Anda di halaman 1dari 59

Materi 3

Sistem Kontrak LN

FEDERATION INTERNATIONALE DES INGENIEURS COUNSEILS (FIDIC)

ADMINISTRASI PROYEK DAN


Dr. Antono Damayanto, Ir., MMBAT
antono@ymail.com HUKUM PEMBANGUNAN
Pengertian Kontrak FIDIC

FIDIC adalah singkatan dari Federation Internationale des Ingenieurs Counseils atau
bila diterjemahkan Federasi Internasional Konsultan Teknik.

FIDIC didirikan pada tahun 1913 oleh 3 (tiga) asosiasi nasional dari Konsultan Teknik
Independen di Eropa.

Tujuan pembentukan federasi ini adalah:


• Untuk memajukan secara umum kepentingan-kepentingan profesional dari
anggota asosiasi
• Untuk menyebarkan informasi atau kepentingannya kepada anggota-anggota dari
perkumpulan asosiasi nasional.

Saat ini, jumlah keanggotaan FIDIC sudah tersebar di lebih dari 60 (enam puluh)
negara di seluruh dunia, mewakili konsultan teknik di dunia.

FIDIC telah mempublikasikan laporan-laporan dari berbagai konferensi dan seminar;


informasi untuk para Konsultan Teknik, Pengguna Jasa Proyek dan agen-agen
pengembangan internasional; bentuk-bentuk standar prakualifikasi; dokumen-dokumen
kontrak dan perjanjian Klien/Konsultan.
Pihak-pihak yang Terlibat dan Perannya
Menurut FIDIC 2005
Menurut
Pihak yang Perundang-undangan
Peran Indonesia
Terlibat
Employer  Membiayai proyek konstruksi Pengguna Barang/Jasa: Pemilik
 Menetapkan keputusan berkaitan dengan proyek
konstruksi
Pekerjaan, Bouwheer

Contractor  Menyediakan layanan jasa pelaksanaan konstruksi Penyedia Barang/Jasa


(construction) Pemborongan/ Jasa Lainnya
(Kontraktor)
Engineer  Menyediakan layanan jasa perencanaan Penyedia Barang/Jasa Konsultansi
teknis/desain/perancangan ( design) (Konsultan)
Subcontractor  Menyediakan layanan jasa pelaksanaan konstruksi Sub Penyedia Jasa
khusus atau spesial
Pemborongan/Jasa Lainnya
 Menyediakan layanan jasa pengadaan bahan dan
atau peralatan

Dispute Board  Sebagai badan keputusan sengketa


 Adapun keputusannya tidak bersifat final dan -
(DB)
mengikat

Bank  Memberikan pinjaman dalam suatu proyek


-
 Sebagai pemberi jaminan

Borrower  Meminjamkan barang/jasa ke pengguna/penyedia


-
jasa
Jenis-jenis Dokumen Kontrak
menurut FIDIC

FIDIC telah menyusun 3 (tiga) versi Standar/Sistem Kontrak yang masing-


masing mengatur Syarat-syarat Umum Kontrak dan Syarat-syarat Khusus
Kontrak.
• FIDIC-Edisi ke-4 1987
Ditujukan untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi Teknik Sipil (Works of Civil
Engineering Construction).
• FIDIC-Edisi ke-1 1995
Ditujukan untuk pekerjaan Rancang Bangun (Design Build and Turn Key).
• FIDIC-Edisi Mei 2005 Multilateral Development Bank (MDB) Harmonised
Edition
Ditujukan untuk pekerjaan Bangunan dan Pekerjaan Perencanaan yang
didesain oleh Pengguna Jasa (Building And Engineering Works Designed by The
Employer).
Prinsip Dokumen Kontrak menurut FIDIC

• Perjanjian/Kontrak/Agreement/Article of Agreement/Article of Contract


dan Lampiran-lampiran (Appendixes)
Dokumen kontrak yang ditanda-tangani para pihak. Perjanjian/Kontrak ini
hanya terdiri dari 4 (empat) butir dan harus dipandang sebagai satu kesatuan
yang saling menjelaskan dengan dokumen-dokumen lain.
Lampiran berisi besaran-besaran yang menyangkut besarnya jaminan ganti rugi,
waktu pelaksanaan, waktu penyerahan lahan, masa jaminan atas cacat, besarnya
retensi, dll. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian kembali salah satu
ketetapan.
• Penetapan Pemenang Tender
• Permintaan-permintaan Pengguna Jasa (pada FIDIC 1995)
• Dokumen Tender/Lelang
• Syarat-syarat Kontrak (Conditions of contract)
• Umum (General)
• Khusus (Particular/Special)
• Spesifikasi Teknis (Technical Specification)
• Gambar-gambar Kontrak (Contract Drawings)
• Bill of Quantities
Syarat-syarat Umum

• The Contract • Test After Completion


• The Employer • Defect Liability
• The Employer’s Representative • Contract Price and Payment
• The Contractor • Variation
• Design • Default of Contractor
• Staff and Labour • Default of Employer
• Plant, Materials and Workmanship • Risk and Responsibility
• Commencement, Delay & Suspension • Insurance
• Test on Completion • Force Mayeur
• Employer’s Taking Over • Claims, Dispute and Arbitration
Syarat-syarat Khusus

Syarat-syarat Khusus dijelaskan hal-hal mengenai ketentuan


yang harus diatur secara khusus mengingat sifat/kondisi
pekerjaan tertentu yang berbeda satu sama lain.
CONTOH
HAND-OUT
SYARAT-SYARAT KONTRAK
ACUAN POKOK
• FIDIC, Conditions of Contract, Fourth Edition

1987, Reprinted 1992


• Conditions of Particular Application (COPA)
ACUAN LAINNYA
1. Kepmen PU No. 38/KPTS/1998
- Dokumen Lelang Standar Pengadaan Jasa Pemborongan
di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
2. Kepmen Kimpraswil No. 08/KPTS/M/2000
- Dokumen Lelang Internasional Untuk Pengadaan Jasa
Pemborongan di Lingkungan Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah.
3. The World Bank, May 2000, Revised March 2002 and March 2003
- Standard Bidding Documents -Procurement of Works
4. Dokumen Lelang Standar Ditjen Prasarana Wilayah
ISI BUKU
SYARAT-SYARAT KONTRAK & UUJK

1. BUKU 1
* GENERAL CONDITIONS OF CONTARCT
(FIDIC; Fourth Edition 1987, Reprinted 1992)
* CONDITIONS OF PARTICULAR APPLICATION (COPA)
2. BUKU 2
STANDARD BIDDING DOCUMENT FOR SMALLER CONTRACT
3. BUKU 3.
SYARAT-SYARAT KONTRAK
4. BUKU 4
UNDANG-UNDANG NO. 18/1999 (UUJK) DAN PP NO. 29/2000
5. BUKU 5
HAND-OUT
DOKUMEN LELANG
(TENDER DOKUMEN STANDAR)
VOL. I INSTRUCTION TO BIDDERS MENGANDUNG
VOL. II GENERAL CONDITIONS ASPEK HUKUM
OF CONTRACT &
SPECIAL CONDITIONS
BAGIAN DARI
OF CONTRACT
DOKUMEN
VOL. III GENERAL SPECIFICATIONS
KONTRAK
& SPECIAL SPECIFICATIONS
VOL. IV DRAWINGS
VOL. V BILL OF QUANTITY MENGANDUNG
ASPEK TEKNIK
DOKUMEN LELANG
(CONTOH)

LCB
1. Pengumuman/Undangan Lelang
2. Instruksi Umum Kepada Peserta Lelang
3. Instruksi Khusus Kepada Peserta Lelang
4. Syarat-syarat Umum Kontrak
5. Syarat-syarat Khusus Kontrak
6. Daftar Kuantitas dan Harga
7. Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus
8. Gambar-gambar
9. Bentuk-bentuk Jaminan Penawaran/Pelaksanaan/Uang Muka
DOKUMEN LELANG (Lanjutan 1)
(CONTOH)
ICB
1. Instruction to Bidders 9. Form of Agreement
2. Bidding Data Forms of Performance Security
3. Invitation for Bids Advance Payment Security
4. Part I : General Conditions of 10. Drawings
Contract 11. Explanatory Notes
5. Part II : Conditions of 12. Post qualification
Particular Applications 13. Disputes Resolution Procedure
6. Technical Specifications 14. Eligibility For The Provision
7. Form of Bid, Appendix to Bid, of
and Bid Security Goods, Works, And Service in
8. Bill of Quantities FA Financed Procurement
Part I : General Conditions of Contract (ICB)
Daftar Isi
1. Definitions and Interpretation 14. Measurement
2. Engineer and Engineer’s Representative 15. Provisional Sums
3. Assignment and Subcontracting 16. Nominated Subcontractors
4. Contract Documents 17. Certificates and Payment
5. General Obligations 18. Remedies
6. Labour 19. Special Risks
7. Materials, Plant and Workmanship 20. Release from Performance
8. Suspension 21. Settlement of Disputes
9. Commencement and Delays 22. Notices
10. Defects Liability 23. Default of Employer
11. Alterations, Additions and Omissions 24. Changes in Cost and Legislation
12. Procedure for Claims 25. Currency and Rates of Exchange
13. Contractor’s Equipment, Temporary
Works and Materials - Hanya berlaku untuk Kontrak Harga
Satuan.
- Perubahan dan tambahan dimuat
dalam Conditions of Particular
Applications, atau Appendix to Bid
Part II : Conditions of Particular Application (COPA)
(= Special Conditions)
Catatan pada Conditions of Particular Application
• COPA merupakan pelengkap GCC (Part I)
• Memuat kebutuhan kontraktual berkaitan dgn keadaan khusus
antara lain mengenai :
- Negara (Country)
- Pemilik (Employer)
- Engineer
- Proyek
- Pekerjaan
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan Part II :
- Berkaitan dengan informasi penting untuk melengkapi
ketentuan Part I
- Menambah informasi yang sudah ada di Part I
- Mengubah dan/atau menambah dan/atau memilih
pemberlakuan ketentuan Part I
DEFINITIONS AND INTERPRETATIONS
1. Art.1.1 - Definisi
Definisi dimaksudkan untuk menyatukan pengertian
terhadap suatu istilah yang secara berulang-ulang sering
dipergunakan dalam kontrak.
2. Art.1.5 – Pemberitahuan, Izin, Persetujuan, Sertifikat dan
Keputusan
* Pemberitahuan, Izin, Persetujuan, Sertifikat atau Keputusan,
kecuali ditentukan lain, diberikan dalam bentuk tertulis.
* Setiap Izin, Persetujuan, Sertifikat atau Keputusan tidak boleh
dihambat atau terlambat tanpa alasan.
ENGINEER’S DUTIES AND AUTHORITY
(TUGAS DAN WEWENANG ENGINEER)
FIDIC Art. 2.1
1. Engineer melaksanakan tugas sesuai ketentuan kontrak; yaitu
mengawasi dan mengendalikan Kontraktor berdasarkan
kewenangan yang diberikan oleh Employer.
2. - Pelaksanaan tugas Engineer dinyatakan dalam bentuk
INSTRUKSI
- Kontrak menetapkan yang berhak memberi instruksi
adalah
Engineer
- Siapa yang menjadi Engineer diatur sesuai ketentuan pada
Art. 1 : Definitions
3. Instruksi Engineer bisa dalam bentuk :
a. Instruksi langsung dari Engineer, atau
b. Engineer memberi keputusan terhadap usul Kontraktor.
4. COPA Sub-Clause 2.1
Untuk hal-hal berikut Engineer harus meminta izin khusus
dari Employer :
a. Izin untuk sub-kontrak tertentu;
b. Pengesahan tambahan nilai kontrak;
c. Penetapan tambahan waktu kontrak;
d. Penerbitan variasi kontrak (contract’s variation)
khususnya yang menyangkut perubahan NATURE
pekerjaan, kecuali :
d.1 dalam keadaan darurat;
d.2 variasi kontrak mengakibatkan tambahan biaya
yang tidak melebihi ketentuan kewenangan Engineer;
e. Menetapkan harga atau harga satuan.

Edisi Oktober 2003 revisi2.doc/ moelia/sertifi


11
ENGINEER’S REPRESENTATIVE
(FIDIC – Art. 2.2 dan 2.3)

1. Engineer’s Representative adalah wakil Engineer di lapangan


yang diangkat oleh Engineer dengan tugas dan kewenangan yang
ditetapkan oleh Engineer.
2. Keputusan/ketetapan yang diberikan oleh Engineer’s
Representative mempunyai status hukum sama dengan
keputusan/ketetapan Engineer dengan ketentuan :
2.1. Engineer berhak untuk memperbaiki/ meralat/
mengkoreksi keputusan Engineer’s Representative
yang salah.
2.2. Kontraktor berhak naik banding kepada Engineer atas
keputusan yang diberikan oleh Engineer’s
Representative.
HUBUNGAN ANTARA EMPLOYER-ENGINEER-
KONTRAKTOR
I. HUBUNGAN GARIS LURUS II. HUBUNGAN SEGITIGA
E (Versi 1.)
Pimpro = Employer n
g Pimpro = Employer
i
n
Engineer e
e
r Tim Kontraktor
Kontraktor Supervisi

III. HUBUNGAN SEGITIGA


(Versi 2) Pimpro = Employer
Non Tehnik

Tehnik
Engineer Kontraktor
• Definisi Engineer untuk Hubungan Garis Lurus
Engineer adalah orang atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Employer sebagai pengawas pekerjaan.

• Definisi Engineer untuk Hubungan Segitiga


Engineer adalah Pimpro yang bertindak sebagai
pengawas dan dibantu oleh Tim Supervisi
KEDUDUKAN ENGINEER’S REPRESENTATIVE
Pimpro = Employer

Chief Supervision Engineer

RE RE RE

Kontraktor Kontraktor Kontraktor

RE = Resident Engineer, berfungsi sebagai Engineer’s Representative


* Supervision Engineer (SE) memiliki kemampuan/pengetahuan untuk bertindak sebagai :
1. Chief Supervision Engineer (CSE) atau Resident Engineer = Assistant Chief
Supervision Engineer
2. Quality Engineer (QlE)
3. Senior Inspector (SI)
4. Quantity Engineer (QtE)
INSTRUCTION IN WRITING
(FIDIC – Art. 2.5)
1. Instruksi Engineer harus diberikan secara tertulis. Engineer
dapat memberikan instruksi lisan asalkan dalam 7 (tujuh) hari
dikonfirmasikan dengan instruksi tertulis.
2. Hanya instruksi tertulis yang dianggap sah menurut
kontrak.
BAGAN ALIR (SEQUENCE) DARI
INSTRUKSI LISAN MENJADI ADENDUM
Dalam 7 hari Secara Apabila
Instruksi (Art 2.5) Instruksi Periodik diperlukan
Lisan CCO Adendum
Tertulis

Engineer Engineer Engineer + Employer


Dicantumkan pada Employer
Kontrak ICB : buku harian GS
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
CCO = Contract Change Order = Perintah Perubahan Kontrak
SUBCONTRACTING
(FIDIC – Art. 4.1 dan 4.2)

1. Sub-kontrak harus atas izin dari Engineer


(Note : Praswil  Bukan Mata Pembayaran Utama)
2. Kontraktor tidak diperbolehkan mensubkontrakkan seluruh nilai Kontrak
3. Dilihat dari sifat pemberian izin sub-kontrak ada 2 macam :
a. Izin yang mutlak harus didapat oleh Kontraktor, yaitu untuk sub-kontrak
sebagian pekerjaan secara utuh (sebagian panjang jalan dikerjakan utuh atau
sebuah pekerjaan jembatan utuh).
b. Izin yang sifatnya pemberitahuan pada Engineer untuk bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan. Engineer tetap mempunyai hak untuk tidak
memberi izin.
4. Untuk subkontrak hal-hal berikut tidak diperlukan izin Engineer :
a. Ketentuan menyangkut tenaga kerja;
b. Pembelian material sesuai spesifikasi;
c. Subkontrak untuk bagian pekerjaan yang sudah ditetapkan dalam Kontrak.
5. Atas permintaan dan biaya Employer, Kontraktor wajib mengalihkan pada
Employer setiap layanan purna jasa (after services) dari Subkontraktor yang
mempunyai masa laku layanan melewati masa pemeliharaan.
LANGUAGE AND LAW
(BAHASA DAN UNDANG-UNDANG)
FIDIC – Art 5.1

• Secara hukum hanya 1 bahasa yang berlaku


- LCB  Bahasa Indonesia
Bila diterjemahkan dalam bahasa lain 
Bahasa Indonesia yang mengikat
- ICB  Bahasa Inggris
Bila diterjemahkan Bahasa Indonesia 
Bahasa Inggris yang mengikat
• Tunduk kepada Undang-undang Republik Indonesia
- Kontrak tunduk pada Pasal 1338 KUH Perdata dan
mengabaikan Pasal 1266 KUH Perdata
PRIORITY OF CONTRACT DOCUMENTS
(SUSUNAN DOKUMEN MENURUT KEKUATAN HUKUM)
FIDIC – Art. 5.2
Berhubung dokumen kontrak terdiri dari lebih satu buku (volume), perlu diadakan
pengaturan susunan dokumen kontrak menurut hirarki kekuatan hukumnya,
untuk menentukan dokumen yang berlaku apabila ada perbedaan interpretasi/data
antara
buku satu dengan lainnya.

Urutan prioritas dokumen kontrak diatur sebagai berikut :


a. Surat Perjanjian termasuk Adendumnya dan Adendum Kontrak (bila ada).
b. Surat Penunjukan Pemenang Lelang (Notice of Award/Letter of Acceptance)
c. Surat Penawaran (Bid).
d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada)
e. Data Kontrak.
f. COPA (Part II) & General Conditions of Contract (Part I)
g. Special Specification & General Specification
h. Drawings
i. The Priced Bill of Quantities
j. Dokumen lain yang tercantum dalam Data Kontrak yang merupakan bagian dari
kontrak
DRAWINGS
(GAMBAR)
FIDIC - Art. 6.1-6.2-6.3-6.4-6.5-7.1-7.2 dan 7.3

I. Art. 6.1 dan 6.2


1.1. Gambar harus tetap berada pada Engineer. Kontraktor
mendapatkan copynya.
1.2. Kontraktor tidak diperbolehkan memberitahukan/
menunjukkan Gambar, Spesifikasi dan dokumen lainnya pada
pihak ketiga, kecuali untuk kepentingan pekerjaan
Kontraktor. (Pasal ini berkaitan dengan security dari
Pekerjaan).
1.3. Kontraktor harus mengembalikan semua Gambar, Spesifikasi
dan dokumen lainnya kepada Engineer pada saat diterbitkan
Defect Liability Certificate (DLC = Sertifikat PHO)
II. Art 6.3-6.4 dan 6.5
Apabila terjadi keterlambatan gambar atau instruksi dari
Engineer yang mengakibatkan kerugian bagi Kontraktor, maka
(1) Engineer setelah menerima claim dari Kontraktor dan
berkonsultasi dengan Employer menetapkan :
a. perpanjangan waktu, dan
b. sejumlah tambahan biaya pada Kontrak
dengan ketentuan :
1. Kontraktor harus memberitahu Engineer kemungkinan
terjadi keterlambatan/gangguan pada Pekerjaan akibat
terlambatnya gambar atau instruksi dari Engineer.
2. Dalam menghitung kompensasi kerugian tersebut di atas,
Engineer dapat memperhitungkan sharing kesalahan
Kontraktor.
III. Ada dua macam gambar yang berlaku yaitu :
1. STANDARD DRAWING (gambar yang disertakan
dalam kontrak atau gambar yang diterbitkan
Engineer)  dibuat Engineer, isi menjadi tanggung
jawab
Engineer.
2. SHOP DRAWING (Gambar Kerja)  dibuat oleh
Kontraktor, harus disetujui oleh Engineer, isi tetap
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
CONTRACTOR’S GENERAL RESPONSIBILITIES
(TANGGUNG JAWAB UMUM KONTRAKTOR)
FIDIC – Art. 8.1 dan 8.2
* Art. 8.1.
• Dengan sungguh-sungguh melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan
• Membuat design (bila diminta sesuai Kontrak)
• Memperbaiki setiap cacat dan kekurangan,
• Menyediakan pengawasan, tenaga kerja, bahan, peralatan dan
keperluan lainnya secukupnya baik untuk pekerjaan sementara
maupun pekerjaan permanen.
*Art 8.2
• Kontraktor juga harus bertanggung jawab terhadap kecukupan, stabilitas dan keamanan
(safety) operasi lapangan dan metode pelaksanaan
Catatan :
• Pasal ini harus diartikan bahwa Kontraktor harus melakukan segala usaha termasuk
menyediakan peralatan, bahan dan tenaga secukupnya, untuk menyelesaikan
pekerjaannya, akan tetapi pembayaran dibatasi sesuai Pay Item yang terdapat pada
Priced Bill of Quantity.
• Pasal ini berkaitan juga dengan kewajiban Kontraktor sesuai :
* Art. 28.1 : Patent Rights (Hak Paten)
* Art. 28.2 : Royalties (Cukai batu dsb.)
PERFORMANCE SECURITY
FIDIC – Art 10.1-10.2 dan 10.3

1. PENGERTIAN UMUM
1.1. Security = Jaminan = Garansi
1.2. Macam Jaminan :
- Jaminan Penawaran (Bid Security)
- Jaminan Pelaksanaan (Performance Security)
- Jaminan Uang Muka (Advance Payment Security)
- Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Security)
1.3. Jenis Jaminan :
- Stand by L/C (SBLC)
- Guarantee (Jaminan Bank atau Jaminan dari Perusahaan Asuransi –
”Surety Bond”)
- Bond dari Asuransi atau Bonding Agent.
2. Art 10.1. – JAMINAN PELAKSANAAN
2.1. Disampaikan Kontraktor pada Employer dalam waktu 28 hari (Bina
Marga
15 hari) setelah terbitnya Letter of Acceptance (Penetapan Pemenang
Lelang)
2.2. Dalam bentuk :
- SBLC  Min 10% NK
- Guarantee (Surety Bond)  Min 10% NK
- Bond  Min 30% NK
2.3. Institusi Penerbit :
- Bank di Indonesia
- Bank luar negeri melalui bank korespondensi di Indonesia
- Bank asing yang disetujui Employer
- Perusahaan Asuransi
- Bonding Agent
3. Art 10.2 – MASA LAKU
3.1. Sesuai dengan masa pelaksanaan (Construction Period)
3.2. Dikembalikan dalam 14 hari setelah terbitnya DLC
4. Art 10.3 – PENCAIRAN JAMINAN
Sebelum mencairkan Jaminan, Employer harus memberitahu Kontraktor
dengan meyebutkan alasan pencairannya.
5. PEMERIKSAAN JAMINAN
Hal-hal yang harus diperhatikan (dicek) pada jaminan :
1. SBLC  harus memenuhi prinsip FULL and CLEAN,
artinya dapat segera dicairkan penuh atas permintaan
beneficiary.
2. Garansi/ Surety Bond
a. Bunyi Garansi
b. Lembaga Penerbit Garansi
c. Nilai Garansi dan Jangka Waktu
d. Siapa beneficiary = yang berhak mencairkan
Garansi = Pimpro
e. Untuk paket kontrak mana
f. Ada grace period
3. Bond
a. Institusi penerbit Bond
b. Mekanisme penggunaan Bond
ADVERSE PHYSICAL OBSTRUCTIONS AND
CONDITIONS
(GANGGUAN ATAU KONDISI FISIK YANG TIDAK
SESUAI DENGAN PRAKIRAAN SEMULA)
FIDIC – Art 12.2

Apabila kontraktor menghadapi gangguan atau kondisi fisik


lapangan, di luar keadaan cuaca, yang tidak sesuai dengan
prakiraan semula (waktu menyusun penawaran), walaupun
prakiraan tersebut dibuat oleh Kontraktor berpengalaman
sekalipun, maka (2) Engineer setelah menerima claim dari
Kontraktor dan berkonsultasi dengan Employer, menetapkan
:
a. perpanjangan waktu, dan
b. sejumlah tambahan biaya pada Kontrak.
PROGRAMME TO BE SUBMITTED
(PENYAMPAIAN PROGRAM)
FIDIC – Art 14.1 – 14.2 – 14.3 dan 14.4
1. Art 14.1dan 14.3 – PROGRAM KERJA dan CASH FLOW
- Dalam waktu 15 hari setelah terbit Letter of Acceptance, Kontraktor
harus menyampaikan :
+ Jadwal Pelaksanaan dalam bentuk Kurva-S yang berasal dari
Bar-Chart
+ Program Mobilisasi
+ Perkiraan Cash Flow berdasar triwulanan untuk bahan
informasi bagi Engineer.
- Dalam waktu 15 hari setelah tanda tangan kontrak, Kontraktor harus
menyampaikan :
+ Program Strengthening of Existing Structures
- Dalam waktu 15 hari setelah tanda tangan kontrak diadakan
+ Pre-Construction Meeting
2. BAGAN ALIR (SEQUENCE) PROSEDUR ADMINISTRASI
PELAKSANAAN PROYEK JALAN/JEMBATAN
Perhatikan Art 14.1 dan 14.2

Pemasukan Penetapan Tanda Tangan SPMK Mulai Taking Over


Penawaran Pemenang Kontrak Pelaksanaan (PHO)
Bid Letter of Contract Notice to Commencent End of Defect
Submission Acceptance Signing Proceed of Work Liability Period
(Notice of (FHO)
Award)
Tender Period Contract Period = Masa Ikatan Hukum Kontrak
Construction
Period Warranty Period
(Masa Pelaksanaan) (Masa Jaminan)
(Time for Completion) (Defect Liability Period)
Bid Security Performance Security Maintenace Security
(Jaminan Tender) (Jaminan Pelaksanaan) (Jaminan Pemeliharaan)
CATATAN : FIDIC – Art 14.1
1. Dalam waktu 15 hari sejak terbit Letter of Acceptance, Kontraktor harus menyerahkan jadwal pelaksanaan
dalam bentuk kurva S yang berasal dari Bar Chart
2. Dalam waktu 15 hari sejak terbit Letter of Acceptance, Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi
sesuai keperluan menurut spesifikasi berdasar jadwal pelaksanaan
FIDIC – Art 14.2
3. Dalam waktu 15 hari sejak terbit Letter of Acceptance, Kontraktor harus menyerahkan estimate Cash Flow
berdasar triwulanan.
3. Art 14.2 – REVISI PROGRAM
Kontraktor, atas seizin Engineer, boleh merevisi program
kerja apabila tidak cocok dengan pelaksanaan pekerjaan,
akan tetapi harus tetap dalam Time for Completion
(Construction Period)

4. Art 14.4 – KONTRAKTOR TETAP BERTANGGUNG


JAWAB
Penyerahan program atau Cash Flow dan persetujuan dari
Engineer tidak membebaskan Kontraktor dari
kewajibanya sesuai Kontrak.
CONTRACTOR’S SUPERINTENDENCE
FIDIC – Art 15.1
• Kontraktor wajib melakukan pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan
• Kontraktor wajib menetapkan wakilnya (authorized representative), yang
harus mendapat persetujuan Engineer sebelumnya, yang bertugas memimpin
pelaksanaan pekerjaan, dan secara umum disebut General Superintendent (GS)
• GS harus qualified (cakap, berpengalaman dan mempunyai kewenangan)
• GS adalah counterpart Supervision Engineer (SE) dan Pimpro (Employer)

CONTRACTOR’S EMPLOYES
FIDIC – Art 16.1
• Kontraktor harus menempatkan tenaga teknik/tenaga terampil yang berpengalaman
sesuai keperluan pekerjaan
• Kontraktor harus menempatkan tenaga kerja secukupnya sesuai keperluan

ENGINEER AT LIBERTY TO OBJECT


FIDIC – Art 16.2
• Engineer berhak untuk menolak/ memerintahkan penggantian/pemberhentian
tenaga kerja Kontraktor
• Tenaga kerja Kontraktor yang sudah diberhentikan oleh Engineer tidak boleh
dipekerjakan lagi di proyek tanpa seizin Engineer
FIDIC – Art 17.1, 36 dan 55

Art 17.1 : SETTING OUT = Pengukuran untuk pelaksanaan


Pekerjaan
Art 36 : TEST OF MATERIALS, PLANT AND WORKMANSHIP
= Testing untuk material, peralatan dan hasil Pekerjaan.
Art 55 : MEASUREMENT = Pengukuran hasil Pekerjaan

1. Pada ketiga pasal tersebut di atas prosedur yang ditempuh Kontraktor sama
yaitu pekerjaan pengukuran/testing dilakukan oleh Kontraktor dengan biaya
Kontraktor, metode kerja harus disetujui Engineer atau mengikuti spesifikasi
dan hasilnya disyahkan Engineer.
2. Khusus untuk penerapan Art 36, apabila Engineer memerintahkan testing di
luar ketentuan Spesifikasi, maka (3) Engineer setelah berkonsultasi
dengan Employer menetapkan :
a. perpanjangan waktu dan
b. sejumlah tambahan biaya pada Kontrak
ASURANSI
FIDIC – Art 21 s/d Art 25
1. Empat macam Asuransi (sesuai UUJK) yang wajib
disediakan Kontraktor :
a. Asuransi Pekerjaan
b. Asuransi Bahan dan Peralatan
c. Asuransi Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
d. Asuransi Tuntutan Pihak Ketiga (Third Party Insurance)
Catatan :
- Keempat macam asuransi tersebut juga disebut CAR
(Contractor’s All Risks)
- Dipersyaratkan sesuai UUJK sebagai jaminan terhadap
kegagalan pekerjaan konstruksi.
2. Asuransi wajib disediakan oleh Kontraktor dengan biaya
dari Kontraktor.
Engineer mempunyai hak untuk meminta/menyetujui/menolak
asuransi yang menjadi kewajiban Kontraktor
3. Art 21.2 – Lingkup Asuransi
a. Atas nama Employer dan Kontraktor sejak memulai
pekerjaan sampai denga terbitnya Taking-Over Certificate.
b. Atas nama Kontraktor selama Defect Liability Period
4. Art 21.4 – Exclusions = Dikeluarkan dari kewajiban asuransi
Kewajiban asuransi tidak meliputi kehilangan atau kerusakan yang
disebabkan oleh :
a. Perang, permusuhan, invasi, tindakan musuh asing.
b. Pemberontakan, revolusi, makar, perang saudara.
c. Radiasi, pencemaran oleh radio aktif.
d. Gelombang tekanan akibat penerbangan pesawat terbang
berkecepatan sonik atau supersonik
5. Art 22.1 – Kerugian Pada Orang dan Property
Kontraktor harus melindungi/membebaskan Employer dari semua kerugian
dan klaim dalam kaitan dengan :
a. kematian atau luka pada orang, atau
b. kehilangan atau kerusakan pada property (diluar Pekerjaan) yang
diakibatkan oleh pelaksanaan Pekerjaan, kecuali yang diakibatkan Art
22.2 - Exceptions
6. Art 22.2 – Exceptions = Pengecualian
a. Penggunaan tetap atau pendudukan lahan untuk Pekerjaan,
b. Hak Employer untuk melaksanakan Pekerjaan,
c. Kerusakan pada property yang tidak dapat dihindarkan
akibat pelaksanaan Pekerjaan,
d. Kematian atau luka pada orang atau kerugian atau kerusakan
pada property karena tindakan atau kelalaian Employer
7. Art 25.3 – REMEDY ON CONTRACTOR’S FAILURE TO
INSURE = Sanksi bagi Kontraktor apabila tidak
melaksanakan kewajiban asuransi
Apabila Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban asuransi,
hak untuk mengasuransikan diambil oleh Employer/Engineer
dan Employer/Engineer berhak menetapkan sendiri asuransi
yang diperlukan dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor
melalui pemotongan MC.
PENOLAKAN TERHADAP HASIL PEKERJAAN YANG TIDAK
MEMENUHI KETENTUAN KONTRAK

Art 37.4 : REJECTION


Engineer berhak untuk menolak material yang berdasarkan hasil testing tidak
sesuai dengan ketentuan Kontrak. Kontraktor wajib segera menggantinya.
Art 39.1 : REMOVAL OF IMPROPER WORK, MATERIALS OR PLANT
Engineer berhak untuk memerintahkan kepada Kontraktor untuk membuang dan
mengganti material atau membongkar dan mengerjakan kembali pekerjaan yang
tidak sesuai dengan Kontrak/Spesifikasi.
Art 39.2 : DEFAULT OF CONTRACTOR IN COMPLIANCE
Apabila Kontraktor tidak melaksanakan perintah Engineer tersebut pada Art
39.1, Employer/Engineer berhak menunjuk pihak lain untuk melaksanakan
perintah Engineer tersebut dan biayanya dibebankan pada Kontraktor dengan
cara pemotongan MC.
* Ketiga pasal tersebut di atas merupakan senjata utama bagi Engineer
dalam melaksanakan tugas supervisi dan mengedalikan Kontraktor*
MEKANISME HUBUNGAN KERJA
KONTRAKTOR – ENGINEER
( REQUEST ) >< ( APPROVAL = INSTRUCTION )
FIDIC – Art 13.1, 45.1 dan 46.1

1. Art 13.1 – Work to be in Accordance with Contract


- Kontraktor harus melaksanakan Pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak

sampai memuaskan Engineer (to the satisfactory of the


Engineer).
- Kontraktor bekerja atas dasar instruksi Engineer.
- Kontraktor hanya boleh melaksanakan instruksi yang berasal
dari Engineer
- Kontraktor wajib meminta (request) secara tertulis instruksi
(approval) dari Engineer setiap akan memulai suatu kegiatan
Pekerjaan..

PRINSIP YANG DIANUT :


“ Setiap kegiatan kerja Kontraktor harus diawasi oleh Engineer “
2. Art 45.1 – Restriction on Working Hours
( No night or locally recognized holiday working )
• Kontraktor tidak boleh bekerja pada malam hari atau hari libur yang diakui secara lokal.
• Pasal ini diadakan karena pada waktu / hari – hari tersebut Engineer tidak bekerja.
Engineer
mempunyai jam kerja yang tidak sama dengan Kontraktor dan pada waktu hari – hari
tersebut
Engineer libur.
• Dikecualikan dari ketentuan Art 45.1, yaitu Kontraktor boleh bekerja untuk hal-hal sebagai
berikut :
a. Dalam keadaan darurat, atau
b. Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bergilir (ada shift siang dan ada shift malam ),
atau
c. Untuk pekerjaan yang tidak perlu diawasi oleh Engineer , atau
d. Untuk pekerjaan – pekerjaan yang sudah mendapat izin Engineer terlebih dahulu.

3. Art 46.1 – Rate of Progress


• Pasal ini mengatur apabila pekerjaan harus dilaksanakan dengan lembur karena
perkejaan terlambat atau penyelesaian Pekerjaan harus dipercepat.
• Prosedur yang harus dilakukan :
Engineer memberitahu bahwa Pekerjaan terlambat  Kontraktor meminta izin
lembur  Engineer memberi izin  Engineer menugaskan tenaganya untuk
mengawasi  Kontraktor membayar lembur Engineer
LIQUIDATED DAMAGES FOR DELAY
( DENDA KETERLAMBATAN )
FIDIC – Art 47.1 dan 47.2
1. Besaran denda disebutkan dalam Data Kontrak
- Besar denda : 0.03 % x Nilai Kontrak pertiap hari keterlambatan.
- Maksimum denda :
Ada dua alternatif
a. 1/4 x construction period x 0.03 % x Nilai Kontrak , atau
b. 5 % dari Nilai Kontrak
2. Apabila dilakukan Taking Over per Section ( Partial Hand Over ) maka denda
dihitung berdasarkan nilai sisa pekerjaan, akan tetapi denda maksimum
tetap berdasarkan Nilai Kontrak
3. Pengenaan denda / penalty tidak membebaskan Kontraktor dari kewajibannya
4. Denda bukan penalty ( liquidated damages not as a penalty )
artinya :
- Denda  Sanksi yang dikaitkan dengan keterlambatan penyelesaian pekerjaan
yang dihitung berdasarkan jumlah hari keterlambatan
- Penalty  Sanksi tambahan yang dikaitkan dengan kerugian ekonomi akibat
keterlambatan tersebut.
TAKING-OVER
( PHO )
FIDIC –Art 48.1
1. Serah terima hasil pekerjaan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu Penyerahan Pertama
(Taking-over = TO = PHO ) pada saat Pekerjaan selesai 100 % dan Penyerahan Kedua
( End of Defect Liability Period = FHO ) pada saat masa jaminan selesai.
2. Kontraktor boleh mengusulkan TO apabila pekerjaan utama sudah selesai ( substantially
completed ).
Untuk pekerjaan jalan pekerjaan utama adalah lapis permukaan dan bahu jalan selesai
100 % untuk seluruh panjang jalan dan progres keseluruhan senilai min. 97 %.
Untuk pekerjaan jembatan seluruh pekerjaan selesai 100 %
3. Prosedur TO
a. Kontraktor mengusulkan TO pada saat progres mencapai min 97 % untuk
pekerjaan jalan ( pavement & shoulder sudah selesai 100 % ) atau 100 % untuk
pekerjaan jembatan
b. Engineer memeriksa usul Kontraktor dan memberikan pendapatnya kepada
Employer dalam waktu 5 hari sejak tanggal pengusulan. Engineer memberitahu
Employer tanggal pekerjaan selesai 100 % dan pendapat tentang mutu pekerjaan.
Apabila usul Kontraktor disetujui Engineer mengusulkan pembentukan Panitia TO kepada
Employer
c. Employer membentuk Panitia TO
d. Kunjungan pertama ( First Visit ) Panitia TO ke lapangan dalam
waktu 21 hari setelah pengajuan usulan TO
e. Panitia TO menerbitkan Daftar Cacat dan Kekurangan ( List of
Defect and Deficiencies )
f. Kontraktor memperbaiki dalam jangka waktu grace period 14 hari
h. Kunjungan Kedua ( Second Visit ) Panitia TO dalam waktu 21
hari sejak terbit Daftar Cacat dan Kekurangan
i. Apabila hasil perbaikan memuaskan, Panitia TO
merekomendasikan (dengan Berita Acara) kepada Employer
untuk menerbitkan Taking- Over Certificate ( TOC ).

4. Ada dua tanggal yang harus dicantumkan pada TOC, yaitu :


1. Tanggal pekerjaan selesai 100 %
2. Tanggal penerbitan TOC
TAKING OVER OF SECTIONS OR PARTS
( PENYERAHAN PEKERJAAN SECARA PARSIAL - PARTIAL
TAKING OVER )
FIDIC – Art 48.2 dan 48.3

1. * Pasal ini membolehkan Kontraktor untuk menyerahkan Pekerjaan sebagian-


sebagian.
* Kegunaan bagi Employer dan Kontraktor :
Untuk menghindarkan terjadinya sengketa antara Employer dan Kontraktor, apabila
terjadi kerusakan pada pekerjaan jalan yang sudah dipergunakan akan tetapi belum
dilakukan Taking-Over
* Kegunaan bagi Kontraktor : Kontraktor dapat lebih cepat terbebas dari tanggung
jawab pelaksanaan untuk pekerjaan yang sudah selesai 100%.
- Ada perbedaan tanggung jawab Kontraktor pada masa pelaksanaan dan masa
pemeliharaan.
Tanggung Jawab TO Tanggung Jawab
Pelaksanaan Pemeliharaan
- Tanggung Jawab Pelaksanaan  apabila terjadi kerusakan Kontraktor harus
mengganti
- Tanggung Jawab Pemeliharaan  tanggung jawab Kontraktor hanya sebatas
pemeliharaan atau memperbaiki kerusakan karena pemakaian yang normal
2. Prosedur yang harus ditempuh :
- Kontraktor memberitahukan sedini mungkin akan adanya Partial
Taking
Over. Yang paling baik dibicarakan waktu pre-construction meeting.
- Apabila disepakati adanya Partial Taking Over, agar supaya
memenuhi prosedur hukum kontrak, kontrak harus diadendum untuk
menampung kesepakatan tersebut.

- Adendum menampung kesepakatan antara lain mengenai :


+ Tanggal penyelesaian untuk masing-masing seksi.
+ Masa pemeliharaan untuk masing-masing seksi.
+ Denda keterlambatan untuk masing-masing seksi
- Proses Partial Taking Over sama seperti proses Taking Over
DEFECT LIABILITY
( MASA PEMELIHARAAN )
FIDIC – Art 49 dan 50
1. Art 49.1 – Defect Liability Period
- Berlaku sejak tanggal penyelesaian Pekerjaan yang disebut dalam Taking
Over Certificate
- Jangka waktu disebut dalam Data Kontrak
Kebiasaan umum yang berlaku
* 90 hari untuk masa pelaksanaan kurang dari 365 hari
* 365 hari untuk masa pelaksanaan lebih dari 365 hari
2. Art 49.2 - Completion of Outstanding Work and Remedying Defects
- Selama Defect Liability Period, Kontraktor bertanggung jawab untuk :
* Menyelesaikan pekerjaan yang belum sempurna
* Melaksanakan pekerjaan perubahan, rekonstruksi dan memperbaiki
cacat dan kesalahan lainnya.
3. Art 49.3 – Cost of Remedying Defects
- Biaya untuk pekerjaan tsb Art 49.2 menjadi tanggungan Kontraktor apabila
menurut Engineer karena kesalahan Kontraktor waktu melaksanakan
Pekerjaan
- Apabila menurut Engineer bukan karena kesalahan Kontraktor , maka Engineer
menetapkan tambahan biaya bagi Kontraktor
4. Art 49.4 – Contractor’s Failure to Carry Out Instructions
- Apabila Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan sesuai waktu yang
ditetapkan, maka Employer berhak menunjuk pihak lain untuk
mengerjakannya dan biayanya di tanggung Kontraktor melalui
pemotongan MC

5. Art 50.1 – Contractor to Search


- Apabila terjadi cacat / kerusakan selama Defect Liability Period,
Engineer dapat memerintahkan Kontraktor untuk melakukan
penyelidikan atas cacat/kerusakan tersebut.
+ Apabila cacat / kerusakan tsb bukan karena kesalahan
Kontraktor, biaya penyelidikan menjadi tanggungan Employer
( ditambahkan pada Nilai Kontrak )
+ Apabila karena kesalahan Kontraktor, biaya penyelidikan
menjadi tangungan Kontraktor
VARIATIONS ( OF THE WORK )
( PERUBAHAN PEKERJAAN )
FIDIC – Art 51.1
1. Ada 3 macam perubahan :
ALTERATION = perubahan spec atau lingkup pekerjaan
ADDITION = perubahan karena pekerjaan tambah
OMISSION = perubahan karena pekerjaan kurang
2. Engineer berwenang memerintahkan perubahan untuk hal-hal berikut :
- Perubahan volume pekerjaan
- Penghapusan pekerjaan ( tapi tidak untuk dikerjakan Employer atau kontraktor lain)
- Perubahan sifat, mutu atau jenis pekerjaan
- Perubahan ketinggian permukaan, garis, posisi dan dimensi setiap bagian pekerjaan
- Penambahan jenis pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
- Perubahan urutan atau waktu pelaksanaan bagian pekerjaan ;
yang wajib dikerjakan oleh Kontraktor.
3. Harga Satuan dapat berubah apabila volume pekerjaan berubah.
Ada 2 macam perubahan Harga Satuan karena perubahan volume pekerjaan :
a. Harga Satuan berubah karena volume pay item yang bersangkutan berubah > + 25 %
dipergunakan pada pekerjaan yang volume pay itemnya hampir pasti 
risiko bagi Kontraktor kecil.
b. Harga Satuan berubah karena nilai kontrak berubah > + 15 %  dipergunakan pada
pekerjaan yang volume pay item nya belum pasti / belum mantap ( misalnya sebagai
hasil simplified design )  risiko bagi Kontraktor besar.
4. Penetapan perubahan Harga Satuan ( HS ).
- Hanya berlaku untuk Mata Pembayaran Utama ( MPU = Major Pay
Item )
- Perubahan volume MPU > 25 %  HS berubah
* Bila volume MPU naik > 25 %  HS baru berlaku untuk
kenaikan volume ( volume di atas 100 % )
* Bila volume MPU turun > 25 %  HS baru berlaku untuk
seluruh sisa volume
- HS tidak berubah bila perubahan NK < 15 %
PAYMENT
( PEMBAYARAN )
FIDIC – Art 60.1, 60.2 dan 60.3
MONTHLY CERTIFICATE
1. - Pembayaran dilakukan secara bulanan berdasarkan Monthly Certificate ( MC ).
- MC bukan merupakan dokumen pebayaran final. Artinya apabila ada kesalahan dapat
diperbaiki pada MC bulan berikutnya.
2 . Engineer wajib menyelesaikan MC dalam waktu 28 hari sejak diajukan oleh Kontraktor.
3. MC meliputi pembayaran untuk :
- Uang Muka
- Progress Pekerjaan
- Material on Site ( MOS )
- Pencairan Uang Retensi
- Penyesuaian harga ( eskalasi / deskalasi )
4. Pembayaran Uang Muka
Hak Kontraktor dan Kewajiban Employer
- Nilai Uang Muka : 15 % NK ( ICB )
20 % NK ( LCB )
- Jaminan Uang Muka
+ Garansi dari Bank / Surety Bond dari Asuransi.
- Kontraktor wajib membuktikan penggunaan uang muka
5. Material on Site
- Dapat dibayarkan bila tercantum dalam Kontrak
- Harga Satuan MOS disampaikan pada penawaran lelang
- Nilai pembayaran MOS
* 40 % untuk agregat
* 80 % untuk selain agregat
6. Pencairan Uang Ritensi
- Setelah terbit Taking Over Certificate ( TOC ) 50 %
- Sisa 50 % dicairkan setelah terbit Defect Liability Certificate (Sertifikat
FHO)
- Ketentuan yang berlaku di Bina Marga/ Praswil : sisa 50% dapat dicairkan
(dibayarkan) setelah terbit TOC asalkan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan
(Maintenance Security)
CATATAN
Apabila disepakati Employer, Uang Retensi dapat dicairkan
sebelum terbit TOC dengan syarat :
a Progres Pekerjaan sudah mencapai 75 % atau pada akhir
tahun anggaran, dan
b Cicilan Uang Muka sudah selesai ; dan
c Ada jaminan pemeliharaan senilai uang retensi yang dicairkan
7. Ekalasi /Deskalasi
Untuk mempercepat pembayaran eskalasi dapat dilakukan
dengan pembayaran interim berdasarkan perkiraan nilai
eskalasi yang dihitung berdasarkan index taksiran yang
didapat dengan cara regresi linear.
Karena sifatnya pembayaran interim ( sementara )
maksimum yang dapat dibayar adalah 70 % dari hasil
perhitungan perkiraan.

8. Pemotongan pembayaran pada MC


A. Pemotongan MC bulan sebelumnya
B. Cicilan Uang Muka
C. Pemotongan Uang Retensi
D. Pemotongan pemakaian MOS
E. Pajak
F. Denda
G. Pemotongan untuk Pihak - III
STATEMENT AT COMPLETION
FIDIC – Art 60.5

• Dalam waktu 84 hari sejak terbit TOC Kontraktor


harus
menyerahkan Statement at Completion berisi :
a. nilai akhir pekerjaan sampai dengan terbitnya TOC
b. sejumlah nilai lainnya berdasarkan usul Kontraktor;
dan
c. sejumlah perkiraan tagihan yang menurut Kontraktor
sesuai Kontrak
• Engineer menetapkan jumlah yang disepakati sesuai
prosedur penerbitan MC.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai