Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Proyek yang dibina oleh
Disusun oleh:
(170406015)
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Makalah Ulasan Mengenai Kontrak Konstruksi, Rencana Anggaran Biaya Dan Time
Schedule” dengan tepat waktu. Adapun makalah ini membahas mengenai ulasan
mengenai beberapa tulisan tentang Kontrak Konstruksi, Rencana Anggaran Biaya dan
Time Schedule.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak Ir.
Novrial M. Eng yang telah membimbing dan mengajari penulis mengenai Manajemen
Proyek sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman, yang telah memberikan referensi
buku dan artikel yang bermanfaat dalam penyusunan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, sehingga makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini, penulis mohon maaf.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Penyusun
TULISAN I
MANAJEMEN KONTRAK KONSTRUKSI
1. Kontrak harga tetap, yakni pihak kontraktor setuju dalam melaksanakan semua
pekerjaan proyek yang dicanangkan di dalam kontrak dengan imbalan uang muka
(harga) dengan jumlahnya tetap. Variasi jenis kontrak ini terdiri dari :
1. Harga tetap dari ekskalasi yaitu harga kontrak yang dapat disesuaikan, naik
atau harga yang didasarkan atas suatu indeks eskalasi yang disetujui bersama.
2. Harga tetap dengan perangsang. Dalam hal ini kontraktor tambahan harga yang
telah disetujui sebagai perangsang misalnya bila kontraktor dapat
menyelesaikan lebih dari rencana.
c. Kontaktor dengan satuan harga tetap. Kontrak ini bila mana jenis pekerjaan
dan spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan sedangkan jumlah pekerjaan
belum dapat diketahui secara tepat.
2. Kontrak dengan harga yang tidak tetap, yakni pihak pemilik membayar biaya-biaya
(jasa dan material) yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek diatur dalam kontrak
ditambah dengan sejumlah uang yang ada dalam bentuk upah. Variasi jenis kontrak
ini terdiri dari :
1. Harga tidak tetap dengan upah tetap. Pemilik membayar kembali semua biaya
proyek yang dikeluarkan oleh kontraktor, ditambah fee yang jumlahnya tetap.
2. Harga tidak tetap dengan suatu batas maksimum. Pemilik membayar semua
biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk merampungkan proyek,
ditambah upah sampai pada suatu batas maksimum.
3. Harga tidak tetap dengan resiko ditanggung bersama. Disini jumlah upah akan
naik sesuai dengan penghematan yang dihasilkan, tetapi akan mendapat
hukuman sesuai dengan jumlah keseimbangan yang terjadi di atas sasaran.
4. Harga tidak tetap dengan upah berubah-ubah jumlah upah bila pada akhir
ternyata biaya proyek sesungguhnya berada di bawah sasaran maka jumlah
upah akan naik demikian sebaliknya
“Pada pekerjaan dengan bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan
perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik maka harga penawaran
total tidak boleh diubah. Perubahan dan semua resiko akibat perubahan karena adanya
koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa, selanjutnya
harga penawaran menjadi harga kontrak/harga pekerjaan”
b. Unit Price
Volume kontrak diukur ulang, harga penawaran dapat berubah tetapi harga
satuan tidak dapat berubah. Resiko akibat perubahan karena koreksi aritmatik menjadi
tanggung jawab penyedia jasa dan pengguna jasa sama-sama memikul semua resiko.
Adanya opname menimbulkan peluang kolusi. Jenis kontrak ini bersifat tetap dan
pasti, berdasarkan harga satuan pekerjaan dengan spesifikasi tertentu. Sehingga
pembayarannya dilakukan atas dasar pengukuran bersama atas volume pekerjaan.
Dalam kontrak harga satuan, risiko estimasi tidak akurat dalam jumlah yang
tidak pasti untuk beberapa tugas utama yang telah dihapus dari kontraktor. Namun,
beberapa kontraktor dapat mengajukan “tawaran seimbang” ketika menemukan
perbedaan yang besar antara estimasi dan perkiraan pemilik dari kuantitas. Tergantung
pada kepercayaan kontraktor pada perkiraan sendiri dan kecenderungan pada risiko,
seorang kontraktor bisa sedikit menaikkan harga unit pada tugas diremehkan sambil
menurunkan harga unit pada tugas-tugas lainnya.
Jika kontraktor benar di dalam pengkajian, maka dapat meningkatkan
keuntungan secara substansial sejak pembayaran dilakukan pada jumlah yang
sebenarnya tugas, dan jika sebaliknya adalah benar, maka bisa kehilangan atas dasar
ini. Selanjutnya, pemilik mungkin mendiskualifikasi kontraktor jika tawaran tersebut
tampak sangat tidak seimbang. Sejauh bahwa meremehkan atau melebih-lebihkan
disebabkan oleh perubahan dalam jumlah kerja, kesalahan tidak akan mempengaruhi
laba kontraktor luar me-markup harga unit.
Penjelasan Pasal 21 ayat (2) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, tertulis :
“Pada pekerjaan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi pembetulan
perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik,
harga penawaran total dapat diubah, tetapi harga satuan tidak boleh diubaj. Koreksi
aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian antara volume dengan harga satuan.
Semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung
jawab sepenuhnya Penyedia Jasa. Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga
terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi harga kontrak/harga
pekerjaan. Harga satuan juga menganut prinsip lump sum”
e. Kontrak persentase
Jenis kontrak ini, pelaksana kontrak atau pekerjaan pemborongan tersebut akan
menerima imbalan jasa berdasarkan persentase nilai pekerjaan konstruksi. kontrak
pelaksanaan jasa konsultansi bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu,
dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan prosentase
tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut.
2.4.Co-operative Contracting
Co-operative contracting (oleh kontraktor ) bertujuan untuk menggabungkan
keahlian, kemampuan finansial serta sumber daya manussia dari beberapa perusahaan
kontraktor untuk menyelesaikan suatu proyek. Ada berbagai skenario perjanjian
internal antar perusahaan kontraktor tersebut :
B. Traditional Contracts
a. Bulanan
Prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan dan dibayar setiap bulan. PP
no. 29/2000 Pasal 20 ayat (3) huruf c angka 2.
Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment)
Prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan
Kelemahan cara pembayaran ini adalah berapapun kecilnya prestasi penyedia
jasa pada suatu bulan tertentu, tetap harus dibayar. Untuk menutupi kelemahan
cara pembayaran ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah
pembayaran minimum yang harus dicapai untuk setiap bulan diselarasakan
dengan prestasi yang harus dicapai sesuai jadwal
Seringkali penyedia jasa mengkompensasi kurangnya prestasi kerja dengan
prestasi bahan dengan cara menimbun bahan di lapangan. Untuk mengatasinya
bisa dipersyaratkan bahwa bahan yang ada di lapangan tidak dihitung sebagai
prestasi, kecuali pekerjaan yang betul-betul selesai/terpasang atau bisa juga
barang-barang setengah jadi
b. Prestasi
Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/ kemajuan prestasi. Besarnya
prestasi dinyatakan dalam persentaes. PP no. 29/2000 Pasal 20 ayat (50) huruf angka
1.
Cara Pembayaran Termin atau Prestasi (Stage Payment)
Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
Besarnya prestasi dinyatakan dalam persentase.
Contoh :
2. Pembayaran:
Atas dasar prestasi pekerjaan
Sistem sertifikat bulanan/termijn,
Memperhitungkan angsuran uang muka dan pajak.
Masa Pemeliharaan
o Min. 6 bulan untuk pekerjaan permanen (jika umur rencananya > 1
tahun)
o Min. 3 bulan utk pekerjaan semi permanen (umur rencananya < 1
tahun)
o Cara pembayaran dapat dilakukan :
o Dibayar 95%, sedangkan Retensi 5% (ditahan selama masa
pemeliharaan)
o Dibayar 100%, tapi penyedia harus menyediakan jaminan
pemeliharaan sebesar 5%
Cara pembayaran dapat dilakukan :
o Dibayar 95%, sedangkan Retensi 5% (ditahan selama masa
pemeliharaan)
o Dibayar 100%, tapi penyedia harus menyediakan jaminan
pemeliharaan sebesar 5%
Keadaan kahar.
Keadaan diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban tidak dapat dipenuhi.
Akibat kerugian dan tindakan untuk mengatasi keadaan kahar merupakan kesepakatan
para pihak.
2. Pembayaran:
Atas dasar prestasi pekerjaan
Sistem sertifikat bulanan/termijn,
Memperhitungkan angsuran uang muka dan pajak
TULISAN II
RENCANA ANGGARAN BIAYA
OLEH NURCHOLID SYAWALDI DAN EKO HERI SISWANTO
BAB I PENDAHULUAN
Dua cara yang dapat dilakukan dalam penyusunan anggaran biaya antara
lain :
Adalah pihak yang berada dalam posisi pemberi tugas, pihak inilah yang
nantinya memiliki / mengguanakan bangunan tersebut. Berbentuk perorangan,
instansi, atau organisasi
Syarat :
a) Memiliki tanah
b) Memiliki dana/modal
c) Memiliki surat keputusan otorisasi sebagai
principal Kewajiban :
a) Membayar ongkos bangunan
b) Honorium perencana
c) Honorium direksi
d) Harga bangunan ditambah keuntungan pemborong
e) Biaya pengurusan izin bangunan
f) Mengurus izin bangunan
g) Menunjukkan/menentukan perencana, direksi, dan pemborong
h) Menandatangani kontrak
i) Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan
Hak :
a) Mendapatkan izin bangunan
b) Mendapatkan desain bangunan
c) Mendapatkan fisik bangunan
d) Mendapatkan bangunan pengawas
2. Perencana (Konsultan / Penasehat)
Adalah pihak yang berada pada posisi penerima tugas perencanaan dari principal,
oleh karena itu pihak ini harus ahli dalam hal perencanaan bangunan. Biasanya
dipimpin oleh arsitek atau insinyur
Syarat :
a) Berbentuk perorangan atau badan hokum
b) Ahli bangunan sehingga bisa mewujudkan keinginan principal
Kewajiban:
Gambar
Rencana Biaya Bestek
Rencana/Pelaksanaan
Adalah suatu pihak yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemborong/pelaksana.
Syarat :
a) Berbentuk perseorangan atau badan hokum
b) Ahli dalam bidang masing-masing
c) Diangkat sekaligus merupakan orang kepercayaan principal Kewajiban :
Konsultan pengawas berkewajiban mengawasi jalannya pekerjaan yang
dilakukan pemborong, sesuai dengan ketentuan yang terdapat didalam bestek dan
gambar bestek.
Hak :
Konsultan pengawas berhak mendapatkan honorium sesuai dengan ketentuan dan
perjanjian.
Adalah pihak yang juga sebagai penerima tugas dari principal tapi dalam hal
mewujudkan fisik bangunan lapangan. Dalam pelaksanaannya kontraktor
memiliki bagian-perbagian pekerjaan yang di kerjakan sub kontraktor yang
berbeda-beda tergantung kemampuan sub kontraktor.
Syarat :
a) Memiliki modal
b) Memiliki tenaga ahli
c) Memiliki peralatan
d) Bersifat perorangan/badan hukum
Kewajiban :
a) Mewujudkan fisik bangunan sesuai dengan bestek/gambar bestek dalam
selang waktu yang sudah ditetapkan.
b) Tunduk dari direksi sepanjang tidak bertentangan dengan pelaksanaan bestek.
c) Membuat laporan tentang perkembangan pekerjaan pada direksi.
d) Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Hak :
Pemborong berhak menerima kembali biaya bangunan ditambah dengan
keuntungan tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan/perjanjian.
5. Pelaksana (Sub Kontarktor / Uitveoder)
Adalah pihak yang berada dibawah Kontraktor atau pemborong sebagai penerima
tugas dalam hal mewujudkan fisik bangunan di lapangan. Bisa berupa seorang ahli
professional atau organisasi yang memiliki tugas dengan spesifikasi khusus /
spesialis tertentu.
Keterangan :
1. Kontrak : Sebuah kesepakatan yang mengikat antara 2 atau lebih pihak yang
berkompeten dalam hal tertentu dan dalam hukum tertentu pula.
2. Biaya (Honorarium) : Bayaran berupa uang / gaji / upah yang memiliki besaran
dan nilai tertentu, yang berguna sebagai timbal balik atas jerih payah yang telah
diberikan. Besarnya honorarium ditetapkan oleh IRTA/DATI/DTPI/ berdasarka
kesepakatan principal dengan tenaga ahli
Klasifikasinya :
Golongan Golongan
Kelas I II
(untuk perluasan, perubahan, (untuk jalan, pengairan, perluasan
perbaikan bangunan gedung) ,perbaikan bangunan khusus)
A mudah, sederhana contoh: kios, Bangunan jalan, Air yang
bangsal, dll bersifat sederhana, parit, pengairan
kecil, pekerjaan tanah
B Sedikit sulit, contoh: rumah, kantor, Sedikit sulit, contoh: saluran beton
sekolah, rumah sakit, bioskop, bertulang, jembatan 1-12 m, bangunan
pabrik dll penahan air
C Sulit, khusus, monumental contoh: Bersifat khusus, contoh: jembatan
masjid, gereja, bank, gedung besar bentang >12m pekerjaan
kesenian dll penting, waterleiding dari kota,
kontruksi
beton/baja yang bersifat khusus
D Sangat sulit, khusus, arsitektural -
contoh: monument, interior khusus,
dll
BAB II
PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Apabila seorang arsitek mendapat pekerjaan untuk merencanakan suatu
bangunan, ia segera melakukan tindakan sebagai berikut:
C. PELELANGAN / TENDER
Yaitu proses membeli atau menjual barang atau jasa dengan cara menawarkan
kepada penawar melalui persaingan harga (harga lebih tinggi / rendah), dan
memberikan kepada pemenang (penawar harga tertinggi/terendah) tergantung jenis
lelangnya. Dalam teori ekonomi, lelang mengacu pada beberapa mekanisme atau
peraturan perdagangan dari pasar modal.
Pada pelelangan dalam proyek bangunan dicari penawar yang menawarkan
harga terendah, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek – aspek lainnya untuk
menjamin kesuksesan dalam pembangunan tersebut.
1. Jenis – Jenis Pelelangan
a. Pelelangan Umum/ Terbuka
Arti : Pelelangan yang dihadiri oleh siapapun/ pihak apapun boleh ikut
Keunggulan
Sifatnya bebas terbuka dan umum
Terjadi kompetisi yang maksimum
Harga penawaran lebih kompetitif
Kelemahan
Hilangnya kontrol terhadap pemborong yang tidak bonafid
Pemborong yang bonafid sungkan untuk ikut dalam pelelangan
Banyak kemungkinan pemborong melakukan pemotongan harga (cut
prise offerors)
Proyek bisa jatuh ke pemborong yang tidak sesuai dengan kualifikasi
Harga permulaan bisa lebih rendah akan tetapi biaya akhir bisa lebih tinggi
(kelambatan, klaim, perbaikan, denda, dll)
Keunggulan
Sifatnya tertutup
Penawar merupakan pemborong yang sudah terkualifikasi dan
jelas bonafidnya, mereka sudah lolos registrasi, klasifikasi, dan
kualifikasi
Proyek pekerjaan bisa sangat terjamin keberhasilan / kesuksesannya
Kelemahan
Harga penawaran lebih mahal dibandingkan melalui pelelangan
umum dan undangan
2. Prosedur Pelelangan
Setelah pihak perencana menyiapkan bahan-bahan seperti bestek, gambar bestek,
berita acara, surat penawaran dan lampiran-lampirannya, maka direksi
membentuk panitia lelang yang terdiri dari (Principal , Direksi, Perencana) setelah
panitia terbentuk barulah pelelangan dimulai.
1. Syarat utama dalam pelaksanaan penawaran adalah arsitek sudah harus siap
dengan bestek, gambar bestek, lengkap dengan rencana biayanya, dan sudah
diketahui/disahkan oleh principal dan direksi.
2. Membuat dokumen tender (persiapan pelelangan) kemudian diadakan
pengumuman dan pemborong
3. Dalam dokumen tender terdapat antara lain : gambar bestek, bestek dan
pedoman surat penawaran, syarat-syarat beserta lampirannya.
4. Diadakan prakualifikasi pemborong yang memperkenalkan diri.
5. Pelaksanaan pelelangan harus menurut ketentuan/undang-undang yang
berlaku dan keputusan presiden.
6. Pihak principal/direksi membentuk suatu kepanitiaan untuk pelaksanaan
pelelangan.
7. Pelelangan bertugas pada prakualifikasi pemborong sampai dengan tahap
pelulusan/penetapan calon pemborong yang menang.
8. Panitia lelang menetapkan
System pemanggilan pemborong
Hari dan tanggal anwyzing (penjelasan dan peninjauan lapangan)
Syarat-syarat pemasukan surat penawaran/pelelangan
Pengumuman pemenang lelang.
Alur pelelangan bisa dilihat melalui skema dibawah ini:
KETERANGAN
Pemberitahuan umum tentang adanya pelelangan, bisa melalui iklan atau
A:
undangan
Jangka waktu yang diberikan kepada pemborong untuk datang atau
1:
mendapatkan informasi mengenai pelelangan dari panitia
B: Rapat penjelasan (Aanswijzing) yang diadakan panitia lelang
2: Jangka waktu bagi pemborong untuk menghitung harga penawaran
C: Hari penawaran dan pembukaan surat penawaran
3: Seleksi penawaran, pihak panitia menyeleksi penawaran
D: Pelulusan pekerjaan atau keputusan pemenang
Jangka waktu penyediaan kontrak dan administrasi lainya dan surat
4:
pemberian pekerjaan (gunning)
E: Penandatanganan kontrak / perjanjian
BAB III
MENYUSUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. PENDAHULUAN
Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi.
Menurut Pratt (1995) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah untuk
:
1. Melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang
ada.
2. Mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan.
3. Kompentesi pada saat proses penawaran. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi
dan gambar kerja yang disiapkan owner harus menjamin bahwa pekerjaan akan
terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak.
Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan
memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya.
Keakuratan dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian dan kerajinan estimator
dalam mengikuti seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan infomasi terbaru. Secara
umum komponen biaya yang tercantum dalam estimasi biaya konstruksi meliputi :
1. Estimasi biaya langsung (material, labor & peralatan).
2. Estimasi biaya tak langsung.
3. Biaya tak terduga.
4. Keuntungan (profit).
Salah satu metoda yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran
konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai
indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Saat ini para estimator
di Indonesia masih banyak mengacu pada BOW (Burgerlijke Open bare Werken) yang
ditetapkan tanggal 28 Pebruari 1921 pada jaman pemerintah Belanda.
1. Perhitungan jumlah/volume.
2. Harga material
3. Upah tenaga kerja
4. Prakiraan produktivitas pekerja
5. Metoda kerja
6. Biaya peralatan konstruksi
7. Biaya pekerjaan tak langsung
8. Bayaran untuk sub-kontraktor
9. Bayaran untuk supplier material
10. Ketidak-pahaman kondisi lokasi
11. Faktor-faktor yang bersifat lokal
12. Biaya yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan konstruksi
13. Biaya-biaya awal pelaksanaan
14. Overhead
15. Pertimbangan keuntungan
16. Alokasi resiko dan biaya tak terduga
17. Kesalahan dalam rumusan estimasi
18. Informasi dasar yang biasa digunakan untuk perumusan estimasi biaya
19. Tekanan pasar
Alasan-alasan tersebutlah yang menjadi tugas estimator untuk meminimasi
perbedaan tersebut dengan cara memahami rencana proyek, kondisi setempat, dan
beberapa faktor resiko lainnya.
Pekerjaan Rumus
1. Pekerjaan Persiapan
1) a. pembersihan lapangan V= Luas = panjang x lebar
b. pemasangan bouwlank V= Keliling = 2 (p+1)
2) Penggalian
a. Galian tanah pondasi V= Luas penampang galian x jumlah panjang
pondasi
b. Urugan kembali V= ¼ x volume galian
3) Pas. Pondasi pada batu
a. Urugan pasir V= luas penampang urugan x jumlah panjang
podasi
b. Aanstampang batu kali V= luas penampang aanstampang x jumlah
panjang pondasi
c. Pas. Pondasi pada batu kali V= luas penampang pondasi x jumlah panjang
pondasi
2. Pekerjaan beton/dinding
1) Beton bertulang
a. Beton sloof V= jumlah panjang sloof x luas penampang
sloof
b. Tiang praktis V= tinggi tiang x luas penampang tiang x
banyak tiang
c. Reng balok V= jumlah panjang reng balok x luas
penampang reng balok
2) Beton tak bertulang
a. Beton cor 1 : 2 : 3 V= luas bidang x tebal
b. Bak mandi V= luas penampang bak x tinggi bak
c. Neut/umpa V= tinggi neut x luas pnmpng x bnyk neut
3) Dinding
a. Pas. Tembok 1 : 2 V= luas pas. Tembok 1 : 2 = panjang dinding x
tinggi
b. Pas. Tembok 1 : 4 V= luas pas. Tembok 1 : 4 = panjang dinding x
tinggi
4) Kusen
a. Kusen pintu dan jendela V= panjang kusen seluruhnya x luas penampang
2) Pas. Atap
a. Pas. Atap genteng metal V= luas bidang atap
b. Pas. Perabung genteng metal V= luas perabung
c. Pas. Bola-bola V= panjang bola-bola
4. Pekerjaan plafon
1) Balok plafon
a. Rangka plafon dalam V= luas keseluruhan ruangan yang akan
dipasang plafon
b. Rangka plafon luar V= luas keseluruhan ruangan yang akan
dipasang plafon
2) Residu rangka plafon
a. Rangka plafon dalam V= panjang kayu rangka plafon dalam x keliling
kayu
b. Rangka plafon luar V= panjang kayu rangka plafon luar x keliling
kayu
3) Memasang plafon
a. Memasang plafond ala Luas plafon dalam/m2
b. Memasang plafon luar Luas plafon luar/m2
c. Les pinggir plafon luar Panjang les pinggir plafon/m
5. Pekerjaan plesteran
1) Pekerjaan plesteran 1 : 2 V= luas pas. Tembok 1 : 2 di atas lantai x 2
2) Pekerjaan plesteran 1 : 4 V= luas pas. Tembok 1 : 4 diatas lantai x 2
3) Afwarking beton V= keliling kolom x tinggi kolom x jumlah
kolom
6. Pekerjaan lantai
1) Urugan dibawah lantai
a. Urugan tanah bawah lantai V= panjang urugan tanah x tinggi urugan tanah
b. Urugan pasir bawah lantai V= panjang urugan pasir x tinggi urugan pasir
tinggi 5 cm/m2
2) Pasangan lantai
a. Pasangan lantai kerja 1:3:5 V= luas pas. Lantai kerja
tinggi 5 cm/m2
b. Pas. Lantai keramik 30/30 V= luas pas. Lantai keramik bagian ruangan
(ruangan)
c. Pas. Lantai keramik 30/30 V= luas pas. Lantai keramik bagian teras
(teras)
d. Lantai keramik WC/KM V= luas pas. Lantai keramik bagian WC
7. Pekerjaan Pintu/Jendela 1)
Pekerjaan pintu/jendela
a. Pas. Pintu panil double
untuk 60 cm Luas pasangan pintu
9. Pekerjan Perlengkapan
dalam
1) Instalasi listrik ……. Titik
a. Pas. Titik lampu ……. Titik
b. Pas. Stop kontak ……. Buah
c. Pas. Lampu S1 20 watt ……. Buah
d. Pas. Lampu pijar 30 watt ……. Unit
e. Pas. MCB 1 group ……. Buah
f. Pas. Sakelar tunggal
Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengatur
pelaksanaan tiap pekerjaan sehingga proyek dapat selesai tepat pada waktunya. Jadwal
pelaksanaan terdiri dari Jaringan Kerja (Network Planning) , Jadwal Pelaksanaan
(Time Schedule), dan Kurva S (S Curve).
3. Kurva S
Merupakan salah satu alat untuk merencanakan tahapan pelaksanaan proyek.
Dapat juga digunakan sebagai alat kontrol antara jadwal rencana dengan jadwal
pelaksanaan. Data-data yang dibutuhkan untuk menyusun kurva-S yaitu:
a. Daftar Harga Satuan Upah, Bahan dan Peralatan
b. Daftar Harga Satuan Analisa
a. Bulana
b. Prestasi
2. Pembayaran:
Atas dasar prestasi pekerjaan
Sistem sertifikat bulanan/termijn,
Memperhitungkan angsuran uang muka dan pajak.
Masa Pemeliharaan & Cara Pembayaran untuk Pekerjaan Pemborongan
Masa Pemeliharaan
Cara pembayaran dapat dilakukan :
2. Pembayaran:
Atas dasar prestasi pekerjaan
Sistem sertifikat bulanan/termijn,
Memperhitungkan angsuran uang muka dan pajak
Ulasan Mengenai
Tulisan 2
2. RENCANA ANGGARAN BIAYA OLEH NURCHOLID SYAWALDI DAN
EKO HERI SISWANTO
Dua cara yang dapat dilakukan dalam penyusunan anggaran biaya antara
lain :
Fungsi RAB:
3. Kurva S
Merupakan salah satu alat untuk merencanakan tahapan pelaksanaan proyek.
Dapat juga digunakan sebagai alat kontrol antara jadwal rencana dengan jadwal
pelaksanaan. Data-data yang dibutuhkan untuk menyusun kurva-S yaitu:
a. Daftar Harga Satuan Upah, Bahan dan Peralatan
b. Daftar Harga Satuan Analisa
c. Rencana Anggaran Biaya