Manajemen
Konstruksi
Introduction
Abstract Kompetensi
Modul ini memberikan pengetahuan Mahasiswa mengetahui dan memahami
kepada mahasiswa mengenai pengertian manajemen proyek, unsur-
pengertian dan fungsi manajemen, unsur yang terlibat dan hubungan kerja
pengertian proyek, manajemen proyek, diantara mereka.
unsur-unsur yang terlibat serta
hubungan kerja diantaranya mereka.
Pengertian Umum Manajemen
Pengetahuan tentang manajemen merupakan hal yang penting bagi seseorang yang ingin
terjun ke dalam dunia manajemen proyek. Manajemen banyak disebut sebagai seni untuk
merealisasikan pekerjaan melalui orang lain.
Adapun pengertian manajemen sangat luas, menurut Sidarta Kamarwan (Widiasanti,2013)
pengertian manajemen dapat dilihat dalam berbagai sudut pandang, diantaranya :
1. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan (management as a science )
adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat,dan
matematika.
2. Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system)
adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa
menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait untuk
mencapai tujuan organisasi.
3. Manajemen sebagai suatu proses (management as a process )
adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan
pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.
4. Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people/group of people )
adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di
dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah, dan kelompok
pimpinan bawah.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan
untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Jadi
manajemen lebih bersifat konseptual (perencanaan-perencanaan strategis), bukan teknikal maupun
operasional.
Fungsi Manajemen
Sebagai suatu proses, manajemen mempunyai suatu cara sistematis untuk melaksanakan
pekerjaan yang diarahkan kepada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
penetapan tujuan atau sasaran merupakan tindakan awal manajemen, kemudian diikuti oleh tindakan
perencanaan yaitu penetapan apa yang akan dilakukan (planning), pengorganisasian yaitu
perancangan dan penugasan kelompok kerja (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
/ pengendalian (controlling) dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efektif dan
efisien. Tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut merupakan fungsi-fungsi dari manajemen.
Proses kegiatan diatas dapat dilustrasikan sebagai berikut :
2. Pengorganisasian / Organizing
Pengorganisasian / Organizing merupakan suatu tindakan mempersatukan kumpulan
kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain
dengan tata cara tertentu.
Tindakan tersebut antara lain berupa :
Membagi pekerjaan ke dalam tugas operasional
Menggabungkan jabatan ke dalam unit yang terkait
Memilih dan menempatkan orang-orang pada pekerjaan yang sesuai
Menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab masing-masing personel
Manfaat dari fungsi pengorganisasian merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian
tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangannya terlihat jelas. Organisasi yang
dibentuk akan berhasil jika srtiap anggota mampu bekerja sama dengan tujuan mencapai tujuan
bersama.
3. Pelaksanaan / Actuating
Pelaksanaan / Actuating adalah upaya untuk menggerakkan anggota organisasi sesuai
dengan keinginan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan perusahaan serta anggota di organisasi.
Fungsi ini merupakan fungsi terpenting diantara fungsi manajemen yang lain karena fungsi ini
menekankan pada hubungan dan kegiatan langsung para anggota organisasi.
Adapun tindakan yang dilakukan pada fungsi pelaksanaan antara lain:
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
Berkomunikasi secara efektif
Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab
Memberikan pengarahan, penugasan dan motivasi
Berusaha memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk pengawasan
4. Pengendalian / Controlling
Pengendalian / Controlling merupakan usaha tersistematis dari perusahaan untuk mencapai
tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang
tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting.
Tindakan dalam fungsi pengendalian antara lain;
Mengukur kualitas hasil
Membandingkan hasil terhadap standar kualitas
Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi
Memberikan saran-saran perbaikan
Menyusun laporan kegiatan
Manfaat dari fungsi pengendalian adalah mamperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi
kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.
Proyek
Pengertian Proyek
Menurut definisi dalam buku Panduan PMBOK ( A Guide to the Project Management Body of
Knowledge) definisi proyek adalah suatu usaha sementara yang dilaksanakan untuk menghasilkan
suatu produk atau jasa yang unik.
Sementara berarti : setiap proyek memiliki tanggal mulai dan selesai yang tertentu
Unik berarti : produk atau jasa yang dihasilkan adalah berbeda dari produk atau jasa sejenis lainnya,
tidak ada dua proyek yang 100% sama.
Ciri-ciri Proyek
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari proyek :
Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir.
Dalam proses mewujudkan lingkup yang dimaksud, maka ditentukan jumlah biaya,
jadwal, kriteria mutu, serta sumber daya yang diperlukan.
Bersifat sementara, dalam arti ada batasan waktu yang telah ditentukan. Titik awal dan akhir
ditentukan dengan jelas.
Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek
berlangsung.
Dilihat dari komponen kegiatan utamanya, maka proyek dapat dikelompokkan antara lain sebagai
berikut : (Soeharto.1997)
1. Proyek Engineering-Konstruksi
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain
engineering, pengadaan, dan kostruksi. Contoh proyek macam ini adalah pembangunan gedung,
jembatan, pelabuhan, jalan raya, fasilitas industri.
2. Proyek Engineering-Manufaktur
Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi, produk tersebut adalah hasil
usaha kegiatan proyek. Dengan kata lain, proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan
produk baru. Kegiatan utamanya meliputi desain-engineering, pengembangan produk, pengadaan,
manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.
2. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh
owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak (
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar-Gambar Kerja ) dengan biaya yang telah disepakati.
Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
3. Perencana
Perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana kegiatan dan pelaporan
serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku.
Perencanaan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek,Rencana Kerja dan Syarat
(RKS),perhitungan struktur ,serta perencanaan anggaran biaya.
Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.
Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam rapat pemberian
pekerjaan,membuat berita acara penjelasan.
Memberikan usulan,saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas (owner) tentang
pelaksanaan proyek.
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas
dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
Membuat gambar revisi jika ada perubahan .
Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.
Mempelajari petunjukpetunjuk teknis,Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagai
pedoman kerja.
Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait sesuai dengan bidangnya.
Sebagai jembatan antara owner dengan perencana dan kontraktor, pihak owner dapat
menunjuk sebuah pihak sebagai Project Management. Pihak inilah yang akan melakukan koordinasi
dengan berbagai pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek, mulai dari perencanaan, persiapan
kontrak, hingga pelaksanaan. Pihak ini juga berperan dalam tender untuk mengundang atau memberi
masukan kepada owner untuk menentukan kontraktor yang akan ditunjuk.
Manajemen Proyek
Berikut adalah framework atau kerangka kerja manajemen proyek yang digambarkan dalam bentuk
diagram.
Tiga faktor pembatas atau sering disebut triple constraint di dalam lingkup manajemen proyek, yaitu
meliputi :
1. Scope atau ruang lingkup
Mendefinisikan apa yang termasuk dalam pekerjaan proyek, produk/servis/hasil yang
diinginkan sponsor proyek. Scope atau ruang lingkup proyek pada intinya adalah membahas jenis
dan batasan-batasan yang ada pada sebuah proyek. Sejauh mana batasan-batasan atau ruang
lingkup suatu proyek ditentukan. Ruang lingkup atau batasan proyek sangatlah diperlukan dalam
suatu proyek, karena hal ini memberi dampak pada faktor-faktor proyek yang lainnya, terutama yang
menyangkut biaya dan waktu pengerjaan proyek. Semakin besar scope atau ruang lingkup suatu
proyek tersebut, maka secara umum akan makin bertambah pula waktu pengerjaan, ini tentunya
berdampak pada bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan.
2. Time atau waktu
Time atau waktu, adalah salah satu komponen yang menjadi target utama dalam sebuah
proyek. Pada intinya faktor waktu ini adalah bagaimana kita menentukan lamanya waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Komponen waktu begitu berarti, terutama suatu
proyek dipaksa untuk selesai pada waktu tertentu, walaupun berdampak pada membengkaknya
biaya.
3. Cost atau biaya.
Cost atau biaya, adalah salah satu faktor atau komponen utama proyek. Pada intinya faktor
biaya atau cost ini adalah menentukan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah
proyek. Faktor biaya ini sangat dipengaruhi oleh dua faktor sebelumnya, yaitu faktor scope dan faktor
time. Secara umum semakin besar ruang lingkup dan semakin lama waktu, maka akan semakin
besar pula biaya suatu proyek.
Proyek yang baik adalah proyek yang mencapai titik kesetimbangan antara waktu, biaya dan
kualitas. Ketiga faktor diatas adalah merupakan kunci sukses dalam mendirikan suatu proyek.
Misalkan saja pada kualitas, memberikan hasil produk dengan kualitas yang baik dan unik pada suatu
proyek. Waktu, mengidentifikasikan berapa lama waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu
proyek. Project manajer harus mampu menyeimbangkan hubungan antara Budget, schedule, quality,
scope, dan resource dan keseluruhannya berjalan secara bersamaan.
Tujuan atau manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya manajemen antara lain adalah :
Efisiensi, baik dari sisi biaya, sumber daya maupun waktu.
Kontrol terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan scope, biaya,
sumber daya dan waktu yang telah ditentukan.
Meningkatkan kualitas.
Meningkatkan produktifitas.
Bisa menekan risiko yang timbul sekecil mungkin.
Koordinasi internal yang lebih baik.
Meningkatkan semangat, tanggung jawab serta loyalitas team terhadap proyek, yaitu dengan
penugasan yang jelas kepada masing-masing anggota team.
Chris Hendrickson and Tung Au , 2000 Project Manajemen for Construction, Second Edition
prepared for world wide web publication.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstuksi jilid II. Yogyakarta:
Kanisius.
Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional) Jilid dan
2, Edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta,