Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Konstruksi
Organizing for Project
Management

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Teknik Teknik Sipil 81004 Yunita Dian Suwandari,ST,MM

Abstract Kompetensi
Sebuah organisasi proyek sangat Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk
bentuk organisasi, kelebihan dan
dibutuhkan untuk mengatur sumber kekurangan setiap organisasi di dalam
daya yang dimiliki agar dapat proyek.
melakukan aktivitas-aktivitas yang
sinkron sehingga tujuan proyek bisa
tercapai.
Pendahuluan

Menurut Dipohusodo (1995) bahwa suatu proyek merupakan upaya yang


mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan,
sasaran dan harapan penting tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas
sesuai dengan kesepakatan.
Dari pengertian diatas dapat dijabarkan bahwa proyek merupakan suatu kegiatan
usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran
dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan.
Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka peran
organisasi sangat penting.
Sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang
dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa
tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang
diharapkan
Poin penting yang perlu ditekankan dalam pengorganisasian dalam manajemen
proyek adalah :
Berapa banyak organisasi yang terlibat didalam proyek
Bagaimana hubungan kerja antar organisasi
Kapan keberagaman organisasi yang ada akan dibawa dalam pelaksanaan suatu
proyek

Organisasi

Organisasi merupakan alat penting dalam pelaksanaan dan pengendalian proyek.


Didalam organisasi terdapat sekelompok orang yang bekerja sama atas dasar hak,
kewajiban dan tanggung jawab masing-masing.
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil
pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan bagaimana
pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Struktur organisasi secara garis besar memperlihatkan:
Pembagian tugas serta tanggung jawab;
Hubungan pelaporan, hirarkhi dan rentang kendali;

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
Pengelompokan individu;
Hubungan kerja yang memungkinkan terjadinya komunikasi, koordinasi dan integrasi
seluruh kegiatan organisasi.

Berikut ini ciri-ciri organisasi yang baik, diantaranya adalah :


Adanya tujuan yang jelas
Tujuan organisasi harus dipahami oleh semua orang
Tujuan organisasi harus diterima oleh semua individu dalam organisasi
Adanya kesatuan arah dalam organisasi
Adanya struktur organisasi, jaminan jabatan dan koordinasi

Sistem struktur organisasi sangat beragam dan kompleks. Faktor yang menentukan
macam struktur organisasi, antara lain: besar kecilnya perusahaan, luas sempitnya jaringan
usaha, jumlah karyawan, tujuan perusahaan dan sebagainya

Betuk bentuk organisasi

Bentuk Organisasi / struktur formal yang terkenal adalah:


Organisasi Fungsional
Organisasi Produk Area
Organisasi Matriks

1. Organisasi Fungsional
merupakan struktur organisasi yang dipecah atau dikelompokkan menjadi unit-unit
berdasarkan fungsinya. Mereka mengerjakan pekerjaaan sejenis dikelompokkan ke
dalam satu unit bidang atau departemen.
Ciri Utamanya:
Sistem komando tunggal, memiliki satu atasan
Personil memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas (professional) dan ada
spesialisasi / keahlian dalam bidang tertentu
Arus Informasi dan pelaporan bersifat Vertikal.
Hubungan horisontal diatur dengan prosedur kerja & kebijakan
Pekerjaan dilaksanakan dalam departemen yang telah ditetapkan (tidak terjadi
overlapping)
Pengambilan keputusan birokratis (bottom up)

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
Organisasi Fungsional
Kesulitan yang dihadapi:
Cenderung berorientasi pada outcome masing-masing bidang, tidak melihat tujuan
organisaisi secara keseluruhan.
Makin besar organisasi makin panjang prosedur pengambilan keputusannya.
Sulit mengkoordinasi dan mengintegrasikan pekerjaan yang multi-disiplin dan
melibatkan pihak luar organisasi.
Kurangnya jalur komunikasi horisontal.
Tidak ada fokus

2. Organisasi Produk Area


Penyusunan struktur organisasi perusahaan-perusahaan besar, dimana kegiatan
usahanya adalah menangani berbagai macam produk berdasarkan atas orientasi.

Organisasi Produk Area

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
Struktur organisasi ini terjadi bilamana perusahaan merasa jumlah dan keanekaragam
produk terlalu besar, sehingga sulit untuk ditangani oleh struktur fungsional. Dapat
disimpulkan, organisasi ini dipakai saat :
Untuk pekerjaan / proyek padat modal dan biaya besar
Adanya duplikasi tenaga kerja
Tidak ada koordinasi horizontal
Bentuk organisasi dengan membentuk tim proyek independen dan beroperasi
sebagai unit terpisah dari organisasi induk
Terdiri dari sekumpulan tim independen yang bekerja pada berbagai proyek spesifik.
Keunggulan:
Sederhana dan cepat
Integrasi Lintas Fungsional
Kelemahan:
Mahal
Perselisihan Internal

3. Organisasi matriks
Bila mempunyai jalur pelaporan dan arus kegiatan vertikal dan juga horizontal.

Organisasi Matriks
Ciri dari organisasi matriks :
Tanggung jawab ke dua arah sama besar
Rentan terjadi konflik
Efisien dalam penggunaan sumber daya (dipakai bersam-sama dalam divisi
fungsional)
Fokus proyek kuat (manajer proyek bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan
mengintegrasikan unit-unit yang berbeda)
Transisi pasca proyek lebih mudah

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
Jenis organisasi matriks dibedakan menjadi 3 macam yaitu
1. Weak matrix
2. Balance matrix
3. Strong matrix

3.1 Weak matrix


Pada organisasi ini, para manajer fungsional bertanggung jawab mengelola segmen
proyek mereka (lebih dominan), sedangkan manajer proyek hanya memfasilitasi
penyelesaian proyek, membuat checklist dan jadwal dan tidak punya otoritas
mempercepat dan memonitor proyek.

Weak Matrix

3.2 Balance matrix


Pada organisasi ini manajer proyek menetapkan rencana menyeluruh untuk
menyelesaikan proyek, mengintegrasikan kontribusi dari berbagai disiplin yang berbeda,
menetapkan jadwal dan memonitor kemajuan. Manajer fungsional bertanggung jawab
menugaskan personel dan melaksanakan segmen proyek mereka menurut jadwal dan
standar yang ditentukan oleh project manager.

Balance Matrix

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
Dapat simpilkan, peran Manajer Proyek dan Manajer Fungsional setara.

3.3 Strong matriks


Disini, manajer proyek mengendalikan kapan dan apa yang dilakukan spesialis dan
membuat keputusan akhir pada proyek utama (dominan).

Strong Matrix

Organisasi Proyek

Organisasi proyek merupakan sekelompok orang dengan berbagai latar belakang


ilmu, yang terorganisir dan terkoordinir dalam wadah tertentu yang melaksanakan tugas
(mengelola proyek) dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mencapai
keuntungan bagi perusahaan dan kepuasan pelanggan sebagai pengguna jasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi proyek:
Besar kecilnya volume dan ruang lingkup pekerjaan
Tingkat kompleksitas pelaksanaan proyek
Waktu dan biaya yang tersedia
Penggunaan Teknologi
Lokasi
Perlunya integrasi

Organisasi proyek merupakan bentuk modifikasi dari ketiga organisasi diatas antara lain:
o Organisasi Proyek Fungsional
o Organisasi Proyek Murni
o Organisasi Proyek Matriks

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
1. Organisasi Proyek Fungsional
Pada organisasi proyek ini, proyek dititipkan pada salah satu departemen fungsional.

Organisasi Proyek Fungsional

2. Organisasi Proyek Murni


Dalam pelaksanaan proyek, pimpro bertanggung jawab penuh pada pengelolaan
proyek.

Organisasi Proyek Murni

3. Organisasi Proyek Matriks


Disini proyek merupakan tanggung jawab bersama antara departemen fungsional
dan manajer proyek.

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
Organisasi Proyek Matriks

Barrie dan Paulson (1995) mengelompokkan organisasi proyek konstruksi menjadi 4 jenis
berdasarkan kontrak atau perjanjian kerjasamanya, yaitu :
1. Organisasi tradisional,
2. Organisasi pemilik-pembangun,
3. Organisasi putar kunci, dan
4. Organisasi manajemen konstruksi profesional.

1. Organisasi tradisional. Dalam struktur organisasi ini pihak pemilik (owner)


mempekerjakan seorang pendesain (arsitektur designer) yang bertugas dalam
mempersiapkan rencana dan spesifikasi proyek. Pembangunan konstruksi merupakan
tanggung jawab kontraktor utama tunggal kepada pemilik melalui suatu perjanjian

organisasi tradisional

2. Organisasi pembangun-pemilik. (Owner-Builder). Dalam organisasi ini, pemilik


bekerja dengan kemampuan sendiri, baik di bidang perencanaan atau desain
maupun pelaksanaan, sehingga pemilik dapat bertugas sebagai desainer dan
kontraktor. Meskipun pemilik bertindak sebagai kontraktor, beberapa pekerjaan
konstruksi dapat diberikan kepada kontraktor lain/subkontraktor.

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
organisasi pemilik-pembangun

3. Organisasi putar kunci (turnkey project), Dalam metode ini keseluruhan


manajemen proyek yang meliputi konsep perencanaan, perancangan, pelaksanaan
konstruksi serta penyelesaian proyek biasanya ditangani oleh satu perusahaan

organisasi putar kunci (turnkey project)

4. Organisasi Manajemen Konstruksi Profesional. Manajemen konstruksi profesional


membentuk satu tim atas tiga kelompok utama yaitu pemilik, perancang, dan manajer
konstruksi dalam suatu hubungan yang tidak saling bertentangan dan hal ini membuka
kesempatan bagi pemilik untuk berperan secara penuh dalam proses pelaksanaan
konstruksi

Organisasi Manajemen Konstruksi Profesional

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Aswin, 2002, Penerapan Sistem Struktur Organisasi Pada Perusahaan Developer (PT
Graha Buana Cikarang, Jakarta), Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Chris Hendrickson and Tung Au , 2000 Project Manajemen for Construction, Second Edition
prepared for world wide web publication.

Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional), Erlangga,
Jakarta.

Irika Widiasanti dan Lenggogeni, 2013, Manajemen Konstruksi, Pt Remaja Rosdakarya,


Bandung.

Kerzner, H.,2006, Management Project: A system approach to planning, Scheduling and


Controlling, 9th edition, John Willey & Sons, US

Robbins dan Judge. 2007, Perilaku Organisasi, Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat, Jakarta.

2015 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Yunita Dian Suwandari,ST,MM http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai