Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KONTRAK KONTRUKSI”

Mata Kuliah:

Aspek Hukum & Manajemen Kontrak

Kelompok : 4 (Empat)
Nama Anggota: Pande Made Agus Krisnantara – 42210012
I Gede Eka Suputra Cahya – 42210007
Chintya Arivany – 42210015
Ronaldi Matung – 42210021
Gede Riawan – 42210022

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, nikmat serta karunianya kepada kami karena telah dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih kami ucapkan kepada
dosen pengampu mata kuliah Aspek Hukum Dan Manajemen Kontrak yaitu I
Ketut Anzas Dwi Anggara Putra ST.,M.Sc. yang telah memberikan tugas ini
kepada kami semua. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
Makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.

Makalah ini dibuat sebatas dengan kemampuan dan pengetahuan yang


kami miliki. kami sangat mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat berguna untuk menambah pengetahuan kita. kami selaku penulis sangat
menyadari banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam membuat Makalah
aspek hukum dan manajemen kontrak ini. Sehingga saya sangat berharap agar
bisa mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar nantinya pembuatan
makalah lainnya akan menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca.
Dan kami berharap makalah ini dapat memberikan banyak informasi dan
berguna bagi semuanya. Kami selaku penulis mengucapkan permintaan maaf
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan ataupun
kesalahan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1. Jenis-Jenis Kontrak Konstruksi ................................................................... 3

2.2. Contoh Penggunaan Kontrak ........................................................................ 5

2.3. Jenis Kontrak Paling Baik Untuk di Gunakan .............................................. 7

BAB II PENUTUP................................................................................................. 9

3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 9

3.2. Saran ............................................................................................................. 9

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kontrak konstruksi merupakan salah satu hal yang fading krusial dalam proses
kerja sama untuk pembuatan proyek. Hal dan kewajiban dalam kontrak disusun
menjadi suatu perjanjian tertulis antara pengguna ke peyedia jasa. Di dalam pasal 1
ayat 8 UU jasa konstruksiNo. 2 Tahun 2017 meyebutkan bahwa kontrak konstruksi
adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan peyedia jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Pada
dasarnya, kontrak kerja konstruksi dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam
pekerjaan konstruksi, yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan
perencanaan, untuk pekerjaan pelaksanaan, dan untuk pekerjaan pengawasan.
Dalam membuat dan menyusun kontrak konstruksi, semua kesepakatan yang telah
dibicarakan haruslah tertulis sehingga meminimalkan potensi terjadinya sengketa.
Prinsip utama dalam pembuatan dan penyusunan kontrak konstruksi haruslah
berpijak pada kesetaraan dan kejelasan, setara disini berarti para pihak yang
berkontrak memiliki status dan kepentingan yang sama. Tujuan utama dibuatnya
sebuah kontrak konstruksi tentu agar kesepakatan yang dibuat kedua belah pihak
saling mengikat secara hukum. Konsep yang harus dipegang dalam menjalankan
kontrak adalah bahwa hak salah satu pihak merupakan kewajiban bagi pihak
lainnya dan sebaliknya. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi terdapat berbagai
jenis kontrak, berdasarkan ketentuan kementrian pekerjaan umum dan perumahan
rakyat republik Indonesia( kemen PUPR RI), mengutip sistem kontrak luar negeri
seperti FIDIC( Federation Internasional Des Ingenieurs- Conseils), JCT( Joint
Contract Bars), atau AIA( American Istitute of Engineers), selain berbagai acuan
yang digunakan, pengertian kontrak konstruksi juga beragam karena berasal dari
berbagai sumber. Dibutuhkan pengertian yang menyeluruh untuk memiliki
pemahaman yang seragam mengenai kontrak proyek konstruksi. Pemahaman dan
pelaksanaan kontrak tersebut menjadi dasar untuk mengoptimalkan
penyelenggaraan proyek konstruksi. Kesalahan dalam pembuatan kontrak

1
konstruksi dapat merugikan pihak- pihak yang terlibat dan menghambat
penyelesaian proyek konstruksi yang berlangsung. Salah satu kontrak yang sering
digunakan secara global adalah kontrak FIDIC, FIDIC atau dikenal sebagai the
internation confederation of consulting masterminds menyusun standar tipe
kontrak kerja konstruksi untuk menyetarakan bentuk kontrak yang digunakan. Pada
tahun 1957, FIDIC menerbitkan tipe kontrak kerja konstruksi pertama, kemudian
kontrak ini digunakan sebagai acuan oleh berbagai organisasi di dunia. Pemakaian
FIDIC sebagai standar pembuatan kontrak tidaklah mutlak namun dapat
dimodifikasi dan disesuaikan sesuai peraturan Negara setempat dan kebijakan pihak
yang bersangkutan. Kontrak kerja kontruksi FIDIC sering dipakai untuk diadaptasi
di Indonesia karena ketidak tersediannya standar baku kontrak selama ini. Kajian
kontrak yang berbeda- beda perlu rekomendasi untuk penyeragaman sehingga
pelaksaan kontrak konstruksi di Indonesia dapat berjalan dengan maksimal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Jenis-Jenis Kontrak Konstruksi

Berikut beberapa jenis kontrak konstruksi di Indonesia yang kami ambil dari
Modul 2 yang di terbitkan oleh Mentri PUPR:

1. Kontrak Kerja Lump Sum


Lump Sum sendiri memiliki arti menjumlahkan sekaligus. Sesuai
dengan artinya Kontrak Lump Sum ialah dimana pengguna dan
penyedia jasa sepakat membayarkan jumlah yang sudah ditentukan
diawal kontrak. Kontrak Lump Sum ini tidak akan ada perubahan harga,
kualitas ataupun kuantitas selama lingkup pekerjaan yang tercantum
sesuai dengan perjanjian awal kontrak yang telah disetujui. Kekurangan
kontrak ini ialah lebih berisiko kepda penyedia jasa dikarenakan jika
penyedia jasa tidak memperhitungkan dengan cermat atau tidak
memperhitungkan keadaan terburuk serta pengeluaran pengeluaran tak
terduka maka biaya tersebut tidak akan di tanggulangi oleh pengguna
jasa bilamana kontrak tersebut telah disetujui.

2. Kontrak Harga Satuan


Kontrak Harga Satuan ini merupakan total nilai yang diperoleh dari
mengalikan harga satuan dengan volume pengerjaan. Penggunaan
kontrak ini sangat kecil resikonya dikeranakan pengguna jasa tidak perlu
membayar jika volume yang dikerjakan ternyata lebih kecil
dibandingakan kontrak. Jadi yang perlu dibayarkan oleh pengguna jasa
kepada penyedia jasa hanya yang benar benar dikerjakan oleh penyedia
jasa. Kekurangan kontrak ini ialah yang harus melakukan pengukuran
berulang ulang untuk menetapkan setiap hal yang akan dikerjakan oleh
penyedia jasa.

3
3. Kontak Gabungan
Yang dimaksudkan dengan kontrak gabungan ini adalah bilamana ada
suatu proyek yang menggukan sebagian pekerjeaan dengan Kontrak
Lump Sum dan sebagian dengan Kontrak Harga Satuan. Hal ini dapat
saja terjadi sewaktu waktu jika dalam suatu proyek besar yang kompleks
memerlukan beberapa pekerjaan yang masih belum dapat ditentukan
volume pengerjaannya.

4. Kontrak Rancang Bangun (Turnkey)


Kontrak ini menggambarkan secara jelas pembagian tugas masing
masing. Tugasnya ialah sama sama melakukan pembanguanan sekaligus
perencanaan. Dalam kontrak ini konsultan tidak menerima tugas dari
pengguna jasa melainkan dari penyedia jasa. Semua penetapan di
tetapkan dari awal sehingga tidak diperlukan BAP pekerjaan perbulan,
perintah perintah perubhan, demikian pula sertifikat pembayaran. Yang
perlu diperhatikan dalam kontrak ini ialah jaminan pembayaran dari
pemakai jasa dengan membayarkan minimal seharga kontrak dengan
masa penggunaan selama pelaksaan terlaksana. Pengguna jasa dalam
menggunakan kontrak ini harus berhati hati dalam memilih turn key
builder dikarekan seluruh bagian dari pembangunan dipercayakan
hanya ke satu perusahaan.

5. Kontrak Presentase
Kontrak ini merupakan kontrak yang mengatur biaya yang harus di
keluarkan oleh pengguna jasa yang sudah disesuaikan RAB sekaligus
presentase oleh penyedia jasa. Pembayaran tersebut termasuk biaya
keuntungan dari sebuah presentase nilai pekerjaan tertentu.

4
2.2. Contoh Penggunaan Kontrak

1. Lump Sum

Industri yang paling sering menggunakan lump sum adalah industri


konstruksi dan pengembangan.Untuk memfasilitasi pelaksanaan tanpa
kendala biaya, kontraktor biasanya menyepakati biaya dengan pemilik
terlebih dahulu, termasuk siapa yang akan menjadi penyandang dana awal
proyek.Misalnya saja kontrak blok yang digunakan pada proyek
pembangunan gedung bertingkat di Jakarta.Sekalipun proyek tersebut lebih
kompleks dan memerlukan biaya lebih tinggi dari perkiraan awal
kontraktor, kontraktor harus menanggung semua risiko.Kontraktor
mengambil risiko, yang meningkatkan harga proyek dan biaya yang
seharusnya ditanggung klien.

2. Harga Satuan

Kontrak harga satuan cocok untuk pekerjaan yang harga satuanya sudah
dipastikan nilainya akan tetapi volume pekerjaanya masih brsifat perkiraan

Contohnya pada pekerjaan penggantian kramik lantai bangun. Pekerjaan


penggantian kramik lantai bangunan adalah proses mengganti atau
mengubah keramik lantai yang sudah ada di dalam suatu bangunan.
Keramik lantai biasanya digunakan untuk melapisi lantai bangunan dan
memiliki berbagai fungsi seperti memberikan perlindungan, meningkatkan
estetika, serta memudahkan perawatan. Proses penggantian kramik lantai
biasanya melibatkan langkah-langkah seperti pengangkatan keramik lama,
persiapan permukaan lantai, pemasangan kramik baru, serta penyelesaian
akhir seperti pembersihan dan pengecatan. dan didalam pekerjaa ini dimana
harga satuannya sudah dipastikan akan tetapi volume pekerjaannya
mungkin masih bisa berubah.

5
3. Kontrak Gabungan

Kontrak ini untuk pekerjaan konstruksi yang sebagian pekerjaanya belum


dapat dipastikan volumenya.

Contohnya pada pekerjaan bangunan gedung yang menggunakan pondasi


tiang panjang akan tetapi dibangun dibawah tanah yang sangat labil. Maka
dimana pekerjaan gedungnya menggunakan kontak lump sum dan
pekerjaan pondasinya belum dapat dipastikan volumenya karena tanah yang
labil tersebut dengan menggunakan kontrak harga satuan.

4. Kontrak Rancangan Bangunan ( Turnkey )

Misalnya, PT Waskita Karya akan menerima pembayaran sejumlah proyek


turnkey senilai antara Rp12 triliun hingga Rp15,7 triliun pada periode 2018-
2019. Pendapatan ini berasal dari sejumlah kontrak proyek infrastruktur.
Salah satunya Tol Batang Semarang. Pengerjaan proyek ini telah dilakukan
sejak 25 Juli 2016 dan bernilai Rp 6,42 triliun. Selain itu, PT Waskita Karya
juga menerima pembayaran senilai Rp 10,9 triliun dari proyek Light Rail
Transit (LRT) Palembang. Karena sistem turnkey, WSKT tidak akan
menerima pembayaran hingga pembangunan proyek selesai.

5. Kontrak Presentase

Pelayanan adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu pokok dari
suatu kewajiban. Dalam ilmu hukum, kewajiban adalah suatu beban yang
ditanggung oleh seseorang yang mengadakan suatu kontrak/perjanjian
(agreement).

Hak dan kewajiban timbul apabila terjalin hubungan antara dua pihak
berdasarkan suatu kontrak, perjanjian, atau kewajiban.

Bentuk kinerja (Pasal 1234 KUHPerdata):

1.Memberi sesuatu,

2.berbuat sesuatu,

6
3.tidak berbuat sesuatu memberi sesuatu,

misalnya memberi uang dalam jumlah besar, meninggalkan suatu benda


untuk dipakai (sewa), mengalihkan hak milik atas barang tetap dan barang
bergerak.

Lakukan sesuatu, seperti membangun rumah.

Tidak berbuat apa-apa, misalnya menjual suatu usaha, maka si A


mengadakan kontrak dengan si B untuk tidak berbisnis di wilayah yang
sama.

Ketiga jasa di atas merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur.

2.3. Jenis Kontrak Paling Baik Untuk di Gunakan


Pada dasarnya, jenis kontrak konstruksi yang terbaik untuk Anda akan
bergantung pada persyaratan proyek itu sendiri, tingkat risiko, dan preferensi
pihak-pihak yang terlibat. Setiap jenis kontrak mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mempertimbangkan dengan cermat jenis kontrak mana yang akan digunakan.

Berdasarkan hasil diskusi kami, bentuk kontrak konstruksi yang paling tepat
adalah kontrak lump sum atau kontrak harga satuan. Mengapa? Dengan kontrak
lump sum, jumlah pekerjaan yang dibayarkan pemilik kepada kontraktor adalah
jumlah yang tetap dan harus dibayar terlebih dahulu sebelum pembangunan
dimulai, sehingga lebih ekonomis dibandingkan jenis kontrak lain seperti di
bawah ini.

Peristiwa acak tidak bisa dibiarkan terjadi karena sudah terjadi. Klien yang
Disetujui tidak boleh menambah atau mengurangi cakupan pekerjaan/layanan
yang telah disepakati. Keuntungan lain dari kontrak ini adalah bila membangun
dengan pondasi tiang pancang di atas tanah yang tidak stabil, balok dapat
digunakan untuk bangunan dan volumenya tidak tetap, sehingga
memungkinkan untuk mengontrak pondasi sekaligus. Misalnya saja pada

7
proyek pembangunan jalan tol Chisumwadu yang dikontrak bersama, kerugian
dan keuntungan relatif kecil, namun rasio keuntungan dan kerugian bervariasi
dari satu proyek ke proyek lainnya. Dalam kasus apa pun, ketika menghadapi
risiko, kami menggunakan metode kontrak kompleks yang memperkirakan
harga pasar lebih tinggi dari sebelumnya untuk mengantisipasi kenaikan harga
material, dan kemudian memprediksi harga pasar jika harga naik. Selain itu,
manajemen risiko dalam suatu misi bersifat relatif berdasarkan fase yang
dilakukan atau dijalankan.

8
BAB II
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kontrak konstruksi merupakan aspek krusial dalam pelaksanaan


proyek konstruksi yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa
dan penyedia jasa. Pembuatan kontrak harus memperhatikan prinsip
kesetaraan, kejelasan, dan kesepakatan tertulis untuk meminimalkan potensi
sengketa. Terdapat berbagai jenis kontrak konstruksi di Indonesia, antara
lain Kontrak Lump Sum, Kontrak Harga Satuan, Kontrak Gabungan,
Kontrak Rancang Bangun (Turnkey), dan Kontrak Presentase. Setiap jenis
kontrak memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan.
Contoh penggunaan kontrak-kontrak tersebut dalam industri konstruksi
menunjukkan cara penerapannya dan implikasinya terhadap risiko dan
biaya proyek. Pemilihan jenis kontrak konstruksi terbaik harus
mempertimbangkan kebutuhan proyek, tingkat risiko, dan preferensi pihak
terlibat. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dianggap sebagai
pilihan yang baik karena meminimalkan potensi addendum dan dapat
menangani situasi di mana volume pekerjaan belum dapat dipastikan.

3.2. Saran
1. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang berbagai jenis kontrak
konstruksi dan kemampuan untuk menyesuaikan jenis kontrak dengan
kebutuhan spesifik proyek.
2. Proses penyusunan kontrak harus melibatkan pihak yang terlibat secara
langsung dalam proyek, termasuk pengguna jasa, penyedia jasa, dan ahli
hukum, untuk memastikan kesepakatan yang adil dan jelas.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi praktik
terbaik dalam penggunaan kontrak konstruksi, termasuk studi kasus dari
proyek-proyek.

9
Daftar Pustaka

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/4e50d_319549Modul_02_-
_Pengetahuan_Dasar_Kontrak_Konstruksi.pdf

https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-jenis-jenis-kontrak-jasa-
konstruksi/detail/

SETIAWAN, Andi; WALUJODJATI, Eko; FARIDA, Ida. Analisis manajemen


risiko pada proyek pembangunan Jalan tol Cisumdawu (studi kasus:
development of cileumyi-sumedang dawuan toll road phase i). Jurnal
Konstruksi, 2014, 12.1.

10

Anda mungkin juga menyukai