BAB I
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(MIX DESIGN)
Perencanaan campuran atau perbandingan campuran beton yang lebih
dikenal sebagai Mix Design merupakan suatu proses yang meliputi dua tahap
yang saling berkaitan, yaitu :
a. Pemilihan terhadap bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan campuran
beton seperti, semen, agregat halus, agregat kasar dan lain-lain.
b. Penentuan
jumlah
relative
dari
bahan-bahan
campuran
untuk
Data Perencanaan
a. Kuat tekan karakteristik (f`c) : 31 MPa
b. Umur
: 28 hari
c. Kemungkinan Gagal
: 5%
d. Keadaan Beton
e. Jenis Pekerjaan
1.
: Pile Cap
Yaitu kuat tekan yang disyaratkan, kuat tekan beton karakteristik umur 28
hari yang jumlah cacat tidak lebih dari 5%, artinya kekuatan yang ada hanya
5% yang diperbolehkan dari jumlah yang ditest.
Nilai fc = 31 Mpa.
KELOMPOK VII
2.
proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai terbesar dari persamaan
2.1 atau persamaan 2.2 dengan nilai deviasi standar. Faktor modifikasi untuk
deviasi standar jika jumlah pengujian kurang dari 30 contoh yang ditujukan
pada Tabel 2.1.
fcr = fc + 1,34s
........... (2.1)
fcr = fc + 2,33s-3,5
............ (2.2)
Tabel 2.1 Faktor modifikasi untuk deviasi standar jika jumlah pengujian
kurang dari 30 contoh
Jumlah pengujian
kurang dari 15 contoh
15 contoh
20 contoh
25 contoh
30 contoh atau lebih
Bila fasilitas produksi beton tidak mempunyai catatan hasil uji lapangan
untuk deviasi standar yang memenuhi ketentuan, maka kuat rata-rata perlu
fcr harus ditetapkan berdasarkan Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk
menetapkanstandar deviasi
Persyaratan kuat tekan
fc (Mpa)
Kurang dari 21
21 sampai dengan 35
Lebih dari 35
Karena produksi beton tidak memiliki catatan hasil uji, dan diketahui
fc=31 Mpa. Maka, fc = 31+8,5 = 39,5 Mpa.
KELOMPOK VII
3.
Jenis Semen
Menurut SII 003-81 Semen Portland dibagi menjadi lima jenis:
Jenis I
Jenis II
Jenis III
Jenis IV
Jenis V
Jenis Agregat
Adapun jenis agregat dibedakan menjadi dua yaitu agregat alami (tak
dipecah) dan batu pecah.
Agrerat halus yang digunakan adalah jenis agrerat alami sedangkan
agrerat kasar yang digunakan merupakan batu pecah.
5.
KELOMPOK VII
Cara Pertama
39,5
0,42
Cara Kedua
1. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan Tabel
2.3, sesuai dengan semen dan agregat yang akan dipakai;
2. Lihat Grafik 2.2 untuk benda uji berbentuk silinder;
3. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai
memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada poin 1 di atas:
4. Tarik garis lengkung melalui titik pada poin 3 secara proporsional;
5. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai
memotong kurva baruyang ditentukan pada poin 4 di atas;
6. Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.
Tabel 2.3
Jenis Semen
Jenis Agregat
Kasar
Semen Portland Alami
Batu Pecah
(Tipe I, II, III)
Semen Portland Alami
Batu Pecah
(Tipe III)
23
27
28
33
33
37
38
44
40
45
44
48
Untuk semen tipe I dengan agrerat kasar batu pecah, didapat kuat
tekan pada umur 28 hari sebesar 37 Mpa.
KELOMPOK VII
39,5
0,475
Grafik 2.2.
Untuk fcr = 39,5 Mpa, semen tipe I dengan agrerat kasar batu pecah,
pada umur 28 hari didapatkan FAS sebesar 0,475.
KELOMPOK VII
Cara ketiga
Nilai faktor air semen dengan melihat persyaratan untuk berbagai
pembetonan dan lengkungan khusus, beton yang berhubungan dengan
airtanah mengandung sulfat, dan untuk beton bertulang terendam air.
Ketiga hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 2.4 2.7 berikut ini:
Tabel 2.4
Uraian
1.
b.
Keadaan
keliling
korosif
0,60
disebabkan
0,52
2.
a.
0,55
b.
0,60
3.
a.
b.
0,55
lihat tabel 2.6
4.
air
Tabel 2.5
Berhubungan dengan
Air Tawar
Air Payau
Air Laut
KELOMPOK VII
FAS
0,50
0,45
0,50
0,45
Tabel 2.6
Kondisi Lingkungan
Rasio air
fc
semen maksimum
minimum (Mpa)
0,5
28
0,4
35
Tabel 2.7
< 1,0
1,0 1,9
< 0,3
0,3 1,2
Jenis Semen
0,5 1,0
1,9 3,1
1,2 2,5
1,0 2,0
3,1 5,6
2,5 5,0
> 2,0
> 5,6
> 5,0
atau S.P.Pozolan
Tipe II atau V
Tipe II atau V
Tipe II atau V dan Lapisan
Pelindung
FAS
Maksimum
0,50
0,50
0,55
0,55
0,45
0,45
0,45
0,45
Untuk bangunan di dalam ruangan dan keadaan keliling nonkorosif didapatkan nilai fas maksimum sebesar 0,55. Nilai fas yang
digunakan adalah nilai terendah dari nilai fas rencana dan fas maksimum.
KELOMPOK VII
No
Uraian
Slump (cm)
Max Min
12,5
5,0
2,5
15,0
7,5
Pengerasan jalan
7,5
5,0
Pembetonan missal
7,5
2,5
Untuk penggunaan beton (pile cap) dari Tabel 2.8 diambil nilai slump
sebesar 5,0-12,5 cm.
7. Ukuran Maksimum Agregat
Penetapan butir maksimum diperoleh melalui pengayakan, dan tidak
boleh melebihi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. kali jarak bersih minimum antar tulangan atau berkas baja tulangan atau
tandon prategang atau selongsong.
b. 1/3 kali tebal plat
c.
Tabel 2.9
... (2.3)
Wh
Wk
Ukuran Max.
Agregat
Jenis Agregat
(mm)
10
20
40
Alami
Batu Pecah
Alami
Batu Pecah
Alami
Batu Pecah
0 10
150
180
135
170
115
155
Slump (mm)
30 10 - 30
60
180
205
205
230
160
180
190
210
140
160
175
190
60 - 180
225
250
190
225
175
205
Karena jenis agregat berbeda, maka didapat kebutuhan air 205 lt/m3.
9. Kebutuhan Semen Rencana
Kadar semen merupakan jumlah semen yang dibutuhkan per m 3 beton
sesuai faktor air semen yang didapat dari membagi kadar air bebas dengan
faktor air semen.
Kebutuhan Semen Rencana = Kebutuhan Air
... (2.4)
FAS Rencana
205
Kebutuhan semen rencana = 0,42 = 488,095 Kg/m3
Maka kebutuhan semen rencana 488,095 Kg/m3.
10. Kebutuhan Semen Minimum
KELOMPOK VII
10
KELOMPOK VII
11
1.
Beton
di
b.
Keadaan
keliling
korosif
Beton
275
325
di
b.
3.
325
275
Beton
yang masuk kedalam tanah
a.
b.
4.
Beton
325
lihat tabel 2.11
lihat table 2.12
KELOMPOK VII
12
Tabel 2.11
Kandungan Senen
Jenis Semen
SO3
Minimum (kg/m3)
Ukuran Agrerat
Dalam Air
40
20
10
280
300
350
290
330
350
(15-40)% atau
270
310
360
S.P.Pozolan
Tipe II atau V
Tipe I + Pozolan
250
290
340
(15-40)% atau
340
380
430
S.P.Pozolan
Tipe II atau V
290
330
380
Tipe II atau V
330
370
420
330
370
420
Tanah
(g/l)
Tipe I, dengan
< 0,2
< 1,0
< 0,3
atau tanpa
Pozolan (15-40)%
Tipe I tanpa
0,2 0,5
0,5 1,0
1,0 2,0
1,0 1,9
1,9 3,1
3,1 5,6
0,3 1,2
1,2 2,5
2,5 5,0
Pozolan
Tipe I + Pozolan
> 5,6
> 5,0
Lapisan
Pelindung
Tabel 2.12
Berhubungan
dengan
KELOMPOK VII
Tipe Semen
Ukuran Agregat
(mm)
13
40
20
Air Tawar
Semua Tipe I IV
280
300
Air Payau
340
380
Tipe II atau V
290
330
Tipe II atau V
330
370
atau S.P.Pozolan
Air Laut
KELOMPOK VII
: pasir kasar
14
Daerah II
Daerah III
Daerah IV
: pasir halus
Tabel 2.13
Gradasi Pasir
Lubang
Ayakan (mm)
10,0
4,80
2,40
1,20
0,50
0,30
0,15
Tabel 2.14
No.
Saringan
12
16
30
50
100
PAN
Jumlah
Daerah I
100
90 - 100
60 - 95
30 - 70
15 - 34
5 - 20
0 10
Daerah IV
100
95 - 100
95 - 100
90 - 100
80 - 100
15 - 50
0 15
KELOMPOK VII
15
Lubang Ayakan
(mm)
40
20
10
4.8
Sisa
Jumlah
Kerikil Tertahan
(gram)
0
6330
900
770
0
8000
Kerikil Lolos
(gram)
8000
1670
770
0
% Lolos
100
20,875
9,625
0
0
KELOMPOK VII
16
KELOMPOK VII
17
...(2.5)
Diketahui:
Prosentasi Agregat Halus
= 27 %
= 100 % - 27 % = 73 %
= 2,55
= 2,61
BJ Agregat Gabungan
KELOMPOK VII
18
2340
205
.... (2.6)
2,9
2,8
2,7
2,6
2,4
= 1646,905 x 27 %
= 444,664 Kg/m3
Maka, agrerat halus yang dibutuhkan adalah sebesar 444,664 Kg/m3.
KELOMPOK VII
2,5
19
...(2.8)
= 1646,905 444,664
= 1202,241 Kg/m3
Maka, agrerat kasaryang dibutuhkan adalah sebesar 1202,241 Kg/m3.
Jadi perbandingan berat (SSD) bahan dari pengecoran :
a. Semen
= 488,095
kg/m3
b. Air
= 205
liter/m3
c. Agregat Halus
= 444,664
kg/m3
d. Agregat Kasar
= 1202,241
kg/m3
Ah A1
Ak A2
= A 100
x B 100
x C
Pasir
Ah A1
= B + 100 x B
(2.9)
(2.10)
Ak A2
Kerikil = C + 100
x C
(2.11)
Dimana:
A
Ah
Ak
A1
A2
KELOMPOK VII
20
Tabel 2.16
Bahan (kg/m3)
Semen = 488,095
Air
= 205
Pasir = 444,664
Kerikil = 1202,241
Absorption (%)
3,43
2,17
Ah A1
B
Pasir = 100
7,9 3,43
444,664
100
=
= 19,8765 Kg/m3
Kebutuhan pasir
= 444,664 +19,8765
= 464,5405 kg/m3
Ak A2
C
Kerikil= 100
2,625 2,17
1202,241
100
=
= 5,4702 Kg/m3
Kebutuhan Kerikil
= 1202,241 + 5,4702
= 1207,7112 kg/m3
Air
Persentase pasir dan kerikil yang didapat dikontrol dengan analisa ayakan
campuran pasir dan kerikil.Untuk percobaan, volume benda uji:
Silinder
=0,25 x x d2 x t
= 0,25 x 3,14 x 0,152 x 0,3 = 0,0053 m3
KELOMPOK VII
21
= 5 x 0,0064
= 0,0318m3
Maka bahan yang diperlukan untuk benda uji adalah sebagai berikut:
a. Semen
= 0,0318 x 488,095
= 15,521 kg/m3
b. Air
= 0,0318 x 179,6533
= 5,713 liter/m3
c. Pasir
= 0,0318 x 464,5405
= 14,772 kg/m3
d. Kerikil
= 0,0318 x 1207,7112
= 38,405 kg/m3
KELOMPOK VII
22
Ketentuan
Non Additive
Satua
n
31
Kegagalan = 5
8,5
Mpa
%
Mpa
39,5
Mpa
Tegangan Karakteristik
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Standar Deviasi
Rencana kuat tekan ratarata
Tipe semen
Type agregat kasar
Type agregat halus
Faktor Air Semen maks.
Faktor Air Semen Rencana
Slump
Ukuran agregat maks.
11
179,6533
12
488,095
kg/m3
13
325
kg/m3
14
15
kg/m3
liter
16
Fly ash
Conplas
Berat jenis gabungan
kondisi SSD
2,5938
kg/m3
17
2340
kg/m3
18
19
20
1646,905
Zona III
27
kg/m3
464,5405
kg/m3
1207,7112
kg/m3
21
22
KELOMPOK VII
Pecah (Martadah)
Alami (Matraman)
0,55
0,42
6,0-12,5
40
cm
mm
liter/m
3
23
No.
1
2
3
4
No.
1
2
3
4
5
6
Per-m3
Satuan
179,6533
488,095
464,5405
1207,7112
Liter
Kg
Kg
Kg
Non
additive
Satuan
5,713
15,521
14,772
38,405
-
Liter/m3
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3
Kg
Ml
KELOMPOK VII
24