekerjaan tanah termasuk galian dan timbunan tanah yang dipadatkan akan
terganggu dan harus dihentikan jika terjadi hujan diatas 5 mm/jam pemberhentian ini
berkaitan dengan mutu pelaksanaan pekerjaan tanah yang tergangu akibat terlalu jenuh
air, sedang untuk pekerjaan pembetonan harus dihentikan jika terjadi hujan diatas 10
mm/jam. Kondisi pekerjaan pasangan atau pembetonan masih relatif lebih tahan
terhadap siraman hujan dibandingkan dengan pekerjaan tanah.

B.2 Jam Kerja


Pelaksanaan pekerjaan ini didasarkan atas anggapan satu shif kerja diperhitungkan dalam
8 jam untuk semua jenis pekerjaan. Dengan demikian setiap minggu melaksanakan 40
jam kerja untuk satu shif. Jam kerja tambahan dapat dilakukan dengan menggunakanan
shif tambahan diluar jam kerja yang telah ditetapkan. Penambahan shif jam kerja tidak
direncanakan dalam analisa metode pelaksanaan pekerjaan namun demikian dalam
pelaksanaan pekerjaan kontraktor dapat melaksanakan penambahan shif kerja sebagai
pekerjaan lembur (over time).

4 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

B.3 Material Konstruksi


Penyediaan bahan dan peralatan konstruksi bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran proyek. Pengadaan bahan dan
peralatan konstruksi bangunan disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang
berlangsung. Penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin perlu diperhatikan
untuk dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan.
Sebagian besar material konstruksi yang digunakan seperti semen, besi tulangan beton,
besi baja dan besi profil, bahan bakar minyak, oli dan pelumas, agregat, batu, tanah
bahan timbun, dan bahan bahan konstruksi lain yang dibutuhkan semua direncanakan,
dan diperoleh dari pasar/supplier setempat.
Jika material yang dibutuhkan untuk konstruksi ternyata belum terdapat pada pasaran
bebas dan menghendaki pembelian khusus secara import maka spesifikasinya harus sesuai
sebagaimana direncanakan dan harus mendapatkan persetujuan konsultan pengawas dan
atau direksi pekerjaan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan bahan konstruksi
adalah:
1) Pemilihan kualitas material harus baik sehingga akan menghasilkan konstruksi
yang kuat dan stabil.
2) Penyimpanan material harus baik sesuai dengan sifat dan kepekaan material
terhadap kondisi lingkungan sekitar agar tidak mengurangi mutu dan kualitas
material tersebut.
3) Penyediaan material yang cukup sesuai dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung.
4) Penumpukan material (stocking material) harus baik sehingga urutan pemakaian
material konstruksi sesuai dengan urutan kedatangan material.
5) Memonitoring setiap material yang masuk dan keluar untuk menjaga stock
material agar tidak mengganggu konstruksi saat sedang dibutuhkan.

5 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
B.4 Peralatan Konstruksi
Apabila tidak disebutkan khusus, maka peralatan kontruksi yang digunakan pada
umumnya adalah peralatan yang secara umum dapat diusahakan secara lokal, peralatan
yang direncanakan diusahakan sudah sering dan lazim digunakan oleh para kontraktor di
seluruh wilayah Indonesia dan menggunakan teknologi yang sudah dikuasi.
Penempatan peralatan konstruksi yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk dapat
mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Dengan penempatan material yang baik dan
tertata rapih akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja.
Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek
konstruksi. Peralatan konstruksi membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
sukar dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan peralatan konstruksi dapat
mempercepat waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan
efektifitas suatu pekerjaan.
Jika pelaksana menggunakan peralatan yang harus didatangkan secara khusus harus
mendapatkan ijin dan pengesahan dari konsultan pengawas dan direksi pekerjaan.
Berdasarkan analisa kondisi lapangan, pengaruh cuaca, dan tata cara kerja maka dapat
diperkirakan besarnya kapasitas kerja untuk masing-masing alat.

B.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


a) Kesehatan
Perlu diperhatikan kesehatan para karyawan khususnya dan masyarakat lingkungan
proyek pada umumnya jangan sampai timbul adanya penyakit menular dan penyakit-
penyakit lainnya yang sangat berbahaya yang akan menghambat pelaksanaan proyek.
Perlu secara periodik dilakukan pengecekan terhadap berbagai kemungkinan penyakit
serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
b) Keselamatan Kerja
Alat-alat Bantu untuk pengaman dan peralatan lainnya perlu disediakan oleh
Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Peralatan-peralatan tersebut
seperti: Alat pengaman untuk memanjat, pekerjaan pelistrikan, pekerjaan di air,
untuk pada operator alat berat, dan lainya. Untuk penanganan awal bila terjadi
kecelakan kerja disediakan pula kotak P3K dan obat-obatan untuk keperluan
penanganan darurat.
c) Keamanan
Perlu pengadaan petugas keamanan, guna mengamankan lingkungan pekerjaan dan
perusakan peralatan dari orang yang tidak bertanggung jawab. Petugas harus
mengadakan kerja sama dengan petugas keamanan resmi dari pemerintah.

6 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
C. PEKERJAAN PERSIAPAN
C.1 Perizinan dan Kelengkapan Administrasi
Pekerjaan persiapan dilaksanakan baik fisik di lapangan mulai dari pekerjaan mobilisasi
alat dan personil, pembersihan sampai dengan pembuatan perizinan kepada pemerintah
daerah dengan tembusan beberapa dinas yang terkait dan kepolisian sampai dengan desa
di lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan oleh kontraktor dengan baik
mengingat sudah cukup banyaknya pekerjaan sejenis. Tidak ada jenis kegiatan kegiatan
yang menggunakan teknologi tinggi dalam persiapan pekerjaan ini, namun demikian
dalam melaksanakan pekerjaan ini kontraktor perlu mendapatkan pengawasan mulai dari
pekerjaan persiapan sampai selesainya pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Dalam hal pekerjaan koordinasi antar dinas terkait sangat penting untuk
menghindari konflik selama masa konstruksi.

C.2 Barak Kerja dan Kantor Lapangan


Untuk pekerjaan kecil tidak diperlukan barak kerja dan kantor lapangan karena bisa kerja
sama dengan melalui swakelola P3A setempat. Adapun untuk pekerjaan Konstruksi DI.
Wadaslintang maka diperlukan barak kerja dan kantor lapangan yang dapat ditempatkan
di lokasi dekat dengan DI. Wadaslintang atau menyewa rumah yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan.
Bangunan prasarana dan fasilitas penunjang konstruksi harus disiapkan terlebih dahulu
disertai batas kebutuhan lahan proyek (project boundary), untuk mendukung kelancaran
pekerjaan utama dan keselamatan kerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam brak kerja antara lain:
1) Perlu adanya pembersihan dan bahan-bekas pembersihan serta bongkaran dibawa
keluar lokasi untuk kenyamanan dalam bekerja.
2) Brak kerja dan kantor lapangan yang dibuat tidak permanen dan tidak menganggu
ruangan lokasi yang dikerjakan.
3) Waktu pelaksanaan pembuatan brak yang tidak permanen diperkirakan 1 minggu
pada saat pekerjaan persiapan dan tidak membutuhkan alat berat.

C.3 Jaringan Listrik


Jaringan listrik sudah sampai di lokasi pekerjaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1) Untuk operasional kantor lapangan dapat menggunakan menyewa jaringan listrik dari
rumah penduduk atau kantor pengairan setempat.

7 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

2) Kebutuhan listrik untuk di lapangan guna pengoperasian alat listrik dan kerja lebur
perlu disediakan secara terpisah dengan menggunakan genset.
3) Perlu adanya koordinasi dengan PLN untuk menghindari adanya pemadaman listrik
secara mendadak sehingga ada persiapan untuk menggunakan genset atau alternatif
lainnya.

C.4 Pengadaan Air


Pengadaan air bersih baik untuk keperluan MCK dan kebutuhan konstruksi harus
disediakan dalam pekerjaan persiapan. Untuk keperluan pelaksanaan konstruksi perlu
adanya air yang bersih diluar lokasi pekerjaan karena air yang berasal dari Wilayah Sungai
Serayu Opak. Daerah Irigasi Wadaslintang tidak cukup jernih. Hal ini untuk tetap
mempertahankan mutu bahan dan material selama pelaksanaan konstruksi. Pengadaan
air untuk kebutuhan MCK bagi pekerja dapat membeli/menyalurkan air dari sumur di
perumahan penduduk yang tidak begitu jauh.

C.5 Keamanan dan Tindakan Darurat


Pelaksanaan keamanan dapat dilakukan secara khusus oleh perusahaan kontraktor dan
harus mengadakan koordinasi dengan petugas keamaan yang formal di tingkat desa
(Hansip/Jagabaya) dan keamanan kecamatan (Polsek dan Koramil). Kontraktor harus
melaksanakan koordinasi keamanan minimum rutin setiap bulan untuk mencegah
kemungkinan gangguan sedini mungkin.

8 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

C.6 Mobilisai
1) Personil
Personil inti yang ditempatkan dilapangan meliputi : Project Manajer, Site Manager,
Manger Keuangan, Ahli K3, Surveyor, Administrasi Proyek, Logistik, dan Personel
pendukung yang handal dan berpengalaman agar dapat dicapai hasil yang tepat
waktu, mutu dan manfaat.
2) Peralatan
Setelah pekerjaan persiapan selesai maka pengiriman peralatan yang menunjang
pekerjaan yang meliputi Excavator Standar, Excavator Mini, Dump Truck, Batching
Plant, Wheel Loader, Concrete Truck Mixer dan peralatan pendukung lainnya.
3) Bahan material
Bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dikirim pada awal ataupun
sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan. Meliputi pasir urug, semen, batu kali,
batu belah, pasir beton, kayu cetakan, paku, besi beton dan bahan lainnya.
Pada bahan yang mudah mengeras seperti semen, penyimpananya harus diperhatikan
karena apabila penyimpanan semen terlalu lama dan penyusunan semen terlalu tinggi
maka akan mengakibatkan tumpukan semen terbawah akan cepat mengeras karena
semen terbawah menerima beban yang berlebih, sebaiknya Semen, ditumpuk
maksimal 10 sak, Untuk penyimpanan maksimal adalah selama 1 (satu) bulan.
Tumpukan semen sebaiknya diberi alas berupa balok kayu dan papan kayu supaya
semen jangan sampai menyentuh lantai langsung dan jangan terkena air.

9 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Gambar 1. Susunan Penyimpanan Material Semen

4) Bagian QA dan K3
Memasang rambu-rambu/tanda-tanda Keselamatan Kerja sesuai standar /
persyaratan yang ada.
5) Pekerjaan Bangunan Fasilitas
Pekerjaan bangunan fasilitas yang meliputi bangunan kantor direksi (direksi keet) dan
perlengkapannya, MCK, pemasangan papan informasi proyek dll.
Penyedia Jasa harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara,
membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau
membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-
barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan
pengawasan pelaksanaan konstruksi.
6) Uitzet (MC-0)
Uitzet atau Perhitungan Volume Awal bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya
untuk masing-masing pekerjaan dan untuk pekerjaan dan untuk mengetahui waktu
pelaksanaan serta alat-alat berat yang akan digunakan. Sebagai dasar perhitungan MC
0% (Mutual Check 0%) bersama pihak penyedia jasa dan pihak Direksi yang akan
menghasilkan gambar potongan memanjang dan potongan melintang.

10 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bangian surveyor antara lain :
a. Berdasarkan gambar desain, Surveyor mengukur situasi lapangan.
b. Mengolah data pengukuran dan menuangkannya dalam Gambar Kerja/ Shoop
Drawing untuk diserahkan ke Direksi Pekerjaan.
c. Surveyor membuat Patok-patok (Bouwplank) yang menunjukkan batas-batas dan
kedalaman galian.
d. Dalam pengukuran surveyor harus mengikatkan dengan BM/CP yang sudah
terpasang sebelumnya.

Gambar 2. Pengukuran Pemasangan Patok Center Line Dan Pembuatan Stake Out

7) Shop drawing
Pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan ada unit bangunan yang harus
dikerjakan pembuatannya di luar areal proyek dan karena sifat kekhususannya harus
dan terpaksa dikerjakan oleh subkontraktor, maka sebelumnya subkontraktor yang
bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar bentuk unit bangunan
tersebut, lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
Shop Drawing yang disiapkan tersebut harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan,
diperiksa, dikoreksi apabila perlu dan untuk selanjutnya disahkan oleh Pemilik
Proyek.
Gambar unit bangunan atau Shop Drawing tersebut harus secara lengkap memuat:
- Bentuk unit bangunan serta dimensinya
- Material yang akan dipakai serta spesifikasinya
- List komponen unit bangunan yang memuat :
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan
b. berat per satuan komponen setiap unit bangunan
c. jumlah komponen unit bangunan, dll.

11 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

D. PEKERJAAN TANAH
D.1 Pekerjaan Pembersihan ( Land Clearing )
Penyedia Jasa harus memulai pembersihan sebelum pekerjaan pembangunan dimulai
antara lain:
1) Pada saluran yang akan dilakukan perbaikan dipasang patok sebagai acuan
pembersihan lahan. Kemudian dilakukan pembersihan dari kotoran seperti
puing- puing, onggokan sampah, pohon-pohon dan termasuk bangunan yang
harus dibongkar.
2) Bahan-bahan hasil pembongkaran tersebut harus dibuang, kecuali bila ada
ketentuan lain yang disetujui Direksi.

Gambar 3. Pembuangan puing-puing bangunan dan pohon keluar area

3) Semua kerusakan terhadap pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang
diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus
diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa.

D.2 Pekerjaan Kupasan


Pekerjaan kupasan dimaksudkan untuk perbaikan tanggul saluran.
1) Setelah lahan dipastikan bersih kemudian dilakukan pengupasan permukaan
tanah pada rencana perbaikan tanggul, untuk perbaikan tanggul yang lebar
dengan volume yang banyak dapat menggunakan bulldozer sedangkan perbaikan
tanggul yang volumenya sedikit dapat menggunakan alat manual seperti cangkul
sehingga lumpur dan tanah humus terbuang.

12 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Gambar 4. Pembersihan dan Pengupasan

2) Pada lokasi tanah yang normal, "kupasan" harus dikerjakan sekurang-kurangnya


sedalam 25 cm dan meliputi minimal 50 cm di luar tapak kaki timbunan rencana,
atau apabila dalam gambar ditentukan lain.
3) Jika di lapangan dijumpai kondisi tanah yang bersifat khusus, kedalaman
kupasan ditentukan oleh Direksi secara tertulis.
4) Pekerjaan "kupasan" hanya boleh dilakukan pada lokasi yang segera akan ditimbun.
5) Bahan hasil kupasan harus dibuang di tempat pembuangan sesuai petunjuk
Direksi. Kupasan permukaan di bawah tempat buangan tidak diperlukan,
termasuk juga tempat yang telah dibersihkan.

Gambar 5. Pembuangan Hasil Kupasan

13 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

D.3 Pekerjaan Galian


Pekerjaan galian mencakup semua galian yang berhubungan dengan pekerjaan saluran
pada Daerah Irigasi Wadaslintang diantaranya dinding saluran irigasi, gorong-gorong,
bangunan-bangunan pengelak, sadap, corongan, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang
ada galiannya sesuai gambar. Pekerjaan galian pada saluran ini dengan menggunakan
peralatan manual untuk volume galian kecil dan menggunakan alat berat jika volume
tanah besar.

D.3.1 Galian Tanah dan Sedimentasi


Dalam setiap pekerjaan konstruksi hampir ditemui pekerjaan tanah. Dalam hal pekerjaan
ini hasil pekerjaan tanah dapat berupa tanah hasil galian dan hasil sedimentasi. Bahan
/material hasil galian tanah yang lama digunakan kembali sebagai material urugan.
Material yang dihasilkan dari kegiatan pembersihan, pengupasan dan galian yang tidak
dapat digunakan sebagai bahan urug kembali harus dibuang ke tempat yang aman dan
tidak mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan.
Lokasi tempat penimbunan material buangan dalam volume kecil direncanakan di sisi
tanggul kiri dan kanan saluran maupun bangunan. Untuk volume sedimen yang besar
dapat dibuang diluar lokasi pekerjaan (Paling Jauh ± 5 km) di tempat yang telah
ditentukan dan mudah untuk dijangkau kendaraan seperti drum truck.

D.3.2 Rencana Pelaksanaan Galian Tanah


Metode pelaksanaan dan detail rencana produksi material, untuk pembangunan dan
operasi peralatan harus disiapkan oleh pelaksana dan disetujui oleh Direksi. Rencana
pelaksanaan dapat dikaji ulang berdasarkan kondisi lapangan dan persetujuan dan
kemudian diikuti pada waktu pelaksanaan.
Dalam pekerjaan galian tanah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pekerjaan galian
tanah secara manual (dengan tenaga manusia) dan dengan menggunakan alat berat.
Untuk pekerjaan saluran sedang dan kecil dapat dilakukan galian dengan tenaga manusia
sedangkan untuk saluran yang besar dan pekerjaan konstruksi DI. Wadaslintang dilakukan
dengan bantuan alat berat.

D.3.3 Alat Berat Penggali dan Pengangkut


Jenis peralatan penggali untuk dipakai antara lain: Exavator, Dump truck dan Bulldozer.
Meskipun jarang, dredging dipergunakan untuk menggali tanah dari area basah/terendam
(submerged area).
Bila scraper digunakan untuk menggali, tambahan alat angkut sudah tidak diperlukan

14 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

lagi. Bila dipergunakan alat penggali lainnya, masih diperlukan alat angkut berapa truck
atau belt conveyor.

D.3.4 Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh pengawas (inspector), kemudian dilaporkan kepada Tenaga
Ahli (Engineer). Perhatikan kedalaman galian dan tersedianya peralatan untuk
melaksanakan, yang harus disiapkan oleh pelaksana/kontraktor. Pengawas harus lapor atas
kondisi dan perbedaan hasil pengukuran terhadap spesifikasi, dengan demikian bila
diperlukan perbaikan dapat segera dilakukan.
Perbedaan tersebut antara lain:
• Galian tidak menghasilkan sebagaimana yang diharapkan atau tipe material yang
diinginkan. Pelaksana harus melakukan uji yang meyakinkan bahwa material
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
• Material terlalu basah atau kering untuk dapat dipadatkan dengan baik. Selama
penggalian dan proses pengambilan material, pengawas harus melakukan
observasi terhadap semua adjusment yang dibuat terhadap kandungan air.

D.3.5 Kontrol Kandungan Air pada Material Timbunan


Kandungan air dari borrow pit (sumber galian/lubang galian) dapat berubah karena
hujan, penguapan dan pengolahan tanah. Bagaimanapun juga, sebelum bahan timbunan
diangkut ke tempat penimbunan, spesifikasi mengharuskan kontraktor untuk menyiapkan
material pada sumber galian, agar memiliki kandungan air sedekat mungkin dengan
kandungan air rencana, antara lain dengan cara:
• Tanah Kering
Didaerah kering rata-rata kandungan air di sumber galian secara alami 10-15%
dibawah persyaratan untuk dipadatkan. Dalam keadaan demikian, borrow area harus
dibasahi sampai kedalaman 1,5 - 4,5 m dari permukaan.
Pembasahan borrow area dapat dilakukan dengan penyiraman/mengalirkan air
dengan membuat tanggul kecil atau dengan sistem sprinkle.
Apabila sumber galian tidak dapat dibasahi, sprinkle bisa ditambahkan pada waktu
pelaksanaan penggalian, sehingga air bisa bercampur dengan tanah, melalui
rippered, hauled, dumped dan spreaded.
• Tanah Basah
Tahapan pertama untuk mengeringkan atau menjaga kandungan air pada borrow pit
adalah dengan drainase permukaan pada borrow pit tersebut. Cara ini dilakukan

15 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

dengan membuat saluran drainase dan membuat permukaan sumber galian miring

menuju saluran. Hal ini akan mengurangi penyerapan air hujan.Tanah yang basah,
dapat dikeringkan dengan cara dibajak (ripping), sehingga mengisi tanah dengan
udara sampai kedalaman beberapa centimeter.

D.3.6 Pencampuran Material


Pencampuran dua atau lebih jenis tanah mungkin diperlukan, apabila dijumpai adanya
perbedaan lapisan tanah pada borrow area. Pertimbangan diperlukannya
pencampuran tanah adalah, sebagai berikut:
• Untuk mendapatkan material, yang karakteristiknya bisa diterima, sebagai bahan
timbunan suatu zona.
• Agar lapisan-lapisan tanah yang beragam dapat dimanfaatkan sebagai bahan
timbunan.
• Untuk memproduksi sejumlah material yang memenuhi syarat spesifikasi.
Apabila material yang harus dicampur berupa perlapisan horisontal. Penggalian
dengan alat power shovel pada arah vertikal akan dapat mencampur material
tersebut. Apabila dengan cara tersebut hasil pencampurannya belum memenuhi
syarat, maka pencampuran ulang perlu dilakukan pada hasil galian.
Kontrol pelaksanaan dengan melakukan pengecekan ketebalan pemotong lapisan,
proporsi yang benar pada setiap lapisan dan memastikan bahwa material tercampur
dengan sempurna.
Pencampuran bermacam material dari bermacam sumber, dapat dilakukan dengan
membuat stock piling, satu lapis untuk setiap sumber dan dibuat berlapis-lapis.
Metode ini cukup mahal dan jarang dilakukan.
Batu yang diperkenankan didaerah timbunan, diameternya maksimumnya 75% dari
ketebalan lapisan yang telah terpadatkan. Material yang lebih besar ukurannya
dibuang dengan menggunakan tangan atau rake dozer, keluar dari daerah timbunan
atau pada waktu masih di borrow area. Pembuangan batu yang terlalu besar didaerah
kedap air sukar dilakukan dan cukup mahal.

D.3.7 Stock Pilling


Bila kemajuan pekerjaan galian di borrow area berjalan jauh lebih cepat dibandingkan
pemadatan didaerah timbunan atau lokasi borrow area jauh dari tanggul maka
dianjurkan untuk membuat stock pile dekat dengan daerah timbunan

16 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

tersebut. Filter/drainase material juga sering di stock, bila material tersebut harus
didatangkan dari jauh. Harus dijaga baik-baik stock pile/drainase material, untuk
menghindari segregation/pemisahan dan pencemaran.
Pada waktu penurunan material filter, harus hati-hati. Uji gradasi dilakukan di tempat
stock pile dan juga ditempat timbunan, agar tidak menyimpang dari spesifikasi. Untuk
menghindari segregasi, penuangan material harus cukup jauh dari material lain dan
alat berat tidak boleh melintas diatas stock pile.
Parit drainase disediakan untuk menjauhkan aliran air hujan dari daerah stok pile. Uji
gradasi harus dilakukan dari contoh yang diambil dari beberapa lokasi di stock pile,
demikian pula setelah penempatan didaerah timbunan. Semua jenis material di stock
pile harus diperiksa kualitasnya.

D.3.8 Proses Pelaksanaan Galian Tanah


Rencana pengerukan, jenis alat, rencana lokasi buangan sedimen atau lumpur
sementara, lokasi buangan lumpur akhir harus mendapat persetujuan Direksi sebelum
pelaksanaan. Uji galian mungkin diperlukan untuk mengetahui apakah produksi galian
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Tenaga ahli yang berpengalaman perlu ditempatkan di lokasi pengerukan, agar
mendapatkan produksi galian yang optimum.
Pelaksana harus memasang tanda-tanda pengerukan agar tidak membahayakan lalu
lintas kapal nelayan serta mengoptimalkan kerja alat keruk dan alat bantu lainnya.
Pemasangan peil schaal diperlukan untuk mengukur kedalaman pengerukan yang telah
dilaksanakan. Over dredge pada pelaksanaan pengerukan ditambah tebal 0,5 meter
dari gambar rencana galian alur sungai dimana volume tambahan ini sudah termasuk
dalam BOQ.
Sebelum mengerjakan penggalian tanah, ada faktor-faktor yang wajib yang perlu
diperhatikan demi mendukung keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, antara
lain:
1) Perhatikan aspek keamanan di sekitar lokasi proyek dengan membuat pagar
pelindung.
2) Para pekerja harus melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggungjawabnya masing-
masing.
3) Pemeriksaan terhadap batas tanah wajib dilakukan secara tepat dan akurat.
4) Perhatikan lokasi pembuangan tanah galian terutama di lokasi yang berukuran
sempit.

17 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

5) Pemeriksaan terhadap dimensi dan elevasi kedalaman galian.


6) Pengaturan metode penggalian, pembuangan, dan penumpukan tanah.
7) Penyediaan tangga sementara untuk galian tanah yang memiliki kedalaman lebih
dari 1 meter.
8) Penyesuaian tipe galian tanah dengan kondisi tanah yang aktual.
9) Pembuatan galian sisi miring dan pelebaran lubang untuk jenis tanah yang
berlumpur.
10) Pemasangan struktur penahan tanah sesegera mungkin pada jenis tanah runtuhan.
11) Penyediaan mesin pompa air untuk tanah yang mengandung sumber mata air.
12) Pengecekan kembali ketepatan ukuran dan elevasi kedalaman galian tanah.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk melakukan pekerjaan galian tanah antara
lain:
1) Membuat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah agar pekerjaan
dilapangan sesuai dengan desain yang telah direncanakan. Kemudian ajukan
gambar tersebut ke pengawas pekerjaan untuk direalisasikan.
2) Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu pelaksanaan
pekerjaan.
3) Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran terhadap ukuran
dan elevasi galian tanah.
4) Berikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu atau sejenisnya.
5) Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan alat berat dengan kapasitas
sesuai dengan kebutuhan volume tanah.
6) Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung proses
penggalian tanah.
7) Menggali tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah dipasang
sebelumnya.
8) Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
Bisa dilakukan disisi kanan dan kiri tanggul sungai.
9) Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan kedalaman sesuai
gambar perencanaan.
10) Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran tertentu menggunakan theodolit dan
alat ukur lainnya.
11) Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa supaya
tidak menghambat pekerjaan.

18 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

12) Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti sampah,


potongan kayu, dan bebatuan.
13) Setelah proses penggalian tanah rampung, tahap berikutnya adalah
pekerjaan pemadatan tanah.

D.3.9 Tempat Buangan ( Disposal Area )


Hasil pengerukan tanah untuk volume kecil ditempatkan di sisi kanan dan kiri tanggul
sungai. Jika jumlah galian tanah terlalu besar maka dapat dilakukan pada disposal area
diluar lokasi pekerjaan.

Gambar 6. Pembuangan Tanah Galian Pada Disposal Area

19 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

D.4 Timbunan
Untuk pekerjaan saluran irigasi dengan volume tanah relatif kecil maka pekerjaan
timbunan dilaksanakan dengan peralatan manual. Timbunan adalah pekerjaan urugan
kembali material yang di gali sebelumnya. Hasil timbunan dirapikan dengan cangkul dan
dipadatkan dengan alat yang tersedia sesuai dengan gambar.

D.4.1 Pelaksanaan Timbunan pada Cuaca yang Kurang Baik


1) Musim Hujan
Pelaksanaan timbunan dimusim hujan akan menghadapi masalah, didalam hal menjaga
agar kadar air layak, tidak berlebihan. Penimbunan material kedap air jangan sampai
dilaksanakan pada waktu hujan, meskipun dapat diteruskan diantara waktu hujan. Kadar
air pada material timbunan dapat dikurangi pada waktu tidak ada hujan, dengan
membajak dan mengaduk-adukannya sebelum dipadatkan. Dianjurkan untuk
memadatkan lapisan material secepat mungkin setelah digelar, untuk menghindari
hujan.
Pemadatan dengan Rubber tire rollers lebih baik dari pada Sheeps foot rollers, dalam
kondisi sering hujan, karena menghasilkan permukaan yang halus, sedangkan Sheeps foot
roller menghasilkan permukaan yang kasar, sehingga basah bila terkena hujan. Bila
bahaya hujan mengancam, Sheeps foot rollers digunakan untuk pemadatan secara
menyeluruh, kemudian diakhiri dengan Smooth drum roller steel atau rubber untuk
meratakan permukaan lapisan.
Pneumatic tire roller lebih cepat dibandingkan Smooth drum roller, sehingga lebih sering
digunakan alat pemadat permukaan, dari bahaya ancaman hujan.
Permukaan lapisan dapat dibuat miring didalam pelaksanaannya, agar air hujan dapat
mengalir segera dan tidak mengakibatkan kubangan, sehingga material timbunan
menjadi sangat basah. Setelah hujan sering terjadi kubangan, sehingga diperlukan
kecepatan dari kontraktor untuk membuat parit kecil, dipergunakan untuk membuang
air, keluar dari timbunan tanah. Sering dilakukan setelah hujan, permukaan timbunan
digores/dikupas sampai mendapatkan tanah kering.

2) Musim Kemarau
Sebagaimana diketahui, bahwa kadar air pada material timbunan harus didalam batas
spesifikasi selama pelaksanaan penimbunan dan seyogyanya penambahan air dihindari.
Hal ini pada musim kering tak selalu dimungkinkan.
Bila material dalam kondisi kering dan waktu pengangkutan dan penebaran atau di
lapangan terlalu kering untuk dipadatkan, maka harus ditambahkan air yang dipancarkan,
setelah material ditebar dan sebelum digilas untuk dipadatkan. Jumlah
20 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
air yang harus ditambahkan dan pengadukan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa
kelembaban akan merata tersebar keseluruh lapisan, tergantung pada kehalusan dan
plastisitas dari tanah. Menyiram air pada tanah dapat dilakukan dengan menggunakan
tangki air. Pancaran air harus tidak boleh langsung ke tanah dengan tekanan tinggi,
karena akan menjadikan material yang lembut tercuci. Pengawas dan pelaksana harus
mencapai kesepakatan mengenai jumlah air yang harus ditambahkan pada luasan
tertentu, setelah melalui beberapa percobaan.
Kondisi tanah yang kasar dan kurang liat, akan lebih mudah pemberian airnya hingga
merata. Sangat sukar untuk mencapai distribusi kelembaban yang merata pada tanah
lempung plastis yang mengandung gumpalan, tanpa merendamnya beberapa hari.

D.4.2 Uji Coba Timbunan ( Trial Embankmant )


Pelaksanaan uji coba penimbunan dimaksudkan untuk mendapatkan:
1) Tipe alat pemadat yang paling efektif.
2) Ketebalan lapisan penghamparan.
3) Jumlah lintasan atau frekwensi pemadatan.
4) Besar penurunan lapisan penghamparan sebelum dan sesudah dipadatkan.
5) Jumlah air pembasahan yang diperlukan untuk mendapatkan kadar air secara merata
pada lapisan tersebut mencapai optimum.
6) Konfirmasi parameter desain dengan sifat-sifat fisik pada saat pemadatan.
Pelaksanaan uji harus dilakukan dengan teliti, bila tidak hasilnya akan diragukan.
Perencanaan dan spesifikasi uji lapangan disiapkan oleh perencana (design engineer),
walaupun pelaksanaannya dilakukan oleh kontraktor.
Pencatatan data harus yang mutakhir dan dibuat kurvanya setiap hari. Perubahan program
uji mungkin diperlukan, untuk mendapatkan informasi yang akurat. Format pencatatan dan
data yang diperlukan, disiapkan oleh perencana. Semua hasil penelitian harus dicatat,
meskipun kelihatannya tidak merupakan hal yang penting pada waktu itu. Foto dan
catatan-catatan visual di lapangan sangat penting, yang suatu saat dapat menjawab
persoalan-persoalan yang membingungkan, yang didalam pelaksanaan uji lapangan,
sehingga terjamin data yang diperlukan.
Uji gradasi batuan, harus dilakukan sebelum maupun sesudah pemadatan selesai.
Perbandingan kurva gradasi sebelum dan sesudah uji pemadatan akan menunjukkan berapa
banyak partikel yang rusak / remuk pada waktu pengangkutan dan pemadatan. Ketebalan
lapisan harus diukur. Kepadatan material setelah dipadatkan harus menentukan langsung
dengan menggunakan cara konvensional atau cara tak langsung dengan memeriksa
penurunan lapis pemadatan. Bila pemadatan lapisan ditentukan dari pembacaan
penurunan.

21 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengukuran harus dilakukan secara seksama, agar diperoleh hasil pengukuran yang rill
pada lapisan tidak termasuk penurunan pondasi ataupun lapisan dibawahnya.

D.4.3 Urugan Kembali


Pekerjaan urugan kembali mencakup material-material yang memenuhi syarat dalam
spesifikasi untuk timbunan, yang harus ditempatkan dan dipadatkan berdekatan dengan
jembatan atau bangunan-bangunan lainnya seperti ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Direksi. Urugan kembali harus ditempatkan dan dipadatkan secara lapis demi
lapis memanjang dan menerus dengan tebal lapisan yang sudah dipadatkan tidak boleh
lebih dari 150 mm. Sebelum melaksanakan pengurugan kembali kembali yang berdekatan
dengan bangunan-bangunan, lokasi yang akan diurug harus dibersihkan dari sisa-sia
bekisting dan pekerjaan sementara lainnya. Pemadatan dilaksankan dengan alat pemadat
yang sesuai dan dioperasikan dengan tangan, sehingga mencapai kepadatan tertentu
tanpa merusak bangunan yang ada.

D.5 Pemadatan Tanah


D.5.1 Alat Berat untuk Pemadatan
Macam alat berat untuk pemadatan material timbunan antara lain sheep foot roller,
vibratory steel wheel roller.
Ada beberapa peralatan pengangkut dan alat perata berfungsi pula sebagai pemadat,
disamping tugas pokoknya sebagai alat pembawa dan perata.

D.5.2 Alat Pemadat yang Dioperasikan dengan Tangan


Tempat yang sangat terbatas dan sempit untuk dipadatkan, seperti halnya yang
berdekatan dengan dinding beton, pipa instrumen dan tebing tumpuan/abutment,
digunakan hand operation tampers atau vibrator plate compactors. Vibrator plate
compactors hanya efektif bila dipakai pada tanah tak berkohesi.

D.5.3 Alat Penebar dan Pemadat


Alat penebar dan pemadat pada daerah timbunan yang dapat dipakai antara lain:
1) Crawler dan Tire Tractors Dozers
Tractor ini digunakan untuk menyeret dan sebagai alat pemadat dan jika dilengkapi
dengan dozer blade untuk mendorong dan menggelar material dan untuk membuang
butiran material timbunan yang lebih besar dari yang disyaratkan.
2) Disks/Cakram
Disks ditarik dengan traktor roda karet atau crawler tractor. Disks digunakan pula untuk
menggores/membuat kasar permukaan pada lapisan terdahulu, sebelum dipadatkan.

22 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

D.6 Pemadatan Tanah Kedap dan Tanah Semi Kedap Air


D.6.1 Definisi
Beberapa hal yang perlu diketahui tanah kedap dan semi kedap air yaitu:
1) Material kedap air, termasuk lempung (CH dan CL), pasir lempungan atau gravel (SC
atau GS) dan lempungan lanau.
2) Material semi kedap air, termasuk lanau (ML) dan pasir lanau atau gravel (SM - atau
GM).
3) Lanau, lanau pasir, sering kali digunakan sebagai material timbunan.

D.6.2 Spesifikasi Pemadatan


1) Spesifikasi pemadatan harus mencantumkan syarat-syarat penting pemadatan
seperti: batas air, ketebalan lapisan, peralatan pemadat dan banyaknya lintasan
pemadatan dan harus dicek dengan cermat, apakah pelaksanaannya sudah selesai.
2) Spesifikasi peralatan biasanya mencantumkan tipe dan kapasitas peralatan untuk
pemadatan dan pelaksana diwajibkan untuk menyampaikan kepada pengguna jasa,
data-data mengenai pabrik pembuat peralatan dan spesifikasi peralatannya.
3) Jadi data harus diperiksa kembali kesesuaiannya terhadap keperluan pekerjaan di
lapangan, untuk meyakinkan bahwa peralatan tersebut dapat digunakan untuk
pemadatan dengan baik.
Bila menggunakan Sheepfoot atau Tamping roller, harus dicek terlebih dahulu beberapa
hal sebagai berikut:
a) Diameter dan panjang drum
b) Berat kosong dan berat balast
c) Pengaturan kaki (panjang dan luas permukaan)
Bila mempergunakan Rubber-tired roller, harus diadakan pengecekan:
a) Tekanan ban
b) Jarak ban
c) Ballasted Wheel Load
Bila menggunakan Vibratory roller, harus diadakan pengecekan terhadap:
a) Berat (static weight)
b) Impacted dynamic force
c) Operating frequency of vibrator
d) Diameter dan panjang drum

23 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Spesifikasi harus jelas bila menjumpai pemadatan khusus, antara lain:
1) Alat Berat
Bila kondisi memungkinkan, alat berat digunakan untuk memadatkan tanah yang
berdekatan dengan tebing tumpuan (abutment) atau dinding konstruksi beton, maka
konstruksi permukaan timbunan harus dimiringkan 1 : 6 (v : h), dari tebing tumpuan
atau dinding konstruksi beton, selebar 2,4 m - 3,6 m. Hal tersebut akan
memungkinkan alat berat melakukan pemadatan tanah langsung, yang bersentuhan
dengan tebing tumpuan atau konstruksi beton tersebut. Untuk mencegah kerusakan
pondasi saat penimbunan lapis pertama material kedap air, dianjurkan untuk
menggunakan pneumatic tired roller.
2) Alat pemadat tangan (Hand Compactor)
Bila alat berat tidak dimungkinkan untuk memadatkan lapisan kedap air yang
berdekatan dengan tebing tumpuan atau dinding konstruksi beton, maka material
timbunan yang kontak langsung dengan batu atau beton, dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat yang lebih kecil (hand operated power tamper), dengan
lapisan yang lebih tipis (10 cm).
Ketebalan lapisan pemadatan akan ditentukan berdasarkan jenis material dan alat
pemadat yang dipergunakan. Material semi atau kedap air, biasanya ketebalan
pemadatan antara 15 - 20 cm, dengan frekuensi pemadatan antara 18 - 12 kali,
peralatan yang dipergunakan sheepsfoot atau padfoot roller. Bila material kedap air,
maksimum ketebalan-lapisan 15 cm dengan minimum kepadatan (densitas) tertentu.
Bila menggunakan pemadat dengan permukaan halus, setelah pemadatan dilakukan
pengkasaran permukaan hasil pemadatan terlebih dahulu, sebelum dilakukan
penimbunan lapisan berikutnya, untuk menjamin hubungan yang baik antara lapisan.
Untuk daerah dasar dan sandaran (abutment, bangunan beton dan sebagainya)
pemadatan harus dilakukan secara manual/tamping rammer atau dengan tire roller,
dengan ketebalan lapisan setelah dipadatkan maksimum 10 cm. Pengerasan
permukaan yang pemadatannya secara manual, menggunakan manual pula seperti
halnya peralatan penggaruk. Hal ini dilakukan karena permukaan pemadatan
biasanya halus.
Kadar air dan kepadatan material di lapangan, berhubungan erat dengan kadar air
optimum dan kepadatan maksimum yang dikehendaki berkisar >_ 95 % maksimum
kepadatan kering, sedangkan toleransi kadar air pada waktu dipadatkan tercantum
didalam spesifikasi sehubungan dengan kadar air optimum. dari material tersebut.
Tiap-tiap jenis tanah mempunyai harga yang berbeda-beda mengenai "kepadatan
maksimum dan kadar air optimum yang berbeda-beda". (Hubungan antara kadar

24 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
air dan kepadatan material dari berbagai macam campuran material inti). Dianjurkan
agar kepadatan dan kadar air pada setiap kali pemadatan harus dibandingkan dengan
hasil uji laboratorium untuk jenis tanah yang sama.
Bila material yang telah dipadatkan di lapangan tidak sesuai dengan hasil uji
kepadatan di laboratorium, maka harus dilakukan uji pemadatan pada material
tersebut. Disarankan agar dilakukan uji pemadatan ulang oleh pelaksana lapangan
sebelum dilakukan timbunan, untuk meyakinkan konsistensi dengan harga optimum
pada waktu desain dengan tanah yang sama.
Pada tahap desain telah dilakukan perkiraan parameter: shear strength,
permeability dan karakteristik deformasi dan material timbunan. Sifat-sifat tersebut
bervariasi, tergantung pada kepadatan dan kadar air dari tanah yang dipadatkan.
Inilah sebabnya maka timbunan tanah harus diperlakukan sebagaimana mestinya,
bila tidak, asumsi desain tidak akan terpenuhi, dan menimbulkan kesulitan terhadap
konstruksi. Jadi, kepadatan dan kadar air yang diinginkan tidak dapat sembarangan,
tapi sangat spesifik untuk sesuatu alasan tertentu.
Ketiga syarat pada waktu pemadatan yang harus terpenuhi, antara lain:
a) Bila kadar air diluar angka yang disyaratkan meskipun persyaratan kepadatan
terpenuhi, tanah harus ditimbun ulang dan dipadatkan kembali.
b) Bila minimum kepadatan tidak dapat tercapai, meskipun kadar air memenuhi
persyaratan dan sejumlah frekwensi pemadatan telah dilaksanakan, dilakukan
penelitian ulang terhadap borrow area.
c) Didalam beberapa hal, bila timbunan tidak memenuhi persyaratan mengenai
kepadatan dan kadar airnya, maka material timbunan tersebut harus dibongkar
kembali dan diganti.

D.6.3 Dasar-dasar Pemadatan


1) Tanah dengan kadar butiran halus tertentu, dapat dipadatkan dengan sejumlah energi
tertentu untuk mendapatkan kepadatan maksimum. Namun untuk mendapatkan
kepadatan maksimum, tanah harus mempunyai spesifikasi kadar air tertentu. Kadar
air yang menghasilkan kepadatan maksimum adalah kadar air optimum. Kepadatan
maximum dan kadar air optimum ditetapkan di laboratorium dengan memadatkan
lima atau lebih contoh tanah yang sama jenisnya, namun dengan kadar air yang
berbeda, dengan menggunakan test prosedur yaitu "standard compaction effort"
(Eart Manual, USBR Des. E-10).

25 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Dari variabel yang mempengaruhi kepadatan tanah, adalah pemadatan (alat berat
dengan sejumlah lintasan dan ketebalan tanah tertentu) dan kucuran air kedalam
tanah. Bila kadar air pada lapisan tanah yang sedang dipadatkan berbeda dengan kadar
air optimum, tidak akan dihasilkan kepadatan maksimum. Pada deviasi lebih besar,
akan didapatkan kepadatan lebih rendah. Tanah dengan kadar air dalam kondisi kering
atau pada kondisi optimum, penambahan lintasan pemadatan pada umumnya akan
menambah kepadatan.
3) Tanah dengan kadar air lebih besar dari pada kadar air optimum, penambahan
pemadatan akan berakibat tanah terpotong, namun tidak menambah kepadatan (over
compaction).
Usaha pemadatan lapisan tanah akan berhasil, dengan menambah sejumlah lintasan
pemadatan atau dengan mengurangi ketebalan lapisan dengan kadar air optimum.

D.6.4 Prosedur Kontrol Pemadatan Tanah Secara Sederhana


Kontrol secara sederhana dilakukan baik berdasarkan penglihatan maupun pengukuran secara
kasar. Ini bukan cara kontrol yang akurat, namun harus ditindak lanjuti dengan cara yang
lebih teliti lagi.
Untuk mendapatkan estimasi yang lebih teliti dan akurat, pengawas harus waspada
didalam menentukan ukuran pada semua kondisi, yang dimungkinkan nantinya dapat
menimbulkan perselisihan.
Perencana harus mengadakan uji coba dan bagian kecil suatu konstruksi, yang
merupakan awal dari pekerjaan timbunan yang besar dengan demikian pengawas,
desainer dan kontraktor dapat menjadi paham yang perilaku dan karakteristik material
timbunan dan kemampuan dari peralatan, yang digunakan untuk pemadatan. Medan kerja
yang tidak kritis, sering digunakan sebagai tempat uji coba. Desainer harus memberi
pengertian kepada pengawas, untuk memahami secara keseluruhan material timbunan,
sebelum dimulainya pekerjaan penimbunan. Di laboratorium lapangan, dilaksanakan
beberapa uji pemadatan, agar dapat memahami perbedaan dan perilaku dari material
timbunan dan mengenali kapan material tersebut terlalu basah atau kering dan kapan
kondisi kadar air optimum. Juga "Atterberg limits" untuk butiran tanah halus dan
penampilan tanah saat mencapai plastic limit dan kapan tanah mendekati pencapaian
kadar air optimum.
Pengawas dengan mengambil segenggam tanah, secara visual harus dapat membuat
estimasi kadar air yang ada didalamnya, apakah sudah optimum (dengan deviasi kadar
air lebih kurang 1%). Setiap tanah dapat diperkirakan kadar airnya. Cara sederhana
adalah dengan mengambil sedikit tanah dan digelintirkan menggunakan kedua telapak
tangan dan diperkirakan kedekatannya dengan plastik limit.

26 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
D.6.5 Uji dan Pengambilan Contoh Tanah pada Saat Pelaksanaan
Uji kepadatan lapangan (Field Density Test) dan pengambilan contoh tanah timbunan
yang telah dipadatkan dilakukan untuk dua maksud:
a) Meyakinkan apakah kualitas timbunan sudah sesuai dengan persyaratan desain.
b) Melengkapi dokumen pelaksanaan dengan cara pengumpulan data riil pada waktu
pelaksanaan timbunan.
Uji lapangan terdiri dari data-data kadar air, kepadatan dan pengelompokan kualifikasi
tanah timbunan. Data terdiri dari contoh tanah yang tidak rusak, pada lokasi terpilih di
daerah timbunan sewaktu pelaksanaan.
Desainer harus memonitor uji lapangan tersebut, untuk meyakinkan apakah pelaksanaan
di lapangan selaras dengan perkiraan desainer.
Uji kepadatan harus sering dilakukan pada saat awal timbunan, pada setiap kali setelah
pemadatan dan pengawas akan menjadi terbiasa dengan perilaku material timbunan dan
prosedur pemadatan yang memenuhi syarat, sehingga banyaknya uji lapangan bisa
dikurangi. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi uji dan jumlah contoh
tanah yang diambil. Banyaknya uji tergantung pada tipe material dan tingkat kekritisan
dari timbunan terhadap seluruh pekerjaan. Contoh material harus diambil dari lokasi yang
mewakili daerah, berdasarkan pengecekan lapangan. Sebagaimana telah dinyatakan
sebelumnya, sistematika rencana uji dan pengembalian contoh tanah, harus dibuat pada
awal pekerjaan. Lokasi uji telah diprogramkan sebagai uji rutin dan dilaksanakan pada
lokasi yang telah ditetapkan. Uji rutin harus dilaksanakan untuk tiap (750 - 2300 m³)
material yang telah dipadatkan dan bahkan lebih sering pada daerah timbunan yang
sempit, yang volumenya sedikit seperti halnya pada tubuh bendungan bagian atas. Pada
lapisan pertama di atas pondasi, uji harus dilaksanakan lebih banyak untuk meyakinkan
pemadatannya baik, terutama pada permukaan kontak dengan pondasi, merupakan
daerah yang penting.

D.6.6 Pemadatan pada Tebing Tumpuan atau Dinding Konstruksi Beton


Pada daerah tebing tumpuan atau dinding konstruksi beton, alat berat sering masih bisa
digunakan bila ruang gerak masih memungkinkan (smooth abutment, spillway wall,
conduit barrels, control tower dan sebagainya).
Alat pemadat tangan dapat digunakan pula pada daerah yang berdekatan dengan
konstruksi tipis, seperti halnya wing walls, guide walls dan sebagainya, dimana bila
menggunakan alat-alat berat, mungkin merusak bangunan tersebut. Alat pemadat tangan,
digunakan pada daerah yang berdekatan dengan batuan yang kasar dan tak beraturan,
tebing tumpuan yang miring, dimana alat berat tak dapat mendekat untuk memadatkan
lapisan tanah kedalam permukaan batu yang tak beraturan dan ruang

27 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
gerak alat-alat besar tak memungkinkan.
Tebing tumpuan (abutment) biasanya dapat dibentuk dengan penggalian atau
menggunakan dental concrete untuk menghindari penggunaan alat pemadat.
Material kedap air yang ditimbun berdekatan dengan beton, harus didahului dengan lapisan
yang butirannya halus.
Tanah harus cukup plastis untuk dapat mengisi rongga bentuk yang tidak beraturan pada
permukaan tebing tumpuan dan yang dapat melekat dengan baik pada pondasi.
Kelembaban bisa naik sedikit (optimum plus 2%) untuk menjadikan daerah tersebut lebih
plastis.

D.6.7 Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan


Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia Jasa dan
dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pengeringan air harus dilakukan
selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan atau sesuai petunjuk
Direksi. Penyedia Jasa harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang
diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan
konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab
untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan air atau pekerjaan
pengamanan.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau
diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah
pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai.
Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan
Direksi, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada
jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar
dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan
kering.

D.6.8 Pengalihan Sementara Dari Saluran Irigasi Yang Ada


Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi yang ada merupakan
satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana
pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
Setelah rencana itu disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen,

28 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui.
Pada pekerjaan Daerah Irigasi Wadaslintang pengalihan air dilakukan dengan
menggunakan sand back atau karung pasir yang ditumpuk. Penggunaan sand back untuk
kisdam hanya dilakukan maksimal 3 kali pemakaian atau tergantung kondisi sand back
tersebut. Bila dalam pemakaian sekali sudah rusak maka harus diganti dengan sand back
yang baru.

29 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E. PELAKSANAAN KONSTRUKSI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN


Urutan dan Alternatif Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi DI. Wadaslintang Saluran Sekunder
Sub Bedegolan direncanakan akan dilaksanakan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Dengan mempertimbangkan keterbatasan kondisi hidrologi, khususnya permasalahan
aliran air sungai pada musim hujan dan pengaliran irigasi yang kontinyu maka rencana
pengerjaannya di buat dengan membagi giliran pembagian air sesuai dengan golongan
yang telah ada, dimana ruas saluran dan yang akan dibangun pemberian airnya digilir
untuk pengerjaan kontruksi dan alur yang lainnya tetap untuk pelayanan irigasi.

Alternatif Pelaksanaan Konstruksi


Pemilihan alternatif dalam pelaksanaan konstruksi sangat diperlukan dalam proses
merencanakan, mengatur, memimpin, mengorganisir dan mengendalikan suatu proyek
oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan secara optimal. Fungsi dasar dalam
merencanakan alternatif dalam konstruksi terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup
kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar
merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek.
Pelaksanaan Peningkatan Jaringan Irigasi DI. Wadaslintang untuk pekerjaan saluran dan
konstruksi Bendung dimana jadwal pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan
Operasional di lapangan maka pihak pemberi pekerjaan bisa membagi item-item
pekerjaan yang perlu penanganan khusus maupun item-item pekerjaan yang bisa
dikerjakan sendiri oleh daerah maupun oleh swakelola P3A setempat, dengan
berkoordinasi secara berlanjut kepada pemberi pekerjaan.Tahapan pekerjaan
pelaksanaan untuk pekerjaan saluran dan konstruksi Bendung Wadaslintang
dilaksanakan dengan tetap menjaga operasi irigasi. Untuk pengangkutan hasil galian
tanah dengan menggunakan dump truk dengan diamankan atau perlu pengaturan jalan
sehingga tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan pengguna jalan lainnya.
Evaluasi kemajuan pekerjaan dibandingkan dengan jadwal pelaksanaan dibuat periode
mingguan dan bulanan. Bila terjadi keterlambatan pelaksanaan bagian pekerjaan harus
segera ditanggulangi penyebab keterlambatan tersebut.

30 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.1 Tulangan
E.1.1 Tulangan Baja
Pekerjaan Tulangan Baja menjadi salah satu Pekerjaan utama yang harus diuraikan
dalam Metode Pelaksaan Pekerjaan Dan menjadi persyaratan dalam pembuatan
metode kerja sesuai dengan Dokumen Pemilihan dalam persyaratan Teknis
Pekerjaan Utama yang harus diuraikan dalam Metode Pelaksanaan Pekerjaan
yaitu :
a. Pembesian pelat dengan jaring kawat (wiremesh)

a) Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar dan
memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan
Beton dan mendapat persetujuan Direksi.
b) Sistem manajemen mutu untuk tulangan juga mengacu pada SNI 2052:2017
tentang Baja Tulangan Beton.
c) Setiap material tulangan yang akan digunakan untuk pekerjaan konstruksi harus
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan supervisi dengan cara dilakukan
pengujian sesuai dengan yang tercantum pada SNI 2052:2017 tentang Baja
Tulangan Beton.

d) Untuk material yang tidak memenuhi standar persyaratan atau tidak mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan supervisi harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan atas sepengetahuan Direksi/Konsultan supervisi.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan jika
dibutuhkan oleh Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut. Tulangan pada
waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan
yang lepas dan karat lepas.
f) Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari
pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus
ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi. Dalam
hal sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar
atau tabel di bawah ini :
Diameter Tulangan 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Panjang sambungan 60 60 60 65 75 85 95 100
lewatan min. (cm)

31 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

g) Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan
dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau
pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang
tulangan polos dan kait tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir.
h) Penyedia Jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan
atas biayanya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat.
Setiap pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian
yang melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan
disekitar dimana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus
diikat bersama-sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi, dan pengikat harus dililit kuat-kuat
dengan tang atau alat lain yang dapat memperkuat lilitan. Ujung kawat ikat
yang bebas harus dilipat kedalam.

i) Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran,
maka harus diperiksa dulu oleh Direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran
sampai tulangan beton disetujuinya. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas Pekerjaan selambat-lambatnya 24 jam
sebelumnya, untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas penulangan yang telah
disiapkan.
j) Setelah pembesian tulangan dicek dan disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas, maka Penyedia Jasa berhak mendapatkan pembayaran sesuai dengan
jumlah besi yang terpasang. Satuan pembayarannya adalah per satuan berat
besi tulangan yang didapatkan dari Panjang besi tulangan terpasang dikalikan
dengan berat nominal per meter sesuai yang tercantum pada SNI 2052:2017
tentang Baja Tulangan Beton.

32 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.1.2 Wiremesh
Pekerjaan penulangan beton adalah menggunakan baja wiremesh dengan standar
JIS. Pemasangan baja wiremesh harus ditempatkan ditengah-tengah ketebalan lining
beton dan paling sedikit overlap disambungan adalah 15 cm menggunakan kawat
bendrat. Sebelum mulai pemasangan wiremesh, Penyedia harus menyerahkan
metode pemasangan wiremesh untuk persetujuan PPK.
Pengukuran untuk pembayaran wiremesh adalah berdasarkan jumlah berat
wiremesh yang terpasang dalam kilogram yang pemasangannya sebagaimana
ditunjukkan didalam gambar atau atas perintah PPK. Harga unit price sebagaimana
yang ditunjukkan didalam BOQ adalah termasuk overlap, pekerja serta peralatan
yang digunakan untuk pemasangan wiremesh.

33 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.2 Pekerjaan Bekisting


Pekerjaan ini harus termasuk penyediaan, pemasangan dan pembongkaran
bekisting beton dengan kekuatan yang cukup, lengkap dengan semua pengikat-
pengikat yang diperlukan, penyokong dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat
yang ditetapkan dibawah ini.

Bingkai bekisting harus mempunyai kehalusan dan kekasaran seperti yang dibutuhkan
untuk memenuhi syarat-syarat toleransi dengan penyelesaian akhirnya seperti yang
ditetapkan dibawah ini dan bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian sehingga
kalau ada sambungan horisontal tidak menerus sampai seluruh permukaan bekisting.
Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar dan cukup kaku
untuk menahan kemungkinan pelenturan yang terjadi bila kena tekanan bahan
adukan- beton. Permukaan lengkung harus dibentuk dengan tali busur yang dibuat
sesuai dengan lengkungan yang tampak dalam gambar atau ditulis dalam spesifikasi
yang telah disetujui oleh Direksi. Permukaan semua bekisting yang berhubungan
langsung dengan beton harus bersih, kaku dan cukup kedap air untuk mencegah
kehilangan mortar.

Pertanggungjawaban untuk kelengkapan pembuatan bekisting harus menjadi beban


Penyedia jasa, tetapi tipe, bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan semua bahan
dimana bekisting dibuat akan menjadi subjek untuk harus mendapat persetujuan
lebih dahulu oleh Direksi. Semua bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa,
sehingga pada waktu membuka bekisting tidak terjadi kerusakan pada betonnya
Untuk semua sambungan yang di “expose”, tepi dan sudut-sudut luar dipingul
sekurang-kurangnya dua (2) cm dengan sudut empat puluh lima (45) derajat,
kecuali bila disyaratkan lain. Pojok dalam harus dipotong seperti yang dicantumkan
dalam gambar atau sesuai dengan permintaan Direksi.

E.2.1 Persyaratan Bahan


Semua bahan untuk lapisan bekisting harus mendapat persetujuan Direksi. Plat
baja untuk dinding bekisitng dan baja siku untuk rangka serta baut sambungan
dan las sambungan harus sedemikian rupa sehingga dapat menahan tekanan beton
ketika pengecoran. Bekisting yang digunakan untuk beton yang dilewati air mengalir
yang mana nantinya akan sepenuhnya ter”expose”, harus diberi lapisan pada bagian
bidang yang bersentuhan dengan beton dengan Plat Baja (dengan simbol S2) atau
lain (simbol S1) dan harus tidak rusak dan tidak cacat, sehingga tidak meninggalkan
bekas yang tidak baik pada permukaan betonnya.
34 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Baja siku yang dipakai harus dipilih baik jenis dan mutunya supaya tidak terjadi
kemungkinan pemuntiran akibat tambahan bahan kimia atau kemungkinan
perubahan warna pada permukaan betonnya. Macam dan kondisi lapisan bekisting
harus dipilih sedemikian rupa sehingga tahan terhadap puntiran, karena
pembebanan dan penggeseran sewaktu pengecoran, jadi semua permukaan
bekisting harus sesuai.
Lapisan bekisting dan “form-form”nya harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Direksi.

E.2.2 Penempatan dan Persiapan


Bekisting harus ditempatkan sedemikian sehingga tanda sambungannya pada
permukaan beton menjadi bagian dari satu “aligment” yang lurus baik kearah
horizontal maupun vertikal, dengan sambungan antara permukaan masing-masing
bekisting harus halus. Semua bagian tepi dan pojok dari beton yang terbuka secara
permanen (ter”expose”) harus dipingul seperti tampak dalam gambar.
Sebelum dijatuhi adukan cor semua bekisting harus kaku, kencang dan harus benar-
benar bersih dari semua minyak, debu, bongkahan mortar kering, maupun benda
asing lainnya, dan bila ada kelebihan air harus disingkirkan pula dari bekisting.
Permukaan bekisting harus dilabur dengan minyak yang diperdagangkan atau lapisan
lain yang disetujui oleh Direksi yang tidak akan meninggalkan warna pada beton.
Bekisting yang sudah ditinggalkan ditempatnya cukup lama dan sudah mulai kering
harus dilabur kembali permukaannya dengan oli seperti yang diarahkan oleh Direksi.
Bekisting untuk permukaan yang menerus dipasang untuk lapisan berikutnya, harus
dijaga kekakuan dan kekedapannya untuk seluruh permukaan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran mortar dari adukan beton serta untuk menjaga
garis pelurusan yang teliti pada bagian permukaannya.
Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus dirawat dalam keadaan yang
mudah diperbaiki dan dibersihkan sebelum digunakan lagi.

E.2.3 Pembukaan Bekisting


Bekisting tidak boleh dibuka sampai beton telah mengeras dan mempunyai cukup
kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang akan disangganya
dengan aman. Pembukaan bekisting harus mendapat persetujuan dari Direksi dengan
suatu cara agar agar tidak merusak beton dan umumnya bekisting harus dibiarkan
sampai satu periode tidak kurang dari empat puluh delapan (48) jam sesudah beton
dicor atau seperti petunjuk Direksi.

35 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.2.4 Perancah (Penyangga)


Sebelum menaruhkan beton, semua bekisting harus kaku dan kuat, terutama
perancah / penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan baik dalam menyangga
bekisting harus dipertahankan tidak terjadi goyangan dalam menerima berat beton
basah selama penyiraman atau beban yang lain.
Biaya selama pekerjaan pada paragraf ini harus sudah termasuk dalam satuan Unit
produksi tetrapod dan blok beton

36 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.3 Pekerjaan Beton

Metoda ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk bahan materialnya
sehubungan dengan bangunan-bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa
(mass concrete) maupun beton bertulang yang harus dilaksanakan Penyedia jasa
sesuai sesuai dengan kewajibannya.
Dan menjadi persyaratan dalam pembuatan metode kerja sesuai dengan
Dokumen Pemilihan dalam persyaratan Teknis Pekerjaan Utama yang harus
diuraikan dalam Metode Pelaksanaan Pekerjaan yaitu :
a. Pembuatan dan Pengecoran Campuran Beton K-225 dengan Batching Plant
b. Beton mutu K225 dengan Concrete Mixer
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian dibawah ini, seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut pengarahan Direksi. Kegiatan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan kehadiran Direksi atau wakilnya.
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum instalasi “Batching Plant” beserta
alat -alat lainnya oleh Penyedia jasa akan dipakai untuk pengolahan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, dan menakar bahan-bahan seperti mengaduk,
mengangkut, mengecor beton dan membuat adukan pasangan (“mortar”), Penyedia
jasa harus menyerahkan bagan alir, gambar dan uraian tertulis untuk memungkinkan
pengelolaan yang benar dan berfungsi penuh dari “Batching Plant”-nya guna
menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton pada pekerjaan permanen
(tetap) yang sesuai dengan kontrak. Batching plant harus memiliki jarak dengan
lokasi pekerjaan terdekat maksimal 5 km.
Jika Penyedia jasa ingin membeli beton jadi atau mortar dari pabrik, Penyedia jasa
harus memberi tahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya tiga puluh (30)
hari sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai dengan keinginannya itu,
pemberitahuannya terdiri atas uraian lengkap tentang pabrik beton, nama
supplier, tempat dan kemampuan dari “Batching Plant”-nya, alat-alat
pendukungnya, pengalamannya beserta keandalannya untuk menghasilkan beton
bermutu dengan tepat waktu dan lain-lainnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Tanpa persetujuan Direksi, Penyedia jasa tidak boleh menggunakan
“Batching Plant”
-nya maupun peralatan untuk pengolahan dan/atau membeli serta mendatangkan
beton jadi dari pabrik atau supplier.

Semua persiapan pengamanan yang tepat harus diikuti oleh Penyedia jasa
sesuai dengan ketentuan- ketentuan di Spesifikasi Umum sehingga air buangan dari

37 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

pengolahan maupun perawatan beton yang mengandung endapan-endapan bahan-


bahan tidak boleh langsung di buang ke sungai dan di dilimpahkan ke tempat
disekitar pekerjaan.

E.3.1 Semen dan Campuran Tambahan


1) Semen
Semen yang digunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu yang sama
dengan Portland Cement, tipe biasa, sesuai standar No.8 dari JIS R 5210 dan SNI
2049-90-A atau ASTM nomor C150, dan/atau atas persetujuan Direksi.

Sebelum pemesanan semen, Penyedia jasa harus memberi tahu Direksi tentang
detail dari semen yang akan dibeli. Semen harus dikirim ke lokasi pekerjaan dengan
disertai sertifikat mutu dan lulus pengujian dari pabriknya. Setibanya dilapangan,
sertifikat itu harus diserahkan ke Direksi.

Penyedia jasa harus menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik.


Tanki besi dan bak penyimpanan semen pada batching plant harus kedap
air dan dikonstruksi sedemikiaan rupa sehingga tidak memungkinkan adanya
simpanan mati. Jika Direksi memperkiran bahwa ada simpanan mati pada bak atau
silo, maka bak atau silo itu harus dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya
setiap 4 bulan sekali.

Semen yang dipak dalam kantong harus dikirim sesuai persetujuan Direksi dan
harus disimpan dalam gudang yang sepenuhnya kedap air serta dilengkapi dengan
sarana untuk menyerap kelembaban, dimana prasarana kedap itu harus mendapat
persetujuan Direksi. Penempatan semen harus diatur agar ada jalan longgar untuk
pemeriksaan, serta dilengkapi dengan nomor-nomor identitas masing-masing
pengirim semen.

Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian kurang
lebih tiga puluh (30) cm diatas permukaan tanah sedemikian rupa sehingga untuk
semen yang pertama masuk harus dapat dikeluarkan yang pertama pula. Diantara
masing-masing tumpukkan semen harus diberi jarak yang cukup. Satu tumpukkan
max tiga belas (13) sak atau kurang dari itu, sesuai denganpengarahan Direksi, bila
penyimpanannya diperkirakan lebih lama dari enam puluh (60) hari.

38 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Semen tidak boleh disimpan dilapangan lebih lama dari sembilan puluh (90)
hari untuk pemakaian pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian mengatakan hasilnya
memuaskan

Jika semen rusak atau rusak dalam pengiriman, penanganan atau penyimpanan
maka harus disingkirkan dari tempat kerja secara cepat dan pasti.

Penyedia jasa tidak boleh lengah untuk menjamin stok semen selalu tersedia dilokasi
pekerjaan dan harus melaporkan setiap tanggal 10 tiap Bulan kepada Direksi
mencakup data-data sebagai berikut:

- Stok semen di lapangan pada hari terakhir dari bulan sebelumnya.


- Penerimaan semen dalam bulan sebelumnya.
- Semen yang digunakan untuk pekerjaan permanen selama bulan yang lalu.
- Data Lainnya seperti diperlukan oleh Direksi.

2) Bahan Campuran Tambahan.


Penyedia jasa bisa diijinkan secara tertulis oleh Direksi untuk menggunakan obat
semen/bahan campuran tambahan sehingga dapat memperbaiki
kemungkinan/kemudahan pelaksanan maupun penyelesaian akhir dari pekerjaan
beton dan adukan mortar.

Obat semen jenis air-entraining admixture bisa dipakai untuk semua beton kecuali
seperti diarahkan oleh Direksi. Obat semen ini harus sesuai dengan ASTM nomor C
260 atau yang setara dan disetujui oleh Direksi. Dengan pengecualian untuk air-
entraining admixture, Penyedia jasa harus memberi tahu Direksi atas usul obat
semen ini baik sebagai obat set-retarding, water reducing ataupun mempercepat
pengentalan beton termasuk sumber dari mana obat ini dapat diperoleh, sekurang-
kurangnya sembilan puluh (90) hari sebelum waktu yang

direncanakan untuk penggunaan bahan tambahan tersebut. Penyedia jasa harus


menyampaikan kepada Direksi keterangan teknik dan contoh-contoh bahan
tambahan yang akan dipergunakan.

Semua pengujian obat semen/bahan campuran tambahan ini diakukan oleh


Penyedia jasa dengan biaya sendiri dan hasilnya harus diserahkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuannya.

39 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Banyaknya bahan tambahan yang dipakai pada masing-masing adukan beton dan
pada bagian dari pekerjaan beton yang akan menggunakan obat ini akan
ditentukan oleh Direksi. Batas-batas untuk maximum slump, maupun
berkurangnya slump selama pengangkutan serta waktu yang diijinkan untuk beton
tetap berada dimixer (waktu pengadukan oleh mixer) bisa dirubah oleh Direksi bila
persetujuan penggunaan bahan ini diberikan.

Semua biaya penggunaan obat semen ini harus sudah termasuk dalam harga satuan
kontrak per meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk item beton yang
digunakan dimana obat semen/bahan campuran tambahan akan digunakan dan
tidak ada pembayaran terpisah untuk item yang sama harus dipertimbangkan oleh
Pemilik.

3) Agregat

Terkecuali bila Penyedia jasa ingin membeli beton jadi dari pabrik, material untuk
membuat agregat halus dan kasar harus diperoleh dari lokasi pengambilan batu yang
cocok atau tempat lain yang disetujui oleh Direksi.
Dalam hal Penyedia jasa ingin membeli agregrat dari sumber lain seperti dari
pabrik atau supplier, Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan, hasil uji, data dan informasi lainnya sehubungan
dengan sifat-sifat fisik dan kimiawi serta mutu agregrat yang akan dibeli dan
dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum agregrat itu digunakan.

Semua biaya yang timbul dari pembuatan atau pembelian agregrat beton harus sudah
dimasukkan dalam analisa harga satuan dalam kontrak yang disebutkan pada masing-
masing item untuk beton dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Agregrat Halus
Istilah agregrat halus berarti agregrat yang mempunyai ukuran maximum lima
(5) mm dan bahannya bersifat keras.
Agregrat halus harus bersih, keras, kuat, padat, tahan air, tidak berlapis-lapis, dan
harus bersih dari debu, tidak bergumpal, tidak lunak, tidak keropos, tidak pipih,
tidak alkali, tidak ada bahan organik, tidak lunak, atau bahan lain yang rapuh.
Tidak boleh mengandung lebih dari tiga (3) persen bahan yang lolos saringan 0,088
mm atau ayakan No.200 dengan pencucian atau tidak boleh lebih satu (1%) persen
lempung atau satu (1%) persen bahan lunak. Menggunakan pasir dari pantai laut tidak
diizinkan tanpa persetujuan dari Direksi.
40 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk beton yang expose tidak boleh menggunakan agregrat halus yang
menyebabkan perubahan warna pada permukaan warna pada permukaan beton.
Agregrat halus di uji terhadap “sodium sulphate soundness” sesuai dengan JIS A
1122 atau SNI 1750-90- A untuk lima (5) putaran dan harus menunjukkan kehilangan
maksimum tidak boleh lebih dari sepuluh (10%) persen.
Agregrat halus harus serba merata gradasinya dan bila diuji sesuai PBI 1971 N.1.2
hasilnya dinyatakan sebagai berikut:
- sebagai agregrat halus bila kurang dari dua (2%) persen (terhadap berat) tertahan
pada ayakan 4 mm.
- sebagai agregrat halus bila kurang dari sepuluh (10%) persen (terhadap berata)
tertahan pada ayakan 1 mm.
- sebagai agregerat halus bila delapan puluh (80%) sampai sembilan puluh lima
(95%) persen (terhadap berat) tertahan pada ayakan 0,25 mm atau yang setara dari
tabel sebagai berikut :

Ayakan yang dipakai dengan Standar persentase berdasar bobot


ukuran lubang rata- rata (mm) yang lolos dari setiap ayakan
(%)

10 100

5 90 – 100

2.5 80 – 100

1.2 50 – 90

0.6 25 – 65

0.3 10 – 35

0.15 2 - 10

41 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Modulus kehalusan dari agregrat halus harus berkisar antara 2.5 sampai 3.3.
Persentasi dari bahan yang merugikan agregrat halus tidak boleh lebih dari nilai-
nilai berikut:

Jenis Persentasi berat (%)

Gumpalan lempung 1.0

Material yang lolos dari ayakan ukuran 0,088 mm 3.0*

Material yang tertahan dari ayakan ukuran 0.5


0.297 mm dan mengapung didalam cairan yang
mempunyai berat jenis 1.95

* Jika materialnya lebih halus dari ukuran ayakan 0.088 mm dan terdiri dari debu-
debu batuan serta bebas dari lempung ataupun lumpur persentasi ini bisa
ditingkatkan sampai menjadi lima (5%) persen.

Agregrat Kasar
Istilah agregrat kasar dipakai untuk agregrat dengan ukuran minimum lima (5)
mm dan diproyek ini untuk pekerjaan beton diperlukan agregrat kasar dengan

ukuran berkisar dari lima (5) mm sampai dengan empat puluh (40) mm. Agregrat
kasar terdiri ari batu-pecah, kerikil alam atau bahan lain yang baik dengan sifat-
sifat karakteristik yang hampir sama. Agregrat kasar harus bersih, keras, tawar
(tidak asin), tidak rapuh, bentuk tajam, padat, tidak berselaput, merupakan pecahan
batu yang tahan lama serta bebas dan batu-batu pipih, panjang, serta tidak
mengandung bahan organis dan bahan jelek lainnya.
Agregrat kasar harus bergradasi uniform dengan ukuran maksimum seperti
diperlukan untuk bermacam- macam klas beton sesuai dengan PBI 1971, N.1.2.
Agregat kasar akan ditolak bila:
• Kehilangan berat saat menggunakan grading A dalam Los Angeles abrasion
test, melebihi sepuluh (10%) persen terhadap berat pada seratus (100) putaran
atau empat puluh (40%) persen terhadap berat pada lima ratus (500) putaran.
(ASTM C.131)

42 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

• Kehilangan berat agregat bila di kerjakan dengan lima (5) putaran


“sodium sulphate” untuk “soundness” adalah lebih dari dua belas (12%)
persen terhadap berat. (ASTM C.88)
• Total prosentasi terhadap berat dari partikel yang bentuknya tidak
memuaskan melebihi enam puluh (60%) persen. Sebuah partikel harus
dianggap tidak memuaskan bentuknya bila ini mempunyai ukuran maksimum
melebihi tiga (3) kali ukuran minimumnya.
Agregat kasar harus dihasilkan dari ayakan getar yang dipasang dimesin
pemecah batu, atau sesuai pilihan Penyedia jasa, dimana ayakannya bisa dipasang
ditanah dekat mesin pemecah batu.
Pemisahan agregat kasar dilakukan sesuai dengan ayakan ASTM E.11 dan cara kerja
ASTM C.136 dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:

Ukuran Ayakan ASTM Prosentasi dengan bobot yang lolos untuk setiap
ukuran ayakan
Standar Luas Lubang
Ayakan

No. 4 s/d 0.75 in 0.75 s/d 1.50 in 1.50 s/d 3 in

4 in - - 100 100

3 in - 90-100 90-100

2 in - 20-45 20-45

1.5 in 1 in - 100 0-10 0-10

0.75 in 3/8 in 90-100 0-5 0-5

30-55 - -
No. 4 (3/16 in)

0-5 - -

Penanganan dan penyimpanan agregat kasar harus sedemikian rupa sehingga


segregasi atau masuknya benda-benda asing kedalam bahan agregat. Direksi
bisa meminta agregat kasar harus disimpan di “platform” terpisah yang memadai.

43 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4) Air

Air untuk adukan beton dan mortar serta air untuk mencuci agregat harus
disediakan oleh Penyedia jasa sesuai dengan Sub-pasal 7.3.4 dari Spesifikasi Umum
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Air yang digunakan untuk beton dan mortar harus bebas dari minyak, asam, garam,
alkali, bahan organis dan bahan jelek lainnya. Mutu air adukan harus sesuai dengan
Standar AASHTO T 26 ( Standar Method of Test for Quality of to be used in
concrete ). Bila diminta oleh Direksi contoh air harus diambil dari tempat yang
diusulkan dan dibandingkan dengan air destilata. Perbandingan air untuk campuran
harus dibuat dengan pengujian standar semen guna mengetahui, ketelitian, waktu
ikat serta kekuatan mortar beton. Indikasi ketidak telitian, perbedaan waktu ikat
sampai kurang lebih dari tiga puluh ( 30 ) menit ataupun perbedaan kekuatan mortar
sampai kurang lebih sepuluh ( 10 ) persen dibanding dengan beton yang
menggunakan air destilata, cukup untuk dipakai sebagai alasan untuk menolak
penggunaan air yang bersangkutan.

Semua biaya yang timbul dari pengujian dan pemakaian air yang digunakan untuk
adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus sudah termasuk dalam harga
masing-masing item satuan kontrak permeter kubik untuk beton maupun mortar
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

E.3.2 Adukan Beton

1) Komposisi
Beton harus terbuat dari semen Portland biasa, air, agregat kasar dan obat semen
/ bahan campuran tambahan yang telah disetujui dimana semuanya diaduk
dengan sempurna dan diatur sesuai dengan kekentalan yang benar.

2) Kelas-kelas Beton
Jenis beton direncanakan menjadi enam (6) kelas yang diantaranya juga termasuk
beton kurus. Masing- masing kelas beton harus digunakan sesuai dengan spesifikasi,
seperti ditunjukan dalam gambar ataupun sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi.
Berbagai kelas beton harus diklasifikasikan berdasar atas pengujian kekuatan
silinder pada umur 28 hari, ratio air semen maksimum maupun ukuran maksimum
dari agregat kasar seperti yang tersaji dibawah ini:

44 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Rekomendasi Kelas Beton

Max. Tegangan
Mutu beton Ukuran butir Rencana pada Air/semen rasio Perkiraan Kadar Batasan Slump
K=Karakteristik (mm) 28 hari maksimum semen (kg/m3) (cm)
(kg/cm2)
K350 25 350 0.48 448 12 ± 2

K300 25 300 0,50 370 12 ± 2

K250 25 250 0,55 350 12 ± 2

K225 25 225 0,60 335 12 ± 2

K175 25 175 0.66 326 12 ± 2

K100 25 100 0,66 165 12 ± 2

Banyaknya air yang digunakan dalam beton bisa diubah oleh Direksi selama dalam
batas- batas yang telah ditentukan oleh mereka, yang sesuai dengan rasio air semen
yang diperlukan guna menjamin beton mudah untuk dikerjakan, mempunyai
kekentalan yang benar, termasuk pula pertimbangan akibat penggunaan bahan
campuran tambahan/obat semen beserta kemungkinan variasi dari besarnya kadar
air maupun gradasi agregat yang akan dicampur.

Slump adukan beton harus diambil serendah mungkin, dengan masih memungkinkan
pemadatan yang menggunakan dengan alat-alat yang disetujui untuk pekerjaan
itu, tetapi dalam setiap kelas beton besarnya slump tidak boleh melebihi batasan
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku.

3) Campuran beton pendahuluan


Penyedia jasa akan mengajukan beberapa macam usulan campuran beton yang
diharapkan sesuai dengan ketentuan beton. Penyedia jasa harus melaksanakan

pekerjaan pencampuran beton dengan adukan sesuai dengan takaran bahan-bahan


yang diuji lebih dahulu dilaboratorium yang telah disetujui dengan
menggunakan jumlah contoh yang memadai serta bisa mewakili campuran agregat
dan semen yang akan dipakai dalam pekerjaan. Penyedia jasa harus mempekerjakan
sarjana-teknik yang mampu dan berkualitas yang cocok untuk merencanakan
campuran beton, mengawasi dan mengarahkan di semua kegiatan pekerjaan beton
mulai tahap persiapan sampai dengan tahap pengecoran beton

Pada waktu pelaksanaan bila merek semen atau jenis agregat dirubah ataupun
komposisi gradasi dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak bisa
memenuhi standar, maka adukan baru harus dibuat sesuai dengan cara / prosedur
seperti diatas.
45 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

4) Adukan Percobaan untuk Beton


Sekurang-kurangnya (30) tiga puluh hari sebelum dimulainya pekerjaan tetap untuk
beton, Penyedia jasa harus memulai mencoba adukan yang akan dipakai untuk
masing-masing kelas beton dibawah pengawasan Direksi, adukan percobaan untuk
beton menggunakan semua jenis agregat, takaran dan alat pengaduk beton sesuai
dengan alat yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan. Adukan percobaan itu
harus sepenuhnya berdasarkan atas sifat-sifat campuran beton pendahuluan.

Bilamana Direksi menyetujui rencana adukan beton untuk masing-masing kelas, maka
Penyedia jasa harus (sebelumnya dimulainya cor beton) melaksanakan adukan
percobaan, lebih baik saat melaksanakan adukan percobaan harus disaksikan dengan
kehadiran Direksi.

5) Penakaran (“Batching”)
Penyedia jasa harus menyediakan peralatan penakar alat-alat itu harus sanggup
mengaduk agregat, semen, bahan-tambah (“admixture”) dan air menjadi adukan
yang merata dan mengeluarkannya tanpa segregasi. Alat-penakar ini harus juga
dapat mengantisipasi kemungkinan adanya kadar air agregat yang berubah secara
cepat maupun kemungkinan perubahan berat bahan yang sedang ditakar.

Banyaknya masing-masing bahan untuk pembuatan beton harus dilakukan


dengan perbandingan timbangan berat untuk masing-masing bahan, dimana kecuali
untuk air dan bahan tambahan bisa juga diukur dengan perbandingan volume
ataupun perbandingan berat.
Bila tidak ditentukan oleh Direksi maka bahan-bahan harus ditimbang dengan
ketelitian yang sudah mencakup kemungkinan kesalahan-kesalahan kecil dari
operator pelaksana maupun kekeliruan dari skala timbangannya sendiri:

Semen boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2%)

Agregat halus boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2 %)

Agregat kasar boleh lebih sampai dengan tiga persen (+ 3%)

Air boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)

Bahan tambah (“admixture”) boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)

46 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Timbangan semen harus menggunakan alat-timbangan yang mempunyai


pembagian skala terkecil tidak lebih dari dua (2) kg dan untuk timbangan agregat
tidak lebih dari sepuluh (10) kg. Pada waktu peneraan atau perbaikan maka koreksi
berat yang ditunjukan pada setiap angka skala harus tidak boleh lebih besar nol
koma dua persen (0.2%) dari skala maksimum timbangan. Pada setiap waktu dalam
operasional berat yang ditunjukan pada satu titik pada timbangan harus tidak
boleh lebih besar nol koma empat persen (0.4%) dari tanda maksimum timbangan.

Penyedia jasa harus menyediakan alat untuk pengujian beban standar dan alat
untuk memeriksa ketelitian timbangan.

Catatan tertulis yang tercetak atau gafik berikut harus selalu diletakan dekat dengan
alat untuk masing- masing penakaran :

i. berat dari material agregat dan semen

ii. jumlah dari air yang dipakai

iii. jumlah dan jenis dari campuran bahan-campuran tambahan yang


ditambahkan.

6) Pengadukan Beton

i. Mengaduk beton dengan mesin-aduk (“mixer”)


Mesin-aduk bisa berupa drum berputar atau sudu berputar, dengan drum-
pengaduk atau sudu-pemutar harus dioperasikan merata pada kecepatan
mengaduk seperti dianjurkan oleh pabriknya. Sudu pengumpan dan pengaduk
dari mesin-aduk harus diperbaiki atau diganti bila ada bagian yang aus lebih dari
dua puluh (20) mm. Mesin- aduk dan truk-aduk yang telah ditempeli kerak beton
yang telah mengeras tidak boleh dipakai.
Jika dipakai semen curah dan volume takaran adalah setengah (0.5) meter
kubik atau lebih maka timbangan dan berat corong semen harus dipisah dan
dibedakan antara corong agregat dan corong lainnya. Mekanik pengeluran dari
corong timbangan untuk semen curah harus dikunci saat pembukaan khususnya
bila banyaknya semen dalam corong-corong berkurang lebih dari satu persen (1%)
atau bertambah berat lebih dari tiga (3) persen dibandingkan dengan banyaknya
berat semen yang sudah ditetapkan.
Bila agregat mengandung terlalu banyak air dari jumlah yang
dibutuhkan untuk menghasilkan “saturated dry condition”, contoh-contoh

47 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

material harus diambil lagi dari masing-masing macam agregat dan kadar-air
diukur lagi untuk masing-masing jenis agregat,
kemudian kadar air dan takaran agregat harus diperhitungkan/dipertimbangkan
kembali.
Material campuran beton harus dimasukkan dengan baik kedalam mesin-aduk,
dengan urutan air harus masuk lebih dulu baru kemudian semen dan agregat.
Semua air harus sudah masuk didrum dalam waktu sepertiga dari waktu
pengadukan seperti yang disyaratkan.
Semen harus ditakar dan dimasukan kedalam mesin-aduk dengan cara
sedemikian rupa sehingga berat semen tidak berkurang, karena tertiup angin
atau menggumpal dipermukaan konveyor atau corong atau ditempat lain yang
bisa mengubah jumlah semen seperti yang disyaratkan dalam adukan beton

Semua beton harus diaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit (90 detik) setelah
semua bahan termasuk air berada dalam mesin-aduk. Selama waktu
pengadukan mesin- aduk harus berputar sesuai putaran rencana.
Mesin-aduk harus berputar dengan otomatis sesuai alat pengatur-waktu yang
dapat diatur dan dikunci oleh Direksi. Alat pengatur-waktu dan mekanik-
pengeluaran harus saling terkait, sehingga selama operasi normal, adukan belum
akan dikeluarkan secara otomatis sampai waktu yang ditetapkan untuk adukan
terlewati
Penakaran yang pertama dari bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin-
aduk harus mengandung sedikit kelebihan semen, pasir dan air atau penakaran
mortar dengan perbandingan yang sama untuk beton dengan tujuan melapisi
bagian dalam drum tanpa mengurangi kandungan mortar dalam adukan. Bila
berhenti mengaduk selama satu jam atau lebih, maka mesin-aduk harus dicuci
bersih.

ii. Mengaduk beton dengan tangan.


Sekiranya Direksi memberi ijin mengaduk dengan tangan, pengadukan harus
dilakukan pada tempat dengan dasar yang kedap air, sedemikian sehingga
menjamin bahan-bahan tercampur secara merata. Kegiatan pengadukan harus
dilakukan sampai menghasilkan adukan homogen sesuai kekentalan yang
diperlukan.

48 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

iii. Beton “Ready-mix”


Beton “ready mix” boleh digunakan dengan persetujuan tertulis dari Direksi.
Persetujuan ini tidak mengikat dengan tanpa alasan, karena Penyedia jasa
harus menunjukkan bahwa bahan beton “ready mix” memenuhi spesifikasi
dalam segala hal. Persyaratan yang ditetapkan seperti pengambilan contoh,
adukan pendahuluan dan percobaan, pengujian dan mutu beton untuk
berbagai kelas beton harus pula diikuti.

iv. Beton Dengan Batching Plant


Beton dengan batching plant harus memenuhi standar Manual Konstruksi dan
Bangunan No. 002/BM/2010 tentang Pemeriksaan Peralatan Produksi Campuran
Beton

Semen (Batching Plant). Terdapat 2 jenis pengoperasian produksi campuran


beton semen, yaitu Free Fall Mixer dan Power Mixer.

Persiapan Peralatan dengan Tipe Free Fall Mixer

Setiap komponen/bagian dari peralatan produksi campuran beton semen tipe


Free Fall Mixer harus diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa
peralatan produksi campuran beton semen yang akan dipakai laik operasi dan
sekaligus laik produksi. Meskipun peralatan dimaksud telah memperoleh
sertifikat laik operasi, namun setiap kali mau dipakai memproduksi campuran
beton semen yang baru, peralatan tersebut tetap harus diperiksa untuk
memastikan bahwa peralatan bisa dioperasikan dengan baik.

Langkah-langkah pemeriksaan peralatan dapat dilaksanakan sebagai berikut:

a. Periksa semua komponen/bagian-bagian dari peralatan/drum


pencampuranya apakah tidak ada kerusakan.

b. Periksa Skip Loader/mangkok pengisinya baik serta kabel penariknya baik.

c. Periksa konstruksi dudukan drum pencampurnya masih baik atau ada


kerusakan.

d. Periksa apakah drum pencampur dapat diputar dengan lancar pada kedua
arah putaran atau tidak.

e. Periksa apakah mangkok pengisi atau Skip Loader dapat dinaik turunkan
dengan lancar atau tidak.

49 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan Peralatan dengan Tipe Power Mixer

Semua bagian/komponen dari peralatan produksi campuran beton semen harus


diperiksa sebelum dioperasikan untuk memastikan bahwa peralatan produksi
campuran beton semen yang bersangkutan benar-benar siap untuk dioperasikan
dalam rangka produksi campuran beton semen sesuai spesifikasi campuran beton
semen sesuai spesifikasi/mutu yang dipersyaratkan.

Walaupun peralatan dimaksud telah memiliki sertifikat laik operasi, tetap harus
diperiksa lagi sebelum dipakai produksi, agar proses produksi beton semen dapat
berjalan dengan baik dan lancar.

Langkah-langkah pemeriksaan komponen atau bagian-bagian penting dari peralatan


produksi campuran beton semen dari tipe Power Mixer, adalah sebagai berikut:

a. Periksa Bin penampung agregat, apakah ada atap perlindungannya atau tidak,
apakah lubang serta pintu pengeluaran agregat dalam kondisi baik atau rusak.

b. Periksa Belt Conveyor pembawa agregat dari Bin ke pencampur masih dalam
kondisi baik, jalannya stabil serta kecepatannya bisa diataur sesuai putaran
elektro motor pemutarnya.

c. Periksa pengaturan bukaan pintu serta Conveyor sebagai pengatur otomatis


penimbang agregat.

d. Periksa pengatur aliran semen dari Silo semen ke penimbang.

e. Periksa penampung air serta pengatur airnya.

f. Periksa pedal-pedal lengan pengaduk serta putaran lengan pengaduk.

g. Periksa motor pemutar.

h. Periksa pintu bukaan pengeluaran pada pan-nya.

i. Periksa komponen/alat-alat timbangnya.

50 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.3.3 Peralatan untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Cara dan peralatan yang digunakan untuk pengangkutan dan pengecoran beton
harus sedemikian sehingga beton mempunyai komposisi yang diperlukan dan
konsisten akan tidak menyebabkan segregasi yang berarti dari agregat kasar, atau
menyebabkan kehilangan “slump” melebihi dua puluh lim (25) mm, atau kehilangan
dalam kandungan-udara sebelum konsolidasi melebihi satu (1%) persen dalam beton.
Dalam hal beton diangkut dan/atau dicor dengan salah satu tipe peralatan seperti
daftar dibawah ini maka alat-alat itu harus dipasang dan ditangani sesuai dengan
uraian sebagai berikut :

1) Truk Pengaduk Beton


Kecepatan mengaduk dari drum harus diantara dua (2) sampai empat (4) putaran
permenit. Isi campuran beton didalm drum harus tidak melebihi kapasitas yang
ditetapkan oleh pabrik atau tidak melebihi tujuh puluh (70%) persen dari isi penuh
dari drum. Atas persetujuan Direksi truk-pengaduk bisa digunakan atau dipakai
untuk menggantikan truk-pengaduk saat pangangkutan beton. Interval antara
dimasukannya air kedalam drum dan pengeluran akhir dari beton dari pengaduk
harus tidak melebihi satu (1) jam. Selama dalam interval ini, campuran harus diaduk
terus menerus dengan kecepatan seperti diatas.

2) Truk Biasa (Non-Agitasi)


Badan truk non-agitasi harus halus dan kedap air. Untuk melindungi terhadap hujan,
maka harus diberi tutup. Truk non-agitasi harus mengeluarkan campuran beton ke
lokasi pekerjaan sebagai adukan yang merata dan teraduk sempurna.
Adukan yang merata akan dapat dianggap memuaskan, bila contoh dari bagian satu
dan bagian lainnya dari bahan-campuran mempunyai “slump” yang tidak berbeda
melebihi dua puluh lima (25) mm. Pengecoran beton harus selesai dalam satu
(1) jam sesudah memasukan air kedalam semen dan agregat.
Dalam keadaan yang tertentu untuk mempercepat pengerasan beton, atau

bila suhu udara tiga puluh (300C) derajat atau lebih, batas waktu pengeluaran beton
harus kurang dari satu (1) jam.

3) Corong Luncuran
Umumnya pengecoran beton dengan corong-luncuran (“chute”) tidak diijinkan
kecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Bila disetujui, “chute”/corong harus

51 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

mempunyai penampang yang pojoknya bulat dan harus mempunyai kemiringan


yang tetap, shingga beton dapat meluncur tanpa segregasi. Bagian-bawah harus
diberi sebuah alat-penuntun atau “drop-chute” atau alat-penuntun dan corong
yang tidak melebihi satu setengah (1.5) meter tingginya untuk mencegah segregasi
saat jatuhnya campuran- beton. “Chute” atau corong luncuran harus dilindungi dari
sinar matahari langsung.

4) Pompa Beton dan Peralatan Pengecoran

Sebelum mulai memompa atau “placer”, kira-kira satu (1) m3 mortar dengan
perbandingan air, bahan campuran tambahan, semen dan agregat-halus sesuai
dengan yang direncanakan untuk adukan-beton biasa, harus dicoba untuk
dilewatkan melalui pipa-“inlet”-pompa. Pipa-pipa itu diusahakan harus dipasang
selurus mungkin.

5) Ban Berjalan (“Belt Conveyor”)


Tidak boleh mengakut adukan beton dengan alat ban-berjalan (“belt conveyor”),
kecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Jika diijinkan alat ban-berjalan harus
digunakan dengan syarat-syarat bahwa alat harus dilindungi dari hujan, angin dan
sinar matahari, dan suatu corong-khusus dengan “chute” tegak harus dipasang
diujung masing-masing alat ban berjalan untuk membatasi jatuhnya beton yang
akan dicor dengan tinggi- jatuh campuran beton maksimal satu setengah (1.5) m.
Perincian lengkap tentang katalog dari pabrik, cetak biru dan sebagainya utnuk
masing-masing tipe dari alat-alat diatas harus diserahkan ke Direksi. Semua alat-alat
itu harus dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan buku-petunjuk dari pabrik.

Alat tipe lain dari yang disebut diatas harus mendapat persetujuan dari Direksi
sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum digunakan.

52 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.3.4 Pengecoran Beton


Beton tidak boleh dicor sebelum pemasangan bekisting kecuali pada pekerjaan yang
tidak dapat menggunakan bekisting karena faktor ketebalan beton ≤ 10 cm, bagian-
bagian yang perlu dipasang didalam beton dan persiapan permukaan beton selesai
dilakukan oleh Penyedia jasa dan diperiksa oleh Direksi.
Kecuali bila disetujui oleh Direksi, beton tidak boleh dicor pada waktu hujan atau
tergenang air dan dalam segala hal tidak boleh dicor dalam air mengalir.
Selama proses ini sarana komunikasi antara lokasi pengadukan dan lokasi
pengecoran, bila dianggap perlu harus disediakan, dioperasikan dan dirawat oleh
Penyedia jasa seperti yang ditentukan Direksi. Tidak ada pembayaran tersendiri atau
tambahan pembayaran kepada Penyedia jasa sebagai biaya tambahan untuk
tersedianya sarana komunikasi.

1) Persiapan Pengecoran
Segera sebelum kegiatan pengecoran dimulai semua permukaan yang akan menerima
adukan beton cor harus dibersihakan dan tidak boleh ada minyak, lumpur, bahan
organis, potongan-kayu, segala macam lapisan cat, kotoran atau bahan lain yang bisa
membusuk. Pembersihan ini bisa dilakukan dengan menggunakan kompresor udara
atau air atau alat lain yang sesuai dengan persetujuan Direksi.
Semua permukaan bekisting dan bahan-bahan yang akan tinggal didalam cor-coran
harus dibersihkan. Permukaan pondasi cadas yang akan diberi adukan-cor harus
dibasahi dan sekiranya ada genangan air harus dikeringkan dahulu.
Permukaan tanah, pasir atau krikil yang akan dicor dengan adukan beton untuk
pondasi harus dibersihkan dari genangan air , aliran air, potongan kayu atau bahan
kotoran lainnya. Permukaan tanah atau pasir dan krikil sebelum ditumpahi adukan
beton untuk pondasi harus dalam keadaan lembab.
Permukaan sambungan “construction joint” (sambungan konstruksi untuk batas
pengecoran) yan g mana akan dicor adukan baru sebelumnya harus dibersihkan dan
dibasahi serta harus mendapat persetujuan lebeh dahulu dari Direksi. Kegiatan

pembersihan harus meliputi pembersihan untuk semua kotoran, sisa- sisa adukan
yang lepas, maupun cat-cat dan benda-benda lainnya.
Permukaan semua sambungan (“construction joint”) harus dibersihkan dari
kelebihan adukan sebelumnya maupun benda-benda asing lainnya dengan jalan
menyikat, memahat atau dengan jalan lain yang disetujui Direksi.

53 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

“Construction joint” harus diisi karet “joint filler” atau material yang sesuai
dengan petunjuk Direksi.

2) Suhu Adukan Beton Selama Pengecoran


Suhu adukan beton selama waktu pengecoran harus tidak lebih dari tiga puluh dua

(320C) derajat Celcius. Penumpukan agregat harus dibawah naungan dan terhindar
dari cuaca panas atau material agregat bisa juga disemprot dengan air. Air untuk
adukkan harus cukup dingin atau campuran beton diisolasi untuk menjaga suhu
adukan- beton dibawah batas yang telah ditetapkan.

3) Pengecoran Beton di dalam Air


Beton tidak boleh di cor dibawah air kecuali tidak dapat dihindari lagi dalam
hal ini harus mendapat persetujuan dari Direksi dan pekerjaan ini harus dilakukan
dengan pengawasan yang teliti.

Banyaknya semen disetiap kelas beton yang dicor didalam air harus ditambah,
sehingga faktor air/semen dalam adukan tidak lebih dari 0,47. “Slump” harus dijaga
tidak boleh melebih sepuluh (10) cm untuk menghindari segregasi. Beton harus
dituangkan hari- hati dalam gumpalan yang kompak pada posisinya yang tepat
dengan bantuan penuntun ataupun alat “bucket” yang bisa dibuka dari bawah atau
alat lain yang disetujui oleh Direksi. Detail usulan pengecoran dalam air harus
dibuat oleh Penyedia jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.

4) Pengecoran

Penyedia jasa harus memberitahu Direksi, kapan dan dimana akan dilakukan
pekerjaan pengecoran beton. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan pada waktu
Direksi atau wakilnya hadir ditempat pekerjaan.
Adukkan-beton yang terlambat dicor dan sudah mulai mengeras atau kecuali dapat
diperbaiki dengan menambah air atau menurunkan “slump” sebesar dua puluh lima
(25) mm atau lebih sesuai dengan persetujuan Direksi, harus dibuang ketmpat
yang ditunjuk oleh Direksi dan biaya pengeluaran atas adukan dan pembuangan
ditanggung oleh Penyedia jasa.
Sejauh ini bila masih memungkinkan beton harus dicurahkan langsung
ketempatnya dan tidak usah dilewatkan jalan lain untuk menghindari segregasi.
Cara dan alat-alat yang dipakai untuk mencurahkan beton kedalam bekisting harus

54 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

sedemikian rupa sehingga tidak akan menghasilkan agregat kasar terpisah dari
adukan lainnya. Penyedia jasa harus menyediakan cara yang cocok untuk menjaga
besi dan bekisting tidak bergeser tempatnya. Tinggi jatuh adukan-beton harus tidak
melebihi satu setengah (1,5) meter.
Semua adukan harus dicurahkan pada lapisan horisontal dan tebal tidak melebihi
empat puluh (40) cm. Direksi berhak untuk meminta tebal lapisan kurang dari empat
puluh
(40) cm bilamana ada kesulitan. Bila bertahan pada tebal 40 cm sesuai dengan
spesifikasi, tinggi satu bagian yang dicor harus ditetapkan seperti pada gambar atau
sesuai pengarahan Direksi.

5) Pemadatan dan Proses Pengerasan Adukan Beton


Masing-masing lapisan adukan harus dipadatkan segera dan dibiarkan
berkonsolidasi dengan menggunakan peralatan yang sesuai, sehingga beton dapat
dipadatkan sampai batas yang memungkinkan. Pengecoran lapisan adukan
berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan yang terdahulu dikerjakan dengan
lengkap.
Umumnya, beton harus dipadatkan dengan alat penggetar listrik atau pneumatik
tipe penggetar dalam yang bekerja dengan kecepatan sekurang-kurangnya tujuh
ribu (7.000) putaran per menit (RPM). Sewaktu dibenamkan kedalam adaukan,
kepala penggetar harus dibenamkan dalam beton secara vertikal dan sekurang-
kurangnya lima (5) cm kedalam lapisan dibawahnya. Kalau sulit menggunakan
penggetar dalam, beton boleh digetarkan dengan tipe penggetar eksternal seperti
yang akan dibicarakan berikut atau dipadatkan dengan menusuk-nusuknya dengan
tongkat seperti pengarahan Direksi
Pemadatan beton pada bagian struktur yang terbuka harus menggunakan alat-
penggetar tipe pembenaman, jika dipakai alat-penggetar bekisting “heavy
duty” harus sesuai petunjuk Direksi. Penggetar bekisting harus ditempelkan kuat-
kuat ke bekisting selama pemadatan, tetapi alat penggetar ini harus dapat
dilepaskan dengan cepat dan ditampelkan kembali keposisi lain pada bagian bekisting
dan harus bekerja dengan kecepatan sekurang-kurangnya delapan ribu (8.000)
putaran per menit (RPM) sewaktu dipakai untuk menggetarkan beton
Penggunaan alat-penggetar harus digunakan secara sistematis dengan pengaturan
interval tertentu, daerah yang terpengaruh jangan sampai bertumpang tindih
sehingga beton dapat dipadatkan dengan sebaik- baiknya.

55 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pada bagian dimana beton yang baru dicor pada masing-masing lapisan berdekatan
dengan beton yang telah mengeras, maka penggetar harus digunakan lebih lama,
penggetar ditusukkan lebih dalam berdekatan/sepanjang bagian yang berhubungan.
Perlu diperhatikan bahwa kepala penggetar tidak boleh menyentuh bagian dinding
bekisting.

E.2.5 Perawatan Beton dan Perlindungan


Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai dengan spesifikasi dan seperti
yang diarahkan oleh Direksi. Penyedia jasa harus menyerahkan cara/metode
perawatan beton. Untuk mendapatkan persetujuan Direksi, sebelum dimulainya
pengecoran yang sebenarnya. Perawatan harus segera dilakukan supaya beton tidak
kehilangan kelembabannya. Beton harus dilindungi dari hujan deras selama dua belas
(12) jam pertama, demikian juga dari air mengalir selama empat belas (14) jam
pertama dari sinar matahari langsung untuk tiga (3) hari pertama.

Semua beton harus dilindungi secara memadai terhadap kemungkinan gangguan


akibat adanya lalulintas, kebakaran atau panas yang berlebihan termasuk panas yang
dihasilkan dari pengelasan besi. Cara-cara perawatan berikut ini harus dianggap
dapat dilaksanakan.

1) Cara Perawatan Kelembaban


Beton harus dijaga tetap lembab terus menerus dengan menjaga kadar airnya
sekurang- kurangnya selama tujuh (7) hari pertama.
Seluruh permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara membasahi
dengan air memakai alat “nozzle”, kain, kapas, keset, karpet basah atau tanah
atau lapisan pasir yang juga bisa dipakai untuk menahan kelembaban. Pada saat
waktu perawatan selesai, permukaan beton harus dibersihkan dari bahan-bahan
perawatan.

2) Cara Perawatan dengan Larutan Kimia


Bila disetujui oleh Direksi, permukaan yang terbuka di udara bisa dirawat
dengan cairan “curing compund” sesuai dengan ASTM C309, PBI 1971 N.1.-2 atau
yang setara.
Larutan kimia ini harus digunakan dengan suatu semprotan bertekanan sedemikian
rupa, sehingga menutup seluruh permukaan beton dengan lapisan merata, dan harus
mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga lapisan ini akan mengeras dalam

56 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

waktu tiga puluh (30) menit sesudah pemakaian. Banyaknya larutan-kimia yang
digunakan harus sanggup menutup rapat seluruh permukaan beton. Mesin semprot
bertenaga ini harus dilengkapi dengan meteran petunjuk tekanan pada waktu
operasional dan alat lainnya untuk mengendalikan tekanan.
“Curing compound” ini harus digunakan kepada beton yang langsung di
“finishing” permukaannya segera setelah mulai hilangnya kelembaban dari
permukaannya, tetapi penggunaannya harus dilakukan sebelum mulai terjadinya
penyusutan akibat kering atau retak yang besar mulai tampak. Kalau terjadi
keterlambatan pada pemakaian “curing compound” mungkin akan terjadi
pengeringan yang menimbulkan retakan pada permukaan, penyemprotan air
dengan semburan halus memakai “nozzle” harus dimulai segera dan harus dilakukan
terus sampai pemakaian bahan kimia dapat dimulai. Bila lapisan bahan kimia rusak
karena sebab- sebab tertentu sebelum masa berakhirnya tujuh (7) hari pertama,
maka bagian yang rusak segera diperbaiki dengan tambahan bahan kimia.

“Curing compound” tidak boleh mengeras selama disimpan, material ini tidak
boleh dilarutkan atau dirubah dengan cara apapun selain sesuai standar dari pabrik.
Pada saat digunakan, bahan kimia harus berupa adukan yang merata. Jika bahan-
kimia tidak digunakan selama seratus dua puluh (120) hari sesudah tanggal
pembuatannya Direksi bisa meminta pengujian tambahan sebelum bahan tersebut
digunakan untuk menentukan apakah bahan tersebut masih memenuhi persyaratan.
Contoh “curing compound” bisa diambil oleh Direksi dipusat pembuatannya atau
dilapangan.

3) Cara Perawatan dengan Membiarkan Bekisting Tetap pada Tempatnya


Beton yang memakai bekisting bisa dirawat dengan membiarkan bekisting tetap
berada ditempatnya. Bekisting harus tetap berada ditempatnya sampai sekurang-
kurangnya tujuh (7) hari pertama, kecuali untuk bagian struktur yang mempunyai
ketebalan lebih tebal dari lima puluh (50) cm, bekisting harus dibiarkan ditempatnya
sekurang- kurangnya lima (5) hari. Bekisting kayu harus tetap basah dengan
penyiraman air selama periode perawatan.

4) Cara Perawatan Uap


Tingkatan penyelesaian akhir dan syarat-syarat untuk “finishing” dari permukaan
beton harus seperti yang ditetapkan disini atau seperti ditampakkan dalam gambar.
“Finishing” pada permukaan beton harus dilakukan oleh tukang

57 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

yang sudah pandai dan berpengalaman.


Kecuali sudah ditetapkan bahwa pada bagian-bagian yang spesifik tidak
diperlukan adanya kegiatan inspeksi, maka “finishing” atas permukaan beton harus
dilakukan hanya bila dihadiri oleh Direksi. Bila diperlukan Direksi akan meminta
pengujian pada permukaan beton untuk menentukan apakah kekasaran permukaan
masih dalam batas yang ditetapkan disini. Kekasaran permukaan beton bisa
digolongkan sebagai “kasar atau halus”. Bekas yang ditinggalkan oleh bekisting yang
kurang rapat atau tidak lurus atau geblekan bekisting yang jelek bisa dianggap
sebagai kekasaran “kasar” dan akan diuji dengan pengukuran langsung. Semua
kekasaran yang lain akan dianggap kekasaran yang “halus” dan akan diuji dengan
menggunakan pelat yang mempunyai sisi lurus, sedang untuk permukaan yang
melengkung akan dipakai/diuji dengan pelat yang mempunyai sisi melengkung yang
setara dengan arah lengkungan bagian yang akan diuji.

Permukaan yang Tampak


Kecuali untuk permukaan yang memerlukan “finishing” khusus, untuk
permukaan beton yang menggunakan bekisting ditandai dengan simbol F1 dan F2.
Tipe F1 digunakan untuk permukaan beton yang memakai bekisting yang akan
menerima bahan-timbun atau beton yang akan dicorkan disitu. Koreksi kekasaran
pada permukaan yang diukur seperti uraian sebelumnya harus hanya diperlukan
untuk cekungan yang melebihi tiga puluh (30) mm.
Tipe F2 digunakan untuk permukaan yang memakai bekisting yang akan terbuka
(“exposed”) secara tetap dan bila diperlukan dengan penampilan yang menarik.
Kekasaran permukaan yang diukur seperti uraian sebelumnya tidak boleh melebihi
sepuluh (10) mm untuk yang kasar dan dua puluh (20) mm untuk yang “halus”.
“Plywood” harus digunakan untuk penyelesaian tersebut.

5) Penyelesaian Akhir pada Lantai Beton Monolit


Bila “finishing” lantai beton monolit tampak pada gambar, cor beton harus berjalan
terus- menerus untuk setebal dan seluas pelat tanpa mengalami perubahan adukan.
Air-adukan harus sedikit mungkin, untuk pengecoran yang sempurna jumlah air akan
ditetapkan oleh Direksi sesudah pengecoran beton, lantai dan permukaan lain harus
disetrika dengan setrika kayu pada permukaan yang benar dan pada elevasi seperti
tampak dalam gambar. Bila ditunjukan dalam gambar atau dalam spesifikasi ini,
permukaan lantai harus diselesaikan dengan “steel trowel” (setrika).

58 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Penyetrikaan harus sedikit mungkin selaras dengan upaya mempertahankan


permukaan yang licin dan padat dan tidak boleh diteruskan sampai saat spesi mulai
mengeras untuk menghindari kelebihan bahan halus terikat dalam penggosokan
ini. Penambahan air, semen kering, atau spesi kering keatas permukaan beton untuk
membantu “finishing” tidak diijinkan

6) Penyelesaian Akhir pada Permukaan Beton Untuk Pelat Jembatan/Talang

Sesudah beton di cor pada tempatnya, beton ini harus dipadatkan dan
permukaannya harus diratakan dengan papan dan diseterika dengan kasut kayu
atau kasut kulit kayu. Satu alat pembentuk bagian tepi harus dipakai pada semua
sisi tepi dan semua “expansion joints”.
Permukaan tidak boleh menonjol atau melompong lebih dari tiga (3) mm
dibawah penggaris lurus sepanjang tiga (3) m. Permukaan harus mempunyai
tekstur kerikil yang mana tidak menyebabkan pengguna / pemakai terpeleset bila
basah.

E.3.6 Pengendalian Mutu


Beberapa pengujian perlu dilakukan untuk kontrol mutu, dimana standar uji dan
frekuensinya harus sesuai dengan Sub-pasal 3.3.1. Tambahan ujui berikut harus juga
dilakukan oleh Penyedia jasa.

1) Uji Kekuatan Tekan


Frekuensi pengujian beton harus memenuhi SNI 2847 Tahun 2019 dimana sampel /
contoh untuk spesimen uji kekuatan setiap campuran beton harus memenuhi salah
satu dari point 1) hingga 3):
1) Setidaknya sekali sehari.
2) Setidaknya sekali untuk setiap 110 m3 beton
3) Setidaknya sekali untuk setiap 460 m2 luas permukaan pelat atau dinding.
Masing-masing contoh harus terdiri dari enam (6) silinder untuk diuji. Tiap contoh
harus terdiri dari enam (6) silinder dengan ukuran berdiameter sepuluh (10) cm dan
panjang dua puluh (20) cm dengan standar perawatan dan diuji pada umur tujuh
(7) hari untuk tiga (3) silinder pertama dan diuji dua puluh delapan (28) hari untuk
sisa tiga (3) silinder yang lainnya sesuai dengan persyaratan ASTM C.39/C.42 atau
ASHTO

59 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

T.23. Kalau ukuran maksimum agregat adalah empat puluh (40) mm, maka silinder
harus berukuran diameter lima belas (15) cm dengan panjang tiga puluh (30) cm.
Kekuatan tekan-beton harus dianggap diterima bila rata-rata tiga (3) hasil uji
kekuatan tekan yang berurutan adalah sama atau melebihi kekuatan yang telah
ditetapkan dan tidak ada satu ujian yang nilainya dibawah kekuatan yang
disyaratkan.
Hasil pengujian dievalusi secara statistik, evaluasi harus dilakukan untuk sepuluh
(10) hasil rata-rata berkeseimbangan menurut basis seperti berikut :
(a) Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari 100 % kekuatan yang
disyaratkan (“specified strength”) dalam Sub-pasal 3.5.2 disini harus tidak boleh
dari dua puluh lima (25%) persen.
(b) Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari delapan puluh (80%)
persen dari kekuatan yang disyaratkan (“specified strength”) dalam Sub-pasal 3.5.2
disini harus tidak lebih dari lima (5%) persen.

Bila dianggap perlu oleh Direksi, kekuatan tekan dari beton yang sudah dicor harus
dicek dengan metode “schmidt hammer”. Frekuensi dari pengujian harus sesuai
petunjuk dari Direksi.

2) Uji “Slump”
Uji “slump” harus dilakukan sebelum pengecoran dan pada waktu pengambilan
contoh untuk uji atau pada waktu sesuai petunjuk Direksi. Uji “slump” harus sesuai
dengan ASTM C.143, AAS HTO T119 atau SNI 1972-90-F.

60 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

3) Pengujian Bahan Beton


Sesuai petunjuk Direksi, Penyedia jasa harus melakukan pengujian untuk bahan
beton akan digunakan dalam pekerjaan dengan spesifikasi serta frekuensi yang
ditentukan dan diarahkan oleh Direksi sebagai berikut :

Aggregates JIS Standard AASHTO SNI


Standard Standards

- “Sieving analysis for coarse, fine E 11+C136 T-27 1968-90-F


aggregate and for stone fineness”

- “Organic impurities in fine aggregate” C 40 T-21 1755-90-A

- “Specific gravity and water absorption


C 128 T-84 1970-90-F
test in fine aggregate”

- “Specific gravity and water absorption T-85


C 127 1969-90-F
test in coarse aggregate”

- “Los Angeles abrasion test”


C 131 T-96 03-2417-1991

- “Soundness of aggregates by use of


Sodium Sulphate” T-104 1758-90-A
C 88

Cement JIS Standard AASHTO SNI


Standard Standards

“Fineness test on cement” C 150 T-128 15-2530-1991

“Strength test on mortar specimens” C 150 T-106 M-111-1990-


03

61 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

4) Catatan Pengecoran Beton dan Pengujian


Catatan yang teliti dan terbaru yang menunjukan tanggal, waktu, cuaca dan suhu
lapangan (bila berbagai posisi pekerjaan berbeda-beda) harus dimonitor oleh
Penyedia jasa dan laporan “quality control” yang berdasarkan hasil ini harus
diserahkan setiap bulan kepada Direksi untuk peninjauan / evaluasi dan catatan
proyek, Penyedia jasa harus juga mencatat hasil untuk semua pengujian beton dan
harus memberi tanda / kode dari hasil uji ini pada bagian mana contoh itu diambil.

5) Toleransi untuk Konstruksi Beton

Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk menyetel dan mempertahankan


bekisting secukupnya dalam batas-batas toleransi, sehingga menjamin pada
pekerjaan yang sudah jadi masih berada dalam toleransi yang ditetapkan disini.
Pekerjaan beton yang melampaui batas toleransi yang telah ditetapkan dalam tabel
berikut harus dibetulkan atau disingkirkan dan diganti dengan biaya dari Penyedia
jasa.

Toleransi untuk Bangunan Beton

i. Bangunan beton monolit

Variasi ketebalan

(1) Menyimpang dasi sumbu yang telah Boleh lebih tipis....... 2.5 % atau kurang
ditetapkan ........................ 5 cm
dari 1 cm

(2) Menyimpang dari bentuk profil yang Boleh lebih tipis....... 2.5 % atau kurang
telah ditetapkan ......................5 cm
dari 1 cm
(3) .
Boleh lebih tebal....... 5 % atau kurang
dari 1 cm
(4)
Variasi ukuran dimensi ........... 0.5 cm

62 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

ii. Bangunan-bangunan umum

(1) Variasi yang diijinkan untuk ketidak dataran dari pelat, balok,
batang melintang terhadap ketentuan dalam gambar

Untuk permukaan yang terbuka setiap panjang 3 meter ............... 1 cm

Untuk permukaan yang tidak terlihat setiap panjang 3 meter ....... .5 cm

(2) Bergesernya dimensi penampang dari kolom-kolom, pilar-pilar, pelat-


pelat, tembok- tembok, balok-balok serta bagian bangunan seperti yang
tercantum pada bagian (1) diatas, boleh

Menyempit ......................................................................... 1 cm

Melebar ............................................................................. 2 cm

E.2.7 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton


Dari Uraian dan Keterangan diatas tentang persyaratan dan ketentuan dalan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton maka kita dapat Menyusun tahapan pekerjaan beton
secara singkat sebagai berikut :

Sebelum proses pengecoran dimulai, harus dilakukan pengecekan yang dapat dilakukan
sebagai berikut:

1) Pemeriksaan Bekisting
Posisi dan kondisi bekisting harus diperiksa sesuai dengan shop drawing yang telah
direncanakan. Bekisting harus lurus sesuai dengan as-nya, tegak, dan tidak bocor.
Bekisting juga harus kuat, tidak mudah bocor, terpasang dengan kokoh agar tidak
bergeser karena getaran dan tekanan adukan beton selama proses pengecoran.
Pemeriksaan ini meliputi:
a. Ukuran bekisting (lebar dan tinggi)
b. Kemungkinan elevasi tidak tepat
c. Kemungkinan tidak tegak lurus terhadap bidang horisontal maupun vertikal
d. Kebersihan lokasi pengecoran
e. Pemeriksaan sambungan bekisting
f. Pemeriksaan perkuatan bekisting
g. Pemasangan beton decking

63 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2) Acuan Cetakan
Acuan cetakan dibuat sedemikian agar sesuai dengan bentuk dan ukuran beton yang akan
dihasilkan. Acuan dan cetakan harus dibuat dengan konstruksi yang kekar dan kaku, agar
bentuk dan ukurannya tidak mudah berubah selama proses pengecoran. Dengan
memperhatikan hal sebagai berikut:

a) Material
Umumnya diusahakan agar dapat digunakan berulangkali, maka pemilihan material
harus memiliki kekuatan, kekakuan dan keawetan yang memadai. Selain harus mudah
dibongkar pasang juga kecil daya serap airnya dan setelah dibuka menghasilkan
permukaan beton yang baik.
b) Desain
Acuan harus cukup kuat dan kekar agar mampu menahan beban berat beton, sehingga
bentuk dan posisi beton tidak berubah. Konstruksi acuan juga mudah dibongkar
pasang dan aman dengan ketepatan yang akurat serta melindungi beton dari
kemungkinan kerusakan.

Sambungan-sambungan pada acuan harus betul-betul rapat air, sehingga air semen
dalam adukan beton tidak mudah keluar. Sambungan perlu diatur dalam posisi tegak
lurus atau sejajar sumbu konstruksi beton, agar lebih mudah diperoleh acuan yang
mempunyai posisi, bentuk dan dimensi yang tepat serta mencegah kebocoran. Jalur-
jalur coakan harus diadakan pada setiap sudut acuan agar sudut beton lebih tumpul,
guna mencegah rusaknya sudut-sudut tersebut waktu acuan dibongkar.

Penyangga acuan harus mampu memikul beban vertikal dan horizontal tanpa adanya
lenturan maupun deformasi.

c) Persiapan
Sebelum dilakukan pengecoran permukaan dalam acuan diberi cairan pelumas, agar
beton tidak melekat pada dinding acuan serta memudahkan pembongkaran tanpa
merusak permukaan beton. Pasak-pasak dan batang-batang baja yang menonjol pada
permukaan beton harus dibuang dan lubang- lubangnya harus ditutup dengan adukan
semen sehingga diperoleh permukaan beton yang halus dan rata.
d) Pemasangan
Sebelum acuan dipasang, tanah dasar harus diratakan dan bila perlu diberikan lapisan
perkuatan untuk meningkatkan daya dukung yang diinginkan serta menghindari
terjadinya penurunan yang tidak merata. Apabila tanah dasar merupakan urugan
maka sebelumnya harus dipadatkan dengan baik.

64 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jika acuan ditempatkan pada dasar sungai yang airnya mengalir maka perlu dilakukan
pengamanan seperlunya.
e) Pemeriksaan
Setelah pemasangan acuan maka harus diperiksa dengan teliti kemungkinan adanya
lengkungan-lengkungan yang tidak diinginkan, lubang-lubang yang menyebabkan
kebocoran air semen dan penyangga acuan yang kurang kuat harus segera ditambah
serta pemeriksaan penahan jarak besi dengan acuan sudah mencukupi agar saat
pengecoran kedudukan besi tulangan tidak berubah. Pemeriksaan ini dilakukan juga
selama pelaksanaan pengecoran sehingga dapat diantisipasi hal-hal yang dapat
merusak kualitas kualitas beton yang dihasilkan.
f) Pembongkaran
Acuan baru dapat dibongkar setelah beton betul-betul mengeras sehingga kuat
memikul beratnya sendiri serta beban tambahan dan tidak ada lagi beban yang harus
dipikul oleh acuan tersebut. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan hati- hati agar
tidak merusak beton.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan yang talah dicapai oleh beton dalam proses
pengerasannya, diambil dari contoh blok-blok beton untuk pengujian yang telah
diadakan pengujian sebelumnya dan pengujian langsung dilapangan menggunakan
Hammer test. Karena contoh blok beton lebih mudah dipadatkan dan dirawat
dibandingkan dengan beton dilapangan.
Urutan pembongkaran dilaksanakan dari bagian-bagian yang bebannya paling ringan
dilanjutkan pada bagian dengan beban yang lebih berat dan bagian yang lebih
penting.
3) Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum pelaksanaan
pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui ukuran,
ketepatan letak, sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai dengan spesifikasi
sesuai gambar desain.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan:
a. Tulangan dalam hal ini yaitu sesuai dengan gambar desain
b. Pemeriksaan sambungan antar Baja Tulangan / wiremesh
c. Pemeriksaan kekuatan bendrat pengikat
d. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya rekatan

65 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4) Pemeriksaan Peralatan Pengecoran
Memeriksa kembali semua peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk mengecor beton,
mulai dari molen beton, vibrator, sekop, hingga cangkul yang akan digunakan dalam
proses pengecoran.
Setelah semua persiapan selesai maka proses pengecoran dapat dilakukan.

5) Pengecoran Beton
Pekerjaan pengecoran dapat dilakukan bila pemasangan bekisting telah selesai
dilakukan. Sebelum pengecoran dilaksanakan tanah dasar atau lantai kerja untuk alas
pengecoran harus dibasahi sampai jenuh demikian pula besi tulangannya. Adukan beton
yang diangkut dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus diminimalisasi
terhadap sinar matahari atau penguapan yang berlebih agar tidak terjadi penyusutan
berlebihan. Apabila terjadi penyusutan berlebih pada adukan beton maka pengecoran
akan lebih sukar mencapai beton dengan kualitas yang baik karena sukar dikerjakan
kecuali mengencerkan adukan dengan menambah air semen kembali dengan
memperhatikan perbandingan faktor air semen yang disyaratkan.
Perlu diadakan pemeriksanan terhadap bagian dalam acuan harus bersih dari bahan
organic ataupun sampah-sampah yang mengurangi mutu beton.
Pada sambungan beton lama dan baru permukaan beton lama harus dikasarkan demikian
pula besi tulangannya harus dibersihkan dengan sikat kawat agar memperoleh lekatan
yang baik. Sambungan ini jika diperlukan dapat dibasahi dengan air semen atau lem beton
yang tersedia dipasaran.
Proses pengiriman beton readymix tidak boleh lebih dari dua jam semenjak mixer truck
meninggalkan maxing plant menuju lokasi proyek. Bila truk tiba melebihi batas waktu
tersebut akan membuat beton mengeras. Maka dari itu sebelum beton dikeluarkan dari
truk dilakukan uji slumpt test. Bila hasil uji slumpt test masih sesuai peraturan maka
beton masih dapat diterima dan dapat digunakan.
Pemadatan adukan beton pada acuan dapat menggunakan alat concrete vibrator atau
alat lainnya disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.

66 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pengecoran Beton pada DI. Wadaslintang sebagai berikut:
1) Sebelum pengecoran dimulai, areal dibersihkan dahulu dari kotoran seperti sampah,
sisa kawat bendrat, debu, potongan kayu, dan kotoran lain yang dapat menghambat
proses pengecoran, dengan menggunakan compressor.
2) Untuk pelaksanaan pengecoran pada tempat yang dapat diakses truck, maka
pengecoran struktur digunakan concrete pump yang menyalurkan beton ready mix
dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang
disambung-sambung menggunakan klem.
3) Sebelum beton dituang ke dalam areal cor, terlebih dahulu dilaksanakan pemeriksaan
workability dari beton berdasarkan pemeriksaan doket (dari jam keluar batching
plant sampai jam masuk proyek). Slump test dilakukan dalam pemeriksaan
workability beton dengan nilai slump yang di persyaratkan.
4) Pemeriksaan semua daerah cold joint (daerah sambungan), dilakukan dengan cara
penyiraman calbond sebelum pengecoran, agar pertemuan antara beton lama dengan
beton baru dapat merekat dengan lebih baik.
5) Setelah beton dituang dari pipa pengecoran, kemudian beton segera diratakan
dengan menggunakan penggaruk atau cangkul dan dipadatkan dengan menggunakan
vibrator.
6) Pemadatan beton menggunakan concreate vibrator. Pemadatan dilakukan untuk
mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak didalam adukan semen
yang timbul pada saat penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan
baik agar menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan
dalam penggetaran beton akan mengakibatkan penurunan mutu beton atau
menyebabkan pengecoran menjadi keropos (tidak padat dan banyak lubang).
7) Jika pengecoran dalam satu segmen terhenti di tengah jalan maka pada tempat
terakhir pemberhentian diberikan calbond.

Penggetaran beton perlu dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :


• Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton dengan posisi
vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh miring sampai dengan 45’.
Penggetaran dengan sudut yang lebih besar akan menyebabkan pemisahan agregat
(segregasi).
• Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau bagian beton yang
mulai mengeras, karena akan mengakibatkan tidak lekatnya antara beton lama
dengan beton baru.

67 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
• Sedapat mungkin vibrator tidak terlalu cepat pada saat penarikan agar rongga bekas
jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
• Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan mengkilap di sekitar
alat penggetar dan pada umumnya dicapai setelah maksimum 30 detik karena jika
terlalu lama akan menyebabkan turunnya kandungan air semen pada beton dan
akan menurunkan mutu betonnya.
• Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan
vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.
• Pemeriksaan top level pada waktu pengecoran dengan menggunakan auto level.
• Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang
sudah direncanakan.
• Kemudian pengecoran dilanjutkan ke bagian lain. Selama proses pengecoran
berlangsung, tidak diperkenankan menambahkan air pada campuran beton karena
akan mengubah kualitas/mutu beton yang telah direncanakan.
• Beton yang sudah rata kemudian dihaluskan.

6) Perawatan Beton
Perawatan beton dilakukan dengan menutup beton menggunakan penutup basah yaitu
dengan memakai bahan yang dapat mempertahankan moisture.
Beton harus dirawat pada suhu di atas 10’ C dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-
kurangnya selama 7 hari setelah pengeoran.
• Beton dikondisikan pada suhu diatas 10’ dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-
kurangnya selama 3 hari pertama setelah pengecoran.
• Proses perawatan harus menjaga kondisi beton hingga beton yang dihasilkan
mempunyai tingkat keawetan paling tidak sama dengan yang dihasilkan oleh
perawatan setelah pengecoran.
• Bila diperlukan oleh pengawas lapangan, maka dapat dilakukan penambahan uji kuat
tekan beton sesuai dengan perawatan benda uji dilapangan untuk menjamin bahwa
proses perawatan yang dilakukan telah memenuhi persyaratan.

68 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.4 Pasangan Batu


E.4.1 Batu Kali
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu kali haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen
dan tidak berpori menurut persetujuan Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang
pasir, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari
sumber yang disetujui oleh Direksi.

Semua persediaan batu untuk pasangan batu di lapangan harus diperlakukan


sedemikian rupa sehingga cukup lembab pada saat akan dipergunakan. Batu-batu
yang dipergunakan dalam pekerjaan atau bagian pekerjaan harus memiliki ukuran
yang mendekati seragam agar tidak terdapat rongga-rongga besar di antara batu.

Penyedia Jasa harus memastikan keakuratan posisi dan dimensi pada pekerjaan
pasangan batu dengan cara membuat acuan berupa profil bowplank. Bahan profil
bowplank dan patok bantu.

Biaya untuk profil bowplank menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

E.4.2 Adukan (Campuran)


i. Adukan untuk pasangan batu terdiri dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps
seperti disebutkan dalam Spesifikasi atau gambar untuk masing-masing
pekerjaan.

ii. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasangan batu menurut
perbandingan isi harus terdiri dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps atau lainnya yang
diperintahkan oleh Direksi pekerjaan tersebut.

iii. Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan. Pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.

iv. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah sesuai dengan standar atau
menurut petunjuk Direksi. Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk
menghasilkan seperti apa yang ditentukan.

v. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh

69 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

vi. Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut.

vi. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak
diperkenankan.

E.4.3 Saringan Kerikil


i. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan yang
mengandung silikat, bersih keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang
melekat, seperti tanah liat.

Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu
lempung atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh.

ii. Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir
sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini :
1. 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
2. Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. Keseragaman ialah
perbandingan antara yang berukuran 60% dengan yang berukuran 10%

(ukuran”X” persen dari suatu bahan seperti ditentukan dalam pasal ini
adalah

ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan “X” % dari contoh bahanyang
diayak).

Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut membutuhkannya, untuk meyakinkan syarat-syarat
Spesifikasi tetap diikuti.

E.4.4 Saringan Pasir


Saringan untuk pasir pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional
Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah
dilalui air menurut persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

70 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.4.5 Penyimpanan Bahan-bahan


Semen untuk adukan harus disimpan seperti petunjuk dari Direksi di atas beton atau
lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga harus
dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.

E.4.6 Penyelesaian Sambungan


Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus
dengan adukan perbandingan 1 Pc : 2 Ps, pada waktu pekerjaan sedang berlangsung,
dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna. Selanjutnya sambungan
yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

E.4.7 Ukuran Batu


i. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.
ii.
tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut, ukuran maksimum harus memperhatikan tebal
dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti tercantum di atas.

E.4.8 Pasangan Batu Pada Pondasi


Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja pasangan batu yang telah ditetapkan dan sesuai petunjuk
Direksi.

Sebelum menghamparkan batu, penyedia jasa wajib menghamparkan adukan untuk


pasangan batu pada tanah yang tidak tergenang air terdiri dengan perbandingan 1 Pc
: 4 Ps sebagai dasar pasangan batu kali.

E.4.9 Alas dan Sambungan


Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipakai
dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok.
Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan
pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya,
serta tidak boleh ada batu yang berimpit satu sama lain. Pasak tidak boleh disisipkan
sesudah semua batu baru selesai dipasang.

71 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.4.9 Pasangan Batu pada Permukaan


i. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah yang
dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi.
Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar
supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.

ii. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan
tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada permukaan
yang kelihatan harus disiar.

E.4.10 Pipa Peresapan


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian
(untuk saluran dalam timbunan suling-suling tak perlu dipasang). Suling-suling harus
dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap
2 m2 permukaan dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Pipa suling-suling harus dipasang
dengan kemiringan sekitar 15⁰ agar air dapat mengalir keluar.

Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan
ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk.

E.4.11 Sambungan Gerak Sederhana


Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana harus
dibuat/ dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk tahan
air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu
penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan
(settlement) yang berbeda.

Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang
terdiri dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian
sambungan, setinggi sambungan tadi.

E.4.12 Perlindungan Perawatan


Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai. Penyedia Jasa harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.

72 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang
cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu atau pasangan
batu kosong yang belum mantap.

E.4.13 Pekerjaan Plesteran


Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan
bata/ batu kali diplester dengan adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3Ps. Campuran
untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran.
Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus
diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada atas saluran, dan
selebar 10 cm untuk muka dan 5 cm di belakang saluran.

E.4.14 Pekerjaan Siaran


Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan
memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran dengan perbandingan
1 Pc : 2 Ps kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Pekerjaan Siaran dilakukan dengan metode Siaran Tenggelam (masuk ke dalam ± 1 cm)

E.4.15 Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja


Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi dengan
lapisan lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan.

1) Lantai Kerja Beton


Untuk lantai kerja yang ditentukan menggunakan beton, beton yang digunakan
adalah mutu B0 atau f’c 7,4 Mpa (K-100).

2) Lantai Kerja Pasangan Batu


Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja pasangan batu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
petunjuk Direksi.

73 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.4.16 Lining Pasangan Batu


Pekerjaan lining pasangan batu pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan
penjelasan pada gambar dan mendapat persetujuan dari Direksi/ Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut.

E.4.17 Lining Beton


Bahan lining beton menggunakan beton dengan mutu sesuai dengan gambar yang
ditetapkan atau yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Supervisi. Adukan beton untuk
lining saluran harus dipadatkan untuk mencapai kuat desak. Beton harus bebas dari
sarang tawon, perhatian khusus pada tepi luar lining harus dilakukan untuk menjamin
beton telah dipadatkan dengan baik.

74 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.5 Pekerjaan Metal / Baja Konstruksi


E.5.1 Material
a) Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru dari pabrik yang resmi dan
setaraf dengan S.t. (DIN 17100-1966).
b) Stank dan batang ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-
1966).
c) Penggunaan material besi tuang tidak diperkenankan.
d) Bolt, nut, & washer / baut, mur, & ring harus dari pabrik resmi dan setaraf U.st.
36- 1 (DIN 1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
e) Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau
las yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
f) Kawat las yang dipakai adalah “Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik
4.760 kg/cm2 atau type yang sama.

E.5.2 Spesifikasi untuk Bangunan Pintu dan Pintu Sorong


1) Bangunan Pintu.
a) Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk
bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus
diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai
mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian
batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus di dua sisi
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian tersebut.
b) Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding,
rangka, ambang, stang ulir gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua bagian
daripada pintu harus cocok dengan gambar kontrak.
c) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambah kuat pada bangunan dengan
baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus
diisi mortar 1 PC : 4 Ps sampai Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut
menganggap cukup.
d) Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas dari puntiran,
bengkok dan deformasi lain sesuai petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut.
e) Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-pintu harus
sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas keawetan sesuai cuaca
Indonesia dan teredam dalam air secara kontinu, dan keterbukaan pada sinar
matahari dimungkinkan pemakaian bahan karet sintetis atau plastik yang

75 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

f) memenuhi persyaratan.
Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah dipasang atau diganti,
dan baut-baut dipakai harus tahan terhadap korosi.
g) Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada
digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi (ukurannya)
secukupnya sedemikian hingga tidak ada dimensi yang kurang.

2) Pintu Sorong
i. Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan dengan tangkai, dan kunci,
gear, serta kopling. Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh lebih dari 10 kg untuk
membuka atau menutup pintu dan as roda setang harus pada elevasi 0,90 m diatas
bangunan atau platform dimana operator akan berdiri.

ii. Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat. Gear harus dari besi tulang atau
selubung/rangka las dilengkapi tutup untuk pemberian pelumas dari gear.

iii. Pintu sorong harus seluruh shop-assmembled (rakitan pabrik) ukuran plat dan
profil pintu harus sesuai dengan gambar.

iv. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap


Operasional dan Pemeliharaan pintu sorong.

E.5.3 Spesifikasi Teknik Umum


1) Gambar kerja dan perhitungan.

ii. Penyedia Jasa harus menyerahkan dengan penawarannya detail spesifikasi dari
semua peralatan-peralatan yang harus dipasang pada penerimaan (acceptance)
dari penawaran, spesifikasi yang diserahkan harus dimasukkan dalam Dokumen
kontrak.

iii. Penyedia Jasa juga harus menyiapkan detail gambar kerja untuk semua bagian
pekerjaan dalam bentuk yang dikehendaki Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut, untuk setiap bagian pekerjaan tersebut.

2) Persetujuan gambar dan perhitungan

Jika setiap saat setelah persetujuan diberikan oleh Direksi ditemukan bahwa ada
gambar-gambar dan dokumen-dokumen kontrak, perubahan-perubahan dan

76 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

tambahan-tambahan sesuai dengan perhitungan Direksi, harus dibuat oleh


Penyedia Jasa dan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai sesuai petunjuk Direksi,
tanpa tambahan biaya menurut perhitungan Penyedia Jasa.

3) Penyiapan Bahan-bahan

i. Semua kegiatan sedapat mungkin dilakukan di dalam/sekitar wilayah (proyek).


ii. Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam pekerjaan
konstruksi baja modern.

- Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh
cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek.
- Lubang baut harus betul-betul bulat.
- Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter
nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas
dengan baut.
- Jika mungkin, mesin dengan “a fixed driling line” harus digunakan. Lubang-
lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0,25 mm. Gerigi-gerigi pada
permukaan luar harus dihilangkan.

iii. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai berada
dalam daerah geser (shearzone).
Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3 mm
dan maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur. Di bawah mur pada baut
jangkar dan di bawah semua kepala baut dan mur, harus dilengkapi “heavy
duty washer”. Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus
menggunakan “bevelled washer”. Kepala dari mur harus diputar benar, dengan
kunci Inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0,30 m.
iv. Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan
menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, program lengkap yang
menunjukkan :
- Type pengelasan.
- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang diperlukan
untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah
pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan dan semua lubang, pori dan
berkas-berkas terbakar harus diperbaiki.

77 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi ketentuan di
bawah ini :
Tebal plat : Diameter kawat las : Aliran Listrik
(mm) (mm) (A)
2-4 : 3/32” (2,381 mm) : 35-90
4-6 : 1/8” (3,175 mm) : 60-125

9-10 : 5/32” (3,870 mm) : 95-160


11-15 : 5/32” (3,870 mm) : 95-160
15-20 : 3/16” (4,763 mm) : 120-200

v. Ketentuan tambahan Pengelasan:


- Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu
dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur
metal atau las busur otomatis.
- Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan oleh
standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini.
- Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan
listrik selama pengelasan berlangsung.
- Semua bagian yang di-las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin
harus di-las dahulu sebelum di-machining, kecuali tercantum ketentuan lain.
- Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Process of Arc welding
carbon and Carbon Manganise Steels.

4) Pemasangan

Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar
kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut di tempat pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut
jangkar, penahan, seal dan sebagainya.

i. Semua bagian yang ditanam dan dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti/tepat sebelum dan selama pengecoran.
Dinding plat, sandaran dan ambang harus digrouting seperti ditunjukkan dalam

78 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

gambar atau atas petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

Grouting harus dilaksanakan dengan metode yang disetujui Direksi/ Konsultan


Supervisi pekerjaan tersebut dan harus menjamin kesatuan yang utuh.

ii. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh
Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari tempat


pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi.

Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas,


sesuai syarat dari pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka harus diberi gemuk
kwalitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci
harus disediakan Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.

iii. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian pekerjaan dari kontrak
ini.

E.5.4 Persyaratan Kerja dan Spesifikasi Teknis


1) Daun Pintu

i. Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai dengan
Gambar, serta lebar dan tinggi bersih daun pintu
ii. Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air
adalah 6 (enam) mm, termasuk kelonggaran korosi 2 (dua) milimeter;
iii. Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi 2
(dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari 1/800
bentang pada beban maksimum;

Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut, mur
dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara divulkanisir
agar menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih besar dari 50%
(lima puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk
sedemikian sehingga dapat menahan air dengan baik.

79 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

2) Kerangka Pintu

Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas
dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada
pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika
konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh
Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

i. Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan
agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan
agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu
kali tanpa terjadi pelenturan.

ii. Kerangka Sponing


Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter
pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesin
dan diperkeras untuk memberikan perlindungan terhadap keausan.

iii. Kerangka Atas

Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat.

3) Stang

Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dan
tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,

menurunkan dan memegang pintu. Stang harus terdiri dari peralatan


mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda gigi, tuas pemutar dan
komponen lain yang memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang harus
direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika konstruksi stang
yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus dibuat oleh Penyedia
Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

80 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

i. Peralatan Mekanis, meliputi :

- Tumpuan/Bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder, atau datar.
- Roda Gigi Reduksi
Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons pospor
tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi dan bantalan
harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus mempunyai “rumah”
(gearbox) yang dapat dilepaskan untuk memudahkan pelumasan.
Set Gearbox beserta Roda gigi di dalamnya menggunakan Merk AUMA. Dan
disesuaikan dengan Drat Stangnya dan setting sedemikian rupa hingga
pengoperasian pintu dapat berfungsi dengan baik (pengoperasian
menggunakan tenaga manusia maupun tenaga elektromekanis dapat diputar
dengan mudah). (sambungan di dalam Set Gearbox dipasang dengan presisi).
- Kopling
Kopling harus dilengkapi, untuk penyesuaian dan pelekatan secara tetap
pada poros sesudah penyesuaian kedudukan pintu di lapangan.
- Ulir Pengangkatan
Stainless steel atau Baja mild steel (S45C, ST60 atau setara yang dibuktikan
dengan sertifikat). tidak diperkenankan menggunakan ferro casting (besi cor
atau besi tuang).

Type Ulir 1 jalur. Untuk saluran Primer menggunakan diameter minimal 75


mm, Saluran Sekunder menggunakan diameter minimal 2” dan Saluran
Tersier menggunakan diameter minimal 38 mm.
Diameter ulir juga harus disesuaikan dengan ukuran pintu dan tinggi
pengoperasian pintu.

- Tongkat Penghubung

Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.

- Handle Operasi Manual

Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang dapat
mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya untuk memutar
alat harus lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram.

81 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

- Alat Angkat (menggunakan) Motor Listrik (Aktuator)

Alat angkat sistim ini dipasang permanen, terdiri dari : as penerus / putar,
kotak roda gigi (gearbox) dan unit penggerak motor listrik. Untuk operasi
pemeliharaan sistim alat angkat ini dilengkapi dengan alat pemutar tangan
(handwheel). Alat angkat ini harus mempunyai limit switch, sehingga jika
pintu sudah bergerak membuka atau menutup pada batas maksimal, maka
penggerak akan berhenti secara otomatis. Disamping itu, aktuator juga
dilengkapi dengan switch pengaman torsi, sehingga apabila pintu terganjal
benda asing, maka otomatis berhenti, untuk menghindari kerusakan /
terbakar karena overload pada komponan lainnya. Untuk operasi normal
dilakukan melalui unit control yang menjadi satu kesatuan dalam aktuator
tersebut. Spesifikasi dan pemilihan aktuator mengikuti syarat berikut :

• Tegangan : 380 V 50 Hz

• Masukan sinyal pengendalian : 4 ~ 20 mA

• Kedudukan katup output sinyal : 4 ~ 20 mA

• Suhu lingkungan : 10°C ~ 55°C

• Kelas perlindungan : sesuai dengan IEC145 IP65

Merk Aktuator dan Gearbox menggunakan AUMA (Germany).

Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi berupa brosur, leaflet dan
informasi lain yang berkaitan dengan produk yang akan dikerjakan/dipasang
beserta metode pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai. Dan setelah
disetujui, metode pemasangan harus sesuai dengan standar yang dikeluarkan
oleh vendor.

- Garansi

Penyedia Jasa harus memperhatikan proses distribusi, pemasangan dan


perawatan produk sedemikian rupa untuk menjaga keberlakuan garansi resmi.
Apabila pada masa garansi produk terdapat kerusakan, penyedia Jasa wajib
melakukan klaim garansi kepada vendor terkait sampai barang dapat berfungsi
kembali secara normal.

82 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

- Lain-lain

Penyedia Jasa wajib melampirkan manual Operasi dan Pemeliharaan produk,


nomor kontak layanan pelanggan produk, dan selama masa pemeliharaan
kontrak, Penyedia Jasa wajib mendampingi dalam hal operasi dan
pemeliharaan, sehingga apabila ada kerusakan, maka resiko ditanggung
sepenuhnya oleh penyedia jasa.

Type Aktuator yang digunakan, menyesuaikan antara dimensi pintu, dengan 3


tabel parameter actuator standar berikut ini. Dengan persetujuan direksi dan
konsultan supervisi.

83 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tabel 1 Parameter Aktuator Standart 1

84 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tabel 2 Parameter Aktuator Standart 2

85 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tabel 3 Parameter Aktuator Standart 3

86 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. Alat Bantu berupa Generator Set

Pada umumnya sumber tenaga untuk mengoperasikan peralatan Hidromekanik


adalah tenaga listrik PLN. Untuk alat angkat elektromekanis yang sumber
tenaganya dari PLN, perlu dilengkapi dengan sumber tenaga cadangan yaitu
Generator Set (Genset). Genset terdiri 2 (dua) komponen utama yaitu :
komponen mesin penggerak dan komponen generator pembangkit tenaga listrik.
Mesin penggerak umumnya mesin diesel berbahan bakar minyak solar. Untuk gas
buang harus dibuang ke luar melaiui pipa penghubung antara lubang exhaust
generator dengan silencer. Spesifikasi engine genset harus mengikuti hal-hal
berikut :

• Power (Output Ratings) : Min. 7,0 kVA – 20,0 kVA @1500 RPM

• Type : Silent

• No. of Cylinder : 3 cylinders in-line

• Cooling methode : Water cooled

• Engine Speed : 1500 RPM

• Fuel Consumption : 4,4 – 5,7 l/hr

• Battery Voltage : 12 V

E.5.5 Test dan Garansi


1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest, dihadapan
Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut sebelum penyerahannya
untuk membuktikan bisa dioperasikan dengan memuaskan.

2) Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, beberapa perubahan harus dikerjakan
oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut tanpa pembayaran ekstra.

87 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

3) Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan garansi


tertulis selama jangka waktu 1 tahun untuk semua pekerjaan, meliputi perbaikan
dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin terjadi dalam jangka waktu
tanpa biaya tambahan.

4) Semua pekerjaan dalam masa pemeliharaan yang membutuhkan Operasional dan


Pemeliharaan menjadi kewajiban dan tanggung jawab Penyedia Jasa termasuk
biaya listrik, oli, BBM, kerusakan bangunan, penggantian sparepart, dan lain lain.

E.5.6 Pengecatan
1) Bahan-bahan untuk pengecatan
Roda gigi, kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-bidang
baja yang setelah pemasangan di lokasi akan bersentuhan secara putar atau geser,
dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.

Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan


lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama
pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut plastik ini dilepas sebelum
peralatan itu dipasang.

Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
PUBI- 1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan
contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan untuk dipakai, harus
diserahkan kepada Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke
tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang
telah kaduluwarsa seperti yang dituliskan pada kaleng tidak boleh dipakai, bahan cat
seperti itu harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya
diaduk dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara yang
dibenarkan oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan tidak boleh
diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai
dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan
corak seperti diperintahkan oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut dan jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat
Variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat.

88 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

2) Pelaksanaan Pengecatan Pekerjaan Baja


Kecuali ditentukan lain permukaan baja yang akan dicat harus dibersihkan dengan sikat
kawat.
a) Sebelum pemasangan di pabrik, semua permukaan dari pekerjaan baja yang
akan selalu bersentuhan atau tidak kelihatan setelah pemasangan di pabrik
harus dibersihkan dan dicat dengan satu lapis cat dasar kecuali permukaan
yang akan dilas.

b) Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan


atau dicat sebagai berikut :
1. Yang dikerjakan dengan mesin, satu lapisan cat campuran timah putih
dan lilin atau dengan vernis tahan karat atau plastik yang disetujui.
2. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan
dilapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain.

3. Yang akan bersentuhan dengan beton,aspal, makadam atau bitumen


penahan air, tidak perlu pengerjaan apa-apa atau pengecatan.
4. Yang akan bersentuhan dengan pekerjaan batu, satu lapis cat dasar.
5. Semua permukaan lainnya jika tidak ditentukan lain, satu lapisan cat
dasar sesudah diadakan pemeriksaan di pabrik oleh Direksi/Konsultan
Supervisi.

c) Sebelum pemasangan di lapangan, permukaan yang diterangkan dalam B (b)


di atas, harus dibersihkan dan dilapisi dengan satu lapis cat dasar, sebelum
dilaksanakan penyambungannya.

d) Sesudah pemasangan di lapangan, permukaan harus dibersihkan sampai


mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan
kemudian dikerjakan sebagai berikut :
1. Bila untuk bagian-bagian mekanik; dibersihkan dengan larutan dan
kemudian dibersihkan dan digosok mengkilap.
2. Bila kontak dengan beton; dibersihkan dengan dikerok dan disikat dengan
sikat baja, sesaat sebelum diselubungi beton.
3. Bila kontak dengan aspal; termakadam atau pengendap air dari bitumen;
dibersihkan dan dilapisi dengan bitumen panas.
4. Bila kontak dengan batu bata; pasangan batu atau bila tertutup oleh
beton setebal kurang dari 4 cm; dicat satu kali dengan cat bitumen.

89 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

5. Bila kontak dengan kayu; dibersihkan dan dicat dengan 2 lapis cat dasar
dan 2 lapis campuran bitumen; lapisan terakhir harus dicatkan sebelum
kayu dipasang.
6. Bagi permukaan-permukaan tersebut dalam b (5) di atas yang sebelumnya
sudah diberi cat dan menjadi rusak karena pasangan, maka harus
diperbaiki dengan cara membersihkan bagian-bagian yang rusak sampai
disetujui Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut, bila perlu sampai mencapai logamnya. Kemudian
tepi dari cat yang masih utuh digosok dengan amplas dan dicat dengan
cat dasar satu kali.

Tiap lapis penambal harus melampui cat yang semula dan tidak rusak selebar
minimum 5 cm. Kecuali ditentukan lainnya, maka semua permukaan yang sudah
diberi cat dasar, akan dilapisi cat dasar lagi dan kemudian dengan 2 lapis cat
penutup.

3) Pengecatan Daun Pintu


Kecuali disyaratkan lain, maka pekerjaan baja kontruksi dan alat-alat pengatur air
dan lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan dengan
tata cara sebagai berikut :
i. Terbuka terhadap pengaruh iklim terlindung atau tidak :
1. Dibersihkan dengan sikat kawat baja kecuali ditentukan lain oleh Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
2. Dua lapis cat dasar timah meni.
3. Dua lapis cat oksida besi atau dua cat aluminium.

ii. Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air,
termasuk semua pintu :
1. Dibersihkan dengan sikat kawat baja.
2. Dicat dasar dua lapis.
3. Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis
cat oksida terbatu bara.

iii. Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang
harus dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya, bagaimana
ditunjukkan oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut.

90 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

iv. Penggunaan kualitas cat adalah kualitas terbaik untuk pekerjaan ini sesuai
petunjuk direksi.

v. Pengecatan untuk Perangkat Pintu Air Baru:

1. Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi


Pekerjaan

2. Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk
pengecatan dari pabrik
3. Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
4. Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan
peralatan yang disarankan dari pabrik;
5. Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1
(satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
6. Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di
lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel;
7. Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada
permukaan. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya
agar seragam selama dipergunakan;
8. Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang
suhunya kurang dari 10°C
9. Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan;
10. Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
11. Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan
permukaan. Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu
seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya;
12. Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan;
13. Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan
pada bagian–bagian di bawah ini:

a. Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang


ada di atas permukaan tanah.
b. Semua daun pintu

91 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

c. Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai


SNI 06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis
pelindung
d. Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang
disebutkan di atas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 2
(dua) lapis cat epoxy atau yang sekualitas. Tebal total lapisan tersebut
termasuk cat dasar harus 0,15 mm – 0,20 mm. Semua peralatan harus
dicat sesuai dengan standar pabrik.
e. Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang
tampak selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan
harus dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam
bensin agar tidak berkarat

vi. Pengecatan Ulang untuk Pintu Air Eksisting (Lama)

1. Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi


Pekerjaan;
2. Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk
pengecatan dari pabrik;
3. Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
4. Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1
(satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;

5. Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada


permukaan. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya
agar seragam selama dipergunakan;
6. Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang
suhunya kurang dari 10°C
7. Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan;
8. Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
9. Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan;
10. Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan
pada bagian–bagian di bawah ini :
a. Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang
ada di atas permukaan tanah.

92 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

b. Semua daun pintu


c. Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai
SNI 06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis
pelindung
d. Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang
disebutkan di atas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat epoxy atau
yang sekualitas. Tebal pengecatan ulang minimal 0,10 mm. Sebelum
dilakukan pengecatan ulang, dilakukan pengukuran bersama antara
Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa ketebalan cat eksisting setelah
permukaan dibersihkan dari kotoran (lumpur,. Semua peralatan harus
dicat sesuai dengan standar pabrik.

e. Untuk permukaan logam yang sudah terkorosi (cat sudah mengelupas


/ hilang) harus dibersihkan terlebih dahulu, selanjutnya dicat 1 (satu)
lapis cat dasar dan 2 (dua) lapis cat epoxy atau yang sekualitas. Tebal
total lapisan tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 mm – 0,20 mm.
Semua peralatan harus dicat sesuai dengan standar pabrik.

Semua biaya dalam pekerjaan pada sub bagian ini harus sudah dianggap termasuk
dalam harga satuan pekerjaan pintu sesuai dengan item pekerjaan dalam daftar
kuantitas dan harga.

E.5.7 Pemeriksaan dan Perakitan


1) Pemeriksaan Bahan & Mutu
Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut atau pejabat yang bertugas
mengadakan pemeriksaan terhadap bahan-bahan, mutu pekerjaan pabrik, percobaan
perakitan di pabrik, harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan. Pemeriksaan itu
meliputi :
a) Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa
bahan di atas sesuai dengan standar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang
dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai harus ditunjukkan
pemeriksaan.
b) Memeriksa ukuran.
c) Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan.
d) Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja.

93 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

e) Percobaan perakitan dan mengujian hasilnya.


f) Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.

Semua biaya dalam pekerjaan pada sub bagian ini harus sudah dianggap termasuk
dalam harga satuan pekerjaan pintu sesuai dengan item pekerjaan dalam daftar
kuantitas dan harga.

2) Pengerjaan di Lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan
perancah sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Sebelum pelaksanaan dimulai di lapangan Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada

Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut untuk


mendapat persetujuan, cara yang diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta
melaksanakan pengaturan dan pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

3) Permukaan yang Bersentuhan


Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan logam lain
permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat bitumen, segera
sebelum pemasangan.

Aluminium tidak boleh di pasang pada beton basah atau pasangan batu, atau dipasang
tetap pada beton yang masih mudah. Bila perlu untuk menghubungkan aluminium
dengan baja atau besi tulang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan
pemisah yang disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.

Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu, bata atau
beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dahulu dan bahan sambungan
harus diberi seng.

4) Pemasangan Bagian-bagian
Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan
beton atau pasangan batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas angkur, plat
perletakan dan lain-lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.

94 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

5) Perencanaan, Perhitungan dan Gambar


Gambar dan Spesifikasi menunjukkan macam logam yang dibutuhkan dan ukuran-
ukuran pokoknya. Penyedia Jasa harus merencanakan semua bangunan dan pintu-
pintu dilengkapi dengan penjelasan perhitungan dan gambar-gambar dari pabrik dan
diserahkan kepada Direksi sebelum dibuat oleh pabrik.

Tiga rangkap dari setiap gambar harus dibuat, dan setiap perubahan dilakukan oleh
Direksi harus dibuat gambarnya tanpa pembayaran ekstra.

Pabrik dilarang melakukan pembuatan sebelum menerima persetujuan Direksi secara


tertulis dengan telah memberi tanda persetujuan pada setiap set dari tiga set yang
di buat. Penyedia Jasa juga harus menyediakan gambar kerja yang menunjukkan
usulan dan metode pelaksanaan/pemasangan peralatan tersebut yang akan
digunakan dan gambar tersebut harus mendapat persetujuan seperti gambar-gambar
yang akan dikerjakan pabrik di atas, sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaannya
pada bangunan yang bersangkutan.

Apabila ukuran tebal dari bagian-bagian pintu tercantum di dalam gambar bestek,
ukuran tebal di atas dianggap sebagai ukuran minimum yang diperkenankan.

Pintu-pintu besi terlebih dahulu harus diperiksa oleh Direksi dan Konsultan Supervisi
tersebut ke pabrik, sebelum dikirim ke lapangan.

6) Pipa Besi Galvanis untuk Sandaran


Pipa besi lunak galvanisir harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI. Diameter
pipa Ø 2’’ t = 2 mm. Sambungan ulir harus sesuai dengan persetujuan mengenai
sambungan. Sambungan ulir harus dari besi tuang digalvanisir dengan “beaded
pattern thread”.

Setelah penyambungan dan pemasangan dari sandaran lengkap, dan bangunan yang
bersangkutan telah selesai, besi sandaran tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa
beton dan dicat.

95 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.6 Fasilitas untuk Operasi dan Pemeliharaan


E.6.1 Papan Operasi
Papan operasi harus dibuat dan dipasang pada setiap bendung dan pada setiap
bangunan- bangunan bagi. Papan dan tiang-tiangnya harus dibuat dari kayu kelas
satu dan harus dipasang pada beton cor kelas K.125, papan harus sesuai dengan
penjelasan dari Album Gambar Standar Perencana Irigasi atau sesuai dengan
petunjuk Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan
tersebut.

E.6.2 Skala Duga (Peilschal)


i. Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengaturan bukaan pintu
harus dipasang di lokasi sebagai berikut :
- Sisi hulu dari tiap bendung pada satu tembok pangkal.
- Sisi hulu dari tiap bangunan ukur.
- Pada pintu-pintu Romyn dan Crump de Gruyter.
ii. Skala duga yang dipasang pada hulu bendung harus diatur dengan titik nol
sesuai mercu bendung dan dipasang pada dinding, cukup jauh muka air terjun
dari mercu bendung. Bila mungkin pengukur dipasang pada dinding luar alur
utama sungai, untuk menghindari dari kerusakana kibat benda-benda
terapung pada waktu banjir, tapi harus mudah terlihat dari tangkis atau
jembatan pelayanan.

Skala duga dibuat dari teraso atau marmer dengan pembagian 0,1 meter,
sesuai dengan penjelasan dari Album Standar Perencanaan Irigasi atau
menurut ketentuan lain dalam gambar.

iii. Skala duga yang dipasang di hulu bangunan pengukur dibuat dari
besi/aluminium dengan tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso
putih pada campuran 1 PC : 3 Psr dengan lekukan-lekukan untuk garis-garis
dan angka-angka setebal 3 mm dijelaskan pada gambar sesuai dengan
spesifikasi teknis ini menurut perintah direksi.

iv. Skala duga untuk pintu Romyn dan Crump de Gruyter disediakan termasuk
penyediaan pintu-pintu dan harus terbuat dari kuningan sesuai dengan
Album Standar Bangunan-bangunan Irigasi atau secara lain seperti ditunjukan
pada gambar.

96 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.6.3 Tanda Petunjuk Duga


Untuk skala dugaan seperti yang disyaratkan, disamping tiap skala duga harus
dipasang suatu pelat baja lain terpisah dengan jarak 10 cm yang ditandai dengan
suatu alur yang menunjukkan garis terbatas pada skala duga. Apabila karena sesuatu
hal skala duga menjadi rusak/hilang, pelat baja ini dapat menolong untuk
pemasangan skala duga baru.

E.6.4 Tanda Duga Muka Air Sungai


Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan
pengambilan dan bangunan pembagi dalam saluran dan terbuat dari marmer atau
teraso putih dengan ukuran 0,2 x 0,2 m dipasang dengan adukan 1 Pc x 3 Ps seperti
ditunjukkan pada gambar. Garis tanda muka air dan huruf dinyatakan dengan
membuat alur.

97 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.7 SPESIFIKASI KHUSUS


E.7.1 Sambungan dengan Pasangan Batu yang ada (lama)
Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu lama
harus dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan debu, disikat
dan disiram (dibasahi) dengan air sampai jenuh.

Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila pasangan batu lama sudah bersih dari
noda, kotoran, debu, berbentuk kasar dan cukup basah.

E.7.2 Bongkaran Pasangan Lama


a) Pekerjaan bongkaran pasangan lama sesuai petunjuk Direksi dengan
memperhatikan gambar-gambar konstruksi yang ada dalam dokumen tender.
Dalam proses pembongkaran hendaknya mengutamakan keselamatan pekerja
dan menggunakan alat sesuai dengan kebutuhan. Penyedia jasa harus selalu
melakukan koordinasi dengan Direksi/Konsultan Supervisi.

b) Bahan-bahan bekas bongkaran yang tidak diperbolehkan dipakai dalam


pekerjaan, harus segera di buang dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan
oleh Direksi/Konsultan Supervisi.

c) Kerusakan yang diakibatkan kelalaian Penyedia Jasa untuk pekerjaan bongkaran


merupakan tanggung jawab dan resiko Penyedia Jasa.

98 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.7.3 Bongkaran Beton Lama


a) Pekerjaan bongkaran beton lama sesuai petunjuk Direksi dengan memperhatikan
gambar-gambar konstruksi yang ada dalam dokumen tender. Dalam proses
pembongkaran hendaknya mengutamakan keselamatan pekerja dan
menggunakan alat sesuai dengan kebutuhan. Penyedia jasa harus selalu
melakukan koordinasi dengan Direksi.

b) Bahan-bahan bekas bongkaran yang tidak diperbolehkan dipakai dalam


pekerjaan, harus segera di buang dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan
oleh Direksi.

c) Kerusakan yang diakibatkan kelalaian Penyedia Jasa untuk pekerjaan bongkaran


merupakan tanggung jawab dan resiko Penyedia Jasa.

E.7.4 Siaran dan Plesteran pada Pasangan Batu yang ada (lama)
a) Pekerjaan siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah pasangan batu
lama bersih dari debu, lumpur dan kotoran lainnya; dan sesudah itu cukup
disiram (dibasahi) dengan air bersih.
b) Siaran lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu lama,
kemudian pekerjaan siar dilaksanakan.
c) Plesteran yang baru setebal 1 cm dilaksanakan setelah permukaan pasangan batu
lama bersih dari noda, kotoran dan permukaan cukup kasar (dibetel), kemudian
dibasahi dengan air bersih.

E.7.5 Pengecatan kembali Pintu-pintu Air yang ada (lama)


a) Pintu air yang lama harus dibersihkan dari noda, kotoran, debu, lumpur dan
pelumas serta kotoran lainnya.
b) Seluruh bidang permukaan pengecatan harus diamplas dan bersih dari cat yang
lama serta bebas dari noda-noda lainnya.
c) Apabila bidang permukaan yang ada, dicat ulang, masih terhalang dengan noda-
noda seperti oli, karet, maka hal ini harus disikat terlebih dahulu dengan minyak
pelarut khusus.
d) Pengecatan dilakukan dua kali.
e) Pembongkaran Dan Pemasangan Kembali Pintu – Pintu Air.
f) Pembongkaran pintu lama yang kelak akan dipasang kembali, harus dilaksanakan
secara hati-hati dengan membetel pasangan batu (dinding) lama.

99 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

g) Pembongkaran, pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan kembali harus


dilaksanakan secara hati-hati, tidak menimbulkan kerusakan, perubahan
bentuk/ukuran dari pintu yang dibongkar tersebut.
h) Kerusakan yang timbul akibat pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa yang bersangkutan.

E.7.6 Geo-Textile dan Geo-Membrane


Material geo-textile dan geo-membrane harus bersih, kuat bebas dari luka, sobek
atau cacat-cacat lainnya serta dibuat dan diperoleh dari produsen/ pabrik dan
supplier yang dapat dipertanggungjawabkan. Penempatan/ pemasangan geo-textile
dan geo-membrane harus di lokasi yang sesuai dengan gambar atau perintah PPK.

Pemasangan geo-textile dan geo-membrane dimaksudkan untuk meningkatkan daya


dukung fondasi dan stabilitas lereng yang sekaligus untuk melindungi permukaan
lereng. Bila geo-textile dipasang pada fondasi riprap dan bronjong batu pada
pekerjaan perbaikan sungai, geo-textile berfungsi sebagai filter untuk mencegah
tanah/ butiran material fondasi lolos ke dalam bronjong batu yang merusak stabilitas
fondasi.

1) Matras Geo-Textile dan Geo-Membrane

a. Material untuk Matras Geo-Textile

Geo-textile yang dipakai/ berfungsi sebagai matras harus geo-textile dari tipe
tenunan yang dibuat dari material yang tahan/ awet terhadap keasaman tanah
dan tanah yang bersifat alkali, bakteri & efek biologis lainnya, ultra violet, dan
harus fleksibel. Untuk itu, material geo-textile harus dibuat dari bahan
stabilized poly propylene atau polyester atau bahan sejenis yang disetujui PPK.
Material geo-textile harus memiliki sifat fisik yang harus memenuhi syarat/
ketentuan paling sedikit sebagai berikut :

100 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nilai yang disyaratkan

Pondasi
Item Penggunaan Keterangan
pada Rip-
Umum
rap untuk
Sungai, dll.

1. Minimum Strip
Tensile Strength
40kN/m 100kN/m ASTM D 4595 atau
- in warp *)
setara
- in weft *) 40kN/m 100kN/m ASTM D 4595 atau
setara

2. Ketebalan 1.0 mm~2.0 ± 10 mm ASTM D 1777 atau


mm setara

3. Max.Elongation at ± 21% 10% ~ 20% ASTM D 4595 atau


Max.Load setara

4. Penyerapan Air >5 >15 BS 6906 atau setara


(Water Permeability) liter/sq.m/sec liter/sq.m/sec

*) tenunan (woven)

101 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

b. Material untuk Matras Geo-Grid

Material untuk matras geo-grid sama dengan material untuk matras geo-
textile seperti diuraikan pada spesifikasi ini, tetapi harus memiliki sifat fisik
yang harus memenuhi syarat/ ketentuan paling sedikit sebagai berikut :

Item Nilai yang disyaratkan Keterangan

1. Minimum Tensile 180 kN/m ASTM D4595


Strength

2. Max.Strain at Max.Load 12% -

3. Seam Size 15 x 15 mm~20 x 20 -


mm

c. Pemasangan, Penghamparan Matras Geo-Textile dan Geo-Grid

Matras geo-textile dan geo-grid harus dipasang, dihampar dengan merata


pada permukaan tanah sehingga tidak boleh ada bagian matras yang
bergelombang. Harus dicegah timbulnya gaya tarik, tensile stress,
terhadap matras kecuali bila diperintahkan PPK.

Cacat sobek atau cacat-cacat lain yang terjadi pada matras pada saat
dihampar dan diratakan harus dicegah, dan bila terjadi cacat harus segera
diperbaiki oleh Penyedia dengan menambah matras, over laid, di atas
matras geo-textile dan geo-grid yang sudah terpasang atau dengan cara
lain yang disetujui PPK. Apabila geo-textile atau geo-grid dipakai untuk
membungkus pematus lantai (under drain) yang terdiri dari kerikil, maka
kedua ujung geo-textile atau geo- grid harus diberi sambungan overlapped
tidak kurang dari 20 cm atau sesuai dengan perintah PPK.

Sambungan geo-textile atau geo-grid harus dilaksanakan cara yang sesuai


dan dengan material dan peralatan yang mendapat rekomendasi produsen
atau supplier sesudah mendapat persetujuan PPK. Penyambungan harus
dikerjakan berhati-hati sehingga tidak merusak material sesuai dengan
perintah PPK atau metoda yang direkomendasi produsen atau supplier,
material sambungan harus memiliki strip strength yang lebih kuat
dibanding material matras geo-textile.

102 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Apabila geo-grid dipasang/ dihampar pada talud, geo-grid harus dipasang


dengan rapat dan kuat pada permukaan talud tersebut dengan paku kawat
atau pasak yang masuk ke dalam tanah tidak kurang dari 15 cm

sesuai dengan ketentuan yang direkomendasi produsen atau supplier atau


perintah PPK.

E.7.7 Filter Geo-textile

Lokasi pemasangan filter geo-textile diperlihatkan dalam gambar atau sesuai


dengan perintah PPK. Material filter harus bersih, bagus tanpa cacat/ luka dan harus
berasal dari produsen atau supplier yang bertanggung jawab. Filter geo- textile
akan dipakai untuk fasilitas pematus/ drain : under drain, weep hole, gabion
mattress, riprap dan lain-lain.

a. Material

Geo-textile yang dipakai sebagai filter harus tipe bukan tenunan/ non-woven
type, terbuat dari material yang kuat dan tahan/ awet terhadap bakteri dan
pengaruh biologi lainnya, keasaman & alkali tanah, ultra violet dan fleksibel
serta berasal dari bahan stabilized polyster yang setara atau material yang
disetujui PPK.

Sifat fisik material filter geo-textile harus memenuhi ketentuan sebagai


berikut:

Item Tipe-1 Tipe-2 Keterangan

1. Berat minimum (g/m2) 300 550 ASTM D5261 atau


setara

2. Tebal minimum (mm) 3 4,5 ASTM D 1777 atau


setara

3. Tensile strength minimum 28 35 ASTM D 1777 atau


(kN/m) setara

4. Permeabilitas (cm/detik) >1x10- >1x10- ASTM D 4491 atau


1 1 setara

103 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kecuali bila ditentukan lain oleh gambar atau PPK, geo-textile yang dipakai
di lokasi pekerjaan harus Tipe-1 sedang Tipe-2 terbatas hanya dipasang untuk
bangunan besar misalnya penyambat/ seal untuk terowong.

b. Pemasangan, Penghamparan Filter Geo-Textile

Penempatan, penghamparan, pemasangan, pembungkusan, penyambungan filter


geo-textile harus mengikuti ketentuan yang diuraikan dalam gambar rencana dan
spesifikasi Teknis.

E.7.8 Geo-Membrane/Water Proofing Sheet

Material geo-membrane harus bersih, bagus, tanpa ada cacat sobek atau luka atau
cacat-cacat lain dan berasal dari produsen dan supplier yang bertanggung jawab.
Geo-membrane biasa dipakai untuk membentuk lapisan kedap air, water proofing,
yang ditempatkan di saluran atau terowong pada lokasi yang ditentukan sesuai
dengan gambar atau yang direncanakan/ diperintahkan PPK.

a. Material Geo-Membrane
Geo-membrane yang dipakai harus dari tipe bukan tenun dari bahan yang awet/
tahan terhadap bakteri dan efek geologis lainnya, keasaman tanah, alkali tanah,
ultra violet dan lain-lain serta bersifat cukup fleksibel. Material geo- membrane ini
harus berasal dari stabilized polyethylene atau material yang setara yang disetujui
PPK.

104 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sifat fisik material geo-membrane tersebut harus memenuhi kriteria sebagai


berikut:

Item Tipe-1 Tipe-2 Tipe-3 Standard Test

1. Minimum thickness 0,50 1,00 1,50 ASTM D 751


(mm)

2. Minimum density 0,94 0,94 0,94 ASTM D 1505


(g/cm3)

3. Min.tensile at 14 21 40 ASTM D638 Type IV


break (kN/m)

4. Min.tensile at yield 9 17 27 ASTM D638 Type IV


(kN/m)

5. Elongation at yield ± 13 ± 13 ± 13 ASTM D 638 Type IV


(%)

Tipe geo-membrane yang dipakai di lokasi pekerjaan harus sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar kerja atau perintah PPK.

b. Penempatan & Pemasangan Geo-Membrane

Geo-membrane harus diletakkan dengan berhati-hati, teliti dan baik sehingga tidak
timbul kerutan, gelombang, luka atau cacat dan terletak rapi dan merata pada
permukaan tanah fondasi, atau beton. Tidak boleh terjadi tegangan tarik, tensile
stress, pada saat penghamparan dan pemasangan geo-membrane dan bila terjadi
luka, sobek, atau cacat lain harus diperbaiki sesuai dengan rekomendasi produsen
atau supplier atau dipasang lapisan tambahan, atau cara lain dengan persetujuan
PPK.

Bila dilakukan splicing, harus dikerjakan dengan baik sesuai dengan metoda,
peralatan, dan material yang direkomendasi produsen/ supplier dan bila geo-
membrane dipasang pada talud lereng, harus dikerjakan dengan metoda yang
direkomendasikan produsen, supplier atau sesuai dengan perintah PPK.

105 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.7.9 Geo-Grid untuk Perlindungan Talud/Lereng

Geo-grid umumnya dipasang untuk mencegah erosi talud/ lereng timbunan atau
galian tanah sebelum gebalan rumput tumbuh dengan baik, di lokasi yang ditunjukkan
pada gambar kerja atau sesuai perintah PPK. Geo-grid yang dipakai harus bersih,
bagus dan utuh tanpa luka/ sobek atau cacat lainnya.

a. Material Geo-Grid untuk Perlindungan Talud/Lereng

Geo-grid yang dipasang untuk perlindungan talud/ lereng harus tipe jaring, net,
yang terbuat dari bahan alamiah yang kuat dan tahan untuk beberapa musim hujan.
Geo-grid yang dipakai untuk pekerjaan ini harus terbuat dari bahan yang berasal
dari fiber sabut kelapa atau material lain yang disetujui PPK dengan tebal 10 mm
yang terdiri dari lapisan jaring atas dan jaring bawah/ dasar yang terbuat dari tali
rami dimana kedua lapis tersebut harus menyatu dengan kuat. Bobot geo-grid yang
dipakai harus 600 ~ 700 gram/m2 sesuai dengan persetujuan PPK.

b. Penempatan & Pemasangan Geo-Grid untuk Perlindungan Talud/Lereng

Tanah tempat geo-grid akan dipasang harus dipersiapkan lebih dahulu dengan
kedalaman tidak kurang dari 7,50 cm pada kondisi tanah yang tidak terlalu basah
atau kering sesuai dengan penilaian PPK.

Sesudah permukaan tanah selesai dipersiapkan, geo-grid dipasang dengan teliti,


merata di atas permukaan tanah yang baik tanpa kerutan/ gelombang, atau
tegangan dan bila terjadi kerusakan, luka, sobek dan cacat lain harus diperbaiki
dengan metoda yang direkomendasi produsen atau supplier atau memberi lapisan
tambahan geo-grid atau cara lain sesuai perintah PPK.

Bila lembaran geo-grid dipasang berderet/ berdampingan, kedua ujung tepi/ pinggir
harus diberi kelebihan, over lapping, selebar paling sedikit 10 cm. Dan bila dipasang
pada lereng, tepi atas lembaran geo-grid yang di bawah harus berada di bawah tepi
bawah lembaran yang di atasnya dengan over lapping selebar paling sedikit 10 cm.

Kalau diperlukan splicing, harus dikerjakan dengan metoda yang mendapat


rekomendasi dari produsen atau supplier. Agar supaya lembaran geo-grid terpasang
dengan rapat dan kuat pada permukaan tanah harus dipaku dengan kawat atau paku
dari bambu dengan kedalaman paling sedikit 15 cm sesuai dengan rekomendasi
produsen atau supplier atau perintah PPK.

106 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.8 Pekerjaan Saluran dan Bangunan / Sarana Fasilitas O & P dan


Pekerjaan Tambahan

E.8.1 Pekerjaan tangga monyet


Tangga monyet dengan menggunakan besi berdiameter Ø 20 mm dirangkai dengan
las listrik kemudian dipasang dengan mengebor dinding bangunan.

E.8.2 PVC Waterstops


1) Lingkup Pekerjaan

Penyedia harus menyediakan dan memasang waterstops yang terbuat dari bahan
polyvinyl-chloride dengan bentuk dan ukuran/ dimensi sesuai dengan lokasi
pekerjaan dan berdasarkan gambar kerja atau perintah PPK. Untuk mempermudah
pelaksanaan pemasangan waterstop dalam cetakan beton dapat dilakukan dengan
memakai waterstop dengan sayap atau flange yang terpisah, tetapi, sebelum beton
untuk bagian akhir sambungan dituang/ dicor, bagian sayap atau flange tersebut
harus disambungkan terlebih dahulu dengan metoda yang disetujui PPK sehingga
tidak ada beton atau mortar mengalir ke celah di antara 2 (dua) flange tersebut.

2) Pembuatan

Penyedia harus menyediakan material, peralatan dan sumber daya listrik yang
diperlukan untuk sambungan flange dan pemasangan waterstop. Sambungan flange
yang dibuat kerja dapat dilakukan dengan memotong waterstop sesuai dengan
keperluan, memanasi ujung-ujungnya sehingga meleleh dan menyambungnya
kembali sesuai dengan yang direncanakan.
Pemanasan ujung sambungan harus dikerjakan dengan peralatan untuk
penyambungan yang telah memperoleh rekomendasi dari produsen waterstop
bersangkutan atau dengan peralatan thermostatically controlled electric device
lain yang disetujui PPK.
Waterstop yang akan dipasang di lokasi dimana terdapat perubahan arah/sumbu
harus dipotong dan disambung di lokasi tersebut untuk mencegah distorsi dan
tekukan pada web atau flange.
Pemasangan waterstop khususnya di tempat pertemuan 2 (dua) lembar waterstop
harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga kedua sumbunya berimpitan.
Penyedia harus merawat, menjaga dan mengamankan waterstop selama
pelaksanaan seluruh pekerjaan sedang berlangsung.
107 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bila sesudah penuangan/ pengecoran beton selesai dikerjakan, dijumpai perubahan


posisi atau bentuk waterstop, beton di sekitar waterstop harus dibongkar untuk
membetulkannya dan selanjutnya beton dicor ulang dengan biaya menjadi tanggung
jawab Penyedia.

3) Material

Waterstop harus terbuat dari bahan senyawa elastometric plastic, 100% PVC
(polyvinyl-chloride). Produk tersebut harus padat, homogen (serba sama), tidak
berongga/ berlubang atau cacat lainnya.
Waterstop yang dipakai menggunakan waterstop WPC WSF 200 Maspion atau
setara dengan persetujuan Direksi.
Tebal : 20 mm
Lebar : 200 mm

E.8.3 Pekerjaan Gebalan rumput


Rumput yang digunakan jenis Manila, rumput gebalan harus tebal dan bersama akar-
akarnya, rumput bukan berasal dari tanah yang susut besar, ukuran 25 cm x 25 cm.
Crucuk-crucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput.
Ukuran dari crucuk-crucuk tadi paling tidak panjangnya 30cm dengan diameter 2-3
cm dan dipasang 3 buah crucuk untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4 cm.
Topsoil dan pupuk merupakan tanggungjawabkontraktor dan tidak ada pembayaran
terpisah untuk ini. Rumput harus dipelihara setidaknya sampai masa pemeliharaan
berakhir.

E.8.4 Joint Filler dan Sealant


1) Lingkup Pekerjaan
Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan yang
berlaku pada lingkup pekerjaan ini menurut gambar dan daftar kuantitas dan harga.
Bahan pengisi dan penutup sambungan (joint filler and sealant) harus disediakan dan
dipasang pada sambungan ekspansi sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi Teknis.
Penyedia wajib menyediakan semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggunaan dan penempatan filler serta pemasangan sealant pada sambungan beton.
Penyedia wajib menyampaikan rincian material yang akan dipergunakan dalam
konstruksi sambungan ekspansi kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan.

108 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Lempengan joint filler harus dipasang pada seluruh permukaan sambungan beton
sepenuhnya tanpa adanya celah atau ruangan di antara bagian joint filler atau
permukaan beton. Pemakaian paku untuk pemasangan joint filler tidak
diperbolehkan.
Joint filler yang dipakai harus dibuat dari bahan campuran aspal dengan bahan filler
atau tepung mineral dan harus memenuhi sifat fisik sebagai berikut:

- compressive strength at half thick compressed : lebih dari 90 kgf/cm2

- recovery : 65% ~ 90%

- protrusion at half thick compressed : 3 ~ 10 mm

- bending stress at deflection of 10 mm : 3 kgf ~ 15 kgf

- thickness at filler board : 20 mm.

Seluruh permukaan sambungan ekspansi baik eksternal maupun internal harus ditutup
dengan flexible joint sealant yang secara kimiawi sesuai dengan bahan filler.
Pemasangan sealant tersebut menggunakan alat khusus sampai kedalaman 25 mm
dari permukaan.

Pada sambungan ekspansi dari lantai jembatan yang telah diisi dengan joint filler
masih terdapat celah dengan lebar 20 mm dan kedalaman 60 mm atau sesuai dengan
gambar kerja, celah tersebut harus diisi dengan aspal cair yang panas di atas joint
filler pada seluruh penampang melintangnya sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK.

E.8.5 Sambungan Ekspansi


Sambungan eskpansi harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi
ini di lokasi dan desain yang dirinci dalam gambar kerja.

Bila ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK, waterstop atau pipa
PVC untuk besi-pasak harus terkubur dengan tepat dan baik dalam beton yang dituang
pertama kali: Filler yang akan dipakai untuk sambungan ekspansi harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, Pasal H-5, dan harus dipotong sesuai dengan bentuk
permukaan sambungan dan dipasang pada permukaan beton lama dengan baik
sehingga tidak akan bergeser pada saat penuangan beton baru sedang dikerjakan.

109 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Segera sesudah cetakan dibongkar, sambungan ekspansi harus diperiksa, adukan


beton dan mortar yang melekat pada sambungan harus dipotong dengan hati-hati dan
dibuang.

Seluruh permukaan luar dan dalam dari sambungan ekspansi harus dibersihkan dan
dipersiapkan untuk pemasangan joint sealant. Bahan untuk sealant harus sesuai
dengan bahan untuk filler dan mudah dipasang untuk sambungan mendatar ataupun
tegak. Penggunaan sealant berikut primer yang diperlukan harus sesuai dengan
petunjuk/panduan dari produsen bahan tersebut.

E.8.6 Pasak Besi (Dowel Bar)


Pasak besi harus dipasang pada sambungan ekspansi sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK. Pasak besi harus terbuat dari besi bulat polos yang harus dan memenuhi
syarat sebagai besi tulangan seperti diuraikan dalam dari Spesifikasi ini.

Setengah dari panjang pasak besi harus terbungkus dengan pipa PVC atau bahan
lainnya yang disetujui PPK untuk mencegahnya menjadi satu kesatuan dengan beton
di sekitarnya dan harus dipasang pada setiap jarak sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK. Sedang setengah dari panjang pasak besi lainnya menjadi satu kesatuan
yang kokoh dengan beton dari sisi sambungan yang lain.

Panjang dowel bar 1.0 meter, dengan kedalaman pada salah satu sisinya sebesar 0.5
meter. Diameter yang digunakan sebesar 19 mm.

E.8.7 Baja Profil Siku


Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan yang
berlaku pada lingkup pekerjaan ini menurut gambar dan daftar kuantitas dan harga.

Untuk spesifikasi material dapat merujuk ke spesifikasi pekerjaan baja.

E.8.8 Nomen Klatur


Nomen klatur yang kami pasang, nomen klatur yang kami pesan dalam bentuk jadi
dapat dari bahan marmer atau plat baja pada orang atau badan usaha yang sudah
ahli dibidangnya dengan terlebih dahulu konsultasi kepada direksi dari apa nomen
klatur yang dibuat serta bentuk tulisannya. Nomen klatur dipasang dengan tata letak
sesuai arahan direksi/ pengawas lapangan dan sudah dipersiapkan dudukannya,
sehingga mudah merekat/ memasangnya

110 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.8.9 Kisi-Kisi Sampah


Kisi-kisi sampah / Saringan sampah terbuat dari bahan besi tuang yang dilas pada
kerangka bukaan yang ada atau diberi kunci untuk menghindarkan hilang atau
lepasnya saringan. Setelah saringan terpasang pada kerangkanya, maka dipasang
dengan menggunakan campuran beton K-175 serta menggunakan pembesian untuk
mengikat antara kerangka dan pembetonan.

E.8.10 Pekerjaan Instalasi Listrik dan Lampu


1) Bahan
a. Kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standart SPLN merk Supreme,
Kabel Metal, Kabelindo atau Eterna, mempunya rated voltage sebesar 220/380
volt. Tahanan isolasi kabel harus sedemikian sehingga kebocoran tidak
melebihi 1 mA setiap 100 m Panjang kabel. Jenis kabel yang digunakan untuk
stop kontak, AC, penerangan adalah kabel NYM sedangkan grounding adalah
kabel NYA.
b. Saklar dan stop kontak menggunakan tipe inbow merk Broco, Panasonic,
Clipsal dan Schenider. Merk Saklar dan stop kontak dalam satu bangunan harus
diseragamkan.
c. Stop kontak menggunakan tipe yang ada pelindungnya/penutup dengan sistem
putar.
d. Saklar dan stop kontak harus memiliki jalur arus positif tersendiri untuk
masing-masing titik (tidak digabung).

e. MCB menggunakan produk MG/Scheneider, Broco, Panasonic, Fuji, Clipsal


atau merk lain yang setara kapasitasnya dan atas persetujuan Direksi.
f. MCB ditempatkan dalam Box Inbow dengan kapasitas disesuaikan jumlah MCB
terpasang.
g. Lampu menggunakan merk Philips, Panasonic, Osram dan Hanochs dengan
tegangan kerja 220 volt s/d 240 volt.
h. Fixture lampu menggunakan produk yang sama dengan lampu yang dipakai
dan harus sesuai dengan jenis dan konsumsi daya lampu yang akan dipasang.
i. Grounding menggunakan batang tembaga massif ½ inch
j. Penggantian merk selain yang ditunjuk harus melalui persetujuan Direksi.

2) Tata Cara Pemasangan Instalasi Listrik


a. Pemasangan kabel untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PLN dan
PUIL.

111 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

b. Semua material, perlengkapan dan alat yang diperlukan untuk kesempurnaan


pekerjaan harus disediakan walaupun tidak secara khusus ditentukan dalam
gambar atau spesifikasi guna menjamin keselamatan dan kesempurnaan fungsi
dan operasi distribusi listrik dan sudah harus diperhitungkan dalam harga
kontrak.
c. Semua kabel instalasi listrik yang tertanam di dalam dinding dipasang
menggunakan pipa conduit.
d. Instalasi listrik di atas plafon jalur pemasangan harus mengikuti rangka plafon
dan diikat kabel ties dengan jarak maksimal 1 meter, dan pada titik-titik
pertemuan harus menggunakan T-Dos. Pemasangan harus rapi dan tidak
merusak utilitas lainnya.
e. Satu lubang T-Dos hanya boleh diisi dengan 1 jalur kabel, jenis T-dos yang
digunakan (cabang 3 atau cabang 4) menyesuaikan jumlah percabangan kabel
dengan maksimal percabangan kabel adalah 4.
f. Pipa conduit yang digunakan harus mempunyai diameter dalam sebesar

1.5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindungi dan minimal 5/8”
g. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan bantu yang sesuai dan tidak
boleh melebihi strength dan stress maksimum yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat kabel.

3) Tata Cara Pemasangan fixture lampu, lampu, saklar dan stop kontak
a. Pemasangan saklar dan stop kontak menggunakan inbow dos
b. Saklar dipasang pada dinding dengan ketinggian 150 cm dari permukaan
lantai.
c. Stop kontak dipasang pada dinding dengan ketinggian 40 cm dari permukaan
lantai, kecuali untuk sanggar P3A dipasang pada ketinggian 150 cm daripada
permukaan lantai.

4) Tata Cara Pemasangan grounding/pembumian


a. Sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badan peralatan
listrik atau benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana
pada keadaan normal benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam
keadaann gangguan seperti hubungan singkat pgasa ke badan peralatan
kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan.

112 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

b. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara


peralatan yang digrounding dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
c. Grounding rod menggunakan batang tembaga massif ½ inch
d. Konduktor penghubung antara peralatan yang digrounding dengan grounding
rod menggunakan kabel berisolasi NYA
e. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian Grounding
rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 1 m dengan tahanan
sesuai standard PLN.

E.8.11 Rumah Genset


1) Lingkup Pekerjaan
i. Pekerjaan fondasi
Pekerjaan fondasi memakai pasangan batu 1:4 dengan galian dan timbunan
untuk fondasi dangkal.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan
direksi.
ii. Pekerjaan tembok
Pekerjaan ini menggunakan struktur dinding bata merah tipe N dengan plesteran
dan acian sesuai dengan SNI/standar mutu yang berlaku.

Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
iii. Pekerjaan struktur
Untuk pekerjaan kolom, sloof, ringbalk plat beton teras menggunakan beton
tulangan K 225 dengan dimensi praktis sesuai dengan SNI/standar mutu yang
berlaku.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
iv. Pekerjaan atap
Atap menggunakan rangka baja ringan dengan penutup multiroof
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
v. Pekerjaan perlengkapan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan pintu jendela sesuai dengan
gambar pelaksanaan, dengan kayu kualitas kelas II.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.

113 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

vi. Pekerjaan sanitasi


Pekerjaan ini meliputi plumbing (air bersih dan air kotor), septiktank, bak mandi,
kloset, dan assesorisnya.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
vii. Pekerjaan finishing
Pekerjaan ini meliputi pengecatan, lantai keramik, dan plafon.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.
viii. Komponen Generator Set
Rumah Generator Set harus sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk
memudahakan operasi dan pemeliharaan, seperti Rolling Door, alur untuk
pembuangan oli, pemasangan dan perbaikan knalpot, pemasangan dan perbaikan
genset dan sebagainya.

ix. Tralis besi


Tralis besi berukuran 1 m x 1,2 m berfungsi sebagai sirkulasi udara. Pemasangan
trails besi harus kuat dan dicat dengan cat meni besi minimal 2 lapis dan cat besi
minimal 2 lapis.
x. Perlengkapan
Setiap Generator Set, dan MCCB harus dilengkapi dengan grounding pada masing-
masing item tersebut.

2) Pemasangan
Pemasangan/pelaksanaan struktur dalam sub bagian ini dilakukan sesuai dengan
standar-standar yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Semua pekerjaan sesuai dengan gambar dan atas arahan dan persetujuan direksi.

E.8.12 Sanggar P3A


Sanggar P3A berfungsi sebagai tempat berkumpulnya P3A untuk melakukan rapat
rutin, diskusi dan kegiatan sosial yang mendukung peningkatan kesejahteraan petani
dan peningkatan hasil produksi pertanian. Sanggar P3A direncanakan berada di tanah
seluas 25 x 25 meter. Sanggar P3A memiliki bentuk desain joglo khas Jawa Tengah,
dengan dilengkapi lampu penerangan, perkerasan paving block serta pagar di
sekeliling tanah yang masih berstatus asset BBWS Serayu Opak.

114 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

a) Material
- Kayu yang digunakan dalam konstruksi menggunakan jenis Mahoni kelas
Perhutani (Grade A) untuk Kolom dan Balok serta Struktur Atap.

E.8.13 Pengaman Pintu Air dan Elektromekanis


Pengaman Pintu Air berfungsi untuk menjaga peralatan elektromekanik seperti
Actuactor, Gearbox dan Panel serta peralatan lainnya. Pengaman Pintu harus
memiliki struktur yang kuat terhadap cuaca dan kuat terhadap kemungkinan
pencurian.

Pengaman Pintu Air minimal meliputi pekerjaan-pekerjaan berikut ini:

➢ Pekerjaan Pembesian

➢ Pekerjaan Bekisting

➢ Pekerjaan Beton K-225 dengan Concrete Mixer

➢ Pemasangan Genteng metal ukuran 80 x 100 atap jurai Rumah


Pintu Tralis

➢ Pemasangan atap rangka atap baja canal dingin profil c75 Rumah
Pintu Tralis

➢ Pemasangan nok genteng metal Rumah Pintu Tralis

➢ Teralis Pengaman Pintu

Teralis Pengaman menggunakan besi ulir diameter 16 mm. Terdapat pintu yang
mudah untuk dioperasikan dan dilengkapi dengan pengaman (kunci). Teralis dicat
menggunakan warna biru dengan diawali cat dasar dan difinishing menggunakan cat
marine.

E.8.14 Pembersihan Karat


Pintu Air yang ada mayoritas sudah mengalami penurunan kondisi dan penurunan
fungsi. Pembersihan karat berfungsi untuk mengembalikan fungsi seperti semula

1) Pembersihan karat
Pembersihan karat dapat menggunakan gerinda tangan yang dilengkapi dengan
brush. Karat harus hilang pada seluruh permukaan pintu dan framenya. Agar karat
dan sisa pembersihan dapat benar benar bersih. Maka dapat menggunakan air
compressor untuk membersihkannya.
115 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.8.15 Pengecatan Pintu Air


Pintu Air yang ada mayoritas sudah mengalami penurunan kondisi dan penurunan
fungsi. pengecatan Pintu Air berfungsi untuk mengembalikan fungsi seperti semula.

1) Pengecatan
Setelah pintu air dan frame sudah bersih dari Karat. Pintu Air dan Frame harus dilapis
secara bertahap. Tahap pertama dilapis menggunakan cat dasar meni besi sebanyak
2 lapis. Tiap lapis, harus memiliki ketebalan minimal 100 mikron dan merata. Jarak
antara perlapisan harus diberikan jeda dan pastikan bahwa permukaan sudah tepat
untuk dilakukan pelapisan ke-2. Tahap kedua, pintu air dan frame dilapis
menggunakan cat kapal / cat marine sebanyak minimal 2 lapisan. Tiap lapisan harus
memiliki jeda yang tepat agar cat dapat menempel dan awet. Tebal tiap lapisan
minimal 100 mikron.

Setelah pekerjaan selesai, pintu harus terpasang dengan baik dan dapat dioperasikan
sesuai fungsinya.

Cat kapal atau cat marine memiliki spesifikasi minimal seperti Cat Jotun, Cat
Transcoat, Cat Hempel atau yang setara dengan persetujuan Direksi.

E.8.16 Listrik PLN


Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan yang
berlaku dalam pekerjaan elektrikal.

1) Pemasangan
Semua metode pemasangan dalam pekerjaan ini sesuai dengan tata cara/standar
dan ketentuan yang berlaku dalam pekerjaan elektrikal.

E.8.17 Pagar Pengaman BRC


1) Lingkup Pekerjaan
Semua spesifikasi dalam pekerjaan ini sesuai dengan standar dan ketentuan yang
berlaku pada lingkup pekerjaan ini menurut gambar dan daftar kuantitas dan harga.

116 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.8.18 Patok – patok


Patok terbuat dari beton K-125 dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm atau pipa paralon
ukuran 4 inchi, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok-patok
dipasang dengan jarak tertentu yang telah disetujui oleh pihak direksi.
Untuk setiap titik polygon dan sipat datar harus digunakan patok

E.8.18 Jalan Inspeksi


Jalan Inspeksi terdiri dari lapis Pondasi, beton K-100 untuk lantai kerja dan Beton K-
225 pada lapis paling atas. Spesifikasi dan metode pelaksanaan Jalan inspeksi harus
memenuhi Kriteria Perencanaan Irigasi 04 Bagian Bangunan Tahun 2013 dan Panduan
Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan Kementrian PUPR Tahun 2016.

Stripping pada pekerjaan jalan inspeksi harus menghilangkan akar, benda- benda
organic beserta kotoran yang dapat mengurangi mutu ataupun memiliki kualitas
tanah yang rendah sehingga dapat menimbulkan displacement.

Apabila ada rencana untuk peningkatan terhadap manfaat dari fungsi jalan inspeksi,
dimana beban yang melintas melebihi kriteria pada Panduan Pembangunan Jalan dan
Jembatan Pedesaan Kementrian PUPR Tahun 2016. , maka perlu adanya review dari
konsultan Supervisi terhadap jenis konstruksi jalan Inspeksi.

PENUTUP
Semua Uraian Metode Pelaksanaan ini, kami sadari jauh dari kesempurnaan,namun
dalam pelaksaan pekerjaan bila kami yang bias ditunjuk sebagai pelaksana
pekerjaan,maka semua akan lebih kami sempurnakan dengan mengacu pada gambar
dan spesifikasi teknis pekerjaan.

Bogor, 06 Februari 2023


PT. WASKITA JAYA PURNAMA –
PT. MEDAL JAYA PURNAMA KSO

H. ERIK IRAWAN SUGANDA, B.sc.,MA.


Direktur KSO

117 |PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI DI. WADASLINTANG SALURAN SEKUNDER SUB BEDEGOLAN ( LANJUTAN )

Anda mungkin juga menyukai