DI SUSUN OLEH:
SYAMSUL RIJAL
NIM : 4520041074
UNIVERSITAS BOSOWA
TEKNIK SIPIL
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehinggah penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Aspek Hukum Dan
Administrasi kontrak. Keberhasilan dalam menyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Saya menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat di
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat memberikan
Akhir kata,saya sampaikan terimahkasih kepada semua pihak yang sudah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………4
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………6
C. TUJUAN………………………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN
A. UMUM……………………………………………………………………………7
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………….17
B. SARAN…………………………………………………………………………..17
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu dokumen kontrak konstruksi harus benar-benar dicermati dan ditangani secara benar
dan hati-hati karena mengandung aspek hukum yang akan mempengaruhi dan menentukan baik
bahwasanya pihak-pihak yang terkait dalam kontrak tersebut dapat memenuhi kewajiban sesuai
Dalam kebiasaan pelaksanaan suatu kontrak konstruksi yang melibatkan owner atau
pengguna jasa dan kontraktor selaku penyedia jasa, posisi penyedia jasa selalu dipandang lebih
lemah daripada posisi pengguna jasa. Dengan kata lain posisi pengguna jasa lebih dominan dari
pada posisi penyedia jasa. Penyedia jasa hampir selalu harus memenuhi konsep atau draft
kontrak yang dibuat pengguna jasa karena pengguna jasa selalu menempatkan dirinya lebih
tinggi dari penyedia jasa. Peraturan perundang-undangan yang baku untuk mengatur hak-hak
dan kewajiban para pelaku industri jasa konstruksi sampai lahirnya Undang-Undang No.18/1999
tentang jasa konstruksi, belum ada sehingga asas “Kebebasan Berkontrak” sebagaimana diatur
oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) Pasal 1338 dipakai sebagai satu-satunya
asas dalam penyusunan kontrak. Dengan posisi yang lebih dominan, pengguna jasa lebih
penyedia jasa mengakibatkan posisi tawar penyedia jasa sangat lemah. Dengan banyaknya
jumlah penyedia jasa maka pengguna jasa leluasa melakukan pilihan. Adanya kekhawatiran tidak
mendapatkan pekerjaan yang ditenderkan pengguna jasa atau pemilik proyek menyebabkan
penyedia jasa “rela” menerima kontrak konstruksi yang dibuat pengguna jasa. Bahkan sewaktu
proses tender biasanya penyedia jasa enggan bertanya hal-hal yang sensitif namun penting
seperti ketersediaan dana, isi kontrak, kelancaran pembayaran, penyedia jasa takut pihaknya
Kondisi ideal pelaksana konstruksi adalah apabila seluruh komponen kontrak konstruksi
dengan pengguna jasa terinci secara jelas yang tercakup dalam surat perjanjian, syarat umum
kontrak, spesifikasi teknis, dan lain lain. Seringkali terjadi perselisihan atau sengketa akibat
perselisihan atau sengketa diantara kedua belah pihak. Sengketa konstruksi adalah sengketa yang
terjadi sehubungan dengan pelaksanaan suatu usaha jasa konstruksi antara para pihak yang
dilaksanakan secara terpisah-pisah oleh berbagai pihak yang berbeda. Sejalan dengan
perselisihan pendapat, maupun pertentangan antar berbagai pihak yang terlibat dalam kontrak
konstruksi. Hal ini seringkali tidak dapat dihindari. Perselisihan yang timbul dalam
penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi perlu diselesaikan sejak dini dan memuaskan bagi
semua pihak. Seringkali juga terjadi perselisihan disebabkan karena faktor eksternal penyedia
jasa, seperti perbedaan gambar rencana dengan spesifikasi teknis dan bill of quantity, lambatnya
keputusan direksi pekerjaan dalam suatu usulan material atau design, adanya force majeure, dan
APBN dibatasi oleh tahun anggaran, dimana proyek harus diselesaikan sebelum tutup buku
anggaran. Pada makalah ini akan membahas hukum dan jenis perundang-undangan yang
B. Rumusan Masalah
Adapun berikut ini adalah rumusan masalah pada makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip hukum apa sajakah yang harus dipatuhi dalam suatu kontrak konstruksi?
2. Aspek hukum apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam kontrak konstruksi?
C. Tujuan
Adapun berikut ini adalah beberapa tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip – prinsip hukum yang harus dipatuhi dalam suatu kontrak
konstruksi
2. Mengetahui aspek hukum apa saja yang perlu di perhatikan dalam kontrak konstruksi
A. Umum
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.
Hukum adalah peraturan atau ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan
Sifat dari tujuan hukum ini universal dimana terdapat hal seperti ketertiban, ketentraman,
a. Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat. Peraturan berisikan
perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Hal ini
dimaksudkan untuk mengatur perilaku manusia agar tidak bersinggungan dan merugikan
kepentingan umum.
b. Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang untuk itu. Peraturan
hukum tidak dibuat oleh setiap orang melainkan oleh lembaga atau badan yang memang
memiliki kewenangan untuk menetapkan suatu aturan yang bersifat mengikat bagi masyarakat
luas.
c. Penegakan aturan hukum bersifat memaksa. Peraturan hukum dibuat bukan untuk dilanggar
namun untuk dipatuhi. Untuk menegakkannya diatur pula mengenai aparat yang berwenang
untuk mengawasi dan menegakkannya sekalipun dengan tindakan yang represif. Meski
dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.
pelaksanaan dan pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal elektrikal,
dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapanya untuk mewujudkan suatu bangunan.
Hukum konstruksi yaitu suatu aturan yang mengatur tentang tata cara bagaimana
pelaksanaan dan pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal elektrikal,
dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapanya untuk mewujudkan suatu bangunan
yang apabila dilanggar atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan akan
dikenakan sanksi.
Jasa konstruksi yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan, jasa pelaksanaan
pekerjaan, dan jasa konsultasi pengawasaan pekerjaan konstruksi. Tujuan hukum konstruksi
b. Mewujudkan tertib penyelenggaraan konstruksi yang menjamin hak dan kewajiban antara
pengguna dan penyedia jasa. Serta meninggkatkan kepatuhan pada ketentuan peraturan
Aspek hukum adalah kumpulan berbagai aspek peraturan yang mengatur kehidupan
manusia dan mempunyai tingkatan hukum, dimana hukum tingkat diatas merupakan sumber
hukum bagi hukum pada tingkat dibawahnya. Adapun aspek hukum pembangunan sebagai
berikut:
Menyangkut sahnya suatu perjanjian yang berkaitan dengan kontrak pekerjaan jasa
konstruksi, yang memenuhi legalitas perusahaan, perizinan, sertifikasi dan harus merupakan
kelengkapan hukum para pihak dalam perjanjian. Ada beberapa aspek yang diatur dalam hukum
1. Hukum kontrak konstruksi merupakan hukum perikatan yang diatur dalam buku III KUH
perdata mulai dari pasal 1233 sampai dengan pasal 1864 KUH perdata.
2. Pada pasal 1233 KUH perdata disebutkan bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan dari perjanjian
3. Sahnya suatu perjanjian adalah suatu perjanjian yang memenuhi pasal 1320 KUH perdata,
4. Kontrak dalam jasa konstruksi harus memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif tersebut.
Ada beberapa aspek yang diatur dalam hukum ketenagakerjaan, yaitu sebagai berikut:
1. Penempatan
Aspek penempatan tenaga kerja adalah suatu pengaturan yang bersifat khusus (lex
specialis) yang meliputi beberapa bidang antara lain pengerahan tenaga kerja, antar kerja antar
negara, penempatan tenaga kerja indonesia di kapal asing untuk tujuan luar negeri, penempatan
2. Hubungan Industrial
Hubungan kerja, yaitu hubungan antara pekerja atau karyawan dan pengusaha. Perjanjian
yang menyatakan kesanggupan pekerja untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah
dan pengusaha memperkerjakan pekerja dengan membayar upah disebut perjanjian kerja.
perlindungan keselamatan kerja. Undang-undang No.3 Tahun 1992 yaitu undang-undang tentang
jaminan sosial tenaga kerja. Undang-undang keselamatan kerja No. 1 tahun 1970.
pendanaan atau pembiayaan adalah aturan hukum yang mengatur mengenai dana yang
dibutuhkan untuk membiayai suatu kegiatan usaha atau bisnis. Dana tersebut dapat bersumber
dari lembaga keuangan semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan dengan menarik dana
Ada beberapa aspek yang diatur dalam hukum ketenagakerjaan, yaitu sebagai berikut:
1. Undang-undang
3. Keputusan Menteri
b. Keuangan No. 1256/KMK.00/1989: Ketentuan & tata cara pelaksanaan lembaga pembiayaan
Leasing
e. Keuangan No. 448/KMK.017/2000: Perusahaan Pembiayaan
1. Peringatan tertulis
4. Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi dikenakan bagi pengguna jasa.
Menyangkut ada tidaknya sesuatu unsur pekerjaan yang “terkena” ranah pidana. Hukum
pidana merupakan perbuatan yang dilarang dalam UU ataupun UUD, diantarnya adalah pelaku
pelaku perbuatan korupsi, pelaku perbuatan penganiyaan dan pelaku perbuatan penipuan.
I. Aspek Hukum Pertanahan
1. Kepemilikan tanah
Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
c. Peraturan Menteri Agraria/ Kepala BPN yaitu No. 5/1998: Perubahan HGB untuk Rumah
tinggal
d. No. 9/1999: Tata Cara Pemberian & Pembatalan Hak atas tanah & hak pengelolaan
Hak guna usaha (HGU) adalah hak yang diberikan oleh negara kepada perusahaan
pertanian, perikanan atau peternakan untuk melakukan kegiatan usahanya di Indonesia. Hak
guna bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas
a. UU Pokok Agraria
No. 24/1997 Pendaftaran tanah, No. 36/1998 Penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
3. Hak pakai
Adalah hak untuk menggunakan dan/ atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung
interaksi antara komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotic. Lingkungan sendiri dibedakan
1. Lingkungan fisik (physical environment) yaitu segala sesuatu disekitar makhluk hidup yang
berbentuk benda mati seperti rumah, kendaraan, udara, air dan lain sebagainya. Beberapa
Undang-undang
Peraturan Pemerintah
Keputusan Menteri
2. Lingkungan biologis (biological environment) yaitu segala sesuatu yang berada disekitar
manusia yang berupa organisme hidup selain dari manusianya itu sendiri, misalnya hewan dan
Undang-undang
Peraturan Pemerintah
3. Lingkungan sosial (social environment) yaitu manusia-manusia lain yang ada disekitarnya,
seperti tetangga, teman-teman dan juga orang lain disekitarnya yang belum kenal. Beberapa
Undang-undang
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden No. 74/2001: Tata cara pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah
Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari Analisis Mengenai Dampak
d. Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting.
e. Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan Dengan Baku Mutu
Lingkungan (BML)
A. Kesimpulan
a. Suatu dokumen kontrak harus ditangani secara benar dan berhati-hati karena didalamnya
terdapat aspek hukum yang akan mempengaruhi baik atau buruknya pelaksanaan kontrak.
b. Hukum mengatur tingkah laku manusia termasuk dalam dunia jasa konstruksi, hukum harus
B. Saran
Mata kuliah aspek hukum dalam pembangunan sangat membantu dalam mengenal dunia
institusi, Lembaga maupun proyek guna memperdalam pengetahuan dan siap bila nantinya terjun
DAFTAR PUSTAKA
http://indraadnan92.blogspot.com/2011/08/aspek-hukum-dalam-konstruksi.html?m=1, [Diakses
Gedung, Transportasi, dan Keairan. Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari.