MANAJEMEN KONSTRUKSI
OLEH :
KELOMPOK 4
ROLITANIA (061940112215)
SAMARINA (061940112217)
DOSEN PEMBIMBING :
IKA SULIANTI,ST.,M.T
(NIP : 198107092006042001)
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
SEMESTER V
DOSEN PEMBIMBING
IKA SULIANTI,ST.,M.T
(NIP :198107092006042001)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas LAPORAN MANAJEMEM
KONSTRUKSI ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
IKA SULIANTI,ST.,M.T pada bidang studi Manajemen Konstruksi di jurusan
Teknik Sipil. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Manajemen Konstruksi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
iii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
konstruksi juga mengandung resiko yang menyangkut keselamatan umum dan
tertib bangunan. Kontrak kerja konstruksi termasuk perjanjian untuk
melakukan pekerjaan sebagaimana ketentuan Pasal 1601 KUHPerdata.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 PROSES PEMBENTUKAN KONTRAK
Secara Umum definisi kontrak adalah suatu perjanjian yang dibuat atas
dasar kemauan bersama antara dua pihak (pihak I dan pihak II), yang
bernilai hukum. Kontrak konstruksi ialah suatu perjanjian untuk
membangun suatu bangunan dengan persyaratan tertentu, yang dibuat oleh
pihak I sebagai pemilik bangunan, dengan pihak II sebagai pelaksana
bangunan. Suatu surat perjanjian dinyatakan sah, apabila didasari oleh:
kebebasan dalam berkehendak (tidak ada yang dipaksa), kecakapan dalam
berbuat (melaksanakan apa yang diperjanjikan), adanya objek tertentu
(bangunan), dan kuasa yang halal (tidak dilarang oleh hukum yang berlaku).
Pada umumnya suatu kontrak diperoleh sebagai hasil dari suatu proses
negosiasi. Sehingga apabila melakukan negosiasi harus memiliki persiapan
yang matang agar hasilnya optimal bagi kepentingan yang bersangkutan.
Penawaran (offer) dapat diartikan sebagai sebuah ekspresi kesediaan
untuk berkontrak dalam kondisi-kondisi tertentu. Penawaran dibuat
dengan kehendak bahwa penawaran tersebut akan menjadi terikat setelah
diterima oleh pihak yang menerima penawaran. Bentuk penawaran secara
umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu penawaran yang ber sifat
spesifik dan penawaran yang bersifat umum (terbuka). Penawaran spesifik
berarti bahwa penawaran tersebut ditujukan khusus untuk pihak tertentu
yang diharapkan bisa memenuhi dan menerima penawaran ter sebut.
Yang perlu diingat adalah penawaran berbeda dengan undangan untuk
melakukan penawaran (invitation to treat). Invitation to treat merupakan
sebuah undangan dari salah satu pihak kepada pihak lain untuk membuat
atau menegosiasikan sebuah penawaran dan oleh karena itu dalam
invitation to treat tidak diikuti dengan penerimaan (acceptance).
Contohnya: sebuah pengembang membuat invitation to tender yang di
umumkan secara terbuka agar kontraktor dapat mengajukan penawaran.
Penawaran yang dimasukkan oleh kontraktor inilah yang akan diterima
oleh pengembang (acceptance).
4
Penerimaan (acceptance) merupakan sebuah ekspresi penerimaan atas
penawaran yang diberikan oleh salah satu pihak. Dengan diterimanya
sebuah penawaran, berarti penawaran sudah tidak lagi tersedia bagi pihak
lainnya. Sebuah penawaran bisa saja melampaui waktu yang ditentukan.
Hal ini dapat terjadi apabila:
1. Telah disebutkan waktu spesifik di dalam penawaran, (misalnya
penawaran berlaku selama satu bulan sejak diberikan),
2. Tidak ada durasi waktu yang ditentukan dalam penawaran tetapi
pengadilan dapat memutuskan waktu yang wajar (reasonable
time). dalam menentukan lamanya sebuah penawaran berlaku.
Secara umum, sebuah penawaran yang sudah melampaui batas waktu
yang ditetapkan menjadi tidak berlaku lagi.
Selain konsep penawaran dan penerimaan di atas, terdapat pula konsep
penawaran balik (counter offer). Konsep ini dapat terjadi apabila sebuah
penawaran yang diberikan oleh salah satu pihak, katakanlah pihak A,
dibalas oleh pihak B dengan sebuah proposal baru yang berbeda de ngan
kondisi dalam penawaran pertama. Efek dari counter offer ini ada lah
menghapus penawaran awal sehingga apabila diterima oleh pihak A, maka
pihak A disebut sebagai acceptor atau pihak yang menerima penawaran.
Dapat disimpulkan bahwa kontrak konstruksi merupakan "end
product" dari kegiatan manajemen pemasaran dan merupakan kegiatan
awal dari manajemen produksi.
Terdapat berbagai jenis kontrak yang terlihat dalam industri konstruksi, antara
lain :
Kontrak Konstruksi, sering juga disebut “Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan”
5
Kontrak Pengadaan, yaitu kontrak yang hanya membahas aspek
pengadaan barang
Kontrak Agensi, yaitu kontrak pengadaan jasa (misalnya kontrak
antara pemilik proyek dan konsultan)
Pemilihan kontrak yang sesuai untuk proyek konstruksi lebih didasarkan dari
karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang
pemilik proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi dan
penanganan resiko yang ada pada proyek tersebut.
6
A. Kontrak Harga Satuan
Hal penting dalam kontrak harga satuan (unit price contract) adalah
penilaian harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi
dimulai. Pemilik telah menghitung jumlah unit yang terdapat dalam setiap
elemen pekerjaan.
Berdasarkan arti kata unit price contract, dapat dipahami bahwa perikatan
terjadi terhadap harga satuan setiap jenis/item pekerjaan sehingga kontraktor
hanya perlu menentukan harga satuan yang akan ditawar untuk setiap item
dalam kontrak. Penetuan besarnya harga satuan ini harus mengakomodasi
semua biaya yang mungkin terjadi seperti biaya overhead, keuntungan, biaya-
biaya tak terduga dan biaya untuk antisipasi resiko.
Penggunaan jenis kontrak ini menjadi tepat apabila proyek mempunyai
karakteristik sebagai berikut : proyek dapat didefinisikan secara jelas,
kuantitas actual masing-masing pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat
sebelum proyek dimulai. Metode tidak seimbang (unbalanced) adalah metode
yang digunakan kontraktor dalam penawaran harga satuan tanpa mengubah
harga keseluruhan. Kontraktor menggunakan metode ini untuk mendapatkan
keuntungan dari beberapa aspek proyek. Misalnya, dengan menaikkan harga
satuan pada pekerjaan-pekerjaan awal sebagai biaya mobilisasi alat atau
material yang diperlukan.
Metode ini juga dapat dimanfaatkan jika kontraktor ingin menggunakan
uang pemilik proyek sebagai dana segar untuk membiayai pelaksanakan
proyek jika sebenarnya kontraktor mengalami kesulitan dalam menyediakan
masalah keuangan. Faktor lain yang mendasari pemakaian metode ini adalah
kesalahan pemilik dalam melakukan/mempersiapkan owner’s estimate.
Apabila terjadi perbedaan antara kuantitas yang sebenarnya dengan
kuantitas hasil estimasi (umumnya berbeda 20%-25%) maka harga satuan
untuk tiap item dapat dinegosiasi ulang. Hal lain yang dapat digunakan oleh
pemilik adalah mengidentifikasi pekerjaan tambah kurang secara lebih akurat
7
sehingga dapat menghilangkan praktik penawaran tidak seimbang
(unbalanced bid).
Dalam kontrak jenis ini, pembayaran akan dilakukan kepada kontraktor
yang besarnya sesuai dengan kuantitas terpasang menurut hasil
pengukurannya. Oleh sebab itu, pemilik perlu menyakinkan hasil pengukuran
kontraktor dengan melakukan pengukuran sendiri.
Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini adalah pemilik tidak dapat
mengetahui secara pasti biaya actual proyek hingga proyek selesai. Untuk
mencegah ketidakpastian ini, perhitungan kuantitas tiap unit perlu dilakukan
secara akurat.
Melihat karakteristik kontrak harga satuan ini maka jenis-jenis proyek
yang kiranya sesuai untuk kontrak jenis ini adalah proyek dengan estimasi
kuantitas yang tidak dapat dilakukan dengan akurat, seperti pekerjaan tanah,
jalan raya, pemasangan pipa dan sebagainya. Pada proyek-proyek seperti ini
sangat penting bagi kontraktor untuk mengetahui dan memahami batas-batas
pay item dan pay line yang ada dalam kontrak.
Keuntungan menggunakan kontrak harga satuan :
1) Karena seluruh poin-poin perjanjian kinerja proyek sudah tertulis
dalam kontrak, maka pemilik proyek menjadi lebih mudah
pengendalian proyek yang digarap kontraktor.
2) Proses pemilihan kontraktor menjadi lebih mudah karena kontraktor
yang mengajukan penawaran harga sudah melihat isi kontrak yang
dibuat oleh pemilik proyek. Artinya, kontraktor dinilai sepakat dengan
daftar biaya yang diberikan pemilik proyek, termasuk biaya risiko
kerugian tak terduga.
3) Peluang terjadinya penambahan maupun pengurangan sumber daya
proyek menjadi kecil. Hal ini karena jangka waktu pelaksanaan dan
ruang lingkup proyek sudah bersifat tetap dan tertulis dalam kontrak
yang sudah disepakati di awal.
8
4) Pemilik proyek diuntungkan dengan anggaran yang la sanggupi dan
sudah bersifat tetap. Di mana, anggaran ini juga sudah disepakati oleh
pihaknya dan kontraktor dalam perjanjian tertulis
Kekurangan menggunakan kontrak harga satuan :
1) Semakin banyak antisipasi kerugian tidak terduga yang muncul selama
proyek oleh kontraktor, maka semakin tinggi harga penawaran proyek
yang diajukannya kepada pihak pemilik proyek.
2) Peluang munculnya langkah manipulatif kontraktor untuk
mendapatkan margin besar. karena kontrak ini membuat kontraktor
memiliki kebebasan dalam mengatur metode kerjanya sendiri, maka
mereka bisa saja mencari celah manipulatif untuk memperoleh margin
yang lebih besar. Misalnya, dengan mengurangi kualitas sumber daya,
bahan baku, hingga alat K3.
3) Proses contract discussion agreement bisa memakan waktu yang lama.
Hal ini lantaran kedua belah pihak biasanya akan melakukan
pembacaan dan pemahaman secara mendalam terkait setiap poin
dokumen pengadaan yang tertuang dalam kontrak. Setelah memahami
setiap poin, mengajukan penawaran, dan menyepakatinya, maka
barulah kontrak bisa ditanda-tangani, Misalnya, ketika kontraktor
mengajukan tambahan anggaran bahan baku karena harga bahan baku
4) Usulan perubahan poin dalam kontrak setelah proyek berjalan bisa
memakan waktu yang lama.
B. Kontrak Biaya Plus Jasa
Pada kontrak biaya plus jasa (cost plus fee contract) jenis ini, kontraktor
akan menerima sejumlah pembayaran atas pengeluarannya ditambah sejumlah
biaya untuk overhead dan keuntungan. Besarnya overhead dan keuntungan
umumnya didasarkan atas persentase biaya yang dikeluarkan.
9
Metode pembayaran dalam kontrak jenis ini dibedakan menjadi 2 (dua)
yaitu :
1. Pembayaran biaya plus tertentu
Pada metode ini kontraktor tidak mendapat kesempatan
menaikkan biaya untuk menambah keuntungan dan overhead.
2. Pembayaran biaya plus persentase biaya dengan jaminan
maksimum
Metode ini dapat meyakinkan pemilik bahwa biaya total proyek
tidak akan melebihi suatu jumlah tertentu
Kontrak jenis ini umumnya digunakan jika biaya aktual dari proyek atau
bagian proyek sulit diestimasi secara akurat. Hal ini dapat terjadi jika
perencanaan belum selesai, proyek tidak dapat digambarkan secara akurat,
proyek harus diselesaikan dalam waktu singkat sementara rencana dan
spesifikasi tidak dapat diselesaikan sebelum proses konstruksi dimulai.
Kekurangan dari kontrak jenis ini adalah pemilik kurang dapat
mengetahui biaya aktual proyek yang akan terjadi. Pemilik harus
menempatkan staf untuk memonitor kemajuan pekerjaan sehingga dapat
diketahui apakah biaya-biaya yang ditagih benar-benar dikeluarkan.
Penentuan fee untuk kontraktor dalam kontrak jenis ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, baik itu merupakan jumlah yang tetap (cost plus fixed
fee), dalam bentuk persentase biaya (cost plus percentage) atau dengan
memberikan jaminan biaya maksimum (cost plus fee with maximum
guaranted price).
Cost plust fixed fee, jenis kontrak ini telah mempertimbangkan
pembayaran kembali kepada kontraktor berupa biaya nyata (actual cost) yang
telah dikeluarkan oleh kontraktor ditambah biaya umum (overhead cost) dan
sejumlah keuntungan yang tetap (fixed fee). Yang diamksud biaya nyata
adalah semua biaya upah tenaga kerja, bahan bangunan, biaya peralatan.
Kontrak semacam ini digunakan untuk pekerjaan yang sangat mendesak,
misalnya tidak memungkinkan untuk mempersiapkan gambar neraca.
10
Cost plus precentage, kontraktor akan menerima kembali/ganti semua
biaya nyata (actual cost) yang telah dikeluarkan dan akan menerima
kompensasi yang besarnya didasarkan pada persentase dari biaya nyata
(actual cost) sesuai dengan kesepakatan bersama dengan pemilik proyek.
Kontrak semacam ini digunakan untuk pekerjaan yang sangat mendesak,
misalnya tidak memungkinkan untuk mempersiapkan gambar rencana. Pada
kontrak jenis ini, biasanya terjadi kecenderungan kontraktor untuk
memperlambat pekerjaannya dengan harapan memperbesar biaya nyata
sehingga kompensasi yang diterima menjadi lebih banyak.
Cost plus fee with maximum guaranteed price, kontraktor akan menerima
kembali semua biaya yang telah dikeluarkan ditambah dengan kompensasi
yang besarnya berdasarkan persentase yang telah disepakati bersama, tetapi
besarnya kompensasi tersebut dibatasi jumlah maksimum tertentu.
Kontrak jenis ini sesuai untuk pengadaan proyek-proyek yang
mempunyai sifat ketidakpastian cukup tinggi khususnya bersifat mendesak
(emergency), seperti proyek perbaikan jembatan yang putus. Untuk proyek
seperti itu, waktu yang dibutuhkan untuk menetapkan perancang, melakukan
perancangan, menetapkan pelaksanan dan pelaksanaan perbaikan akan
memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya bila ditunjuk seorang
kontraktor yang mampu merancang dan melaksanakan perbaikan yang
dibutuhkan dengan segera, penetapan biaya perancangan dan perbaikan dapat
dihitung langsung ditambah fee untuk kontraktor/perancang. Keputusan ini
perlu didukung kenyataan bahwa kontraktorlah pihak yang paling mampu
mengatasi persoalan tersebut dengan baik dan cepat.
11
menetapkan pembayaran yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap
perubahan pekerjaan tersebut. Semua biaya yang dikeluarkan untuk setiap
pekerjaan tambah kurang harus dinegosiasikan antara pemilik dan kontraktor.
Keuntungan menggunakan kontrak ini adalah dapat digunakan jika
anggaran biaya dari pemilik terbatas maka jenis kontrak ini menjadi pilihan
yang tepat karena memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan.
Pekerjaan konstruksi yang tepat untuk kontrak jenis ini antara lain
pembangunan gedung.
Salah satu kelemahan pemakaian kontrak jenis ini adalah proses
konstruksi yang akan tertunda karena menunggu selesainya perencanaan.
Kesalahan/ketidaktepatan rancangan akan berakibat fatal yang dapat
menimbulkan biaya ekstra yang tidak sedikit. Untuk itu kiranya perlu ada
pertimbangan yang matang sehingga tidak terjadi pelaksanaan konstruksi yang
terburu-buru yang dapat menyebabkan kesalahan dalam perancangan dan
pembuatan spisifikasi.
2.3.2 KONTRAK BERDASARKAN CARA PEMBAYARAN
Dilihat dari aspek cara pembayaran, bentuk kontrak konstruksi dapat
di bagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
pembayaran bulanan (monthly payment),
pembayaran bertahap (stage payment), dan
prapendanaan penuh oleh kontraktor (contractor’s full prefinance).
12
Sedangkan bentuk kontrak prapendanaan penuh oleh kontraktor
(contractor’s full prefinance) adalah bentuk kontrak konstruksi dimana
biaya pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya ditanggung terlebih dahulu oleh
kontraktor. Untuk itu pemilik proyek harus menyerahkan jaminan bank
sebagai jaminan pembayaran.
2.3.3 KONTRAK BERDASARKAN ASPEK PEMBAGIAN
TUGAS
Berdasarkan aspek pembagian tugas, bentuk kontrak konstruksi dapat
dibedakan menjadi 6 (enam), yaitu :
a. Kontrak Konvensional,
b. Kontrak Spesialis,
c. Kontrak Design-Build,
d. Kontrak Epc,
e. Kontrak Bot/Blt, Dan
f. Kontrak Swakelola/Force Account.
A. Kontrak Konvensional/Tradisional
13
PEMILIK
PROYEK
KONSULTAN
KONTRAKTOR UTAMA
Subkontraktor/ Pemasok/
Subkontraktor dinominasikan Pemasok Dinominasikan
B. Kontrak Spesialis
14
PEMILIK
KONSULTAN
PROYEK
C. Kontrak Design-Build
15
PEMILIK
PROYEK
KONTRAKTOR UTAMA
D. Kontrak EPC
E. Kontrak BOT/BLT
16
seluruh biaya pekerjaan dan ketika pekerjaan telah selesai, kontraktor
diberikan hak untuk mengelola (operate) maupun menyewakan (lease)
bangunan tersebut kepada pemilik atau pihak lain, Setelah kurun waktu
tertentu dimana pembiayaan telah dianggap lunas, barulah bangunan tersebut
dikembalikan kepada pemilik proyek/lahan.
Dari berbagai bentuk kontrak konstruksi yang ada, yang perlu diperhatikan
adalah distribusi resiko kedua belah pihak. Dengan memahami berbagai
pendekatan terhadap bentuk kontrak konstruksi tersebut, kedua belah pihak
dapat mengerti sejauh mana pengaruh bentuk kontrak terhadap harga
pekerjaan/nilai kontrak serta pengaruhnya dalam meminimalkan potensi
terjadinya sengketa konstruksi.
17
Bentuk Kontrak
Perpres No. 70/2013
Persentase
Terima Jadi
18
3. Ritme hubungan kerja antara pemilik proyek dan kontraktor pun
menjadi lebih dinamis. Hal ini lantaran kedua belah pihak sudah
menyepakati hak,tugas dan tanggung jawab apasaja yang akan di
jalankan selama proyek berlangsung.
4. komunikasi langsung antara pemilik proyek dan kontraktor &
penghematan yang dihasilkan dalam waktu dan usaha dan potensi
keuntungan yang lebih besar (optimalisasi bagi kedua belah
pihak).
5. potensial untuk perselisihan dengan orang berkurang karena lebih
sedikitnya yang terlibat.
6. lebih mudah untuk menempatkan tanggung jawab karena sudah
tertera dalam kontak dengan tugasnya masing-masing.
7. Sistem pembayaran anggaran proyek menjadi lebih jelas karena
sudah dijelaskan di perjanjian kontrak.
19
5. Usulan perubahan poin dalam kontak setelah proyek berjalan bisa
memakan waktu yang lama.hal ini karena pihak pemilik kontrak
benar-benar akan melakukan perhitungan yang matang agar
mereka tidak memperoleh kerugian dan mereka pun memastikan
bahwa usulan yang diberikan kontaktor bukanlah resiko yang sejak
awal masuk dalam perhitungan anggaran
20
maka dibuatlah klausul khusus dalam kontrak yang menyebutkan tentang
dokumen prioritas.
21
2.5.3 STANDAR DOKUMEN KONTRAK
22
CONTOH DOKUMEN KONTRAK
DOKUMEN KONTRAK
Nomor: 727/BRSDM-LRBRL/PL.420/VII/2017
Bidang : Konstruksi
Wilayah : Boalemo
23
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN
SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN PERIKANAN LOKA RISET
BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Jalan Pelabuhan Etalase Perikanan, Desa Tabulo Selatan, Kec. Mananggu 96265,
Kab. Boalemo, Provinsi Gorontalo Pos Elektronik : lppbrl@yahoo.com
SURAT PERJANJIAN
Nomor: 727/BRSDM-LRBRL/PL.420/VII/2017
Dalam hal ini yang bertindak untuk dan atas nama Loka Riset Budidaya Rumput
24
Nama : Suardi Arib
Yang bertindak untuk dan atas nama CV. CAKRA berdasarkan Akta Notaris
Nomor: 76 Tanggal 15 Februari 2013, yang dikeluarkan oleh Notaris : LUCY
MULYANI, S.H. dan akta perubahan Akta Notaris Nomor: 18 tanggal 11 Mei
2011, yang dikeluarkan oleh Notaris AHMAD YULIAS, S.H.(selanjutnya disebut
“PENYEDIA”).
MENGINGAT BAHWA:
(d) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
25
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui hal-hal sebagai berikut:
2. Total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi
Teknis dan Biaya adalah sebesar Rp874.080.000,00 (delapan ratus tujuh puluh
empat juta delapan puluh ribu rupiah)
3. Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
b. Pokok Perjanjian;
26
5. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 4 di atas.
6. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya:
27
5. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan
sebagaimana diatur dalam Syarat Syarat Umum/Khusus kontrak.
28
2.6 ADENDUM KONTRAK
Adendum adalah penambahan yang dilakukan terhadap sebuah perjanjian.
Penambahan tersebut berupa penambahan dokumen yang biasanya berisi
uraian istilah-istilah,kewajiban, atau informasi tambahan untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan. Adendum bisa dilakukan karena terdapat hal-hal yang
belum diatur.
29
2.7 PRINSIP DASAR KONTRAK KONSTRUKSI
30
kontraktor adalah melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan
waktu, biaya, dan kualitas yang telah disepakati Bersama.
Mengingat pentingnya hak dan kewajiban para pihak dalam
pelaksanaan sebuah proyek konstruksi, maka semua hak dan kewajiban
tersebut harus dituangkan secara tertulis dalam kontrak sebelum pekerjaan
dimulai
2. SYARAT – SYARAT KONTRAK SAH
Menurut KUH Perdata Pasal 1320, supaya terjadi persetujuan yang sah,
maka sebuah perjanjian harus memenuhi 4 syarat:
31
4) Bertentangan dengan hukum
5) Dibuat oleh pihak yang tidak memiliki komptensi/kecakapan.
3. KETENTUAN DAN KONDISI KONTRAK
Dalam kontrak konstruksi internasional, ada 3 (tiga) istilah
mendasar terkait esensi kontrak konstruksi yang harus dipahami, yaitu
ketentuan kontrak (terms of contrac), kondisi kontrak (condition), dan
jaminan kontrak (warranties).
Ketentuan kontrak (terms of the contract) adalah ketentuan-
ketentuan didalam kontrak yang menjelaskan berbagai aspek dari
perjanjian. Ketentuan-ketentuan kntrak ini dapat tersirat (implied) dan
tertulis (express). Secara umum ketentuan-ketentuan didalam kontrak
dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu condition dan warranties.
Perbedanaan diantara keduanya terletak pada konsekuensi Ketika terjadi
pelanggaran terhadap ketentuan kontrak.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap kondisi kontrak (conditions)
oleh salah satu pihak, maka pihak lain berhak mengakhiri kontrak tersebut
dan menuntut ganti rugi. Dengan demikian, pelanggaran terhadap kondisi
kontrak menyebabkan berakhirnya sebuah kontrak. Sedangkan warranties
adalah ketentuan-ketentuan tambahan atau minor didalam kontrak, yang
jika terjadi pelanggaran tehadapnya menyebabkan pihak lain berhak
menerima ganti rugi, tetapi tidak dapat mengakhiri sebuah konrak
konstruksi.
Contoh warranty dalam kontrak konstruksi adalah bahwa
kontraktor menjamin kualias material yang digunakan telah sesuai
spesifikasi dan persyaratan. Kontraktor juga menjamin bahwa hasil
pekerjaan bebas dari cacat pekerjaan. Apabila jaminan tersebut tidak
terlaksana maka pemilik proyek berhak menuntut kontraktor untuk
memenuhi ketentuan jaminan itu misalnya, dengan mengganti material
sesuai dengan spesifikasi atau meperbaiki cacat pekerjaan, tetapu pemilik
proyek tidak dapat mengakhiri kontrak secara sepihak.
32
4. KEWENANGAN BERKONTRAK
Pihak yang berwenang dalam sebuah kontrak konstruksi adalah
pemilik proyek dan kontraktor karena kontrak kontruksi merupakan
perwujudan dari kesepakatan-kesepakatan yang menjadi telah dibuat oleh
kedua belah pihak tersebut. Didalam kontrak terdapat pula konsultan MK
(Manajemen Konstruksi) yang bertugas membantu pemilik proyek dalam
melakukan supervise pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Biasanya
terdapat klausul-klausul yang menjelaskan sampai sejauh mana
kewenangan konsultan MK di dalam kontrak. Meskipun demikian,
konsultan MK tidak memiliki kewenangan untuk mengubah isi kontrak,
apalagi mengakhiri sebuah kontrak. Apabila konsultan MK menilai bahwa
telah terjadi pelanggaran berat dalam pelaksanaan sebuah proyek
konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor, maka konsulan MK dapat
memberikan anjuran kepada pemilik proyek terkait pengakhiran kontrak.
5. BERAKHIRNYA KONTRAK
33
a. Keadaan memaksa yang bersifat mutlak (absolut), yakni bahwa
para pihak tidak mungkin melaksanakan hak dan kewajibannya.
b. Keadaan memaksa yang bersifat tidak mutlak (relatif), yakni
bahwa para pihak masih dimungkinkan untuk melaksanakan hak dan
kewajibannya.
Dalam Perundang-Undangan Jasa Kontruksi, menggolongkan
beberapa jenis keadaan kahar (force majeur) kedalam peristiwa–
peristiwa konkrit yang meliputi :
a. Bencana alam, yang termasuk bencana alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan
angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana non alam, yang termasuk bencana non alam antara
lain berupa gagal tehnologi, epidemik dan wabah penyakit.
c. Bencana social, yang termasuk bencana sosial antara lain
konflik sosial antara kelompok atau antara komunitas
masyarakat, dan terror .
d. Pemogokan.
e. Kebakaran.
f. Gangguan industri lainnya, menteri keuangan dan menteri
tehnis terkait menerbitkan surat keputusan bersama setelah
memperoleh pertimbangan dari Assosiasi Pengusaha Industri
Pabrik (APIP), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan akibat hukum terjadinya
force majeur dalam jasa konstruksi adalah sebagai berikut :
a) Jika akibat force mejeur tersebut penyedia jasa tidak mungkin
untuk melaksanakan pekerjaannya (force majeur absolut),
maka kontrak akan dihentikan. Berdasarkan doktrin para ahli
hukum pada force majeur absolut menyebabkan pemenuhan
prestasi tidak mungkin dilakukan lagi dan seketika itu kontrak
putus
34
b) Jika akibat force majeur tersebut penyedia jasa masih
dimungkinkan untuk melaksanakan pekerjaannya (force majeur
relatif), maka kontrak dihentikan sementara (ditunda) atau
kontrak dilanjutkan. Berdasarkan doktrin para ahli hukum pada
force majeur relatif pemenuhan prestasi menjadi tertunda
(dihentikan sementara) dan kontrak tidak putus.
c) Terkait dengan adanya kerugian akibat force majeur tersebut,
yang menanggung kerugian adalah pengguna jasa. Karena tidak
ada unsur kesalahan dari penyedia jasa yang mempunyai
kewajiban melaksanakan pekerjaan. maka penyedia jasa tidak
menanggung resiko dan tidak menanggung kerugian atas
peristiwa itu. Berdasarkan doktrin para ahli hukum, karena
tidak ada kesalahan dari penyedia jasa, maka penyedia jasa
tidak menanggung kerugian.
Contoh : Apabila owner menjalin kontrak dengan kontraktor. Namun
pada pertengahan pengerjaan proyek muncul wabah covid 19. Jika
dalam perjanjian disebutkan secara tegas menyatakan wabah penyakit
(outbreak) sebagai peristiwa force majeure, maka pandemi COVID-19
dapat dijadikan sebagai alasan force majeure. Dengan demikian, saat
pandemi berakhir pihak owner dapat menuntut kembali pemenuhan
prestasi penyedia jasa konstruksi atau dapat juga memilih mengakhiri
perjanjian dengan ganti rugi. Dengan begitu, dalam hal perjanjian
konstruksi akibat pandemi corona ini, para pihak (penyedia dan
pengguna jasa konstruksi) dengan kesepakatan bersama dapat
melakukan rescheduling atau penjadwalan ulang penyediaan jasa
konstruksinya. Namun, jika sebuah perjanjian dibuat pada saat wabah
sedang menjangkit maka peristiwa pandemi tidak bisa dijadikan
sebagai alasan force majeure.
5) Dengan Frustasi (by Frustation)
Terkadang beberapa peristiwa terjadi tidak begitu signifikan sebuah
kontrak yang telah dibuat menjadi tidak mungkin dilaksanakan.
35
Contohnya adalah Ketika pokok perjanjian dalam kontrak menjadi
lenyap. Apabila hal tersebut terjadi bukan akibat kesalahan kedua
belah pihak, maka pengadilan mungkin akan mengakhiri kontrak
tersebut dengan alasan kotrak frustasi.
6) Dengan Pelanggaran (by breach of contract)
Pelanggaran terjadi apabila salah satu pihak tidak dapat memenuhi
kewajiban dan hak para pihak yang tertuang dalam kontrak, dan
apabila terjadi pelanggaran atas hak dan kewajiban tersebut, maka
berlaku denda ataupun Tindakan ganti rugi. Yang termasuk dalam
pengertian pelanggaran kontrak yaitu:
a. Tidak melaksanakan isi perjanjian
b. Meaksanakan isi perjanjian, tetapi tidak sebagaimana
dijanjikan
c. Terlambat melaksanakan isi perjanjian
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan.
Perjanjian seperti inilah yang sebaiknya dihindari oleh para pihak.
Pelanggaran terbagi menjadi dua bentuk yaitu bentuk pelanggaran
kontrak material dan immaterial :
a. Pelanggaran kontrak material : pelanggaran yang menyangkut
aspek-aspek vital dari suatu perjanjian sehingga berakibat pada
pemutusan hubungan kerja dari kontrak tersebut.
Contohnya : Seorang kontraktor yang tidak kunjung datang ke
lapangan setelah sebulan lebih dari waktu yang telah tentukan
dan ditanda tangani dalam sebuah surat perjanjian kontrak.
Solusinya : dalam upaya pencegahan terjadinya pelanggaran
tersebut sebaiknya owner melakukan evaluasi dan penentuan
kriteria sesuai keinginan owner terlebih dahulu dalam
pemilihan kontraktor sebelum menyepakati sebuah kontrak
perjanjian kerja. Namun, jika telah terjadinya pelanggaran
seperti contoh diatas, sebaiknya lakukan pembatalan kontrak
36
terhadap kontraktor tersebut. Karena terdapat kemungkinan
besar pekerjaan tidak akan berjalan lancar jika sudah terdapat
pelanggaran yang tidak sesuai dengan isi perjanjian kontrak.
b. Pelanggaran kontrak immaterial : pelanggaran yang tidak
menyangkut aspek-aspek yang tidak penting dari suatu
perjanjian dan biasanya berakibat pada pergantian kerugian
finansial atau tidak sama sekali.
Contohnya : keterlambatan pembayaran yang dilakukan oleh
pemilik proyek kepada kontraktor.
Solusinya : sebaiknya kontraktor memberi pengingat kepada
owner bahwa seharusnya pembayaran dilakukan sesuai dengan
jadwal yang telah disepakati bersama.
37
BAB III
(PENUTUP)
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Ada banyak hal penting yang perlu di perhatikan ketika kita melakukan
perjanjian kontrak apalagi di bidang konstruksi, ketika membuat suatu kontrak
konstruksi sebaiknya kita menyelidiki terlebih dahulu calon rekan yang akan kita
ajak kerjasama dengan baik , kita harus memahami isi kontrak tersebut dan
memastikan bahwa isi kontrak tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan yang
diambil oleh kedua belah pihak, pada saat melaksanakan perjanjian kontrak
diusahakan terdapat konsultan hukum yang hadir dan sejumlah saksi hal ini
dimaksudkan agar pihak-pihak yang tercantum dalam perjanjian kontrak tersebut
semaksimal mungkin untuk menaati isi dari perjanjian kontrak tersebut.
38
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pengadaan.web.id/2016/10/kelebihan-dan-kekurangan-kontrak-
dalam-pekerjaan-konstruksi.html?m=1
https://www.99.co/id/panduan/contoh-adendum-kontrak
39