BAB 2 Martin
BAB 2 Martin
BAB 2
MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
A. Uraian Umum
Manajemen proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh
para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk
mencapai target yang telah ditentukan. Dengan adanya manajemen proyek maka,
wewenang dan tanggung jawab dari pihak – pihak yang terlibat dalam proyek,
sehingga tidak terjadi overlapping. (Chairil Nizar, 2011).
Dalam sebuah pembangunan suatu proyek memiliki tujuan akhir dalam
memanajemen proyek tersebut antara lain:
a. Tepat waktu.
b. Tepat kuantitas (dimensi proyek).
c. Tepat kualitas (standar mutu).
d. Tepat biaya (sesuai biaya rencana).
e. Tercapainya K3 dengan baik.
Manajemen konstruksi yang baik dibutuhkan agar tercipta sistem organisasi proyek
yang efisien. Adapun manajemen konstruksi yang baik, yaitu :
a. Merencanakan proyek secara efektif.
b. Mengidentifikasi kendala-kendala.
c. Merencanakan kemungkinan mengadopsi salah satu cara agar proyek dapat
mencapai sasaran.
d. Perencanaan sumber daya yang sesuai dengan fungsinya.
Manajemen mengenal suatu urutan pelaksanaan yang menggambarkan bahwa
ada tindakan-tindakan manajemen untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebagai suatu proses. Secara umum fungsi manajemen meliputi penetapan
tujuan/sasaran yang diikuti dengan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), pengendalian (controlling), dan evaluasi
(evaluating). Jika seluruh tahapan tersebut diilustrasikan sebagai bentuk input,
proses, dan output, maka :
PLANNING
(PERENCANAAN)
EVALUATING ORGANIZING
(EVALUASI) (ORGANIASI)
CONTROLING ACTUATING
(PENGENDALIAN) (PELAKSANAAN)
1. Planning
Planning (perencanaan) adalah perumusan strategi untuk suatu kegiatan
maupun alternatifnya dengan analisis kondisi yang biasanya menggunakan
metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode analisis perencanaan strategis
yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi lingkungan perusahaan
baik lingkungan eksternal dan internal untuk suatu tujuan bisnis tertentu.
SWOT merupakan akronim dari kata: kekuatan (Strengths), kelemahan
(Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis. (Freddy Rangkuti, 2002).
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT. Atau sebuah
pemikiran tentang rencana suatu kegiatan dengan cara pengambilan keputusan
yang mengandung data, informasi, asumsi maupun fakta kegiatan yang akan
dipilih dan dilakukan pada masa yang akan datang. Bentuk planning antara
lain:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
b. Menyusun rencana untuk jangka panjang dan jangka pendek.
c. Menyumbang strategi dan prosedur pengoperasian.
d. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
2. Organizing
Organizing (pengorganisasian) adalah tindakan yang dilakukan setelah
ditetapkannya tujuan – tujuan dan penyusunan perencanaan dengan cara
mempersatukan suatu kegiatan manusia dengan bidang pekerjaannya masing –
masing yang saling terkait satu sama lain serta berinteraksi dengan
lingkungannya sehingga diharapkan akan dapat melaksanakan rencana yang
telah ditetapkan. (Ricky W. Griffin, 2004)
Bentuk tindakan–tindakan yang dilakukan antara lain :
a. Menetapkan daftar tugas.
b. Menyusun lingkup kegiatan.
c. Menyusun bagan/urutan kegiatan.
Berdasarkan tindakan–tindakan di atas, kemudian disusunlah struktur
organisasi. Manfaat yang didapatkan dari organizing adalah sebagai pedoman
pelaksanaan fungsi di mana pembagian tugas, hubungan tanggung jawab, dan
delegasi kewenangan dapat terlihat jelas.
3. Actuating
Actuating (pelaksanaan) merupakan suatu tindakan untuk menyelaraskan
seluruh anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan agar seluruh
anggota organisasi dapat saling bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
(Ricky W. Griffin, 2004).
Hal – hal yang dapat dilakukan antara lain :
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan.
b. Mendistribusikan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
c. Memberikan pengarahan, penugasan dan motivasi.
Manfaat dari actuating adalah menciptakan keseimbangan tugas, hak, dan
kewajiban dari masing–masing bagian dalam suatu organisasi dan mendorong
4. Controlling
Controlling (pengawasan) merupakan suatu tindakan pengawasan yang
diperlukan untuk memelihara aturan–aturan yang telah ditetapkan dengan cara
mengukur, menganalisa, dan mengevaluasi kualitas pekerjaan sehingga
dihasilkan kualitas kerja yang baik. (Ricky W. Griffin, 2004).
Tindakan–tindakan tersebut antara lain :
a. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas.
b. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.
c. Memberikan saran–saran untuk perbaikan.
d. Menyusun laporan kegiatan.
Berdasarkan tindakan–tindakan di atas, controlling pada umumnya dibuat
suatu tolak ukur, seperti anggaran, standar mutu, jadwal penyelesaian
pekerjaan, dan lain–lain. Manfaat controlling adalah memperkecil
kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya, dan
waktu. Apabila terjadi suatu penyimpangan di luar batas toleransi, maka akan
segera dilakukan perbaikan.
5. Evaluating
Evaluating (evaluasi) merupakan kegiatan menilai kembali secara menyeluruh
suatu kegiatan yang telah selesai dilaksanakan sehingga dapat diketahui apakah
pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan planning. (Ricky W. Griffin,
2004). Evaluasi dapat ditentukan kekurangan –kekurangan apa saja yang
terjadi, pada tahap mana dan solusi apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Evaluasi juga memungkinkan terjadinya replanning, reorganizing, atau
peningkatan kualitas dari kinerja pelaksanaan dan pengawasan dalam proyek.
Jika seluruh tahapan tersebut diilustrasikan sebagai bentuk input, proses, dan
output, maka :
a. Sumber daya yang tersedia merupakan input.
b. Fungsi–fungsi manajemen sebagai proses.
c. Tujuan yang dicapai merupakan output.
a. Manusia (Man)
Manusia sebagai sumber daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang
terlibat langsung maupun tidak terlibat langsung dengan pekerjaan konstruksi.
Tenaga yang terlibat langsung adalah tenaga kerja yang berada pada kelompok
pemberi pekerjaan (pengguna jasa), kelompok kontraktor (penyedia jasa), dan
kelompok konsultan (penyedia jasa). Berdasarkan kualifikasinya para tenaga
kerja tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tenaga ahli dan tenaga terampil.
(Presthus Robert V. 1960).
b. Bahan (Material)
Bahan diartikan sebagai bahan baku natural maupun melalui pengolahan, dan
setelah diproses ditetapkan menjadi item pekerjaan sebagaimana dituangkan di
dalam dokumen kontrak. Bahan baku (tanah, batu, semen, pasir, besi beton,
dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan beton, profil baja dll) merupakan
sumber daya yang harus diperhitungkan secara cermat, karena pengaruhnya di
dalam perhitungan biaya pekerjaan konstruksi sangat besar. Oleh karena itu
lokasi bahan baku perlu secara cermat ditetapkan berdasar jarak dan volume
e. Uang (Money)
Uang merupakan sumber daya sangat penting dalam manajemen proyek.
Ketidakcukupan uang, sulit untuk mengharapkan penyelenggaraan manajemen
proyek sesuai dengan ikatan kontrak yang disepakati antara para pihak yang
menandatangani perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi pada seluruh kelompok yang terlibat, memerlukan biaya
yang besarnya telah disepakati di dalam surat perjanjian kontrak. (Presthus
Robert V. 1960).
Jika terjadi ketidaksepakatan dalam pelaksanaan pekerjaan, biasanya
berdampak pada “nilai uang” yang harus disepakati, dokumen kontrak telah
mengatur tata cara penyelesaian hukum yang harus ditempuh. Uang sangat
penting karena seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi memerlukan
pembiayaan, menyangkut rekruitmen manusia (tenaga kerja), penggunaan jasa
tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga non skill), penggunaan
peralatan (alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium), pembelian bahan dan
material, pengolahan bahan dan material, baik bagi kelompok pengguna jasa
maupun penyedia jasa.
Jadi pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (civil
works) bukan semata-mata untuk pembiayaan pelaksanaan konstruksi oleh
kontraktor, tetapi termasuk biaya yangharus dikeluarkan untuk konsultan
perencana, konsultan pengawas dan untuk pengguna jasa dalam suatu kurun
waktu yang telah disepakati.
dengan yang diinginkan, maka dibutuhkan suatu organisasi proyek yang dapat
mengatur keseluruhan hingga berjalannya proyek tersebut. Berikut unsur – unsur
yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi :
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang atau badan hukum yang membuat
perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan bangunan. Konsultan perencana
3. Pelaksana/ Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima dan melaksanakan
pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan
sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang
telah ditetapkan. Untuk mendapatkan pekerjaan kontraktor harus menjadi
pemenang lelang atau ditunjuk langsung oleh pemberi tugas/ pemilik proyek.
Dalam pelaksanaannya kontraktor dapat menunjuk sub-sub kontraktor untuk
membantunya dalam pekerjaan tertentu dengan sepengetahuan pemberi tugas.
Yang bertindak selaku kontraktor utama (main contractor) pada Proyek
Pembangunan Gedung Apartemen Dekost Dramaga Riverside adalah PT. Raja
Tua. Tugas dan tanggung jawab kontraktor utama pada proyek konstruksi
secara umum adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditentukan di dalam kontrak serta
mematuhi peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan
berupa gambar-gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
b. Mengoordinasi secara langsung dan melakukan pengawasan kepada sub
kontraktor.
c. Mengadakan perhitungan kembali ukuran-ukuran yang dianggap
meragukan dalam membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing),
serta perbaikan gambar kerja dan gambar akhir pekerjaan (as built drawing).
d. Menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja dan bahan-bahan sesuai dengan
yang disyaratkan dan mengacu pada gambar serta spesifikasi set
memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan pekerjaan keamanan.
e. Membayar semua biaya pelaksanaan, misalnya upah buruh, sewa alat dan
peralatan, serta kerusakan yang terjadi selama proses pelaksanaan.
f. Membuat laporan kemajuan pekerjaan harian, mingguan, bulanan yang
harus disetujui dan diserahkan kepada konsultan pengawas disertai
keterangan mutu bahan, alat dan hasil tes laboratorium.
4. Sub – Kontraktor
Sub – Kontraktor adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk oleh dan
menjadi tanggung jawab kontraktor untuk melaksanakan sebagian pekerjaan
setelah mendapat persetujuan tertulis dari owner. Tugas dan wewenang dari
sub – kontraktor adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh kontraktor sesuai dengan
gambar rencana, syarat – syarat serta peraturan yang telah ditetapkan.
b. Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor atas hasil pekerjaan.
c. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan dari kontraktor sesuai dengan yang
tercantum dalam perjanjian kontrak.
d. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan kepada kontraktor.
D. Koordinasi Proyek
E. Struktur Organisasi
Demi kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor
pelaksana membentuk struktur organisasi di lapangan. Dengan adanya struktur
organisasi tersebut diharapkan tidak terjadi tumpang tindih antara tugas dan
K. PROJECT P. MANAGER
Budiarto P Suhelli
HSE
ENGINEERING Samuel
Farid
ASISTEN HSE
DRAFTER Royan
Mahmud
SURVEYOR
Yana ADMIN LOGISTIK
Habib Marvel
A.SURVEYOR
Ade OFFICE BOY
Egi
2. Engineering
Fungsi jabatan adalah membantu kepala proyek dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan program kerja bidang teknik dan
administrasi kontrak konstruksi sebagai bagian dari program kerja pelaksanaan
proyek untuk menghasilkan rencana pelaksanaan poyek yang optimal,
pengendalian pelaksanaan kontrak secara cermat dan tepat waktu, serta
pengendalian perolehan hak dan pelaksanaan kewajiban kontraktual
perusahaan secara efektif.
Tanggung jawab dan tugas Site Engineer adalah :
a. Mengendalikan Biaya Proyek agar bisa digunakan seefisien mungkin dan
menyiapkan konsep anggaran pelaksanaan proyek;
4. Surveyor
Surveyor adalah pekerjaan yang memiliki tugas umum berhubungan dengan
pengukuran sebuah banguanan. Keahlian yang satu ini sangat berperan penting
dalam pelaksanaan sebuah proyek sekaligus sebagai kunci pembuka karena
keberhasilan implementasi gambar rancang bangun kedalam dunia nyata
bergantung dari kemampuan seorang surveyor.
Adapun uraian tugas surveyor meliputi :
a. Menentukan titik batas area proyek dan koordinat gedung
b. Membaca gambar untuk diaplikasikan di lapangan dengan melihat ukuran
dan bentuk.
c. Mengevalusi kedalaman galian pondasi bangunan dan area lantai basement.
d. Memantau kedataran cor beton yang digunakan untuk lantai basement
maupun lantai – lantai di atasnya.
e. Menghitung ketinggian elevasi cor kolom beton untuk menaruk balok dan
plat lantai.
f. Mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali.
5. Supervisor
Supervisor adalah badan atau orang yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan
proyek secara langsung di lapangan. Supervisor bertugas menghitung ulang
gambar kontrak yang dibuat oleh konsultan perencana, membantu pengawas
lapangan dalam pengawasi pekerjaan dan mengecek gambar dari kantor pusat.
Supervisor adalah bagian yang memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi :
a. Mengendalikan dan memimpin pelaksaanan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan persyaratan mutu, biaya dan waktu yang sudah ditetapkan.
b. Bersama bagian engineering menyusun metode pelaksanaan kontruksi dan
jadwal pelaksana pekerjaan.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja, gambar kerja,
metode kerja, dan juga spesifikasi teknik.
d. Mengadakan pengukuran dan pemeriksaan hasil kerja dilapangan.
e. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan dilapangan.
6. Drafter
Drafter adalah orang yang membantu site engineer untuk membuat gambar
pelaksanaan yang mengacu pada gambar yang dibuat oleh konsultan
perencana.
Tugas dan tanggung jawab drafter adalah :
a. Menyiapkan shop drawing (gambar kerja).
b. Menyiapkan as built drawing.
c. Menyusun construction method.
d. Redesign jika diperlukan.
Wewenang drafter adalah:
a. Memberikan masukan kepada site engineer untuk penyajian gambar yang
baik dan informatif.
b. Menentukan penyajian gambar, dan notasi yang digunakan dengan
pesetujuan construction manager.
7. Bagian Umum
Tugas dan tanggung jawab bagian umum adalah :
g. Mempersiapkan dan menyediakan semua kebutuhan perlengkapan
administrasi dan alat – kantor untuk menunjang kelancaran proyek
kontruksi.
h. Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta
mengawasi tata laksana administrasi.
8. Mekanik
Mekanik adalah bagian yang memiliki tanggung jawab dan tugas meliputi :
a. Bertanggung jawab untuk menghitung kuantitas dan kualitas hasi kemajuan
pekerjaan dilapangan.
b. Menguji, mengembangkan, memodifikasi dan menyesuaikan mesin dan
peralatan.
c. Memecahkan dan membahas masalah – masalah kompleks dengan
departemen supplier, sub – kontraktor dan pelanggan.
d. Merancang dan menerapkan modifikasi peralatan secara cost – effective.
e. Mengelola proyek dengan prinsip rekayasa dan teknik.
9. Logistik
Logistik adalah orang yang bertugas untuk membantu manager proyek dalam
mengatur mobilisasi alat dan material yang akan dipakai dalam proyek dan
mengurusi pengeluaran dan penerimaan bahan, kemacetan bahan dapat
berakibat pula terhadap kelancaran bahan. Sehingga apabila terjadi kemacetan
pekerjaan maka proyek akan mengalami keterlambatan.
Tugas dan tanggungjawab logistik adalah:
a. Melaksanakan schedule material yang dibuat oleh manager proyek dan
mengawasinya agar tidak terjadi penumpukan material dilapangan.
b. Membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan proyek bersama dengan
teknik & administrasi kontrak.
c. Mengawasi material yang akan masuk kelapangan agar sesuai dengan
jumlah, spesifikasi yang diminta danmenyelenggarakan pembelian bahan
yang telah diputuskan oleh kepala proyek sesuai dengan jadwal pengadaan
bahan dan prosedur pembelian.
d. Memilih lokasi dan mengatur penyimpanan material / bahan-bahan,
sehingga mutunya tetap terjaga dan menyelenggarakan administrasi
pergudangan tentang penerimaan, penyimpanan dan penggunaan bahan.
e. Bertangung jawab penuh atas jumlah barang yang diterima sesuai surat
pesanan, melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan.
f. Bertanggung jawab mengendalikan pengeluaran, pemasukan
barang/material yang harus mengikuti prosedur dan melakukan survei serta
memberikan informasi kepada kepala proyek tentang sumber dan harga
bahan dan sewa alat.
Wewenang logistik adalah:
a. Bertindak kemudian melapor melakukan klarifikasi kepada pemasok untuk
kemudian menerima atau menolak pasokan material yang tidak memenuhi
persyaratan kualitas maupun kuantitas.
b. Bertindak kemudian melapor berdasarkan pemeriksaan berkala, melarang
penggunaan material berkategori rusak atau mutu turun dan melakukan
pemisahan lokasi.
H.S.E
Samuel
Asisten H.S.E
Royen
F. Sistem Kontrak
Amanah Realty selaku owner Pada Proyek Pembangunan DeKOST Dramaga
Riverside melakukan kesepakatan dengan kontraktor utama yakni PT. Raja Tua
dalam hal kontrak pembayaraan yang akan dilakukan. Proyek Pembangunan
DeKOST Dramaga Riverside menggunakan sistem kontrak Turn Key.
Kontrak Turn Key adalah kontak di mana pihak kontraktor pelaksana setuju untuk
merancang sepenuhnya, membangun dan melengkapi manufaktur / bisnis / fasilitas
pelayanan dan baru akan menyerahkan hasil dari proyek itu setelah siap untuk
operasi, untuk mendapatkan remunerasi atau pembayaran.
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan
b. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai kesepakatan dalam
kontrak.
Kalau mekanismenya standar kontrak, persaingannya ketat. Tetapi dengan
sistem turn key project, itu win win solusion. Dari pihak pemilik proyek juga punya
keuntungan karena semua proyek ketika masih berlangsung pembangunannya tidak
G. Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek adalah suatu sistem untuk mengawasi pelaksanaan
proyek, agar pihak-pihak yang terlibat dalam proyek dapat berfungsi dan bekerja
secara optimal, efisiensi waktu dan tenagakerja. Pengendalian proyek tidak hanya
dilakukan pada satu aspek saja, melainkan pada semua aspek yang mempengaruhi
jalannya pembangunan. Pada pelaksanaan pembangunan ini pihak kontraktor
berusaha untuk mencapai unsur-unsur pengendalian proyek yaitu:
1. Pengendalian Kualitas Bahan dan Pekerjaan
Pengendalian kualitas bahan dilakukan dengan cara pemeriksaan dan
pengujian bahan bangunan yang dipakai dalam proyek. Sebagai contoh adalah
pengujian mutu beton yang digunakan dalam pengecoran dengan slump test
dan uji kuat tekan. Untuk pekerja yang mengerjakan pekerjaan lebih dari jam
kerja maka mendapatkan kualitas pekerja yang lebih baik.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyek tersebut
sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui.
Pengendalian biaya ini dilakukan dengan cara pengontrolan masing – masing
bagian pekerjaan dengan perhitungan dari analisa harga satuan. Dari
perhitungan dan pengontrolan setiap saat maka akan terlihat jika ada
penyimpangan yang tidak sesuai dengan anggaran yang direncanakan. Pada
pekerja yang mempunyai jam tambah maka biaya atau gaji yang dikeluarkan
pun diberikan dua kali lipat. Sehingga, karena usaha dari jam tambah tersebut
maka akan mempengaruhi pekerjaan yang selesai sesuai dengan waktunya atau
tidak memiliki keterlambatan.
3. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, Pengendalian waktu dimaksudkan
untuk mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Pengendalian waktu dilakukan dengan menggunakan Time
Schedule, Bar Chart dan Network Planning. Secara rinci dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Time Schedule
Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang disediakan
untuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari permulaan sampai
dengan pekerjaan berakhir. Time schedule diperlukan oleh semua pihak
sebagai pedoman koordinasi dan kerjasama antar bagian pelaksana proyek
di lapangan. Dalam time schedule waktu pekerjaan diatur sedemikian rupa
sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan baik dan lancar. Tetapi
pelaksanaan time schedule secara umum sering mengalami hambatan-
hambatan yang disebabkan oleh:
a. Keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dilaksanakan pekerjaan.
b. Kesalahan yang dibuat pelaksana.
c. Ketidakteraturan penyediaan bahan.