Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

MANAJEMEN KONSTRUKSI

OLEH :

KELOMPOK 4

ANNISA RAHMAWATI (061940112196)

CHANDRA ARIANTO (061940112198)

FIGO ULTRA PRATAMA (061940112201)

NADIA MARINDA (061940112213)

ROLITANIA (061940112215)

SAMARINA (061940112217)

DOSEN PEMBIMBING :

IKA SULIANTI,ST.,M.T

(NIP : 198107092006042001)

JURUSAN TEKNIL SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DIBUAT UNTUK MEMENUHI SYARAT MATA KULIAH

MANAJEMEN KONSTRUKSI

SEMESTER V

PALEMBANG, NOVEMBER 2021

DOSEN PEMBIMBING

IKA SULIANTI,ST.,M.T

(NIP :198107092006042001)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas LAPORAN MANAJEMEM
KONSTRUKSI ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
IKA SULIANTI,ST.,M.T pada bidang studi Manajemen Konstruksi di jurusan
Teknik Sipil. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Manajemen Konstruksi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu IKA SULIANTI,ST.,M.T selaku


dosen mata kuliah Manajemen Konstruksi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

PALEMBANG, NOVEMBER 2021

PENULIS

iii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................... 1


1.2 TUJUAN DAN MANFAAT ............................................................. 2
1.3 RUANG LINGKUP .......................................................................... 2
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 DEFINISI KONTRAK .................................................................... 3

2.2 PROSES PEMBENTUKAN KONTRAK ........................................ 4

2.3 JENIS – JENIS KONTRAK ............................................................ 5

2.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN JENIS KONTRAK ............. 18

2.5 DOKUMEN KONTRAK DAN CONTOHNYA ............................ 20

2.6 ADENDUM KONTRAK ................................................................ 29

2.6 PRINSIP DASAR KONTRAK KONSTRUKSI ............................ 30

BAB III : PENUTUP........................................................................................ 38

3.1 KESIMPULAN ............................................................................... 38

3.2 SARAN ............................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 39

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kontrak kerja konstruksi merupakan suatu perjanjian untuk


melaksanakan suatu pembangunan dengan persyaratan tertentu yang dibuat
oleh pihak pertama sebagai pemilik bangunan dengan pihak kedua sebagai
pelaksana pembangunan. Kontrak kerja konstruksi adalah suatu dokumen
kontrak yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia
jasa mengenai pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi yang
dimaksud disini seperti pembangunan jalan raya, jembatan, pondasi, dermaga,
bandara, dan sebagainya.

Kontrak kerja konstruksi yang dilakukan oleh pihak pengguna jasa


dan pihak penyedia jasa bisa dikatakan sah karena adanya kesepakatan dari
kedua belah pihak. Kesepakatan adalah pernyataan yang dikatakan antara para
pihak. Kesepakatan yang dibuat dalam kontrak kerja konstruksi akan
menimbulkan akibat hukum, akibat hukumnya adalah timbulnya hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Apabila didalam suatu pelaksanaan kontrak
kerja konstruksi ada hak dan kewajiban yang tidak bisa terpenuhi oleh salah
satu pihak, maka bisa dikatakan salah satu pihak tersebut telah melakukan
wanprestasi dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan yang telah
diperbuatnya.

Dalam ketentuan Undang-Undang No 2 tahun 2017 tentang Jasa


Konstruksi terdapat juga akibat hukum antara pengguna jasa dan penyedia
jasa atas perjanjian/kontrak yang telah disepakati, yang dimana pihak
penyedia jasa mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
konstruksi yang sesuai dengan perjanjian yang dibuat dengan pihak pengguna
jasa, sedangkan pihak pengguna jasa berhak atas suatu pekerjaan konstruksi
yang telah dikerjakan oleh pihak penyedia jasa. kontrak kerja konstruksi harus
dibuat secara tertulis, karena selain ditujukan untuk pembuktian, kontrak kerja

1
konstruksi juga mengandung resiko yang menyangkut keselamatan umum dan
tertib bangunan. Kontrak kerja konstruksi termasuk perjanjian untuk
melakukan pekerjaan sebagaimana ketentuan Pasal 1601 KUHPerdata.

Maka dari itu kontrak kerja konstruksi merupakan dokumen yang


penting dalam proyek, yang dimana segala hal terkait hak dan kewajiban serta
alokasi resiko diatur dalam kontrak. Sehingga kontrak/perjanjian dalam suatu
kegiatan jasa konstruksi menjadi dasar dilaksanakannya kegiatan konstruksi
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan juga pengawasan konstruksi.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui bagaimana isi kontrak dan contoh
dokumennya
2. Mahasiswa diharapkan mengetahui bagaimana proses kontrak kerja
1.3 RUANG LINGKUP
Dalam penulisan laporan ini kelompok 4 membahas materi tentang Defini
Kontrak, Proses Pembentukan Kontrak, Jenis – jenis kontrak, Keuntungan dan
Kerugian Kontrak. Dokumen Kontrak dan Contohnya, Prinsip Dasar Kontrak
Konstruksi
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dari laporan ini adalah :
1. BAB I berisi Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang,
Tujuan dan Manfaat, Ruang lingkup Serta Sitematika Penulisan.
2. BAB II berisi Pembahasan yang membahas tentang Defini Kontrak,
Proses Pembentukan Kontrak, Jenis – jenis kontrak, Keuntungan dan
Kerugian Kontrak. Dokumen Kontrak dan Contohnya, Prinsip Dasar
Kontrak Konstruksi
3. BAB III berisi Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KONTRAK

Kontrak konstruksi merupakan terjemahan dari construction


contract.Kontrak kerja konstruksi merupakan kontrak yang dikenal dalam
pelaksanaan konstruksi bangunan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Salim H.S., Op.Cit Hal 90. menurut pasal 1 Ayat (5) UUJK,
kontrak kerja konstruksi merupakan:

“Keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna


jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”.

Imam soeharto (1995: 552) mendefinisikan kontrak konstruksi sebagai


suatu proses dimana pemilik proyek membuat suatu ikatan dengan agen
dengan tugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek
termasuk studi kelayakan ,desain,perencanaaan,persiapan,persiapan kontrak
konstruksi dan lain lain, kegiatan proyek dengan tujuan meminimkan biaya
dan jadwal serta menjagan mutu proyek

Berdasarkan pasal 1 UU No 18/1999, disebutkan bahwa konstruksi


adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi. Pada dasarnya, kontrak kerja konstruksi dibuat secara terpisah
sesuai tahapan dalam pekerjaan konstruksi dibuat secara terpisah sesuai
tahapan dalam pekerjaan konstruksi, yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi
untuk pekerjaan perencanaan, untuk pekerjaan pelaksanaan, dan untuk
pekerjaan pengawasan.

3
2.2 PROSES PEMBENTUKAN KONTRAK

Secara Umum definisi kontrak adalah suatu perjanjian yang dibuat atas
dasar kemauan bersama antara dua pihak (pihak I dan pihak II), yang
bernilai hukum. Kontrak konstruksi ialah suatu perjanjian untuk
membangun suatu bangunan dengan persyaratan tertentu, yang dibuat oleh
pihak I sebagai pemilik bangunan, dengan pihak II sebagai pelaksana
bangunan. Suatu surat perjanjian dinyatakan sah, apabila didasari oleh:
kebebasan dalam berkehendak (tidak ada yang dipaksa), kecakapan dalam
berbuat (melaksanakan apa yang diperjanjikan), adanya objek tertentu
(bangunan), dan kuasa yang halal (tidak dilarang oleh hukum yang berlaku).

Pada umumnya suatu kontrak diperoleh sebagai hasil dari suatu proses
negosiasi. Sehingga apabila melakukan negosiasi harus memiliki persiapan
yang matang agar hasilnya optimal bagi kepentingan yang bersangkutan.
Penawaran (offer) dapat diartikan sebagai sebuah ekspresi kesediaan
untuk berkontrak dalam kondisi-kondisi tertentu. Penawaran dibuat
dengan kehendak bahwa penawaran tersebut akan menjadi terikat setelah
diterima oleh pihak yang menerima penawaran. Bentuk penawaran secara
umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu penawaran yang ber sifat
spesifik dan penawaran yang bersifat umum (terbuka). Penawaran spesifik
berarti bahwa penawaran tersebut ditujukan khusus untuk pihak tertentu
yang diharapkan bisa memenuhi dan menerima penawaran ter sebut.
Yang perlu diingat adalah penawaran berbeda dengan undangan untuk
melakukan penawaran (invitation to treat). Invitation to treat merupakan
sebuah undangan dari salah satu pihak kepada pihak lain untuk membuat
atau menegosiasikan sebuah penawaran dan oleh karena itu dalam
invitation to treat tidak diikuti dengan penerimaan (acceptance).
Contohnya: sebuah pengembang membuat invitation to tender yang di
umumkan secara terbuka agar kontraktor dapat mengajukan penawaran.
Penawaran yang dimasukkan oleh kontraktor inilah yang akan diterima
oleh pengembang (acceptance).

4
Penerimaan (acceptance) merupakan sebuah ekspresi penerimaan atas
penawaran yang diberikan oleh salah satu pihak. Dengan diterimanya
sebuah penawaran, berarti penawaran sudah tidak lagi tersedia bagi pihak
lainnya. Sebuah penawaran bisa saja melampaui waktu yang ditentukan.
Hal ini dapat terjadi apabila:
1. Telah disebutkan waktu spesifik di dalam penawaran, (misalnya
penawaran berlaku selama satu bulan sejak diberikan),
2. Tidak ada durasi waktu yang ditentukan dalam penawaran tetapi
pengadilan dapat memutuskan waktu yang wajar (reasonable
time). dalam menentukan lamanya sebuah penawaran berlaku.
Secara umum, sebuah penawaran yang sudah melampaui batas waktu
yang ditetapkan menjadi tidak berlaku lagi.
Selain konsep penawaran dan penerimaan di atas, terdapat pula konsep
penawaran balik (counter offer). Konsep ini dapat terjadi apabila sebuah
penawaran yang diberikan oleh salah satu pihak, katakanlah pihak A,
dibalas oleh pihak B dengan sebuah proposal baru yang berbeda de ngan
kondisi dalam penawaran pertama. Efek dari counter offer ini ada lah
menghapus penawaran awal sehingga apabila diterima oleh pihak A, maka
pihak A disebut sebagai acceptor atau pihak yang menerima penawaran.
Dapat disimpulkan bahwa kontrak konstruksi merupakan "end
product" dari kegiatan manajemen pemasaran dan merupakan kegiatan
awal dari manajemen produksi.

2.3 JENIS – JENIS KONTRAK


Hal yang perlu dipertimbangkan pertama kali oleh pemilik proyek
atau pengguna jasa adalah memilih jenis-jenis kontrak yang akan diterapkan.

Terdapat berbagai jenis kontrak yang terlihat dalam industri konstruksi, antara
lain :
 Kontrak Konstruksi, sering juga disebut “Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan”

5
 Kontrak Pengadaan, yaitu kontrak yang hanya membahas aspek
pengadaan barang
 Kontrak Agensi, yaitu kontrak pengadaan jasa (misalnya kontrak
antara pemilik proyek dan konsultan)

Dalam pembahasan selanjutnya di modul ini hanya dibatasi hal-hal


yang terkait dengan kontrak konstruksi. Ada beberapa jenis kontrak konstruksi
diantaranya sebagai berikut.

2.3.1 Kontrak Berdasarkan “Pengaturan Penggantian Biaya”


Telah kita ketahui bersama bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
kontrak yaitu: kontraktor, pemilik pekerjaan dan perencana akan menjadi
sangat berarti dalam penyusunan dokumen kontrak proyek-proyek
konstruksi termasuk di dalamnya lingkungan kerja proyek tersebut yang
juga harus didefinisikan.
Dalam kontrak juga harus disebutkan dengan jelas jangka waktu
penyelesaian proyek tersebut dan kewajiban yang harus dipenuhi
kontraktor jika terjadi keterlambatan.
Sistem pembayaran yang akan dilakukan kepada pihak yang
terlibat, baik kontraktor maupun konsultan, harus dipaparkan secara
gambling karena sistem pembayaran akan membedakan jenis dokumen
kontrak proyek konstruksi. Tiga jenis cara pembayaran dalam kontrak
proyek konstruksi adalah :
 Kontrak harga satuan
 Kontrak biaya plus jasa
 Kontrak lump sum

Pemilihan kontrak yang sesuai untuk proyek konstruksi lebih didasarkan dari
karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang
pemilik proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi dan
penanganan resiko yang ada pada proyek tersebut.

6
A. Kontrak Harga Satuan

Hal penting dalam kontrak harga satuan (unit price contract) adalah
penilaian harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi
dimulai. Pemilik telah menghitung jumlah unit yang terdapat dalam setiap
elemen pekerjaan.
Berdasarkan arti kata unit price contract, dapat dipahami bahwa perikatan
terjadi terhadap harga satuan setiap jenis/item pekerjaan sehingga kontraktor
hanya perlu menentukan harga satuan yang akan ditawar untuk setiap item
dalam kontrak. Penetuan besarnya harga satuan ini harus mengakomodasi
semua biaya yang mungkin terjadi seperti biaya overhead, keuntungan, biaya-
biaya tak terduga dan biaya untuk antisipasi resiko.
Penggunaan jenis kontrak ini menjadi tepat apabila proyek mempunyai
karakteristik sebagai berikut : proyek dapat didefinisikan secara jelas,
kuantitas actual masing-masing pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat
sebelum proyek dimulai. Metode tidak seimbang (unbalanced) adalah metode
yang digunakan kontraktor dalam penawaran harga satuan tanpa mengubah
harga keseluruhan. Kontraktor menggunakan metode ini untuk mendapatkan
keuntungan dari beberapa aspek proyek. Misalnya, dengan menaikkan harga
satuan pada pekerjaan-pekerjaan awal sebagai biaya mobilisasi alat atau
material yang diperlukan.
Metode ini juga dapat dimanfaatkan jika kontraktor ingin menggunakan
uang pemilik proyek sebagai dana segar untuk membiayai pelaksanakan
proyek jika sebenarnya kontraktor mengalami kesulitan dalam menyediakan
masalah keuangan. Faktor lain yang mendasari pemakaian metode ini adalah
kesalahan pemilik dalam melakukan/mempersiapkan owner’s estimate.
Apabila terjadi perbedaan antara kuantitas yang sebenarnya dengan
kuantitas hasil estimasi (umumnya berbeda 20%-25%) maka harga satuan
untuk tiap item dapat dinegosiasi ulang. Hal lain yang dapat digunakan oleh
pemilik adalah mengidentifikasi pekerjaan tambah kurang secara lebih akurat

7
sehingga dapat menghilangkan praktik penawaran tidak seimbang
(unbalanced bid).
Dalam kontrak jenis ini, pembayaran akan dilakukan kepada kontraktor
yang besarnya sesuai dengan kuantitas terpasang menurut hasil
pengukurannya. Oleh sebab itu, pemilik perlu menyakinkan hasil pengukuran
kontraktor dengan melakukan pengukuran sendiri.
Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini adalah pemilik tidak dapat
mengetahui secara pasti biaya actual proyek hingga proyek selesai. Untuk
mencegah ketidakpastian ini, perhitungan kuantitas tiap unit perlu dilakukan
secara akurat.
Melihat karakteristik kontrak harga satuan ini maka jenis-jenis proyek
yang kiranya sesuai untuk kontrak jenis ini adalah proyek dengan estimasi
kuantitas yang tidak dapat dilakukan dengan akurat, seperti pekerjaan tanah,
jalan raya, pemasangan pipa dan sebagainya. Pada proyek-proyek seperti ini
sangat penting bagi kontraktor untuk mengetahui dan memahami batas-batas
pay item dan pay line yang ada dalam kontrak.
Keuntungan menggunakan kontrak harga satuan :
1) Karena seluruh poin-poin perjanjian kinerja proyek sudah tertulis
dalam kontrak, maka pemilik proyek menjadi lebih mudah
pengendalian proyek yang digarap kontraktor.
2) Proses pemilihan kontraktor menjadi lebih mudah karena kontraktor
yang mengajukan penawaran harga sudah melihat isi kontrak yang
dibuat oleh pemilik proyek. Artinya, kontraktor dinilai sepakat dengan
daftar biaya yang diberikan pemilik proyek, termasuk biaya risiko
kerugian tak terduga.
3) Peluang terjadinya penambahan maupun pengurangan sumber daya
proyek menjadi kecil. Hal ini karena jangka waktu pelaksanaan dan
ruang lingkup proyek sudah bersifat tetap dan tertulis dalam kontrak
yang sudah disepakati di awal.

8
4) Pemilik proyek diuntungkan dengan anggaran yang la sanggupi dan
sudah bersifat tetap. Di mana, anggaran ini juga sudah disepakati oleh
pihaknya dan kontraktor dalam perjanjian tertulis
Kekurangan menggunakan kontrak harga satuan :
1) Semakin banyak antisipasi kerugian tidak terduga yang muncul selama
proyek oleh kontraktor, maka semakin tinggi harga penawaran proyek
yang diajukannya kepada pihak pemilik proyek.
2) Peluang munculnya langkah manipulatif kontraktor untuk
mendapatkan margin besar. karena kontrak ini membuat kontraktor
memiliki kebebasan dalam mengatur metode kerjanya sendiri, maka
mereka bisa saja mencari celah manipulatif untuk memperoleh margin
yang lebih besar. Misalnya, dengan mengurangi kualitas sumber daya,
bahan baku, hingga alat K3.
3) Proses contract discussion agreement bisa memakan waktu yang lama.
Hal ini lantaran kedua belah pihak biasanya akan melakukan
pembacaan dan pemahaman secara mendalam terkait setiap poin
dokumen pengadaan yang tertuang dalam kontrak. Setelah memahami
setiap poin, mengajukan penawaran, dan menyepakatinya, maka
barulah kontrak bisa ditanda-tangani, Misalnya, ketika kontraktor
mengajukan tambahan anggaran bahan baku karena harga bahan baku
4) Usulan perubahan poin dalam kontrak setelah proyek berjalan bisa
memakan waktu yang lama.
B. Kontrak Biaya Plus Jasa

Pada kontrak biaya plus jasa (cost plus fee contract) jenis ini, kontraktor
akan menerima sejumlah pembayaran atas pengeluarannya ditambah sejumlah
biaya untuk overhead dan keuntungan. Besarnya overhead dan keuntungan
umumnya didasarkan atas persentase biaya yang dikeluarkan.

9
Metode pembayaran dalam kontrak jenis ini dibedakan menjadi 2 (dua)
yaitu :
1. Pembayaran biaya plus tertentu
Pada metode ini kontraktor tidak mendapat kesempatan
menaikkan biaya untuk menambah keuntungan dan overhead.
2. Pembayaran biaya plus persentase biaya dengan jaminan
maksimum
Metode ini dapat meyakinkan pemilik bahwa biaya total proyek
tidak akan melebihi suatu jumlah tertentu

Kontrak jenis ini umumnya digunakan jika biaya aktual dari proyek atau
bagian proyek sulit diestimasi secara akurat. Hal ini dapat terjadi jika
perencanaan belum selesai, proyek tidak dapat digambarkan secara akurat,
proyek harus diselesaikan dalam waktu singkat sementara rencana dan
spesifikasi tidak dapat diselesaikan sebelum proses konstruksi dimulai.
Kekurangan dari kontrak jenis ini adalah pemilik kurang dapat
mengetahui biaya aktual proyek yang akan terjadi. Pemilik harus
menempatkan staf untuk memonitor kemajuan pekerjaan sehingga dapat
diketahui apakah biaya-biaya yang ditagih benar-benar dikeluarkan.
Penentuan fee untuk kontraktor dalam kontrak jenis ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, baik itu merupakan jumlah yang tetap (cost plus fixed
fee), dalam bentuk persentase biaya (cost plus percentage) atau dengan
memberikan jaminan biaya maksimum (cost plus fee with maximum
guaranted price).
Cost plust fixed fee, jenis kontrak ini telah mempertimbangkan
pembayaran kembali kepada kontraktor berupa biaya nyata (actual cost) yang
telah dikeluarkan oleh kontraktor ditambah biaya umum (overhead cost) dan
sejumlah keuntungan yang tetap (fixed fee). Yang diamksud biaya nyata
adalah semua biaya upah tenaga kerja, bahan bangunan, biaya peralatan.
Kontrak semacam ini digunakan untuk pekerjaan yang sangat mendesak,
misalnya tidak memungkinkan untuk mempersiapkan gambar neraca.

10
Cost plus precentage, kontraktor akan menerima kembali/ganti semua
biaya nyata (actual cost) yang telah dikeluarkan dan akan menerima
kompensasi yang besarnya didasarkan pada persentase dari biaya nyata
(actual cost) sesuai dengan kesepakatan bersama dengan pemilik proyek.
Kontrak semacam ini digunakan untuk pekerjaan yang sangat mendesak,
misalnya tidak memungkinkan untuk mempersiapkan gambar rencana. Pada
kontrak jenis ini, biasanya terjadi kecenderungan kontraktor untuk
memperlambat pekerjaannya dengan harapan memperbesar biaya nyata
sehingga kompensasi yang diterima menjadi lebih banyak.
Cost plus fee with maximum guaranteed price, kontraktor akan menerima
kembali semua biaya yang telah dikeluarkan ditambah dengan kompensasi
yang besarnya berdasarkan persentase yang telah disepakati bersama, tetapi
besarnya kompensasi tersebut dibatasi jumlah maksimum tertentu.
Kontrak jenis ini sesuai untuk pengadaan proyek-proyek yang
mempunyai sifat ketidakpastian cukup tinggi khususnya bersifat mendesak
(emergency), seperti proyek perbaikan jembatan yang putus. Untuk proyek
seperti itu, waktu yang dibutuhkan untuk menetapkan perancang, melakukan
perancangan, menetapkan pelaksanan dan pelaksanaan perbaikan akan
memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya bila ditunjuk seorang
kontraktor yang mampu merancang dan melaksanakan perbaikan yang
dibutuhkan dengan segera, penetapan biaya perancangan dan perbaikan dapat
dihitung langsung ditambah fee untuk kontraktor/perancang. Keputusan ini
perlu didukung kenyataan bahwa kontraktorlah pihak yang paling mampu
mengatasi persoalan tersebut dengan baik dan cepat.

C. Kontrak Biaya Menyeluruh

Kontrak biaya menyeluruh (lump sum contract) ini digunakan pada


kondisi kontraktor akan membangun sebuah proyek sesuai rancangan yang
ditetapkan pada suatu biaya tertentu. Jika terjadi perubahan baik desain, jenis
material dan segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan biaya,
maka dapat dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk

11
menetapkan pembayaran yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap
perubahan pekerjaan tersebut. Semua biaya yang dikeluarkan untuk setiap
pekerjaan tambah kurang harus dinegosiasikan antara pemilik dan kontraktor.
Keuntungan menggunakan kontrak ini adalah dapat digunakan jika
anggaran biaya dari pemilik terbatas maka jenis kontrak ini menjadi pilihan
yang tepat karena memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan.
Pekerjaan konstruksi yang tepat untuk kontrak jenis ini antara lain
pembangunan gedung.
Salah satu kelemahan pemakaian kontrak jenis ini adalah proses
konstruksi yang akan tertunda karena menunggu selesainya perencanaan.
Kesalahan/ketidaktepatan rancangan akan berakibat fatal yang dapat
menimbulkan biaya ekstra yang tidak sedikit. Untuk itu kiranya perlu ada
pertimbangan yang matang sehingga tidak terjadi pelaksanaan konstruksi yang
terburu-buru yang dapat menyebabkan kesalahan dalam perancangan dan
pembuatan spisifikasi.
2.3.2 KONTRAK BERDASARKAN CARA PEMBAYARAN
Dilihat dari aspek cara pembayaran, bentuk kontrak konstruksi dapat
di bagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
 pembayaran bulanan (monthly payment),
 pembayaran bertahap (stage payment), dan
 prapendanaan penuh oleh kontraktor (contractor’s full prefinance).

Bentuk kontrak pembayaran bulanan (monthly payment) adalah


bentuk kontrak konstruksi dimana kontraktor mendapatkan pembayaran atas
pekerjaan yang telah dilakukan setiap bulan. Bentuk ini cukup lama
ditemukan pada proyek-proyek konstruksi besar dan menuntut performa
kontraktor yang baik sehingga jumlah pembayaran bulanan tidak terlalu
kecil.
Bentuk kontrak pembayaran bertahap (stage payment) adalah bentuk
kontrak konstruksi di mana kontraktor memperoleh pembayaran secara
bertahap sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah disetujui bersama.

12
Sedangkan bentuk kontrak prapendanaan penuh oleh kontraktor
(contractor’s full prefinance) adalah bentuk kontrak konstruksi dimana
biaya pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya ditanggung terlebih dahulu oleh
kontraktor. Untuk itu pemilik proyek harus menyerahkan jaminan bank
sebagai jaminan pembayaran.
2.3.3 KONTRAK BERDASARKAN ASPEK PEMBAGIAN
TUGAS
Berdasarkan aspek pembagian tugas, bentuk kontrak konstruksi dapat
dibedakan menjadi 6 (enam), yaitu :
a. Kontrak Konvensional,
b. Kontrak Spesialis,
c. Kontrak Design-Build,
d. Kontrak Epc,
e. Kontrak Bot/Blt, Dan
f. Kontrak Swakelola/Force Account.
A. Kontrak Konvensional/Tradisional

Bentuk kontrak konvensional atau tradisional adalah bentuk yang paling


umum digunakan dalam proyek-proyek konstruksi. Dalam bentuk ini terdapat
pemisahan jelas antara pemilik proyek, kontraktor, dan konsultan. Dengan
demikian terdapat beberapa kontrak terpisah, misalnya kontrak antara pemilik
proyek dan konsultan perencana, kontrak antara pemilik proyek dan konsultan
pengawas, serta kontrak antara pemilik proyek dan kontraktor. Untuk lebih
jelasnya bentuk pembagian tugas pada kontrak konvensional dapat dilihat
pada gambar berikut :

13
PEMILIK
PROYEK

KONSULTAN

KONTRAKTOR UTAMA

Subkontraktor/ Pemasok/
Subkontraktor dinominasikan Pemasok Dinominasikan

B. Kontrak Spesialis

Bentuk kontrak spesialis merupakan perkembangan dari bentuk kontrak


konvensional dimana dalam pelaksanaannya, pemilik proyek menunjuk
beberapa kontraktor utama dengan tujuan efisiensi waktu dan kepastian
kualitas pekerjaan karena item pekerjaan diserahkan kepada kontraktor
spesialis, penghematan biaya, kemudahan untuk mengganti kontraktor utama.
Meskipun demikian bentuk ini menimbulkan kecakapan pemilik proyek dalam
menilai performa kontraktor dan biasanya hanya diterapkan oleh pemilik
proyek yang telah berpengalaman dan memang bergerak di sektor konstruksi.

14
PEMILIK
KONSULTAN
PROYEK

KONTRAKTOR UTAMA KONTRAKTOR KONTRAKTOR UTAMA


UTAMA

NSC/SC NSC/SC NS/S NS/S


NS/S NSC/SC

C. Kontrak Design-Build

Bentuk kontrak selanjutnya yakni bentuk kontrak design-build, sering


disingkat DB, adalah bentuk kontrak dimana kontraktor tidak hanya
bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksi tetapi juga terhadap desain
konstruksi. Dengan demikian kontraktor utama berfungsi pula sebagai
konsultan perencana. Tujuan utama dari diterapkannya bentuk ini adalah agar
waktu perencanaan dan perancangan desain dengan waktu pelaksanaan
konstruksi dapat berjalan overlapping sehingga memperpendek durasi siklus
proyek konstruksi.

15
PEMILIK
PROYEK

KONTRAKTOR UTAMA

Konsultan Desain Subkontraktor/ Pemasok/


Subkontraktor dinominasikan Pemasok Dinominasikan

D. Kontrak EPC

Bentuk kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction)


adalah kontrak konstruksi dimana kontraktor memegang tanggung jawab
terhadap jasa desain (engineering), pengadaan material (procurement) dan
pelaksanaan konstruksi (construction). Bentuk kontrak ini hampir sama
dengan bentuk kontrak design-build dimana kontraktor bertanggung jawab
atas desain dan pelaksanaan konstruksi. Pada umumnya bentuk kontrak
design-build lebih banyak diterapkan untuk proyek bangunan gedung
sedangkan bentuk kontrak EPC lebih banyak diterapkan untuk proyek-proyek
infrastruktur yang lebih menekankan pada aspek operasional sistem
infrastruktur.

E. Kontrak BOT/BLT

Bentuk kontrak BOT (build-operate-transfer) dan BLT (build-lease-


transfer) merupakan bentuk kontrak konstruksi dimana pemilik lahan
mengajak kontraktor untuk berinvestasi dengan cara melaksanakan sebuah
pembangunan di atas lahan pemilik. Dengan demikian kontraktor mendanai

16
seluruh biaya pekerjaan dan ketika pekerjaan telah selesai, kontraktor
diberikan hak untuk mengelola (operate) maupun menyewakan (lease)
bangunan tersebut kepada pemilik atau pihak lain, Setelah kurun waktu
tertentu dimana pembiayaan telah dianggap lunas, barulah bangunan tersebut
dikembalikan kepada pemilik proyek/lahan.

F. Kontrak swakelola/Force Account

Bentuk kontrak swakelola (force account) adalah bentuk kontrak


konstruksi dimana seluruh tahapan proyek konstruksi dipegang hanya oleh
salah satu pihak. Bentuk ini biasanya hanya mampu diterapkan oleh para
pengembang besar atau kontraktor besar yang memiliki sumber daya dan
teknologi yang memadai. Dalam bentuk ini, seluruh tahapan proyek
konstruksi, mulai dari desain, pengadaan, hingga pelaksanaan proyek
dilakukan oleh pemilik proyek dengan menggunakan personel dan
peralatannya sendiri.

Dari berbagai bentuk kontrak konstruksi yang ada, yang perlu diperhatikan
adalah distribusi resiko kedua belah pihak. Dengan memahami berbagai
pendekatan terhadap bentuk kontrak konstruksi tersebut, kedua belah pihak
dapat mengerti sejauh mana pengaruh bentuk kontrak terhadap harga
pekerjaan/nilai kontrak serta pengaruhnya dalam meminimalkan potensi
terjadinya sengketa konstruksi.

3.1 KONTRAK BERDASARKAN PERPRES NO. 70 TAHUN 2012

Selain penggolongan bentuk kontrak konstruksi sebagaimana telah


dijelaskan sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan kedua
atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Penjelasan dalam Perpres No. 70 tahun 2012 ini lebih
dimaksudkan untuk pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu proyek-proyek
konstruksi yang didanai dan dikelola oleh pemerintah.

17
Bentuk Kontrak
Perpres No. 70/2013

Cara Pembebanan Sumber Jenis Pekerjaan


Pembayaran Tahun Anggaran Pendanaan

Tahun Tunggal Pengadaan Pekerjaan Tunggal


Lump sum Tunggal

Harga Satuan Tahun Jamak Pengadaan Pekerjaan


Bersama Teintegrasi

Gabungan Lump Kontrak


Sum dan Harga Payung
Satuan

Persentase

Terima Jadi

2.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN JENIS – JENIS KONTRAK

Adapun beberapa poin-poin mengenai keuntungan dan kelebihan kontrak


konstruksi, antara lain adalah :

2.4.1 KEUNTUNGAN KONTRAK :


1. karena seluruh poin-poin perjanjian kinerja proyek sudah tertulis
dalam kontrak maka pemilik proyek menjadi lebih mudah dalam
pengendalian proyek yang digarap oleh kontraktor.
2. Peluang terjadinya penambahan dan pengurangan sumber daya
proyek menjadi kecil. Hal ini karena jangka waktu pelaksanaan
dan ruang lingkup proyek sudah bersifat tetap dan tertulis dalam
kontrak yang sudah disepakati sejak awal.

18
3. Ritme hubungan kerja antara pemilik proyek dan kontraktor pun
menjadi lebih dinamis. Hal ini lantaran kedua belah pihak sudah
menyepakati hak,tugas dan tanggung jawab apasaja yang akan di
jalankan selama proyek berlangsung.
4. komunikasi langsung antara pemilik proyek dan kontraktor &
penghematan yang dihasilkan dalam waktu dan usaha dan potensi
keuntungan yang lebih besar (optimalisasi bagi kedua belah
pihak).
5. potensial untuk perselisihan dengan orang berkurang karena lebih
sedikitnya yang terlibat.
6. lebih mudah untuk menempatkan tanggung jawab karena sudah
tertera dalam kontak dengan tugasnya masing-masing.
7. Sistem pembayaran anggaran proyek menjadi lebih jelas karena
sudah dijelaskan di perjanjian kontrak.

2.4.2 KERUGIAN KONTRAK :


1. pemilik yang kurang memiliki kompetensi pada konstruksi dan
biaya, mungkin akan curiga dan ragu-ragu dan menghambat
kemajuan proyek atau tidak mampu memahami untuk keluhan dan
sengketa.
2. Semakin banyak antisipasi kerugian tidak terduga yang muncul
selama proyek oleh kontraktor , maka semakin tinggi harga
penawaran proyek yang diajukan kepada pihak pemilik proyek.
3. Peluang munculnya langkah manipulative kontraktor untuk
mendapatkan margin besar.
4. Proses contract discussion agreement bisa memakan waktu yang
lama. Hal ini lantaran kedua belah pihak biasanya akan melakukan
pembacaan dan pemahaman secara mendalam terkait poin
dokumen penggandaan yang tertuang dalam kontrak. Setelah
memahami setiap poin,mengajukan penawaran, dan
menyepakatinya maka barulah kontak bisa di tanda tangani.

19
5. Usulan perubahan poin dalam kontak setelah proyek berjalan bisa
memakan waktu yang lama.hal ini karena pihak pemilik kontrak
benar-benar akan melakukan perhitungan yang matang agar
mereka tidak memperoleh kerugian dan mereka pun memastikan
bahwa usulan yang diberikan kontaktor bukanlah resiko yang sejak
awal masuk dalam perhitungan anggaran

2.5 DOKUMEN KONTRAK DAN CONTOHNYA

2.5.1 PENGERTIAN DOKUMEN KONTRAK

Pengelolaan aspek komersial dan administrasi yang sistematis pada


umumnya akan didahului dengan proses menentukan daftar jenis dokumen-
dokumen yang harus tersedia, Setelah itu barulah mengkaji kelengkapannya,
apakah sudah sesuai dan memenuhi persyaratan prosedur yang berlaku. Persiapan
dokumen-dokumen untuk proses pelaksanaan proyek biasanya dilakukan oleh
kontraktor, dan harus diketahui atau disetujui oleh pemilik berdasarkan dari tanda
jaminan dan berbagai sertifikat asuransi, sertifikat jaminan material, peralatan dan
lainnya.

Dokumen kontrak konstruksi merupakan dokumen tertulis yang berisi


tentang kewajiban, hak dan tugas yang mengikat para pihak yang terikat dalam
kontrak. Beberapa hal penting yang tertuang dalam kontrak konstruksi antara lain
kondisi-kondisi detil dalam perjanjian, korespondensi antara pihak-pihak yang
membuat kontrak, spesifikasi pekerjaan, dan semua dokumen yang mendukung
perjanjian kontrak.

2.5.2 KOMPONEN – KOMPONEN DALAM DOKUMEN KONTRAK

Dalam kontrak konstruksi ada beberapa dokumen penting sebagai


pembentuk kontrak yang biasa disebut priority of documents (prioritas dokumen
kontrak). Sebagai tujuan memudahkan interprestasi apabila ada sengketa,
perbedaan dan penyimpangan dokumen-dokumen kontrak pada saat pelaksanaan

20
maka dibuatlah klausul khusus dalam kontrak yang menyebutkan tentang
dokumen prioritas.

Secara umum, ada empat dokumen utama yang membentuk kontrak


konstruksi dan merupakan satu kesatuan dengan perjanjian kontrak, yaitu daftar
volume pekerjaan, gambar konstruksi, spesifikasi dan addendum. Daftar volume
pekerjaan (BOQ – Bill of Quantities) adalah perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang terdapat dalam gambar konstruksi sesuai dalam tender yang
disiapkan oleh pemberi kerja atau pemilik. Gambar konstruksi merupakan
dokumen penting selanjutnya yang harus disertakan dalam dokumen kontrak
sebagai gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar
perhitungan volume dan nilai pekerjaan. Macam gambar konstruksi sesuai
peranannya yaitu gambar arsitektural, struktur, MEP (mechanical, electrical, dan
plumbing), dan landscape. Sedangkan macam gambar sesuai tahapannya dalam
pekerjaan konstruksi yaitu gambar konsep (conceptual drawing), gambar awal
(preliminary drawing). lanjutnya, diperlukan juga persyaratan dan kriteria kriteria
terperinci yang mendukung gambar yang biasa disebut spesifikasi teknis.
Spesifikasi teknis ini penting sebagai pedoman untuk terlaksananya pekerjaan
konstruksi sesuai dengan kualitas dan kinerja yang diharapkan oleh pemberi kerja

Dokumen kontrak adalah dokumen tertulis untuk menetukan secara tepat


hak dan kewajiban setiap pihak. Isi dokumen kontrak:

1. Surat Perjanjian Kerja konstruksi 6. Syarat-syarat khusus kontrak

2. Surat Penunjukan Penyedia Jasa 7. Spesifikasi Teknik

3. Surat Penawaran 8. Gambar-Gambar

4. Adendum 9. Daftar kuantitas dan Harga

5. Syarat-syarat umum kontrak 10. Dokumen lain yang tercantum

21
2.5.3 STANDAR DOKUMEN KONTRAK

Dibuat agar dapat menghilangkan kesalahpahaman di antara pemilik


proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan Kontraktor serta
stakeholder yang terlibat dalam proyek. Standar Dokumen Kontrak dibuat oleh
organisasi publik profesional atau bisnis atau lembaga pemerintah dengan
mengacu kepada ketentuan-ketentuan berlaku seperti Undang-undang, Peraruran
Pemerintah, Peraturan Daerah, Peraturan Asosiasi serta ketentuan-ketentuan
umum yang berlaku dalam pengelolaan proyek. Untuk mengindari
kesalahpahaman dan pertentangan diantara stakeholden jalan musyawarah adalah
pilihan yang pertama dalam rnenyelesaikan masalah.

22
CONTOH DOKUMEN KONTRAK

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN


SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN LOKA RISET
BUDIDAYA RUMPUT LAUT

DOKUMEN KONTRAK

Nomor: 727/BRSDM-LRBRL/PL.420/VII/2017

PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG LABORATORIUM KULTUR

JARINGAN RUMPUT LAUT

Unit Kerja : Loka Riset Budidaya Rumput Laut

Bidang : Konstruksi

Lokasi Kegiatan : Boalemo

Wilayah : Boalemo

Tahun Anggaran : 2017

Penyedia Jasa : CV. CAKRA

Alamat : Jl. Talamangape Raya, Maros 90511, Sulawesi Selatan

23
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN
SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN PERIKANAN LOKA RISET
BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Jalan Pelabuhan Etalase Perikanan, Desa Tabulo Selatan, Kec. Mananggu 96265,
Kab. Boalemo, Provinsi Gorontalo Pos Elektronik : lppbrl@yahoo.com

SURAT PERJANJIAN

untuk melaksanakan Paket Pekerjaan Konstruksi :

PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG LABORATORIUM KULTUR JARINGAN


RUMPUT LAUT

Nomor: 727/BRSDM-LRBRL/PL.420/VII/2017

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut


“Kontrak”) dibuat dan ditandatangani di Boalemo pada hari Senin tanggal Dua
Puluh Empat bulan Juli tahun Dua Ribu Tujuh Belas antara :

Nama : Petrus Rani Pong Masak, S. Pi., M. Si

Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen

Alamat : Jl. Pelabuhan Etalase Perikanan Desa Tabulo Selatan Kec.


Mananggu, Kab. Boalemo-Gorontalo

Dalam hal ini yang bertindak untuk dan atas nama Loka Riset Budidaya Rumput

Laut, yang berkedudukan di Desa Tabulo Selatan, Kec.Mananggu, Kab.Boalemo -


- Gorontalo, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor KEP.90/MEN/KU.611/2017 tanggal 20 Juli 2017 (selanjutnya disebut
“PPK”)

24
Nama : Suardi Arib

Jabatan : Direktur CV. CAKRA

Alamat : Jl. Talamangape Raya, Maros 90511, Sulawesi Selatan

Yang bertindak untuk dan atas nama CV. CAKRA berdasarkan Akta Notaris
Nomor: 76 Tanggal 15 Februari 2013, yang dikeluarkan oleh Notaris : LUCY
MULYANI, S.H. dan akta perubahan Akta Notaris Nomor: 18 tanggal 11 Mei
2011, yang dikeluarkan oleh Notaris AHMAD YULIAS, S.H.(selanjutnya disebut
“PENYEDIA”).

MENGINGAT BAHWA:

(a) PPK telah meminta penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi


sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir
dalam Kontrak ini selanjutnya disebut (Pekerjaan Konstruksi);

(b) Penyedia, sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian


profesional, personil, dan sumber daya teknis, dan telah menyetujui untuk
menyediakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan
dalam Kontrak ini;

(c) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani


Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

(d) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:

1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;

2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;

3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;

25
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.

MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui hal-hal sebagai berikut:

1. Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan;

2. Total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi
Teknis dan Biaya adalah sebesar Rp874.080.000,00 (delapan ratus tujuh puluh
empat juta delapan puluh ribu rupiah)

3. Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

4. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak


terpisahkan dari Kontrak ini:

a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);

b. Pokok Perjanjian;

c. Surat Penawaran berikut Data Penawaran Biaya;

d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;

e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;

f. Kerangka Acuan Kerja;

g. Data Teknis selain Kerangka Acuan Kerja;

h. Dokumen-dokumen kelengkapan seleksi, yaitu Surat Jaminan, Surat


Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, dan Berita-Berita Acara Seleksi.

26
5. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 4 di atas.

6. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya:

a) PPK Mempunyai hak dan kewajiban untuk :

1. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia

2. meminta laporan-laporan harian, mingguan, bulanan mengenai


pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia

3. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh


penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak;

4. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam


Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b) Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk;

1. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan


harga yang telah ditentukan dalam Kontrak,

2. Meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari FFK


untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;

3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara harian, mingguan dan


bulanan kepada tim teknis yang selanjutnya akan diteruskan ke PPK;

4. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak

27
5. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen


maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan
perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak,

6. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan


pelaksanaan yang dilakukan oleh tim teknis dan PTK

7. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuat dengan jadwal


penyerahanpekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak,

8. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi


lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguam kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia

Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan
sebagaimana diatur dalam Syarat Syarat Umum/Khusus kontrak.

DENGAN DEMIKIAN, PPK dan penyedia telah bersepakal untuk


menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan
melaksanakan Kontrak semuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan yang berlaku di Republik Indonesia

28
2.6 ADENDUM KONTRAK
Adendum adalah penambahan yang dilakukan terhadap sebuah perjanjian.
Penambahan tersebut berupa penambahan dokumen yang biasanya berisi
uraian istilah-istilah,kewajiban, atau informasi tambahan untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan. Adendum bisa dilakukan karena terdapat hal-hal yang
belum diatur.

CONTOH ADENDUM KONTRAK

29
2.7 PRINSIP DASAR KONTRAK KONSTRUKSI

Berikut adalah beberapa dasar prinsip kontrak konstruksi :

1. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Didalam kontrak konstruksi, terdapat sebuah konsep kewajiban


berkontrak (Concept of Duty). Artinya bahwa dalam menjalankan kontrak,
hak salah satu pihak merupakan kewajiban pihak lainnya dan demikian
pula sebaliknya. Hak dan kewajiban merupakan hal yang paling mendasar
dalam pekerjaan proyek konstruksi sehingga harus dituangkan kedalam
kontrak.

Secara prinsip, hak utama pemilik proyek dalam sebuah perkejaan


adalah menerima hasil pekerjaan seusai dengan waktu, biaya, dan kualitas
yang telah disepakati Bersama. Sedangkan kewajiban utama pemilik
proyek adalah membayar hasil pekerjaan yang telah dikerjakan oleh
kontraktor sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Sebaliknya bagi kontraktor hak utamanya adalah menerima pebayaran
atas prestasi pekerjaan yang telah dilakukannya. Sedangkan kewajiban

30
kontraktor adalah melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan
waktu, biaya, dan kualitas yang telah disepakati Bersama.
Mengingat pentingnya hak dan kewajiban para pihak dalam
pelaksanaan sebuah proyek konstruksi, maka semua hak dan kewajiban
tersebut harus dituangkan secara tertulis dalam kontrak sebelum pekerjaan
dimulai
2. SYARAT – SYARAT KONTRAK SAH

Menurut KUH Perdata Pasal 1320, supaya terjadi persetujuan yang sah,
maka sebuah perjanjian harus memenuhi 4 syarat:

1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya


2) Kecakapan untuk membuat kontrak
3) Mengandung suatu pokok persoalan tertentu
4) Suatu sebab yang tidak terlarang

Perihal kecakapan untuk membuat suatu kontrak juga telah dijelaskan


dalam Pasal 1329 dan 1330 KUH Perdata. Menurut pasal 1329, semua orang
wewenang untuk membuat kontrak kecuali bila ia tidak cakap untuk hal itu.
Pasal 1330 menjelaskan kriteria golongan yang tidak cakap untuk membuat
sebuah kontrak :

1) Anak yang belum dewasa


2) Orang yang ditaruh dibawah pengampunan

Pasal 1321 KUHP Perdata menyatakan bahwa tiada suatu persetujuan


pun mempunyai kekuatan jika diberikan karena kekhilafan atau diperoleh
dengan paksaan atau penipuan. Hal tersebut menyebabkan sebuah kontrak
tidak berkekuatan hukum atau (void contract). Adapun penyebab suatu
kontrak menjadi tidak sah :

1) Dibuat dengan kekhilafan


2) Dibuat dengan paksaan
3) Dibuat dengan penipuan

31
4) Bertentangan dengan hukum
5) Dibuat oleh pihak yang tidak memiliki komptensi/kecakapan.
3. KETENTUAN DAN KONDISI KONTRAK
Dalam kontrak konstruksi internasional, ada 3 (tiga) istilah
mendasar terkait esensi kontrak konstruksi yang harus dipahami, yaitu
ketentuan kontrak (terms of contrac), kondisi kontrak (condition), dan
jaminan kontrak (warranties).
Ketentuan kontrak (terms of the contract) adalah ketentuan-
ketentuan didalam kontrak yang menjelaskan berbagai aspek dari
perjanjian. Ketentuan-ketentuan kntrak ini dapat tersirat (implied) dan
tertulis (express). Secara umum ketentuan-ketentuan didalam kontrak
dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu condition dan warranties.
Perbedanaan diantara keduanya terletak pada konsekuensi Ketika terjadi
pelanggaran terhadap ketentuan kontrak.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap kondisi kontrak (conditions)
oleh salah satu pihak, maka pihak lain berhak mengakhiri kontrak tersebut
dan menuntut ganti rugi. Dengan demikian, pelanggaran terhadap kondisi
kontrak menyebabkan berakhirnya sebuah kontrak. Sedangkan warranties
adalah ketentuan-ketentuan tambahan atau minor didalam kontrak, yang
jika terjadi pelanggaran tehadapnya menyebabkan pihak lain berhak
menerima ganti rugi, tetapi tidak dapat mengakhiri sebuah konrak
konstruksi.
Contoh warranty dalam kontrak konstruksi adalah bahwa
kontraktor menjamin kualias material yang digunakan telah sesuai
spesifikasi dan persyaratan. Kontraktor juga menjamin bahwa hasil
pekerjaan bebas dari cacat pekerjaan. Apabila jaminan tersebut tidak
terlaksana maka pemilik proyek berhak menuntut kontraktor untuk
memenuhi ketentuan jaminan itu misalnya, dengan mengganti material
sesuai dengan spesifikasi atau meperbaiki cacat pekerjaan, tetapu pemilik
proyek tidak dapat mengakhiri kontrak secara sepihak.

32
4. KEWENANGAN BERKONTRAK
Pihak yang berwenang dalam sebuah kontrak konstruksi adalah
pemilik proyek dan kontraktor karena kontrak kontruksi merupakan
perwujudan dari kesepakatan-kesepakatan yang menjadi telah dibuat oleh
kedua belah pihak tersebut. Didalam kontrak terdapat pula konsultan MK
(Manajemen Konstruksi) yang bertugas membantu pemilik proyek dalam
melakukan supervise pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Biasanya
terdapat klausul-klausul yang menjelaskan sampai sejauh mana
kewenangan konsultan MK di dalam kontrak. Meskipun demikian,
konsultan MK tidak memiliki kewenangan untuk mengubah isi kontrak,
apalagi mengakhiri sebuah kontrak. Apabila konsultan MK menilai bahwa
telah terjadi pelanggaran berat dalam pelaksanaan sebuah proyek
konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor, maka konsulan MK dapat
memberikan anjuran kepada pemilik proyek terkait pengakhiran kontrak.
5. BERAKHIRNYA KONTRAK

Secara umum, sebuah kontrak dapat berakhir :

1) Hasil telah selesai sesuai dengan waktu yang dijanjikan


2) Dengan kesepakatan (by Agreement)
Sebuah kontrak dikatakan berakhir dengan kesepakatan apabila para
pihak yang terlibat dalam kontrak telah Bersama-sama mengakhiri
kontrak meskipun durasi kontrak belum selesai.
3) Dengan performa (by performance of contract)
Kontrak berakhir dengan performa apabila isi kontrak yang menjadi
tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak telah terpenuhi.
4) Force Majeure
Keadaan memaksa (force majeur) adalah suatu kejadian yang timbul
diluar kemauan dan kemampuan para pihak, yang menimbulkan
kerugian bagi salah satu pihak.
Dalam penjelasan Undang–Undang Jasa Konstruksi menyebutkan
keadaan memaksa meliputi :

33
a. Keadaan memaksa yang bersifat mutlak (absolut), yakni bahwa
para pihak tidak mungkin melaksanakan hak dan kewajibannya.
b. Keadaan memaksa yang bersifat tidak mutlak (relatif), yakni
bahwa para pihak masih dimungkinkan untuk melaksanakan hak dan
kewajibannya.
Dalam Perundang-Undangan Jasa Kontruksi, menggolongkan
beberapa jenis keadaan kahar (force majeur) kedalam peristiwa–
peristiwa konkrit yang meliputi :
a. Bencana alam, yang termasuk bencana alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan
angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana non alam, yang termasuk bencana non alam antara
lain berupa gagal tehnologi, epidemik dan wabah penyakit.
c. Bencana social, yang termasuk bencana sosial antara lain
konflik sosial antara kelompok atau antara komunitas
masyarakat, dan terror .
d. Pemogokan.
e. Kebakaran.
f. Gangguan industri lainnya, menteri keuangan dan menteri
tehnis terkait menerbitkan surat keputusan bersama setelah
memperoleh pertimbangan dari Assosiasi Pengusaha Industri
Pabrik (APIP), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan akibat hukum terjadinya
force majeur dalam jasa konstruksi adalah sebagai berikut :
a) Jika akibat force mejeur tersebut penyedia jasa tidak mungkin
untuk melaksanakan pekerjaannya (force majeur absolut),
maka kontrak akan dihentikan. Berdasarkan doktrin para ahli
hukum pada force majeur absolut menyebabkan pemenuhan
prestasi tidak mungkin dilakukan lagi dan seketika itu kontrak
putus

34
b) Jika akibat force majeur tersebut penyedia jasa masih
dimungkinkan untuk melaksanakan pekerjaannya (force majeur
relatif), maka kontrak dihentikan sementara (ditunda) atau
kontrak dilanjutkan. Berdasarkan doktrin para ahli hukum pada
force majeur relatif pemenuhan prestasi menjadi tertunda
(dihentikan sementara) dan kontrak tidak putus.
c) Terkait dengan adanya kerugian akibat force majeur tersebut,
yang menanggung kerugian adalah pengguna jasa. Karena tidak
ada unsur kesalahan dari penyedia jasa yang mempunyai
kewajiban melaksanakan pekerjaan. maka penyedia jasa tidak
menanggung resiko dan tidak menanggung kerugian atas
peristiwa itu. Berdasarkan doktrin para ahli hukum, karena
tidak ada kesalahan dari penyedia jasa, maka penyedia jasa
tidak menanggung kerugian.
Contoh : Apabila owner menjalin kontrak dengan kontraktor. Namun
pada pertengahan pengerjaan proyek muncul wabah covid 19. Jika
dalam perjanjian disebutkan secara tegas menyatakan wabah penyakit
(outbreak) sebagai peristiwa force majeure, maka pandemi COVID-19
dapat dijadikan sebagai alasan force majeure. Dengan demikian, saat
pandemi berakhir pihak owner dapat menuntut kembali pemenuhan
prestasi penyedia jasa konstruksi atau dapat juga memilih mengakhiri
perjanjian dengan ganti rugi. Dengan begitu, dalam hal perjanjian
konstruksi akibat pandemi corona ini, para pihak (penyedia dan
pengguna jasa konstruksi) dengan kesepakatan bersama dapat
melakukan rescheduling atau penjadwalan ulang penyediaan jasa
konstruksinya. Namun, jika sebuah perjanjian dibuat pada saat wabah
sedang menjangkit maka peristiwa pandemi tidak bisa dijadikan
sebagai alasan force majeure.
5) Dengan Frustasi (by Frustation)
Terkadang beberapa peristiwa terjadi tidak begitu signifikan sebuah
kontrak yang telah dibuat menjadi tidak mungkin dilaksanakan.

35
Contohnya adalah Ketika pokok perjanjian dalam kontrak menjadi
lenyap. Apabila hal tersebut terjadi bukan akibat kesalahan kedua
belah pihak, maka pengadilan mungkin akan mengakhiri kontrak
tersebut dengan alasan kotrak frustasi.
6) Dengan Pelanggaran (by breach of contract)
Pelanggaran terjadi apabila salah satu pihak tidak dapat memenuhi
kewajiban dan hak para pihak yang tertuang dalam kontrak, dan
apabila terjadi pelanggaran atas hak dan kewajiban tersebut, maka
berlaku denda ataupun Tindakan ganti rugi. Yang termasuk dalam
pengertian pelanggaran kontrak yaitu:
a. Tidak melaksanakan isi perjanjian
b. Meaksanakan isi perjanjian, tetapi tidak sebagaimana
dijanjikan
c. Terlambat melaksanakan isi perjanjian
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan.
Perjanjian seperti inilah yang sebaiknya dihindari oleh para pihak.
Pelanggaran terbagi menjadi dua bentuk yaitu bentuk pelanggaran
kontrak material dan immaterial :
a. Pelanggaran kontrak material : pelanggaran yang menyangkut
aspek-aspek vital dari suatu perjanjian sehingga berakibat pada
pemutusan hubungan kerja dari kontrak tersebut.
Contohnya : Seorang kontraktor yang tidak kunjung datang ke
lapangan setelah sebulan lebih dari waktu yang telah tentukan
dan ditanda tangani dalam sebuah surat perjanjian kontrak.
Solusinya : dalam upaya pencegahan terjadinya pelanggaran
tersebut sebaiknya owner melakukan evaluasi dan penentuan
kriteria sesuai keinginan owner terlebih dahulu dalam
pemilihan kontraktor sebelum menyepakati sebuah kontrak
perjanjian kerja. Namun, jika telah terjadinya pelanggaran
seperti contoh diatas, sebaiknya lakukan pembatalan kontrak

36
terhadap kontraktor tersebut. Karena terdapat kemungkinan
besar pekerjaan tidak akan berjalan lancar jika sudah terdapat
pelanggaran yang tidak sesuai dengan isi perjanjian kontrak.
b. Pelanggaran kontrak immaterial : pelanggaran yang tidak
menyangkut aspek-aspek yang tidak penting dari suatu
perjanjian dan biasanya berakibat pada pergantian kerugian
finansial atau tidak sama sekali.
Contohnya : keterlambatan pembayaran yang dilakukan oleh
pemilik proyek kepada kontraktor.
Solusinya : sebaiknya kontraktor memberi pengingat kepada
owner bahwa seharusnya pembayaran dilakukan sesuai dengan
jadwal yang telah disepakati bersama.

37
BAB III

(PENUTUP)

3.1 Kesimpulan

Kontrak kerja konstruksi merupakan suatu perjanjian untuk melaksanakan


suatu pembangunan dengan persyaratan tertentu yang dibuat oleh pihak pertama
sebagai pemilik bangunan dengan pihak kedua sebagai pelaksana pembangunan,
bisa dikatakan sah karena adanya kesepakatan dari kedua belah pihak.
Kesepakatan yang dibuat dalam kontrak kerja konstruksi akan menimbulkan
akibat hukum, akibat hukumnya adalah timbulnya hak dan kewajiban masing-
masing pihak.

3.2 Saran

Ada banyak hal penting yang perlu di perhatikan ketika kita melakukan
perjanjian kontrak apalagi di bidang konstruksi, ketika membuat suatu kontrak
konstruksi sebaiknya kita menyelidiki terlebih dahulu calon rekan yang akan kita
ajak kerjasama dengan baik , kita harus memahami isi kontrak tersebut dan
memastikan bahwa isi kontrak tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan yang
diambil oleh kedua belah pihak, pada saat melaksanakan perjanjian kontrak
diusahakan terdapat konsultan hukum yang hadir dan sejumlah saksi hal ini
dimaksudkan agar pihak-pihak yang tercantum dalam perjanjian kontrak tersebut
semaksimal mungkin untuk menaati isi dari perjanjian kontrak tersebut.

38
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Abrar Husen, M. (2011). Manajemen Proyek Perencanaan,Penjadwalan


Pengendalian Proyek. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Imam soeharto (1955: 552). Manajemen proyek, (Dari konseptual Sampat
operasional). Jakarta.
Hidayat, Susanto, dan Wijayaningtyas, Maranatha. 2009. "Manejemen Konstruksi
Dalam Persepektif Administrasi Pembangunan Dan Pemasaran".
Surabaya: Muara Karya (Anggota IKAPI)
Hansen, Seng. 2015. "Manajemen Kontrak Konstruksi". Jakarta: PT gramedia
Pustaka Utama (Anggota IKAPI)
Hansen,Seng. 2017.Quantify Surveying “Pengantar Manajemen Biaya Dan
Kontrak Konstruksi. Jakarta: PT gramedia Pustaka Utama (Anggota
IKAPI) Modul dokumen kontrak oleh kementrian PUPR
http://sipmonev01.litbang.kkp.go.id

https://www.pengadaan.web.id/2016/10/kelebihan-dan-kekurangan-kontrak-
dalam-pekerjaan-konstruksi.html?m=1

https://www.99.co/id/panduan/contoh-adendum-kontrak

39

Anda mungkin juga menyukai