Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN PROYEK

STRUKTUR ORGANISASI DAN RAB DALAM


PROYEK KONSTRUKSI

DOSEN PEMBIMBING

Enny Harviyanti,ST.,MT

DISUSUN OLEH :
Aprioly lencang (201912004)

UNIVERSITAS KALIMANTAN UTARA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2022
KATA PENGANTAR

Puji yukur kehadirat Allah SWT , karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah Struktur kayu dengan judul Struktur
organisasi dan rab dalam proyek konstruksi baik dan sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan .

Ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen


Proyek, yangtelah membimbing penulis dalam penyelesaian makalah ini.

Demikian makalah Struktur organisasi dan rab dalam proyek konstruksi


penulis susun dengan sebaik mungkin. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dalam upaya meningkatkan mutu makalah kami selanjutnya .

Tanjung selor, 22 Juni


2022
Penyusun

Aprioly lencang

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Jenis - Jenis Organisasi Dalam Proyek 3
2.2 Bentuk- Bentuk Organisasi Dalam Proyek 5
2.3 Klasifikasikan Jenis Biaya Yang Ada 12
BAB III PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proyek adalah suatu rangkaian pekerjaan yang diadakan dalam selang


waktu tertentu dan mempunyai tujuan khusus. Yang membedakan proyek
dengan pekerjaan lain adalah sifatnya yang khusus dan tidak bersifat rutin
pengadaannya, sehingga pengelolanyapun memerlukan perhatian extra lebih
banyak. Semua proyek selalu mengandung resiko relatif besar terhadap
manajemen yang diterapkan untuk proyek itu. Manajemen proyek yang
asal–asalan akan berakibat buruk, ibarat mengebut dengan mobil balap
dijalanan umum. Kerugian yang di derita tidak hanya materi, waktu dan tenaga
namun juga kredibilitas, hubungan baik dan lain–lain bahkan berakibat fatal
seperti rusaknya sistem yang telah mapan.

Organisasi dalam proyek konstruksi merupakan hal yang sangat penting.


Dalam organisasi suatu proyek terdapat makna usaha, kerjasama, dan tujuan
yang
ingin dicapai. Menurut Ervianto (2004) , definisi dari organisasi adalah
bersatunya
kegiatan – kegiatan dari dua individu atau lebih di bawah satu koordinasi, dan
berfungsi mempertemukan menjadi satu tujuan.

Penanganan yang efektif terhadap organisasi dan sumber daya selalu


menghadapi banyak tantangan. Organisasi – organisasi sekarang harus
menghadapi persaingan di pasar global dan ledakan teknologi dan informasi

1
yang
ada. Meskipun factor – factor yang penting di suatu organisasi industry
meliputi
sumber dana, keterampilan dan teknologi, namun kunci keberhasilannya
terletak
pada manajemen. Manajemen adalah kegiatan yang mengatur semua unsur
atau
elemen yang terlibat dalam organisasi, termasuk individu – individu yang
berada
di dalamnya, sarana dan prasarana serta segala peraturan dan prosedur, untuk
secara efektif dan efisien mencapai tujuan organisasi.

Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai suatu organisasi, diperlukan


profesionalisme dari pengelolanya. Keberhasilan akan terwujud bila didukung
oleh pengelola atau manajer yang professional.

1.2Rumusan Masalah

a. Jenis – jenis organisasi pada proyek ?


b. Bentuk –Bentuk organisasi pada proyek ?
c. Klasifikasikan Jenis biaya yang ada?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah dapat menambah
pengetahuan/wawasan mengenai struktur organisasi, cara pengelolaan
organisasi dan RAB dalam proyek konstruksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Jenis – Jenis Organisasi Dalam Proyek

1. Organisasi Garis (Line Organization) Sangat umum ditemui dalam pekerjaan


konstruksi yang tidak terlalu besar. Ciri-ciri organisasi ini antara lain;
tujuannya sederhana, jumlah personel sedikit, hubungan pimpinan dan
anggotanya secara langsung. Organisasi ini hanya dapat berjalan dengan
baik apabila pimpinan mempunyai kemampuan manajerial yang baik, karena
semua kemajuan dan kemunduran tergantung pimpinan.

3
2. Organisasi Fungsional (staff organization)

Organisasi yang memiliki susunan dari satuan-satuan yang menangani


tugas-tugas spesifik sesuai deengan kebutuhan organisasi dan dilengkapi
sub- ordinat. Untuk itu organisasi jenis ini sering juga dijumpai pada
lembaga swasta ataupun kebanyakan organisasi lembaga birokrasi
pemerintah. Ciri-ciri organisasi fungsional antara lain; pembagian tugas
jelas dan tegas, tidak banyak memerlukan koordinasi, unit-unit organisasi
berdasarkan spesialis kegiatan, dan level dibawah pimpinan puncak dapat
langsung mempunyai wewenang memberikan perintah langsung pada unit-
unit bawahan masing-masing.

4
3. Organisasi Matrix

Dalam susunan organisasi matrik untuk setiap proyek diperkenalkan


seorang
koordinator. Koordinator tersebut masih bertugas dalam satuan organisasi
atau
departeman fungsionalnya. Namun diserahi tanggung jawab penuh atas
pelaksanaan proyek. Organisasi matrik membebankan susunan samping
terhadap tata jenjang (hirarki) vertikal yang ada. Bentuk susunan organisasi
matrik seperti ganbar dibawah
ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

a. Kebutuhan akan organisasi proyek, sangat dibutuhkan dan berkaitan


skala besar kecilnya suatu proyek.

b. Dalam suatu organisasi proyek dibutuhkan inovasi terbaru dan


kebutuhan
jumlah interface eksternal, konstrain waktu dan anggaran sehingga
dapat

5
dipantau penyimpangan waktu dan anggaran pada setiap pelaporan
proyek.

c. Penerapan WBS (Work Breakdown Structure), dan OAT (Organization


Analysus Table) diperlukan pada organisasi proyek konstruksi agar
dapat
menempatkan setiap personil sesuai dengan kebutuhan organisasi
dan
keahliannya masing-masing.

2.2Bentuk – Bentuk Organisasi di Proyek

1. Organisasi Tradisional
Organisasi tradisional banyak/ biasa digunakan path proyek
konstruksi dengan kondisi biasa,/ umum. Ide pembentukannya
didasarkan pada pendekatan pembentukan organisasi terpisah
(separation organkadon). Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak,
yaitu : pemilik proyek .yang bertindak sebagai manajemen proyek
konstruksi, konsultan disain sebagai perancang konstruksi dan di
beberapa proyek juga terdapat konsultan pengawas sebagai
pengawas pelaksanaan konstruksi dan kontraktor sebagai pelaksana
konstruksi. Tahap proyek dipisah antara tahap disain dan tahap
pelaksanaan kontruksi dan tahapan tersebut berlangsung secara
berurutan (sequential). Hubungan kerjasama yang ada terdiri dan
hubungan antara pemilik dengan konsultan dan pemilik dengan
kontraktor. Bila konsultan bertindak sebagai pengawas, tanggung
jawabnya hanya sebatas mengawasi agar sesuai dengan yang telah
didisain tanpa memiliki wewenang merubah disain (harus ada
persetujuanpemilik proyek).
Pada organisasi tradisional, dikenal adanya kontraktor utama.
Pekerjaan konstruksi yang tidak dikcrjakan kontraktor utama

6
disubkonkan kepada sub kontraktor atau kontraktor spesialis, dengan
alasan bahwa sub kontraktor dapat melakukan pekerjaan spesialis
tersebut dengan lebih cepat, biaya yang lebih murah dan mutu yang
lebih balk jika dibandingkan dengan kontraktor utama. Hal ini
disebabkan karena jenis kegiatan tersebut tidak biasa dilakukan oleh
kontraktor utama (kontraktor utama tidak berpengalaman), kontraktor
utama tidak memiliki sumber daya, baik tenaga kerja maupun
peralatan.

Organisasi Tradisional

Skema Hubungan Bentuk Organisasi

Pemili Pemilik

Konsultan Kontrakto
rUtama
Konsulta Kontrakto

Sub Kerja dengan


Kontrakto kemampuan
sendiri

Hubungan
Kontraktual

7
2. Organisasi Swakelola (Owner-Bulder )
Bentuk organisasi swakelola mirip dengan organisasi
tradisional, hanya saja unit organisasi pemberi tugas (pemilik)
konsultan dan kontraktor merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan organisasi pemilik proyek meskipun proyek telah
selesai. Hal tersebut sekaligus menjelaskan bahwa ide pembentukan
organisasi semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu
(integration of organisation). Dalam bentuk organisasi swakelola,
tenaga kerja dan pengadaan bahan serta peralatan dapat
dikontrakkan kepada pemasok (supplier). Untuk proyek-proyek
pemerintah bentuk organisasi swakelola hanya dilakukan untuk
proyek kecil atau proyek darurat (misalnya proyek penanggulangan
bencana alam). Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan
tahapan kegiatan proyek pada organisasi semcam ini dapat dilakukan
secara overlapping karena pemilik proyek berfungsi sekaligus sebagai
konsultan dan kontraktor.

Ciri-ciri organisasi semacam ini


i. Pemilik proyck bertanggung jawab atas perencanaan
dan pelaksanaan proyek (bertindak juga sebagai
konsultan perencana dan kontraktor) (owner reiponsibk
for design and construction ). Pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara
fakultatif atau dilaksanakan kontrak*_or/ subkontraktor
( optional own forces uvrk contractor and
subcontractors )
ii. Jenis kontrak yang diterapkan biasanya : hacaga tetap,
haraga catuan, atau kontrak konstruksi yang
dinegosiasikan. Uxedprice, unit price, or negotiated

8
construction contracts).

Organisasi Swakelola

Skema Hubungan Bentuk Organisasi

Pemilik Pemilik

Divisi Divisi
Perencana Pelaksana
Konsultan Kontraktor

Kontrakto Kerja dengan


rSub kemampuan
Kontrakto sendiri

3. Organisasi Manajemen Konstruksi (Professional


ConstructionManagement)
Perkembangan proyek konstruksi dengan dana yang semakin besar
menyebabkan kegiatan didalam provek menjadi semakin banyak. Hal
inimengakibatkan pihak-pihak yang terlibat di dalam provek menjadi
semakin banyak pula . Misalnya dengan semakin banyaknya
kegiatan proyek maka dibutuhkan semakin banyak kontraktor
spesialis. Oleh sebab itu owner tidak cukup mampu unruk mengelola
proyeknya sendirian sehingga membutuhkan

pihak lain yang membantu dalam menggelola proyek yang disebut


dengan pihak manajemen konstruksi.

9
Organisasi manajeman konstruksi berkaitan dengan tim manajemen
proyek terdiri dan manajer proyek (professional construction
manajemen ) dan pihak-pihak lain (kontraktor, konsultan disain, dan
sebagainya ), yang mempunyai tugas mengelola proyek secara
terpadu dari perencanaan proyek (project planning), disain, dan
pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara pihak yang
terlibat dalam tim manajemen provek bertujuan meminimalkan
hubungan timbal balik di dalam tim manajemen proyek.
Manajemen konstruksi merupakan suatu perusahaan atau
organisasi khusus yang melaksanakan praktek manajemen
konstruksi, yaitu :
1. Bekerja bersama-sama pemilik proyek dan konsultan disain
mulai awal provek dan membuat rekomendasi penyempurnaan
disain (agar benar- benar memenenuhi kebutuhan/ mutu
pemilik), pemilikan teknologi dan metoda konstruksi, membuat
jadwal konstruksi dan studi ekonomi pelaksanaan dan
seterusnya ).
2. Mengusulkan alternatif disain dan metoda pelaksanaan
konstruksi yang tepat dan membuat analisa dampak altenatif
tersebut terhadap biayadan jadwal konstruksi.
3. Memantau perkembangan proyek sedemikian rupa sehingga
tidak melampui target yang telah ditetapkan pemilik proyek .
4. Koordinasi pengadaan peralatan dan bahan dan seluruh
kegiatan kontraktor. Koordinasi hal-hal yang berkaitan dengan
pembayaran angsuran, perubahan, tuntutan (datms) dan
pemeriksaan agar sesuai.

dengan persyaratan disain.

5. Melaksanakan dukungan/ pelayanan yang berkaitan dengan

10
proyek dan dibutuhkan pemilik proyek. Misalnya koordinasi
permohonan izin-izinseperti IMB.
Ciri-ciri organisasi semacam ini :
 Manager konstruksi umumnya bertindak sebagai wakil dari
pemilik.(constructon manager usually acting as agent for
owner).
 Tim meliputi kelompok yang terdiri dari pemilik dan manajer
konstruksi,perencana dan kontraktor.

Organisasi Manajemen Konstruksi

Skema Hubungan Bentuk Organisasi

Pemilik
Pemilik

Manajemen Konstruksi
Konsultan Manajemen
Konstruksi

Konsultan Kontraktor
Konsultan Kontraktor

Hubungan
Kontraktual
4. Organisasi Turnkey
Pada proyek-proyek tertentu pemilik proyek memiliki
keterbatasankemampuan teknis dan biaya untuk merealisasikan
suatu proyek, dan untuk

mengatasi masalah tersebut pemilik proyek menyerahkan tanggung

11
jawab disain dan pelaksanaan konstruksi (termasuk pembiayaan)
pada suatu organisasi (investor, kontraktor); pengaturan seperti hal
tersebut dinamakan proyek atau organisasi turnkey. Ide dasar
pembentukan organisasi turnkey didasarkan pada organisasi
terpadu (integration of organization) yang menyerahkan semua
kegiatan (disain dan pelaksanaan konstruksi) pada satu pihak. Di
Indonesia telah lama dilakukan proyek secara turnkey seperti proyek-
proyek industri dan jalan tol.
Pada organisasi semacam ini perencanaan menjadi tanggung jawab
kontraktor sesuai kontrak antara kontraktor dengan pemilik, dalam
hal ini kontraktor menjadi konsultan perencana.
Tidak seperti proyek konstruksi tradisional, pelaksanaan tahapan
proyek pada organisasi semacam ini memungkinkan dilaksanakan
secara overlapping karena tanggung jawab desain dan pelaksanaan
konstruksi sudah pada satu pihak. Ketika tahap pengadaan
konsultan dan kontraktor, pengadaannya cukup dllakukaan satu kali
yaitu sebelum tahap perencanaan/ desain dimulai. Pendekatan
desain dan pelaksanaan konstruksi sekaligus atau biasa dikenal
dengan pendekatan merancang dan melaksanakan.

Ciri-ciri organisasi semacam ini :


 Satu perusahaan yang bertanggung jawab balk untuk
perencanaan maupun pelaksanaan konstniksi (single firm
responsible for both design and construction ).
 Ada keterlibatan subkontraktor-subkontraktor spesialis
(specialty subcontractors)
 Jenis kontrak yang diterapkan pada bentuk organisasi seperti
ini adalah harga tetap, harga maximum bergaransi, atau kontrak

12
konstruksi disain dengan biaya tambah upah tetap (fixed price,
guaranteed maximum price, or cost plus a fee design-
construction contract) .

Organisasi Turnkey

Skema Hubungan Bentuk Organisasi

Pemilik Pemilik

Konsultan - Kontraktor
Investor/ Konsultan
-Kontraktor

Konsultan Kontraktor Utama

Konsultan Kontraktor Kerja dengan


Sub Kontraktor
kemampuan
sendiri
Hub Kontraktual
Hub. Fungsional

2.3Klasifikasikan Jenis Biaya Yang Ada

13
1. Biaya Produksi

a. Bahan Langsung

Biaya langsung adalah semua biaya yang langsung


berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di
lapangan. Biaya langsung pada proyek konstruksi dapat
diperkirakan jumlahnya dengan cara menghitung volume
pekerjaan dan biaya proyek berdasarkan harga satuan pekerjaan.
Biaya Material, Biaya Upah, dan Biaya Peralatan.

b. Tenaga Kerja Langsung

Biaya tidak langsung (Indirect Cost) adalah semua biaya


proyek yang tidak secara langsung berhubungan dengan
konstruksi di lapangan. Meskipun begitu, biaya tidak langsung
harus ada dan tidak bisa dilepaskan dari proyek yang tengah
berjalan. Biaya tidak langsung ini belum secara eksplisit dihitung
pada tiap proyek konstruksi tetapi perlu diperkirakan guna alokasi
biaya di luar pekerjaan konstruksi.

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead masuk dalam salah satu unsur harga pokok


produk konstruksi. Biaya ini menjadi elemen biaya konstruksi
yang terbilang relatif besar dan juga sulit pengendaliannya serta
tidak mudah dibebankan secara langsung kepada suatu hasil
produksi tertentu. Persentase untuk biaya overhead ini umumnya
memiliki besaran maksimal 15% dari total biaya proyek.

14
CONTOH RAB

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu


proyek, maka diperlukan sarana organisasi proyek yang sangat di butuhkan
untuk mengatur sumber daya yang di miliki agar dapat melakukan aktivitas –
aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek
juga di butuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat di selesaikan
dengan cara efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

16

Anda mungkin juga menyukai