“KONTRAK KONTRUKSI”
Mata Kuliah:
Kelompok : 4 (Empat)
Nama Anggota: Pande Made Agus Krisnantara – 42210012
I Gede Eka Suputra Cahya – 42210007
Chintya Arivany – 42210015
Ronaldi Matung – 42210021
Gede Riawan – 42210022
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, nikmat serta karunianya kepada kami karena telah dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih kami ucapkan kepada
dosen pengampu mata kuliah Aspek Hukum Dan Manajemen Kontrak yaitu I
Ketut Anzas Dwi Anggara Putra ST.,M.Sc. yang telah memberikan tugas ini
kepada kami semua. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
Makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca.
Dan kami berharap makalah ini dapat memberikan banyak informasi dan
berguna bagi semuanya. Kami selaku penulis mengucapkan permintaan maaf
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan ataupun
kesalahan.
i
DAFTAR ISI
BAB II PENUTUP................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kontrak konstruksi merupakan salah satu hal yang fading krusial dalam proses
kerja sama untuk pembuatan proyek. Hal dan kewajiban dalam kontrak disusun
menjadi suatu perjanjian tertulis antara pengguna ke peyedia jasa. Di dalam pasal 1
ayat 8 UU jasa konstruksiNo. 2 Tahun 2017 meyebutkan bahwa kontrak konstruksi
adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan peyedia jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Pada
dasarnya, kontrak kerja konstruksi dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam
pekerjaan konstruksi, yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan
perencanaan, untuk pekerjaan pelaksanaan, dan untuk pekerjaan pengawasan.
Dalam membuat dan menyusun kontrak konstruksi, semua kesepakatan yang telah
dibicarakan haruslah tertulis sehingga meminimalkan potensi terjadinya sengketa.
Prinsip utama dalam pembuatan dan penyusunan kontrak konstruksi haruslah
berpijak pada kesetaraan dan kejelasan, setara disini berarti para pihak yang
berkontrak memiliki status dan kepentingan yang sama. Tujuan utama dibuatnya
sebuah kontrak konstruksi tentu agar kesepakatan yang dibuat kedua belah pihak
saling mengikat secara hukum. Konsep yang harus dipegang dalam menjalankan
kontrak adalah bahwa hak salah satu pihak merupakan kewajiban bagi pihak
lainnya dan sebaliknya. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi terdapat berbagai
jenis kontrak, berdasarkan ketentuan kementrian pekerjaan umum dan perumahan
rakyat republik Indonesia( kemen PUPR RI), mengutip sistem kontrak luar negeri
seperti FIDIC( Federation Internasional Des Ingenieurs- Conseils), JCT( Joint
Contract Bars), atau AIA( American Istitute of Engineers), selain berbagai acuan
yang digunakan, pengertian kontrak konstruksi juga beragam karena berasal dari
berbagai sumber. Dibutuhkan pengertian yang menyeluruh untuk memiliki
pemahaman yang seragam mengenai kontrak proyek konstruksi. Pemahaman dan
pelaksanaan kontrak tersebut menjadi dasar untuk mengoptimalkan
penyelenggaraan proyek konstruksi. Kesalahan dalam pembuatan kontrak
1
konstruksi dapat merugikan pihak- pihak yang terlibat dan menghambat
penyelesaian proyek konstruksi yang berlangsung. Salah satu kontrak yang sering
digunakan secara global adalah kontrak FIDIC, FIDIC atau dikenal sebagai the
internation confederation of consulting masterminds menyusun standar tipe
kontrak kerja konstruksi untuk menyetarakan bentuk kontrak yang digunakan. Pada
tahun 1957, FIDIC menerbitkan tipe kontrak kerja konstruksi pertama, kemudian
kontrak ini digunakan sebagai acuan oleh berbagai organisasi di dunia. Pemakaian
FIDIC sebagai standar pembuatan kontrak tidaklah mutlak namun dapat
dimodifikasi dan disesuaikan sesuai peraturan Negara setempat dan kebijakan pihak
yang bersangkutan. Kontrak kerja kontruksi FIDIC sering dipakai untuk diadaptasi
di Indonesia karena ketidak tersediannya standar baku kontrak selama ini. Kajian
kontrak yang berbeda- beda perlu rekomendasi untuk penyeragaman sehingga
pelaksaan kontrak konstruksi di Indonesia dapat berjalan dengan maksimal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut beberapa jenis kontrak konstruksi di Indonesia yang kami ambil dari
Modul 2 yang di terbitkan oleh Mentri PUPR:
3
3. Kontak Gabungan
Yang dimaksudkan dengan kontrak gabungan ini adalah bilamana ada
suatu proyek yang menggukan sebagian pekerjeaan dengan Kontrak
Lump Sum dan sebagian dengan Kontrak Harga Satuan. Hal ini dapat
saja terjadi sewaktu waktu jika dalam suatu proyek besar yang kompleks
memerlukan beberapa pekerjaan yang masih belum dapat ditentukan
volume pengerjaannya.
5. Kontrak Presentase
Kontrak ini merupakan kontrak yang mengatur biaya yang harus di
keluarkan oleh pengguna jasa yang sudah disesuaikan RAB sekaligus
presentase oleh penyedia jasa. Pembayaran tersebut termasuk biaya
keuntungan dari sebuah presentase nilai pekerjaan tertentu.
4
2.2. Contoh Penggunaan Kontrak
1. Lump Sum
2. Harga Satuan
Kontrak harga satuan cocok untuk pekerjaan yang harga satuanya sudah
dipastikan nilainya akan tetapi volume pekerjaanya masih brsifat perkiraan
5
3. Kontrak Gabungan
5. Kontrak Presentase
Pelayanan adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu pokok dari
suatu kewajiban. Dalam ilmu hukum, kewajiban adalah suatu beban yang
ditanggung oleh seseorang yang mengadakan suatu kontrak/perjanjian
(agreement).
Hak dan kewajiban timbul apabila terjalin hubungan antara dua pihak
berdasarkan suatu kontrak, perjanjian, atau kewajiban.
1.Memberi sesuatu,
2.berbuat sesuatu,
6
3.tidak berbuat sesuatu memberi sesuatu,
Ketiga jasa di atas merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur.
Berdasarkan hasil diskusi kami, bentuk kontrak konstruksi yang paling tepat
adalah kontrak lump sum atau kontrak harga satuan. Mengapa? Dengan kontrak
lump sum, jumlah pekerjaan yang dibayarkan pemilik kepada kontraktor adalah
jumlah yang tetap dan harus dibayar terlebih dahulu sebelum pembangunan
dimulai, sehingga lebih ekonomis dibandingkan jenis kontrak lain seperti di
bawah ini.
Peristiwa acak tidak bisa dibiarkan terjadi karena sudah terjadi. Klien yang
Disetujui tidak boleh menambah atau mengurangi cakupan pekerjaan/layanan
yang telah disepakati. Keuntungan lain dari kontrak ini adalah bila membangun
dengan pondasi tiang pancang di atas tanah yang tidak stabil, balok dapat
digunakan untuk bangunan dan volumenya tidak tetap, sehingga
memungkinkan untuk mengontrak pondasi sekaligus. Misalnya saja pada
7
proyek pembangunan jalan tol Chisumwadu yang dikontrak bersama, kerugian
dan keuntungan relatif kecil, namun rasio keuntungan dan kerugian bervariasi
dari satu proyek ke proyek lainnya. Dalam kasus apa pun, ketika menghadapi
risiko, kami menggunakan metode kontrak kompleks yang memperkirakan
harga pasar lebih tinggi dari sebelumnya untuk mengantisipasi kenaikan harga
material, dan kemudian memprediksi harga pasar jika harga naik. Selain itu,
manajemen risiko dalam suatu misi bersifat relatif berdasarkan fase yang
dilakukan atau dijalankan.
8
BAB II
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
1. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang berbagai jenis kontrak
konstruksi dan kemampuan untuk menyesuaikan jenis kontrak dengan
kebutuhan spesifik proyek.
2. Proses penyusunan kontrak harus melibatkan pihak yang terlibat secara
langsung dalam proyek, termasuk pengguna jasa, penyedia jasa, dan ahli
hukum, untuk memastikan kesepakatan yang adil dan jelas.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi praktik
terbaik dalam penggunaan kontrak konstruksi, termasuk studi kasus dari
proyek-proyek.
9
Daftar Pustaka
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/4e50d_319549Modul_02_-
_Pengetahuan_Dasar_Kontrak_Konstruksi.pdf
https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-jenis-jenis-kontrak-jasa-
konstruksi/detail/
10